Vous êtes sur la page 1sur 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat
yang telah diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Topik
dan Pembatasannya” sebagai tugas kompetensi kelompok. Makalah ini dibuat sebaik mungkin
dan tentunya kami masih mengalami berbagai kesulitan. Namun, kesulitan itu dapat kami atasi
dengan bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari adanya kekurangan baik dari segi
penyusunan maupun dari segi lainnya. Dengan lapang dada, kami menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Kami
berharap agar makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya dengan baik sehingga dapat
menginspirasi pembaca, menjadi salah satu pengalaman yang berharga, dan menambah
wawasan bagi kita khususnya dalam bidang Bahasa Indonesia.

Palembang, 3 November 2017

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ........................................................................................................... 3

2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

3. Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Topik ......................................................................................................... 4

2.2 Jenis-Jenis Topik......................................................................................................... 5

2.3 Syarat-syarat Topik yang Baik.................................................................................... 5

2.4 Kriteria Pemilihan Topik ............................................................................................ 5

2.5 Cara Mencari Topik .................................................................................................... 7

2.6 Cara Mempersempit Topik ......................................................................................... 9

2.7 Metode Pembatasan Topik ........................................................................................ 10

2.8 Cara Menulis Topik .................................................................................................... 13

2.9 Hubungan Topik dengan Judul .................................................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16

3.2 Saran ....................................................................................................................... 1717

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 177

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Topik sangat dibutuhkan dalam seluruh aktivitas menulis, baik menulis


makalah, kertas kerja, karya ilmiah, skripsi, maupun disertasi. Selama mengerjakan
tulisannya, penulis menggali ide-ide yang terdapat dalam pikirannya serta memperkaya
ide-ide tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengolah ide dan fakta-fakta yang relevan dan
diperoleh dari berbagai referensi. Ide-ide tersebut kemudian dipilah-pilah,
dikombinasikan, diorganisasikan, dan kemudian diungkapkan secara tertulis dengan
menerapkan sistematika dan metode atau teknik penulisan tertentu agar tulisan tersebut
dapat dipahami secara jelas serta mampu memenuhi tujuannya.
Oleh karena itu, kami mencoba membuat makalah bertemakan “Topik dan
Pembatasannya” karena topik menjadi sangat penting dalam proses pembuatan sebuah
hasil karya tulisan. Topik yang kurang jelas dan tidak spesifik dapat memengaruhi proses
menulis karya tulisan yang dibuat. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika
penulis akan membuat tulisan dan menjadi sangat penting dalam proses menulis.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan topik?

2. Apa saja jenis-jenis topik?

3. Apa saja syarat-syarat topik yang baik?

4. Apa saja kriteria pemilihan topik?

5. Bagaimana cara mencari topik?

6. Bagaimana cara mempersempit topik?

7. Bagaimana metode pembatasan topik?

8. Apa saja tahap penulisan topik?

9. Bagaimana hubungan topik dan judul?

3
3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian topik.

2. Mengetahui jenis-jenis topik.

3. Mengetahui syarat-syarat topik yang baik.

4. Mengetahui kriteria pemilihan topik.

5. Mengetahui cara mencari topik.

6. Mengetahui cara membatasi topik.

7. Mengetahui metode pembatasan topik.

8. Mengetahui tahap penulisan topik.

9. Mengetahui hubungan topik dan judul.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Topik

Topik adalah suatu kalimat terpenting dalam sebuah paragraf karena merupakan
ide utama dalam paragraf yang mencakup pokok pembicaraan, pokok bahasan, atau pokok
permasalahan yang akan dibahas. Kata topik sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“topoi” yang artinya tempat untuk tulis-menulis. Tempat untuk tulis-menulis berarti
pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan atau karangan yang hendak
disampaikan. Dalam arti sempit, topik adalah hal pokok yang dibicarakan, sedangkan
dalam arti luas, topik adalah hal pokok yang ditulisakan atau dungkapkan dalam sebuah
karangan.

4
2.2 Jenis-Jenis Topik

Ada beberapa jenis topik, yaitu.

a. Topik tunggal

Disebut topik tunggal apabila topik yang dibicarakan hanya mencakup satu
masalah saja.

b. Topik ganda

Disebut topik ganda apabila membahas suatu masalah yang kemudian


dikembangkan lagi sehingga mengacu kepada masalah lainnya atau bisa juga
disebut multitopik.

2.3 Syarat-Syarat Topik yang Baik

1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan, pendidikan, atau bidang
keahlian penulis.

2. Topik harus diketahui dan dipahami penulis.

3. Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui maksud dari topik yang dipilih.

4. Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.

5. Topik itu paling menarik perhatian.

6. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

7. Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.

8. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

2.4 Kriteria Pemilihan Topik

Sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan sebelum


menentukan topik tulisan. Keenam hal itu adalah sebagai berikut.

1) Kemanfaatan dan kelayakan

5
Dalam menentukan topik karangan, penulis harus mempertimbangkan manfaat
tulisannya bagi pembaca. Dalam hal ini, penulis tentu saja harus melekukan analisis
kebutuhan pembaca. Sebuah topik akan bermanfaat bagi pembaca apabila topik itu
berkaitan dengan kebutuhan pembacanya. Kemanfaatan dapat pula dilihat dari
sumbangan topik itu bagi pengembangan ilmu atau profesi yang ditekuni.

Selain itu, topik yang dipilih harus layak dibahas. Kelayakan ini baik dipandang
dari sudut penulis maupun sudut pembacanya. Kelayakan dapat pula dikaitkan dengan
kenyataan bahwa topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan
bidang yang ditekuni.

Contohnya: “Kerja bakti untuk membersihkan lingkungan“ bukan topik yang layak
dibahas mahasiswa, sedangkan “Pelestarian Sumber Daya Perairan“ lebih layak
dibahas.

2) Kemenarikan

Selain bermanfaat, topik yang dipilih juga harus menarik. Topik yang dipilih
tidak saja menarik bagi penulis, tetapi lebih penting lagi bahwa topik itu menarik bagi
pembaca. Kemenarikan ini beraitan erat dengan kemanfaatan. Pembaca akan tertarik
pada sebuah tulisan jika tulisan itu dirasakan oleh pembaca dan bermanfaat bagi
dirinya.

Contoh: Hal yang bermanfaat bagi para petani di pedesaan adalah cara meningkatkan
produksi pertanian.

3) Keaktualan

Selain bermanfaat dan menarik, topik yang dipilih juga harus bersifat aktual.
Artinya, topik itu merupakan hal yang hangat dibicarakan. Oleh sebab itu, topik
terkini merupakan topik pilihan utama. Minat pembaca merupakan hal penting yang
harus diperhatikan penulis walaupun yang menarik minat itu amat tergantung pada
situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri. Namun, hal-hal berikut merupakan
sesuatu yang diminati masyarakat secara umum, seperti yang aktual, penting, penuh
konflik, rahasia, humor, atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.

4) Dikenal dengan baik

Topik yang dipilih hendaklah merupakan topik yang tidak asing bagi penulis.
Hal ini menyangkut penguasaan terhadap topik yang akan ditulisnya. Dengan

6
dikenalnya topik itu oleh penulis, diharapkan penulis mengetahui segala sesuatu
tentang topik itu.

5) Ketersediaan bahan

Ketersediaan bahan ini harus diperhatikan mengingat bahan merupakan hal


yang penting dalam menulis. Ketersediaan bahan memungkinkan penulis
mengembangkan topik itu kedalam tulisan secara luas dan dalam. Sebaliknya, jika
topik didukung oleh ketersediaan bahan, penulis akan mengalami kesulitan dalam
pengembangan.

6) Tidak terlalu luas atau terlalu sempit

Topik yang terlalu luas akan menyulitkan penulis. Konsekuensinya, penulis


harus memiliki pengetahuan yang sebanyak-banyaknya tentang topik itu. Jika tidak,
tulisannya menjadi tidak dalam dan luas sehingga membosankan pembaca.
Sebaliknya, topik yang terlalu sempit juga harus dihindari karena penulis akan
membahas topik itu secara berulang-ulang sehingga pembaca juga akan mengalami
kebosanan.

2.5 Cara Mencari Topik

Langkah pertama seseorang yang ingin menulis adalah membaca. Lewat bacaan
akan diperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman. Lewat bacaan ini akan diperoleh
suatu ide, gagasan, atau hal-hal lain yang juga dapat dijadikan sebagai topik penulisan.
Beberapa sumber bacaan untuk mendapatkan topik suatu tulisan yaitu sebagai berikut.

1. Membaca Jurnal

Jurnal biasanya memuat berbagai hasil penelitian atau teori mutakhir. Pilihlah
jurnal yang sesuai dengan bidang, minat, kepentingan, atau keperluan. Jurnal umumnya
bersifat spesifik dan serumpun. Jadi, satu jurnal memuat berbagai teori dan temuan yang
serumpun. Jurnal juga mudah didapatkan, seperti dari tiap PT, fakultas yang
menerbitkannya, maupun jurnal terbitan dalam dan luar negeri.

2. Buku Referensi

Buku lmemuat berbagai teori, pendapat, kutipan berbagai hasil penelitian


terkait, dan lain-lain yang lebih luas dan mendalam. Nilai kemutakhiran buku umumnya

7
kalah dibanding jurnal (walau tahun penerbitannya sama; ingat buku terbitan 2 atau 3
dekade yang lalu saja masih sering dirujuk). Pada kenyataannya, buku lebih praktis
untuk dimiliki dan dibaca daripada jurnal.

3. Majalah Ilmiah

Majalah ilmiah, mirip jurnal, juga memuat berbagai artikel mutakhir baik teori,
pendapat, maupun acuan terhadap hasil penelitian. Lazimnya, isi majalah lebih
heterogen dibandingkan dengan jurnal yang spesifik. Majalah populer pun baik juga
dibaca karena di dalamnya juga sering dimuat hal-hal ilmiah, tetapi dengan kemasan
populer, juga memuat fakta, berita, dan feature.

4. Surat Kabar Harian

Setiap kali terbit, surat kabar harian memuat artikel (ilmiah, semiilmiah). Topik
artikel sudah pasti diterbitkan untuk tiap harinya (misal, untuk terbitan minggu hampir
semua harian menampilkan artikel seni dan sastra). Banyak berita, fakta, feature yang
dapat dijadikan rujukan atau ilham penulisan ilmiah.

5. Diskusi dengan Sejawat

Mencari topik suatu tulisan dapat juga dilakukan melalui diskusi dengan
sejawat secara santai, tetapi serius tentang topik aktual. Diskusi dengan sejawat dapat
menjadi ajang brainstorming yang efektif. Aktivitas diskusi dapat melahirkan atau
memunculkan ide-ide baru dan segar yang layak ditindaklanjuti dengan penulisan.
Kelanjutan diskusi dengan sejawat bisa berupa konsultasi dengan pakar bidang yang
bersangkutan, misalnya untuk menemukan topik penelitian.

6. Menghadiri Seminar dan membaca Makalah Seminar

Menghadiri seminar secara aktif mirip dengan diskusi sejawat, tetapi lebih
formal terutama seminar dengan tema yang relevan dengan bidang atau menarik minat.
Melalui kegiatan tersebut, kita akan disadarkan bahwa ternyata ada begitu banyak topik
yang dapat digali dan diungkap. Kita dapat memperoleh suatu ide dan kemudian
mencoba mengembangkan dan menuliskannya.

8
2.6 Cara Mempersempit Topik

1. Menurut tempat

Indonesia tentu lebih sempit daripada dunia, Jawa lebih sempit daripada
Indonesia, Jawa Timur lebih sempit daripada Jawa, Surabaya lebih sempit daripada Jawa
Timur, dan seterusnya. Jika ingin mengulas tulisan lebih detail, maka topik tentang
"Tingkat Perekonomian Masyarakat di Pulau Jawa" akan lebih spesifik daripada topik
tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan
berdasarkan tempat agar informasi yang diberikan bisa lebih rinci.

2. Menurut waktu

Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu/periode/masa. Topik


"Perkembangan Islam" bisa dipersempit menjadi "Perkembangan Islam di Masa Nabi
Muhammad SAW". Topik "Sejarah Seni Lukis di Indonesia" bisa dipersempit menjadi
"Sejarah Seni Lukis pada zaman Kemerdekaan". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan
waktu sehingga informasi yang diulas akan lebih jelas sesuai masanya.

3. Menurut hubungan kausal (sebab-akibat)

Topik "Perkembangan Facebook" dapat dikhususkan pembahasannya menjadi


"Alasan Mengapa Facebook Cepat Berkembang". Begitu juga topik "Kejahatan di
Indonesia" akan lebih spesifik lagi menjadi "Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya
Kejahatan di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal
sehingga informasi akan lebih akurat jika disebutkan sebab dan akibatnya.

4. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia.

Topik "Pembangunan di Indonesia" dapat dikhususkan lagi menjadi


"Pembangunan Ekonomi Semasa Orde Baru" atau menjadi "Pembangunan Sarana
Pendidikan pada Masa Reformasi". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan bidang
kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, agama, ilmu pengetahuan, sosial dan
budaya.

5. Menurut aspek khusus-umum.

Topik "Pengaruh SOPA/PIPA Terhadap Pengguna Internet" dapat lebih


dikhususkan menjadi "Pengaruh SOPA/PIPA Bagi Kalangan Blogger". Begitu juga topik

9
"Dampak Kenaikan BBM terhadap masyarakat Indonesia" bisa dipersempit menjadi
"Dampak Kenaikan BBM bagi Pedagang Pasar Tradisional". Spesifikasi ini dilakukan
berdasarkan aspek khusus-umum, sehingga informasi bisa lebih detail tentang objeknya.

6. Menurut objek material dan obyek formal.

Objek material adalah bahan yang akan dibahas, sementara objek formal adalah
sudut pandang yang digunakan untuk meninjau bahan tersebut. Jika ingin membuat
topik "Perkembangan Internet di Indonesia", bisa lebih dikhususkan menjadi
"Perkembangan Internet di Indonesia Ditinjau dari Segi Penggunanya". Perkembangan
internet di Indonesia disebut objek material, sedangkan ditinjau dari segi penggunanya
disebut objek formal sehingga sudut pandang penjelasan lebih difokuskan pada segi
penggunanya, meliputi usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Jadi, tidak perlu
membahas segi yang lainnya, misalkan kecepatan internet dan sebagainya.

2.7 Metode Pembatasan Topik

Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel,


data, lokasi (lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data. Topik yang
terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain
itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca.
Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang
terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya.
Karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, dan tidak menarik
untuk dibahas atau dibaca. Oleh karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara
cermat sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat
diterima oleh pembacanya.

Metode-metode yang bisa digunakan untuk membatasi penulisan topik, yaitu:

1. Metode Diagram Jarum Jam

Diagram ini disebut diagram “jarum jam” karena bentuk pembatasannya


menyerupai jarum jam. Cara ini dilakukan dengan menempatkan topik dipusat yang
menyerupai jarum jam. Cara ini dilakukan dengan menempatkan topik yang masih luas

10
sebagai pusatnya. Di sekelilingnya ditempatkan topik-topik yang merupakan
pembatasan topik itu ditinjau dari berbagai sudut.

Dari contoh pembatasan topik dengan menggunakan diagram jarum jam itu,
Anda dapat melihat delapan topik yang lebih terbatas tentang laut. Bila Anda merasa
subtopiknya masih terlalu luas, Anda pun dapat membatasinya lagi. Dengan demikian,
topik terasa lebih spesifik dan mudah dibahas secara luas dan mendalam.

2. Metode Diagram Pohon

Membatasi topik dengan diagram “pohon” dapat dilakukan dengan


meggambarkan sebagai cabang-cabang dan ranting-ranting pohon yang terbalik seperti
contoh berikut.

Dari contoh pembatasan topik dengan menggunakan diagram pohon itu, Anda
memperoleh topik yang lebih spesifik dari topik “lautan”, yaitu “Pembudidayaan

11
Kerang Mutiara” dan “Pemasaran Kerang Mutiara” yang lebih mudah dikembangkan
dalam bentuk tulisan yang luas dan dalam kajiannya.

3. Metode Diagram Piramida Terbalik

Cara membatasi topik dengan cara ini hampir sama dengan menggunakan
diagram pohon karena topik dapat dibatasi tahap demi tahap sehingga terbentuk topik
yang lebih spesifik.

Dari contoh pembatasan topik dengan menggunakan diagram pohon piramida


terbalik di atas. Anda memperoleh sebuah topik yang lebih kecil dan lebih spesifik,
yaitu “Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan”. Dari hal di tersebut, dapat
disimpulkan bahwa topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak
mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah
utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya pembahasan menjadi panjang, namun tidak
berisi.Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang)
bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan dan
tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca.

Maka dari itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat sesuai dengan
kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh
pembacanya. Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau
lembaga, dan waktu pengumpulan data.

12
2.8 Tahap dalam proses penulisan topik

1. Tahap Pra-Penulisan

Tahap pra-penulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis


yang mencakup beberapa langkah kegiatan. Langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah:

a. Menentukan topik.

Untuk menentukan sebuah topik, tentunya kita harus memiliki ide yang
ingin dibahas atau dituliskan. Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan
bahan untuk menuliskan sesuatu.

b. Membatasi topik

Topik harus dibatasi karena bila topik tidak dibatasi maka akan
menyebabkan kebingungan dalam menentukan topik. Pilihlah topik yang tepat agar
dalam proses penulisan tidak kehilangan ide dari topik tersebut.

c. Menentukan bahan atau materi penulisan.

Membuat kerangka agar tulisan atau cerita Anda memiliki konsistensi dan
alur yang baik. Anda akan dengan mudah melihat alur tulisan dengan hanya
membaca kerangka.

d. Menyusun kalimat yang efektif dan efisien.

Dalam menyusun kerangka karangan, dibutuhkan kosentrasi yang baik


karena membutuhkan konsentrasi yang baik. Jadi, carilah waktu untuk menulis.

2. Tahap Penulisan.

Tahap penulisan merupakan tahap pembahasan dan pengembangan gagasan


menjadi suatu karangan yang utuh.

a. Memilih kata dan istilah kata sehingga gagasan dapat dipahami pembaca.

b. Kalimat-kalimat harus disusun menjadi paragraf-paragraf yang memenuhi


persyaratan. Tulisan ini harus ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai dengan
tanda baca yang digunakan secara tepat.

13
c. Di samping itu, masih harus diketahui bagaimana menuliskan judul, subjudul,
kutipan, catatan kaki dan daftar pustaka, teknik pengetikan, dan sebagainya.

3. Tahap Pasca-Penulisan.

Tahap pasca menulis ada dua yaitu revisi dan penerbitan jika akan diterbitkan.

a. Tahap revisi merupakan tahap penelitian secara menyeluruh mengenai logika,


sistematika, ejaan, tanda baca, pilihankata, kalimat, paragraf, pengetikan catatan
kaki dan daftar pustaka, dan sebagainya.

b. Penerbitan. Jika seluruhnya telah diselesaikan dengan benar, barulah karya tulis itu
bisa diterbitkan atau dikirim ke penerbit.

2.9 Hubungan Topik dan Judul

Topik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “topoi” yang berarti tempat dalam tulis
menulis, pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan. Maka dari itu, topik
merupakan salah satu unsur yang dalam wacana percakapan. Topik masih berupa hal yang
umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulis.

Judul adalah sebuah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, atau kepala
berita. Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan
judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul
hendaknya dibuat dengan ringkas, padat, dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih
dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul bersifat spesifik dan
mengandung permasalahan yang lebih jelas dan terarah serta pembuatan judul berawal
dari topik.

Contohnya:

1. Topik: Memasak nasi goreng

2. Judul : Memasak nasi goreng lezat

Topik dan judul memiliki persamaan yaitu topik dan judul dapat dijadikan sebagai
judul karangan.

14
Syarat Judul :

1. Asli

Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat
dicari sinonimnya.

2. Relevan

Setelah menulis, baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan
dengan karangan anda (harus mempunyai pertalian dengan temanya atau ada
pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).

3. Provokatif

Judul tidak boleh terlalu sederhana sehingga pembaca sudah dapat


menduga isi karangan anda. Jika pembaca sudah dapat menebak isinya, tentu
karangan anda sudah tidak menarik lagi.

4. Singkat

Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat, dan langsung pada inti yang
ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin
lewat judul.

5. Harus bebentuk frasa

6. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi. Tidak
menggunakan tanda baca di akhir judul karangan,

7. Menarik perhatian

8. Logis

9. Sesuai dengan isi

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata topik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “topoi” yang artinya tempat untuk
tulis-menulis. Topik adalah suatu kalimat terpenting dalam sebuah paragraf karena
merupakan ide utama dalam paragraf yang mencakup pokok pembicaraan, pokok
bahasan, atau pokok permasalahan yang akan dibahas. Ada dua jenis topik, yaitu topik
tunggal dan topik ganda. Dikatakan topik tunggal apabila topik yang dibicarakan hanya
mencakup satu masalah saja, sedangkan dikatakan topik ganda apabila membahas suatu
masalah yang kemudian dikembangkan lagi sehingga mengacu kepada masalah lainnya
atau bisa juga disebut multitopik.

Terdapat enam hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan topik tulisan,
yaitu kemanfaatan dan kelayakan, kemenarikan, keaktualan, dikenal dengan baik,
ketersediaan bahan, dan cakupan topik yang tidak terlalu luas ataupun terlalu sempit.
Selain itu, beberapa sumber bacaan yang dapat dijadikan sebagai referensi penulis untuk
mendapatkan topik suatu tulisan diantaranya adalah dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat, menghadiri seminar, membaca makalah seminar, membaca jurnal, buku
referensi, majalah ilmiah, dan juga surat kabar harian.

Dalam menulis topik, salah satu poin yang perlu diperhatikan adalah cakupan
topik yang tidak terlalu sempit ataupun tidak terlalu luas. Topik yang terlalu luas
biasanya pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca.
Namun sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang kurang
bermanfaat bagi pembacanya. Karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel
kurang jelas, dan tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh sebab itu, diperlukan
metode dalam penulisan topik, seperti pertama, metode digram jarum jam yang dilakukan
dengan menempatkan topik dipusat yang menyerupai jarum jam. Cara ini dilakukan
dengan menempatkan topik yang masih luas sebagai pusatnya. Kedua, metode diagram
pohon yang dapat dilakukan dengan meggambarkan sebagai cabang-cabang dan ranting-
ranting pohon yang terbalik. Terakhir, metode diagram piramida terbalik, dilakukan
dengan cara membatasi topik dengan cara dibatasi tahap demi tahap sehingga terbentuk
topik yang lebih spesifik.

16
Topik dan judul memiliki persamaan yaitu topik dan judul dapat dijadikan
sebagai judul karangan. Topik masih berupa hal yang umum dan belum menggambarkan
sudut pandang penulis, sedangkan judul bersifat spesifik dan mengandung permasalahan
yang lebih jelas dan terarah serta pembuatan judul berawal dari topik.

3.2 Saran
Ketika menulis maupun menyusun sebuah topik, umumnya bagi seseorang yang
belum terbiasa menulis sulit untuk menemukan sebuah ide dan hal pertama yang harus
dilakukan dalam menentukan topik apa yang akan dipilih. Dalam menentukan topik yang
dipilih, harus memerhatikan kriteria-kriteria topik yang baik sehingga isi yang dimaksud
penulis dapat dengan baik tersampaikan dan dapat menarik minat pembacanya. Perlu
diperhatikan dalam membuat topik mengenai metode-metode dan juga cara-cara penulisan
topik untuk mempermudah bagi penulis.
Penting bagi mahasiswa-mahasiswa untuk mengetahui, memahami, mempelajari,
dan menerapkan mata kuliah Bahasa Indonesia karena dapat menambah wawasan dan
ilmu yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan masa yang akan datang. Misalnya,
memelajari mengenai topik, kita dapat mengaplikasikannya dalam pembuatan berbagai
karya tulis ataupun dalam melakukan presentasi sehingga isi pesan yang ingin
disampaikan tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembanagan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.

17

Vous aimerez peut-être aussi