Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
T DENGAN
MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI DUSUN CAWAN
ARGODADI SEDAYU II BANTUL
Disusun Oleh :
DENY WINANDAR
170300513
Telah disahkan dan disetujui, pembuatan “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S dengan Masalah
Kesehatan Hipertensi”, sebagai bukti untuk pemenuhan tugas praktik Profesi Ners Stase
Keperawatan Keluarga dan Komunitas, kegiatan yang diwajibkan untuk mahasiswa/i yang menjalani
Profesi Ners di Dusun Cawan, Argodadi, Sedayu II, Bantul, Yogyakarta.
Mahasiswa
Mengetahui,
1. Pengertian
Hipertensi dikategorikan ringan jika tekanan diastoliknya berkisar 95-104 MmHg,
hipertensi sedang kalau tekanan diastoliknya diantara kisaran 105-114 MmHg,
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya berkisar 115 MmHg atau lebih dari itu.
Pembagian atau perkategorian ini berdasarkan dari peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Gunawan, 2003 ).
Hipertensi ialah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi merupakan sebuah kondisi di mana berlangsung gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2008 : 144)
Hipertensi atau darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg.
2. Etiologi/Penyebab
Menurut (Lany Gunawan, 2001) Hipertensi berdasarkan penyebabnya bisa dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) ialah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang biasanya disebabkan oleh
penyakit lain.
Hipertensi primer hampir terdapat pada lebih dari 90 persen penderita hipertensi,
sedangkan 10 persen sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Walaupun
hipertensi primer belum diketahui dengan tentu penyebabnya, data-data penelitian
sudah dapat menemukan sekian banyak faktor yang tidak jarang sekali menyebabkan
terjadinya sebuah penyakit hipertensi. Umumnya penyakit hipertensi tidak memiliki
penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi juga terjadi sebagai respon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Faktor yang sangat mempengaruhi proses terjadinya hipertensi:
a. Genetik
Respon nerologi yang terjadi pada stress atau disebabkan karena kelainan eksresi
atau disebabkan karena transport Na.
b. Obesitas: disebabkan karena terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkan atau menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
c. Stress dikarenakan atau disebabkan oleh lingkungan.
d. Karena hilangnya elastisitas pada jaringan serta arterisklerosis pada seseorang
yang lanjut usia serta terdapat pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia yaitu karena terjadinya proses
perubahan-perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kekuatan jantung dalam memompa darah yang menurun 1% setiap tahun setelah
biasanya berusia sekitar 20 tahun kekuatan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah faktor ini berjalan karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer buat oksigenasi
e. Disebabkan karena meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Walaupun hipertensi primer belum diketahui apa yang menjadi menyebabkannya,
namun data-data penelitian sudah menemukan sekian banyak aspek yang sering
menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. Aspek tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik yang ditemukan terbukti bahwa seorang akan mempunyai
kemungkinan jauh lebih besar untukk memperoleh hipertensi apabila orang tuanya
merupakan penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi yaitu :
1) Umur (Apabila usia bertambah sehingga TD meningkat)
2) Jenis kelamin ( perempuan lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan
dengan laki-laki)
3) Ras ( ras kulit hitam ternyata lebih banyak terkena penyakit hipertensi dari
kulit putih
4) Adat hidup
Tradisi hidup atau gaya hidup saat ini ternyata yang sering menyebabkan
timbulnya hipertensi ialah:
a. Mengonsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gram)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress karena suatu masalah
d. Memiliki kebiasaan dalam Merokok
e. Memiliki kebiasaan suka mengkonsumsi minuman beralkohol
f. Minum obat-obatan ( seperti ephedrine, prednison, dan epineprin )
3. Patofisiologi
4. Tanda dan Gejala
Tanda serta gejala hipertensi dapat dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala yang begitu spesifik yang dapat dihubungkan dengan adanya
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh tenaga kesehatan
yang memeriksa tekanan darahnya. Ini menunjukan bahwa hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa atau ditentukan apabila tekanan arteri tidak diukur.
b. Gejala yang sering dikatakan bahwa gejala yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan, dalam kenyataannya ini adalah gejala yang berkaitan
kebanyakan pasien yang mencari bantuan medis.
Apabila hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, mampu timbul gejala
berikut:
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan jadi kabur yang terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
Terkadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma dikarenakan terjadi pembengkakan otak.Kondisi ini dinamakan ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan langsung.
5. Klasifikasi
Dengan cara klinis derajat hipertensi akan dikelompokkan sebagai berikut:
6. Penatalaksanaan
a. Olah raga lebih banyak dihubungkan bersama pengobatan hipertensi, sebab
olahraga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobic) yang rutin dapat
memperlancar peredaran darah maka dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga
dapat juga digunakan untuk mengurangi atau mencegah obesitas dan mengurangi
asupan garam kedalam badan (badan yang berkeringat akan mengeluarkan garam
melalui kulit). Pengobatan hipertensi dengan cara garis besar dibagi jadi 2 tipe
adalah
1) Pengobatan non obat (non farmakologis)
2) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
b. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis terkadang dapat mengontrol tekanan darah oleh
karena itu, pengobatan farmakologis menjadi tidak digunakan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada kondisi dimana obat anti hipertensi
diperlukan, pengobatan non farmakologis akan dimanfaatkan sebagai pelengkap
untuk mendapati efek pengobatan yang tambah baik.
c. Pengobatan non farmakologis diantaranya yakni:
1) Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2) Mengurangi asupan garam
3) Ciptakan kondisi rileks
Bermacam-macam trick relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
sanggup mengontrol system saraf yg hasilnya mampu menurunkan tekanan
darah.
4) Melaksanakan olah raga seperti senam aerobik atau jalan serentak selama
30-45 menit jumlahnya 3-4 kali seminggu.
5) Berhenti merokok dan mengurangi mengonsumsi alcohol
7. Pengkajian
Dasar pengkajian pasien meliputi :
a. Aktivitas atau istirahat
Kelemahan, letih, napas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipnea, perubahan
irama jantung.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, ateroslerosis, penyakit serebvaskuler, kenaikan tekanan darah,
takikardi, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.
c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau marah kronik, gelisah, tangisan
yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna,
peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal.
e. Makanan atau cairan
Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterolk, mual dan
muntah, perubahan berat badan, obsesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola
atau isi bicara, proses pikir atau memori (ingatan), respon motorik (penurunan
kekuatan gangguan tangan), perubahan retinal optik.
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai atau klaudikasi, sakit kepala, nyeri
abdomen.
h. Pernafasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksisimal, riwayat merokok,
batuk dengan atamu tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot
aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan, cianosis.
8. Diagnosa yang Mungkin Muncul
a. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Nyeri (sakit kepala) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
9. Rencana Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
PENJAJAKAN I
Penjajakan I
Pengkajian keluarga tanggal (11 Juni 2017 Pukul 15.00 WIB)
A. Data Umum :
1. BIODATA
Nama KK : Ny. S
Umur : 80 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Polaman RT 16, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten
Bantul, Yogyakarta
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
: Perempuan (Meninggal)
: Garis Pernikahan
3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.S merupakan tipe keluarga the single adult living alone/ single-adult
family yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan seperti ditinggal mati.
4. Latar belakang budaya
Keseluruhan anggota keluarga Ny. S adalah suku jawa-Indonesia, keluarga Ny. S
tinggal di lingkungan orang jawa, kegiatan sehari - hari seperti sosial, keagaamaan,
rekreasi dan pendidikan didasarkan pada budaya yang ada di masyarakat, bahasa yang di
gunakan sehari-hari yaitu bahasa jawa.
5. Identifikasi religious
Seluruh anggota Ny. S adalah beragama islam, Ny. S sering sholat berjamaah dimasjid
dan mengikuti pengajian.
6. Status ekonomi dan social
Ny. S mengatakan pendapatan tiap bulan tidak menentu dengan jumlah pengeluaran
setiap bulannya juga tidak menentu. Ny. S mengatakan sering mengikuti kegiatan
arisan PKK RT 16.
7. Aktifitas rekreasi
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan beternak atau berkebun
serta mengikuti kegiatan di desa
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati Ny. S adalah milik sendiri. Rumah yang sekarang ditempati
bertipe permanen dan terdapat pekarangan rumah di depan dan di samping rumah.
Penataan rumah tampak bersih dan terdapat jendela, pencahayaan kurang. Penataan
perabot rumah tangga rapi. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur yang
digunakan untuk mandi, minum dan mencuci. Karakteristik air tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Hubungan antar tetangga Ny. S baik, Keluarga Ny. S berada di lingkungan yang jarak
rumah yang satu dengan yang lainnya cukup dekat.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Ny. S selama ini sebagai penduduk asli Dusun Polaman dan tidak pernah
pindah rumah.
4. Hubungan keluarga dengan fasilitas kesehatan dalam komunitas
Keluarga Ny. S menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas apabila sakit.
Pelayanan kesehatan digunakan hanya ketika klien mulai tidak enak badan dan
cengeng, serta Ny. S rutin meminum obat ketika tekanan darah naik.
5. Sarana pendukung keluarga
Seluruh keluarga mendukung dan saling membantu dalam hal ekonomi, klien sering
mendapatkan uang dari anak-anaknya yang sudah berumah tangga.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Bahasa komunikasi yang digunakan klien dan keluarga adalah bahasa jawa Struktur
kekuasaan
2. Struktur kekuasaan keluarga
Kekuasaan keluarga dipegang oleh Tn. S
3. Struktur peran
Ny. T mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga
4. Struktur nilai–nilai keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
Demikian pula dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa ke Puskesmas atau Petugas kesehatan
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung
dibawa ke Puskesmas atau petugas kesehatan
2. Fungsi Sosialisasi
Ny. T selalu mengikuti kegiatan di Dusun Cawan. Kegiatan sehari-hari di rumah yaitu
berkebun dan memelihara ternak.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
a. Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga
Ny. T jika sakit biasa pergi ke puskesmas.
b. Konsep dan pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
Keluarga mampu mengidentifikasikan tanda dan gejala anggota keluarga yang
sakit dan penyebab penyakitnya.
c. Praktik diet keluarga
Ny. T makan 3 kali sehari. Masak sendiri dengan lauk dan sayur seadanya.
d. Kebiasaan tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur Ny. T cukup baik, tidur siang dan malam hari.
e. Latihan dan rekreasi
Ny.T jarang melakukan rekreasi. Hanya saja hiburan yang dia dapat hanyalah
mendengarkan radio
f. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
Orang yang berperan dalam membuat keputusan dalam hal kesehatan keluarga
yaitu Ny. T
g. Praktik lingkungan
Lingkungan rumah Ny. T kurang bersih dan tidak terpapar polusi udara dan air
h. Cara-cara pencegahan penyakit
Keluarga sering memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila ada
keluhan sakit
i. Pelayanan perawatan keluarga yang diterima dan dimanfaatkan oleh keluarga:
Tanaman TOGA, yaitu jahe direbus dan dicampur gula jawa
j. Sumber pembiayaan
Pembiayaan kesehatan keluarga Tn. S menggunakan kartu BPJS.
k. Fasilitas transportasi keluarga dalam perawatan kesehatan
Jarak fasilitas kesehatan dari rumah sekitar 2 km. Apabila ingin ke fasilitas
kesehatan diantar oleh anaknya tinggal tidak jauh dari rumahnya.
4. Fungsi Reproduksi
Ny. T sudah menikah dan mempunyai 2 anak
5. Fungsi Ekonomi
Ny. T hanya dirumah. Hasil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diperoleh dari
hasil berkebun, beternak dan juga dari anaknya.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek ( < 6 bulan ) yang dirasakan keluarga
Ny. T mengatakan sering mengeluh pusing
2. Stresor jangka panjang ( > 6 bulan ) yang saat ini terjadi pada keluarga
Ny. T khawatir tensinya bertambah tinggi
3. Cara keluarga dalam menghadapai stresor
Keluarga selalu memeriksakan ke Puskesmas atau petugas kesehatan apabila sakit
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stresor tersebut
Ny.T dan anaknya bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
5. Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah-masalah
mereka sekarang.
Tidak, Ny T dan keluarga bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat jika
masih belum sembuh membeli obat atau pergi untuk berobat.
G. Harapan Keluarga
Ny. T berharap agar sakitnya tidak sering kambuh, dan tidak banyak merepotkan
anaknya.
H. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Hasil (Ny. S)
Dada Simetris, tidak terdapat benjolan, tdk ada lesi, suara paru
vesikuler, iktus cordis tidak teraba.
Abdomen Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, perilstaltik 10x/mnt
ANALISA DATA
19
Diagnosa keperawatan yang muncul:
1. Kurang pengetahuan tentang perawatan hipertensi pada Ny. S b.d kurang pajanan
informasi dari tenaga kesehatan
20
1. Kurang pengetahuan tentang perawatan hipertensi pada Tn.T b.d kurang paparan informasi dari tenaga kesehatan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
Sifat masalah 3/3x1 1 Masalah adalah keadaan yang sudah terjadi dan perlu
1. Aktual (3) pembenahan segera dengan pemberian promkes
2. Resiko tinggi (2)
3. Potensial (1)
Kemungkinan masalah dapat diubah 1/2x2 1 Sumber yang ada dan tindakan untuk memecahkan
1. Tinggi (2) masalah dapat dijangkau oleh keluarga
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
Potensi untuk mencegah masalah 2/3x1 2/3 Masalah dapat dicegah untuk tidak memperburuk
1. Mudah (3) keadaan dengan Ny. T mencari informasi
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
Menonjolnya masalah 2/3x1 2/3 Keluarga tidak menyadari tentang adanya masalah
1. Masalah dirasakan dan perlu penanganan segera (2) dapat dibenahi dengan memberikan informasi tentang
2. Masalah dirasakan, tidak perlu penanganan segera (1) apa yang terjadi
3. Masalah tidak dirasakan (0)
Total skor 6
21
Rencana asuhan perawatan keluarga
No. Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan Sasaran Tujuan Keperawatan Tindakan Keperawatan
1 Hipertensi Ketidakmampuan Setelah tindakan Setelah tindakan perawatan 1) Bina hubungan saling percaya
keluarga mengenal perawatan, keluarga diberikan, keluarga dapat (BHSP) dengan keluarga.
masalah kesehatan dapat mengenal mengetahui dan mengerti 2) Lakukan pemeriksaan tekanan
karena: tentang penyakit tujuan tentang penyakit darah.
hipertensi yang hipertensi: 3) Beri edukasi atau penyuluhan
a. Kurangnya paparan dialami melakukan kesehatan yang cukup tentang
informasi terkait upaya 1. Dapat menjelaskan penyakit hipertensi, upaya
masalah kesehatan pencegahannya. apakah hipertensi pencegahan penyakit
yang dihadapi tersebut hipertensi.
b. Tidak ada 2. Dapat melaksanakan 4) Anjurkan kepada keluarga
pengetahuan upaya pencegahan untuk selalu tetap kontrol di
mengenai cara penyakit hipertensi puskesmas atau pelayanan
pencegahan penyakit kesehatan yang ada.
hipertensi. 5) Ajarkan pengelolaan bahan
makan/minuman untuk
menurunkan tekanan darah
22
Dokumentasi Keperawatan
23
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jl. Ringroad Barat Daya No.1, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tlp. (0274)434 2288, 434 2277.Fax.(0274)4342269. Web: www.almaata.ac.id
I. LATAR BELAKANG
Menurut yogiantoro (2006), hipertensi dapat menimbulkan kerusakan arteri di
dalam tubuh sampai organ-organ yang mendapatkan suplai darah dariny seperti
jantung, otak dan ginjal. Penyakit yang sering timbul akibat hipertensi adalh stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Hipertensi juga
satu di dunia. Oleh karena itu hipertensi ini berdampak negatif pada organ-organ
24
II. TUJUAN
A. Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, keluarga mampu memahami
tentang penyakit degeneratif, salah satunya adalah Hipertensi
B. Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
1. PengertianHipertensi
2. Diit Hipertensi
III. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
IV. MEDIA
a. Leaflet
V. MATERI
Materi (terlampir) :
25
VI. KEGIATAN PENYULUHAN
VII. PENGORGANISASIAN
Tidak ada pengorganisasian, semua kegiatan dilaksanakan sendiri mulai dari
Koordinator, Presentator, Notulen, Fasilitator, Observer, Timer, Moderator dan
Dokumentasi
26
B. Pelaksanaan penyuluhan:
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 15.00 WIB
2. Pada sesi Tanya jawab muncul pertanyaan meliputi
3. Kegiatan penyuluhan selesai pada pukul 15.30 WIB
4. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
lancar, peserta mengikuti kegiatan dengan cukup baik
IX. REFERENSI
Herdman H.T. 2011.Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014.
EGC, Jakarta.
Mansjoer, A., Dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Aesculapius,
Jakarta.
27
DIIT HIPERTENSI
29
Bagaimana mengatur diit?
1. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega
sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah
tertentu.
2. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50
gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
3. Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.
4. Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
5. Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
6. Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca cola,
limun, permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.
7. Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.
Bagaimana sebaiknya cara memasak?
1. Cara memasak daging pilih daging yang halus dan keluakan bagian yang
berlemak
2. Cara memasak yang baik adalah:
merebus,mengkukus,menumis, memanggang atau membakar. Sebagian dari
sayuran sebaiknya makan mentah atau sebagai lalapan.
30