Vous êtes sur la page 1sur 26

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. I DENGAN HIPERTENSI


DI PSTW YOGYAKARTA
UNIT BUDI LUHUR

Disusun untuk memenuhi salat satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :
EKA YULIANA FATIMAH
P07120112056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasihipertensimenurut WHO, yaitu:
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
dan diastolik 91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and
Treatment of Hipertension, yaitu:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang


mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita
hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh
tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah
terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh
darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah, diantaranya yaitu:
1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ
target akut atau progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD
mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di
perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ
target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam.
Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari).
C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:


1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya
yaitu: umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit
putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr,
kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan
minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal, meyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
E. Tanda dan Gejala
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala
3. Pusing / migraine
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas
F. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin
(meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi
ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola
regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada
area katup, pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab,
CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis
pasien
G. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5
gr/hr, diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
6. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi
lebih lanjut.
7. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
(Joint National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High
Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 19 Mei 2015
Jam : 09.00 WIB
Metode : wawancara, pemeriksaan fisik, dan studi dokumen
Sumber : klien, pengasuh, dan pramurukti.
Oleh : Eka Yuliana Fatimah

A. Identitas
1. Klien
Nama : Ny. I
Umur : 82 tahun
Agama : Islam
Jemis kelamin : Perempuan
Pendidikan : tidak sekolah
Alamat : Karangkajen
Suku : Jawa
Status perkawinan : Janda
Tanggal masuk : 27 Desember 2013
2. Penanggung Jawab
Nama :-
Alamat :-
Hub. Dengan klien :-

B. Riwayat Masuk Panti


1. Alasan masuk panti
Klien mengatakan masuk PSTW Budi Luhur 1,5 tahun yang lalu karena
sering mondok di rumah sakit dan jika sakit tidak ada yang mengurus di
rumah. Klien masuk di PSTW Budi Luhur bersama dengan suaminya.

2. Proses masuk panti


Klien mengatakan baru pertama kali masuk PSTW Budi Luhur.
Sebelumnya klien tinggal di rumahnya di Karangkajen. Klien mengatakan
hanya tinggal degan suaminya. Karena sering sakit dann mondok di
rumah sakit, klien kemudian dibawa oleh anaknya ke PSTW Budi Luhur.

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan batuk, pilek, kepala buyer, badan terasa ndredek, dan
kedua lutut sakit. Dari data rekam medik didapatkan data bahwa Ny.I
mempunyai hipertensi.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit darah tinggi, maagh dan
gejala jantung. Klien mengatakan dulu pernah kondok di rumah sakit
berkali – kali. Terakhir mondok adalah dua tahun yang laludi RS
Wirosaban karena kecapekan.
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Klien mengatakan di keluarganya tidak ada penyakit menular maupun
keturunan seperti darah tinggi.
b. Genogram

Tn. Klien
D 82
Sak tahun
it Tn. P HT
ma 60
Keterangan :
: perempuan

: laki-laki

: laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

: klien

: garis perkawinan

: garis keturunan
D. Pola Kebiasaan
1. Aspek Fisik - Biologis
a. Pola nutrisi/metabolic
1) Intake makanan :
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk, dan
kadang sayur. Klien mengatakan tiap kali makan habis setengah
porsi.
2) Intake cairan:
Klien mengatakan minum ± 5 gelas air putih tiap hari (±1300 cc).
b. Pola eliminasi
1) Buang air besar :
Klien mengatakan biasa buang air besar sehari satu kali, lunak.
2) Buang air kecil
Klien mengatakan buang air kecil sehari bisa 7 kali namun tidak
pernah ngompol. Setiap kali terasa ingin buang air kecil langsung
pergi ke kamar mandi. Klien mengatakan belum pernah diajari
latihan untuk menahan pipis agar tidak beser.

c. Pola Aktifitas Sehari – Hari


Indeks KATZ tentang aktivitas kehidupan sehari – hari :
No Kegiatan Keterangan Hasil
1. Mandi Klien mengatakan mandi sendiri di kamar 1
mandi 2 kali sehari
2. Berpakaian Klien dapat mengambil dan memakai 1
pakaian sendiri
3. Berpindah Klien mampu berpindah sendiri, klien 1
tidak mengalami gangguan mobilisasi.
4. Kontinen Klien menyatakan masih 1
BAB/BAK merasakan/menahan b.a.k dan
b.a.b,tidak ada gangguan dalam b.a.k
dan b.a.b
5. Makan Klien mampu makan secara mandiri dan 1
mampu mengambil sendiri makanan yang
sudah disiapkan petugas
6. Toileting Klien mampu pergi ke toilet secara 1
mandiri

Jumlah 6
Keterangan :
<3 : gangguan berat (Ketergantungan)
3-5 : gangguan sedang (Dibantu)
> 6 : tidak ada gangguan (Mandiri)
Interpretasi : tidak ada gangguan (Mandiri)

d. Pola tidur dan istirahat


Klien mengatakan biasanya tidur jam 20.00 kemudian pada pukul
02.00 bangun dan ketika akan memulai tidur lagi susah. Jika tidak
bisa tidur, Ny.I biasanya mendengarkan radio. Klien juga mengatakan
sering terbangun saat tengah malam karena ingin buang air kecil.
Saat siang hari Klien biasa tidur pukul 13.00-14.00 WIB.

2. Aspek Mental – Intelektual – Sosial – Spiritual


a. Konsep Diri
1) Identitas Diri
Klien menyatakan dulu adalah orang yang selalu menerima
pesanan untuk membuat maknan seperti lemper dan arem – arem.
2) Ideal Diri
Klien mengatakan senang tinggal di panti. Klien berharap ketika
sakit, tidak menyusahkan orang lain terutama anaknya.
3) Gambaran Diri
Klien mengatakan mengetahui tentang kemampuannya sekarang
sehingga mencoba sebisa mungkin untuk tidak tergantung kepada
orang lain. Klien juga mengatakan bahwa tidak ada anggota tubuh
atau sikapnya yang dibenci oleh dirinya sendiri.
4) Harga Diri
Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya saat ini, klien
mengatakan bersyukur dengan kondisinya saat ini karena masih
diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa.
5) Peran Diri
Klien menyatakan ingin tetap berkumpul dengan teman-temannya
di panti sebagai penghuni panti.
b. Emosional
Klien mengatakan jarang tersinggung jika ada penghuni panti yang
menyinggungnya. Klien mengatakan jika ada penghuni panti yang
marah, biasanya klien diamkan saja dan mencoba memahami semua
sikap dan sifat yang dimiliki setiap penghuni panti.

c. Intelektual / Pengetahuan
Klien mengatakan masih bisa mengingat sesuatu. Ketika ditanya
apakah pernah diajari cara melatih daya ingat, klien mengatakan
belum pernah dan saat akan diajari klien bersedia.

Pengkajian fungsi kognitif menggunakan SPMSQ


No. Pertanyaan Jawaban B-S
1. Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 19 bulan Mei B
2. Hari apa sekarang ? Selasa B
3. Apa nama tempat ini ? Wisma C B
4. Di mana alamat rumah ibu ? Karangkajen B
5. Tahun berapa ibu lahir ? - S
6. Berapa usia ibu sekarang? 82 tahun B
7. Siapa Presiden RI sekarang? Jokowi B
8. Siapa Presiden sebelumnya? SBY B
Siapa nama kecil ibunya
9. - S
mbah ?
10. Berapa 20 dikurangi 3 ? 17, 14, 11, 8, 5, 2 B
Jumlah salah 2

Penilaian :
1 – 2 kesalahan : tidak mempunyai kerusakan intelektual
3 – 4 kesalahan : kerusakan intelektual ringan
5 – 7 kesalahan : kerusakan intelektual sedang
8– 10 kesalahan : kerusakan intelektual berat
Interpretasi hasil penilaian: tidak mempunyai kerusakan intelektual.
d. Aman nyaman
Skala pengukuran Resiko jatuh Morse
Parameter Status /keadaan skor nilai Ket
Riwayat jatuh 3 Tidak pernah 0 Klien
bulan terakhir Pernah 25 mengatakan
0
belum pernah
terjatuh
Penyakit penyerta Ada 15 Klien
(diagnosa Tidak ada 0 0 mengatakan
sekunder) dirinya sehat.
Alat bantu jalan Tanpa alat bantu, 0 Klien nampak
tidak dapat jalan , berjalan dengan
kursi roda, bed rest mandiri, Klien
Tongkat penyangga 15 mengatakan jika
0
Kursi atau benda 30 tidak kedinginan
lain untuk tumpuan selalu ikut senam
berjalan pagi

Pemakaian infus Ya 20 Klien tidak


intravena/heparin 0 menggunakan
Tidak 0 infus
Cara berjalan Normal, tidak dapat 0 Klien nampak
jalan berjalan tanpa
0 ada gangguan
Lemah 10
Tengganggu 20
Status mental Menyadari 0 Klien
kelemahannya mengatakan
Tidak menyadari 15 dirinya sudah
0
kelemahannya lemah dan tak
selincah waktu
muda dulu
Jumlah
0

Tingkat Resiko Skor morse


Resiko rendah 0-24
Resiko sedang 25-44
Resiko tinggi >45
Interpretasi : resiko rendah

e. Hubungan interpersonal
Klien mengatakan sering ngobrol dengan teman satu kamarnya,
namun jarang ngobrol dengan teman lain yang beda kamar. Klien
mengatakan ada teman satu wismanya yang bicaranya agak kasar
sehingga Klien males kalau harus berbincang dengan teman satu
wismanya tersebut. Kalau tidak ada hal yang perlu ditanyakan, Klien
tidak pernah ngobrol dengan teman satu wismanya tersebut. Klien
lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar dan di mushola.
f. Sosial
APGAR Score :
Selalu Kadang Hampir tdk
No. Pernyataan
(2) (1) pernah (0)
1. Saya merasa puas karena
saya dapat membuat keluarga
atau teman menolong saat √
terjadi hal yang menyulitkan
(adaptasi)
2. Saya merasa puas dengan
cara keluarga atau teman

membicarakan hal dan
masalah yang ada dengan
saya (Hubungan)
3. Saya merasa puas dengan
kenyataan bahwa keluarga
atau teman menerima dan

mendukung keinginan saya
untuk mencari arah kehidupan
aktifitas baru (pertumbuhan)
4. Saya merasa puas melihat
cara keluarga atau teman
mengekspresikan afeksi dan

respon mereka terhadap emosi
saya seperti marah, sedih
(Afeksi)
5. Saya merasa puas atas cara
teman menghabiskan waktu
bersama – sama (Pemecahan) √

Hasil Score 6 2 0

< 3 : terjadi disfungsi keluarga tingkat tinggi


4 – 6 : terjadi disfungsi keluarga tingkat menengah
> 6 : tidak terjadi disfungsi sosial
Kesimpulan : tidak terjadi disfungsi keluarga
g. Support system
Klien mengatakan keluarganya ada di Karangkajen klien mengatakan
dulu keluarga selalu mengunjunginya setiap dua minggu sekali,
namun sejak suaminya meninggal satu tahun yang lalu keluarga
hanya mengunjungi tiap bulan sekali.
h. Aspek spiritual
Klien mengatakan ia beragama Islam, setiap hari selalu sholat di
mushola dan mengikuti pengajian setiap malam Sabtu dan malam
Senin. Selain itu Klien juga belajar membaca Al Qur’an di mushola.
Klien mengatakan sejak suaminya meninggal satu tahun yang lalu, ia
lebih banyak menghabiskan waktunya di wisma untuk mengikuti
pengajian di mushola dan belajar membaca Al qur’an

E. Pemeriksaan fisik
1. Keluhan yang dirasakan saat ini :
Klien mengatakan saat ini batuk, pilek, kepala buyer, badan terasa
ndredek, dan kedua lutut sakit.
TD : 180/80 mm/H
P : 20 x/m
N : 82 x/m
S : 36,5oC
BB : 45 Kg
TB : 148 cm
2. Kepala :
a. Kepala : bentuk kepala simetris, rambut berwarna putih dan sebagian
hitam, tidak tampak ketombe,tidak tampak kelainan pada kepala.
b. Mata : kedua mata tampak sayu, konjungtiva tidak pucat, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka.
c. Telinga : Bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran kurang baik,
tidak ada serumen dan tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka.
d. Hidung : Bentuk simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada
serumen,tidak ada nyeri tekan,tidak ada lesi atau jejas
e. Mulut : Membran mukosa kering, tidak ada stomatitis, tidak ada
pembesaran tonsil, gigi sudah ompong, tidak menggunakan gigi
palsu, tidak sianosis,dan tidak lesi,tidak ada nyeri tekan.
3. Wajah : tidak tampak kelainan pada wajah.
4. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid leher, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan, JVP tidak
meningkat
5. Thorak :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas, warna coklat.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler

6. Abdomen :
Inspeksi : Perut simetris, ada massa, tidak ada lesi, ada asites.

Auskultasi : Tidak terdengar suara bising usus


Perkusi : Terdengar suara tympani (redup)
Palpasi : tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan

7. Ekstrimitas :
Atas : anggota gerak atas lengkap, tidak ada kelainan jari, tidak tampak
edema, kedua telapak tangan tampak termor.
Bawah : anggota gerak bawah lengkap, tidak ada kelainan jari, tidak
tampak edema.

F. Program Terapi
No Nama Obat Rute Dosis
1. Captopril oral 2x1
2. OBH Syrup oral 3x1
3. PCT oral 3x1

II. Analisa Data


DATA MASALAH PENYEBAB
DS : Nyeri Peningkatan tekanan
Klien mengatakan batuk, vaskuler serebral
pilek, kepala buyer,
badan terasa ndredek,
dan kedua lutut sakit.
DO :
a. Dari data rekam
medik didapatkan
data bahwa Ny.I
mempunyai
hipertensi
b. TD : 180/80 mm/H
c. N : 82 x/m
DS : Gangguan pola tidur Ketidak normalan status
Klien mengatakan : fisiologi
a. biasanya tidur jam
20.00 kemudian
pada pukul 02.00
bangun dan ketika
akan memulai tidur
lagi susah.
b. Jika tidak bisa tidur,
Ny.I biasanya
mendengarkan
radio.
c. sering terbangun
saat tengah malam
karena ingin buang
air kecil.
d. Saat siang hari biasa
tidur pukul 13.00-
14.00 WIB
DO :
Kedua mata tampak
sayu
DS : Kesiapan meningkatkan -
Klien mengatakan : manajemen kesehatan
a. buang air kecil diri
sehari bisa 7 kali
namun tidak pernah
ngompol.
b. Setiap kali terasa
ingin buang air kecil
langsung pergi ke
kamar mandi.
c. Klien mampu pergi
ke toilet secara
mandiri
d. masih bisa
mengingat sesuatu.
e. Ketika ditanya
apakah pernah
diajari cara melatih
daya ingat, klien
mengatakan belum
pernah dan saat
akan diajari klien
bersedia
f. belum pernah diajari
latihan untuk
menahan pipis agar
tidak beser.
DO : -
III. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhugungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler serebral,
ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan batuk, pilek, kepala buyer, badan terasa ndredek,
dan kedua lutut sakit.
DO :
a. Dari data rekam medik didapatkan data bahwa Ny.I mempunyai
hipertensi
b. TD : 180/80 mm/H
c. N : 82 x/m
2. Gangguan pola tidur berhugungan dengan ketidaknormalan status
fisiologi, diatndai dengan :
DS :
Klien mengatakan :
a. biasanya tidur jam 20.00 kemudian pada pukul 02.00 bangun dan
ketika akan memulai tidur lagi susah.
b. Jika tidak bisa tidur, Ny.I biasanya mendengarkan radio.
c. sering terbangun saat tengah malam karena ingin buang air kecil.
d. Saat siang hari biasa tidur pukul 13.00-14.00 WIB
DO :
Kedua mata tampak sayu
3. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan :
a. buang air kecil sehari bisa 7 kali namun tidak pernah ngompol.
b. Setiap kali terasa ingin buang air kecil langsung pergi ke kamar
mandi.
c. Klien mampu pergi ke toilet secara mandiri
d. masih bisa mengingat sesuatu.
e. Ketika ditanya apakah pernah diajari cara melatih daya ingat,
klien mengatakan belum pernah dan saat akan diajari klien
bersedia
f. belum pernah diajari latihan untuk menahan pipis agar tidak
beser.
DO : -
IV. Perencanaan
Nama : Ny. I
Umur : 82 tahun
Tanggal amsuk : 27 Desember 2013
No Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1 Selasa, 19 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015
Jam 14.30 WIB Jam 14.30 WIB Jam 14.30 WIB
Setelah diasuh 7x7 jam, nyeri yang 1. Ajarkan cara mengontrol nyeri 1. Cara mengontrol nyeri yang
dirasakan klien berkurang atau dengan relaksasi nafas dalam pada tepat dapat membantu
hilang kriteria : klien mengurangi nyeri
2. Anjurkan klien untuk mempraktikkan
a. Melaporkan bahwa nyeri 2. Cara mengontrol nyeri yang
cara mengontrol nyeri dengan
berkurang dengan tepat dapat membantu
relaksasi nafas dalam
menggunakan manajemen mengurangi nyeri
3. Anjurkan klien untuk tirah baring jika
nyeri 3. meningkatkan relaksasi dan
klien merasa pusing
b. Tanda vital dalam rentang 4. Anjurkan klien untuk tidak beraktifitas menurunkan rasa nyeri
normal : berat dan banyak istirahat 4. mencegah adanya injury
5. Beri reinforcement atas usaha klien
TD : 120-130/80-90 mmHg
dalam mempraktikkan cara
Nadi : 60-100 x/ mnt 5. meningkatkan harga diri klien
mengontrol nyeri dengan relaksasi
RR :16-20x/ mnt
nafas dalam
c. Klien mampu mempraktikkan Eka
cara mengontrol nyeri dengan Eka
cara relaksasi nafas dalam.
Eka

2 Selasa, 19 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015


Jam 14.30 WIB Jam 14.30 WIB Jam 14.30 WIB
Setelah diasuh selama 7x7 jam, 1. Anjurkan klien untuk minum dua jam 1. Mencegah agar klien tidak beser
diharapka klien tidak mengalami sebelum tidur di malam hari yang dapat
gangguan pola tidur dengan kriteria mengganggu tidur
: 2. Anjurkan klien untuk tidak minum kopi 2. Kopi dan teh dapat membuat
a. klien tidur malam 7-8 jam atau teh pada sore dan malam hari seseorang lebih sering untuk
tanpa sering terbangun saat BAK
tengah malam 3. Anjurkan klien untuk mendengarkan 3. Musik yang tenang membantu
b. kedua mata tidak sayu musik di radio untuk membantu mempercepat tidur
c. tanda vital dalam batas normal mempercepat tidur
: 4. Anjurkan klien untuk menigkatkan 4. Meningkatkan pola tidur.
TD : 120-130/80-90 mmHg aktivitas sehari – hari dan mengurangi Eka
Nadi : 60-100 x/ mnt aktivitas sebelum tidur
RR :16-20x/ mnt Eka
Eka

3. Selasa, 19 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015 Selasa, 19 Mei 2015


Jam 14.30 WIB Jam 14.30 WIB Jam 14.30 WIB

Setelah diasuh selama 7x7 jam 1. Ajarkan cara senam kegel 1. Senam kegel dapat mencegah
tidak terjadi penurunan kesehatan terjadinya beser pada klien saat
pada Ny. I dengan kriteria : klien mulai menua
2. Meningkatkan daya ingat klien
a. Klien dapat 2. Lakukan latihan memori pada lansia
3. Pramu rukti adalah orang yang
3. kolaborasi pramu rukti untuk
meredemostrasikan cara
lebih sering berinteraksi dengan
melanjutkan latihan senam kegel dan
senam kegel
lansia.
b. Klien mampu menyebutkan latihan memory dengan klien
4. Kebersihan diri adalah hal utama
4. beri penjelasan tentang pentingnya
dan mengingat lima nama
dalam menjaga kesehatan.
kebersihan diri.
temannya beserta asal. 5. Meningkatkan harga diri lansia
c. Klien mengikuti senam lansia
5. Beri reinforcement untuk
6. Senam kegel dapat mencegah
setiap hari Senin sampai
mempertahankan dan meningkatkan
beser.
Kamis.
kesehatan. 7. Menilai kembali kemampuan klien
Eka
6. Motivasi klien untuk melakukan senam
melakukan senam kegel dan
kegel tiap hari minimal 3 kali
latihan memori.
7. Kaji ulang kemampuan klien
8. Senam lansia yang dilakukan
melakukan senam kegel dan latihan
minimal 3 kali dalam seminggu
memory.
dapat meningkatkan status
Eka
8. Observasi klien dalam mengikuti kesehatan.
Eka
senam lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
2, EGC, Jakarta
Soeparman, dkk.2007. Ilmu Penyakit Dalam . Ed 2.Jakarta : FKUI

Vous aimerez peut-être aussi