Vous êtes sur la page 1sur 29

7

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


PREEKLAMSIA RINGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini kesehatan ini dan anak merupakan masalah yang sangat penting karena merupakan
tolak ukur derajat kesehatan sesuatu negara. Akselerasi pencapaian visi indonesia sehat 2010
melalui pembangunan kesehatan.
Indikator derajat kesehatan yang utama adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah
satu penyebab kematian ibu secara langsung pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yaitu pre
eklamsia yang merupakan urutan kedua setelah penyebab perdarahan.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini preeklampsia,
walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah, deteksi dini dapat ditemukan dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas asuhan kebidanan agar mendapat penatalaksanaan yang
lebih baik atau dapat mempertahankan keadaan preeklampsia ringan, sehingga tidak menjadi
preeklampsi berat atau eklampsia.
Pada saat melaksakan praktik klinik kebidanan (PKK 1) selama 1 bulan memperoleh data bahwa
jumlah ibu yang memeriksakan kehamilan 55 orang ibu hamil, jumlah normal 30 orang jumlah
yang anemia berat 12 orang, jumlah yang naemia ringan 10 orang dan jumlah yang mengalami
preeklampsia ringan 3 orang.
Berdasakan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul ”Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Preeklamsia Ringan”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia
ringna di puskesmas dengan menggunakan menejeman asuhan kebdanan menurut Vaney dan
pendokumentasian secara SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
8

1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakuan pengumpulan data pada ibu hamil dengan pre eklampsia
ringan.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu melakuan dalam menginterprestasikan data pada Ny. D dengan pre
eklampsia ringan.
1.2.2.3 Mahasiswa dapat mengantisipasi diagnosa dan maslah potensial pada Ny. D dengan pre
eklampsia ringan .
1.2.2.4 Mahasiswa dapat mengidentifikasikan hubungna akan tindakan segera atau kolaborasi
pada kasus Ny. D dengan pre eklampsia ringan.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Ny. D dengan pre
eklampsia ringan
1.2.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang sesuai dengan pemecahan pada Ny. D
dengan pre eklampsia ringan
1.2.2.7 Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari asuhan kebidanan pada Ny. D dengan pre
eklampsia ringan

1.3 Metode Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan
tentang tanda bahaya pre eklampsia ringan.
Adapun teknik pengumpulan datanya dengan cara :
1.3.1 Studi Pustaka
1.3.2 Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara pasien langsung dan keluarga pasien.
1.3.3 Obeservasi
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada pasien langsung untuk
memuaskan hasil wawancara dan untuk memperoleh gambaran nyata.
1.4 Sistematika Penulisan
Sitematikan penulisan di bagi dalam 5 Bab sebagai berikut :
9

BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis


2.1.1 Definisi kehamilan
2.1.2 Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
2.1.3 Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara
sel telur (Ovum), terjadi migrasi (spermatozoa) haid terakhir atau 267 hari..
2.1.4 Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri manusia, ovulasi,
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan
zigot-zigot terjadi nidasi (Implantasi) pada uterus. Pembentukan plasenta dan tumbang dengan
aterem..

2.2 Pengertian Preeklampsia


2.2.1 Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan oedema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan..
2.2.2 Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema dan proteinuria
yang timbul karena.
2.2.3 Pre eklampsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan Urobie (usia kehamilan > 20
minggu dan atau berat janin 500 gram) ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan oedema.
Gejala ini dapat timbul sebelum kehamilan urobie pada penyakit tropobiasit.

2.3 Pengertian Preeklampsia Ringan


2.3.1 Preeklampsia ringan adalah kejadian yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah,
kenaikan berat badan dan proteinuria..
2.3.2 Preeklampsia ringan adalah tekanan darah siastolik dan diastolik 90-40 mmHg dengan 2
pengukuran bergerak 4 jam pada kehamilan > 20 minggu..
2.3.3 Preeklampsia ringan adalah tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria + 1
dan oedema minimal
10

2.1.2 Etiologi
Apa yang mnjadi penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui, ada pendapat yeng
menerangkan penyebab yang sering terjadi yaitu :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primgraviditas, kehamilan ganda, hidramnion dan
molahidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dan uterus.
4. Timbulnya hipertensi, edema proteinuria, kejang dan koma. Oleh karena itu tidak ada
karakteristik tertentu yang mengidentifikasikan wanita yang akan mengalami pre eklampsia,
akan tetapi ada beberapa faktor resiko yaitu primigravida, grande multi, kehamilan ganda dan
penyakit ginjal.

2.1.3 Klasifikasi
Preeklampsia riangan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklampsia ingan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring telentang, atau
kenaikan sistdik 30 mmHg atau lebih cara pengukuran sekurang-urangnnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat badan 1 kg lebih atau lebih
perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter : kwalitatif 1 + atau 2 + pada urun kater
atau midstream.
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam
d. Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di pigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sisanosis
11

Frekuesnsi
Adanya yang melaporkan angka kejadian sebanyak 6% seluruh kehamilan, dan 12% pada
kehamilan pimigravida. Menurut beberapa penulis dan frekuensi dilaporkan sekitar 3-10%.
Lebih banyak dijumpai pada primigravida dari pada multigravida, terutama primigravida usia
muda.
Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia adalah molahida tidosa, diabetes melitus,
kehamilan ganda, hidrops fetalis, obetasi, dan umur yang lebih dari 35 tahum.

2.1.4 Patofisiologi
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang disertai dengan retensi
garam dan air, bila spesmus pembuluh darah ditemukan diseluruh tubuh, maka tekanan darah
yang meningkat merupakan usaha untuk mengatasi tekanan periver agar kebutuhan oksigen
dalam jaringan dapat dicakup.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam
ruang intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan yang terjadi pada ginjal disebabkan oleh
aliran darah keginjal menurun, menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang sehingga
menyebabkan diuresis turun dan pada kehamilan lanjut dapat terjadi diguria atau anuria.
suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan proteinuria merupakan akibat
hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungs diginjal, timbul reaksi
vasospasme ginjal sebagai suatu mekanime protektif, sehingga akan mengakibatkan keluhan
nyeri kepala dan gangguan pengelihatan atau perubahan mental serta tingkat kesadaran yang
akan menjadi eklamspsia.
12

Kehamilan

Yang Menyebabkan Preeklampsia Ringan

Usia

Ibu a. Riwayat a. Usia ibu>35


a. Primigravida tahun
Preeklampsia
b. Anomalia rahim b. Usia kehamilan
b. Wanita dengan 20 minggu
obesitas
c. Wanita
mengalami : kehamilan
Janin
ganda
a. Janin besar
b. Gemelli danmolahidatidosa
d. Faktor nutrisi
e. Faktor umur
13

a. Protein urine a. BBLR


b. Oedema b. Premature
c. Nyeri ulu hati c. Asfiksia
d. Nyeri di kuadran kanan
atas
14

Keterangan :
Patofisiologi pre eklapmsia setidaknya berkaitan pada perubahan fisiologi pada kehamian. Hl
yang dapat melatarbelakangi ibu hamil mengenai preeklampsia ringan adalah :
2.1.4.1 Faktor fisik
Ibu :
a. Primigravida, mekanisme kejadiannya tidak diketahui, namun kejadiannya preeklampsia
ringan pada ibu primigravida mencapai 85% (Cunningham, 2005 : 630).
b. Ancmalia rahim yang menyebabkan gangguan perfusi plasenta sehingga perfusi plasenta
menurunkan dan mengakibatkan aktivitas sel endometrium kemudian menyebabkan aktivitas
orang perfusi.
Bayi :
Dengan terjadinya janin besar dan gemelli dapat menyebabkan gangguan dalam adaptasi
fisiologi pada kehamilan normal. Hal ini dapat menyebabkan vasospasme yang merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda gejala yang menyertai pre eklampsia.

2.4.2 Faktor Kesehatan.


2.4.2.1 Riwayat pre eklampsia
Suatu penyakit yang diderita oleh keluarga yang di tandai dengan adanya kenaikan tekanan
darah, adanya oedema dan ditemukannya proteinuria.
2.4.2.2 Wanita dengan obetasi
Wanita yang mengalami berlebihan berat badan)
Pengukuran dengan menggunakan rumus BROCCA :
BB Ideal = (TB – 100%) – 10% (TB – 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%, bila > 10% sudah kegemukan. Dan bila diatas
20% terjadi obetasi.

2.4.2.3 Wanita yang mengalami : kehamilan molahidatidosa


Kehamilan ganda adalah ibu dengan kehamilan bayi kembar.
Kehamilan ganda adalah bila proses fertilasi menghasilkan janin lebih dari satu. (.
Diagnosa gemelli :
15

1. Palpasi : Uterus teraba lebih besar, teraba 3 bagian besar, teraba 2 dan 2 punggung,
teraba bagian-bagian kecil yang banyak.
2. Infeksi : Perut yang lebih membuncit dan lebih besar, kadang-kadang terlihat kaki
diberbagai tempat.
3. Auskultasi : Ada 2 punctum maximum bila dihitung saat yang sama.
4. Pemeriksaan rontgen akan lebih memastikan.
Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak berkembang tidak secara wajar dimana tidak
ditemukan janin yang hampir seluruh villi corialis mengalami perubahan hidrofik..
Gejala molahidatidosa
 Tidak adanya tanda-tanda janin tidak ada ballotemen, tidak ada DJJ dan tidak tampak
kerangka janin hidup pada foto rongten. Palpasi : abdomen (TFU tidak teraba, teraba lunak,
terdapat nyri tekanan, tidak teraba adnya bagian-bagian janin dan Ballotemen).
 Auskultasi : DJJ tidak terdengar hanya ada bising usus,.

2.4.2.4 Faktor Nutrisi


Sejumlah besar garam yang termasuk kedalam darah dapat menyebabkan volume darah didalam
pembuluh darah bertambah. Akibatnya, jantung bekerja lebih kuat dan tekanan darahpun
meningkat. Jadi, aturlah menu makanan dengan kecukupan gizi seimbang dan protein tinggi
seperti daging, ikan, susu, telur, keju, dan kacang-kacangan .
Hindari makanan yang mengandung banyak garam (Natrium). Natrium banyak terdapat pada
garam, bumbu dapur, bahan pengembang maupun pengawet makanan karena itu, perlu
menghindari makanan cemilan, seperti biskuit, kue-kue, makanan instan, banyak saus, makanan
kaleng, dan sebagainya..
2.4.2.5 Faktor Usia
Usia adalah lama waktu hidup atau ada (Sejak dilahirkan atau di adakan)..
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk melahirkan dan persalinan
adalah 20 – 30 tahun.. Kehamilan resiko tinggi dapat timbul pada kehamilan < usia 18 tahun dan
> 35 tahun .
16

Akibat yang timbul pada ibu adalah :


a. Terdapat kadar protein tinggi dalam urin karena mengganggu pada ginjal. Gejala
preeklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urine lebih tinggi dari 500 mg pre 24
jam. Yang parah dapat mencapai angka kurang dari 400 ml per 24 jam.
b. Oedema atau bengkak dapat mudah di kenali di daerah kaki dan seluruh tubuh.
Pembengkakan ini ter jadi akibat pembuluh darah kapiler bocor, sehingga air yang merupakan
bagian sel merembas keluar dan masuk kedalam jaringan tubuh dan tertimbun dibagian tersebut.
c. Nyeri uluh hati adaah sebagian manifestasi dari hati atau liver yang mengalami nekrosis
dam trombosis pada lobus di liver.
d. Nyeri di kuadran kanan atas, karena terjadi spasme pembuluh darah otak (anemia jaringna
otak) kemuadian terjadi nekrosis jaringan otak sehingga menyebabkan rasa nyeri kepala yang
hebat dan menetap .
Pada janin berupa
Janin yang dikandung ibu hamil mengidap pre eklampsia ringan akan hidup dalam rahim dengan
nutrisi dan oksigen dibawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang
menyalurkan darak ke plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan
terhambat sehingga terjadi bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), biasanya juga bayi
dilahirkan kurang bulan (Prematur), biru saat dilahirkan (Asfiksia) dan sebagainya..

2.1.5 Diagnosis Pre Eklampsia


Diagnosa dini harus di utamakan bila di inginkan angka morbiditas dan mortalitas rendah bagi
ibu dan janin. Walaupun terjadinya preeklampsia tidak dapat dicegah. Namum pre eklampsia
berat dan eklampsia biasanya dapat dihindari dengan mengenal secara dini penyakit itu dan
dengan penanganan secara sempurna.
Umumnya diagnosa pre eklamsia didasarkan atas adanya 3 gejala dari tanda utama yaitu :
hipertensi edema dan proteinuria. Adanya salah satu tanda harus waspada, karena timbulnya
keadaan maka prognosis bagi ibu maupun janin menjadi lebih buruk oleh karena itu tiap kasus
pre eklampsia harus segera ditangani sebaik-baiknya.
17

DIAGNOSA PREEKLAMPSIA MENURUT GEJALA TEKANAN DARAH


PROTENURIA DAN BERAT RINGANNYA PREEKLAMPSIA

Gejala Dan Tanda Yang Gejala Dan Tanda Yang Diagnosa Kemungkinan
Selalu Ada Kadang Ada
- Tekanan diastolik > Hipertensi kronik
90 mmHg pada ke hamilan
< 20 Minggu
- Tekanan diastolik 90- Hipertensi kronik dengan
11 mmHg pada ke hamilan preeklampsia ringan
< 20 mingga
- Proteinuria < + +
- Tekanan diastolik 90- Preeklampsia ringan
11 mmHg (2 pengukuran
berjarak 4 jam pada ke
hamilan < 20 mingga
- Proteinuria 
- Tekanan diastolik 90- - Hiperefleksia Preeklampsia
11 mmHg C 2 pengukuran - Nyeri kepala (tidak
berjarak 4 jam pada ke hilang dengan analgetik
hamilan < 20 mingga biasa)
- Proteinuria sampai + - Pengelihatan kabur
+ - Oliguria C < 400 ml/
24 jam
- Nyeri abdomen atas
- Edema paru

- Kejang - Koma Eklampsia


- Tekanan diastdik < - - Sama seperti
90 mmHg pada kehamilan preeklampsia berat
> 20 minggu
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal)
18

2.1.6 Pencegahan Komplikasi


Pemeriksaan AAANC yang teratur standar pemeriksaan ANC 4 kali pada masa kehamilan 2 kali
trimester I, 1 kali trimester II, 1 kali trimester III dapat menentukan tanda-tanda dini
preeklamsia, dan harus dilakukan penanganan semestinya, kita perlu waspada akan timbulnya
pre eklampsia dengan adanya faktor predisposisi, walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat
di cegah sepenuhnya namaun dapat dikurang dengan memberikan konseling manfaat istirahat
dan diet berguna dalam pencegahan diet tinggi protein dan rendah lemak karbohidrat dan
penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika
dan obat anti hipertensi, memang hal yang penting bagi pemeriksaan antenatal yang baik .
2.1.6.1 Istirahat Total
Istirahat total dapat mengurangi kerja jantung ibu, suplai darah kerahim pun lebih terjaga
kecukupannya. Denagn kata lain, Aktifitas yang meningkat menyebabkan tekanan darah
meningkat lebih tinggi lagi.
2.1.6.2 Perbanyak Minum
Biasakan minum air putih lebih banyak dari biasanya, air akan mendorong garam keluar tubuh.
Dengan banyak minum, maka akan lebih sering ke toilet sehingga lebihan garam bisa terbawa
keluar minimal minum 2 liter perhari.
2.1.6.3 Tertib Minum Obat
Jangan sekali-sekali melanggar aturan dokter. Setiap obat yang di konsumsi harus ada
persetujuan dan anjuran dari dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat anti hipertensi. Dan
bila perlu diberikan obat penenang..
2.1.6.4 Pemantauan Tinggi Fundus Uteri
2.1.6.5 Pemeriksaan janin dalam rahim denyut jantung dan pemuatan air ketuban.
2.1.6.6 Usulan untuk melakukan USG

2.1.7 Penatalaksanaan pada preeklampsia


2.1.7.1 Dipuskesmas
2.1.7.2 Banyak istirahat
2.1.7.3 Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
19

2.1.7.4 Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 m per oral selama 7
hari
2.1.7.5 Roborantia
2.1.7.6 Kunjungan ulang setiap 1 minggu
2.1.7.7 Pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin, hemotrokit, trombosit, urine lengkakp, asam
urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.

2.1.8 Rawat Inap


2.1.8.1 Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari
gejala-gejala pre eklampsia
2.1.8.2 Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2
minggu)
2.1.8.3 Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
a. Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak tidak ada perbaikan maka preeklampsia ringan
dianggap sebagai preeklampsia berat.
b. Bila ada perawatan dirumah sakit sudah ada perbaikan penderita tetap dirawat selama 2 hari
lagi baru lalu dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat.
c. Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehanilan
masih pre etrm maka teta lalu disesuaikan dengan perawatan rawat.
Perawatan obesitas pasien preeklampsia ringan :
1. kehamilan pre aterm (kurang 37 minggu)
a. bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan persalinan di tunggu sampai
aterm.
b. Bila desakn darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawatan maka
kehamilannya dapat di akhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
2. Kehamilan aterm
 Persalinan ditunggu sampai terjadi obset persalinan atau di pertimbangankan untuk
melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
3. Cara persalinan
 Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II
20

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan


2.2.1 Pengumpulan Data
IDENTITAS
 Nama klien : Untuk membedakan klien yang satu dengan klien yang lain
 Umur (dalam tahun : Masa sehat berproduksi adalah antara kurun wakatu usia 20 – 35
tahun resiko meningkat kelahiran terjadi pada usia (< 20 tahun atau > 35 tahun.
 Kebangsaan : Untuk mengetahui adat istiadat, budaya dan suku ras.
 Agama : Untuk mengetahui tentang latar belakang kepercayaan yang dianut,
agar memudahan kita menentukan bagai mana cara memberikan dukungan spiritual.
 Pendidikan : Untuk mengetahui tentang seberapa besar pengetahuan dan
pendidikan yang dimiliki pasien dalam bidang kesehatan.
 Pekerjaan : Untuk menentukan status sosial ekonomi pasien, apabila pasien
mengalami kegawat daruratan obstetrit, maka kita perlu merujuknya dan itu berkaitan dengan
penghasilan yang diperoleh pasien.
 Alamat : Untuk mengetahui dimana ibu menetap dan untuk mencegah
kekeliruan apabila ada nama yang sama.
ANAMNESA
 Tanggal dan jam : Kapan kliendatang dan mendapat pelayanan
 Alasan masuk : Untuk menetahui klien datang ke tenaga kesehtan
 Riwayat menstruasi : Untuk mengetahui kapan pertama kali klien haid, Haid terakhir,
teratur/tidak, digunakan untuk memperhitungkan taksiran tanggal persalinan.
 Keluhan yang dirasakan : untuk mengetahui keluhan yang dirasakan
 Riwayat kehamilan sekarang : Untuk mengetahui keadaan klien pada tiap trimester
 Pola makan : Untuk mengetahui asupan gizi yang dimakan ibu
 Pola eliminasi : untuk mengetahui kelancaran klien tentang proses pengeluaran
apakah ada masalah.
 Pola istirahat : Untuk mengetahui apakah klien cukup istirahat dan tidurnya.
 Seksualitas : Untuk mengetahui pola seksualitas klien apakah ada masalah
 Imunisasi : Untuk mengetahui kapan klien mendapatkan imunisasi dan pada
usia kehamilan berapa imunisasi diberikan.
21

 Kontasepsi : Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan klien


 Iwayat penyakit : Untuk mengetahui apakah klien pernah atau sedang
menderita suatu penyakit
 Riwayat penyakit keluarga : Untuk mengetahui adakah penyakit dalam keluarga
apakah ada penyakit menular yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
 Riwayat sosial : Untuk mengetahui apakah klien benar-benar menikah atau tidak,
umur berapa kali menikah, umur berapa menikah, berapa lama telah menikah dan untuk
mengetahui apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak direncanakan.

PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan baik atau tidak
 Keadaan emosional : Untuk mengetahui keadaan emosiaonal stabil atau tidak
 Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Untuk mengetahui sistolik menurun atau tidak
Suhu : Untuk mengetahui keadaan suhu tubuh normal atau tidak
Denyut nadi : Untuk mengetahui frekuensi nadai normal atau tidak
Muka : Untuk mengetahui ada odema atau tidak.
Mata : Untuk mengetahui anemis atau tidak
 Hidung : Untuk mengetahui ada sekret dan polip tidak
 Mulut : Untuk mengetahui bersih tidaknya
 Gigi : Untuk mengetahui ada kreas atau tidak
 Leher : Untuk mengetahui atau tidak pembesaran pada kelenjar
thypoid, pembuluh limfe dan kelenjar getah bening.
 Dada : Untuk mengetahui bentunya simetris atau tidak
 Payudara : Untuk mengetahui ada benjolan, rasa nyeri atau tidak dan
bentuknya simetris atau tidak.
 Jantung : Untuk mengetahui reguler atau tidak
 Paru-paru : Untuk mengetahui bunyi ronchi dan wheezing ada tidak
 Abdomen : Untuk mengetahui bekas luka oprasi ada atau tidak dan
untuk mengetahui pembesaran sesuuuai tidak dengan usia kehamilan.
22

 Punggung : Untuk mengetahui posisi tulang belakang lordosis atau


 Pinggang : Untuk mengetahui rasa nyeri atau tidak bila merasa nyeri bila diketuk
berarti pasien dianjurkan untuk minum air putih yang banyak.
 Genetalia : Untuk mengetahui ada kelainan tidak
 Ekstremitas : Untuk mengetahui ekstremitas bagian atas atau bawah ada odema dan
varises tau tidak.

UJI DIAGNOSTIK
 Hb : untuk mengetahui Hb ibu normal atau kurang.
 Golongan darah : Untuk mengetahui golongna darah apa
 Protein Urine : Untuk mengetahui uren negatif atau positif.

2.2.2 Interprestasi Data


Pada langkah ini yang benar diagnosa tau masalah atau kebutuhan klien atau interprestasi data,
yang telah dikumpulkan.
Diagnosa : G...... P...... A...... Hamil, ...... Minggu, Janin hidup intra
uterin
Dasar Kehamilan : HPHT : Hari pertama haid terakhir
TFU : Tinggu fundus uteri
DJJ : Denyut jantung janin
HB : Haemoglobhin (Kadar darah)
Masalah : Ibu menceritakan masalah yang dialami
Kebutuhan : Konselinng dan pengkajian lebih lanjut

2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Malasah Potensial


Diagnosa potensial : Untuk mengatahui apakah yang terjad pada kehamilan
Masalah Potensial : Untuk mengetahui maslah yang sudah terjadi dan dapat
terjadi lebih serius

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Atau Kolaborasi


23

Dengan DSOG

2.2.5 Perencanaan
2.2.5.1 Beritahu hasil pemeriksaan
2.2.5.2 Jelaskan cara mengatasi mual dan muntah, badan lelah, capek, dan nyeri ulu hati
2.2.5.3 Jelaskan tentang gizi yang baik untuk ibu hamil
2.2.5.4 Jelaskan tentang fisiologi pada kehamilan muda
2.2.5.5 Jelaskan tentang bahaya kehamilan
2.2.5.6 Beritahu tanggal untuk kunjungan ulang
2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Jelaskan tentang keadaan hamil saat ini
2.2.6.2 Jelaskan tentang keluhan yang dirasakan
2.2.6.3 Beritahu tentang kebutuhan nutrisi yang baik
2.2.6.4 Beritahukan tentang tanda-dan bahaya kehamilan
2.2.6.5 Rencanakan kunjungan berikutnya
2.2.6.6 Melaksanakan sesuai dengan perencanaan

2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengetahui dan apaham apa yang telah kita jelaskan dan ibu bisa menjawab jika
ditanya
2.2.7.2 Ibu mau melaksanakan anjuran-anjuran
2.2.7.3 Ibu mau melaksanakan nasehat pemeriksaan
2.2.7.4 Ibu menyetujui untuk kunjungna ulang.
24

BAB III
TIJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif


3.1.1 Identitas
Nama : Ny. D Nama : Tn.
Umur : 18 tahun Umur : 21 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekarja Pekerjaan : Buruh

3.1.2 Anamnesa
1. Alasan kunjungan saat ini : Untuk mengetahui keadaan janinnya
2. Keluhan-keluhan : Ibu mersa sering pusing
3. Riwayat Menstuasi
Haid pertama : Umur 12 tahun
Teratur atau tidak : Teratur
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Dismenorrhea : ada
Lamanya haid : 7 hari
Sifat darah : Encer
4. Riwayat Kehamilan
HPHT : 20 – 9 – 67
TP : 29 – 6 – 08

Tanda-tanda kehamilan (Trimester 1)


 Klien mengalami telat haid
 Klien merasakan mual-mual
 Mammae menjadi tegang
 Sering kencing
25

 Hasil tes kehamilan


Trimester I : Pusing dan mual-mual
Pergerakan fetus pertamakali pada umur krhamilan 20 minggu pergerakan fetus dalam 12 jam
terakhir ± 10 Kali

 Ibu merasakan keluhan seperti pusing dan pengelihatan kabur


 Klien tidak merasakan keluhan seperti nyeri perut, panas rasa gatal pada vulva vagina dan
sekitarnya, pengeluaran pervaginam, nyeri kemerahan.
5. Diet atau Makan
Pola makan : 3x perhari porsi sedang dengan menu nasi, sayur, dan
Lauk-pauk.
Pola minum : 6-8 gelas perhari dengan air putih
6. Pola eliminasi
BAB : 1x dalam sehari, bentuknya lembek dan warnanya
kekuningan
BAK : 5x dalam sehari
7. Aktifitas sehari-hari
a. Pola istirahat dan tidur : Klien tidur malan ± 8 jam, tidak tidur siang karena kental mitos
dan kepercayaan
b. Seksualitas
Ibu melakukan hubungan seksual 2x dalam seminggu dan tidak merasa terganggu pada
kehamilan.

c. Pekerjaan
Ibu melakukan pekerjaan rumah sehari-hari seperti masak, mencuci, menyapu dilakukan sendiri
tanpa bantuan.
d. Imunisasi TT : TT1 tanggal : 30 Desember 2007
TT2 tanggal : 02 Februari 2007
8. Riwayat kesehatan
8.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
26

Tidak pernah mengalami penyakit seprti jantung, diabeter melitus, anemia berat penyakit
hubungan seksual HIV / AIDS, TBC dan lainnya.
8.2 Riwayat kesehatan keluawarga
Ibu menyatakan keluwarga tidak ada yang menderita penyakit : Jantung, Hipertensi, DM, dan
TBC.
9. Riwayat sosial
Ibu menyatakan kehamilan ini diren canakan, jenis kelamin yang diharapakan perempuan atau
laki-laki (sama saja) status per kawinan sah, kawin 1 kali, lamanya 1 tahun
9.1 Susunan keluawarga yang tinggal serumah
No Jenis Kelamin Umur Hub. Keluarga Pendidikan
1 Laki-laki 50 th Bapak Tidak sekolah
2 Perempuan 48 th Ibu Tidak sekolah
3 Laki-laki 21 th Suami SMP
4 Perempuan 20 th Istri SMP

9.2 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan


 Pada masa kehamilan, ibu diharuskan menggantungkan benda tajam (gunting lipat kecil)
pada baju klien untuk melindungi janin dari roh jahat.
 Ibu tidak boleh makan nanas selama hamil, karena kan menyebabkan luka pada bayi setelah
lahir
 Ibu tidak boleh minum es, karena bisa menyebabkan bayinya besar.

3.2 Data Objektif


3.2.1 keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosiaonal stabil.
3.2.2 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Denyut nadi : 80x /menit
Suhu tubuh : 35,5o C
27

Pernafasan : 20x /menit


Berat badan sebelum hamil : 49 kg
Berat badan sesuadah hamil : 54 kg
Lila : 25,5 cm
Kenaikan selama hamil : 5 kg
3.2.3 Pemeriksan fisik Head to toe
3.2.4 Kepala : rambut bersih, tidak rontok, kulit kepala bersih
3.2.5 Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih / anikterik
Kelopak mata : Tidak ada oedema
3.2.6 Muka : Tidak ada oedema
3.2.7 Hidung : Simetris dan tidak ada polip
3.2.8 Telinga : simetris dan tidak ada serum
3.2.9 Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Gigi : tidak ada karies
3.2.10 Leher : Tidak ada pembekakan kelenjar thypoid dan getah bening
3.2.11 Dada
Bentuk : Simetris
Jantung : Reguler
Paru-paru : tidak ada wheezing dan ronchi
3.2.12 Payu darah
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Benjolan : tidak ada tumor
Penegluaran : belum ada pengeluaran colostrum
Rasa nyeri : tidak ada
Dan lain-lain : tidak ada
3.2.13 Abdomen : tidak ada bekas luka operasi.
Pembesaran : TFU mamsih sesuai dengan umur kehamilan
Konsistensi : keras
28

Pembesaran lien/liver : tidak ada


Strie : Strie gravidarum
Linea : linea alba dan linea nigra
3.2.14 Tinggi Fundus Uteri
Kontraksi : belum ada
3.2.15 Palpasi
Leopold I : TFU cm, bagian teratas perut ibu teraba lunak
Leopold II : Janin membujur, punggung janin sebelah kiri disebelah
kanan teraba bagian-bagian kecil
Leopold III : Teraba dibagian bawah rahim, besar, bulat, keras.
Leopold IV : Kepala ajanin belum masuk panggul.
Panggul dan Pinggang
Pinggang :
Punggung :
CVAT : kanan dan kiri (-) tidak ada nyeri ketuk costo vetebral angel tenderners
ANOGENITAL
Vulva : Tidak ada kelainan, warna kemerahan
Vagina : Warna dinding vagina bertambah
Perineum : Tidak ada kelainan
Candiloma acumitate : Tidak ada
Candiloma matalata : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Kelenjar bartolin : Ada
Rasa nyeri : Tidak ada

PENGELUARAN
Ibu tidak merasa adanya pengeluaran seperti : air ketuban, darah lendir, darah atau fulkus dan
flour albus.

ANUS
Haemorid : Tidak ada
29

Ekstremitas atas : tidak ada odema, kaku tidak pucat


Ekstremitas bawah : tidak ada varices, ada oedema
Reflek : kanan dan kiri ( + )

UJI DIAGNOSTIK
Haemoglobin : 11%
Golobngan darah :A
Protein :(+)
Urine Reduksi :(-)

ASESSMENT
Diagnosa : G1 P0 A0 umur kehamilan 23 minggu janin tunggal intra uterin
Diagnosa potensial preeklampsia Berat.
PLANNING
 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan  Ibu sudah menerima hasil
pemeriksaan
 Mengenjurkan kepada ibu untuk mengurangi makan yang banyak mengandung protein 
Ibu mengerti
 Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya pemenuhan gizi pada ibu hamil  Ibu mengerti
 Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya pemberian tablet tambah darah (Fe/Zat besi)
beik jika diminum menjelang tidur malam  Ibu mengerti
 Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi makanan asin  Ibu mengerti
 Menjelaskan pada ibu tentang tadan bahaya preeklampsia  Ibu dapat mengulang
penjelasan yang diberikan
 Merencanakan kesepakantan ulang, jika ada keluhan segera priksa kembali dan apa bila
tidak ada keluhan maka anjurkan ibu untuk memerikasa kehamilannya 1 bulan sekali  Ibu
sepakat untuk melakukan pemeriksaan ulang bulan depan
30
31

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Riwayat Pre Eklampsia Keluarga


Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa riwayat preeklampsia keluarga
bukan termasuk penyebab preeklampsia pada Ny. D.
Didalam teori dijelaskan bahwa riwayat preeklampsia adalah suatu penyakit yang diderita oleh
keluarga yang ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah adanya oedema dan
ditemukannya proteinuria
Ternyata riwayat preeklampsia keluarga bukan menjadi faktor penyebab terhadap Ny. D, kerna
Ny. D dan keluarga tidak mempunyai riwayat preeklampsia.

4.2 Wanita dengan Obesitas


Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa wanita dengan obesitas bukan
termasuk penyebab preeklapsia pada Ny. D.
BB Ideal = (TB – 100%) – 10% (TB – 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%, bila > 10% sudah kegemukan. Dan bila diatas
20% terjadi obetasi.
Wanita dengan obesitas bisa menjadi faktor penyebab preeklampsia tetapi pada Ny. D obesitas
bukan menjadi faktor penyebab karena Ny. Tidak mengalami obesitas.

4.3 Wanita yang Mengalami Kehamilan Ganda


Dalam teori menjelaskan bahwa wanita yang mengalami kehamilan ganda yaitu bila proses
fertilasi menghasikan janin lebih dari satu dan setelah dilakuan Palpasi : uterus teraba besar,
teraba tiga bagian, teraba 2 bagian, dan 2 punggung, teraba bagian-bagian kecil yang banyak.
Kemudian dilakukan Infeksi : perut yang lebih besar, dan membuncit kadang-kadang terlihat
dikaki dibeberapa tempat dan dilakukan pemeriksaan Auskultasi : DDJ terdengar di dua tempat.
Wanita yang mengalami kehamilan ganda bukan menjadi faktor penyebab pre eklampsia pada
Ny. D karena telah dilakukan palpasi dan janin 23 minggu alat ukur yang digunakan USE.
32

Setelah melaihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak mengalami kehamilan
ganda. Jadi faktor wanita yang mengalami kehamilan ganda bukan menjadi faktor penyebab
terjadinya preeklampsia pada Ny. D.

4.4 Molahidatidosa
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak mengalami kehamilan
dengan molahidatidosa, jadi molahidatidosa bukan menjadi faktor penyabab preeklamsia pada
Ny. D.
Didalam teori dijelaskan bahwa molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak berkembang
secra wajar dimana tidak ditemukan janin yang hampir seluruh villikorialis mengalami peruhan
hidrofil, dan setelah dilakukan pemeriksaan auskultasi hanya ada bising usus, molahidatidosa
bukan menjadi faktor penyebab pada Ny. D, karena Ny. D tidak mengalami kehamilan dengan
molahidatidosa.

4.5 Faktor Nutrisi


Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa faktor nutrisi Ny. D kurang baik
sehingga nutrisi yang menyebabkan terjadinya pre eklampsia ringan pada Ny. D.
Didalam teori dijelaskan bahwa sejumlah besar garam yang masuk kedalam darah dapat
menyebabkan volume darah bertambah. Akibatnya, jantung bekerja lebih kaut dan tekanan darah
pun meningkat. Jadi aturlah menu makanan dengan kecukupan gizi seimbang dan protein tinggi.
Faktor nitrisi Ny. D kurang baik sehingga timbulnya pre eklampsia disebabkan oleh pola
makanan Ny. D yang mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar garam tinggi terlalu
banyak karena setelah dilakukan anamnesa dan menganjurkan Ny. D untuk mengurangi makan
dengan kadar garam tinggi dan tekanan darah Ny. D menurun.

4.6 Faktor Umur


Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian faktor umur Ny. D dikategorikna beresiko.
Dimana ibu berusia 18 tahun, maka hal ini sesuai dengan teori dimana umur dibawah 20 tahun
dikategorika beresiko.
Dimana teori dijelaskan bahwa jika usia ibu < 20 tahun dan > 35 tahun dikategorikan beresiko.
33

4.7 Kesehatan Fisik


Setelah melihat dari tinjauan teori hasil penelitian faktor Fisik Ny. D kurang baik.
Didalam teori dijelaskan bahwa kesehatan fisik ibu hamil dengan pre eklampsia ringan ditandai
dengan kenaikan tekanan darah atau kenaikan darah 140/90 mmHg atau lebih, odema umum
dijari tengah kaki dan muka, kenaikan berat badan 1 kg ataulebih, protein urine 0,3 gram / liter
atau kualitatif + 1 sampai 2 para urine kateter. Kesehatan fisik Ny. D yang kurang, karena itu
berpantangan dengan tidur siang.

4.8 Kondisi Psikologis


Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian, bahawa kondisi psikologi Ny. D
mengalami kecemasan ringan.
Didalam teori dijelaskan bahwa untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang
apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali. Menggunkana alat ukur atau instrumen yang
dikenal dengan nama Hamilton Rating Acale For Anxienty (HRS – A).
Faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya faktor preeklampsia biasa mempengaruhi
kondisi psikologi terhadap penderita yang mengalami kehamilan dengan pre eklampsia.
34
35

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit pada kehamilan yang ditandai dengan hipertensi, proteinurne, dan
edema yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu.
Preeklampsia yang terjadi pada Ny. D adalah preeklampsia ringan yang terjadi pada trimester ke
III, didak ada predisposisi, misalnya kegemukan pada ibu, dengan demikian sesuai dengan teori
bahwa preekampsia dapate terjadi secara tiba-tiba penyebab yang jelas.
Dengan penatalaksanaan yang dilakukan pad kasus ini yaitu pemantauan terhadap tanda-tanda
preeklampsia berat sehingga persalinan lancar dan tidak menjadi preeklampsia berat.
Hasil usaha yang diberiakn apada Ny. D menunjukkan bahwa ANC yang teratur meruakan
tindakan yang tepat dan dilakukan oleh ibu sehingga kasus yang tejadi dapat di antisipasi agar
tidak terjadi keterlambatan penemuan kasus. Dan dapat dilakuakn secara intensif.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
5.2.2 Bagi tempat praktik
5.2.3 Bagi pasien Ny. D.

Vous aimerez peut-être aussi