Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
NADA DEWIANA
A. KONSEP DASAR
I. PENGERTIAN DASAR
Miastenia Gravis adalah :
- Miastenia gravis merupakan bagian dari penyakit neuromuskular.
- Miastenia gravis adalah gangguang yang memengaruhi transmisi
neuromuskular pada otot tubuh yang kerjanya di bawah kesadaran
seseorang (volunter).
- Suatu penyakit autoimun dimana persambungan otot dan saraf
(neuromucular junction) berfungsi secara tidak normal dan menyebabkan
kelemahan otot menahun.
- Penyakit neuromuscular yang merupakan gabungan antara cepatnya
terjadi kelelahan otot-otot voluntar dan lambatnya pemulihan (dapat
memakan waktu 10 hingga 20 kali lebih lama dari normal)
Tingkat kematian pada waktu lampau dapat sampai 90%. Jumlah kematian
telah berhasil dikurangi secara drastis sejak tersedia obat-obatan serta unit-
unit perawatan pernapasan. Kematian biasanya disebabkan oleh insulfisiensi
pernapasan dan lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya mulai timbul
pada usia 20-40 tahun.
II. ETIOLOGI
- Gangguan otoimun
- Gangguan neuromuscular
- Kurangnya aktivitas (imobilitas)
- Kelemahan otot
III. PATOFISIOLOGI
Impuls Saraf
Sinaps Neuromuskular
Influks Pengeluaran
Ion Na Ion Kalium
Depolarisasi
Lempeng akhir
Terbentuk potensial
Aksi dalam membran otot
Disalurkan
sepanjang
sarkolema
VIII. KOMPLIKASI
Gagal Pernafasan
Melemahnya otot pernafasan membuat pasien dengan gangguan ini
beresiko lebih tinggi terhadap hipoventilasi dan infeksi pernafasan
berulang. Disfagia juga dapat timbul, mengarah pada aspirasi
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN MIASTENIA GRAVIS
A. PENGKAJIAN
1) Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, ras, agama, alamat, dan lain-lain.
2) Keluhan Utama
Lemah otot setelah peraktivitas
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien pada umumnya merasakan kelelahan dan kelemahan pada anggota
tubuh tertentu :
P :Apa penyebab atau faktor pencetus
Q : Seberapa sering pasien merasakan sakitnya
R : Pada daerah mana pasien meeasakan sakitnya
S : Seberapa paeah sakit yang dieasakan pasien
T : Kapan atau sejauh mana terjadinya keluhan
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien dulunya pernah menderita penyakit gagal pernafasan.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama
dengan klien.
6) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Makan dan minum
Makan : klien pada umumnya mengalami disfagia dan anorexia
Minum : frekuensi, jenis, jumlah
b) Istirahat tidur
Berapa jam perhari, klien tidur dan apakah ada gangguan.
c) Eliminasi BAK dan BAB
BAK : pada umumnya mengalami inkotinensia
BAB : pada umumnya klien mengalami konstipasi
d) Aktifitas
Kelelahan dan kelemahan meningkat setelah beraktifitas dan membaik
atau menurun pada saat istirahat.
7) Pemeriksaan Fisik
1. - Keadaan umum :
- Tingkat kesadaran :
- GCS :
- TTV :
TD : ………… mmHg
N : ………… x/menit
S : ………… oC
RR : ………… x/menit
2. Pengkajian persistem
Sistem integumen
Kaji warna kulit, turgor kulit, kelembaban kulit, akral, kebersihan
rambut dan kuku.
Sistem penginderaan
Kaji bentuk mata, hidung, telinga, mukosa bibir, ada atau tidaknya lesi.
Sistem pernafasan
Kaji bentuk dada, irama dan frekuensi nafas.
Sistem cardiovaskuler
Kaji irama dan frekuensi denyut nadi
Sistem pencernaan
Biasanya klien mengalami kesulitan mengunyah dan menelan
Sistem perkemihan
Biasanya mengalami inkontinensia urine
Sistem muskuluskeletal
Biasanya klien mengalami kelemahan otot pada bagian tertentu.
Pemeriksaan
1. Test Anti kolinestensi (uji tensilon)
2. X-Ray Thorax
3. CT Scan
4. Elektromiografi
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya gagal nafas b/d kelemahan otot-otot pernafasan
2. Gangguan mobilitas fisik b/d menurunnya otot-otot neuromuskular
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kesukaran mengunyah
dan menelan
4. Resiko terhadap konstipasi yang berhubungan dengan imobilitas gizi tidak
adekuat
5. Resiko terhadap ketakutan dan ansietas yang berhubungan dengan penyakit kritis,
paralysis ketidak mampuan untuk berkomunikasi dan ketidakpastian di masa
depan.
INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan I : Resiko tinggi terjadinya gagal nafas berhubungan
dengan kelemahan otot-otot pernafasan
Tujuan : Klien mudah untuk bernafas
Kriteria : - Nafas lancar
- Tidak terjadi kelainan nafas (bunyi nafas : ronchi, wheezing)
Intervensi :
1. Kaji status pernafasan dengan sering
R/ : untuk mendeteksi masalah-masalah sebelum timbul perubahan dalam kadar
gas darah arterial
2. Berikan terapi fisik dada termasuk drainase posturan, memobilisasi lendir dan
penghisapan
R/ : untuk membuang dan membersihkan lendir
3. Auskultasi bunyi nafas, catat ada atau tidaknya bunyi, suara tambahan seperti
ronkhi, wheezing
R/ : peningkatan resistensi jalan nafas dan atau akumulasi sekret akan
menganggu proses difusi gas dan akan mengarah pada komplikasi
pernafasan
4. Tinggikan kepada tempat tidur letakkan pasien pada posisi duduk
R/ : meningkatkan ekspansi paru dan usaha batuk menurunkan kerja pernafasan
Evaluasi
1. Apakah klien dapat bernafas dengan baik ?
2. Apakah klien beraktifitas tanpa harus merasa lelah ?
3. Apakah klien dapat menelan dan mengunyah ?
4. Apakah klien dapat bereliminasi dengan lancar ?
5. Apakah klien dapat berkomunikasi dan tidak merasa cemas lagi ?
DAFTAR PUSTAKA