Vous êtes sur la page 1sur 7

agusbuser

Kamis, 20 Januari 2011


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BARTOLINITIS

I. KONSEP DASAR TEORI


A. Definisi / pengertian
Bartolinitis adalah sumbatan duktus utama kalenjar bartolin menyebabkan retensi sekresi dan
dilatasi kistik.
Bartholinitis adalah infeksi pada glandula bartholin yang mana sering kali timbul pada
gonorea akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya: streptoccus atau basil coli.

B. Etiologi
Kuman stapilococcus
Kuman gonococcus
Basil foliformis dan organisme lain

C. Manifestasi Klinis
Keluhan pasien pada umumnya adalah benjolan, nyeri dan dispareunia. Penyakit ini cukup
sering rekurens. Dapat terjadi berulang, akhirnya menahun dalam bentuk kista bartolin. Kista
tidak selalu menyebabkan keluhan, tapi dapat terasa berat dan mengganggu koitus.

D. Patofisiologi
Sumbatan duktus utama kalenjar bartolin menyebabkan retensi sekresi dan dilatasi kistik.
Kalenjar bartolin membesar. Merah, nyeri dan lebih panas dari daerah sekitarnya. Isi dalam
berupa nanah dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat (biasanya akibat infeksi),
mengumpul didalam menjadi abses.
E. Penatalaksanaan
Jika usia pasien sudah lanjut, adanya benjolan harus dicurigai sebagai keganasan
meskipun jarang, kemudian dilakukan pemeriksaan yang seharusnya. Yang tepat adalah
biopsy. Diberikan antibiotic yang sesuai (umumnya terhadap klamidia, gonococ, bakteroides
dan Escherichia Coli ). Bila belum terjadi abses. Jika sudah bernanah, harus dikeluarkan
dengan sayatan.
Jika terbentuk kista yang tidak besar dan tidak mengganggu, tidak perlu dilakukan
apa-apa. Pembedahan berupa ekstirpasi dapat dilakukan bila diperlukan. Yang dianjurkan
adalah marsupialisasi yaitu sayatan dan pengeluaran isi kista diikuti penjahitan dinding kista
yang terbuka pada kulit vulva yang terbuka pada sayatan. Tindakan ini terbukti tak beresiko
dan hasilnya memuaskan. Jika terdapat hubungan keluar yang permanen, infeksi rekurens
dapat dicegah.
II. KONSEP DASAR ASKEP
a. Data focus
Pembesaran kalenjar bartolini, merah, nyeri dan lebih panas didaerah sekitarnya / perineum,
ada nanah, kadang dirasakan sebagai benda berat dan atau menimbulkan kesulitan pada
koitus, iritasi vulva, dapat terjadi abses yang kadang-kadang dapat sebesar telur bebek.
b. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan kalenjar bartolin ditandai dengan pembesaran
kalenjar bartolin, nyeri dan lebih panas didaerah perineum / sekitarnya, iritasi vulva, kadang
terasa seperti benda berat.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder terhadap
penyakit kronis ditandai dengan pembesaran kalenjar bartholin, nyeri dan lebih panas
didaerah sekitarnya / perineum, ada nanah, kadang dirasakan sebagai benda berat,ada abses
yang kadang-kadang dapat sebesar telur bebek.
3. PK : Infeksi
4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kalenjar bartholin
membengkak, merah, nyeri pada daerah perineum, dan nanah.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan iritan dari lingkungan sekunder
terhadap kelembaban ditandai dengan merah, iritasi vulva, nanah.

c. Perencanaan keperawatan yaitu :


1. Nyeri berhubungan dengan peradangan kalenjar bartolin ditandai dengan pembesaran
kalenjar bartolin, nyeri dan lebih panas didaerah perineum / sekitarnya, iritasi vulva, kadang
terasa seperti benda berat.
Tujuan : nyeri pasien berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
 Pasien mengatakan nyerinya berkurang
 Pasien tidak meringis lagi
 Skala nyeri 0-1 dari 10 skala nyeri yang diberikan
 Vital sign normal
Intervensi keperawatan :
Rencana tindakan Rasional

1. Kaji tingkat nyeri, lokasi. 1. Mengkaji respon pasien terhadap


pemberian intervensi yang tepat.
2. Ajarkan teknik distraksi, 2. Mengurangi sensasi nyeri.
imajinasi dan relaksasi.
3. Beri antiansietas. 3. Meningkatkan kenyamanan klien.
2. Gangguan citra tubuh
4. Beri analgetik bila perlu 4. Mengurangi sensasi nyeri pasien
berhubungan dengan
perubahan penampilan
sekunder terhadap penyakit kronis ditandai dengan pembesaran kalenjar bartholin, nyeri dan
lebih panas didaerah sekitarnya / perineum, ada nanah, kadang dirasakan sebagai benda
berat,ada abses yang kadang-kadang dapat sebesar telur bebek.
Tujuan : Menyatakan penerimaan diri sesuai indikasi

Kriteria hasil
- Menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa harga diri yang negative
- Menunjukan penerimaan dengan melihat dan berpartisipasi dalam perawatan diri
- Mulai menerima situasi secara konstruktif

Rencana tindakan Rasional


1. Pastikan apakah konseling dilakukan1. Memberikan informasi tentang
bila mungkin tingkat pengetahuan pasien atau
orang terdekat terhadap pengetahuan
tentang situasi pasien dan proses
peneriman

2. Dorong pasien atau orang terdekat2. Membantu pasien untuk menyadari


untuk menyatakan perasaannya perasaannya tidak biasa, perasaan
bersalah

3. Catat perilaku menarik diri.3. Dengan masalah pada penilaian yang


Peningkatan ketergantungan, dapat memerlukan evaluasi lanjut dan
manipulasi atau tidak terlibat pada terapi lebih ketat
perawatan

4. Pertahankan pendekatan positif4. Dapat membantu pasien atau orang


selama aktivitas perawatan terdekat untuk menerima perubahan
tubuh, merasakan baik tentang diri
sendiri

3. Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kalenjar bartholin
membengkak, merah, nyeri pada daerah perineum, dan nanah.
Tujuan : tidak terjadi perubahan pola respons seksual
Kriteria hasil :
- Menyatakan pemahaman perubahan anatomi atau fungsi seksual
- Mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, peran seksual
Rencana Tindakan Rasional
1. Mendengarkan pernyataan orang 1. Masalah seksual sering tersembunyi
terdekat sebagai pernyataan humor

2. Menunjukkan kesalahan informasi


2. Kaji informasi pasien atau orang atau konsep yang mempengaruhi
terdekat tentang fungsi seksual pengambilan keputusan
3. Dapat mempengaruhi kembalinya
3. Indentifikasi factor budaya / nilai dan kepuasan hubungan seksual
adanya konflik 4. Nyeri pada vulva dapat
mengakibatkan kehilangan sensori
4. Diskusikan ketidaknyamanan fisik namun biasanya sementara untuk
dapat kembali baik.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan iritan dari lingkungan sekunder
terhadap kelembaban ditandai dengan merah, iritasi vulva, nanah.
Tujuan : diharapkan kerusakan integritas kulit dapat diatasi
Kriteria hasil :
- Kulit dalam keadaan normal
- Kulit tidak gatal
Rencana tindakan Rasional
1. Indentifikasi faktor penyebab 1.Agar dapat ditentukan intervensi
selanjutnya

2. Kaji integritas kulit (gangguan warna, 2.Kondisi kulit dipengaruhi oleh


hangat lokal, eritema) sirkulasi, nutrisi, jaringan dapat
menjadi rapuh dan cenderung untuk
infeksi dan rusak

3. Pertahankan linen kering, bebas 3.Untuk menurunkan iritasi dan resiko


keriput kerusakan kulit lebih lanjut
4. Gunanya krim kulit / zalf sesuai 4.Untuk melicinkan kulit dan
indikasi menurunkan rasa gatal

5. PK : infeksi
Selama diberikan asuhan keperawatan komplikasi infeksi dapat dicegah.
Rencana tindakan Rasional
1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Mengidentifikasi adanya infeksi
secara dini untuk menentukan
intervensi selanjutnya.

2. Membantu dalam mengatasi


2. Kolaborasi dalam pemberian therapy terjadinya infeksi.

d. EVALUASI
1. nyeri pasien berkurang atau hilang
2. Menyatakan penerimaan diri sesuai indikasi
3. tidak terjadi perubahan pola respons seksual
4. diharapkan kerusakan integritas kulit dapat diatasi
5. Selama diberikan asuhan keperawatan komplikasi infeksi dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,E.marillyn,(1992).Rencana Asuhan Keperawatan,Ed 3,EGC: Jakarta.


Capernito.L.J ( 2007) Buku Saku Diangnosa Keperawatan,Edisi 10,Jakarta,ECG
Prawiroharjo, Sarwono ( 2007) Ilmu Kandungan, Edisi kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Mansjoer,A.(2001) Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI: Jakarta.

Diposting oleh agusbuser di 19.46


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2011 (2)
o ▼ Januari (2)
 NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
BARTOLINITIS...

Mengenai Saya

agusbuser
humoris,
Lihat profil lengkapku
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi