Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Mengetahui
SPO
No. Kode:Kepala
PuskesmasSusukanT e r b i t
a n 0 1 : No.
Revisi: 00T g l . M u l a i B e r l a
k u : r . ! s h a K r e s
t r i a n a "alaman 1
#1
N$P.1%&'0((1)00)100*Pengertian
Rencana layanan medis adalah rencana tindakan dan pengobatan
yangdipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai
k e b u t u h a n p a s i e n dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
1.). Tu+uan).1.Terdapat prosedur ,ang e-ekti- +ika pasien mendapatkan penanganan
olehtim kesehatan ,ang terkoordinasi ) . M e n i n g k a t k a n k u a l i t a s P e l a , a n a n g u n a
memberikan kepuasanp
p a d a pasien( . K e b i + a k a n S K K e p a l a P u s k e s m a s N o . 0 0 *
# ) 0 1 / t e n t a n g p e l a , a n a n k l i n i s *. Re-erensi
Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas Berdasarkan Gejala Depkes
danKesejahteraan Sosial Republik Indonesia Tahun !!"
/. lat dan Bahan&. angkah2 langkah#
prosedur 1 . P e t u g a s m e d i s d a n p a r a m e d i s m e n e n t u k a n t i n d a k a n m e d i s
, a n g a k a n dilakukan sesuai dengan kebutuhan
klien) . P e t u g a s m e d i s d a n p a r a m e d i s m e m b e r i k a n t i n d a k a n m e d i s s e s u a i
d e n 3 a n ren3ana ( . P e t u g a s m e d i s d a n p a r a m e d i s m e n + e l a s k a n t e n t a n g
t i n d a k a n , a n g diberikan sesuai dengan kebutuhan klien 4 . 5 n i t
t e rk a it
•
Ruang penda-taran
•
Ruang Pengobatan 5mum
•
Ruang Pengobatan 6igi
•
Ruang K$
•
Ruang Tindakan
•
Ruang $6 ' . o k u m e n t e r k a i t R e k a m M e d i s
SOP MERUJUK PASIEN DENGAN AMBULANCE
Pengertian 1. Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar,
menjemput dan membantu keperluan orang sakit atau jenazah.
2. Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter /
perawat / bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik
penunjang atau terapi.
Kebijakan 1. Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan dalam
perjalanan.
2. Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika berhalangan
digantikan oleh sopir yang sudah ditunjuk ).
3. Ambulan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan memberikan pelayanan
24 jam.
Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan
biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien
UGD yang sudah diberikan terapi, bagi pasien UGD yang tidak
mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien
dan Petugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir
Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien
ke tempat tujuan dengan ambulan.
Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas
UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan
UGD / Rawat Inap
Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan
SOP / CARA RUJUKAN PASIEN
Pengertian 1. Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter /
perawat / bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik
penunjang atau terapi.
Kebijakan
Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan
biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien
UGD yang sudah diberikab terapi, bagi pasien UGD yang tidak
mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien
dan Petugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir
Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien
ke tempat tujuan dengan ambulan.
11. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas
UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan
UGD / Rawat Inap
Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan
Infus adalah proses mengekstraksi unsur-unsur substansi terlarutkan (khususnya obat) atau terapi
dengan cara memasukkan cairan ke dalam tubuh.
Infus adalah memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang banyak dan waktu
yang lama ke dalam vena dengan menggunakan perangkat infus (infus set) secara tetesan.
Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh
vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Penggantian Cairan Infus adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan dengan tekhnik aseptik
untuk mengganti cairan infus yang telah habis dengan botol cairan infus yang baru sesuai dengan
jumlah tetesan yang dibutuhkan sesuai instruksi dokter.
Tujuan Pemberian & Penggantian Cairan Infus
Adapun tujuan prosedur ini adalah untuk :
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori
dan nitrogen pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui
mulut.
2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.
3. Meningkatkan Tekanan Darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.
Persiapan Alat
1. Cairan infus (Asering, RL, Ringerfundin, Nacl 0.9%, Dextrose 5%, Kabiven, Clinimic,
dll)
2. Jam tangan, plester K/P
3. Kapas Alkohol
4. Jarum
Teknik Mengganti Cairan Infus
1. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan infus dan cek cairan infus
sesuai 5 benar : > benar nama pasien, benar cara, benar cairan, benar waktu, benar dosis
2. Sampaikan salam
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
4. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan alat
5. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip dalam cairan sekalian
dimasukkan dengan spuit melalui mulut botol, usap dengan kapas alkohol, lalu tutup
kembali
6. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
7. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas alkohol, kemudian
tusukkan alat penusuk pada infus set ke mulut botol infus dari arah atas dengan posisi botol
tegak lurus
8. Gantung kantung/botol cairan
9. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi cairan
10. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
11. Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar penusukan infus
12. Bereskan alat
13. Sampaikan salam
14. Cuci tangan
15. Catat pada lembar tindakan
Kebijakan
Dilakukan kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan Kedokteran / medis
Prosedur
A. Setelah pasien diindikasikan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter, pasien atau keluarga dijelaskan
mengenai:
1. Pengertian tindakan yang akan dilakukan
2. Tujuan HD
3. Indikasi HD
4. Komplikasi HD
5. Prosedur tindakan HD
B. Penjelasan diberikan oleh dokter yang merawat pasien tersebut atau perawat yang sudah mendapatkan
limpahan dari dokter yang merawat.
Unit Terkait
– Ruang HD
– Rawat Inap
– Rawat Jalan
–IGD
A. Pengertian
Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsiel pada inspirasi yang
dapat dilakukan dengan menggunakan kanul binasal
B. Tujuan
1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
C. Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
yang berisi aquades sampai batas pengisiang
2. Kanulbinasal
3. Cotte budd atau tisue
4. Bengkok
5. Tanda peringatan jangan merokok
6. Plerter
D. Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu mengenai tujuan dan perosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman
E. Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas, nafas cuping hidung,
penggunaan otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang dan sianosia )
2. Perawat mencuci tangan
F. Persiapan lingkungan
1. Mennutup pintu
2. Jendela
3. Sampiran
4. Pencahayaan
G. Prosedur kerja
1. Siapkan kanul binasal 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan kanul binasal dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen dinding
3. Bersihkan lubang hidung pasien dengan cotten budd atau tisue
4. Cek fungsi slowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan mengamati adanya
gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui kanul binasal kepunggung tangan
perawat
6. Pasang kanul binasal kelubang hidung pasien dengan tepat
7. Atur pengikat kanul binasal dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur
8. Pastikkan kanul binasal terpasang dengan aman
9. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
10. Alat-alat dikembalikan di tempat yang sesuaitempatnya semula
11. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
12. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
13. Kontrak waktu selanjutnya
H. Evaluasi
1. Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
I. Dokumentasi
1. Tindakan semua di dokumentasikan
2. Wakt
3. Evaluasi
4. Respon pasien
5. Paraf
6. Nama perawat jaga
UGD ………
Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi
tidak pada luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
9. Topical terapi
a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Betadine
Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah
UGD ………
Pengertian Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan
oleh karena trauma.
Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi
lanjut.
Kebijakan Dilakukan oleh perawat yang terampil.
Prosedur Persiapan alat : .
a. Alkes yang tidak steril b. Alkes yang steril
1. Brancart ( Heacting set )
2. Cauter a. gunting lurus
3. Tempat sampah tertutup medis b. gunting benkok lancip
4. Sterilisator c. klem : kean,kocker
5. Tensimeter d. pinset anatomi
6. Stetoskop e. pinset chirrurghie
7. Bengkok f. nalid voeder
8. Gunting ferband g. jarum hecting bulat
9. Ferban Gulung h. jarum heacting segitiga
10. Baskom steril / cucing i. handscoen steril
11. Masker j. benang jahuit catgut,zeide
12. Ferband k. Duk lubang steril
13. Plester : l. Kasa 1 tromol ukuran sedang
14. Betadine solution
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
17. Termometer axilla
18. Timer / Jam
19. Obat anesthesi,mis Lidokain
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
22. Pisau cukur
Penatalaksanaan :
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan
jahit, luka cukup dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan
kassa steril dan dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan
diobati tanpa dilakukan penjahitan.
b. Jika luka robek dan kotor, maka :
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dil;akukan dibersihkan
dan akan dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan
perdarahan banyak, prinsip penangananya adalah dengan :
1). Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan perdarahan, mencegah
infeksi , mengurangi rasa sakit.
2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2. Persiapan Lingkungan
a. Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta pencahayaan yang terang.
b. Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.
c. Pemasangan sketsel.
3. Persiapan Petugas
a. Mencuci tangan sesuai SOP.
b. Memakai handschoen steril sesuai SOP.
4. Penatalaksanaan Luka
Membersihkan luka dengan cara :
a. Memasang bengkok di bawah lokasi luka.
b. Irigasi dengan perlahan dengan cairan NaCL untuk membuang kotoran di
permukaan, kemudian luka dicuci pakai H2O2 terus dibilas NaCL dengan
cara menyemprotkan cairan NaCl kedalam luka, jika luka tak berongga
semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit sekitar 2,5 cm diatas
luka, melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening
dan bersih.
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara
menggunting jaringan yang rusak/mati tergantung pada factor bagaimana
terjadinya cedera, umur luka dan adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau melakukan
hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan
tangan kanan yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim
pada pembuluh darah yang terputus dan meminta tolong paramedis lain
untuk membantu memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di
bagian atas klaim dengan menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan
memakai benang serap (catgut). Pengikatan dilakukan dengan
menggunakan simpul bedah (surgeon’s knot).
e. Beri desinfektan daerah luka dengan cara :
1). Mencukur rambut di sekitar luka (apabila mengganggu penutupan
lukayang dilakukan oleh pendamping).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara
mengusap dari sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan
pembersih masuk ke dalam luka.
f. Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan duk di atas
luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1
cm.
g. Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril (duk lobang) di atas
luka dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya
luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
h. melakukan tes sensitisasi terhadap lidocain dengan cara :
i. Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan
lidokain pada sekitar luka dengan cara menyuntikan lidokain (dosis
maksimum dewasa : dengan epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg,
tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB maksimum 300 mg) dipinggir luka
diarahkan ke samping kanan dan kiri luka sampai merata.
j. Menunggu kurang lebih 5 menit.
k. Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara menyentuh bagian yang
dianestesi kemudian menanyakan kepada pasien apakah masih merasakan
sakit atau tidak, tebal atau tidak.
l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama
cedera berlangsung, derajat kontaminasi dan vaskularisasi.: luka lebih dari
8 jam masuk kontaminasi maka jarak jahitan satu dan lainya 1 sampai 1,5
cm Bila kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm.
1).Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit. Memotong benang
disesuaikan dengan banyaknya jahitan yang akan dilakukan (satu jahitan =
5 cm benang).
2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan
menggunakan pinset cirurgi .Sedikit jahitan untuk menutup ruang
mati. Lihat SOP HECTING dilembar lampiran.
3). Lapisan subkutikular kemudian ditutup. Lihat SOP HEACTING.
4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di samping tepi luka dan
tepi kulit diratakan / dirapikan dengan hati-hati untuk meningkatkan
penyembuhan optimal. Lihat SOP HEACTING.
5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu
membasahinya dengan betadin, kemudian dioleskan di atas luka.
6). Permukaan luka ditutup dengan kasa steril kemudian direkatkan dengan
plester mengambil kasa steril yang terlipat, kemudian diletakan di atas luka
sampai menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
m. Mengangkat duk, mengambil bengkok kemudian membuang sampah medis
ketempat sampah.
n. Setelah itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas Handscoen).
o. Mencatat hasil kegiatan pada status pasien.
p. Berikan profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan status imunisasi
pasien dengan cara :
1). Memberitahu pasien bahwa pasien akan mendapat terapi ATS.
2). Mencuci tangan sesuai SOP.
3). Memakai handscoen sesuai SOP.
4). Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas
bagian dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas sampai sendi bahu.
5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra cutan.
6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi
1cc lalu siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas alcohol
mengambil kapas dibasahi alkohol dan dioleskan memutar dari dalam
keluar.
8). Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
untuk meregangkan kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat
penyuntikan.
9). Lakukan penusukan dengan jarum menghadap ke atas dengan sudut 15 -
20 derajat terhadap permukaan kulit disuntikkan subcutan.
10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga terjadi gelembung
dengan menekan pangkal spuit pelan-pelan.
11). Tarik spuit dengan pelan-pelan.
12). Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm
ambil spidol untuk menandai daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm.
13). Tunggu reaksi obat selama 10-15 menit.
14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau
bengkak. Observasi adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas,
sulit bernafas, keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15). Kembalikan posisi klien mengatur lengan baju pada posisi semula
(diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah medis dan
mengambili barang-barang yang sudah kotor atau tidak dipakai dan
dimasukkan ketempat sampah medis.
17). Melepas handscoen (sesuai SOP).
18). Mencuci tangan (sesuai SOP).
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP). Semua
kegiatan yang telah dilakukan dicatat di rekam medis pasien.
UGD
PROTAP Tanggal Terbit Disetujui oleh,
UGD
Pengertian Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD
Tujuan Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru
Kebijakan Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti alur ini
Prosedur
Terima pasien
Admin pasien
Admin pasien
Admin pasien
INSTANSI SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No Dokumen No Revisi Halaman
UGD
Prosedur 1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas
lengkapa dan jelas dan informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero
anamnesa)
3. perawatmelakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N,
RR, S) dan pemeriksaan fisik awal
4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan
segera dan mengancam jiwa
b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan
segera tapi tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan
segera dan tidak mengancam jiwa
5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit
berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP
6. untuk gawat darurat dan gawat non
darurat, perawat menghubungi dokter jaga pada hari
tersebut dan melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh
melakukan tindakan awal pertolongan pertama/ baik live
support (BLS) meliputi :
a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret, benda asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turu, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu
7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna
pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut
8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi
9. semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan
dengan lengkap pada status pasien
Unit terkait Rawat Inap
Status
Dokumen Induk Salinan No.Distribusi
SOP / PROTAP
INSTITUSI OBSERVASI PASIEN GAWAT
........ …. 1/1
UGD ………
1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter
Penatalaksanaan :
Status
Dokumen Induk Salinan No.Distribusi
SOP / PROTAP
INSTITUSI MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI UGD
No Dokumen No Revisi Halaman
........ …. 1/1
UGD ………
Pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah
maupun non bedah.
B. Pelaksanaan tindakan
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
3. Perawat II
a) Mengatur posisi pasien
b) Memakai sarung tangan kecil
c) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan ujung-
ujung jari
d) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian
tekan dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat
dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa
yang ada.
4. Menekan balutan
a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka
b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verband
atau kayu balut) di atas luka
c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan trumatik
amputasi
a) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan
kain kasa steril
b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka, kemudian
ikatlah dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya
tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live
saving”
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien dan tanda-tanda
vitalEkspresi wajahPerkembangan pasien
Unit terkait Unit Gawat Darurat
SOP / PROTAP
INSTANSI OBSERVASI PASIEN GAWAT RSGMP UNSOED
........ …. 1/1
1. Stetoskope
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter
Penatalaksanaan :
SOP / PROTAP
INSTANSI PENATALAKSANAAN HEACTING
........ …. 1/1
UGD ………
SOP / PROTAP
INSTANSI PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA KLL
........ …. 1/1
UGD ………
Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi
tidak pada luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
9. Topical terapi
a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Betadine
Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah