Vous êtes sur la page 1sur 7

JURNAL POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) 1-5 1

INTEGRASI SEISMIK INVERSI AKUSTIK IMPEDANCE


(AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI) UNTUK
KARAKTERISASI RESERVOIR, STUDI KASUS:
LAPANGAN MUON
Intan Andriani Putri, Bagus Jaya Santosa
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: bjs@physics..its.ac.id

Abstrak— Penelitian ini memaparkan aplikasi metoda inversi maupun fluida pengisi dapat diketahui melalui karakterisasi
Acoustic Impedance (AI) dan Elastic Impedance (EI) pada data reservoir.
seismik 3D di lapangan Muon , formasi Air Benakat sub-basin Suatu metode diperlukan untuk mendapatkan parameter
Jambi. Data sumur yang digunakan sebanyak dua belas sumur
yang terdiri dari enam sumur vertikal dan enam sumur miring.
fisis batuan yang dipengaruhi oleh fluida dan litologi dalam
Inversi AI dilakukan untuk mengetahui persebaran lapisan karakterisasi reservoir. Metode yang dapat digunakan adalah
poros. Inversi EI yang memasukan komponen Vs dan sudut metode seismik inversi. Russell (1988) mendefinisikan metode
digunakan mendeteksi keberadaan hidrokarbon. Inversi AI dan seismik inversi sebagai suatu teknik untuk membuat model
EI dilakukan dengan metode Model Based Hard Constrain. Hasil bawah permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai
crossplot antara log AI dan Vclay menunjukan zona target input dan data sumur sebagai kontrol.
memiliki nilai AI lebih tinggi dari shale yang diakibatkan
tingginya sementasi. Dari kelima zona target, hanya tiga zona
Integrasi keduanya akan memberikan hasil yang efektif dan
yang dapat dipisahkan berdasarkan nilai AI (TG_1; TG_2; dan efisien dalam karakterisasi reservoir. Data seismik melihat
TG_3). Masing-masing zona memiliki cutoff AI yang berbeda. objek bawah permukaan dalam bentuk bidang batas antar
Lapisan TG_4 dan TG_5 tidak dapat dipisahkan karena lapisan batuan sedangkan hasil inversi melihat objek bawah
memiliki nilai AI yang overlap dengan lapisan shale. Selain permukaan tersebut sebagai lapisan itu sendiri sehingga
crossplot antara log AI dan Vclay, dilakukan juga crossplot antara memudahkan perhitungan parameter fisis lainnya seperti
log AI dan density-porosity untuk mendapatkan persamaan
linearnya. Persamaan linier antara log Density-Porosity dengan
porositas, ketebalan, dan persebaran reservoir. Apabila
AI digunakan untuk memprediksi volume porositas dari volume korelasi antara hasil inversi dengan data sumur cukup baik,
AI hasil inversi. Karena ketiga zona target memiliki nilai cutoff maka hasil inversi dapat digunakan untuk memetakan
AI yang berbeda, crossplotpun dilakukan untuk masing-masing parameter data sumur tersebut pada seluruh volume seismik
zona. Persamaan empiris Castagna digunakan untuk estimasi sehingga zona prospek hidrokarbon dapat diprediksi.
kecepatan gelombang-S (Vs). Karena persamaan tersebut hanya Berdasarkan data seismik yang digunakan, metode seismik
valid dalam keadaan tersaturasi air 100%, maka dilakukan FRM
menggunakan persamaan Biot-Gassmann untuk mendapatkan
inversi terbagi menjadi dua yaitu pre-stack dan post-stack
Vs dalam kodisi sebenarnya. Berdasarkan analisa trend dimana masing-masing metode memiliki kelebihan tersendiri.
amplitude ditentukan rentang sudut nilai EI near dan far sebesar Seismik inversi post-stack yang biasa dilakukan dalam
00-140 dan 120-220. EI far akan mengalami penurunan yang lebih karakterisasi reservoir adalah Inversi Impedansi Akustik.
drastis dari EI near dengan keberadaan hidrokarbon, sehingga Metode ini dapat mendiskriminasi lapisan poros. Salah satu
crossplot EI near dan far memberikan indikasi keberadaan metode seismik inversi pre-stack adalah inversi impedansi
hidrokarbon. Analisa terintegrasi hasil inversi AI dan EI
menunjukan beberapa zona prospektif yang poros dan
elastik. Connoly memperkenalkan metode ini dimana metode
menunjukan adanya hidrokarbon pada lapangan Moun. tersebut menggunakan input data seismik non-zero offset
dengan cara melakukan partial stack (near dan far) data
Kata Kunci—Inversi AI, inversi EI, zona poros, hidrokarbon seismik pada sudut tertentu. Persamaan inversi impedansi
elastik memasukkan komponen Vs. Metode ini dapat
mendiskriminasi kandungan fluida. Integrasi metode seismik
I. PENDAHULUAN
inversi pre-stack dan post-stack dalam penelitian ini

P encarian daerah prospek baru merupakan hal yang penting


dalam pengembangan lapangan untuk keberlanjutan
produksi hidrokarbon. Dalam hal ini, proses karakterisasi
diharapkan mampu mendeteksi lapisan poros yang
mengandung fluida hidrokarbon dan memberi rekomendasi
pengembangan lapangan yang akan dilakukan.
reservoir dilakukan untuk mencari daerah prospek tersebut.
Karakterisasi reservoir adalah suatu proses untuk A. Geologi Regional
mendiskripsikan secara kualitatif dan atau kuantitatif karakter Lokasi penelitian terletak di Provinsi Jambi, yang termasuk
reservoir dengan menggunakan data yang ada (Sukmono, cekungan Sumatra Selatan. Cekungan Sumatra Selatan
2002). Model reservoir secara lengkap baik litologi, porositas, termasuk tiga cekungan utama di pulau Sumatra bersama
JURNAL POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 2

dengan cekungan Sumatra Tengah, dan cekungan Sumatra 1985). Sebuah hubungan empiris antara kecepatan gelombang
Utara. Secara fisiografis, cekungan Sumatra Selatan P dan gelombang S diberikan:
merupakan cekungan tersier yang mempunyai arah Barat Laut
– Tenggara, yang dibatasi sesar Semangko dan Bukit Barisan 𝑉𝑉𝑉𝑉 = 1.16𝑉𝑉𝑉𝑉 + 1.36 (𝑘𝑘𝑘𝑘. 𝑠𝑠 −1 ) ............................... (3)
di sebelah Barat Daya, Paparan Sunda di sebelah Timur Laut, Parameter hubungan linier antara kecepatan gelombang-P
Tinggian Lampung di sebelah Tenggara yang memisahkan dan gelombang-S ini didapatkan dari data dunia
cekungan tersebut dengan cekungan Sunda, serta pegunungan
Tiga Puluh dan pegunungan Dua Belas yang memisahkan
E. Persamaan Biot-Gassmann
cekungan Sumatra Selatan dengan cekungan Sumatra Tengah.
Fungsi dasar dari persamaan Gassmann adalah untuk
mengganti fluida pada suatu lapisan target dengan fluida lain
yang telah diketahui parameter fisika batuannya. Persamaan
Gassmann berhubungan dengan modulus bulk dari batuan,
pori-pori, frame dan properti fluida yang terkandung di
dalamnya. Persamaan Biot-Gassmann adalah sebagai berikut:
3
𝐾𝐾𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠+4𝜇𝜇𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
𝑉𝑉𝑃𝑃 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 = � 𝜌𝜌𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
.................................................... (4)
𝜇𝜇
𝑉𝑉𝑆𝑆 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 = �𝜌𝜌𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 ............................................................. (5)
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
Gambar 1.1 Lokasi penelitian dengan
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 2
�1− �
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 + ∅ 1−∅ 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 ................................... (6)
+ +
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾𝐾𝐾 𝐾𝐾𝐾𝐾 2

dimana Ksat adalah modulus bulk tersaturasi, Kdry adalah


modulus bulk dari frame batuan, Km adalah modulus bulk
mineral dari matriks batuan, Kfl adalah modulus bulk dari
fluida pori dan ∅ adalah porositas
Gambar 1.2. Formasi Air Benakat yang menjadi target
penelitian.
II. METODE
B. Inversi Acoustic Impedance (AI)
A. Data dan Alat yang Digunakan
Impedansi akustik (IA) merupakan hasil kali antara densitas
(ρ) dan kecepatan (V). IA dapat digunakan sebagai indikator Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
lithologi, porositas, juga hidrokarbon, karena IA dipengaruhi seismik 3D post stack dan CRP gather. Data sumur yang
oleh lithologi, porositas, kandungan fluida, ke dalaman, digunakan sejumlah dua belas sumur terdiri dari enam sumur
tekanan, dan temperatur. Secara matematis persamaan IA miring. Data reservoir, Gas-Oil Ratio (GOR) dan mudlog
dapat dituliskan: digunakan untuk estimasi Vs. Software khusus yang
digunakan adalah Hampson-Russell (HRS).
IA = ρV .............................................................................. (1) B. Inversi AI
• Cutoff AI zona target dicari dengan melakukan
C. Inversi Elastic Impedance (EI) crossplot antara log AI dan Vclay.
Connoly (1999) mengajukan suatu persamaan EI yang • Impedansi akustin (AI) diperoleh dari hasil perkalian
densitas dan kecepatan
didasari atas analogi antara persamaan AI untuk sudut sama
• Seismogram sintetik diperoleh dari konvolusi antara
dengan nol juga dapat berlaku pada EI untuk sudut yang tidak
impedansi akustik dengan wavelet yang diekstrak
sama dengan nol. Dari analogi tersebut dan dengan
dari data seismik
menggunakan persamaan ABC 3 term didapatkan persamaan:
• Seismic well tie dilakukan dengan melakukan shift
dan squeeze sehingga diperleh korelasi maksimal
(1+ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 2 𝜃𝜃) (−8𝐾𝐾 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 2 𝜃𝜃) 2 𝜃𝜃 )
𝐸𝐸𝐸𝐸(𝜃𝜃) = 𝑉𝑉𝑝𝑝 𝑉𝑉𝑆𝑆 𝜌𝜌(1−4𝐾𝐾 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 ........... (2) antara seismogram sintetik dan seismik real.
𝑉𝑉𝑆𝑆2 • Dibuat model awal berdasarkan data log sedemikian
dimana 𝐾𝐾 = .
𝑉𝑉𝑝𝑝2 hingga komponen frekuensi rendah yang hilang dari
data seismik dapat digantikan oleh model
• Inversi dilakukan dengan metode model-based hard
D. Persamaan Castagna constrain yang mengijinkan perubahan sebesar 20%.
Metode yang sering digunakan dalam prediksi kecepatan • Dibuat garis regresi linier antara log AI dan porositas
gelombang-S, didefinisikan oleh Castagna (Castagna et al., sehingga diperoleh persamaan regresi linear.
JURNAL POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 3

C. Inversi EI gambar 1 (a) dan (b). Error dari kedua trace diperlihatkan pada
• Dibuat super gather dari CRP gather untuk gambar 3 (c).
menghilangkan noise yang masih terdapat pada CRP Gambar 2 merupakan penampang lateral hasil inversi yang
gather melewati beberapa sumur dengan inserted log AI yang telah
• Angle gather dibuat dari super gather dan dianalisa difilter (0-0-60-75). Terlihat struktur patahan yang merupakan
trend amplitudenya sehingga diperoleh rentang nilai perangkap hidrokarbon pada lapangan ini. Pada gambar
near dan far angle tersebut dapat terlihat bahwa nilai AI hasil inversi sebagian
• Dilakukan stack untuk masing-masing rentang sudut. besar telah mengikuti data log sumur. Sehingga dapat
• Log Vs diestimasi menggunakan persamaan empiris dikatakan bahwa nilai AI hasil inversi telah mendekati kondisi
Castagna dan Fluid Replacement Modelling (FRM) sebenarnya.
Biot-Gassmann sehingga log EI untuk near dan far Dari nilai cutoff AI yang diperoleh berdasarkan crossplot,
offset dapat dihitung. sand pada lapisan TG_1 yang memiliki nilai AI di atas 6750
• Model dibuat secara terpisah untuk near dan far (gr/cc)*(m/s), diwakili oleh warna kuning ke atas. Lapisan
namun tidak dilakukan lagi proses well tie karena TG_1 dan TG_2 dipisahkan oleh sebuah patahan yang terlihat
telah dilakukan dalam proses inversi AI. Wavelet di sebelah kanan penampang AI atau tenggara pada basemap.
yang digunakan sama dengan wavelet dalam proses Lapisan sand TG_2 sendiri diwakili oleh warna merah tua ke
inversi AI. atas dalam skala warna. Untuk lapisan TG_3 yang hanya ada
• Dibuat model awal untuk EI near dan far pada blok B, diwakili oleh warna biru muda ke atas dalam
• Dilakukan inversi model-based dengan parameter skala warna.
sama dengan proses inversi AI Sama halnya dengan inversi AI, penampang lateral hasil
• Dilakukan crosslpot hasil inversi EI near dan EI far inversi yang melewati beberapa sumur ditampilkan dengan
untuk mengetahui zona yang mengindikasikan inserted log EI near (gambar 3) dan far (gambar 4) yang telah
kandungan hidrokarbon difilter (0-0-60-75). Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa
nilai EI hasil inversi sebagian besar telah mengikuti data log
III. HASIL DAN PEMBAHASAN sumur. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai AI hasil inversi
Dari hasil uji sensitifitas, dapat diketahui bahwa lapisan telah mendekati kondisi sebenarnya. Rentang ilai EI near
yang dapat dibedakan antara sand dan shale adalah lapisan cenderung besar dan hampir mendekati nilai AI, rentang
TG_1, TG_2, dan TG_3. Sedangkan untuk lapisan TG_4 dan sedangkan nilai EI far lebih kecil.
TG_5, nilai AI dari sand dan shale tidak dapat dipisahkan Besarnya kecepatan gelombang-S (Vs) berpengaruh pada
(overlap) sehingga metode AI kurang sosok untuk nilai EI. dalam penelitian ini, Vs diperoleh dari hasil prediksi
menentukan persebaran lapisan sand TG_4. Lapisan sand secara empiris menggunakan persamaan Castagna. Persamaan
pada lapangan ini memiliki nilai AI yang lebih tinggi daripada empiris Castagna mengasumsikan lapisan merupakan clean
shale di atas dan di bawahnya meskipun cutoff AI tiap lapisan sand. Sedangkan berdasarkan data mudlog, zona target
berbeda. Secara geologi, hal ini diakibatkan oleh sementasi tersisipi kandungan batuan lain seperti dolomit, silt, shale,
lapisan sand yang sangat tinggi sehingga menyebabkan bahkan coal. Gambar 1.3 merupakan contoh data mudlog
lapisan sand lebih padat. yang menunjukan batuan penyusun salah satu zona target dari
Pada penampang seismik, lapisan TG_1 dan TG_2 sebenarnya sumur NRT-11 dan NRT-16. Hal ini memungkinkan
merupakan suatu reflektor yang sama, namun berdasarkan terjadinya error dalam estimasi Vs. Namun seberapa besar
hasil analisa data log, lapisan tersebut memiliki cutoff nilai AI perkiraan error yang dihasilkan tidak dapat secara pasti
yang berbeda pada blok A dan B. Hal ini diakibatkan dihitung karena tidak satupun sumur yang memiliki data Vs
perbedaan kompaksi karena blok A dan blok B dipisahkan sebagai pembanding. Kemungkinan besar error dari estimasi
oleh suatu patahan. Vs ini menyebabkan error hasil inversi yang telah
Sama halnya dengan lapisan TG_3 dan TG_4. Pada diperlihatkan pada bagian analisa inversi karena log EI
penampang seismik, lapisan ini merupakan satu buah dipengaruhi nilai Vs.
reflektor. Namun dari analisa log, terdapat perbedaan karakter
sand yang terlihat pada log gamma ray. Perbedaan mineral ini
juga terlihat pada data mudlog. Berdasarkan analisa geologi,
kemungkinan lapisan TG_3 berupa sebuah channeling yang
hanya ada pada blok B, sedangkan lapisan TG_4 berada di
blok A.
Selain menghasilkan volume AI, proses inversi juga
menghasilkan trace seismik sintetik yang dapat dijadikan
sebagai Quality Control (QC) proses inversi. Jika proses
inversi sudah optimal, maka trace seismik sintetik akan
mendekati trace seismik real. Gambar 1 merupakan
penampang seismik yang melewati beberapa sumur di blok A Gambar 1.3. Cuplikan data mudlog sumur NRT-11 (a) dan
dan blok B. Trace seismik real dan sintetik ditunjukan oleh NRT-16 (b)
JURNAL POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 4

Horizon slice dibuat untuk mengetahui persebaran Bagian yang tidak menunjukan keberadaan hidrokarbon
horizontal pada penampang seismik baik itu AI, porositas ditandai dengan lingkaran abu-abu. Porositas zona prospektif
maupun EI. Dari hasil slice EI lapisan TG_1 seperti terlihat lapisan TG_2 berkisar 18-20%.
pada gambar 5, diketahui bahwa ada beberapa zona prospek Analisa lapisan TG_3 diberikan oleh gambar 7. Zona
hidrokarbon yang ditandai dengan warna kuning. Jika prospek berdasarkan nilai AI berada di bagian barat, tengah,
diperhatikan, dari semua sumur yang ada di blok A, hanya dan tenggara. Zona tersebut memiliki nilai AI yang relatif
sumur NRT-13 yang menunjukan keberadaan hidrokarbon rendah yaitu 7650-8300 (m/s)(gr/cc) dalam rentang AI sand
dengan sangat jelas. Sementara sumur lainnya tidak. Hal ini seperti terlihat pada gambar 7 (a). Daerah barat daya sampai
sesuai dengan kondisi di lapangan dimana sumur NRT-13 selatan merupakan zona shale dan sand dengan AI relatif
pada lapisan TG_1 terbukti mengandung hidrokarbon, tinggi yang berarti porositas rendah. Hal yang sama juga
sedangkan yang lainnya adalah air. Namun tidak dapat ditarik terlihat di daerah timur laut.
kesimpulan langsung dari hasil inversi EI bahwa sumur Dari slice porositas terlihat zona yang memiliki porositas
lainnya tidak mengandung hidrokarbon. Hal ini dikarenakan tinggi sekitar 15%-17% yang diwakili oleh warna biru. Zona
berdasarkan data mudlog, sumur-sumur tersebut tersebut kemudian dianalisa berdasarkan hasil inversi EI. Slice
mengindikasikan adanya hidrokarbon. Tidak munculnya EI menunjukan zona di sebelah tenggara tidak
indikasi hidrokarbon ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, mengindikasikan keberadaan hidrokarbon. Sehingga diketahui
diantaranya adalah error dari estimasi Vs seperti yang telah bahwa zona ideal untuk reservoir ada di sebelah barat-tengah
dijelaskan sebelumnya. Selain itu, dapat juga dikarenakan (lingkaran hitam gambar 7 (c)). Zona tersebut memiliki
kandungan hidrokarbon yang lebih kecil dari air. porositas 15%-17%.
Slice crossplot EI near dan far menunjukan beberapa zona
yang prospektif mengandung hidrokarbon seperti terlihat pada
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
gambar 5 (lingkaran hitam). Namun, jika dilihat dari hasil
slice inversi AI pada bagian yang sama, sebagian dari zona A. Kesimpulan
prospek di sebelah utara sumur NRT-13 ternyata berada pada Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
rentang AI shale yang tidak memungkinkan untuk menjadi 1. Metode Acoustic Impedance dapat memisahkan
reservoir. lapisan sand TG_1, TG_2, dan TG_3 pada lapangan
Sementara itu, zona di sebelah barat hingga tenggara sumur Muon formasi Air Benakat.
NRT-13 memiliki nilai AI dalam rentang sand. Namun, dalam 2. Lapisan Sand memiliki nilai AI yang lebih tinggi dari
rentang tersebut, hanya beberapa daerah yang memiliki nilai lapisan Shale dengan cutoff:
AI rendah relatif terhadap cutoffnya dan porositas tinggi. • M Blok A 6750 (m/s)(gr/cc)
Rentang AI zona tersebut adalah 6750-7100 (m/s)(gr/cc) • M Blok G 7300 (m/s)(gr/cc)
dengan porositas 19-20,9%. Hal ini terlihat pada gambar 5.8 • M2 Blok G 7650 (m/s)(gr/cc)
(b) dan (c), zona prospek berdasarkan slice EI (lingkaran 3. Terdapat beberapa zona penyebaran lapisan sand
putus-putus) dipersempit menjadi zona baru di dalamnya yang yang berpotensi mengandung fluida pada lapisan
memiliki porositas relatif tinggi (lingkaran hitam). Zona baru target, yaitu:
tersebut lebih cocok sebagai reservoir karena memiliki • TG_1
porositas yang lebih tinggi dari lainnya. Sebelah utara, barat, dan tenggara dengan nilai
Gambar 6 merupakan slice hasil inversi AI, porositas, dan AI 6750-7100 (m/s)(gr/cc) dan porositas 19-
EI dari lapisan TG_2. Selain di daerah sumur produksi, 20,9%.
terdapat beberapa zona prospek lainnya yang ditandai dengan • TG_2
garis hitam dalam gambar 6 dengan nilai AI 7300-7900 Sebelah barat daya – timur laut dengan nilai AI
(m/s)(gr/cc). Zona prospek berdasarkan hasil inversi AI berada 7300-7900 (m/s)(gr/cc) dan porositas 18-20%.
pada bagian barat daya hingga timur laut dari sumur produksi. • TG_3
Zona tersebut memiliki nilai AI yang relatif renda terhadap Sebelah barat dan tengah dengan nilai AI 7650-
8300 (m/s)(gr/cc) dan porositas 15-17%.
cutoffnya (gambar 6.(a)). Namun, didalam zona tersebut
terdapat sebagian kecil shale jika dilihat dari nilai AI. Daerah
shale dalam zona tersebut terlihat memiliki porositas yang B. Saran
tinggi pada gambar 6 (b). Namun, porositas pada zona shale • Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk memetakan
diabaikan karena dalam transformasi AI menjadi porositas, persebaran litologi dan fluida seperti EEI dan LMR
data shale tidak diikut sertakan. Porositas yang dihasilkan terutama pada zona TG_4 dan TG_5 yang belum
valid untuk zona sand berdasarkan nilai AI. terpisahkan oleh medote AI.
Zona di bagian tengah sebenarnya masih berada dalam • Perlu dilakukan prediksi porositas menggunakan
rentang AI sand. Namun nilai AI zona tersebut relatif tinggi Multi Atribut dan Neural Network.
sehingga menyebabkan porositasnya rendah (gambar 6 (b)). • Diperlukan data Vs real agar hasil inversi lebih akurat
Sand dengan porositas yang rendah kurang cocok untuk
reservoir. hasil inversi EI yang diperlihatkan oleh gambar 6 (c)
menunjukan adanya prospek hidrokarbon pada zona tersebut.
JURNAL POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 5

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada EMP TAC
Gelam atas terlaksananya penelitian ini, Pak Bagus dan Mas
Agi selaku pembimbing, serta rekan-rekan Laboratorium
Geofisika Fisika FMIPA ITS.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Aki A., and Richard P.G., 1980, Quantitative Seismology: Theory and
Methods, W.H.Freeman & Company.
[2] Castagna, J. P., Batzle, M. L., and Eastwood, R. L., 1985, Relationships
between compressional-wave and shear-wave velocities in clastic
silicate rocks, Geophysics, 50, 571-581.
[3] Castagna, J.P., Swan, H.W., and Foster, D.J., 1998, Framework For
AVO Gradient and Intercept Interpretation, Geophysics, 63, 948-956.
[4] Connoly, Patric, 1999, Elastic Impedance, The Leading Edge, April
Issue, no.4, 438-452
[5] De Coster, G.L., 1974. The Geology of the Central and South Sumatra
Basins. Proceedings Indonesian Petroleum Association 3rd Annual
Convention, p. 77-110.
[6] Fatti, J.L., Smith, G.C., Vail, P.J., & Levitt, P.R., 1994, Detection of Gas
in Sandstone Reservoirs Using AVO Analysis : A 3D Seismic Case
History Using the Geostack Technique, Geophysics, V.59, no.9, 1362-
1376.
[7] Ginger, D., dan Fielding, K., 2005, The Petroleum System and Future
Potential of The South Sumatra Basin, Proceedngs Indonesian Petroleum
Association, 30th Annual Convention and Exhibition, Indonesian
Petroleum Association
[8] Hall, R., 1995, Plate Reconstructions of Indonesia Region., : Proceedngs
Indonesian Petroleum Association, 24th Annual Convention and
Exhibition, Indonesian Petroleum Association
[9] Harsono, A., 1997, Pengantar Evaluasi Log, Schlumberger Data
Services
[10] Longley, I.M., 1997. The Tectonostratigraphic Evolution of SE Asia. In
Fraser, A.J., Matthews, S.J. and Murphy, R.W., eds., 1997, Petroleum
Geology of Southeast Asia, Geological Society Special Publication No.
126, p. 311-339.
[11] Ostrander, W.J., 1984, Plane-wave reflection coefficients for gas sands
at nonnormal angles of incidence : Geophysics, 49, 1637-1648.
[12] Russell, B, H., 1988, Introduction to Seismic Inversion Methods, third
edition, Volume 2 SN, Domenico, Editor Course Notes Series.
[13] Rutherford, S., and Williams, R., 1989, Amplitude versus offset
variation in gas sands, Geophysics 54, 680-688.
[14] Sismanto, 1996 a, Modul 1 : Akuisisi Data Seismik. Laboratorium
Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
[15] Sismanto, 1996 b, Modul 1 : Akuisisi Data Seismik. Laboratorium
Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[16] Sukmono, S., 2002, Interpretasi Seismik Refleksi, Departemen Teknik
Geofisika, FIKTM, Institut Teknologi Bandung.
[17] Whitcome, David N. (2002), Elastic Impedance Normalization,
Geophysics, Vol. 67, NO. 1, 60-32.
[18] Yilmaz, Ozdogan, 2001, Seismic Data Analysis : Processing, Inversion,
and Interpretation of Seismic Data, SEG, Tulsa, USA.
[19] Zoeppritz, R., 1919, On the reflection and propagation of seismic waves,
Erdbebenwellen VIIIB; Gottinger Nachrichten I, 66-68.
JURNAL POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 6

LAMPIRAN

Gambar 3. Hasil inversi EI near

(a)

Gambar 4. Hasil inversi EI far

(b)

(a)
(c)
Gambar 1. Penampang seismik real (a), penampang seismik
sintetik (b) dan error (c) antara seismik sintetik dan seismik
real.

(b)

Gambar 2. Hasil inversi AI


JURNAL POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 7

(c)
(a)
Gambar 5. Slice crossplot incersi EI (a), slice hasil inversi AI
(b), dan slice porositas (c) lapisan TG_1

(b)

(a)

(c)
Gambar 7. (a) slice hasil inversi AI, (b) slice porositas, dan (c)
(b) Slice crossplot incersi EI lapisan TG_3

(c)
Gambar 6. (a) slice hasil inversi AI, (b) slice porositas, dan (c)
Slice crossplot incersi EI lapisan TG_2

Vous aimerez peut-être aussi