Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 9 :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi utama rahim adalah setip bulan berfungsi dalam siklus haid,
tempat janin tumbuh kembang, dan berkontraksi terutama sewaktu beralin dan
sesudah bersalin.
Stadium Ia1 invasi ke stoma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dam lebar
tidak lebih dari 7 mm
Stadium II telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3 bawah atau
infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium III telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai
dinding panggul. Kasus dengan difroneprosis atau gangguan fungsi
ginjal dimasukan dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dappat
dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum
mencapai dinding panggul.
Stadium IIIb perluasan sampai dinding panggul atau adanya dhidroneprosis atau
gangguan fungsi ginjal.
Stadium IVb metastase jauh lebih rendah keluar dari rongga panggul.
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
b. Wajah : tidak ada oedema
c. Mata : konjunctiva tidak anemis
d. Hidung : simetris, tidak ada sputum
e. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
f. Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab,
tidak terdapat lesi
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjer getah bening
2. Dada
a. Inspeksi : simetris
b. Perkusi : sonor seluruh lap paru
c. Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
d. Auskultasi : vesikuler
3. Cardiac
a. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : ictus cordis teraba
c. Perkusi : pekak
Pemeriksaan fisik pada klien dengan kanker serviks atau leher rahim
meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4
(Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (breath)
Pada kasus kanker serviks stadium lanjut atau ketika sel abnormal sudah
mulai menyebar ke organ-organ lain ( tahap stadium 4 ), dapat
menimbulkan sesak nafas.
b. Kardiovaskular B2 (blood)
Adanya nyeri dada ( pada stadium lanjut ), bradikardi, dan tekanan darah
rendah dikarenakan pendarahan pada daerah intra-servikal
c. Persyarafan B3 (brain)
a) Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, penglihatan menurun
dikarenakan hemoglobin yang menurun, karena anemia, konjungtiva
anemis.
b) Penciuman (hidung) :Mengeluh bau pada keputihan yang banyak.
d. Perkemihan B4 (bladder)
Biasanya pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil, adanya pendarahan.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara
akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka
kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%. Tes
Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengetahui
perubahan sel, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini.
Apusan sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker
serviks. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan
pertumbuhan epitel serviks. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual
atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear
secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut
menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-
3tahun. (Rasjidi Imam, 2008). Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan
stadium dari kanker serviks :
a. Normal
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
d. Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling
luar)
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya).
Intervensi :
Proteksi infeksi
Aktivitas:
1 Monitor tanda-tanda dan gejala
sistemik dan local dari infeksi.
2 Monitor daerah yang mudah
terinfeksi.
3 Batasi pengunjung.
4 Pertahankan teknik asepsis untuk
pasien yang berisiko.
5 Inspeksi kulit dan membran
mukosa yang memerah, panas,
atau kering.
6 Inspeksi kondisi dari luka operasi
7 Anjurkan istirahat.
8 Anjurkan peningkatan mobilitas
dan latihan.
9 Beri agen imun.
10 Instruksi pasien untuk
mendapatkan antibiotik sesuai
resep.
11 Ajari pasien dan keluarga tentang
tanda dan gejala dari infeksi dan
PENUTUP
.
4.1 Kesimpulan
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia
epitel di daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina
dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi
pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang
senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia
35-55 tahun.
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain, umur pertama kali melakukan
hubungan seksual, jumlah kehamilan dan partus, infeksi virus, sosial ekonomi,
hygiene dan sirkumsisi, merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan agar dapat mengerti konsep
dari kanker serviks serta dapat mengetahui dan melaksanakan asuhan
keperawatan kepada klien dengan kanker serviks sesuai ketentuan yang ada.