Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelas : X IPA 2
Ayat pertama
صاَلإلحاَ مومل يقلشإرلك ي أمننمماَ إإ ىلمهققكلم إإ ىلمهرَ مواَإحرَد ۖ فممملن مكاَمن يملرقجوُ لإمقاَمء مرببإه فملليملعمملل معمملل م
ققلل إإننمماَ أممناَ بممشرَر إملثلققكلم قيوُمحىى إإلم ن
َبإإعمباَمدإة مرببإه أممحلدا
Ayat kedua
Karena itu, mereka mendatangi orang tersebut dan memintanya agar bersedia
menerima titipan saudara perempuan mereka tersebut sehingga ia bisa tinggal dulu di
sampingnya hingga mereka pulang kembali dari perjalanan, namun si ahli ibadah ini
menolaknya dan berlindung kepada Allah dari mereka dan sikap mereka tersebut.
Karena terus didesak dan mereka tetap ngotot, akhirnya dia pun bersedia menerima
seraya berkata, “Tolong inapkan dia di sebuah rumah di dekat tempat ibadah yang
khusus untukku.” Maka mereka pun membawanya ke tempat itu, kemudian berangkat
dan meninggalkannya.
Wanita, saudara perempuan ketiga orang itu pun menginap di rumah sang ahli
ibadah itu hingga beberapa masa. Selama itu, dia turun dari tempat ibadahnya (yang
berada di atas dan berdampingan dengan rumah di mana wanita itu tinggal) untuk
memberinya makan, memanggilnya, lalu wanita itu keluar untuk mengambil makanan
yang diletakkannya di suatu tempat.
Kemudian Iblis itu datang lagi seraya mensugestinya untuk senantiasa berbuat
kebaikan sehingga mendapatkan pahala. Dia berkata, “Andaikata kamu berbicara
dengannya sehingga dia bisa merasa terhibur denganmu. Sebab ia tentu dicekam
kesepian yang amat sangat.” Iblis terus menggodanya hingga akhirnya dia berani
mengajak si wanita itu berbicara sekalipun sembari melihat dari tempat ibadahnya yang
berada di bagian atas.
Kemudian Iblis itu datang lagi seraya tidak lupa mensugestinya untuk berbuat
kebaikan dan meraih pahala terhadap apa yang dilakukannya. Ia bertutur, “Andaikata
kamu keluar saja dari tempat ibadahmu itu, kemudian duduk di dekat pintu rumahnya
lalu mengajaknya bicara tentulah akan lebih membuatnya merasa terhibur lagi dan
akan lebih baik baginya.” Iblis terus menggodanya hingga akhirnya dia melakukannya
juga. Kondisi itu pun berjalan beberapa lama.
Setelah itu, Iblis datang lagi seraya berkata, “Andaikata kamu masuk bersama-
sama dengannya lalu berbicara akan tetapi dia tidak usah menampakkan wajahnya
kepada siapapun, tentulah lebih baik bagimu.” Iblis terus menggodanya hingga si ahli
ibadah ini pun memasuki rumah si wanita lalu mengajaknya berbicara sepanjang siang
hari itu dan begitu siang sudah habis, ia kembali naik ke tempat ibadahnya.
Tak berapa lama setelah itu, Iblis datang lagi seraya berkata kepada si ahli
ibadah, “Menurutmu, apa yang dapat kamu perbuat bila saudara-saudara si wanita itu
datang lalu mendapatinya telah melahirkan seorang anak? Tidak, Aku tidak dapat
menjamin bahwa ia (wanita) tidak membuka rahasia terhadap aib itu atau pun mereka
nantinya berhasil menyingkap aibmu. Karena itu, pergilah ke anak itu lalu goroklah dia
dan kuburkan, pasti ia (wanita itu) tidak akan angkat bicara karena takut saudara-
saudaranya akan berbuat kasar terhadapmu begitu mengetahui apa yang telah kamu
lakukan terhadapnya.” Maka, si ahli ibadah ini pun menuruti saja bujukan Iblis itu
dengan membunuh anak hasil hubungannya dengan wanita tersebut.
Kemudian Iblis berkata lagi, “Menurutmu, apakah ia (wanita itu) tidak akan
angkat bicara kepada saudara-saudaranya mengenai perlakuanmu terhadapnya dan
anaknya yang telah kamu bunuh? Tidak, karena itu, singkirkan dan goroklah dia lalu
kuburkan bersama anaknya.” Iblis terus menggodanya hingga akhirnya ia pun
menggorok wanita itu dan membuang kedua mayat itu ke dalam sebuah lubang, lalu
menyumbatnya dengan batu besar kemudian tanahnya diratakan kembali. Setelah itu,
ia naik ke tempat ibadahnya seraya terus melakukan ritual. Kondisi ini berlangsung
beberapa lama hingga kemudian saudara-saudara wanita itu pulang dari berperang.
Mereka datang seraya menanyakan keadaan saudara perempuan mereka. Namun, si
ahli ibadah ini dengan mimik sedih menyampaikan bela sungkawanya kepada mereka
atas kematiannya dan mendoakan semoga Allah merahmati arwahnya.
Begitu malam tiba dan mereka sudah tertidur pulas, datanglah syaithan dalam
mimpi mereka menyamar sebagai seorang laki-laki yang sedang bepergian. Lalu ia
memulai pertanyaannya kepada kakak sulung dari tiga bersaudara tersebut mengenai
kondisi saudara perempuan mereka. Maka si kakak sulung itu memberitahukan
kepadanya seperti yang telah dikatakan si ahli ibadah itu mengenai kematiannya,
bagaimana dia berbelasungkawa dan menunjukkan lokasi dikuburkannya saudara
perempuan mereka tersebut, akan tetapi syaithan yang menyamar tersebut-
menyangkal ucapan si ahli ibadah dan menganggapnya telah berdusta, seraya berkata,
“Ia tidak berbicara jujur pada kalian mengenai saudara perempuan kalian tersebut.
Sebenarnya, dia telah menghamilinya lalu lahirlah seorang anak, kemudian si ahli
ibadah itu menggoroknya dan anak itu karena takut kepada kalian, setelah itu, dia
melempar keduanya ke dalam lubang yang digalinya di belakang pintu rumah tempat
tinggal sudara wanita kalian itu, tepatnya di sebelah kanan orang yang masuk ke sana.
Pergilah ke sana, lalu masuklah ke rumah itu, pasti kalian akan menemukan mayat
keduanya sebagaimana yang telah aku beritahukan kepada kalian ini.”
Iblis kemudian mendatangi mimpi saudara nomor dua mereka dan mengatakan
kepadanya persis seperti yang dikatakannya kepada kakak sulung mereka, kemudian ia
datang lagi ke dalam mimpi si bungsu dan mengatakan hal yang sama.
Maka, berkatalah si kakak sulung, “Ini hanyalah mimpi belaka, tidak akan ada
apa-apa. Ayo kita berangkat dan anggap saja hal ini sebagai angin lalu.”
“Demi Allah, aku tidak akan berangkat hingga mendatangi tempat tersebut lalu
melihat apa yang ada di dalamnya,” kata si bungsu.