Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Disusun oleh:
1. Anggun Widya M
2. Gilang Dwi H
3. Kanistha Nurfaqih A
4. Nadya Finlandini
5. Nurhasanah Salsabila
6. Syabilal T
Menyetujui
Ketua Pelaksana
PKN :……………………………………………………(………………)
IPS :……………………………………………………(………………)
IPA :……………………………………………………(………………)
Mengetahui,
Wakasek Kurikulum SMP Negeri 2 Cimahi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
DAFTAR ISI
1. Judul Laporan (Cover)
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Bab 1 : Pendahuluan
6. Bab 2 : Pembahasan
7. Bab 3 : Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Latar belakang dilakukannya kunjungan karyawisata ini agar siswa mengenal salah satu
sejarah di Jawa Barat. Selain itu, siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang salah satu
peninggalan sejarah yang masih di gunakan ini, dan lain-lain. Siswa juga diharapkan tidak
menganggap kunjungan karya wisata ini hanya sebagai rekreasi atau piknik, tetapi
menganggap kunjungan karya wisata ini sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi
tempat bersejarah dengan langsung, dan mengetahui urutan-urutan, benda-benda, dan
pengetahuan yang lain, yang terdapat pada Istana Cipanas Bogor ini.
Siswa dituntut untuk aktif bertanya menggali informasi dan mendengarkan apa saja
informasi yang diberitahu oleh tour guide sepanjang kunjungan untuk memperoleh
pengetahuan lebih mendalam tentang tempat tersebut. Kunjungan ini dilakukan untuk
memberikan gambaran atau ilmu baru tentang bagaimana terbentuknya, proses terbentuknya,
fungsi dan sejarah setiap ruangannya, serta seluk beluk benda-benda dan setiap tempat yang
ada. Siswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang diperoleh selama kunjungan
karya wisata tersebut tentang sejarah yang bersangkutan dengan tempat tersebut.
Kata "Cipanas" berasal dari bahasa Sunda, yaitu ci atau cai yang berarti "air" dan panas yang
berarti "panas". Daerah ini dinamakan Cipanas karena di tempat ini terdapat sumber air panas,
yang mengandung belerang, dan yang kebetulan berada di dalam kompleks istana Cipanas.
Sebenarnya bangunan induk istana ini pada awalnya adalah milik pribadi seorang tuan tanah
Belanda yang dibangun pada tahun 1740. Sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf
Willem Baron Van Imhoff, bangunan ini dijadikan sebagai tempat peristirahan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda.
Beberapa bangunan yang terdapat di dalam kompleks ini antara lain Paviliun
Yudhistira, Paviliun Bima dan Paviliun Arjuna yang dibangun secara bertahap pada 1916.
Penamaan ini dilakukan setelah Indonesia Merdeka, oleh Presiden Sukarno. Di bagian belakang
agak ke utara terdapat "Gedung Bentol", yang dibangun pada 1954 sedangkan dua bangunan
terbaru yang dibangun pada 1983 adalah Paviliun Nakula dan Paviliun Sadewa.
Sebuah peristiwa penting yang pernah terjadi di istana ini setelah kemerdekaan adalah
berlangsungnya sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soekarno pada 13 Desember 1965,
yang menetapkan perubahan nilai uang dari Rp 1.000,- menjadi Rp 1,-.
Sedangkan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, gedung ini hanya digunakan sebagai
tempat persinggahan pembesar-pembesar Jepang dalam perjalanan mereka
dari Jakarta ke Bandung ataupun sebaliknya.
Gedung ini ditetapkan sebagai Istana Kepresidenan dan digunakan sebagai tempat peristirahatan
bagi Presiden atau Wakil Presiden beserta keluarga setelah kemerdekaan, seperti halnya Camp
David Amerika Serikat
3.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang kami jalankan selama study tour berlangsung kami mengajukan
saran sebagai berikut :
1. Untuk pembimbing saat menjelaskan sejarah di Istana Presiden di Cipanas terlalu cepat
dan sehingga tidak dapat terdengat dengan jelas.
2. Sebaikanya kita harus mengetahui bahwa istana negara juga terdapat banyak sejarahnya.
BAB IV
DAFTAR LAMPIRAN