Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RESUME JURNAL
2. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L.
6. Metode
6.1.Preparasi Ekstrak
Biji Annona dihaluskan, bubuk annona kemudian dihilangkan lemaknya
dengan menggunakan pelarut hexane dengan meode soxhlet. Setelah proses
penghilangan lemak selanjutnya dikeringkan dan di ekstraksi dengan methanol
90% menggunakan metode soxhlet. Ekstrak yang didapat selanjutnya
dikeringkan dengan vakum. Ekstrak kering yang dihasilkan sebesar 3% dari
bubuk biji srikaya.
6.2.Analisis Fitokimia
Ekstrak metanol biji dilakukan analisis menggunakan KLT dan HPLC/UV.
Pada KLT dan spektrum UV terdeteksi adanya flavonoid dalam ekstrak biji
annona. Pada KLT spot yang terbentuk akan berwarna kuning cerah apabila
dilihat dibawah sinar UV dengan nilai RF 0,57 yang mengindikasikan adanya
senyawa kuersetin. Pada UV spektrum terdeteksi pada panjang gelombang
255nm yang mengindikasikan adanya kuersetin. Untuk pengujian dengan
HPLC pertama dibuat terlebih dahulu larutan baku kuersetin untuk
mendapatkan rumus regresi linear, setelah itu ekstrak di kromatografi dengan
HPLC menggunakan standar kuersetin yang dilarutkan dalam methanol.
Jumlah kuersetin yang didapat dari ekstrak dihitung dengan interpolasi
menggunakan area puncak yang didapatkan.
6.3.Uji Aktivitas Dari Ekstrak Biji
Terdapat tujuh kelompok tikus, masing – masing kelompok terdari 7 ekor
tikus. Kelompok 1 hanya diberikan akuades, kelompok 2 hanya diberikan L-
T4 saja, kelompok 3 diberikan L-T4 dan ekstrak biji annona 200 mg/kg,
kelompok 4 diberikan L-T4 dan PTU, kelompok 5 hanya diberikan ekstrak biji
annona, kelompok 6 hanya diberikan PTU dan kelompok 7 hanya diberikan
gum acacia dan air.
Pada hari terakhir pengujian, tikus dibiarkan berpuasa. Tikus tersebut
kemudian di anastesi menggunakan eter dan diambil darahnya dari jantung.
Sampel serum yang didapat kemudian disimpan pada suhu -20°C sampai
dilakukan pengujian kadar total T3 dan T4. Setelah pengambilan darah
selanjutnya liver tikus dipindahkan dan dibersihkan menggunakan dapar fospat
lalu secepatnya dilakukan untuk uji estimasi biokimia. Penentuan aktivitas
LPO, SOD, CAT, G-6-Pase, 5-monodeiodenase, dan aktivitas hormon tiroid
lainnya diuji menggunakan RIA.
6.4.Uji Aktivitas Quersetin
Seperti pengujian yang dilakukan sebelumnya 35 tikus swiss albino betina
dibagi kedalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus
betina. Pada kelompok 1 hanya diberikan akuades, kelompok 2 hanya
diberikan L-T4 tanpa pengobatan, kelompok 3 diberikan L-T4 dan quercetin,
kelompok 4 hanya diberikan quersetin saja, dan kelompok 5 hanya diberikan
DMSO yang hanya berfungsi sebagai pembawa. Pengujian aktivitas dilakukan
seperti pada pengujian aktivitas ekstrak biji annona.
7. Hasil Penelitian
Pada jurnal penelitian efek quercetin terhadap hipertiroid dan lipid
peroxidation diinduksikan L-T4 sebagai senyawa yang dapat menimbulkan efek
hipertiroid pada tikus. Penggunaan T4 karena T4 merupakan perkusor
pembentukan T3 sehingga apabila diberikan T4 maka otomatis akan mengalami
peningkatan pada konsentrasi T4 dan T3 dalam tubuh tikus. Parameter lainnya
yaitu 5-monodeiodenase yaitu merupakan enzim yang diperlukan untuk aktivasi
dan inaktivasi hormon tiroid (T4) menjadi bentuk T3. Dari jurnal penelitian ini
juga dapat diketahui bahwa senyawa flavonoid memiliki aktivitas sebagai
penghambat fungsi tiroid, quercetin juga dilaporkan dapat menurunkan fungsi
hormon tiroid.
Arief, H., Tanaman Obat Dan Khasiatnya Edisi III. Jakarta: Swadaya. 2008.
Davis, P.B., Middleton Jr., E., Davis, P.J., Blas, S.D., 1983. Inhibition by quercetin
of thyroid hormone stimulation in vitro of human red blood cell Ca2+ ATPase
activity. Cell Calcium 4, 71–81.
Hegnauer, R., 1986, Chemotaxonomie der Pflanzen, Bhrkhauser Verlag, Sturttgart
Hidayah, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.
Irawati.2001. Tumbuhan langka Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biologi. LIPI. Balai Penelitian Botani. Herbarium Bogoriense. Bogor.
Indonesia.
Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Cetakan ke 3. PT
Penebar Swadaya. Jakarta.
Radi, J., 1997. Sirsak Budidaya dan Pengolahan. Kanisius, Yogyakarta.
Tjitrosoepomo. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogjakarta.