Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny.N dengan
diagnosa medis Sepsis Neonatorum Diruang Mawar RSUD dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya?
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Penyakit Sepsis Neonatorum
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan
gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan
syok septik. (Doenges, 1999)
Sedangkan sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus
dengan gejala sistematik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit
sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga sering sekali tidak
terpantau,tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam 24 sampai
48 jam. (Surasmi, 2003)
Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian dari sepsis neonatorum
atau sepsis pada neonatus yang perlu diketahui(Maryunani, 2009), yaitu:
1. Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan dimana
terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh.
2. Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah
dan jaringan lain
3. Sepsis bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi
sistemik dan diikuti dengan bakterimia pada bulan pertama kehidupan. (WHO,
1996)
4. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS (Systeic
Inflammatory Respopnse Syndrome), sepsis, sepsis berat, syok septic, disfungsi
multiorgan dan akhirnya kematian.
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatus dapat dibagi menjadi dua
bentuk (Maryunani, 2009) yaitu:
a. Sepsis dini/Sepsis awitan dini
b. Merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah lahir
(kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau
in utero
c. Sepsis lanjutan/sepsis nasokomial atau sepsis awitan lambat (SAL)
3
d. Merupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 72jam) yang diperoleh dari
lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nasokomial)
2.3 Etiologi
Penyebab sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri,
virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri
seperti Acinetobacter sp, Enterobacter sp, Pseudomonas sp, serratia sp, Escerichia
Coli, Group B streptococcus, Listeria sp, dan lain-lain. (Maryunani, 2009)
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya sepsis
pada neonatus adalah:
a. Perdarahan
b. Demam yang terjadi pada ibu
c. Infeksi pada uterus dan plasenta
d. Ketuban pecah dini (sebelum usia kehamilan 37 minggu)
e. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum
melahirkan)
f. Proses kelahiran yang lama dan sulit
2.4 Patofisiologi
Sepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik. Pelepasan
endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan
ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria, dan
kekacauan metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat,
menimbulkan banyak kematian dan kerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan
perfusi jaringan, asidosis metabolik, dan syok, yang mengakibatkan disseminated
intravaskuler coagulation (DIC) dan kematian.
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus
melalui beberapa cara (Surasmi, 2003), yaitu :
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari ibu
setelah melewati plasenta dan umpilikus masuk kedalam tubuh bayi melalui
sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus
plasenta,antara lain virus rubella, herpes, situmegalo, koksari, hepatitis, influenza,
parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain malaria, sifilis, dan
toksoplasma.
4
b. Pada masa intranatal atau saat pesalinan. Infeksi saat persalinan terjadi karena
kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion.
Akibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus
masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah
terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke tyraktus digestivus dan trakus
respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui
cara tersebut diaras infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de
entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (misalnya
herpes genitalis, candida albika, dan n.gonnorea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah
kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim
(misalnya melalui alat-alat: penghisap lendir, selang endotrakea, infus, selang
nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut
menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial.Infeksi juga
dapat terjadi melalui luka umbilikus.
WOC
SEPSIS NEUNATORUM
infeksi
5
2.5 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik
serta dapat mengenai beberapa sistem organ. Berikut ini adalah tanda dan gejala
yang dapat ditemukan dapa neonatus yang menderita sepsis.
a. Gangguan nafas seperti serangan apnea, takipnea dengan kecepatan pernafasan
>60x/menit, cuping hidung, sianosis, mendengus, tampak merintih, retraksi dada
yang dalam: terjadi karena adanya lesi ataupun inflamasi pada paru-paru bayi akibat
dari aspirasi cairan ketuban ibu. Aspirasi ini terjadi saat intrapartum dan selain itu
dapat menyebabkan infeksidengan perubahan paru, infiltrasi, dan kerusakan
jaringan bronkopulmonalis. Kerusakan ini sebagian disebabkan oleh pelepasan
granulosit dari protaglandin dan leukotrien.
b. Penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun besar menonjol, keluar nanah dari
telinga, ekstensor kaku: terjadi karena sepsis sudah sampai ke dalam manifestasi
umum dari infeksi sistem saraf pusat. Keadaan akut dan kronis yang berhubungan
dengan organisme tertentu. Apabila bayi sudah mengalami infeksi pada selaput otak
(meningitis) atau abses otak menyebabkan penurunan kesadaran, hal tersebut juga
menyebabkan ubun-ubun besar menonjol (berisi cairan infeksi) dan keluarnya
nanah dari telinga. Dalam hal terganggunya sistem saraf pusat ini kemungkinan
terjadi gangguan saraf yang lain seperti ekstensor kaku.
c. Hipertermia (> 37,7oC) atau hipotermi (<35,5oC) terjadi karena respon tubuh bayi
dalam menanggapi pirogen yang disekresikan oleh organisme bakteri atau dari
ketidakstabilan sistem saraf simpatik.
d. Tidak mau menyusu dan tidak dapat minum adalah respon keadaan psikologis
bayi yang tidak menyenangkan terhadap ketidakstabilan suhu tubuhnya, serta nanah
yang keluar dari telinga
e. Kemerahan sekitar umbilikus terjadi karena bakteri dapat bertumbuh tidak
terkendali di saluran pencernaan, apalagi jika penyebab sepsis pada bayi terjadi
dimulai dari infeksi luka umbilikus.
Berdasarkan manifestasi klinis yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
bahwa tanda dan gejala pada bayi yang mengalami sepsis neonatorum saling
6
berhubungan baik dari perjalanan infeksi, proses metabolik, dan tanda neurologi
bahkan psikologinya saling berhubungan.
2.6 Komplikasi
a. Hipoglikemia, hiperglikemia, asidosis metabolik, dan jaundice
Bayi memiliki kebutuhan glukosa meningkat sebagai akibat dari keadaan
septik. Bayi mungkin juga kurang gizi sebagai akibat dari asupanenergi yang
berkurang. Asidosis metabolik disebabkan oleh konversi ke metabolisme anaerobik
dengan produksi asam laktat, selain itu ketika bayi mengalami hipotermia atau tidak
disimpan dalam lingkungan termal netral, upaya untuk mengatur suhu tubuh dapat
menyebabkan asidosis metabolik. Jaundice terjadi dalam menanggapi terlalu
banyaknya bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh yang disebabkan oleh organ
hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal, bahkan disfungsi hati
akibat sepsis yang terjadi dan kerusakan eritrosit yang meningkat.
b. Dehidrasi
Kekuarangan cairan terjadi dikarenakan asupan cairan pada bayi yang kurang,
tidak mau menyusu, dan terjadinya hipertermia..
c. Hiperbilirubinemia dan anemia
Hiperbilirubinemia berhubungan dengan penumpukan bilirubin yang
berlebihan pada jaringan. Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah
merah yang sudah tua, ini merupakan proses normal. Bilirubin merupakan zat hasil
pemecahan hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan darah
mengakut oksigen). Hemoglobin terdapat pada sel darah merah yang dalam waktu
tertentu selalu mengalami destruksi (pemecahan). Namun pada bayi yang
mengalami sepsis terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh,
sehingga terjadi kerusakan sel darah merah bukanlah hal yang tidak mungkin, bayi
akan kekurangan darah akibat dari hal ini (anemia) yang disertai hiperbilirubinemia
karena seringnya destruksi hemoglobin sering terjadi.
d. Meningitis
Infeksi sepsis dapat menyebar ke meningies (selaput-selaput otak) melalui
aliran darah.
e. Disseminated Intravaskuler Coagulation (DIC)
7
Kelainan perdarahan ini terjadi karena dipicu oleh bakteri gram negatif yang
mengeluarkan endotoksin ataupun bakteri gram postif yang mengeluarkan
mukopoliskarida pada sepsis. Inilah yang akan memicu pelepasan faktor
pembekuan darah dari sel-sel mononuklear dan endotel. Sel yang teraktivasi ini
akan memicu terjadinya koagulasi yang berpotensi trombi dan emboli pada
mikrovaskular.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Radiografi pada dada seharusnya dilakukan sebagai bagian dari evaluasi
diagnostik dari bayi yang diduga sepsis dan tanda-tanda penyakit saluran
pernapasan. Dalam kasus ini, radiografi dada
dapat menunjukkan difusi atau infiltrat fokus, penebalan pleura, efusi atau
mungkin menunjukkan broncograms udara dibedakan dari yang terlihat
dengan sindrom gangguan pernapasan surfaktan-
kekurangan.Studi radiografi lainnya dapat diindikasikan dengan kondisi
klinis spesifik, seperti diduga osteomyelitis atau necrotizing enterocolitis(McMilla
n, 2006)
Pemeriksaan labolatorium perlu dilakukan untuk menunjukan penetapan
diagnosis. Selain itu, hasil pemeriksaan tes resistensi dapat digunakan untuk
menentukan pilihan antibiotik yang tepat. Pada hasil pemeriksaan darah tepi,
umumnya ditemuksan anemia, laju endap darah mikro tinggi, dan trombositopenia.
Hasil biakan darah tidak selalu positif walaupun secara klinis sepsis sudah jelas.
Selain itu, biakan perlu dilakukan terhadap darah, cairan serebrospinal, usapan
umbilikus, lubang hidung, lesi, pus dari konjungtiva, cairan drainase atau hasil
isapan isapan lambung. Hasil biakan darah memberi kepastian adanya sepsis,
setelah dua atau tiga kali biakan memberikan hasil positif dengan kuman yang
sama. Bahan biakan darah sebaiknya diambil sebelum bayi diberi terapi
antibiotika. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan, antara lain pemeriksaan C-
Reactive protein (CRP) yang merupakan pemeriksaan protein yang disentetis di
hepatosit dan muncul pada fase akut bila terdapat kerusakan jaringan. (Surasmi,
2003)
8
2.8 Penatalaksanaan
a. Perawatan suportif
Perawatan suportif diberikan untuk mempertahankan suhu
tubuh normal, untuk menstabilkan status kardiopulmonary, untuk
memperbaiki hipoglikemia dan untuk mencegah kecenderungan perdarahan.
Perawatan suportif neonatus septik sakit (Datta, 2007)meliputi sebagai berikut:
1. Menjaga kehangatan untuk memastikan temperature. Agar bayi tetap normal
harus dirawat di lingkungan yang hangat. Suhu tubuh harus dipantau secara
teratur.
2. Cairan intravena harus diperhatikan. Jika neonatus mengalami perfusi yang
jelek, maka saline normal dengan 10 ml / kg selama 5 sampai 10 menit.
Dengan dosis yang sama 1 sampai 2 kali selama 30 sampai 45 menit
berikutnya, jika perfusi terus menjadiburuk. Dextrose (10%) 2 ml per kg pil
besar dapat diresapi untuk memperbaiki hipoglikemia yang adalah biasanya
ada dalamsepsis neonatal dan dilanjutkan selama 2 hari atau sampai bayi dapat
memiliki feed oral.
3. Terapi oksigen harus disediakan jika neonatus mengalami distres pernapasan
atau sianosis
4. Oksigen mungkin diperlukan jika bayi tersebut apnea atau napas tidak
memadai
5. Vitamin K 1 mg intramuskular harus diberikan untuk mencegah gangguan
perdarahan
6. Makanan secara enteral dihindari jika neonatus sangat sakit
atau memiliki perut kembung. Menjaga cairan harus dilakukandengan
infus IV.
7. Langkah-langkah pendukung
lainnya termasuk stimulasi lembut fisik, aspirasi nasigastric, pemantauan
ketat dan konstan kondisibayi dan perawatan ahli
b. Terapi pengobatan
Prinsip pengobatan pada sepsis neonatorum adalah mempertahankan
metabolisme tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan
9
intravena termasuk kebutuhan nutrisi dan monitor pemberian antibiotik hendaknya
memenuhi kriteria efektif berdasarkan pemantauan mikrobiologi, murah dan mudah
diperoleh, dan dapat diberi secara parental. Pilihan obat yang diberikan adalah
ampisilin, gentasimin atau kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau obat
lain sesuai hasil tes resistensi. (Sangayu, 2012)
2.9 Pencegahan
Sepsis neonatorum adalah penyebab kematian utama pada neonatus.tanpa
pengobatan yang memadai, gangguan ion dapat menyebabkan kematian dalam
waktu singkat. Oleh karena itu, tindakan pencegahan mempunyai arti
penting karena dapat mencegah terjadinya kesakitan dan kematian (Surasmi, 2003)
Tindakan yang dapat dilakukan (Surasmi, 2003) adalah :
a. Pada masa antenatal. Pada masa antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu
secara bekala,imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita
ibu,asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dang jani, rujukan segera ke tempat pelayanan yang
memadai bila diperlukan.
b. Pada saat persalinan. Perawatan ibu selama persdalinan dilakukan secara
aseptik, dalam arti persalinan piperlakukan sebagai tindakan operasi. Tindakan
intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkindilakukan ( bila benar-benar
diperlukan ). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses
persalinan,melakukan rujukan secepatnya bila diperlukan, dan menghindari
perlukaan kulit dan selaput lendir.
c. Sesudah persalinan. Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat
gabung bila bayi normal,penberiab ASI secepatnya,mengupayakan lingkungan
dan peralatan tetap persih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri.
Perawatan luka umbilikus secara steril. Tindakan infasif harus dilakukan
dengan prinsip – prinsip aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan
kulit, mencuci tangan dengan menggunakan larutan desinfektan sebelum dan
sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan keadaan bayi secara teliti disertai
pendokumentasian data-data yang benar dan baik. Semua personel yang
menangani atau bertugas dikar bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular
10
harus diisolasi. Pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin memalui
pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi.
11
Intervensi dan Rasional:
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor adanya penurunan berat badan Anoreksia ataupun intoleran terhadap
makanan atau minuman dapat
menyebabkan terjadinya penurunan
berat badan
2. Identifikasi makanan kesukaan Meningkatkan selera klien terhadap
makanan atau minuman
3. Anjurkan untuk melakukan oral hygene Menurunkan rasa mual terhadap
sebelum makan makanan
4. Implementasi
Mengacu pada masalah dalam intervensi yang belum bisa ditanggulangi.
5. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
12
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pernafasan
Spontan : Ya Tidak
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Frekuensi :45Kali/Mnt
13
Terpasang WSD Sianosis Wheezing
AsidosisRespiratorik
Asidosis Metabolic
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Metabolic
Keterangan :
2. Sirkulasi
Ekstremitas
Resiko/Aktual Terjadi Syok
Hangat Dingin Sianosis
Pendarahan : Ya Tidak
Keadaan Saat Ini :
Resiko/Aktual Terjadi Pendarahan
Edema Lemah Pucat
UAV : Ya Tidak
Perifer :
14
Intravena :Ya Tidak
Hasil Laboratorium :
Anemia Trombositopenia
Leukositosis Hipoproteinemia
Infeksi
Umur : 14 Hari
Ada Masalah Keperawatan
Tid
Diet: Asi
Turun
Resiko/Aktual Keseimbangan Cairan
Reflek Rooting : Ada Tidak
Labiopalatognatoschizizs Puasa
Abdomen : Supel
Resiko/Aktual Gangguan Selaput mukosa
Kembung Tegang
Mulut
15
Lidah : Lembab Kering Kotor
Lain-lain
Lain-lain
Selaput Lendir
Lain-lain
Hasil Laboratorium :
Hipoproteinemia Hipoalbuminemia
Asidosis Metabolic
Hipokalemia Hiponatremia
Hipoglikemia
4. Neurosensori
Tingkat Kesadaran :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
Tid
Berespon Terhadap nyeri
Tidak Berespon Terhadap Nyeri
Resiko/Aktual Terjadinya Injuri
Tangisan : Kuat Kurang Kuat
Merintih
Resiko/Aktual Gangguan
Kepala :
Pengembangan
Lingkar Kepala :30Cm
16
Perdarahan Ventrikuler
Pupil :
Isokor An Isokor
Dilatasi
Keterangan :
Rash Bullae
Keterangan :
17
- Kulit teraba hangat Lain-lain
6. Alat Genital
Perempuan :
Tidak ada Masalah Keperawatan
Vagina : Bersih Kotor
Laki-Laki :
Keterangan :
7. Eliminsai
dan Elektrolit
Keadaan Saat Ini :
18
Jernih Pekat Hematuric Resiko/Aktual Gangguan Keseimbangan
Ya, Sebutkan
Tidak Ada
Resiko/Aktual Terjadinya Pola Eliminasi
Keterangan Lain :
BAB
B. Buang Air Besar (Bab)
Konstanta Feses :
Kolostomi Lain-Lain
Keterangan :
Eliminasi
19
Resiko/Aktual Terjadinya Injuri
Keterangan : Lain-Lain
baiknya.
Resiko Aktual Cemas
Keterangan :
Psikososial
20
12. Sosial Ekonomi ada masalah keperawatan
Tidak
Biaya Perawatan :
Resiko Aktual Perubahan peran orang
Ditanggung Sendiri
tua
Ditanggung sendiri
Resiko Aktual Cemas akan biaya
Dll, sebutkan : umum
perawatan
Status Anak :
Diharapkan Resko/Aktual Gangguan Pola Eliminasi
Orang Tua
Lain-lain
Berkunjung : Ya Tidak
Menyentuh Ya Tidak
Berbicara Ya Tidak
Menggendong
dalam :
Resiko / Aktual Gangguan
Diet misalnya …………………….
Spiritual
Pengobatan misalnya ………
Lain-lain
21
*) Coret yang tidak perlu Pengkajian dilakukan oleh :
Tanda Tangan :
ANALISIS DATA
- WBC 18.45x10^3/ul
Masuk kedalam tubuh
- Ttv : Suhu : 38,5 c
janin organ hati
Nadi : 14 x/mnt
RR : 60 x/mnt
Terjadi infeksi awal
Infeksi
22
Sepsis neonatorum Gangguan
pemenuhan nutrisi
2. DS : Nenek klien mengatakan
kurang dari
klien tampak kurus dengan berat Bakteri
kebutuhan tubuh
badan klien 1100gr dan lien
DO :
Muntah diare malas
- Tampak klien kurus menghisap
- Berat badan klien
1100gr
39cm
- Klien tampak
perawat.
23
PRIORITAS MASALAH
WBC 18.45x10^3/ul
o Nadi : 14 x/mnt
o RR : 60 x/mnt
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penyakit sepsis
Neonatorum ditandai dengan :
24
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien: By. Ny. N
1. Infeksi b/d Setelah diberikan tindakan 1. Observasi ttv 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien
penyakit keperawatan 2x24 jam 2. Berikan isolasi/pantau 2. Isolasi luka linen dan mencuci tangan adalah
penyakit sepsis diharapkan infeksi pada bayi pengunjung sesuai indikasi yang dibutuhkan untuk mengalirkan luka,
Neonatorum 3. Dorong penggantian posisi sementar pengunjung untuk menguranagi
dapat tersatasi dengan
4. Pantau kecendrungan suhu kemungkinan infeksi.
krateria hasil :
5. Kalaborasi dengan dokter 3. Bersihkan paru yang baaik untuk mencegah
- Warna kulit klien
pneumonia
normal 4. Demam disebabkan oleh efek dari
- WBC dalam batas endotoksinhipotalkus dan endofrin yang
normal 4.00- melepaskan pirogen.
dalam batas
normal 36,5c.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien: By. Ny. N
2. Nutrisi kurang Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1 Untuk mengetahui perkembangan klien
dari kebutuhan keperawatan 2x24 jam 2. Monitor adanya penurunan berat 2 Anoreksia ataupun intoleran terhadap makanan
berhubungan badan atau minuman dapat menyebabkan terjadinya
diharapkan nutrisi bayi
dengan penyakit 3. Timbang berat badan klien penurunan berat badan
kembali terpenuhi kriteria
sepsis
4. Kolaborasi dengan dokter dan ahli 3 Peningkatan berat badan penting untuk
hasil :
Neonatorum
gizi mengetahui pemenuhan status nutrisi
. - - Adanya peningkatan
berat badan 4 Untuk menentukan intervensi selanjutnya serta
Senin,13 1. Mengobservasi ttv S : Nenek klien mengatakan cucunya nya lahir dengan berat badan
november 2017 2. Memberikan isolasi/pantau rendah,dengan lahir secara normal. Serta warna kulit pucat,
pengunjung sesuai indikasi O : - kulit bayi tampak pucat
Pukul 15.30
3. Mendorong penggantian
- WBC 18.45x10^3/ul
WIB
posisi
- TTV : Suhu : 38,5 c
4. Memantau kecendrungan
Nadi : 14 x/mnt
suhu
5. Berkalaborasi dengan RR : 60 x/mnt
P : Lanjut intervensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien: By. Ny. N
Senin,13 1 Mengobservasi tanda-tanda S : - Nenek klien mengtakan bayi .Ny N masih kurus dengan berat
november 2017 vital badan masih 1100gr dan lien tampak memuntahkan air susu yang
oleh perawat.
P : Lanjut intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien: By. Ny. H
dan nama
perawat
Selasa, 14 november 2017 1. Mengobservasi ttv S : Nenek klien mengatakan cucunya nya lahir
Pukul 08.00 WIB 2. Memberikan isolasi/pantau dengan berat badan rendah,dengan lahir secara
pengunjung sesuai indikasi normal. Serta warna kulit pucat,
3. Membantu penggantian posisi
O : - kulit bayi tampak pucat
4. Memantau kecendrungan suhu
- WBC 18.45x10^3/ul
5. Berkalaborasi dengan dokter
- TTV : Suhu : 38,5 c
Nadi : 14 x/mnt
RR : 60 x/mnt
P : Lanjut intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
nama perawat
Selasa, 14 november 2017 1. Mengobservasi tanda- S : - Nenek klien mengtakan bayi .Ny N masih
Pukul 08.00 WIB tanda vital kurus dengan berat badan masih 1100gr dan
P : Lanjutkan intervensi.