Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen pengampu
Di susun oleh
Prodi: D3 Keperawatan / 2C
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya, sehingga saya telah berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdullilah tepat pada
waktunya.Terimakasih juga tidak luput saya ucapkan kepada Ibu Setianingsih, S.Kep., Ns., MPH
yang telah memberikan tugas serta bimbingan-bimbingannya dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini. Makalah ini berisikan tentang PENYAKIT GAGAL JANTUNG BAWAAN . Diharapkan juga
semoga makalan ini nantinya dapat memberikan pengetahuan serta manfaat kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan.Akhir kata semoga Allah SWT
senantiasa memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua,Amin amin ya Robal Allamin.
Savirda Kiki F.
BAB I
PENDAHULUAN
Jantung merupakan struktur kompleks yang terdiri dari jaringan fibrosa, otot jantung
dan jantung konduksi listrik. Jantung mempunyai fungsi utama untuk memompakan darah. Halini
dapat dilakukan dengan baik bila kemampuan otot jantung untuk memompakan
cukup baik, serta irama pemompaan yang baik. Bila ditemukan kenormalan pada salah satu
diatasm a k a a k a n m e m p e n g a r u h i e f i s i e n s i p e m o m p a a n d a n k e m u n g k i n a n d a p a t
m e n ye b a b k a n kegagalan memompa. Gagal jantung (heart failure/decompesantion
cordis) adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan u n t u k k e p e r l u a n
metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan
t e k a n a n pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.Gagal jantung merupakan salah
satu penyebab morbiditas dan mortalitas. Akhir akhir ini insiden gagal jantung mengalami
peningkatan. "ajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan
menyertai gagal jantung. "ondisi tersebut dinamakanf a k t o r r e s i k o . F a k t o r r e s i k o ya n g
a d a d a p a t d i m o d i f i k a s i a r t i n ya d a p a t d i k o n t r o l d e n g a n mengubah gaya hidup
atau kebiasaan pribadi dan faktor resiko yang non modifiable yang merupakan
konsekuensi genetik yang tak dapat dikontrol, contohnya ras, dan jenis kelamin. Gagal jantung
adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri ciri yang penting dari definesi ini adalah
pertama definisi gagal adalah relatif terh adap kebutuhan metabolik tubuh,
kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Gagal
jantung akut telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia sekaligus
penyebabs i g n i f i k a n j u m l a h p e r a w a t a n d i r u m a h s a k i t d e n g a n m e n g h a b i s k a n
b i a ya y a n g t i n g g i . &eningkatnya harapan hidup disertai makin tingginya angka
keselamatan ( survival ) setelahs e r a n g a n i n f a r k m i o k a r d a k u t a k i b a t k e m a j u a n
p e n g o b a t a n d a n p e n a t a l a k s a n a a n n ya , mengakibatkan semakin banyak pasien yang
hidup dengan disfungsi 'entrikel kiri yang selanjutnya masuk ke dalam gagal jantung kronis.
Dalam The 2nd Internasional Pediatric Cardiology Meeting di Cairo, Egypt, 2008 dr.Sukman
Tulus Putra lebih lanjut mengungkapkan 45.000 bayi Indonesia terlahir dengan gagal jantung
bawaan tiap tahun (Indonesia Heart Association).
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan dengan penyakit jantung
bawaan atau kongential ini dapat memberi asuhan keperawat dengan tepat dan benar bagi penderita
gagal jantung bawaan dan dapat mengurani angka kesakitan dan kematian karena penyakit gagal
jantung bawaan di masyarakat.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan konsep penyakit gagal jantung
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan gagal jantung
3. Menjelaskan patofisiologi pada gagal jantung
4. Menjelaskan klasifikasi gagal jantung
5. Melaksanakan proses keperawatan klien dengan gagal jantung
6. Mengenal pengkajian penatalaksanaan medis pada klien dengan gagal jantung
7. Merencanakan intervensi pada klien dengan gagal jantung keperawatan
8. Mengenal pengkajian diagnosis pada klien dengan gagal jantung
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi
struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan
yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan
akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal
ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami
tindakan operasi dini pada usia muda.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang
menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam
arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan :
1. 1. Faktor Prenatal :
2. Faktor Genetik :
( Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional
Harapan Kita, 2001 ; 109)
C. Patofisiologi
Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan yang bertekanan
rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan
sistem sirkulasi sistemik mempunyai tahanan yang tinggi.
Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan tinggi dengan rongga-
rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung yang
bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya defek pada
sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini
disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis dan defek
septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari tekanan rongga jantung
kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigen mengalir melalui defek
tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt)
kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar
oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan sianosis.
Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala: gangguan pertumbuhan, intoleransi terhadap
aktivitas.
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban
ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin
asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung
kongestif (CHF)
E. KLASIFIKASI
F. Komplikasi
Endokarditis
Obstruksi pembuluh darah pulmonal
CHF
Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
Enterokolitis nekrosis
Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia
bronkkopulmoner)
Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
Aritmia
Gagal tumbuh
G. Pemeriksaan Diagnostik
H. Penatalaksanaan Medis
I. PATHWAY
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Pada penderita Gagal jantung bawaan biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20
tahun atau > 35 tahun
4. Riwayat kehamilan:
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan
pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
5. Pola nutrisi :
Jjenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
6. Psikososial spiritual :
Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan
moril untuk menghadapi resikonya.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM (
jika refleks+)
b. Kesadaran
Apatis
3) Mata
Bentuk bola mata, ada tidaknya gerak mata, konjungtiva anemis atau tidak,
bentuk mata apakah simetris atau tidak.
4) Hidung
Ada tidaknya septuminasi, polip dan kebersihannya
5) Telinga
Kebersihan/tidaknya kelainan fungsi pendengaran, kelainan anatomi pada
telinga.
6) Mulut,bibir, dan faring
Bentuk bibir apakah simetris/tidak, kelembaban, kebersihan mulut, ada
tidaknya pembesaran tonsil, ada tidaknya kelainan bicara.
7) Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi, ada tidaknya peradangan
pada gusi/caries gigi, karang gigi.
8) Leher
Ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
9) Integument
Meliputi warna kulit, apakah pucat atau tidak, kebersihan, turgor, tekstur
kulit.
10) Thorax
Dikaji kesimetrisannya, ada tidaknya suara ronchi, ada tidaknya kolostrum,
apakah putting susu masuk atau tidak, apakah tampak kotor atau tidak.
e. Pemeriksaan penunjang :
Tanda vital diukur dalam posisi terbaring, diukur 2 kali dengan interval 6
jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric
acid biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut
Definisi: Pengenalan sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(International Association fot the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau diprediksi.
Batasan Karakteristik
Bukti nyeri dengan menggunakan standar draftar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat mengungkapkannya (mis; Neonatal Infant Pain Scale, Pain
Assessment Checklist for Senior with Limited Ability to Communicate)
Diaforensis
Dilatasi pupul
Ekspresi wajah nyeri (mis; mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar, atau tetep pada satu focus, meringis)
Focus menyempit (mis; presepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan orang
dan lingkungan)
Focus pada diri sendiri
Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis; skala Wong-
Baker FACES, skala analog visual, skala penilaian numerik)
Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument
nyeri (mis;anggota keluarga, pemberian asuhan)
Mengekspresikan perilaku (mis; gelisah, merengek, menangis, waspada)
Perilaku distraksi
Perubahan pada parameter fisiologi (mis; tekanan darah, frekuensi jantung,
frekuensi pernafasan, saturasi oksigen, dan end-tidal karbon dioksida [CO2])
Perubahan posisi untuk menghinari nyeri
Perubahan selera makan
Putus asa
Sikap melindungi area nyeri
Sikap tubuk melindungi
Factor yang berhubungan
Agens cedera biologis (mis; infeksi, iskmia, neoplasma)
Agens cidera fisik (mis; abses, amputasi, luka bakar, terpotong mengangkat
berat, proses bedah,trauma, olahraga berlebihan)
Agens cedera kimiawi(mis; lika bakar, kapsasin, metilen kondria, agens
mustard)
2. Ketidak seimbangan nutrisi
Definis: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenui kebutuhan metabolic
Batasan Karakteristik
Berat badan 20% atau lebih dari rentang berat badan ideal
Bising usus hiperaktif
Cepat kenyang setekah makan
Diare
Gangguan sensasi rasa
Kehilangan rambut berlebihan
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot untuk menelan
Kerapuhan kapiler
Kesalahan informasi
Kesalahan presepsi
Ketidak mampuan memekan makanan
Kram abdomen
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Membrane mukosa pucat
Nyeri abdomen
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat
Sariawan rongga mulut
Tonus otot menurun
Faktor yang Berhubungan
Factor biologis
Factor ekonomi
Gangguan pisikologis
Ketidak mampuan makanan
Ketidak mampuan mencerna makanan
Ketidak mampuan mengapsorpsi nutrient
Kurang asupan makanan
3. Defisiensi Pengetahuan
Definisi: Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.
. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Definisi : Kerentanan mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial,
dan/atau intraseluler, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko
Agens farmaseutikal
Batasan Karakteristik
Ketidakakuratan melakukan tes
Ketidakakuratan mengikuti perintah
Kurang pengetahuan
Perilaku tidak tepat (mis; hysteria, bermusuhan, agitasi, apatis)
Definisi: Kelebihan atau deficit oksigen dan/atau eliminasi karbon diogsida pada
membrane alveolar – kapiler
Batasan karakteristik
Diaforesi
Dispnea
Gangguan penglihatan
Gelisah
Hiperkapnia
Hipoksemia
Hipoksia
Iritabilitas
Konfusi
pH arteri abnormal
Sianosis
Somnolen
Takikardia
Arna kulit abnormal (mis; pucat, kehitaman)
1. Nyeri Akut
Kriteria hasil :
Kontrol nyeri
Mengenali kapan nyeri terjadi secara konsiaten menunjukkan
Menggunakan jurnal harian untuk memonitor gejala dari waktu ke waktu secara
konsisten menunjukkan
Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri secara konsisten menunjukkan
Tingkat nyeri
Nyeri yang dilaporkan tidak ada
Intervensi (NIC)
Pemberian Analgesik
Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Aktivitas :
Tentukan lokasi, Karakteristik, kualitas, dan keparahan nyeri sebelum mengobati
pasien
Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang
diresepkan
Berikan analgesik sesuai waktu paruhnya, terutama pada nyeri yang berat
Evaluasi keefektifan analgesik dengan interval yang teratur pada setiap setelah
pemberian khususnya setelah pemberian pertama kali, juga observasi adanya tanda
dan gejala efek samping
Pengurangan kecemasan
Definisi : mengurangi tekanan, ketakutan, firasat, maupun ketidaknyamanan terkait
dengan sumber-sumber bahaya yang tidak teridentifikasi.
Aktivitas :
Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
Manajemen nyeri
Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien
Aktivitas :
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, Karakteristik,
durasi/onset, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (mis., tidur,
nafas makan, pengertian, perasaan hubungan)
Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lainnya, mengenai efektifitas tindakan
pengontrolan nyeri yang pernah digunakan sebelumnya
Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
Gali penggunaan metode farmakologi yang dipakai pasien untuk menurunkan nyeri
Monitor kepuasaan pasien terhadap manajemen nyeri dalam interval yang spesifik
Sediakan kamar terpisah jika terdapat preferensi dan kebutuhan pasien untuk
mendapatkan ketenangan dan di istirahat, jika memungkinkan
Dukungan emosional
Definisi : memberikan kenyamanan, penerimaan dan dukungan selama masa stres
Aktivitas :
Diskusikan dengan pasien mengenai pengalaman emosi[nya]
Bantu pasien untuk mengenali perasaannya seperti adanya cemas, marah atau sedih
Temani pasien dan berikan jaminan keselamatan dan keamanan selama periode
cemas
Instruksikan untuk memulai latihan rutin pada kelompok otot/sendi yang tidak kaku
atau pegal dan secara bertahap pindah ke kelompok otot/sendi yang lebih kaku
Evaluasi kembali rencana latihan jika gejala toleransi menetap selama penghentian
latihan
Monitor dan catat tanda vital, meliputi pengkajian nyeri, setiap 15 menit atau
sering, dengan tepat
Sediakan pereda nyeri baik non farmakologi atau farmakologi sesuai kebutuhan
Mengahdirkan diri
Definisi : berada bersama seseorang baik secara fisik maupun psikologi pada saat
seseorang membutuhkan [kehadiran orang lain]
Aktivitas :
Tunjukkan perilaku menerima
Sentuh pasien dalam rangka mengekspresikan kepedulian dengan cara yang tepat
Beri jarak bagi pasien dan keluarga sesuai dengan kebutuhan [mereka]
Temani pasien dan berikan jaminan rasa aman selama periode cemas
Terapi relaksasi
Definisi : penggunaan teknik-teknik untuk mendorong dan memperoleh relaksasi demi
tujuan mengurangi tanda dan gejala yang tidak diinginkan seperti nyeri, kaku otot dan
ansietas
Aktivitas :
Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia
Tentukan apakah ada intervensi relaksasi dimasa lalu yang sudah memberikan
manfaat
Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan pakaian longgar dan
mata tertutup
Monitor atau catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur
Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas dengan tepat
2. Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Intervensi (NIC)
Manajemen cairan
Definisi : meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi yang
dihasilkan dari tingkat cairan tidak normal atau tidak diinginkan
Aktivitas :
Timbang berat badan setiap hari dan monitor status paaien
Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas dengan tepat
Diskusikan dengan pasien mengenai kondisi medis apa saja yang berpengaruh
terhadap berat badan
Diskusikan resiko yang mungkin muncul jika terdapat kelebihan berat badan atau
berat badan kurang
Bersama dengan pasien membuat metode yang tepat untuk mencatat asupan
makanan harian, waktu olahraga, dan atau perubahan berat badan
3. Defisiensi Pengetahuan
Intervensi:
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi. Dorong
mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll.
Mempertahankan kepercayaan pasien ( tanpa adanya keyakinan yang salah )
Terima tapi jangan beri penguatan terhadap penolakan
Orientasikan klien atau keluarga terhadap prosedur rutin dan aktifitas, tingkatkan
partisipasi bila mungkin.
Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur, berikan informasi yang konsisten, ulangi bila
perlu.
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
Kriteria Hasil
Tekanan darah tidak terganggu
Intervensi (NIC)
Manajemen diare
Definisi : manajemen dan penyembuhan diare
Aktivitas :
Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur dan sensitifitas bila diare berkelanjutan
Instruksikan pasien atau keluarga untuk memcatat warna, volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
Anjurkan pasien untuk menghindari makanan ledas dan yang menimbulkan gas
dalam perut
Lakukan tindakan untuk mengistirahatkan perut (mis., nutrisi oral, diet cair)
Manajemen elektrolit/cairan
Definisi : pengaturan dan pencegahan komplikasi dari perubahan cairan dan/atau
elektrolit
Aktivitas :
Pantau kadar serum elektrolit yang abnormal, seperti yang tersedia
Monitor perubahan status jantung atau paru yang menunjukkan kelebihan cairan
atau dehidrasi
Pantau adanya tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk atau dehidrasu
Perawatan demam
Definisi : manajemen gejala dan kondisi terkait yang berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh dimediasi oleh pirogen endogen
Aktivitas :
Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
Monitor aaupan dan pengeluaran, sadari perubahan kehilangan cairan yang tak
dirasakan
Monitor cairan
Definisi : pengumpulan dan analisis data pasien dalam pengaturan keseimbangan
cairan
Aktivitas :
Monitor intake dan output.
Manajemen cairan
Definisi : meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi yang
dihasilkan dari tingkat cairan tidak normal atau tidak diinginkan
Aktivitas :
Timbang berat badan setiap hari dan monitor status paaien
Hitung atau timbang popok dengan baik
Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas dengan tepat
Diskusikan dengan pasien mengenai kondisi medis apa saja yang berpengaruh
terhadap berat badan
Diskusikan resiko yang mungkin muncul jika terdapat kelebihan berat badan atau
berat badan kurang
Bersama dengan pasien membuat metode yang tepat untuk mencatat asupan
makanan harian, waktu olahraga, dan atau perubahan berat badan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah tersebut dapat saya ambil kesimpulan, bahwasannya gagal jantung
merupakan penyakit degeneratif yang cukup banyak ditemukan dari segala jenis usia
mulai dari masa neonatus, bayi, anak-anak sampai dewasa lansia. Yang dari
seluruhnya disebabkan karena faktor pola hidup yang tidak sehat cenderung
menkonsumsi makanan yang berakibat memberatkan kerja jantung. Komplikasi
yang dialami para bayi juga berakibat fatal yang dapatmenyebabkan angka
morbidibitas dan mortalitas meningkat, maka diperlukan adanya perawatan khusus
bagi bayi penderita kelainan jantung.
B. Saran
Perlunya penyuluhan khusus kepada masyarakat tentang penyakit ini juga dirasa
cukup penting, agar kasus yang terjadi dapat ditanggulangi. Kepada ibu hamil yang
diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif guna pemaksimalan imunitas anak agar
terhindar dari penyakit pada anak-anak dan balita, juga pencegahannya dengan
menjaga janin pada masa kehamilan dan tidak mengkonsumsi rokok,
alkohol maupun bahan makanan yang kiranya berdampak pada jantung ibu dan janin
yang akan dilahirkannya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional
Harapan Kita, 2001 ; 109
Pandila, S.Kep, Ners. 2013. Asuhan Keperawaran Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Ziyad, M. H. 2002. Non surgical closure of the persistent patent ductus arteriosus. Chicago.
Kurt, P. 2001. Patent ductus arteriosus, Medical journal.
Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. “ Nursing Classification ( NIC ) “. United Kingdom : Elsevier Inc
Moorhead, Sue. Dkk. 2016. “ Nursing Outcomes Classification ( NOC ) “. United Kingdom :
Elsevier Inc
Internasional, N. 2017. diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017 . Jakarta:
EGC