Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DI PAVILIUN ASOKA
JOMBANG
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
JOMBANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
ini telah disetujui dan diterima untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stase Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang Stase Manajemen
Hari :
Tanggal :
Menyetujui,
PJMA
Manajemen keperawatan Kepala Ruangan
ASOKA
Praktik klinik RSUD JOMBANG
Stikes ICME Jombang
Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Ners
STIKES ICME JOMBANG
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
RSUD Jombang;
JOMBANG
Sesuai dengan tujuan tersebut maka penulis akan menyusun dengan sebaik-baiknya
meskipun masih banyak kekurangannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan
ASOKA.
2. Pembimbing akademik dalam hal ini bapak Arif wijaya S.kep.,Ns M.Si selaku
3. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini.
Atas rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca. Serta saran dan kritik penulis harapkan, karena penulis
menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya dan masih belum sempurna.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
seseorang, jadi mencakup beberapa hal yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang
orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai
4
yang memungkinkan orang lain dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberikan
optimal.
suatu manajemen asuhan yang secara holistic berdasarkan kebutuhan, namun tetap
berorientasi pada tugas dan mutu asuhan adalah Model Praktek Keperawatan
Profesional Tim .
keperawatan dalam pelayanan kesehatan atau lahan klinik. Masih banyak kendala
lain. Di Ruang Asoka RSUD Jombang saat ini sudah menerapkan proses manajemen
Oleh sebab itu kami, Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners STIKES ICME
tersebut merupakan salah satu ruang yang dapat digunakan dalam pembelajaran
5
1.2. Tujuan
b. Perencanaan
c. Pengorganisasian
d. Pengelolaan Staff
e. Pengarahan
f. Pengawasan
1.3. Manfaat
6
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
model MAKP.
keperawatan profesional.
7
BAB 2
PERENCANAAN
2.1. Pengorganisasian
2. Wildan Setyanto
2. Jeni Lupita
2. Abdul Rahman
4. Yeremia Mardha S
8
Rencana Kegiatan Praktika Manajemen Keperawatan
Januari 2018
No Kegiatan Tanggal
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3
1 Pembentukan Struktur X
2 Melakukan Pengkajian
3 Pengumpulan Data
5 Desiminasi Awal
7 Aplikasi MAKP
a. UDD
b. Discharge Planning
c. Supervise
d. Timbang Terima
e. Ronde Keperawatan
8 Desiminasi Akhir
9 Penyusunan Laporan
9
2.2. Struktur Organisasi
STASE MANAJEMEN
KETUA KELOMPOK
YUSUP ROBIANSYAH
WAKIL KETUA
ABDUS SALAM
SEKRETARIS BEDAHARA
WILLYARU YUHANA URBA
YUHANA
Wilyarum Ndani
SARASWATI
M1 M2 M3 M4 M5
Rio
Rio Rendra
Rendra Rizqi
Rizqi Wisnu Pranata AdiP Yusup Robiansyah Abi Taufik B
Wiyarum Ndani Fajar Yuansah
Jeni Lupita Yeremia Mardha S Yuhana Urba
Abdul Rahman
Wildan Setyanto Abdus Salam Saraswati
10
BAB 3
3.1.1. Visi
3.1.2. Misi
yaitu pelayanan yang cepat, sigap, dan berhasil guna dilayani dalam kondisi
lingkungan yang indah dan suasana nyaman serta tarif yang terjangkau oleh
jaminan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis serta tetap menjaga
sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada seluruh masyarakat secara
11
3.2. Visi dan Misi PAVILIUN ASOKA RSUD JOMBANG
3.2.1. Visi
kepada semua anggota tim kesehatan yang terkait dilingkungan RSUD Kab
Jombang.
3.2.2. Misi
asuhan keperawatan .
12
3. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas SDM keperawatan melalui
Jombang
kesehatan
13
3.3.3. Tujuan Pelayanan Keperawatan
yang baik, jelas dan diketahui oleh semua pihak yang terkait
asuhan keperawatan
14
BAB 4
PENGKAJIAN
mahasiswa Pendidikan Profesi NERS Stikes ICME Jombang adalah Paviliun Asoka
RSUD Jombang.
15
3.1.1. M1 (Man)
1. Struktur Organisasi
KEPALA RUANGAN
PAV.ASOKA
M.Sholeh S.Kep.,Ns
PA SORE PA LIBUR
Triventiningtyas.AMK Tri Widorini,AMK
PA SORE
Riza A.D.AMK
Asper Pagi Asper Pagi Asper Sore Asper Malam Asper Libur Kebersihan
Nur Khayati Indah R Agus P Eko Purwadi Samiadi
Kebersihan
16
2. Jumlah Tenaga Di Ruang Paviliun Asoka
17
Rahmad Hardjono, PP Amd.Kep 16 tahun Pelat rawat luka
11
Amd.Kep inhouse training
12 Tri widorini, Amd.Kep PP Amd.Kep 7 tahun PPGD
13 Tri julianto, Amd.Kep PP Amd.Kep 2 tahun PPGD
Dwi rusdiana, PP S.Kep.Ns 1 tahun PPGD
14
S.Kep.Ns
15 Edi susanto, Amd.Kep PP Amd.Kep 1tahun PPGD
Badrut tamam PP S.Kep.Ns 1 tahun PPGD
16
S.Kep.Ns
Ririn akhirin ningsih, PP Amd.Kep 3 tahun BTCLS
17
Amd.kep
Ratna pancasari, PP Amd.Kep 1 tahun PPGD
18
Amd.Kep
Imam Muzaki,AMK PP AMK 1 Tahun BLS
19
18
CARDIOVASCU
LAR
24 Anik Indrawati, AMK PP AMK 3 Tahun PPGD
Dian Suhartini, PP Amd.Keb 1 Tahun P2KP
25
Amd.Keb
a. Tenaga Keperawatan
No Klasifikasi Jumlah
1 Kepala Ruang 1
2 Wakil kepala ruang 1
3 KATIM 3
4 Perawat 21
NO KUALIFIKASI JUMLAH
1 Administrasi 5
2 Asper 5
3 Cleaning Service 2
c. Tenaga Medis
No Kualifikasi Jumlah
19
Dokter Spesialis
Orthopedi 2
Syaraf 1
1 Urologi 1
Bedah plastik 1
Bedah umum 3
2 Dokter Umum -
No Kualifikasi Jumlah
1 NERS Stikes ICMe Jombang 12
2 NERS UNIPDU 13
3 Dokter Muda UMM 3
4 NERS HUSADA Jombang 5
20
e. Mahasiswa Praktek Managemet
No Kualifikasi Jumlah
1 NERS STIKES ICME Jombang 12
2 NERS UNIPDU Jombang 13
3. Kasus terbanyak
2017 adalah
100
90
80
70
60
50
40
30
OKTOBER
20
NOVEMBER
10
DESEMBER
0
21
4. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat.
Orem; Total, Partial, Self care (Nursalam, 2016). Menurut Douglas, dan
yaitu:
didapatkan datapada :
di dapatkan data pada tanggal 08 Januari 2018 dengan rata-rata jumlah pasien
22
Tingkat ketergantungan: 7 SC x 2 jam = 14
24 PC x 4 jam = 96
9 TC x 6 jam = 54 +
Total = 164
27 PC x 4 jam = 108
4 TC x 6 jam = 24 +
Total = 146
23
Tingkat ketergantungan :
14 SC x 2 jam = 28
23 PC x 4 jam = 92
11 TC x 6 jam = 66 +
Total = 186
4+4+4
=
3
= 4 jam
40 + 38 + 48 =
=
3
= 42
42 𝑥 4 𝑥 365
=
(365 − 86)𝑥 8
61320
=
2232
= 27,4 27
24
42 𝑥 4
=
8
= 21
86𝑥 21
=
279
= 6,4 6 orang
= 21+ 6,4
= 27,427
tergantung pada jumlah Klien dan derajat. Menurut douglas (1984) loverige dan
yaitu:
25
Tingkat Ketergantungan Pasien dihitung setiap hari, mulai Tanggal 08-11
Jumlah
Tingkat ketergantungan Kebutuhan
Tenaga
Tingkat Jumlah
PAGI
Ketergantungan Pasien
Self Care 7 7 x 0,17= 1,19
Parsial Care 24 24 x 0,27= 6,48
Total Care 9 9 x 0,36= 3,24
10,91
Jumlah 40 11
PAGI : 9 o̶rang
SORE :5 orang
MALAM : 7 orang +
21 orang
bertugas per hari di paviliun Asoka adalah :21 orang + 3 orang struktural
(kepala ruangan, wakil ruangan, dan CM) + 3-4 orang lepas dinas + 3-4
26
b. Tanggal 09 Januari 2018
Jumlah
Tingkat ketergantungan kebutuhan
tenaga
Tingkat Jumlah
PAGI
ketergantungan pasien
Self 7 7 x 0,17= 1,19
Parsial 27 27 x 0,27= 7,29
Total 4 4 x 0,36= 1,44
38 9,92
Jumlah
10
Total tenaga perawat :
PAGI : 9 o̶rang
SORE :5 orang
MALAM : 7 orang +
21 orang
Jadi,jumlah perawat yang dibutuhkan tanggal 09 Januari 2018 untuk bertugas per
hari di paviliun Asoka adalah :21 orang dengan 3 orang struktural (kepala ruangan,
wakil ruangan, dan CM) + 3-4 orang lepas dinas + 3-4 perawat primer = 27 orang.
27
c. Tanggal 10 Januari 2018
Tingkat Jumlah
PAGI
Ketergantungan Pasien
Jumlah 48 12,55
13
PAGI : 9 o̶rang
SORE :5 orang
MALAM :7 orang +
21 orang
(kepala ruangan, wakil ruangan, dan CM) + 3-4 orang lepas dinas + 3-4
28
3.1.2 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M2/ Method)
3.2.1 METODE PEMBERIAN ASKEP (M2-METHODE)
Penerapan Model Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-11 Januari 2018
di Paviliun Asoka RSUD Jombang saat ini menerapkan MAKP model
tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada
setiap anggota tim. Setiap anggota tim telah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Sistem MAKP tim dirasakan tepat diterapkan diruang
Asoka. Diruang Asoka terdapat 46 tempat tidur dengan jumlah
perawat 26 orang.
b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, timbang terima
di paviliun Asoka sudah dilakukan disetiap pergantian shift yang
diikuti oleh semua perawat yang bertugas dimasing – masing shift.
Timbang terima dilakukan menggunakan RM dan sudah dilakukan
pendokumentasian sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah
dilaksanakan tidak ada yang terlewati untuk disampaikan pada shif
berikutnya. Selain itu, mekanisme timbang terima juga sudah sesuai
dengan standar buku dan menyesuaikan dengan kondisi di ruangan.
Timbang terima sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi
pasien, isi timbang terima meliputi identitas pasien, diagnosa medis,
masalah keperawatan, rencana keperawatan yang sudah atau belum
dilaksanakan dan persiapan rencana umum yang perlu ditindak lanjuti
seperti pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu,
kemudian dilakukan pendokumentasian menggunakan SOAP
(subjektif, objektif, assessment, planing) dalam buku status pasien dan
29
dilanjutkan dengan berkeliling ke ruangan dari pasien satu ke pasien
lain.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan dan staff
perawat yang dinas, kemudian diskusi membahas masalah
keperawatan yang muncul. Jika menemukan suatu kendala pemecahan
kasus, maka akan mengemukakan masalah dan opsi pemecahan
(intervensi) dengan kepala ruangan, untuk selanjutnya dilakukan
diskusi pemecahan masalah keperawatan yang muncul. Sedangkan
saat ini di ruang asoka menggunakan metode Ronde keperawatan
RDK yaitu untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan bila
terdapat kasus yang langka, penyembuhan yang lama dan tarif yang
mahal.
d. UDD
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan karu di
pavilion Asoka, sentralisasi obat sudah melalui system pelaksanaan
UDD.
Unit Dose Dispensing (UDD) adalah suatus sistem distribusi
obat kepada pasien rawat inap di siapkan dalam bentuk dosis terbagi
siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam. Sistem distribusi obat
UDD merupakan tanggung jawab farmasis, juga terkait dengan staf
medis perawat dan administrasi. Sistem ini memiliki keuntungan
berupa kemudahan dalam monitoring penggunaan obat baik secara
administrasi maupun efikasi. Mekanisme sentralisasi obat yang pernah
dilakukan di ruang asoka meliputi pengisian format Persetujuan ,
kemudian mengisi 2 lembar format serah terima obat yang kemudian 1
30
lembar diberikan ke pasien dan 1 lembar di simpan sebagai bukti
penyerahan obat.
e. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana, 2004).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-11 Januari 2018
di Paviliun Asoka RSUD Jombang, supervisi sudah dilakukan dengan
baik dan terjadwal 1 bulan 2 kali yaitu minggu ke 2 dan minggu ke 4
dan sudah dilengkapi dengan fom penilaian dan SPO.
f. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah
sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha
kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-11 Januari 2018
di Paviliun Asoka RSUD Jombang, melakukan discharge planning
ketika pasien ketika pasien pertama kali masuk ke ruangan Asoka.
Sedangkan untuk perancanaan pada waktu pulang terdapat form
sendiri. Isi dari discharge planning sudah dilakukan secara optimal
yakni meliputi pemberian informasi tentang Penyakit yang diderita,
obat yang diminum, apa yang harus dibawa saat kontrol, makanan
yang boleh dikonsumsi, apa yang tidak boleh dilakukan dirumah.
Media yang digunakan adalah lembar perencanaan pasien pulang dan
leaflet.
31
g. Dokumentasi Keperawatan
Sistem Pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOAP
dan SBAR. Adapun lembar timbang terima dengan SOAP terdiri dari:
Subyektif, Obyektif, Assesment dan Planing. Sedangkan untuk lembar
timbang terima dengan menggunakan RM dan teknik komunikasi
SBAR terdiri dari : Situasion, Background, Assesment, dan
Recommendation. Metode ini telah diterapkan pada dokumentasi
sehari-hari sebagai evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
3.1.3 M3 (Material)
a. Lokasi dan denah ruangan
Terlampir 1
b. Sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan keperawatan di ruang
ASOKA
1. Fasilitas pasien di ruang ASOKA
2. Peralatan tenun total keseluruhan yang ada di ruang ASOKA
32
a) Fasilitas pasien di ruang ASOKA
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Kurang
Baik
baik
1. Tempat tidur 47 √ -
2. Toilet 15 √ -
3. Meja pasien 47 √ -
4. Kursi 47 √ -
5. Jam dinding 10 √ -
6. Kipas angin 19 √ -
7. Rak sepatu 1 √ -
8. Wastafel 13 √ -
9. Tempat sampah non 12 √ -
medis
10 Tempat sampah medis 6 √ -
11 Tempat sampah linen 6 √ -
12 Cermin 13 √ -
33
b) Peralatan tenun total keseluruhan yang ada di ruang
ASOKA
No Nama Barang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1. Sprei 151 √ -
2. Steek laken 90 √ -
3. Selimut 90 √ -
4. Sarung bantal 36 √ -
5. Perlak 94 √ -
6. Bantal 12 √ -
7 Tali penderita 10 √ -
8 Tali Jenazah 2 √ -
9 Sarung O2 10 √ -
10 Skot Dokter 15 √ -
11 Handuk kecil cuci 130 √ -
tangan
12 Skotpasien operasi 30 √ -
34
c) Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di ruang
ASOKA
Kondisi
Jumlah
No Jenis Barang Kurang
Barang Baik Rusak
Baik
1 Tensimeter 7 6 1 -
2 Stetoscope 4 4 - -
3 Timbangan berat 1 1 - -
badan/tinggi badan
4 Tabung O2 + flow 23 20 2 -
meter
5 Gunting verban 6 6 - -
6 Bak instrumen besar 4 4
7 Bak instrument kecil 2 2 - -
8 Alat-alat steril 29 29
9 Termometer 6 5 1 -
10 Standart infus 61 59 2 -
11 Cucing + tutup 6 6 - -
12 Infus pump 6 6 - -
13 Suction 2 1 - 1
14 Syringe pump 8 8 - -
15 Nebulizer 2 2 - -
16 Blood 1 1 - -
Warmer/Animec
17 Cukuran elektrik 1 1 - -
18 Monitor pasien 4 4 - -
19 Matras 21 19 3 -
20 Wsd 4 4 - -
21 Kursi roda 2 1 1 -
22 Troly 7 7 - -
35
23 Bak Tromol 10 10 - -
24 Box alat steril 2 2 - -
25 Gelas ukur 250 ml 1 1 - -
26 Apron plastic 1 1 - -
27 Kacamata google 1 1 - -
28 Handscoon 5 5 - -
29 Masker 5 5 - -
30 Sprayer 1 1 - -
31 Plastik limbah medis 5 5 - -
32 Senter kecil 1 1 - -
33 Lakban 1 1 - -
34 Tissu gulung 1 1 - -
35 Sekop kecil 1 1 - -
36 Box on steril 1 1 - -
37 Bengkok 9 9 - -
38 Bak instrument 1 1 - -
39 Claim besar 1 1 - -
40 Claim kecil 1 1 - -
41 Helm safety 8 8 - -
42 Stretcher 1 1 - -
43 Spalek panjang 1 1 - -
44 Clamp steril 2 2 - -
45 Kom besar 2 2 - -
46 Kom kecil 2 2 - -
47 Kruk 1 1 - -
48 APAR 4 4 - -
49 LED foto ronsent 2 2 - -
36
d) Sarana dan prasarana di ruang ASOKA (Kantor
Keperawatan)
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Meja perawat 5 Baik
2. Meja kepala ruangan 1 Baik
3. Kursi perawat 12 Baik
4. Meja administrasi 2 Baik
5. Lemari 5 Baik
6. Kipas angin 1 Baik
7. Jam dinding 1 Baik
8. Komputer 2 Baik
9. Lemari es 1 Baik
10. White board 2 Baik
11. Tempat sampah 2 Baik
12. Kamar mandi 2 Baik
13. Wastafel 2 Baik
14. Kaca 2 Baik
37
Buku Daftar Injeksi
Buku Setor Edukasi
Buku Administrasi
Buku Bacaan Foto
Buku TTV
Buku Pantau Lab Kritis
Buku Kematian
Buku UDD atas dan bawah Asoka
Buku Delay Layanan
Buku Setor Foto Radiologi
Buku Expedisi Visum
Buku Px Pulang
Buku Laporan HCU Asoka
Buku Mutu Klinik
Buku Laporan Intermediet
2. Standart prosedur operasional pelayanan keperawatan
SPO Pasien pulang
SPO Memelihara rambut
SPO Menyuntikan obat kemoterapy
SPO Asuhan pasca bedah
SPO Bilas lambung
SPO Memberikan kompres dingin
SPO Merapikan tempat tidur
SPO Perawatan pasien di dalam ambulan
SPO Levement tinggi dan rendah
SPO Klisma gliserin
SPO Penanganan pasien meninggal
SPO Memindahkan pasien ke unit lain
SPO Perawatan kolostomi
SPO Mengeluarkan feses dengan tangan
SPO Membersihkan alat-alat di ruangan
38
SPO Konsul pasien di ruangan rawat inap
SPO Membentu dokter melakukan punksi lumbal
SPO Punksi pleura melakukan BMP
SPO Pengambilan sample darah
SPO Merujuk pasien ke RS yang lebih tinggi
SPO Persetujuan dan penolakan tindakan medis
SPO Pembelian obat ke bagian farmasi pasien umum
SPO Pemberian makanan dan obat melalui NGT
SPO Penerimaan pasien baru di ruang rawat inap
SPO Mengukur lingkar perut pemasangan kateter
SPO Mencukur rambut pasien
SPO Cara memberikan oksigen nasal
SPO Pengumpulan,pelaporan dan analisa data merawat
pasien kitis
SPO Memandikan pasien di tempat tidur
SPO Koreksi kalium di ICU
SPO Koreksi natrium bikarbonat
SPO Koreksi albumin di ICU
SPO Pemberian norephineprine
SPO Weaning pada piece
SPO Pasien terminal
SPO Pemberian pelayanan kerohanian
SPO Penanganan pasien yang perlu bedah cyto
SPO Konsultasi dokter specialis antar ruangan
SPO Pemakaian alat pelindung diri apron/ skot
SPO Pemakaian alat pelindung diri apron plastik
SPO Pemakaian alat pelindung diri celemek
SPO Pemakaian alat pelindung diri sepatu boot
SPO Pemakaian alat pelindung diri baju operasi
SPO Pemakaian alat pelindung diri safety belt/sabuk
pengaman
39
SPO Pemakaian alat pelindung diri pelindung mata
(goggles )
SPO Genexpert
SPO Persiapan pasien anemia dalam kehamilan
SPO Laporan nilai kritis radiologi
SPO Perawat pasien post operasi di ruang rawat inap
merawat pasien dengan skin traksi
SPO Ganti sift
SPO Memelihara kebersihan mulut
SPO Penanganan sample rujukan
SPO Membantu memberikan makanan dan minuman kepada
pasien
SPO Merapikan tempat tidur
SPO Pemeriksaan kesehatan berkala pegawai
SPO Menghitung pernafasan
SPO Membantu pasien muntah
SPO Memberikan rendaman duduk
SPO Memberikan obat nebulizer
SPO Persiapan pemeriksaan penunjang
SPO Lavement tinggi dan rendah
SPO Memberikan obat
SPO Merawat pasien dengan luka bakar
SPO Memasang infus
SPO Pemeriksaan pasien alih rawat dari Icu
SPO Perawatan pasien yang menghadapi kematian
SPO Pemanfaatan/penggunaan obat basic live saving
SPO Pemeriksaan radioagnostik yang menggunakan radiasi
terhadap ibu hamil
SPO Evaluasi mutu radiograf
40
3. SASARAN KESEHATAN PASIEN
1) SKP 1
SPO Ketepatan identifikasi pasien
SPO pemasangan gelang identitas pasien
SPO identifikasi pasien rawat inap
SPO pelepasan gelang identitas pasien
SPO pemasangan kancing warna merah tanda pasien
alergi pada gelang pasien rawat inap
2) SKP 2
SPO komunikasi efektif antar shift dinas
3) SKP 3
SPO pengelolaan obat high alert medication (HAM)
SPO penyimpanan obat look alike sound alike (LASA)
SPO pengelolaan obat golongan narkotik dan
psikotropik
SPO penyiapan obat
SPO pelaporan kesalahan obat
SPO stock opname pembekalan farmasi
SPO dokumentasi dan pencetakan farmasi
SPO pemantauan obat / drug use evaluation
4) SKP 4
SPO Penandaan identifikasi lokasi operasi
SPO Pelaksanaan sign in, time out dan sign out
SPO Pengecekan instrumen dan kassa
SPO Timbang terima dari ruangan perawatan sebelum di
instalasi bedah sentral
5) SKP 5
SPO 5 Moment cuci tangan
SPO Cuci tangan dengan alkohol
SPO Cuci tangan dengan sabun antiseptik
SPO Cuci tangan sebelum pembedahan
41
6) SKP 6
SPO Identifikasi pasien anak denganresiko jatuh
berdasarkan scoring humpty dan dumpty
SPO Identifikasi pasien dewasa dengan resiko jatuh
scoring morse
SPO Identifikasi pasien dengan resiko jatuh di IGD dan
Poli rawat jalan dengan scoring get up dan go test
SPO Identifikasi pasien gangguan jiwa dengan resiko
jatuh dengan menggunakan scoring edmondson
SPO Penggunaan kancing dengan resiko jatuh pada
pasien ruang inap
SPO Pemakaian restrain pada pasien gaduh gelisah
SPO Pemasangan kancing tanda resiko jatuh pada gelang
identitas pasien rawat inap
SPO Manajement pencegahan pasien resiko jatuh
SPO Formulir pengkajian dan intervensi resiko jatuh
pada pasien dengan gangguan jiwa edmonson
SPO Formulir pengkajian dan intervensi resiko jatuh
pada pasien anak (humpty dumpty)
SPO Formulir pengkajian dan intervensi resiko jatuh
pada pasien dewasa (morse)
42
DENAH RUANG ASOKA LANTAI 1
K RUANG RUANG K
NURSE
M STATION KARU EDUKASI
M
M M M M
43
3.1.4 M4 (Money)
Tarif yang berlaku di ruang Asoka RSUD Jombang terjangkau
oleh seluruh kalangan masyarakat pengguna layanan kesehatan.
Adapun tarif pelayanan di ruang Asoka tahun 2017 adalah :
Tarif
Nama
No Visite
Kamar Kamar Makan
dr.Umum
1 Kelas 1 Rp. 237.000,- Rp. 190.000,- Rp. 45.000,-
2 Kelas 2 Rp. 102.000,- Rp. 70.000,- Rp. 30.000,-
3 Kelas 3 Rp. 53.000,- Rp. 37.000,- Rp. 21.000,-
4 HCU Rp. 277.000,- Rp. 230.000,- Rp. 45.000,-
*sumber data : sumber dana ruangan Asoka dari anggaran rumah sakit
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah
sakit yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan
pasien sebagian besar dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari
ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).
44
3.1.5 M5 (Market dan Mutu)
Ruang Asoka RSUD Jombang telah menerapkan upaya penjaminan
mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek peniaian penting,
diantaranya sebagai berikut:
1. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Sasaran 1: ketepatan identifikasi pasien.
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien (nama pasien
dan alamat pasien), tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat dan darah
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis
4) Pasie diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan
atau prosedur
5) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi
b. Sasaran 2: peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
1) Perintah lisan dan yang melalui telfon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
2) Perintah lisan dan melalui telfo atau hasil pemeriksaan secara
lengkap di bacakan kembali oleh penerima pemerintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
3) Perintah atau hasilpemeriksaan di konfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
4) Kebijakan prosedur yang mendukung praktek yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telfon
c. Sasaran 3: peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high-alertmedication)
45
1) Kebijakan dan atau prosdur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat
yang perlu diwaspadai
2) Kebijakan dalam prosedur diimplementasikan
3) Medikasi yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang
jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses
d. Sasaran 4: kepastian tepat lokasi, tepat prosdur, tepat pasien
operasi
1) Ruangan menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses
peandaan atau pemberian tanda
2) Ruangan menggunakan suatu check list atau proses lain untuk
melakukan verifikasi pra operasi tepat lokasi, tepat prosdur, dan
tepat pasien dan seua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, atau benar dan fungsional
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat atau
mendokumentasikan prosedur sig in atau sebelum induksi, sebelum
insisi tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau tindakan
pembedahan dan sig out (sebelum meninggalkan kamar operasi)
4) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien dan termasuk prosedur medis
e. Sasaran 5: pengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
1) Ruangan mengapdatasi pedoman hand higyien yang baru-baru ini di
terbitkan dan sudah diterima secara umum (antara lain dari WHO
pasien safety)
2) Ruangan menerapkan hand higyien
3) Kebijakan dan tau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
f. Sasaran 6: pengurangan resiko pasien jatuh
46
1) Ruangan menerapkan proses assessment awal resiko jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
2) Langkah-langkah yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh
bagi mereka yang ada hasil assessment dianggap beresiko
3) Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari resiko cidera pasien akibat jatuh di rumah sakit
2. Kepuasan
Tingkat kepuasan pasien
Tingkat kepuasan pasien diukur dengan cara membagikan
kuisioner tingkat kepuasan pasien yang dibagikan kepada 9
responden. 7 dari 9 responden menyatakan puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh ruang Asoka, namun 2 dari 9 responden
menyatakan kurang puas terhadap kemudahan prosedur pelayanan
dan keamanan keluarga pasien.
3. Promosi
a. Upaya meningkatkan pelayanan dengan 5 S
(Senyum,sapa,salam,saying,santun).
b. Upaya menjaga agar idak terjadi kesalahan dalam pemberian obat
dengan selalu melihat buku injeksi dengan selalu melihat buku injeksi.
c. Selalu menjaga alat –alat yag bersifat steril pada tempatnya.
d. Upaya selalu menjaga personal hygiene pasien,jka tidak dibantu
keluarga,biasa dibantu oleh perawat ,seperti membantu pasien mencuci
tangan.
e. Adanya pemberian leaflet saat penyuluhan untuk keluarga pasien.
47
1. BOR pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 08-11 januari 2018,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Pav. Asoka RSUD
Jombang yaitu tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
a) 08 Januari 2018
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 15 17
2 Intermediet 2 4
3 Kelas 1 4 4
4 Kelas 2 4 4
5 Kelas 3 15 17
Jumlah 40 46
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐝 𝐱 𝟏𝟎𝟎%] 86,9 %
b) 09 Januari 2018
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 16 17
2 Intermediet 2 4
3 Kelas 1 2 4
4 Kelas 2 4 4
5 Kelas 3 14 17
Jumlah 38 46
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐝 𝐱 𝟏𝟎𝟎%] 82,6%
48
c) 10 Januari 2018
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 18 18
2 Intermediet 4 4
3 Kelas 1 4 4
4 Kelas 2 4 4
5 Kelas 3 17 17
Jumlah 47 47
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐝 𝐱 𝟏𝟎𝟎%] 100 %
49
ANALISA SWOT RUANG ASOKA RSUD JOMBANG
MAN (M1)
BOBOT X
ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. Memberikan pelayanan 0,35 3 1,05 S-W
kepada pasien secara 2,8 -2=0,8
profesional ,
berpenampilan dan selalu
menjaga etika kepada
pasien yang
membutuhkan.
2. Beban kerja disesuikan 0,20 2 0,4
dengan peran masing-
masing
3. Komunikasi antara 0,45 3 1,35
perawat dan tim
kesehatan lain atau
dengan pasien berjalan
dengan baik
TOTAL 1 2,8
Weakness
1. Tidak ada dokter yang 0,50 2 1
standby 24 jam di
ruangan
50
2. Perawat masih banyak 0,50 2 1
yang pendidikannya D3
Keperawatan yaitu 15
orang
TOTAL 1 2
B. EXTERNAL FACTOR
(EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan 0,40 3 1,2 O-T
melanjutkan pendidikan 2,7 -2,55,=
kejenjang yang lebih 0,15
tinggi
2. Adanya mahasiswa S1 0,30 2 0,60
Praktek management
keperawatan
3. Adanya kerjasama yang 0,30 3 0,90
baik antar mahasiswa
keperawatan dengan
perawat ruangan
TOTAL 1 3 2,7
Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi 0,30 3 0,90
dari masyarakat untuk
pelayan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya 0,25 2 0,75
51
kesadaran masyarakat
akan hukum
3. Adanya peningkatan 0,15 2 0,30
kopetensi perawat-
perawat di rumah sakit
lain
4. Makin tingginya 0,30 0,60
pengetahuan masyarakat
akan kesehatan
TOTAL 1 2,55
METHODE (M2)
BOBOT X
ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. RS memiliki visi, misi 0,05 4 0,2 S–W
dan motto sebagi acuan 3,23 – 3
melaksanakan kegiatan = 0,23
pelayanan
2. Sudah ada MAKP yang 0,06 2 0,18
digunakan yaitu MAKP
Tim Nursing
3. Supervise sudah 0,05 3 0,15
dilakukan kepala ruangan
secara rutin (2x dalam 1
52
bulan)
4. Mempunyai standart 0,09 3 0,27
asuhan keperawatan
5. Mempunyai protap setiap 0,06 3 0,18
tindakan
6. Terlaksananya 0,06 3 0,18
komunikasi yang adekuat
perawat dan tim
kesehatan yang lain
7. Tersedia sarana dan 0,05 4 0,20
prassarana untuk
pengelolaan UDD
8. Sudah dilakukan kegiatan 0,06 3 0,18
UDD oleh perawat
berkolaborasi dengan
depo farmasi
9. Ada lembar 0,06 4 0,24
pendokumentassian obat
yang diterima di setiap
status pasien
10. Kepala ruangan 0,06 3 0,18
memimpin timbang
terima setiap pagi
11. Timbang terima telah 0,09 3 0,27
dilakukan dengan rutin
12. Ada laporan jaga setiap 0,06 3 0,18
sift
13. Tersedianya sarana dan 0,06 3 0,18
prasarana discharge
planning di ruanganuntuk
53
pasien pulang (format
atau lembar DP)
14. Tersedianya sarana dan 0,06 3 0,18
prasarana dokumentasi
untuk tenaga kesehatan
(sarana administrasi
penunjang)
15. Sudah ada system 0,07 4 0,28
pendokumentasian SBAR
dan SOAP
16. Sudah dilakukan ronde 0,06 3 0,18
keperawatan dengan
sistem RDK jika terdapat
pasien yang mengalami
penyembuhan lama,
biaya yang mahal.
TOTAL 1 3,23
Weakness
1. MAKP model tim 0,6 3 1,8
nursing kurang memiliki
tanggungjawab yang jelas
kepada pasien.
2. Pengawasan terhadap 0,4 3 1,2
pendokumentassian
belum dilaksanakan
secara optimal
TOTAL 1 3
B. EXTERNAL FACTOR
54
(EFAS) O–T=
Opportunity 3,45 – 3,02
1. Adanya mahasiswa 0,14 3 0,42 = 0,43
praktika S1 Keperawatan
praktik management
keperawatan
2. Adanya kebijakan 0,14 3 0,42
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat
3. Adanya kebijakan RS 0,15 4 0,6
tentang pelaksanaan
MAKP
4. Kerjasama yang baik 0,15 3 0,45
antara perawat dan
mahasiswa praktik
5. Adanya teguran dari 0,15 4 0,6
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak
melaksanakan tugas
dengan baik
6. Kebijakan RS tentang 0,15 4 0,6
timbang terima
7. Peluang perawat untuk 0,12 3 0,36
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)
TOTAL 1 3,45
Threatened
1. Persaingan antar rumah 0,15 4 0,6
sakit daerah maupun
55
swasta yang semakin
ketat dalam pemberian
layanan
2. Adanya tuntutan 0,15 3 0,6
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
professional
3. Makin tinggi kesadaran 0,14 2 0,28
masyarakan akan
pentingnya kesehatan
4. Makin tinggi kesadaran 0,14 2 0,28
masyarakat akan hukum
5. Persaingan dengan 0,14 3 0,42
masuknya perawat asing
6. Bebasnya pers yang dapat 0,13 3 0,39
menyebarkan informasi
dengan cepat
7. Meningkatnya kesadaran 0,15 3 0,45
masyarakattanggung
jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai
pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL 1 3,02
56
SARANA DAN PRASARANA (M3)
BOBOT
ANALISA SWOT BOBOT RATING X TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. Mempunyai sarana dan 0,30 4 1,2 S-W
prasarana untuk pasien 3,45 – 3,0
dan tenaga kesehatan = 0,45
2. Nursing station berada 0,15 4 0,6
ditengah ruangan pasien
3. Ventilasi dan 0,25 3 0,75
pencahayaan memadai
4. Mempunyai peralatan 0,15 3 0,45
O2 disetiap ruangan
pasien
5. Adanya buku-buku 0,15 3 0,45
penunjang (SAK dan
SOP)
TOTAL 1 3,45
Weakness
1. Belum adanya 0,60 3 1,8
handscrub di sebagian
bed pasien dan di luar
ruangan
2. SAK masih dalam 0,40 3 1,2
57
proses pembaruan dan
belum dikembalikan
keruangan
TOTAL 1 4 3,0
B. EXTERNAL
FACTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan untuk 0,40 3 1,6 O-T
mengganti alat-alat medis 3,4 -
yang kurang baik 3=0,4
2. Adanya upaya untuk 0,30 3 0,9
menambah alat-alat yang
kurang
3. Adanya kerja sama yang 0,30 0,9
baik antar mahasiswa
STIKES dengan adanya
bantuan sarana
TOTAL 1 3,4
Threatened
1. Tuntutan semakin tinggi 0,50 3 1,5
dari pasien untuk
mendapatkan fasilitas yang
memadai
2. Adanya kesenjangan antar 0,5 3 1,5
jumlah pasien dengan
peralatan yang diperlukan
TOTAL 1 3
58
MUTU & MARKET (M5)
BOBOT X
ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. Kepuasan pasien 0,55 4 2,2 S–W
terhadap pelayanan 3,55 – 3 =
kesehatan di rumah sakit 0,55
terlaksana dengan baik
dari 9 pasien 77,8 %
pasien menyatakan puas.
2. Adanya variasi 0,45 3 1,35
kerakteristik dari pasien
(BPJS, umum, asuransi
swasta)
TOTAL 1 3,55
Weakness
1. Masih terdapat pasien 0,50 3 1,5
yang menyatakan kurang
puas terhadap pelayanan
rumah sakit dari 9 orang
22,2 % pasien
menyatakan kurang puas
59
dikarenakan tingkat
kebersihan ,
kenyamanan, keamanan
rumah sakit kurang
memuaskan.
2. Rata-rata kasus di ruang 0,50 3 1,5
Asoka adalah bedah
ortho
TOTAL 1 3
B. EXTERNAL FACTOR
(EFAS)
Opportunity
1. Mahasiswa S1 0,50 3 1.5 O–T=
Keperawatan praktek 3,5 – 3
management = 0,5
2. Kerjasama yang baik 0,50 4 2
antara perawat dan
mahasiswa
TOTAL 1 3,5
Threatened
1. Adanya peningkatan 0,55 3 1,65
standart masyarakat yang
harus dipenuhi
2. Persaingnan RS dalam 0,45 3 1,35
pemberian pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 3
60
61
3.2. DIAGRAM LAYANG
0,6
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
W 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 S
-0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-0,1
-0,2
-0,3
-0,4
-0,5
-0,6
T
Dari hasil diagram layang di atas dapat disimpulkan bahwa analisa SWOT
tersebut memiliki strategi pelaksanaan agresif yaitu merupakan situasi yang
menguntungkan, rumah sakit tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
62
A. Identifikasi Masalah
1. Sudah dilakukan ronde keperawatan dengan sistem RDK jika terdapat pasien
yang mengalami penyembuhan lama, biaya yang mahal.
2. Sudah ada MAKP yang digunakan yaitu MAKP Tim Nursing namun MAKP
model tim nursing kurang memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pasien.
3. Mempunyai standart asuhan keperawatan (SAK) namun masih dalam proses
pembaruan dan belum dikembalikan ke ruangan.
4. Sudah mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan
namun belum adanya handscrub di sebagian bed pasien dan di luar ruangan
5. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit terlaksana
dengan baik dari 9 pasien 77,8 % pasien menyatakan puas namun masih
terdapat pasien yang menyatakan kurang puas terhadap pelayanan rumah sakit
dari 9 orang 22,2 % pasien menyatakan kurang puas dikarenakan terdapat
tingkat kebersihan , kenyamanan, keamanan rumah sakit kurang memuaskan.
B. Prioritas Masalah
Skor Analisis SWOT
Prioritas Masalah Total Prioritas
IFAS EFAS
Ronde keperawatan 0,23 0,43 -0,2
MAKP 0,23 0,43 -0,2
Sarana dan prasarana 0,45 0,4 0,05
SAK 0,45 0,4 0,05
Kepuasan Pasien 0,55 0,5 0,05
63
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Unit Dose Dispensing (UDD) adalah suatus sistem distribusi obat
kepada pasien rawat inap di siapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai
untuk pemakaian selama 24 jam. Sistem distribusi obat UDD merupakan
tanggung jawab farmasis, juga terkait dengan staf medis perawat dan
administrasi. Sistem ini memiliki keuntungan berupa kemudahan dalam
monitoring penggunaan obat baik secara administrasi maupun efikasi.
Mekanisme sentralisasi obat yang pernah dilakukan di ruang asoka meliputi
pengisian format Persetujuan , kemudian mengisi 2 lembar format serah
terima obat yang kemudian 1 lembar diberikan ke pasien dan 1 lembar di
simpan sebagai bukti penyerahan obat.
Timbang terima dilaksanakan oleh Kepala Ruangan, PP, PA, serta
mahasiswa praktika setiap hari sesuai dengan pergantian shift.
discharge planning sudah dilakukan secara optimal yakni meliputi
pemberian informasi tentang Penyakit yang diderita, obat yang diminum, apa
yang harus dibawa saat kontrol, makanan yang boleh dikonsumsi, apa yang
tidak boleh dilakukan dirumah. Namun media sebagai pengingat informasi
64
yang disampaikan untuk pasien hanya diberikan secarik kertas, dan belum
memberikan leaflet.
Supervisi dilakukan sewaktu – waktu , kepala ruangan keliling untuk
observasi kinerja tim perawat, Mengecek fasilitas dan sarana prasarana dan
dilakukan sewaktu-waktu.
Ronde pada ruang Asoka menggunakan metode refleksi kasus, yaitu
diskusi dilakukan oleh semua tim ruangan yang terdiri dari kepala ruangan,
perawat, dan dokter untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan bila
terdapat kondisi urgent selama jam dinas.
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan dengan model body of
system dan catatan keperawatan dengan menggunakan model SOAP pada
laporan mahasiswa.
1.2 Saran
Pelaksanaan discharge planning hendaknya dilengkapi dokumentasi,
pemberian leflet dan kartu discharge planning.
Pelaksaaan timbang terima perlu dipertahankan. Sebaiknya dilakukan
pada setiap pergantian sift dan memperhatikan masalah keperawatan, data
fokus, intervensi serta masalah yang belum teratasi.
Penerapan ronde keperawatan perlu ditingkatkan khususnya bila
dijumpai pasien dengan masalah yang belum teratasi. Pasien dengan masalah
kronis dan pasien dengan masalah yang kompleks.
Dokumentasi sebagai media yang penting dalam pertanggung jawaban
dan pertanggung gugatan dalam layanan keperawatan, oleh karena itu
diharapkan menuliskan secara lengkap dan akurat tiap kegiatan yang
dilakukan kepada klien dan menuliskan respon klien.
65
66
67
DAFTAR PUSTAKA
68