Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Etiologi
Kuman stapilococcus
Kuman gonococcus
Basil foliformis dan organisme lain
C. Manifestasi Klinis
Keluhan pasien pada umumnya adalah benjolan, nyeri dan dispareunia. Penyakit ini cukup
sering rekurens. Dapat terjadi berulang, akhirnya menahun dalam bentuk kista bartolin. Kista
tidak selalu menyebabkan keluhan, tapi dapat terasa berat dan mengganggu koitus.
D. Patofisiologi
Sumbatan duktus utama kalenjar bartolin menyebabkan retensi sekresi dan dilatasi kistik.
Kalenjar bartolin membesar. Merah, nyeri dan lebih panas dari daerah sekitarnya. Isi dalam
berupa nanah dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat (biasanya akibat infeksi),
mengumpul didalam menjadi abses.
E. Penatalaksanaan
Jika usia pasien sudah lanjut, adanya benjolan harus dicurigai sebagai keganasan
meskipun jarang, kemudian dilakukan pemeriksaan yang seharusnya. Yang tepat adalah
biopsy. Diberikan antibiotic yang sesuai (umumnya terhadap klamidia, gonococ, bakteroides
dan Escherichia Coli ). Bila belum terjadi abses. Jika sudah bernanah, harus dikeluarkan
dengan sayatan.
Jika terbentuk kista yang tidak besar dan tidak mengganggu, tidak perlu dilakukan
apa-apa. Pembedahan berupa ekstirpasi dapat dilakukan bila diperlukan. Yang dianjurkan
adalah marsupialisasi yaitu sayatan dan pengeluaran isi kista diikuti penjahitan dinding kista
yang terbuka pada kulit vulva yang terbuka pada sayatan. Tindakan ini terbukti tak beresiko
dan hasilnya memuaskan. Jika terdapat hubungan keluar yang permanen, infeksi rekurens
dapat dicegah.
II. KONSEP DASAR ASKEP
a. Data focus
Pembesaran kalenjar bartolini, merah, nyeri dan lebih panas didaerah sekitarnya / perineum,
ada nanah, kadang dirasakan sebagai benda berat dan atau menimbulkan kesulitan pada
koitus, iritasi vulva, dapat terjadi abses yang kadang-kadang dapat sebesar telur bebek.
b. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan kalenjar bartolin ditandai dengan pembesaran
kalenjar bartolin, nyeri dan lebih panas didaerah perineum / sekitarnya, iritasi vulva, kadang
terasa seperti benda berat.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap
penyakit kronis ditandai dengan pembesaran kalenjar bartholin, nyeri dan lebih panas
didaerah sekitarnya / perineum, ada nanah, kadang dirasakan sebagai benda berat,ada abses
yang kadang-kadang dapat sebesar telur bebek.
3. PK : Infeksi
4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kalenjar bartholin
membengkak, merah, nyeri pada daerah perineum, dan nanah.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan iritan dari lingkungan sekunder
terhadap kelembaban ditandai dengan merah, iritasi vulva, nanah.
Kriteria hasil
- Menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa harga diri yang negative
- Menunjukan penerimaan dengan melihat dan berpartisipasi dalam perawatan diri
- Mulai menerima situasi secara konstruktif
3. Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kalenjar bartholin
membengkak, merah, nyeri pada daerah perineum, dan nanah.
Tujuan : tidak terjadi perubahan pola respons seksual
Kriteria hasil :
- Menyatakan pemahaman perubahan anatomi atau fungsi seksual
- Mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, peran seksual
Rencana Tindakan Rasional
1. Mendengarkan pernyataan orang 1. Masalah seksual sering tersembunyi
terdekat sebagai pernyataan humor
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan iritan dari lingkungan sekunder
terhadap kelembaban ditandai dengan merah, iritasi vulva, nanah.
Tujuan : diharapkan kerusakan integritas kulit dapat diatasi
Kriteria hasil :
- Kulit dalam keadaan normal
- Kulit tidak gatal
Rencana tindakan Rasional
1. Indentifikasi faktor penyebab 1.Agar dapat ditentukan intervensi
selanjutnya
5. PK : infeksi
Selama diberikan asuhan keperawatan komplikasi infeksi dapat dicegah.
Rencana tindakan Rasional
1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Mengidentifikasi adanya infeksi
secara dini untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
d. EVALUASI
1. nyeri pasien berkurang atau hilang
2. Menyatakan penerimaan diri sesuai indikasi
3. tidak terjadi perubahan pola respons seksual
4. diharapkan kerusakan integritas kulit dapat diatasi
5. Selama diberikan asuhan keperawatan komplikasi infeksi dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Posting Komentar
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (2)
o ▼ Januari (2)
NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
BARTOLINITIS...
Mengenai Saya
agusbuser
humoris,
Lihat profil lengkapku
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.