Vous êtes sur la page 1sur 7

PENTINGNYA MELAKSANAKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا‬ ُ ‫ِإ ّن ْال َح ْمدَ هللِ ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِباهللِ ِم ْن‬
ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ض ِل ْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
ِ ‫سيّئَا‬
َ ‫َو‬
‫سلّ ْم‬
َ ‫ص ّل َو‬ َ ‫س ْولُهُ اَلل ُه ّم‬ ُ ‫أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ّن ُم َح ّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
.‫ان ِإلَى يَ ْو ِم الدّيْن‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِإِ ْح‬ْ َ ‫َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آ ِل ِه ِوأ‬
‫يَاأَيّ َها الّذَيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح ّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ ّن ِإالّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ يَاأَيّ َها‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ْم‬
ْ ُ‫الّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوالً َس ِد ْيدًا ي‬
ُ‫ أ َ ّما بَ ْعد‬،‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬ ُ ‫ ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َر‬...

Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!

Marilah kita senantiasa meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketaqwaan kita kepada
Allah Subhanahu wata’ala dengan selalu menjalankan setiap perintah Allah dan Nabi-Nya
Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berusaha semaksimal mungkin menjauhi dan meninggalkan
setiap bentuk larangan Allah dan Nabi-Nya.

sebagai bentuk konsekwensi mahabbah dan kecintaan kepada-Nya. Selalu berharap surga dan
merasa takut terhadap adzab dan siksa-Nya. Kita senantiasa interopeksi diri dan muhasabah
terhadap amalan yang telah kita lakukan. Dengan itu kita memiliki perhitungan dan tolak ukur
yang jelas, sudahkah di antara kita telah membekali diri dengan bekal yang baik untuk
menghadapi perhitungan Allah SWT di saat tidak akan ada lagi pertolongan melainkan
pertolongan-Nya.

Jama’ah shalat jum’at yang berbahagia,

Keimanan seseorang bisa berubah-ubah, dapat meningkat juga dapat merosot tajam. Keimanan
akan meningkat dengan amalan shalih yang dikerjakan. Dan kemerosotannya disebabkan
terjadinya pelanggaran syari’at dan maksiat. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
menggambarkan keimanan dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak
dengan sanad hasan, yang artinya,“Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang, bagaikan
baju yang bisa berubah usang. Karena itu, mintalah kepada Allah agar Allah memperbaharui
iman dalam hati kalian.”

Oleh karena itu marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala karena taqwa adalah
sebaik-baik bekal bagi seorang hamba dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat.

Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at rahimakumullah.

Amar ma’ruf nahi munkar yang oleh sebagian ulama disamakan dengan dakwah adalah suatu
kewajiban mulia di dalam Islam yang dengannyalah Allah Ta’ala menjadikan umat ini sebagai
umat terbaik, sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam surat Ali Imran;110:

‫وف َوت َ ْن َه ْونَ َع ِن ْال ُمن َك ِر‬ ِ ‫اس تَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر‬ِ َّ‫ت ِللن‬ ْ ‫ُكنت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ َخيْرا ً لَّ ُهم ِ ّم ْن ُه ُم ْال ُمؤْ ِمنُون‬
ِ ‫اّلل َولَ ْو آ َمنَ أ َ ْه ُل ْال ِكتَا‬
ِ ّ ِ‫َوتُؤْ ِمنُونَ ب‬
َ‫َوأ َ ْكث َ ُر ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Di dalam menafsirkan ayat ini Syaikh as-Sa’di Rahimahullah berkata, “Allah memuji umat ini dan
Dia mengabarkan bahwa mereka adalah umat terbaik yang Allah lahirkan untuk manusia. Hal ini
karena mereka menyempurnakan diri mereka dengan iman, yang mengharuskan mereka untuk
menunaikan semua perintah Allah dan karena mereka menyempurnakan orang lain dengan
cara amar ma’ruf nahi munkar, yang di dalamnya terkandung dakwah ke jalan Allah,
kesungguhan mereka di dalam dakwah tersebut dan mengerahkan seluruh kemampuan mereka
di dalam mengembalikan manusia dari kesesatan dan kesalahan mereka (menuju ke jalan
hidayah).

Maka, dari ayat ini, kita tahu bahwasanya kemuliaan dan kebaikan umat ini salah satunya
disebabkan karena adanya amar ma’ruf nahi munkar dan sebaliknya apabila mereka
meninggalkan hal ini, maka akan terjadi banyak sekali akibat buruk yang menimpa umat ini, dan
di antara dampak-dampak tersebut adalah:
1. Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat. Hal ini sebagaimana yang
ditunjukkan oleh Allah Ta’ala dalam surat Toha 123-124:

‫عد ٌُّو فَإِ َّما يَأْتِيَنَّ ُكم ِ ّم ِنّي ُهدًى فَ َم ِن ات َّ َب َع‬


َ ‫ض‬ ُ ‫طا ِم ْن َها َج ِميعا ً بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم ِلبَ ْع‬ َ ‫قَا َل ا ْه ِب‬
ً ‫ضنكا‬ َ ً ‫شة‬ َ ‫عن ِذ ْك ِري فَإِ َّن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫ض‬ َ ‫و َم ْن أَع َْر‬.
َ ‫ض ُّل َو َال َي ْشقَى‬ ِ ‫اي فَ َال َي‬ َ َ‫ُهد‬
‫ش ُرهُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة أَ ْع َمى‬ُ ‫َون َْح‬
"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian
yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti
petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari
peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thaha: 123-124)

Berkata Syaikh Asa’di di dalam tafsir beliau mengikuti kebenaran dengan cara membenarkan
kabar al-Qur`an dan tidak membantahnya dengan syubhat dan mengamalkan perintah dengan
tidak menentangnya dengan syahwat. Maka syubhat dan syahwat keduanya adalah penghalang
terwujudnya perintah Ilahi dan ditinggalkannya laranganNya. Maka apabila kita perhatikan
kondisi dunia saat ini, khususnya masyarakat yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan
oleh Allah, bahwa mereka menolak hukumNya, maka kita dapatkan mereka tenggelam di dalam
syubhat dan syahwat dan tersebarlah di dalam masyarakat tersebut kejahatan baik secara fisik
maupun maknawi dan hilanglah rasa aman di dalamnya. Tentunya hal ini disebabkan karena
tidak adanya amar ma’ruf, adapun negeri-negeri yang di dalamnya ditegakkan amar ma’ruf
tidak demikian.

2. Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat, ekonomi maupun politik.


Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada perbaikan/ amar ma’ruf nahi
munkar. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan permisalan tentang hal ini dalam hadits
riwayat Imam Bukhari dari sahabat Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:

َ ‫وم ا ْست َ َه ُموا َعلَى‬


‫س ِفينَ ٍة‬ ٍ َ‫ َك َمث َ ِل ق‬، ‫اقع ِفي َها‬
ِ ‫الو‬ ِ ‫َمث َ ُل القَا ِئ ِم في ُحدُو ِد‬
َ ‫هللا َو‬
‫ َو َكانَ الَّذِينَ في أ َ ْسفَ ِل َها ِإذَا‬، ‫ض ُه ْم أَ ْسفَلَ َها‬
ُ ‫ض ُه ْم أعْالها َوبَ ْع‬
ُ ‫ار بَ ْع‬
َ ‫ص‬ َ َ‫ف‬
‫ لَ ْو أنَّا خ ََر ْقنَا في‬: ‫ فَقَالُوا‬، ‫اء َم ُّروا َعلَى َم ْن فَ ْوق ُه ْم‬ ِ ‫ا ْستَقَوا ِمنَ ال َم‬
ً ‫أرادُوا َهلَ ُكوا َجميعا‬ َ ‫ فَإِ ْن ت َ َر ُكو ُه ْم َو َما‬، ‫َصي ِبنَا خ َْرقا ً َولَ ْم نُؤ ِذ َم ْن فَوقَنَا‬
ِ ‫ن‬
ً ‫إن أ َخذُوا َعلَى أيدِي ِه ْم نَ َجوا َونَ َج ْوا َجميعا‬ ْ ‫ َو‬،
“Perempumaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya
adalah seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka
mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila yang berada di
lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas.
Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian
bawa kapal), tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak
melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang
mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya), maka
selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (Al-Bukhari)

Berkata al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah, maknanya yang melarang dan yang dilarang selamat
semuanya. Dan demikianlah menegakkan hudud (Allah) akan mewujudkan keselamatan bagi
yang menyuruh dan orang yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan
karena maksiatnya dan orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka. Beliau
berkata lagi di dalam hadits ini ada penjelasan bahwa turunnya adzab karena ditinggalkannya
amar ma’ruf nahi munkar.

3. Paceklik, kekeringan yang panjang dan hilangnya keberkahan pada rizki-rizki mereka. Hal
ini dikarenakan banyaknya kamaksiatan yang dilakukan dan tidak ada yang menasehati dan
mendakwahi mereka untuk meninggalkan kemaksiatan mereka, sebagaimana firman Allah,

‫اء‬
ِ ‫س َم‬ ٍ ‫َولَ ْو أ َ َّن أ َ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُواْ َواتَّقَواْ لَفَت َ ْحنَا َعلَ ْي ِهم بَ َر َكا‬
َّ ‫ت ِ ّمنَ ال‬
َ‫ض َولَـ ِكن َكذَّبُواْ فَأ َ َخ ْذنَا ُهم ِب َما َكانُواْ يَ ْك ِسبُون‬ ِ ‫َواأل َ ْر‬
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)

Dan amar ma’ruf tujuan intinya adalah menyeru kepada keimanan dan berdakwah kepada
ketaqwaan. Maka dengan amar ma’ruf dan nahi munkar turunlah keberkahan di dalam rizki-
rizki mereka dan dengannya pula dihapuskan segala kesalahan, Nabi bersabda,
‫صدَقَةُ َو ْاأل َ ْم ُر‬ َّ ‫ ت ُ َك ِفّ ُرهَا َال‬, ‫الر ُجل ِفي أ َ ْهله َو َماله َو َولَده‬
َّ ‫ص َالة ُ َوال‬ َّ ‫ِفتْنَة‬
‫وف َوالنَّ ْهي َع ْن ْال ُم ْن َكر‬
ِ ‫بِ ْال َم ْع ُر‬
“Fitnah (dosa/ keburukan) seseorang di dalam keluarganya, hartanya dan anaknya dihapuskan
oleh shalat, shadaqah, dan amar ma’ruf nahi munkar.” (Al-Bukhari)

4. Tidak diijabahnya do’a, dan ini adalah perkara yang mengerikan karena seseorang hamba
sangat fakir kepada Allah, maka apabila dia berdo’a kemudian tidak dikabulkan oleh Allah,
maka dia termasuk orang yang celaka. Tidak terkabulnya do’a karena ditinggalkannya amar
ma’ruf. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi,

َّ ‫ع ِن ْال ُم ْن َك ِر أَ ْو لَيُو ِش َك َّن‬


‫َّللاُ أ َ ْن‬ ِ ‫َوالَّذِى نَ ْفسِى بِ َي ِد ِه لَتَأ ْ ُم ُر َّن ِب ْال َم ْع ُر‬
َ ‫وف َولَت َ ْن َه ُو َّن‬
‫يب لَ ُك ْم‬
ُ ‫عنَّهُ فَالَ يَ ْستَ ِج‬ ُ ‫علَ ْي ُك ْم ِعقَابا ً ِم ْن ِع ْن ِد ِه ث ُ َّم لَتَ ْد‬ َ ‫يَ ْب َع‬
َ ‫ث‬
“Demi yang jiwaku di tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau
tidak) hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian kemudian
kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”

5. Turunnya berbagai macam musibah ,baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Apabila
dalam suatu negeri tidak ditegakkan amar ma’ruf dan tidak ada pengingkaran terhadap
kemungkaran dan kemaksiatannya. Dan kemaksiatan apabila tersembunyi, maka dampaknya
hanyalah untuk pelakunya saja. Adapun apabila dilakukan dengan terang-terangan dan tidak
ada yang mengingkarinya, maka dampaknya akan menimpa seluruh manusia, ini sebagaimana
firman Allah dalam surat Al-Anfal: 25.

ُ‫شدِيد‬ ّ ‫صةً َوا ْعلَ ُمواْ أ َ َّن‬


َ َ‫َّللا‬ َ َ‫صيبَ َّن الَّذِين‬
َّ ‫ظلَ ُمواْ ِمن ُك ْم خَآ‬ ِ ُ ‫َواتَّقُواْ ِفتْنَةً الَّ ت‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim
saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya.”(Al-Anfal: 25)

Maka tidaklah terjadi musibah dan fitnah yang menimpa kaum Muslimin di seluruh penjuru
dunia saat ini, melainkan karena tersebarnya kamaksiatan dan kebanyakan manusia tidak
peduli lagi dengan amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karena itu cermatilah firman Allah,
ْ ‫ظ ْل ٍم َوأَ ْهلُ َها ُم‬
َ‫ص ِل ُحون‬ ُ ‫َو َما َكانَ َرب َُّك ِليُ ْه ِل َك ْالقُ َرى ِب‬
“Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Hud: 117)

6. Turunnya laknat yaitu dijauhkan dari rahmat Allah, karena laknat tidak terjadi melainkan
karena seseorang melakukan dosa besar. Dan Allah telah mengabarkan bahwasanya Dia telah
melaknat orang-orang sebelum kita yaitu Bani Isra`ilk arena mereka meninggalkan amar ma’ruf
nahi munkar. Allah Ta’ala berfirman,

‫سى اب ِْن َم ْريَ َم‬ َ ‫ان دَ ُاوودَ َو ِعي‬ِ ‫س‬َ ‫لُ ِعنَ الَّذِينَ َكفَ ُرواْ ِمن بَنِي ِإ ْس َرائِي َل َعلَى ِل‬
‫س‬ َ ْ‫صوا َّو َكانُواْ يَ ْعتَدُونَ َكانُواْ الَ يَتَنَاه َْونَ َعن ُّمن َك ٍر فَعَلُوهُ لَ ِبئ‬َ ‫ذَ ِل َك ِب َما َع‬
َ‫َما َكانُواْ يَ ْفعَلُون‬
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam.
Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama
lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah
apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Ma`idah:78-79)

7. Punahnya hukum dan syiar Islam.

Ini adalah bahaya yang paling besar dari sekian bahaya ditinggalkannya amar ma’ruf nahi
munkar. Karena tidaklah hukum-hukum Islam dan syiar-syiarnya menjadi asing melainkan
karena mereka tidak mengenal Islam. Hal itu disebabkan karena tidak adanya para penyeru
kepada yang ma’ruf dan penentang kemungkaran. Maka kita dapati saat ini orang-orang Islam
yang justru mempermainkan dan memperolok-olok hukum dan syiar Islam. Padahal
memperolok-olok dan mempermainkan syariat Islam adalah salah satu perbuatan yang bisa
mengeluarkan seseorang dari Islam, maka hendaklah kita berhati-hati dari hal yang demikian.
Demikian bahaya-bahaya ditimbulkan ketika kita meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka
dari sini kita tahu betapa pentingnya perkara ini. Untuk itu supaya kita terbebas dari bahaya-
bahaya di atas.
‫سا ِئ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ت‬ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي هَذا أ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ِلي َولَ ُك ْم َو ِل َ‬
‫‪.‬فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنّهُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر ّ‬
‫الر ِحي ِْم‬
‫‪KHUTBAH KEDUA :‬‬

‫ا َ ْل َح ْمدُ هلل َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َما ا َ َم َر‪ .‬ا َ ْش َهد ُ ا َ ْن َال اِلَهَ ا َِّال هللا َو ْحدَهُ َال ش َِري َْك لَهُ ا ِْرغَا ًما ِل َم ْن‬
‫ش ِر‪.‬‬ ‫اْل ْن ِس َو ْال َب َ‬ ‫سيِّدُ ْ ِ‬ ‫س ْولُهُ َو َح ِب ْيبُهُ َو َخ ِل ْيلُهُ َ‬ ‫َج َحدَ َو َكفَ َر‪َ .‬و ا َ ْش َهد ُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬
‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ْي ًما َكثِي ًْرا‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ِل ِه َو ا َ ْ‬ ‫س ِلّ ْم َو َب ِ‬
‫ص ِّل َو َ‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫سفَا ِسفَ َها‬ ‫ار َم ْاأل ُ ُم ْو ِر َو َي ْك َرهُ َ‬ ‫ا َ َّما َب ْعدُ‪ ،‬فَ َيا ِع َبادَ هللا اِتَّقُ ْوا هللا َو ا ْع َل ُم ْوا ا َ َّن هللا يُ ِحبُّ َم َك ِ‬
‫يُ ِحبُّ ِم ْن ِع َبا ِد ِه ا َ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ِفى ت َ ْك ِم ْي ِل اِ ْس َال ِم ِه َو اِ ْي َما ِن ِه َو اِنَّهُ َال َي ْهدِى ْالقَ ْو َم ْالفَا ِس ِقيْنَ ‪.‬‬
‫ت‬‫ار ْك َ‬ ‫ت َو َب َ‬ ‫سلَّ ْم َ‬ ‫ْت َو َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫س ِلّ ْم َو َب ِ‬
‫ص ِّل َو َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َعلَى اِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى ا َ ِل اِب َْرا ِهي َْم فِى ْالعَالَ ِميْنَ اِنَّ َك َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيدٌ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو‬
‫ْب‬
‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ‬ ‫ت اِنَّ َك َ‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َو ْاأل َ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ت ا َ ْأل َ ْحيَ ِ‬ ‫ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ي ْال َحا َجاتِ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َربَّنَا َال ت ُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْعدَ اِ ْذ َهدَ ْيتَنَا َو َه ْبلَنَا ِم ْن لَدُ ْن َك‬ ‫اض َ‬ ‫ت َو قَ ِ‬ ‫الدَّع َْوا ِ‬
‫ف‬‫اب‪َ .‬ربَّنَا َال ت َ ْج َع ْل فِى قُلُ ْو َبنَا ِغ اال ِللَّ ِذيْنَ ا َ َمنُ ْوا َربَّنَا اِنَّ َك َر ُؤ ْو ٌ‬ ‫ت ْال َو َّه ُ‬ ‫َر ْح َمةً اِنَّ َك ا َ ْن َ‬
‫اج َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ اِ َما ًما‪َ .‬ربَّنَا ا َ ِتنَا ِفى‬ ‫اجنَا َو ذُ ِ ّريَّتِنَا قُ َّرة َ ا َ ْعيُ ٍن َو ْ‬ ‫َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا َه ْبلَنَا ِم ْن ا َ ْز َو ِ‬
‫ار‬‫اب النَّ ِ‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَةً َو قِنَا َ‬ ‫سنَةً َو فِى ْاْل ِخ َرةِ َح َ‬ ‫‪.‬الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫َاء َو‬‫اء ذِى ْالقُ ْر َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْالفَ ْحش ِ‬ ‫ان َو اِ ْيت َ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫اْل ْح َ‬ ‫ِع َبادَ هللا! ا َِّن هللا َيأ ْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَّ َّك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُر ْوا هللا ْال َع ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ا ْش ُك ُر ْوهُ َعلَى ِن َع ِم ِه‬ ‫ْال ُم ْن َك ِر َو ْال َب ْغ ِى َي ِع ُ‬
‫صنَعُ ْونَ‬ ‫يَ ِز ْد ُك ْم َو لَ ِذ ْك ُر هللاِ ا َ ْكبَ ُر َو هللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْ‬

Vous aimerez peut-être aussi