Vous êtes sur la page 1sur 14

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH

DENGAN ISPA

A. TEORI dan KONSEP ANAK


Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang
secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak adalah
seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin
(menikah) (UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak)
Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur
21 tahun tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18
tahun.
Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun
3. Usia remaja : 13 - 18 tahun
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah
dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun
anggota keluarga lainnya
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan
membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua
anggota keluarga
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian
diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan
penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung
menetap sampai dewasa
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang
disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan
menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang
sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain

PERKEMBANGAN AKHIR MASA KANAK-KANAK


1. Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust :
2. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan umum
3. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh
4. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya
5. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
6. Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
7. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
8. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
9. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga
10. Mencapai kebebasan pribadi

PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH (TUGAS MANDIRI)


MASALAH ANAK USIA SEKOLAH
1. BAHAYA FISIK
A. Penyakit
 Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya
 Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan
kebersihan diri
B. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
 Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk keberhasilan sosial
 Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak
menjadi rendah diri
C. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap
sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi
psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang
menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan sosial
D. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya
bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
E. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak
menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri
anak

2. BAHAYA PSIKOLOGIS
A. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada
anak-anak usia sekolah yaitu :
 kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di
sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain
 kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan
membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila
perlu saja
 anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
 pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan
merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh temannya

B. BAHAYA EMOSI
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola
emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan,
cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain

C. BAHAYA BERMAIN
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk
menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan
kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
D. BAHAYA DALAM KONSEP DIRI
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa
tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang
lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak
cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan
orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap
serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian
sosial anak

E. BAHAYA MORAL
Bahaya umum dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku
anak-anak :
1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang
tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah

F. BAHAYA HUBUNGAN KELUARGA


Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai
peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan
oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-
anaknya
2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka
orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak
3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan
disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan
pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin
yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang
baik.
4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya
lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua
dan orang tua cenderung membenci hal itu
5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah
mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap
terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai
wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di
rumah.
6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan
harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan
membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.
7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih
kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang
tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua
8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai
sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan
orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap si
anak
9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat
orang tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap
kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.

B. PENGKAJIAN
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi
askep keluarga)
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan
yang telah dicapai)
f. Pemeriksaan fisik
3. Lengkapi dengan pengkajian fokus

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak
2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima
tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:


1. Masalah aktual/risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan
tubuh
b. Menarik diri dari lingkungan sosial
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain)
k. Nyeri (akut/kronis)
l. Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

2. Potensial atau sejahtera


a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit.
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan
dukungan yang adekuat
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat
anggota keluarga sakit
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan
• Ajarkan cara merawat anak dirumah
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga

2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membaut alternatif

3. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada
keluarga
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia
sekolah)
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah

E. EVALUASI
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada
keluarga untuk menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan
tugas perkembangan keluarga dibidang kesehatan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :


1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga yang termasuk pada
pengkajian keluarga adalah :
a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
b. data lingkungan
c. strukturdan fungsi keluarga
d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga
e. perkembangan keluarga
sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai
anggota keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan
spiritual
2. Perumusan diagnosa keperawatan
3. Penyusunan perencanaan perencanaan disusun dengan membuat prioritas,
menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi
intervensi keperawatan
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan perencanaan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga,
masyarakat dan pemerintah
5. Evaluasi pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan

A. TAHAP PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
a. wawancara keluarga
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
I. Data Umum, meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan nomor telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex,
hubungan dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I
– IV, DPT I – III, Hepatitis I – III dan campak)
6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
9. Status sosial ekonomi keluarga status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa yang mengatur
keuangan ?)
10. Aktifitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan
saja keluarga pergi. Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga
merupakan aktifitas rekreasi

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga
ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi

III. Harapan Keluarga


Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas
kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang
terjadi.

B. PENGKAJIAN FOKUS
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang
didasari oleh :
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan
berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau
berkurang)
2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengelompokan Data
Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif
setiap kelompok diagnosis keperawatan
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
- Perumusan diarahkan pada individu dan atau keluarga
- Komponennya terdiri dari P, E dan S
- Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang
telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga
b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga :
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga, memelihara/memodifikasi lingkungan,
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung untuk mendukung masalah atau penyebab

Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok,


yaitu: :
1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan segera
2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat
terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan

D. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Skoring dilakukan bila diagnosa keperawatan lebih dari satu
2. Proses skoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya (1978), dengan cara :
• Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat
• Skor dibagi dengan skor tertinggi dikalikan dengan bobot Skor yang
diperoleh --------------------------- x bobot skor tertinggi
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan
jumlah bobot, yaitu 5)

No/Kriteria Skala Skor Bobot


1. Sifat Masalah Tidak/kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan Mudah 2 2
Sebagian 1
masalah dapat
Tidak dapat 0
diubah
3. Potensial masalah Tinggi 3 1
Cukup 2
untuk dicegah
Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah berat, harus segera 2 1
masalah ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0

Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Didasarkan pada yang mempunyai skor tertinggi sampai dengan skor
terendah
2. Perawat mempertimbangkan pula persepsi keluarga terhadap masalah
keperawatan mana yang menurut keluarga perlu diatasi segera

F. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Mencakup tujuan umum dan khusus dilengkapi dengan kriteria dan standar
yang mengacu pada penyebab.
2. Rencana tindakan meliputi kegiatan yang bertujuan :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
• Memberikan informasi yang tepat
• Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
• Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara :
• Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
• Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar
keluarga
• Mendiskusikan tentang kosekuensinya dari tiap tindakan
c. Memberi kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara :
• Mendemonstrasikan cara perawatan
• Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
• Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
• Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
• Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal
mungkin
f. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada disekitarnya, dengan cara :
• Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan
keluarga
• Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

G. IMPLEMENTASI
- perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang
menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (home care)
- Peran perawat sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai pelaksana
asuhan keperawatan
- Melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis
keperawatan) meliputi : waktu, topik, siapa pelaksananya, sasaran
keluarga, peralatan
- Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis
- Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan
- Materi : sesuai tujuan yang diharapkan
- Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga
agar diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu : Brosur/leaflet yang dibuat
sendiri oleh perawat, Buku, Poster, Rekaman audio atau video, dll
- Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang efektif
dan efisien
- Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat derdasarkan
rencana tindakan yang telah dibuat
- Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota tim
kesehatan, keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja
keperawatan keluarga

H. EVALUASI
- Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan standar
yang ditetapkan
- Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru
- Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
dengan waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga
- Disusun menggunakan SOAP yaitu
S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga setelah
implementasi
O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
pengamatan langsung setelah implementasi
A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah
ditentukan pada rencana keperawatan
P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
- Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dan kontrak pelaksanaan sedangkan evaluasi
sumatif bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian
diagnosis keperawatan dengan maksud apakah rencana diteruskan,
diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau
dihentikan.
Format evaluasi formatif dan sumatif.

Tanggal & waktu 30 Juli 2007


No. Dx 1 Kolom 2 C
S :
O :
Evaluasi
A :
P:

Vous aimerez peut-être aussi