Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
1.Febiyanti Mafitasari
2.Imroatul Fauziah
3.Nining Kartiningrum
4.Nur Afni Fitria.A.
PURWOREJO
Website:www.akbid-purworejo.ac.id. E-mail:akbid_purworejo@yahoo.com
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
( ) ( )
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
yang allahmdulillah tepat waktunya yang berjudul “KETUBAN PECAH DINI”.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan umum
Untuk mendeskripsikan asuhan kebidanan pada pasien KPD, mengetahui
penyebab dan tanda-tanda serta gejala KPD
2. Tujuan khusus
a.Mendefinisikan dan menjelaskan terjadinya ketuban pecah dini
b.Mengidentifikasi pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis
c.Mendiskusikan penanganan tepat dan cepat pada ketuban pecah dini dan
komplikasinya.
1.4 Manfaat
LANDASAN TEORI
2.2 ETIOLOGI
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran
atau meningkatnya tekanan intrauterin. Berkurangnya kekuatan membran
disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain
itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya
adalah sebagai berikut :
1.Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot
leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar.
2.Peninggian tekanan intra uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a.Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
b.Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada
kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan
adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya
berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil
sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan
selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)
a.Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan
makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan
menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput
ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan
membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah.
(Winkjosastro, 2006)
b.Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus
dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis
adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur.
Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami
distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
3.Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4.Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP
(sepalopelvic disproporsi).
5.Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran
organisme vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah
pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6.Penyakit InfeksiAdalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah
mikroorganisme
yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi
menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7.Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik
8.Riwayat KPD sebelumya
9.Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10.Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu
2.3 TANDA GAN GEJALA
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda
duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal”
atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang
banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda
infeksi yang terjadi.
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia
kehamilan dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur,
hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden sectio
secarea, atau gagalnya persalinan normal.
- Persalinan prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam
24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
- Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu terjadi
korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya
terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini prematur,
infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada
ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
- Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban mterjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat
hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat
janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
- Sindrom deformitas janin
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan komposisi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonas. (sarwono prawirohardjo, 2008)
2.7 PENANGANAN
1. Konservatif
Rawat di rumah sakit
Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, curigai adanya
kemungkinan solusioplasenta. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam dan cairan
vagina berbau), berikanantibiotika sama halnya jika terjadi amnionitosis
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan< 37 minggu:
Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3x perhari
selama 7 hari.
Jika usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beri dexametason,
dosisnya IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 x, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak
ada infeksi maka berikan tokolitik ,dexametason, dan induksi setelah 24 jam
2. Aktif
Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin. Bila gagal Seksio
Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram
intravaginal tiap 6 jam max 4 x. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis
tinggi dan persalinan diakhiri.Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini
adalah sebagai berikut :
a.Pertimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktuapakah
6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.
b.Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan
pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil
pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban
Penatalaksanaan lanjutan :
a. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului
kondisi ibu yang menggigil.
b. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan
adalah tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal.
Pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin elektronik secara kontinu
dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda gawat janin akibat
kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat mengindikasikan
infeksiuteri.
c. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu.
d. Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan,
perhatikan juga hal-hal berikut:
a.Apakah dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa.
b.Bau rabas atau cairan di sarung tangan
c.Warna rabas atau cairan di sarung tangan
d.Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh
gambaran jelas dari setiap infeksi yang timbul. Seringkali terjadi peningkatan
suhu tubuh akibat dehidrasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.DATA SUBYEKTIF
1.Identitas
Alamat :Kaliraang
2.Alasan Datang
Ibu Mengatakan Rujukan dari Puskesmas dan datang dari IGD dengan
Diagnosa KPD.
3.Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan Air Ketuban pada tanggal 14 juli 2014 jam
07.30 WIB dan belum merasakan adanya tanda- tanda persalinan.
4.Riwayat Menstruasai
b.Lama :7 Hari
e.Keluhan :
TM II :tidak ada
g. ANC :Teratur
TM I :Frekuensi 2x
TM II :Frekuensi 3x
TM III :Frekuensi 3x
h.Imunisasi TT :
TT 1 : Capeng
TT 2 : 6 november 2013
TT 3 :8 Desember 2013
i.Kekhawatiran Khusus :
7.Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami tidak pernah atau
sedang menderita penyakit menular seperti( Hepatitis dan TBC),menurun
(DM,Asma),Menahun (Hipertensi,Jantung ).
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
mempunyai riwayat kembar.
a.Riwayat Pernikahan
Perkawinan Ke :1
Ibu mengatakan ibu dan keluarga sangat senang dengan kehamilan ini
dan sangat di tunggu kehamilan ini oleh keluarga.
c.Riwayat KB
e.Adat Istiadat
f.Lingkungan
g.Pengetahuan Ibu
1.Pemeriksaan Umum
b.Kesadaran :Composmetis
g.TB :158 cm
h.Lila :24 cm
i.Status Present :
2.Pemeriksaan Obstetri
a.Inspeksi
Genetalia :Bersih
b. Palpasi
f.Pemeriksaan Dalam
- V/U/V :Tenang
- Porsio :Tebal
III .ASSESMENT
1.Diagnosa Kebidanan
DS:- Ibu mengatakan bernama Ny.S umur 22 tahun hamil pertama kali.
- Ibu mengatakan haid pertama mens terakhir pada tanggal 8 Oktober 2013
- Ibu mengatakan sudah mengeluarkan cairan (air ketuban) dari lubang jalan
lahir tetapi belum merasakan tanda- tanda persalinan.
2.Masalah :
Ibu mengatakan merasa cemas karena ketuban sudah pecah dan belum ada
tanda – tanda persalinan.
3.Diagnosa Potensial: Infeksi
4.Identifikasi tindakan kebutuhan segera: Kolaborasi dengan dokter.
IV.PLANNING
Hari/Tanggal: Selasa 15 Juli 2014 Jam : 17.30 WIB
1.Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2.Beritahu ibu KIE Ketuban Pecah Dini
3.Observasi DJJ dan beri terapi obat sesuai terapi dokter.
4.Berikan dukungan psikologis
5.Anjurkan Ibu tidur Miring Kiri
6.Pendokumentasian
V.IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal :Selasa ,15 Juli 2014 Jam :18.30 WIB
1.Memeritahu ibu hasil pemeriksaan.
TTV : - TD : 110/80 mmHg - RR :24 x/menit
-N : 88 x/menit -S :36℃
DJJ : 146 x/menit
2.Memberitahu Ibu KIE ketuban pecah dini yaitu Kebutuhan yang pecah sebelum
adanya tanda- tanda persalinan.
KPD dapat menyebabkan,Infeksi,Prolaps tali pusat dan Syndrom distress.
Maka dari itu janin perlu pengawasan yang seksama dan harus dilahirkan segera
agar janin tidak mengalami streess dan kematian.
3.Mengobservasi DJJ
Jam :
VI.EVALUASI
Hari / Tanggal :Selasa,15 Juli 2014
1.Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2.Ibu sudah mengetahui KIE ketuban pecah dini.
3.DJJ sudah di observasi dan sudah di beri terapi obat.
4.Sudah di beri dukungan psikologis.
5.Ibu sudah tidur miring kiri.
6.Sudah dilakukan Pendokumentasian.
CATATAN PERKEMBANGAN
Kesenjangan Teori
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
Di harapkan dalam masa kehamilan di utamakan untuk memeriksakan
kehamilannya apabila ada sesuatu yang tidak wajar dalam kehamilan mendekati
persalinan, di anjurkan untuk segera USG untuk mengetahui keadaan janinya.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal,2002.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Bekerjasama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi – POGI