Vous êtes sur la page 1sur 27

ALAT UKUR

Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan


suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang
sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart.
Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran
atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur.
Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat
ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek
yang diukur serta hasil yang di inginkan. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengukuran adalah :
1. Standart yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah
ditentukan.
2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
Pengetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang
akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran tersebut
harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan melakukan
pengukuran.
Besaran terdiri dari dua jenis:
 Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan standar internasional, berdiri sendiri,
dan dapat dijadikan acuan.
 Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari beberapa variabel dalam bentuk
persamaan.
Syarat-syarat besaran adalah:
 Dapat didefinisikan secara fisik.
 Dapat digunakan dimana saja.
 Tidak berubah terhadap waktu.
Agar bisa diukur, maka suatu produk harus mempunyai karakteristik geometrik antara
lain:
 Dimensi
 Posisi
 Bentuk
 Kualitas permukaan
Sebuah alat ukur mempunyai 3 komponen utama yaitu: Sensor, Pengubah,
Penunjuk
1. Sensor
Yaitu bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan objek ukur.
Terdiri dari
 Sensor mekanik
 Sensor optik
 Sensor pneumatik
2. Pengubah
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal yang dirasakan oleh sensor
menjadi besaran ynag terukur.
Terdiri dari:
 Pengubah mekanik
 Pengubah optomekanik
 Pengubah elektrik
 Pengubah opto elektrik
 Pengubah pneumatik
 Pengubah optik
3. Penunjuk
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan harga pengukuran.
Terdiri dari:
 Penunjuk beskala
- Skala linear
- Skala melingkar
 Penunjuk digital
- Digital mekanik
- Digital elektrik (LED)
Jenis-jenis alat ukur:
Berdasarkan sifat aslinya, dapat dibedakan atas:
1. Alat Ukur Langsung
Yaitu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur yang lengkap, sehingga hasil
pengukuran dapat langsung diperoleh.
Contohnya : jangka sorong, mikrometer.
2. Alat Ukur Pembanding
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu produk dengan
ukuran dasar produk yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur.
Contohnya : dial indicator.
3. Alat Ukur Standar
Yaitu alat ukur yang hanya dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat
memberikan hasil pengukuran secara langsung, dan digunakan untuk alat kalibrasi dari
alat ukur lainnya.
Contohnya : blok ukur.
4. Alat Ukur Kaliber Batas
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada
di dalam atau diluar dari daerah toleransi produk tersebut.
Contohnya : kaliber lubang dan kaliber poros.
5. Alat Ukur Bantu
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk membantu dalam proses pengukuran. Sebenarnya
alat ini tidak bisa mengukur objek, namun karena peranannya yang sangat penting
dalam pengukuran maka alat ini dinamakan juga dengan alat ukur.
Contohnya : meja rata, stand magnetic, batang lurus.
Berdasarkan sifat turunannya, dapat dibedakan atas:
1. Alat Ukur Khas
Yaitu alat ukur yang dibuat khusus untuk mengukur geometri yang khas, misalnya
kekasaran permukaan, kebulatan, profil gigi pada roda gigi. Alat ukur jenis ini dapat
dilengkapi skala dan dilengkapi alat pencatat atau penganalisis data.
Contohnya alat ukur roda gigi.
2. Alat Ukur Koordinat
Yaitu alat ukur ysang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam ruang, digunakan
untuk menentukan posisi
Contohnya alat ukur posisi.
Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas:
1. Alat ukur mekanik
2. Alat ukur elektrik
3. Alat ukur optik
4. Alat ukur pneumatik
5. Alat ukur hidrolik dan aerodinamik
Adapun sifat dari alat ukur adalah:
1. Rantai kalibrasi
Yaitu kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan tingkatan pengkalibrasian.
Tingkatan tersebut adalah
 Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja.
 Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar.
 Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional.
 Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar internasional.
2. Kepekaan
Yaitu kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil dari
harga pengukuran.
3. Mampu baca
Kemampuan sistem penunjukan dari alat ukur untuk memberikan harga pengukuran
yang jelas dan berarti.
4. Histerisis
Yaitu penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu dilakukan pengukuran secara
kontinu dari dua arah yang berlawanan.
5. Pergeseran
Yaitu terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara sensor tidak
memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
6. Kepasifan
Terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak
menunjukkan perubahan pada harga ukur.
7. Kestabilan nol
Yaitu kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak lagi bekerja.
8. Pengambangan
Yaitu suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur
yang konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.
Klasifikasi Alat Ukur
Menurut cara kerja, alat ukur diklasifikasikan menjadi :
 alat ukur mekanis
 alat ukur elektris
 alat ukur optis
 alat ukur mekanis optis dan
 alat ukur pneumatis
Menurut sifat dari alat ukur :
a. Alat ukur langsung : hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurannya.
Contoh jangka sorong, mikrometer, mistar baja, height gauge.
b. Alat ukur pembanding : alat ukur yang mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi.
Misal jam ukur ( dial indicator ), pembanding ( comparator )
c. Alat ukur standar, alat ukur yang mempunyai harga ukur tertentu. Misal blok ukur ( block
gauge ),batang ukur ( length bar ), dan master ketinggian ( height master).
d. Alat ukur batas, alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu dimensi
obyek ukur masih terletak dalam batas-batas toleransi ukuran. Misal kaliber batas Go
dan No Go
e. Alat ukur bantu, alat ukur yang sifatnya hanya sebagai pembantu dalam proses
pengukuran. Misal dudukan mikrometer, penyangga/pemegang jam ukur.
Menurut jenis dari benda yang akan diukur :
1. Alat ukur linier : alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung.
2. Alat ukur sudut atau kemiringan : ada alat ukur sudut yang langsung bisa dibaca hasil
ukurannya ada juga yang membutuhkan perhitungan matematis.
3. Alat ukur kedataran.
4. Alat ukur untukmengukur profil atau bentuk.
5. Alat ukur ulir.
6. Alat ukur roda gigi
7. Alat ukur mengecek kekasaran.
Jenis-jenis pengukuran dalam Metrologi Industri:
1. Pengukuran Linear
2. Pengukuran Sudut
3. Pengukuran Kerataan dan Kedataran
4. Pengukuran Profil
5. Pengukuran Ulir
6. Pengukuran Roda Gigi
7. Pengukuran Posisi
8. Pengukuran Kekasaran Permukaan
Karakteristik pengukuran:

 Ketelitian (Accuracy), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang
mendekati harga yang sebenarnya.
 Ketepatan (Precision), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang
sama dari beberapa pengukuran yang dilakukan
 Kecermatan (Resolution), yaitu skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur.
Metode-metode pengukuran dalam Metrologi Industri
1. Pengukuran Langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung dimana
hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.
2. Pengukuran Tak Langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding dan alat
ukur standar, dimana hasil pengukuran tidak dapat diperoleh secara langsung.
3. Pengukuran dengan Kaliber Batas
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi
suatu produk berada di dalam atau diluar daerah toleransi produk tersebut.
4. Membandingkan dengan Bentuk Standar
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan bentuk produk dengan
bentuk standar dari produk tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
profil proyektor.
Toleransi adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas, dimana ukuran
atau jarak permukaan batas geometri komponen harus terletak. Suaian adalah
hubungan antara dua komponen yang akan dirakit, yang ditimbulkan adanya perbedaan
ukuran bagi pasangan elemen geometrik saat mereka disatukan. Kalibrasi adalah
membandingkan suatu alat ukur (skala atau harga nominalnya) dengan acuan yang
dianggap lebih benar. Langkah-langkah kalibrasi yaitu melakukan pengkalibrasian alat
ukur dengan alat ukur yang lebih tinggi tingkatannya pada rantai kalibrasi, sehingga alat
ukur tersebut dapat mempunyai aspek keterlacakkan (trace ability).
Hampir semua alat ukur mempunyai bagian yang disebut dengan penunjuk atau
pencatat kecuali beberapa alat ukur batas atau standar.
Dari bagian penunjuk inilah dapat dibaca atau diketahui besarnya harga hasil
pengukuran. Secara umum, penunjuk/pencatat ini dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
1. Penunjuk yang mempunyai skala,
2. Penunjuk berangka (sistem digital).
Jenis-jenis Pengukuran
1. Pengukuran Langsung
Pengukuran Langsung adalah proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur
langsung dan hasil pengukurannya dapat langsungterbaca.
Contoh :Mistar Ukur, Mistar Ingsut (Caliper),Mikrometer, Height Gauge

2. Pengukuran Tak Langsung


Pengukuran Tak Langsung adalah proses pengukuran yang dilaksanakan dengan
memakai beberapa jenis alat ukur pembanding, standar, dan alat ukur bantu.
3. Pengukuran dengan Kaliber Batas
Pengukuran dengan Kaliber Batas adalah proses pemeriksaan untuk memastikan
apakah obyek ukur memiliki harga yang terletak di dalam atau di luar daerah toleransi
ukuran, bentuk, dan/atau posisi.

Gambar : Alat ukur caliber


4. Pengukuran dengan Bentuk Acuan
Pengukuran dengan cara membandingkan dengan suatu bentuk acuan yang ditetapkan
pada layar alat ukur proyeksi.
5. Pengukuran Geometri Khusus
Pengukuran yang dilakukan hanya untuk satu jenis geometri tertentu saja, seperti :
kebulatan silinder, pitch ulir, pitch roda gigi, dsb.

Gambar : Pengukuran geometri khusus


6. Pengukuran dengan Mesin Ukur Koordinat
Mesin Ukur Koordinat adalah alat ukur geometri modern dengan memanfaatkan
komputer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda ukur untuk
menganalisis data pengukuran.

Gambar : Pengukuran dengan mesin ukur koordinat


Pengukuran Linier
1. Mistar Ukur
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur linear langsung (panjang, lebar, dan
tinggi),dimana hasil pengukurannya dapat langsung di baca pada bagian
penunjuk (skala) dari alat ukur, dan hasil pengukuran dari alat ini tidak teliti.

Gambar: Alat ukur linier langsung


2. Mistar Ingsut / Vernier Caliper
Mistar ingsut kadang-kadang disebut juga dengan nama lain, yaitu: mistar geser, jangka
sorong, jangka geser atau schuifmaat. Prinsipnya sama seperti mistar ukur yaitu
dengan adanya skala linier pada rahangnya, sedangkan perbedaannya terletak pada
cara pengukuran objek ukur.
Adapun kegunaan dari mistar ingsur itu sendiri, antara lain :
- Dapat mengukur ketebalan jarak luar atau dimensi luar.
- Dapat mengukur kedalaman.
- Dapat mengukur tongkat.
- Dapat mengukur celah atau dimeter dalam.
Gambar: Mistar Ingsut / Vernier Caliper
3. Mikrometer
kegunaan mikrometer skrup antara lain sebagai berikut ;
- Mengukur ketebalan benda yang tipis misalnya uang koin logam, bahkan untuk
mikrometer yang sangat teliti bisa digunakan untuk mengukur tebal kertas. ketelitian
mikrometer skrup yaitu antara 0,01 mm atau 0,05 mm.
- Mengukur diameter luar sebuah benda yang kecil misalnya bantalan peluru, atau
silinder kecil seperti contoh gambar di atas
- Untuk micrometer terntentu yang memiliki rahang geser bisa juga digunakan untuk
mengukur kedalaman benda yang kecil seperti jangka sorong.

Gambar: Mikrometer
Pengukuran Sudut
Pada umumnya alat ukur sudut itu terbagi atas dua bagian besar, yaitu alat ukur
sudut langsung, (besar sudut dapat langsung diketahui dari skalanya), dan alat ukur
sudut Tak Langsung,(harus melalui perhitungan terlebih dahulu).
Yang termasuk alat ukur sudut langsung, antara lain :
 Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )
Gambar: Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )
 Busur Bilah ( Bevel Protractor)

Gambar: Busur Bilah ( Bevel Protractor)


Sedang alat ukur sudut tak Langsung antara lain :

  Rol
  Bola
  Alat-alat dengan rumus Sinus
  Block ukur sudut ( Angle Gauge)
  Mistar ingsut Ketinggian ( Hight Vernier Caliper)
  Auto Kalimator ( Angle Dekor )
  Pedatar ( Spirit Level )

Pengukuran Ketegaklurusan
 Penyiku
Fungsi penyiku adalah untuk memeriksa ketegaklurusan atau kesikuan suatu benda,
memeriksa kesejajaran garis, dan alat bantu dalam membuat garis pada benda kerja.

Gambar: Penyiku
Pengukuran Kedataran
 Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke
acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di
dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar,
perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada
di tengah, berarti waterpass telah terpasangdengan benar. Pada waterpass, terdapat
lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapattanda panah menyerupai
ordinat (koordinat kartesius).

Gambar: Waterpass
Pengukur Kebulatan
Dial gauge, dial indikator (jarum ukur)
Kegunaan dial gauge seperti yang telah kita ketahui adalah untuk :
 mengukur kerataan permukaan bidang datar
 mengukur kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros
 mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder
Adapun jenis jenis dial gauge sendiri ada berbagai macam sesuai dengan skala yang
digunakan, beberapa jenis dial gauge antara lain :
1. Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm jenis ini dapat digunakan untuk mengukur
dengan batas ukuran sampai dengan 10 mm
2. Dial gauge dengan nulai skala 0,01 mm jenis ini mempunyai batas ukur sampai dengan
1 mm
3. Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm jenis ini mempunyai batas ukur sampai 0,025
mm

Gambar: Dial gauge /dial indikator


Bagian bagian dial gauge :
1. Jarum panjang
2. Jarum pendek
3. Tanda batas toleransi
4. Bidang sentuh denganbenda kerja
Fungsi dari masing masing bagian :
1. Jarum panjangJarum panjang ini akan langsung bergerak apabila bagian bidang
sentuh tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai pergerakan dari jarumpanjang tersebut
tergantung dari beberapa nilai dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial gauge skala
0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm
Skala untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang artinya posisi
angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki
pada saat proses pengukuran benda kerja.
2. Jarum pendekjarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum panjang
bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).misal : nilai
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai
skala 0,01 mm)
Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
3. Batas toleransiBatas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser kekiri dan
kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat batas pergerakan jarum
panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.
4. Bidang sentuh dengan benda kerjaBagian ini akan bergerak naik atau turun apabila
bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap
bidang sentuh tersebut.
Jarum panjang akan bergerak kearah kanan apabila bidang sentuh bergerak kearah
atas.
Jarum panjang akan bergerak kekiri apabila bidang sentuh bergerak ke bawah.
SUMBER - SUMBER KESALAHAN PENGUKURAN
a. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
Kesalahan pengukuran dapat diakibatkan oleh kondisi alat ukur. Untuk mengurangi
terjadinya penyimpangan pengukuran seminimal mungkin maka alat ukur yang akan
dipakai harus dikalibrasi untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur,
seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan dan sebagainya.
b. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
Benda ukur yang terbuat dari bahan yang bersifat elastis atau yang mempunyai sifat
elastis, artinya bila ada beban atau tekanan yang dikenakan pada benda tersebut maka
akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati - hati dalam mengukur maka
penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi.
c. Kesalahan pengukuran karena faktor si pengukur
Manusia memang mempunyai sifat tersendiri dan keterbatasan. Sulit diperoleh hasil
yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran meskipun alat ukur sama dan
benda ukur juga sama. Hal ini mungkin karena kondisi manusia, kesalahan
penggunaan metode pengukuran,kesalahan karena pembacaan skala ukur.
d. Kesalahan karena kondisi manusia
Kondisi badan yang kurang sehat sewaktu mengukur mungkin badan agak gemetar,
maka posisi alat ukur terhadap benda ukur sedikit mengalami perubahan akibatnya
hasil pengukuran ada penyimpangan, penglihatan yang kurang jelas juga bisa
mengakibatkan kesalahan pembacaan skala ukur.
e. Kesalahan karena pembacaan skala ukur.
Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca skala ukur atau
istilahnya paralaks, si pengukur yang kurang memahami pembagian divisi dari skala
ukur dan kurang mengerti membaca skala ukur yang ketelitiannya lebih kecil daripada
yang biasanya sering digunakan.
f. Kesalahan karena faktor lingkungan
Ruang yang digunakan untuk pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi letak
peralatan ukurnya. Ruang yang kurang terang atau remang - remang dapat
mengganggu dalam membaca skala ukur.
ALAT UKUR MEKANIK

I. ALAT UKUR MEKANIK

Pengertian Pengukuran :

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat ukur yang
ditetapkan sebagai satuan
Contoh: mengukur panjang meja dengan sebatang pensil (panjang meja sebagai besaran, pensil sebagai
alat ukur, dan panjang pensil sebagai satuannya).

Pengertian besaran dan satuan :

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur.

TABEL 1. BESARAN POKOK DAN SATUAN

Pengertian Alat Ukur


Alat ukur adalah sesuatu / alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Jenis jenis alat ukur :
1. Alat ukur mekanik
2. Alat ukur elektrik
3. Alat ukur pneumatik

Pengertian Alat Ukur Mekanik


Alat ukur mekanik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ukuran atau dimensi dan
kondisi fisik suatu komponen seperti panjang, lebar, tinggi, kerataan, dan sebagainya.

Jenis-jenis alat ukur mekanik


1. jangka sorong,
2. micrometer,
3. cyilinder bore gauge,
4. dial indicator,
5. feeler gauge

1. JANGKA SORONG / VERNIER CALIPER

Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter terkecil misalnya
diameter dalam, diameter luar, maupun kedalaman suatu lubang.

Gambar 1. Bagian-bagian Jangka Sorong


Bagian Fungsi Cara Kerja Jangka Sorong/Vernier Caliper
Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada yang di atas
dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan skala
nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm
sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.Sobat hitung
pahami betul bagian-bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara
menggunakan jangka sorong nantinya.
Fungsi Jangka Sorong
1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai
0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah)
2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter
benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti
kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil
Cara Menggunakan Jangka Sorong Dalam Beberapa Langkah.
1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan
rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang
tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa
mensettingnya.
2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan
permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa
sebabkan kesalahan pengukuran.
3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai
dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.
Berikut cara pengukurannya:

a. Mengukur Diameter Luar


1. Buka tombol pengunci yang terletak di bagian atas
2. Tarik Rahang geser
3. Kemudian letakan benda kerja yang mau di ukur
4. Jepit benda kerja diantara skala tetap dan skala geser bagian bawa
5. Kemudian kunci dan baca hasil pengukuran

b. Mengukur diameter dalam


1. Buka pengunci
2. Tarik rahang geser sampai menumpuh di dua sisi benda kerja
3. Kemudian kunci dan baca hasil pengukuran

c. Mengukur kedalaman
1. Buka pengunci
2. Posisikan jangka sorong dengan tegak lurus
3. Ukur kedalaman dengan cara menggeser skala geser sampai menumpu di permukaan menda kerja
4. Kunci dan baca hasil pengukuran

Menentukan Ketelitian Jangka Sorong Manual


A. Jangka Sorong dengan Ketelitian o,o2 mm

Gambar 2. Ketelitian Jangka Sorong 0,02 mm

Pada gambar diatas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius


Besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 Skala Utama = 0,98 Skala Utama.
Maka Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 1 – 0,98 = 0,02 mm.
Atau Ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian Skala utama dibagi jumlah skala nonius = 1/50
= 0,02 mm

B. Jangka Sorong dengan Ketelitian o,o5 mm


Gambar 3. Ketelitian Jangka Sorong 0,05

Pada gambar diatas terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama = 1,95 Skala Utama.
Maka Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 2 – 1,95 = 0,05 mm.
Atau Ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian Skala utama dibagi jumlah skala nonius =
1/20 = 0,05 mm

C. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm

Gambar 4. Jangka Sorong Ketelitian 0,1 mm

Pada gambar diatas terbaca 9 Skala Utama = 10 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/10 x 9 Skala Utama = 0,9 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =1 – 0,9 = 0,1 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/10 = 0,1 mm

Cara Membaca Jangka Sorong


1. Lihat skala utama lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius. Bisa
menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil
nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan
ketelitian sampai 1 mm
2. Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala utama.
Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm
3. Jumlahkan

Gambar 5. Cara membaca hasil ukur jangka sorong

Penjelasan langkah membaca hasil ukur pada Gambar.5 dengan ketelitian 0,05mm:
1. Hitung jumlah ruas pada garis warna biru (Skala Utama) tepat sebelum angka nol
pada ruas garis warna merah (Skala Vernier), hasilnya = 9 ruas
2. Tuliskan angka tertera pada ruas garis warna merah sebelum garis merah yang
sejajar dengan garis warna biru, hasilnya = 1
3. Jika ada selisih lebih dari angka tertera pada garis yang sejajar langsung
masukkan angka 5
4. Sehingga hasil akhirnya adalah 9,15mm
Contoh:
Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka sorong jika pada skala utama dan skala nonius
tampak sebagai berikut

Jawaban :
Lingkaran Biru : 5, 3 “sekian” cm, sekian akan kita dapatkan di lingkaran “merah”
Lingkaran Merah : 5
Jadi hasilnya = 5,35 cm

2. MIKROMETER

Cara Menggunakan Alat Ukur Mikrometer


Mikrometer adalah alat ukur presisi yang dapat mengukur ketelitian hingga 0,001mm.
1. Bagian-bagian Mikrometer

Gambar 1. Bagian-bagian Mikrometer

a. Frame atau Bingkai


Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal
dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu
pengukuran.
b. Anvil atau Landasan
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil danspindle
c. Spindle atau Landasan Tidak Tetap
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan
d. Lock atau Pengunci
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerakketika mengukur benda
e. Sleeve
Silinder tempat skala utama
f. Thimble
Silinder tempat skala nonius
g. Rachet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan diukur tepat berada
diantara spindle dan anvil

2. Macam-macam dan Fungsi Mikrometer


Secara umum, tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu:
a. Mikrometer Luar (Outside Micrometer)
Luar adalah alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan membaca jarak antara dua muka
ukur sejajar yang berhadapan.
Gambar 2. Mikrometer luar

b. Mikrometer Dalam (inside micrometer)


Mikrometer Dalam adalah alat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca
jarak antara dua muka ukur yang saling membelakangi.

Gambar 3. Mikrometer Dalam

c. Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer).


Mikrometer Kedalaman adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur kerendahan dari
langkah-langkah dan slot-slot.
Gambar 4. Mikrometer Kedalaman

3. Cara Menggunakan dan Membaca Mikrometer


a. Cara Menggunakan
1) Buka pengunci mikrometer kemudian buka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besar dari
benda yang akan diukur dengan cara memutar rachet knob
2) Masukkan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil
3) Geserkan spindle ke arah benda kerja dengan cara memutar rachet knob sampai terdengan klik
(jangan terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh)
4) Kunci mikrometer agar spindle tidak bergerak
5) Keluarkan benda dari mikrometer dan baca skalanya

b. Ketelitian Mikrometer
Skala pada mikrometer dibagi dua jenis:
1. Skala Utama
Terdiri dari skala :1, 2, 3, 4, 5 mm dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm dan
seterusnya
2. Skala Putar / Nonius
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala
putar = 0,5/50 mm = 0,01 mm

c. Cara Membaca
1) Posisikan mikrometer tegak lurus terhadap arah pandangan
2) Bacalah skala utama pada mikrometer (garis bagian atas menunjukkan angka bulat dalam satuan
mm, sedangkan garis bawah menunjukkan bilangan setengah dalam satuan mm)
3) Bacalah skala nonius yaitu garis yang tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama (50
bagian). Kemudian hasilnya kalikan dengan ketelitian dari mikrometer, hasilnya merupakan skla
nonius.
4) Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama denan skala noniusnya.
Jarak strip di atas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip di bawah garis adalah 0.05
mm, Sedangkan nilai satu strip pada thimble adalah 0.01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah
pembacaan ketiga skala tersebut.
Gambar. 6. Contoh Pembacaan Mikrometer

Jadi contoh A :
Pembacaan skala garis : 5.00
Pembacaan skala di bawah garis : 0.00
Pembacaan skala thimble : 0.20
Pembacaan akhir : 5.20

Jadi contoh B :
Pembacaan skala garis : 7.00
Pembacaan skala di bawah garis : 0.50
Pembacaan skala thimble : 0.15
Pembacaan akhir : 7.65

4. Perawatan dan Kalibrasi Mikrometer


Sebelum dipakai, mikrometer harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dengan kain yang
bersih.
Kalibrasi mikrometer dengan cara membersihkan anvil dan spindle dengan kain, kemudian putar
rachet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan dan terdengan bunnyi klik 2-3x atau
penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini denganlock clamp. Hasil dari
pembacaan pada skala adalah Nol jika mikrometer dalam keadaan baik (Nol pada thimble harus
lurus dengan outer sleeve)
Gambar 7. Pengecekan Kalibrasi

Gambar 8. Kalibrasi Mikrometer

a. Jika kesalahan 0.02 mm atau kurang


1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
2) Dengan memakai penyetel, putar outer sleeve sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis
3) Setelah penyetelan selesai, periksalah kembali tanda “0”.
b. Jika kesalahan melebihi 0.02 mm
1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
2) Kendorkahlah stopper sampai thimble bebas.
3) Luruskan tanda ”0” thimble dengan garis pada outer sleev
4) Kencangkan kembali ratchet stopper
5) Setelah penyetelan selesai, periksa kembali titik ”0” untuk meyakinkan bahwa micrometer telah
dikalibrasi dengan benar.

SOAL EVALUASI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling
benar !
1. Pengukuran adalah :
A. Kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan
B. Membandingkan benda dengan benda lain
C. Mengukur alat ukur
D. Membandingkan alat ukur dengan alat ukur lain

2. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ukuran atau dimensi dan kondisi fisik suatu
komponen seperti panjang, lebar, tinggi, kerataan, adalah ….
A. Alat ukur mikrometer
B. Alat ukur mekanik
C. Alat ukur elektrik
D. Alat ukur pneumatic

3. Jenis-jenis alat ukur yang termasuk alat ukur mekanik adalah …


A. Jangka sorong, mikrometer, multitester
B. Jangka sorong, mikrometer, tire gauge
C. Jangka sorong, mikrometer, silinder bore gauge
D. Mistar, avometer, feeler gauge, micrometer

4. Yang tidak termasuk fungsi jangka sorong yaitu …


A. Mengukur panjang suatu benda
B. Mengukur diameter suatu benda
C. Mengukur kedalaman suatu benda
D. Mengukur celah bagian dalam yang tipis

5. Nama-nama komponen jangka


sorong no. 3,4, dan 6 yang ditunjukkan gambar di samping yaitu …

A. Tangkai ukur kedalaman, skala nonius, skala utama


B. Rahang geser bawah, skala utama, skala nonius
C. Tangkai ukur kedalaman, rahang geser, skala utama
D. Tangkai ukur kedalaman, skala utama, skala nonius

6. Untuk mengukur diameter dalam ditunjukkan pada gambar nomor ….

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

7. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan pengukuran dengan jangka sorong yaitu, kecuali …
A. kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik.
B. Lakukan pengecekan apakah ketika rahang tertutup garis angka nol skala nonius, lurus dengan garis nol
skala utama. Jika tidak maka harus dikalibrasi dengan cara mensettingnya
C. Alat ukur tidak perlu dikalibrasi
D. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Kencangkan baut pengunci

8. Ketelitian alat ukur jangka sorong seperti yang ditunjukkan pada gambar di
samping adalah …
A. 0,02 mm
B. 0,01 mm
C. 0,05 mm
D. 0,1 mm

9. Ketelitian alat ukur jangka sorong seperti yang ditunjukkan pada gambar
di samping adalah …
A. 0,02 mm
B. 0,01 mm
C. 0,05 mm
D. 0,1 mm

10. Untuk mengukur benda dengan ukuran 5,75, dapat diukur dengan jangka sorong dengan ketelitian …
A. 0,02 mm
B. 0,5 mm
C. 0,05 mm
D. 0,1 mm
11. Berapakah hasil ukur jangka sorong seperti yang
ditunjukkan pada gambar di samping adalah …
A. 70,40 mm
B. 47,40 mm
C. 47,63 mm
D. 63,47 mm

12. Berapakah hasil ukur jangka sorong seperti yang


ditunjukkan pada gambar di samping adalah …

A. 2,4 mm
B. 0,5 mm
C. 2,04 mm
D. 6,4 mm

13. Fungsi mikrometer sekrup yaitu …


A. Mengukur diameter dalam suatu benda
B. Mengukur diameter luar, ketebalan suatu benda
C. Mengukur kedalaman suatu benda
D. Mengukur celah bagian dalam yang tipis

14. Nama-nama komponen mikrometer yang ditunjukkan No. 1, 2, 5 pada gambar


disamping yaitu …
A. Anvil, spindle, thimble
B. Anvil, sleeve, rachet knob

C. Anvil, spindle, rachet knob


D. Anvil, spindle, lock

15. Cara-cara menggunakan Mikrometer Sekrup yaitu kecuali …


A. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke dalam rahang.
B. Lakukan pengecekan apakah ketika poros tetap dan poros geser bertemu skala utama dan skala nonius
menunjukkan angka nol, jika tidak harus dikalilbrasi.
C. Mikrometer tidak perlu dikalibrasi karena sudah standar
D. Putarlah racet sampai terdengar bunyi “klik”. Kuncilah agar pemutar tidak bisa bergerak lagi.
16. Cara-cara membaca Mikrometer Sekrup yaitu kecuali …
A. Jumlahkan kedua angka nominal dan decimal. Itulah hasil dari pembacaan micrometer tersebut.
B. Alat ukur tidak perlu dikalilbrasi karena sudah standar
C. Lihat angka pada skala noinius/putar yang segaris dengan garis melintang di skala utama, kalikan angka
itu dengan 0,01. Angka tersebut merupakan angka decimal
D. Lihat pada skala utama yang tepat ditunjuk di sebelah kiri skala nonius/putar. Angka tersebut
merupakan angka nominal.

17. Ketelitian alat ukur mikrometer sekrup adalah …


A. 0,02 mm
B. 0,1 mm
C. 0,05 mm
D. 0,01 mm

18. Apabila thimble pada mikrometer diputar satu putaran penuh, maka spindle akan bergeser sejauh

A. 1,00 mm
B. 0,01 mm
C. 50 mm
D. 0,5 mm

19. Berapakah hasil ukur mikrometer yang ditunjukkan pada gambar di samping ?

A. 55,45 mm
B. 56,45 mm
C. 55,95 mm
D. 50,95 mm

20. Berapakah hasil ukur mikrometer yang ditunjukkan pada gambar di samping ?

A. 4,38 mm
B. 4,88 mm
C. 45,38 mm
D. 45,88 mm

Vous aimerez peut-être aussi