Vous êtes sur la page 1sur 68

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI PAVILIUN ASOKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

JOMBANG

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. Abdul Rahman 7. Wildan Setyanto

2. Abdus Salam 8. Willyarum Ndani

3. Abi Taufik Bastian 9. Wisnu Pranata Adi P

4. Fajar Yuansah 10. Yeremia Mardha S

5. Jeni Lupita 11. Yuhana Urba Saraswati

6. Rio Rendra Rizqi 12. Yusup Robiansyah

Periode Tanggal 08 Januari 2018 – 03 Februari 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Pelaksanaan Praktek Managemen periode tanggal 08 januari 2018 – 03 februari 2018

ini telah disetujui dan diterima untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stase Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang Stase Manajemen

Keperawatan di Ruang ASOKA RSUD JOMBANG

Hari :

Tanggal :

Menyetujui,

PJMA
Manajemen keperawatan Kepala Ruangan
ASOKA
Praktik klinik RSUD JOMBANG
Stikes ICME Jombang

Arif Wijaya, S. Kep.Msi,M.Kep. M. Sholeh S.Kep, Ns

Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Ners
STIKES ICME JOMBANG

Dwi Prasetianingati S.Kep.,Ns M.Kes.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberi rahmat dan hidayah-NYA.Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

makalah kelompok ini tanpa adanya rintangan yang berarti.

Laporan ini disusun dengan tujuan:

1. Untuk melengkapi tugas Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan di

RSUD Jombang;

2. Untuk memenuhi tugas stase Manajemen Keperawatan STIKES ICME

JOMBANG

Sesuai dengan tujuan tersebut maka penulis akan menyusun dengan sebaik-baiknya

meskipun masih banyak kekurangannya. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan

terimakasih yang sebanyak-banyak kepada:

1. Bapak M. Sholeh S.Kep.,Ns selaku pembimbing ruang dan kepala ruang

ASOKA.

2. Pembimbing akademik dalam hal ini bapak Arif wijaya S.kep.,Ns M.Si selaku

dosen penanggung jawab mata kuliah manajemen.

3. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini.

Atas rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, penulis berharap semoga makalah ini

bermanfaat bagi pembaca. Serta saran dan kritik penulis harapkan, karena penulis

menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya dan masih belum sempurna.

Jombang, 08 Januari 2018

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang

lain. Menurut P. Siagian (2010), manajemen berfungsi untuk melakukan semua

kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas

yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan

bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,

pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan

yang ditentukan sebelumnya.

Sedangkan, keperawatan adalah suatu proses yang mencakup unsur holistic

seseorang, jadi mencakup beberapa hal yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang

sangat kompleks dan holistik pemberian asuhan keperawatan membutuhkan suatu

perencanaan hingga pendokumentasian yang baik sehingga kualitas pelayanan yang

di berikan dapat di jaga (Nursalam, 2016).

Menurut Nursalam (2016), manajemen adalah sebagai proses dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan dalam keperawatan,

manajement adalah suatu proses bekerja melalui anggota keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Untuk mencapai hal tersebut

diperlukan suatu pemahaman konsep tentang bagaimana mengelola dan memimpin

orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai

perawat profesional diharapkan mampu mengelola sebuah proses secara keseluruhan

4
yang memungkinkan orang lain dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberikan

asuhan keperawatan peningkatan derajat pasien menuju kearah kesehatan yang

optimal.

Sistem pengorganisasian keperawatan profesional yang mampu memberikan

suatu manajemen asuhan yang secara holistic berdasarkan kebutuhan, namun tetap

berorientasi pada tugas dan mutu asuhan adalah Model Praktek Keperawatan

Profesional Tim .

Kenyataannya, sangat sulit untuk menerapkan model proses manajemen

keperawatan dalam pelayanan kesehatan atau lahan klinik. Masih banyak kendala

yang dialami seperti kurangnya pengetahuan perawat tentang proses manajemen

keperawatan, sarana dan prasarana pendukung,serta kurangnya dukungan dari pihak

lain. Di Ruang Asoka RSUD Jombang saat ini sudah menerapkan proses manajemen

keperawatan dengan baik.

Oleh sebab itu kami, Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners STIKES ICME

Jombang, melakukan observasi dan evaluasi tentang proses manajemen keperawatan

di ruang Asoka RSUD Jombang dengan harapan memperoleh gambaran bagaimana

pelaksanaan proses manajemen keperawatan di rumah sakit. Dengan demikian ruang

tersebut merupakan salah satu ruang yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Praktik Manajemen Keperawatan yang dilakukan Mahasiswa Pendidikan Profesi

Ners STIKES ICME Jombang.

5
1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti proses pembelajaran praktika manajemen

keperawatan diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan model asuhan

keperawatan profesional dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien di

ruang rawat inap.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran praktika manajemen keperawatan diharapkan

mahasiswa mampu menerapkan beberapa aspek dalam pengelolaan pemberian

pelayanan atau asuhan keperawatan, yaitu:

a. Pengumpulan data (Analisa Situasi)

b. Perencanaan

c. Pengorganisasian

d. Pengelolaan Staff

e. Pengarahan

f. Pengawasan

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga

dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.

b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP.

6
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan

model MAKP.

d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan

menyusun rencana strategi.

e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan

keperawatan profesional.

1.3.2. Bagi Pasien

a. Tercapai kepuasan klien yang optimal.

b. Klien merasa aman saat perawatan.

c. Klien merasa percaya pada perawat.

1.3.3. Bagi Perawat

a. Tercapai tingkat kepuasan kerja yang optimal.

b. Terbinanya hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan yang

lain, perawat dengan pasien serta dengan keluarga.

c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat.

d. Terbinanya hubungan dengan klien dan perawat secara harmonis

1.3.4. Bagi Rumah Sakit

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga

dapat memodifikasi MAKP yang telah dijalankan saat ini.

b. Sebagai evaluasi atas keefektifan penerapan model asuhan keperawatan

professional saat ini yang telah dijalankan

c. Meningkatkan mutu pelayanan

7
BAB 2

PERENCANAAN

2.1. Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Muhammad Soleh S.Kep. Ns

Pembimbing Ruang : Etty Khamdiyah S.Kep. Ns

Pembimbing Akademik : Arif Wijaya S. Kep M. Si

Ketua Kelompok : Yusup Robiansyah

Wakil Ketua : Abdus Salam

Sekertaris : 1. Willyarum Ndani

2. Wildan Setyanto

Bendahara : 1. Yuhana Urba Saraswati

2. Jeni Lupita

Humas : 1. Wisnu Pranata Adi P

2. Abdul Rahman

3. Abi Taufik Bastian

4. Yeremia Mardha S

Perlengkapan : 1. Fajar Yuansah

2. Rio Rendra Rizqi

8
Rencana Kegiatan Praktika Manajemen Keperawatan

GANCHART PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

Januari 2018
No Kegiatan Tanggal
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3
1 Pembentukan Struktur X
2 Melakukan Pengkajian

3 Pengumpulan Data

4 Persiapan Desiminasi Awal

5 Desiminasi Awal

6 Pre Aplikasi MAKP

7 Aplikasi MAKP

a. UDD

b. Discharge Planning

c. Supervise

d. Timbang Terima

e. Ronde Keperawatan

8 Desiminasi Akhir

9 Penyusunan Laporan

9
2.2. Struktur Organisasi

PERENCANAAN STRUKTUR KELOMPOK PENDIDIKAN PROFESI NERS

STASE MANAJEMEN

STIKes ICMe JOMBANG PENDIDIKAN PROFESI NERS DI RUANG ASOKA

KETUA KELOMPOK
YUSUP ROBIANSYAH

WAKIL KETUA
ABDUS SALAM

SEKRETARIS BEDAHARA
WILLYARU YUHANA URBA
YUHANA
Wilyarum Ndani
SARASWATI

M1 M2 M3 M4 M5

Rio
Rio Rendra
Rendra Rizqi
Rizqi Wisnu Pranata AdiP Yusup Robiansyah Abi Taufik B
Wiyarum Ndani Fajar Yuansah
Jeni Lupita Yeremia Mardha S Yuhana Urba
Abdul Rahman
Wildan Setyanto Abdus Salam Saraswati

10
BAB 3

PROFIL RUANG ASOKA RSUD JOMBANG

3.1. Visi dan Misi RSUD JOMBANG

3.1.1. Visi

Menjadi rumah sakit rujukan terdepan dalam layanan pilihan utama

masyarakat di kabupaten Jombang dan sekitarnya

3.1.2. Misi

Meningkatkan mutu pelayanan, sarana prasarana dan sumber daya

manusia sesuai standart dan pendudukan, pencapaian MDGs

3.1.3. KREDO “CINTAKU”

Pelayanan yang diberikan RSUD Jombang adalah pelayanan prima

yaitu pelayanan yang cepat, sigap, dan berhasil guna dilayani dalam kondisi

lingkungan yang indah dan suasana nyaman serta tarif yang terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah memberikan

jaminan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis serta tetap menjaga

kepercayaan pengguna jasa pelayanan dengan tekat kepuasan pelanggan

sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada seluruh masyarakat secara

umum tanpa membedakan status sosial.

11
3.2. Visi dan Misi PAVILIUN ASOKA RSUD JOMBANG

3.2.1. Visi

Memberikan pelayanan kepada pasien secara profesional dan

mengkomprehensifkan dengan data,memelihara hubungan kerja yang efektif

kepada semua anggota tim kesehatan yang terkait dilingkungan RSUD Kab

Jombang.

3.2.2. Misi

1. Mewujudkan system pelayanan keperawatan dengan hubungan tata kerja

yang baik,jelas dan diketahui oleh semua pihak yang terkait.

2. Terpenuhinya penerapan asuhan keperawatan sesuai dengan standar

asuhan keperawatan .

3. Terpenuhinya kerjasama yang baik anatara tim kesehatan dalam

mengantar pasien multiple trauma.

3.3. Falsafah, Misi dan Tujuan Pelayanan Keperawatan

3.3.1. Misi Pelayanan Keperawatan

1. Memberikan pelayanan keperawatan yang professional, berpenampilan,

dan selalu menjaga etika kepada setiap pasien yang membutuhkan

2. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan

melalui Standar Asuhan Keperawatan

12
3. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas SDM keperawatan melalui

pendidikan dan pelatihan

4. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim

kesehatan dan bagian yang terkait dilingkungan RSUD Kabupaten

Jombang

3.3.2. Falsafah Pelayanan Keperawatan

1. Manusia adalah holistik yang biologis memiliki kebutuhan bio-psiko-

sosial-spiritual untuk kebutuhan ini harus ada pertimbangan dalam

memberikan asuhan keperawatan

2. Keperawatan adalah bantuan kepada manusia untuk meningkatkan derajat

kesehatan secara optimal dengan tidak membedakan bangsa, suku,

agama, dan status sosialnya di setiap tempat pelayanan kesehatan

3. Perawat bertanggungjawab dan bertanggung gugat serta memiliki

wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan

standar asuhan keperawatan

4. Pendekatan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus

menerus untuk perkembangan staf dalam memberikan pelayanan

kesehatan

5. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari

seluruh anggota tim kesehatan pasien dan keluarganya

13
3.3.3. Tujuan Pelayanan Keperawatan

1. Terwujudnya system pelayanan keperawatan dengan hubungan tata kerja

yang baik, jelas dan diketahui oleh semua pihak yang terkait

2. Terpenuhinya penerapan asuhan keperawatan sesuai dengan standar

asuhan keperawatan

3. Terbinanya etika keperawatan secara mantap

4. Mutu Pelayanan keperawatan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik

sesuai dengan standar

14
BAB 4

PENGKAJIAN

3.1. Pengkajian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang digunakan dalam praktik manajemen keperawatan

mahasiswa Pendidikan Profesi NERS Stikes ICME Jombang adalah Paviliun Asoka

RSUD Jombang.

Kondisi umum ruangan serta fasilitas fisik serta pengorganisasian Ruang

Asoka adalah sebagai berikut :

15
3.1.1. M1 (Man)

1. Struktur Organisasi

STRUKTUR MAKP METODE TEAM

KEPALA RUANGAN
PAV.ASOKA
M.Sholeh S.Kep.,Ns

WAKIL KEPALA RUANGAN


Eti Khamdiyah S.Kep.Ns

KATIM I KATIM II KATIM III ADMIN


Yani Mutmainah.AMK Lilik Maftuhah.AMK Nunik W.K. AMK Listiorini

PA PAGI PA PAGI PA PAGI


Ririn A.AMK Sulistyowati.AMK A.Hidayatur R.AMK

PA PAGI PA SORE PA SORE


Dwi R S.S.Kep.,Ns Diana I.AMK Rudi Harmoko.AMK

PA PAGI PA MALAM PA MALAM


Rahmad H.AMK Tri Julianto.AMK Uswatun K.AMK

PA SORE PA LIBUR
Triventiningtyas.AMK Tri Widorini,AMK

PA SORE
Riza A.D.AMK

Asper Pagi Asper Pagi Asper Sore Asper Malam Asper Libur Kebersihan
Nur Khayati Indah R Agus P Eko Purwadi Samiadi

Kebersihan

16
2. Jumlah Tenaga Di Ruang Paviliun Asoka

Nama Jabatan Pendidikan Masa kerja Sertifikat/Tahun


No

M.Soleh Kepala Ruangan S.1.Kep,Ns - -


1
S.Kep, Ns.
Etty Khamdiyah S.Kep Waka Ruangan s.Kep.Ns Golongan 1. CE 2007.
IIIB 2. CWCCA 2013
Ns
2 3. Perseptorship
13 tahun 2014
4. Asesor
5. PPI
Nunik wahyu k Katim s.Kep.Ns 15 tahun 1. CE Tahun
2002
3 S.Kep.Ns
2. Perseptorship
3. Management
nyeri
Yani mutmainnah Katim Amd.Kep 11 tahun 1. CE 2003
Amd.Kep 2. PELAT UNIT
4
COST

Lilik Maftuhah Katim Amd.Kep 15 tahun 1. CE 2011


5 2. PPGD
Amd.Kep
3. PITC
Tri Ventiningtyas Kajaga Amd.Kep 11 tahun 1. PPGD
6 2. PPK/EDUKA
SI PASIEN
Riza agus dwi Irwanto Kajaga Amd.Kep 9 tahun PPGD,PELAT
7
Amd.Kep KEBAKARAN
Diana Indriani Kajaga Amd.Kep 14 tahun 1. PPGD
Amd.Kep 2. PITC
8

Uswatun Hasanah, Kajaga Amd.Kep 11 tahun 1. PITC


9
Amd.Kep
10 Reni Kartika W Honorer

17
Rahmad Hardjono, PP Amd.Kep 16 tahun Pelat rawat luka
11
Amd.Kep inhouse training
12 Tri widorini, Amd.Kep PP Amd.Kep 7 tahun PPGD
13 Tri julianto, Amd.Kep PP Amd.Kep 2 tahun PPGD
Dwi rusdiana, PP S.Kep.Ns 1 tahun PPGD
14
S.Kep.Ns
15 Edi susanto, Amd.Kep PP Amd.Kep 1tahun PPGD
Badrut tamam PP S.Kep.Ns 1 tahun PPGD
16
S.Kep.Ns
Ririn akhirin ningsih, PP Amd.Kep 3 tahun BTCLS
17
Amd.kep
Ratna pancasari, PP Amd.Kep 1 tahun PPGD
18
Amd.Kep
Imam Muzaki,AMK PP AMK 1 Tahun BLS
19

Zainal Abidin, PP Amd.Kep 1 Tahun PPGD


20
Amd.Kep
Sri Rejeki Agus, PP S.Kep.Ns 2 Tahun PPGD
S.Kep.Ns ATCN
21
WOUND CARE
MANAGEMENT
22 Rizal Adi M, Amd.Kep PP Amd.Kep
Fitriah Hardianti, PP S.Kep.Ns 1 Tahun BENCANA
S.Kep.Ns KEBAKARAN
EVAKUASI
PASIEN DAN
23
RJPO,
PENANGANAN
KEGAWAT
DARURATAN

18
CARDIOVASCU
LAR
24 Anik Indrawati, AMK PP AMK 3 Tahun PPGD
Dian Suhartini, PP Amd.Keb 1 Tahun P2KP
25
Amd.Keb

26 Sulistyawati Amd. Kep PP Amd.Kep 11 tahun 1.BTCLS


2. PELAT ICU

a. Tenaga Keperawatan

No Klasifikasi Jumlah
1 Kepala Ruang 1
2 Wakil kepala ruang 1
3 KATIM 3
4 Perawat 21

b. Tenaga Non Keperawatan

NO KUALIFIKASI JUMLAH
1 Administrasi 5
2 Asper 5
3 Cleaning Service 2

c. Tenaga Medis

Tenaga medis di paviliun Asoka RSUD Jombang terdiri dari :

No Kualifikasi Jumlah

19
Dokter Spesialis
 Orthopedi 2
 Syaraf 1
1  Urologi 1
 Bedah plastik 1
 Bedah umum 3

2 Dokter Umum -

d. Tenaga Mahasiswa Praktek

No Kualifikasi Jumlah
1 NERS Stikes ICMe Jombang 12
2 NERS UNIPDU 13
3 Dokter Muda UMM 3
4 NERS HUSADA Jombang 5

20
e. Mahasiswa Praktek Managemet

No Kualifikasi Jumlah
1 NERS STIKES ICME Jombang 12
2 NERS UNIPDU Jombang 13

3. Kasus terbanyak

Kasus penyakit terbanyak di ruang Asoka periode Oktober – Desember

2017 adalah

100

90

80

70

60

50

40

30
OKTOBER
20
NOVEMBER
10
DESEMBER
0

21
4. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat.

Tingkat ketergantungan klien di paviliun Asoka RSUD Jombang

dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut

Orem; Total, Partial, Self care (Nursalam, 2016). Menurut Douglas, dan

menurut gillies.Klasifikasi ketergantugan pasien dibagi menjadi 3 kategori,

yaitu:

a. Perawatan minimal yang memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam,

b. Perawatan parsial dengan waktu 3-4jam/24 jam,

c. Dan perawatan total dengan waktu 5-6 jam/24jam.

MENURUT PERHITUNGAN GILIES (1994)


Tingkat ketergantungan klien di paviliun Asoka RSUD Jombang dihitung

dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem:

Total, Parsial, Self Care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan Gilies (1994)

didapatkan datapada :

a. Tingkat ketergantungan klien di Ruang “ASOKA” dihitung dengan

menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total,

parsial, minimal care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan GILIES (1994)

di dapatkan data pada tanggal 08 Januari 2018 dengan rata-rata jumlah pasien

per hari adalah 40 orang.

22
Tingkat ketergantungan: 7 SC x 2 jam = 14

24 PC x 4 jam = 96

9 TC x 6 jam = 54 +

Total = 164

Rata – rata 164: 40 = 4 jam

b. Tingkat ketergantungan klien di ruang “ASOKA” dihitung dengan

menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem:

total, parsial, self care (Nursalam,2016). Menurut perhitungan GILIES

(1994) di dapatkan data pada tanggal 09 Januari 2018 dengan rata-rata

jumlah pasien per hari adalah 38 orang.

Tingkat ketergantungan : 7 SC x 2 jam = 14

27 PC x 4 jam = 108

4 TC x 6 jam = 24 +

Total = 146

Rata – rata 146 : 38 = 4 jam

c. Tingkat ketergantungan klien di ruang “ASOKA” dihitung dengan

menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem:

total, parsial, self care (Nursalam,2016). Menurut perhitungan GILIES

(1994) di dapatkan data pada tanggal 10 Januari 2018 dengan rata-rata

jumlah pasien per hari adalah 48 orang.

23
Tingkat ketergantungan :

14 SC x 2 jam = 28

23 PC x 4 jam = 92

11 TC x 6 jam = 66 +

Total = 186

Rata – rata 186 :48= 4 jam

d. Rata-rata jam perawat perhari

4+4+4
=
3

= 4 jam

e. Rata – rata pasien perhari

40 + 38 + 48 =
=
3

= 42

f. Perhitungan jumlah tenaga perawat yang dinas di ruang “ASOKA”

rata−rata pasien rata−rata ketergantungan


x x hari kerja 1 tahun
hari hari
= jumlah hari libur
hari kerja dalam satu tahun − x jumlah jam kerja
tahun

42 𝑥 4 𝑥 365
=
(365 − 86)𝑥 8

61320
=
2232

= 27,4  27

g. Perhitungan jumlah tenaga perawat per 24 jam

rata−rata pasien rata−rata ketergantungan pasien


𝑥
hari hari
= jumlah jam kerja
hari

24
42 𝑥 4
=
8

= 21

h. Prosentase distribusi tenaga per hari

1) Pagi = 42% x21= 8,82= 9 orang

2) Sore = 26% x 21 = 5,46 = 5 orang

3) Malam = 32% x 21 =6,72= 7 orang

i. Jumlah perawat yang libur/hari

jumlah hari yang tidk kerja tenaga yang dibutuhkan


x
tahun hari
= Jumlah kerja
tahun

86𝑥 21
=
279

= 6,4 6 orang

j. Jumlah perawat yang dinas di ruang ASOKA

Jumlah perawat yang dinas 24 jam + jumlah perawat yang libur

= 21+ 6,4

= 27,427

Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang di butuhkan

tergantung pada jumlah Klien dan derajat. Menurut douglas (1984) loverige dan

cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien dibagi 3 kategori

yaitu:

a. Perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam

b. Perawatan intermediet/partial : 3-4 jam / 24 jam

c. Perawatan total : 5-6 jam / 24 jam

25
Tingkat Ketergantungan Pasien dihitung setiap hari, mulai Tanggal 08-11

Januari 2018 dengan Rumus NEED (Douglas), antara lain :

a. Tanggal 08 Januari 2018

Jumlah
Tingkat ketergantungan Kebutuhan
Tenaga
Tingkat Jumlah
PAGI
Ketergantungan Pasien
Self Care 7 7 x 0,17= 1,19
Parsial Care 24 24 x 0,27= 6,48
Total Care 9 9 x 0,36= 3,24
10,91
Jumlah 40 11

Total tenaga perawat :

PAGI : 9 o̶rang

SORE :5 orang

MALAM : 7 orang +

21 orang

Jumlah perawat yang dibutuhkan tanggal 08 Januari 2018 untuk

bertugas per hari di paviliun Asoka adalah :21 orang + 3 orang struktural

(kepala ruangan, wakil ruangan, dan CM) + 3-4 orang lepas dinas + 3-4

perawat primer = 27 orang.

26
b. Tanggal 09 Januari 2018

Jumlah
Tingkat ketergantungan kebutuhan
tenaga
Tingkat Jumlah
PAGI
ketergantungan pasien
Self 7 7 x 0,17= 1,19
Parsial 27 27 x 0,27= 7,29
Total 4 4 x 0,36= 1,44
38 9,92
Jumlah
10
Total tenaga perawat :

PAGI : 9 o̶rang

SORE :5 orang

MALAM : 7 orang +

21 orang

Jadi,jumlah perawat yang dibutuhkan tanggal 09 Januari 2018 untuk bertugas per

hari di paviliun Asoka adalah :21 orang dengan 3 orang struktural (kepala ruangan,

wakil ruangan, dan CM) + 3-4 orang lepas dinas + 3-4 perawat primer = 27 orang.

27
c. Tanggal 10 Januari 2018

Tingkat ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah
PAGI
Ketergantungan Pasien

Self 14 14 x 0,17= 2,38

Parsial 23 23 x 0,27= 6,21

Total 11 11 x 0,36= 3,96

Jumlah 48 12,55

13

Total tenaga perawat :

PAGI : 9 o̶rang

SORE :5 orang

MALAM :7 orang +

21 orang

Jadi,jumlah perawat yang dibutuhkan tanggal 10 Januari 2018 untuk

bertugas per hari di paviliun Asoka adalah : 21 orang + 3 orang struktural

(kepala ruangan, wakil ruangan, dan CM) + 3-4 orang lepas dinas + 3-4

perawat primer = 27 orang

28
3.1.2 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M2/ Method)
3.2.1 METODE PEMBERIAN ASKEP (M2-METHODE)
Penerapan Model Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-11 Januari 2018
di Paviliun Asoka RSUD Jombang saat ini menerapkan MAKP model
tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada
setiap anggota tim. Setiap anggota tim telah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Sistem MAKP tim dirasakan tepat diterapkan diruang
Asoka. Diruang Asoka terdapat 46 tempat tidur dengan jumlah
perawat 26 orang.

b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, timbang terima
di paviliun Asoka sudah dilakukan disetiap pergantian shift yang
diikuti oleh semua perawat yang bertugas dimasing – masing shift.
Timbang terima dilakukan menggunakan RM dan sudah dilakukan
pendokumentasian sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah
dilaksanakan tidak ada yang terlewati untuk disampaikan pada shif
berikutnya. Selain itu, mekanisme timbang terima juga sudah sesuai
dengan standar buku dan menyesuaikan dengan kondisi di ruangan.
Timbang terima sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi
pasien, isi timbang terima meliputi identitas pasien, diagnosa medis,
masalah keperawatan, rencana keperawatan yang sudah atau belum
dilaksanakan dan persiapan rencana umum yang perlu ditindak lanjuti
seperti pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu,
kemudian dilakukan pendokumentasian menggunakan SOAP
(subjektif, objektif, assessment, planing) dalam buku status pasien dan

29
dilanjutkan dengan berkeliling ke ruangan dari pasien satu ke pasien
lain.

c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada
pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan dan staff
perawat yang dinas, kemudian diskusi membahas masalah
keperawatan yang muncul. Jika menemukan suatu kendala pemecahan
kasus, maka akan mengemukakan masalah dan opsi pemecahan
(intervensi) dengan kepala ruangan, untuk selanjutnya dilakukan
diskusi pemecahan masalah keperawatan yang muncul. Sedangkan
saat ini di ruang asoka menggunakan metode Ronde keperawatan
RDK yaitu untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan bila
terdapat kasus yang langka, penyembuhan yang lama dan tarif yang
mahal.

d. UDD
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan karu di
pavilion Asoka, sentralisasi obat sudah melalui system pelaksanaan
UDD.
Unit Dose Dispensing (UDD) adalah suatus sistem distribusi
obat kepada pasien rawat inap di siapkan dalam bentuk dosis terbagi
siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam. Sistem distribusi obat
UDD merupakan tanggung jawab farmasis, juga terkait dengan staf
medis perawat dan administrasi. Sistem ini memiliki keuntungan
berupa kemudahan dalam monitoring penggunaan obat baik secara
administrasi maupun efikasi. Mekanisme sentralisasi obat yang pernah
dilakukan di ruang asoka meliputi pengisian format Persetujuan ,
kemudian mengisi 2 lembar format serah terima obat yang kemudian 1

30
lembar diberikan ke pasien dan 1 lembar di simpan sebagai bukti
penyerahan obat.

e. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana, 2004).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-11 Januari 2018
di Paviliun Asoka RSUD Jombang, supervisi sudah dilakukan dengan
baik dan terjadwal 1 bulan 2 kali yaitu minggu ke 2 dan minggu ke 4
dan sudah dilengkapi dengan fom penilaian dan SPO.

f. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah
sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha
kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-11 Januari 2018
di Paviliun Asoka RSUD Jombang, melakukan discharge planning
ketika pasien ketika pasien pertama kali masuk ke ruangan Asoka.
Sedangkan untuk perancanaan pada waktu pulang terdapat form
sendiri. Isi dari discharge planning sudah dilakukan secara optimal
yakni meliputi pemberian informasi tentang Penyakit yang diderita,
obat yang diminum, apa yang harus dibawa saat kontrol, makanan
yang boleh dikonsumsi, apa yang tidak boleh dilakukan dirumah.
Media yang digunakan adalah lembar perencanaan pasien pulang dan
leaflet.

31
g. Dokumentasi Keperawatan
Sistem Pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOAP
dan SBAR. Adapun lembar timbang terima dengan SOAP terdiri dari:
Subyektif, Obyektif, Assesment dan Planing. Sedangkan untuk lembar
timbang terima dengan menggunakan RM dan teknik komunikasi
SBAR terdiri dari : Situasion, Background, Assesment, dan
Recommendation. Metode ini telah diterapkan pada dokumentasi
sehari-hari sebagai evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.

3.1.3 M3 (Material)
a. Lokasi dan denah ruangan
Terlampir 1
b. Sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan keperawatan di ruang
ASOKA
1. Fasilitas pasien di ruang ASOKA
2. Peralatan tenun total keseluruhan yang ada di ruang ASOKA

32
a) Fasilitas pasien di ruang ASOKA
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Kurang
Baik
baik
1. Tempat tidur 47 √ -
2. Toilet 15 √ -
3. Meja pasien 47 √ -
4. Kursi 47 √ -
5. Jam dinding 10 √ -
6. Kipas angin 19 √ -
7. Rak sepatu 1 √ -
8. Wastafel 13 √ -
9. Tempat sampah non 12 √ -
medis
10 Tempat sampah medis 6 √ -
11 Tempat sampah linen 6 √ -
12 Cermin 13 √ -

33
b) Peralatan tenun total keseluruhan yang ada di ruang
ASOKA
No Nama Barang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1. Sprei 151 √ -
2. Steek laken 90 √ -
3. Selimut 90 √ -
4. Sarung bantal 36 √ -
5. Perlak 94 √ -
6. Bantal 12 √ -
7 Tali penderita 10 √ -
8 Tali Jenazah 2 √ -
9 Sarung O2 10 √ -
10 Skot Dokter 15 √ -
11 Handuk kecil cuci 130 √ -
tangan
12 Skotpasien operasi 30 √ -

34
c) Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di ruang
ASOKA
Kondisi
Jumlah
No Jenis Barang Kurang
Barang Baik Rusak
Baik
1 Tensimeter 7 6 1 -
2 Stetoscope 4 4 - -
3 Timbangan berat 1 1 - -
badan/tinggi badan
4 Tabung O2 + flow 23 20 2 -
meter
5 Gunting verban 6 6 - -
6 Bak instrumen besar 4 4
7 Bak instrument kecil 2 2 - -
8 Alat-alat steril 29 29
9 Termometer 6 5 1 -
10 Standart infus 61 59 2 -
11 Cucing + tutup 6 6 - -
12 Infus pump 6 6 - -
13 Suction 2 1 - 1
14 Syringe pump 8 8 - -
15 Nebulizer 2 2 - -
16 Blood 1 1 - -
Warmer/Animec
17 Cukuran elektrik 1 1 - -
18 Monitor pasien 4 4 - -
19 Matras 21 19 3 -
20 Wsd 4 4 - -
21 Kursi roda 2 1 1 -
22 Troly 7 7 - -

35
23 Bak Tromol 10 10 - -
24 Box alat steril 2 2 - -
25 Gelas ukur 250 ml 1 1 - -
26 Apron plastic 1 1 - -
27 Kacamata google 1 1 - -
28 Handscoon 5 5 - -
29 Masker 5 5 - -
30 Sprayer 1 1 - -
31 Plastik limbah medis 5 5 - -
32 Senter kecil 1 1 - -
33 Lakban 1 1 - -
34 Tissu gulung 1 1 - -
35 Sekop kecil 1 1 - -
36 Box on steril 1 1 - -
37 Bengkok 9 9 - -
38 Bak instrument 1 1 - -
39 Claim besar 1 1 - -
40 Claim kecil 1 1 - -
41 Helm safety 8 8 - -
42 Stretcher 1 1 - -
43 Spalek panjang 1 1 - -
44 Clamp steril 2 2 - -
45 Kom besar 2 2 - -
46 Kom kecil 2 2 - -
47 Kruk 1 1 - -
48 APAR 4 4 - -
49 LED foto ronsent 2 2 - -

36
d) Sarana dan prasarana di ruang ASOKA (Kantor
Keperawatan)
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Meja perawat 5 Baik
2. Meja kepala ruangan 1 Baik
3. Kursi perawat 12 Baik
4. Meja administrasi 2 Baik
5. Lemari 5 Baik
6. Kipas angin 1 Baik
7. Jam dinding 1 Baik
8. Komputer 2 Baik
9. Lemari es 1 Baik
10. White board 2 Baik
11. Tempat sampah 2 Baik
12. Kamar mandi 2 Baik
13. Wastafel 2 Baik
14. Kaca 2 Baik

c. Buku-Buku SPO dan acuan


1. Buku penunjang
 Buku Pemakaian Barang Habis Pakai
 Buku Tanda Bukti Pengeluaran Barang
 Buku Visite
 Buku Alasan Pulang Paksa
 Buku Bedah Umum
 Buku Lab Asoka
 Buku Tranfusi darah
 Buku Resep Obat
 Buku Makan
 Buku Bon Alat Pav.Asoka

37
 Buku Daftar Injeksi
 Buku Setor Edukasi
 Buku Administrasi
 Buku Bacaan Foto
 Buku TTV
 Buku Pantau Lab Kritis
 Buku Kematian
 Buku UDD atas dan bawah Asoka
 Buku Delay Layanan
 Buku Setor Foto Radiologi
 Buku Expedisi Visum
 Buku Px Pulang
 Buku Laporan HCU Asoka
 Buku Mutu Klinik
 Buku Laporan Intermediet
2. Standart prosedur operasional pelayanan keperawatan
 SPO Pasien pulang
 SPO Memelihara rambut
 SPO Menyuntikan obat kemoterapy
 SPO Asuhan pasca bedah
 SPO Bilas lambung
 SPO Memberikan kompres dingin
 SPO Merapikan tempat tidur
 SPO Perawatan pasien di dalam ambulan
 SPO Levement tinggi dan rendah
 SPO Klisma gliserin
 SPO Penanganan pasien meninggal
 SPO Memindahkan pasien ke unit lain
 SPO Perawatan kolostomi
 SPO Mengeluarkan feses dengan tangan
 SPO Membersihkan alat-alat di ruangan

38
 SPO Konsul pasien di ruangan rawat inap
 SPO Membentu dokter melakukan punksi lumbal
 SPO Punksi pleura melakukan BMP
 SPO Pengambilan sample darah
 SPO Merujuk pasien ke RS yang lebih tinggi
 SPO Persetujuan dan penolakan tindakan medis
 SPO Pembelian obat ke bagian farmasi pasien umum
 SPO Pemberian makanan dan obat melalui NGT
 SPO Penerimaan pasien baru di ruang rawat inap
 SPO Mengukur lingkar perut pemasangan kateter
 SPO Mencukur rambut pasien
 SPO Cara memberikan oksigen nasal
 SPO Pengumpulan,pelaporan dan analisa data merawat
pasien kitis
 SPO Memandikan pasien di tempat tidur
 SPO Koreksi kalium di ICU
 SPO Koreksi natrium bikarbonat
 SPO Koreksi albumin di ICU
 SPO Pemberian norephineprine
 SPO Weaning pada piece
 SPO Pasien terminal
 SPO Pemberian pelayanan kerohanian
 SPO Penanganan pasien yang perlu bedah cyto
 SPO Konsultasi dokter specialis antar ruangan
 SPO Pemakaian alat pelindung diri apron/ skot
 SPO Pemakaian alat pelindung diri apron plastik
 SPO Pemakaian alat pelindung diri celemek
 SPO Pemakaian alat pelindung diri sepatu boot
 SPO Pemakaian alat pelindung diri baju operasi
 SPO Pemakaian alat pelindung diri safety belt/sabuk
pengaman

39
 SPO Pemakaian alat pelindung diri pelindung mata
(goggles )
 SPO Genexpert
 SPO Persiapan pasien anemia dalam kehamilan
 SPO Laporan nilai kritis radiologi
 SPO Perawat pasien post operasi di ruang rawat inap
merawat pasien dengan skin traksi
 SPO Ganti sift
 SPO Memelihara kebersihan mulut
 SPO Penanganan sample rujukan
 SPO Membantu memberikan makanan dan minuman kepada
pasien
 SPO Merapikan tempat tidur
 SPO Pemeriksaan kesehatan berkala pegawai
 SPO Menghitung pernafasan
 SPO Membantu pasien muntah
 SPO Memberikan rendaman duduk
 SPO Memberikan obat nebulizer
 SPO Persiapan pemeriksaan penunjang
 SPO Lavement tinggi dan rendah
 SPO Memberikan obat
 SPO Merawat pasien dengan luka bakar
 SPO Memasang infus
 SPO Pemeriksaan pasien alih rawat dari Icu
 SPO Perawatan pasien yang menghadapi kematian
 SPO Pemanfaatan/penggunaan obat basic live saving
 SPO Pemeriksaan radioagnostik yang menggunakan radiasi
terhadap ibu hamil
 SPO Evaluasi mutu radiograf

40
3. SASARAN KESEHATAN PASIEN
1) SKP 1
 SPO Ketepatan identifikasi pasien
 SPO pemasangan gelang identitas pasien
 SPO identifikasi pasien rawat inap
 SPO pelepasan gelang identitas pasien
 SPO pemasangan kancing warna merah tanda pasien
alergi pada gelang pasien rawat inap
2) SKP 2
 SPO komunikasi efektif antar shift dinas
3) SKP 3
 SPO pengelolaan obat high alert medication (HAM)
 SPO penyimpanan obat look alike sound alike (LASA)
 SPO pengelolaan obat golongan narkotik dan
psikotropik
 SPO penyiapan obat
 SPO pelaporan kesalahan obat
 SPO stock opname pembekalan farmasi
 SPO dokumentasi dan pencetakan farmasi
 SPO pemantauan obat / drug use evaluation
4) SKP 4
 SPO Penandaan identifikasi lokasi operasi
 SPO Pelaksanaan sign in, time out dan sign out
 SPO Pengecekan instrumen dan kassa
 SPO Timbang terima dari ruangan perawatan sebelum di
instalasi bedah sentral
5) SKP 5
 SPO 5 Moment cuci tangan
 SPO Cuci tangan dengan alkohol
 SPO Cuci tangan dengan sabun antiseptik
 SPO Cuci tangan sebelum pembedahan

41
6) SKP 6
 SPO Identifikasi pasien anak denganresiko jatuh
berdasarkan scoring humpty dan dumpty
 SPO Identifikasi pasien dewasa dengan resiko jatuh
scoring morse
 SPO Identifikasi pasien dengan resiko jatuh di IGD dan
Poli rawat jalan dengan scoring get up dan go test
 SPO Identifikasi pasien gangguan jiwa dengan resiko
jatuh dengan menggunakan scoring edmondson
 SPO Penggunaan kancing dengan resiko jatuh pada
pasien ruang inap
 SPO Pemakaian restrain pada pasien gaduh gelisah
 SPO Pemasangan kancing tanda resiko jatuh pada gelang
identitas pasien rawat inap
 SPO Manajement pencegahan pasien resiko jatuh
 SPO Formulir pengkajian dan intervensi resiko jatuh
pada pasien dengan gangguan jiwa edmonson
 SPO Formulir pengkajian dan intervensi resiko jatuh
pada pasien anak (humpty dumpty)
 SPO Formulir pengkajian dan intervensi resiko jatuh
pada pasien dewasa (morse)

42
DENAH RUANG ASOKA LANTAI 1

K K KANTOR RUANG R. RAWAT INAP R. RAWAT INAP


M M
PERA INTER KELAS KELAS
KM KM
WAT MEDIET I.2 I.1
HCU HCU R. RAWAT KM R. RAWAT KM

NURSE K K K K KELAS KELAS


M M M
STATIO M
N
I.4 I.3

DENAH RUANG ASOKA LANTAI 2

K RUANG RUANG K
NURSE
M STATION KARU EDUKASI
M

K K PANTRY K RUANG TINDAKAN K

M M M M

43
3.1.4 M4 (Money)
Tarif yang berlaku di ruang Asoka RSUD Jombang terjangkau
oleh seluruh kalangan masyarakat pengguna layanan kesehatan.
Adapun tarif pelayanan di ruang Asoka tahun 2017 adalah :
Tarif
Nama
No Visite
Kamar Kamar Makan
dr.Umum
1 Kelas 1 Rp. 237.000,- Rp. 190.000,- Rp. 45.000,-
2 Kelas 2 Rp. 102.000,- Rp. 70.000,- Rp. 30.000,-
3 Kelas 3 Rp. 53.000,- Rp. 37.000,- Rp. 21.000,-
4 HCU Rp. 277.000,- Rp. 230.000,- Rp. 45.000,-
*sumber data : sumber dana ruangan Asoka dari anggaran rumah sakit
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah
sakit yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan
pasien sebagian besar dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari
ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).

44
3.1.5 M5 (Market dan Mutu)
Ruang Asoka RSUD Jombang telah menerapkan upaya penjaminan
mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek peniaian penting,
diantaranya sebagai berikut:
1. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Sasaran 1: ketepatan identifikasi pasien.
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien (nama pasien
dan alamat pasien), tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat dan darah
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis
4) Pasie diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan
atau prosedur
5) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi
b. Sasaran 2: peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
1) Perintah lisan dan yang melalui telfon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
2) Perintah lisan dan melalui telfo atau hasil pemeriksaan secara
lengkap di bacakan kembali oleh penerima pemerintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
3) Perintah atau hasilpemeriksaan di konfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
4) Kebijakan prosedur yang mendukung praktek yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telfon
c. Sasaran 3: peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high-alertmedication)

45
1) Kebijakan dan atau prosdur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat
yang perlu diwaspadai
2) Kebijakan dalam prosedur diimplementasikan
3) Medikasi yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang
jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses
d. Sasaran 4: kepastian tepat lokasi, tepat prosdur, tepat pasien
operasi
1) Ruangan menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses
peandaan atau pemberian tanda
2) Ruangan menggunakan suatu check list atau proses lain untuk
melakukan verifikasi pra operasi tepat lokasi, tepat prosdur, dan
tepat pasien dan seua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, atau benar dan fungsional
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat atau
mendokumentasikan prosedur sig in atau sebelum induksi, sebelum
insisi tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau tindakan
pembedahan dan sig out (sebelum meninggalkan kamar operasi)
4) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien dan termasuk prosedur medis
e. Sasaran 5: pengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
1) Ruangan mengapdatasi pedoman hand higyien yang baru-baru ini di
terbitkan dan sudah diterima secara umum (antara lain dari WHO
pasien safety)
2) Ruangan menerapkan hand higyien
3) Kebijakan dan tau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
f. Sasaran 6: pengurangan resiko pasien jatuh

46
1) Ruangan menerapkan proses assessment awal resiko jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
2) Langkah-langkah yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh
bagi mereka yang ada hasil assessment dianggap beresiko
3) Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari resiko cidera pasien akibat jatuh di rumah sakit
2. Kepuasan
Tingkat kepuasan pasien
Tingkat kepuasan pasien diukur dengan cara membagikan
kuisioner tingkat kepuasan pasien yang dibagikan kepada 9
responden. 7 dari 9 responden menyatakan puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh ruang Asoka, namun 2 dari 9 responden
menyatakan kurang puas terhadap kemudahan prosedur pelayanan
dan keamanan keluarga pasien.
3. Promosi
a. Upaya meningkatkan pelayanan dengan 5 S
(Senyum,sapa,salam,saying,santun).
b. Upaya menjaga agar idak terjadi kesalahan dalam pemberian obat
dengan selalu melihat buku injeksi dengan selalu melihat buku injeksi.
c. Selalu menjaga alat –alat yag bersifat steril pada tempatnya.
d. Upaya selalu menjaga personal hygiene pasien,jka tidak dibantu
keluarga,biasa dibantu oleh perawat ,seperti membantu pasien mencuci
tangan.
e. Adanya pemberian leaflet saat penyuluhan untuk keluarga pasien.

47
1. BOR pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 08-11 januari 2018,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Pav. Asoka RSUD
Jombang yaitu tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
a) 08 Januari 2018
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 15 17
2 Intermediet 2 4
3 Kelas 1 4 4
4 Kelas 2 4 4
5 Kelas 3 15 17
Jumlah 40 46
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐝 𝐱 𝟏𝟎𝟎%] 86,9 %

b) 09 Januari 2018
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 16 17
2 Intermediet 2 4
3 Kelas 1 2 4
4 Kelas 2 4 4
5 Kelas 3 14 17
Jumlah 38 46
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐝 𝐱 𝟏𝟎𝟎%] 82,6%

48
c) 10 Januari 2018
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 18 18
2 Intermediet 4 4
3 Kelas 1 4 4
4 Kelas 2 4 4
5 Kelas 3 17 17
Jumlah 47 47
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐁𝐞𝐝 𝐱 𝟏𝟎𝟎%] 100 %

49
ANALISA SWOT RUANG ASOKA RSUD JOMBANG

MAN (M1)

BOBOT X
ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. Memberikan pelayanan 0,35 3 1,05 S-W
kepada pasien secara 2,8 -2=0,8
profesional ,
berpenampilan dan selalu
menjaga etika kepada
pasien yang
membutuhkan.
2. Beban kerja disesuikan 0,20 2 0,4
dengan peran masing-
masing
3. Komunikasi antara 0,45 3 1,35
perawat dan tim
kesehatan lain atau
dengan pasien berjalan
dengan baik
TOTAL 1 2,8

Weakness
1. Tidak ada dokter yang 0,50 2 1
standby 24 jam di
ruangan

50
2. Perawat masih banyak 0,50 2 1
yang pendidikannya D3
Keperawatan yaitu 15
orang
TOTAL 1 2

B. EXTERNAL FACTOR
(EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan 0,40 3 1,2 O-T
melanjutkan pendidikan 2,7 -2,55,=
kejenjang yang lebih 0,15
tinggi
2. Adanya mahasiswa S1 0,30 2 0,60
Praktek management
keperawatan
3. Adanya kerjasama yang 0,30 3 0,90
baik antar mahasiswa
keperawatan dengan
perawat ruangan
TOTAL 1 3 2,7

Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi 0,30 3 0,90
dari masyarakat untuk
pelayan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya 0,25 2 0,75

51
kesadaran masyarakat
akan hukum
3. Adanya peningkatan 0,15 2 0,30
kopetensi perawat-
perawat di rumah sakit
lain
4. Makin tingginya 0,30 0,60
pengetahuan masyarakat
akan kesehatan
TOTAL 1 2,55

METHODE (M2)

BOBOT X
ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. RS memiliki visi, misi 0,05 4 0,2 S–W
dan motto sebagi acuan 3,23 – 3
melaksanakan kegiatan = 0,23
pelayanan
2. Sudah ada MAKP yang 0,06 2 0,18
digunakan yaitu MAKP
Tim Nursing
3. Supervise sudah 0,05 3 0,15
dilakukan kepala ruangan
secara rutin (2x dalam 1

52
bulan)
4. Mempunyai standart 0,09 3 0,27
asuhan keperawatan
5. Mempunyai protap setiap 0,06 3 0,18
tindakan
6. Terlaksananya 0,06 3 0,18
komunikasi yang adekuat
perawat dan tim
kesehatan yang lain
7. Tersedia sarana dan 0,05 4 0,20
prassarana untuk
pengelolaan UDD
8. Sudah dilakukan kegiatan 0,06 3 0,18
UDD oleh perawat
berkolaborasi dengan
depo farmasi
9. Ada lembar 0,06 4 0,24
pendokumentassian obat
yang diterima di setiap
status pasien
10. Kepala ruangan 0,06 3 0,18
memimpin timbang
terima setiap pagi
11. Timbang terima telah 0,09 3 0,27
dilakukan dengan rutin
12. Ada laporan jaga setiap 0,06 3 0,18
sift
13. Tersedianya sarana dan 0,06 3 0,18
prasarana discharge
planning di ruanganuntuk

53
pasien pulang (format
atau lembar DP)
14. Tersedianya sarana dan 0,06 3 0,18
prasarana dokumentasi
untuk tenaga kesehatan
(sarana administrasi
penunjang)
15. Sudah ada system 0,07 4 0,28
pendokumentasian SBAR
dan SOAP
16. Sudah dilakukan ronde 0,06 3 0,18
keperawatan dengan
sistem RDK jika terdapat
pasien yang mengalami
penyembuhan lama,
biaya yang mahal.
TOTAL 1 3,23

Weakness
1. MAKP model tim 0,6 3 1,8
nursing kurang memiliki
tanggungjawab yang jelas
kepada pasien.
2. Pengawasan terhadap 0,4 3 1,2
pendokumentassian
belum dilaksanakan
secara optimal
TOTAL 1 3

B. EXTERNAL FACTOR

54
(EFAS) O–T=
Opportunity 3,45 – 3,02
1. Adanya mahasiswa 0,14 3 0,42 = 0,43
praktika S1 Keperawatan
praktik management
keperawatan
2. Adanya kebijakan 0,14 3 0,42
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat
3. Adanya kebijakan RS 0,15 4 0,6
tentang pelaksanaan
MAKP
4. Kerjasama yang baik 0,15 3 0,45
antara perawat dan
mahasiswa praktik
5. Adanya teguran dari 0,15 4 0,6
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak
melaksanakan tugas
dengan baik
6. Kebijakan RS tentang 0,15 4 0,6
timbang terima
7. Peluang perawat untuk 0,12 3 0,36
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)
TOTAL 1 3,45

Threatened
1. Persaingan antar rumah 0,15 4 0,6
sakit daerah maupun

55
swasta yang semakin
ketat dalam pemberian
layanan
2. Adanya tuntutan 0,15 3 0,6
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
professional
3. Makin tinggi kesadaran 0,14 2 0,28
masyarakan akan
pentingnya kesehatan
4. Makin tinggi kesadaran 0,14 2 0,28
masyarakat akan hukum
5. Persaingan dengan 0,14 3 0,42
masuknya perawat asing
6. Bebasnya pers yang dapat 0,13 3 0,39
menyebarkan informasi
dengan cepat
7. Meningkatnya kesadaran 0,15 3 0,45
masyarakattanggung
jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai
pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL 1 3,02

56
SARANA DAN PRASARANA (M3)

BOBOT
ANALISA SWOT BOBOT RATING X TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. Mempunyai sarana dan 0,30 4 1,2 S-W
prasarana untuk pasien 3,45 – 3,0
dan tenaga kesehatan = 0,45
2. Nursing station berada 0,15 4 0,6
ditengah ruangan pasien
3. Ventilasi dan 0,25 3 0,75
pencahayaan memadai
4. Mempunyai peralatan 0,15 3 0,45
O2 disetiap ruangan
pasien
5. Adanya buku-buku 0,15 3 0,45
penunjang (SAK dan
SOP)
TOTAL 1 3,45

Weakness
1. Belum adanya 0,60 3 1,8
handscrub di sebagian
bed pasien dan di luar
ruangan
2. SAK masih dalam 0,40 3 1,2

57
proses pembaruan dan
belum dikembalikan
keruangan

TOTAL 1 4 3,0

B. EXTERNAL
FACTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan untuk 0,40 3 1,6 O-T
mengganti alat-alat medis 3,4 -
yang kurang baik 3=0,4
2. Adanya upaya untuk 0,30 3 0,9
menambah alat-alat yang
kurang
3. Adanya kerja sama yang 0,30 0,9
baik antar mahasiswa
STIKES dengan adanya
bantuan sarana
TOTAL 1 3,4

Threatened
1. Tuntutan semakin tinggi 0,50 3 1,5
dari pasien untuk
mendapatkan fasilitas yang
memadai
2. Adanya kesenjangan antar 0,5 3 1,5
jumlah pasien dengan
peralatan yang diperlukan
TOTAL 1 3

58
MUTU & MARKET (M5)

BOBOT X
ANALISA SWOT BOBOT RATING TOTAL
RATING
A. INTERNAL FACTOR
(IFAS)
Strenght
1. Kepuasan pasien 0,55 4 2,2 S–W
terhadap pelayanan 3,55 – 3 =
kesehatan di rumah sakit 0,55
terlaksana dengan baik
dari 9 pasien 77,8 %
pasien menyatakan puas.
2. Adanya variasi 0,45 3 1,35
kerakteristik dari pasien
(BPJS, umum, asuransi
swasta)
TOTAL 1 3,55

Weakness
1. Masih terdapat pasien 0,50 3 1,5
yang menyatakan kurang
puas terhadap pelayanan
rumah sakit dari 9 orang
22,2 % pasien
menyatakan kurang puas

59
dikarenakan tingkat
kebersihan ,
kenyamanan, keamanan
rumah sakit kurang
memuaskan.
2. Rata-rata kasus di ruang 0,50 3 1,5
Asoka adalah bedah
ortho
TOTAL 1 3

B. EXTERNAL FACTOR
(EFAS)
Opportunity
1. Mahasiswa S1 0,50 3 1.5 O–T=
Keperawatan praktek 3,5 – 3
management = 0,5
2. Kerjasama yang baik 0,50 4 2
antara perawat dan
mahasiswa
TOTAL 1 3,5

Threatened
1. Adanya peningkatan 0,55 3 1,65
standart masyarakat yang
harus dipenuhi
2. Persaingnan RS dalam 0,45 3 1,35
pemberian pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 3

60
61
3.2. DIAGRAM LAYANG

0,6
0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1
W 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 S
-0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1
-0,1

-0,2

-0,3

-0,4

-0,5

-0,6

T
Dari hasil diagram layang di atas dapat disimpulkan bahwa analisa SWOT
tersebut memiliki strategi pelaksanaan agresif yaitu merupakan situasi yang
menguntungkan, rumah sakit tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

62
A. Identifikasi Masalah
1. Sudah dilakukan ronde keperawatan dengan sistem RDK jika terdapat pasien
yang mengalami penyembuhan lama, biaya yang mahal.
2. Sudah ada MAKP yang digunakan yaitu MAKP Tim Nursing namun MAKP
model tim nursing kurang memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pasien.
3. Mempunyai standart asuhan keperawatan (SAK) namun masih dalam proses
pembaruan dan belum dikembalikan ke ruangan.
4. Sudah mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan
namun belum adanya handscrub di sebagian bed pasien dan di luar ruangan
5. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit terlaksana
dengan baik dari 9 pasien 77,8 % pasien menyatakan puas namun masih
terdapat pasien yang menyatakan kurang puas terhadap pelayanan rumah sakit
dari 9 orang 22,2 % pasien menyatakan kurang puas dikarenakan terdapat
tingkat kebersihan , kenyamanan, keamanan rumah sakit kurang memuaskan.

B. Prioritas Masalah
Skor Analisis SWOT
Prioritas Masalah Total Prioritas
IFAS EFAS
Ronde keperawatan 0,23 0,43 -0,2
MAKP 0,23 0,43 -0,2
Sarana dan prasarana 0,45 0,4 0,05
SAK 0,45 0,4 0,05
Kepuasan Pasien 0,55 0,5 0,05

63
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Unit Dose Dispensing (UDD) adalah suatus sistem distribusi obat
kepada pasien rawat inap di siapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai
untuk pemakaian selama 24 jam. Sistem distribusi obat UDD merupakan
tanggung jawab farmasis, juga terkait dengan staf medis perawat dan
administrasi. Sistem ini memiliki keuntungan berupa kemudahan dalam
monitoring penggunaan obat baik secara administrasi maupun efikasi.
Mekanisme sentralisasi obat yang pernah dilakukan di ruang asoka meliputi
pengisian format Persetujuan , kemudian mengisi 2 lembar format serah
terima obat yang kemudian 1 lembar diberikan ke pasien dan 1 lembar di
simpan sebagai bukti penyerahan obat.
Timbang terima dilaksanakan oleh Kepala Ruangan, PP, PA, serta
mahasiswa praktika setiap hari sesuai dengan pergantian shift.
discharge planning sudah dilakukan secara optimal yakni meliputi
pemberian informasi tentang Penyakit yang diderita, obat yang diminum, apa
yang harus dibawa saat kontrol, makanan yang boleh dikonsumsi, apa yang
tidak boleh dilakukan dirumah. Namun media sebagai pengingat informasi

64
yang disampaikan untuk pasien hanya diberikan secarik kertas, dan belum
memberikan leaflet.
Supervisi dilakukan sewaktu – waktu , kepala ruangan keliling untuk
observasi kinerja tim perawat, Mengecek fasilitas dan sarana prasarana dan
dilakukan sewaktu-waktu.
Ronde pada ruang Asoka menggunakan metode refleksi kasus, yaitu
diskusi dilakukan oleh semua tim ruangan yang terdiri dari kepala ruangan,
perawat, dan dokter untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan bila
terdapat kondisi urgent selama jam dinas.
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan dengan model body of
system dan catatan keperawatan dengan menggunakan model SOAP pada
laporan mahasiswa.

1.2 Saran
Pelaksanaan discharge planning hendaknya dilengkapi dokumentasi,
pemberian leflet dan kartu discharge planning.
Pelaksaaan timbang terima perlu dipertahankan. Sebaiknya dilakukan
pada setiap pergantian sift dan memperhatikan masalah keperawatan, data
fokus, intervensi serta masalah yang belum teratasi.
Penerapan ronde keperawatan perlu ditingkatkan khususnya bila
dijumpai pasien dengan masalah yang belum teratasi. Pasien dengan masalah
kronis dan pasien dengan masalah yang kompleks.
Dokumentasi sebagai media yang penting dalam pertanggung jawaban
dan pertanggung gugatan dalam layanan keperawatan, oleh karena itu
diharapkan menuliskan secara lengkap dan akurat tiap kegiatan yang
dilakukan kepada klien dan menuliskan respon klien.

65
66
67
DAFTAR PUSTAKA

Marylin Doengus , Terjemahan asuhan rencana keperawatan , EGC, 1999.


Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan – Aplikasi dalam Keperawtan Profesional
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Arwani, Heru S (2005), Manajemen Bangsal Keperawatan, EGC: Jakarta.
Nancy & Patricia (2005). Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta; EGC.
Nursalam, (2002). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
PSIK, (2006). Buku Panduan Manajemen keperawatan. Program Pendidikan Ners
Surabaya.
Suarly, S (2010). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga

68

Vous aimerez peut-être aussi