Vous êtes sur la page 1sur 2

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BIDANG SOSIAL

1. UU no. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1
“Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman
lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya, bagi diri
dan keluarga serta masyarakaat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”

2. UUD 1945 pasal 34


“Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”
 pasal ini merupakan manifestasi dari tujuan negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan umum. Karena itu yang pertama bertanggung jawab atas
kesejahteraan umum dan sosial adalah Pemerintah, sedangkan masyarakat
merupakan mitra.
 Fakir miskin yaitu orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang
layak bagi kemanusiaan atau orang-orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi
kemanusiaan.

3. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat melalui :


 Peningkatan pelayanan umum yang adil dan merata serta menjangkau seluruh
lapisan masyarakat
 Penyediaan sandang, pangan dan papan
 Penataan pendidikan nasional untuk mewujudkan manusia yang
 Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME
 Berbudi pekerti luhur
 Berpengetahuan dan terampil
 Sehat jasmani dan rohani
 Berkepribadian mantap dan mandiri
 Bertanggung jawab bermasyarakat dan berbangsa

4. Usaha-usaha pemerintah di bidang kesejahteraan sosial meliputi


 Bantuan sosial
Program bantuan sosial ini meliputi segala bentuk bantuan bagi mereka yang menjadi
korban bencana alam baik sosial maupun ilmiah.
 Rehabilitasi sosial
Bimbingan dan pembinaan termasuk di dalamnya penyaluran kepada masyarakat,
kepada Warga negara baik perorangan maupun kelompok, yang terganggu
kemampuannya untuk mempertahankan hidup, yang terlantar atau yang tersesat.
(cacat tubuh, jompo, yatim piatu, fakir miskin, korban narkotika)
 Pembiayaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BIDANG BUDAYA

5. Manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya.


 Makhluk sosial : manusia tidak bisa hidup sendiri, kodrat menakdirkan manusia
untuk hidup bersama dalam suatu masyarakat, namun ada kalanya manusia bisa
menjadi manusia yang hidup (individu) yang mempunyai sifat yang unik berbeda-
beda dan kepribadian yang khas pada diri setiap manusia.
 Berbudaya berarti memiliki dan terus-menerus mengembangkan kebudayaan
yakni segala daya upaya manusia dan semua hasil usahanya itu untuk senantiasa
berada diatas angin dalam interaksinya dengan lingkungan.
6. Pengembangan dan pembinaan kebudayaan nasional harus bersumber pada nilai dan
norma-norma pancasila.
 Karena, pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia.
 Berarti sikap dan perilaku manusia Indonesia dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakatnya harus mengekspresikan nilai dan norma Pancasila.
 Dan jika semua warga Indonesia mampu melaksanakan hal itu maka akan
terwujud satu pola pergaulan antar sesame manusia Indonesia yang bersumberkan
pada moral Pancasila.
7. Kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila bersifat terbuka
 Artinya, kebudayaan bangsa Indonesia tidak menolak nilai dan norma baru dari
kebudayaan asing yang mampu memperkaya dan mengembangkan kebudayaan
kita dan yang mampu mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
 Jadi meskipun kepribadian bangsa Indonesia bersumber pada nilai Pancasila,
tidak berarti bangsa Indonesia akan menutup diri dari pengaruh kebudayaan lain.

Vous aimerez peut-être aussi