Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DENGAN ISPA
2. BAHAYA PSIKOLOGIS
A. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada
anak-anak usia sekolah yaitu :
kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di
sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain
kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan
membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila
perlu saja
anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan
merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh temannya
B. BAHAYA EMOSI
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola
emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan,
cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain
C. BAHAYA BERMAIN
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk
menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan
kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
D. BAHAYA DALAM KONSEP DIRI
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa
tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang
lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak
cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan
orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap
serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian
sosial anak
E. BAHAYA MORAL
Bahaya umum dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku
anak-anak :
1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang
tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
B. PENGKAJIAN
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi
askep keluarga)
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan
yang telah dicapai)
f. Pemeriksaan fisik
3. Lengkapi dengan pengkajian fokus
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membaut alternatif
E. EVALUASI
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada
keluarga untuk menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan
tugas perkembangan keluarga dibidang kesehatan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
A. TAHAP PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
a. wawancara keluarga
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
I. Data Umum, meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan nomor telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex,
hubungan dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I
– IV, DPT I – III, Hepatitis I – III dan campak)
6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
7. Suku bangsa mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
9. Status sosial ekonomi keluarga status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa yang mengatur
keuangan ?)
10. Aktifitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan
saja keluarga pergi. Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga
merupakan aktifitas rekreasi
B. PENGKAJIAN FOKUS
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang
didasari oleh :
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan
berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau
berkurang)
2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda
G. IMPLEMENTASI
- perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang
menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (home care)
- Peran perawat sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai pelaksana
asuhan keperawatan
- Melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis
keperawatan) meliputi : waktu, topik, siapa pelaksananya, sasaran
keluarga, peralatan
- Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis
- Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan
- Materi : sesuai tujuan yang diharapkan
- Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga
agar diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu : Brosur/leaflet yang dibuat
sendiri oleh perawat, Buku, Poster, Rekaman audio atau video, dll
- Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang efektif
dan efisien
- Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat derdasarkan
rencana tindakan yang telah dibuat
- Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota tim
kesehatan, keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja
keperawatan keluarga
H. EVALUASI
- Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan standar
yang ditetapkan
- Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru
- Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
dengan waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga
- Disusun menggunakan SOAP yaitu
S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga setelah
implementasi
O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
pengamatan langsung setelah implementasi
A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah
ditentukan pada rencana keperawatan
P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
- Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dan kontrak pelaksanaan sedangkan evaluasi
sumatif bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian
diagnosis keperawatan dengan maksud apakah rencana diteruskan,
diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau
dihentikan.
Format evaluasi formatif dan sumatif.