Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
SIRRIS SA’ADAH
NIM : 05.03.139
0
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien
post partum dengan PER dengan pendekatan manajemen kebidanan pada
ibu nifas untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi pada masa nifas serta
menurunkan angka kematian ibu.
Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang
meliputi :
1
1. Pengkajian data subyektif dan obyektif ibu post partum
2. Menginprestasikan data yang telah didapat dari data subyektif dan
obyektif.
3. Mengidentifikasikan diagnosa masalah potensial sesuai dengan diagnosa
dan masalah yang sudah diidentifikasi
4. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh dengan rasional
sesuai dengan kondisi Px
6. Mengimplementasikan rencana asuhan yang menyeluruh sesuai dengan
rencana
7. Dan dapat mengevaluasi keberhasilan dan keefektifan di asuhan yang
sudah diberikan pada Px.
1.5 Pelaksanaan
Praktek klinik sebagai salah satu bentuk tugas dari pendidikan yang
dilaksanakan sejak tanggal 09 Juli – 22 Juli 2007 di ruang flamboyan RSUD
Dr. R. Koesma Tuban.
2
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
metode penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan.
BAB 2 : Berisi landasan teori terdiri dari konsep dasar nifas dan PER dan
konsep dasar asuhan kebidanan menurut Helen Varney.
BAB 3 : Berisi tinjauan kasus yang meliputi beberapa tahap yaitu :
pengkajian, diagnosa, diagnosa potensial, tindakan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB 4 : Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
c. Luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh
dalam 6-7 hari
d. Rasa sakit (after pains)
Mules-mules disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung
2-4 hari pasca persalinan.
e. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas
Lochea rubra (civenta) : Berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua
vekniks kaseosa lanugo dan
mekoneum selama 2 hari pasca
persalinan.
Lochea sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir hari ke 3-7
pasca persalinan.
Lochea serosa : Berwarna kuning, cairan tidak
berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan
Lochea alba : Cairan putih, selama 2 minggu
Lochea purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan
seperti nanah, dan berbau busuk.
Locheostasis : Lochea tidak lancar keluarnya.
f. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-
kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3
jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
g. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke
belakang dan menjadi retrofleksi. Karena ligamentum rotundum
menjadi kendor setelah melahirkan. Kebiasaan wanita Indonesia
melakukan “berurut” dimana sewaktu dikusuk tekanan intra
abdomen bertambah tinggi, karena setelah melahirkan
5
ligamentum fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika
dilakukan kusuk.urut, banyak wanita akan mengeluh
“kandungannya turun atau “terbalik”, untuk memulihkan
kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca
persalinan.
2.1.3 Perawatan Pasca Persalinan
1. Mobilisasi
Ibu harus cukup istirahat, ibu tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan, kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri
untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari
ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4 atau 5
sudah diperbolehkan pulang.
2. Gizi
Ibu menyusui harus :
- Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.
3. Miksi dan Defekasi
Hendaknya kencing dapat dilakukan secepatnya dan buang air besar
harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.
4. Perawatan Payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu
- Menggunakan BH yang menyokong payudara
- Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui,
menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak
lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
- Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tab
setiap 4-6 jam
- Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan :
6
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah
dan hangat selama 5 menit.
Urut payudara dari pangkal menuju putting / gunakan sisir
untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara
sehingga putting susu menjadi lunak
Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap
seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
5. Laktasi
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna
memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap
untuk diminum. Untuk menghadapi masa menyusui sejak dari
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma,
yaitu :
Pro liferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan
lemak bertambah
Keluaran cairan susu jolong duktus laktiferus disebut colostrum
berwarna kuning-putih susu
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana
vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
(YBP-SP. 2002)
Pemeriksaan pasca persalinan, meliputi :
- Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan
sebagainya
- Keadaan umum : suhu tubuh
- Payudara : ASI, putting susu
- Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum
- Sekret yang keluar
- Keadaan alat-alat kandungan
Nasehat untuk ibu post natal
a. Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan
b. Sebaiknya ibu menyusui bayinya
c. Kerjakan gymnastik sehabis bersalin
d. Untuk kesehatan ibu bayi dan keluarga sebaiknya melakukan
KB untuk menjarangkan anak
e. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi
7
2.1.4 Jadwal Kunjungan
6-8 setelah persalinan
6 hari setelah persalinan
2 minggu setelah persalinan
6 minggu setelah persalinan
2.1.5 Konsep Dasar PER
Pengertian
Pre-eklampsia : penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema
dan protein uria yang timbul karena kehamilan. (Sarwono,
Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan)
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan,
tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa dan
dapat terjadi setelah ibu melahirkan.
Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat.
Penyakit digolongkan ringan bila disertai keadaan sebagai berikut :
a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
tidur berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau
lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2x pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b) Odema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat
badan 1 kg / lebih per minggu.
c) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+
atau 2+ pada urin kateter / midstream.
Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli mencoba
menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut “penyakit teori”,
namun ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang
sekarang dipakai sebagai penyebab pre eklampsia adalah teori
“iskemia placenta” namun teori ini belum dapat menerangkan semua
hal yang bertalian dengan penyakit ini.
Pre-eklampsia lebih sering pada primigravida, patologi telah
terjadi akibat implantasi sehingga timbul iskemia placenta yang
diikuti sindrom inflamasi, resiko meningkat pada masa plasenta
besar (pada gemelli, penyakit trofoblas) diabetes mellitus dan
isoimunisasi rhesus. (Sarwono, Prawirohardjo. Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal H )
8
Patofisiologi
Pada pre-eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai
dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme
hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen artiola
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel
darah merah. Jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan
oleh penimbangan air yang berlebihan dalam ruangan intersitisial
sebelum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasma arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus.
Penatalaksanaan PER dan Masa Nifas
Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks dan kondisi janin
Lebih banyak istirahat
Diet biasa
Tidak perlu diberi obat-obatan
Pantau tekanan darah 2x sehari, proteinuria 1x sehari
Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru,
dekompensasi kordis / gagal ginjal akut
9
b. Status Perkawinan
Berisi tentang umur pertama kali kawin dan lama perkawinan.
c. Keluhan Utama
Terjadi oedema pada kaki atau tangan.
d. Riwayat Menstruasi
Memberikan kesan pada klien tentang faal alat kandungan,
teratur tidaknya siklus haid dan lain-lain.
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui suami berapa, umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong siapa, adakah penyulit, berat badan anak,
jenis kelamin, hidup/mati, dan meneteki.
f. Riwayat Kesehatan / Penyakit Penderita
Berpengaruh terhadap kondisi klien saat hamil, dan
mengantisipasi terjadinya komplikasi.
g. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah keluarga ada yang menderita penyakit kronis seperti
jantung, hipertensi, asma, DM, hepatitis, TBC, gimellus dan lain-
lain.
h. Riwayat Kehidupan Sehari-hari
Untuk menegtahui pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat,
pola hygiene, pola aktivitas, hubungan seksual dan perilaku
kesehatan pada saat hamil dan nifas.
i. Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu terhadap kelahiran bayi, rencana
menyusukan bayi sampai dengan umur berapa, tingkat
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI, perawatan payudara,
vulva, hygiene, rencana mengasuh bayi, rencana KB dan
kebiasaan masyarakat yang merugikan dan menguntungkan.
B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
TTV : T : Tensi naik sistolik 30 mmHg atau lebih dan
diastolik 15 mmHg/lebih
BB : Kenaikan berat badan 1 kg / lebih per minggu
b. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi dan palpasi
Kepala : Bagaimana keadaan kulit kepala
dan rambut apakah ada kelainan / tidak
10
Wajah : Pucat/tidak, oedema/tidak,
gembira/tidak
Mata : Conjungtiva pucat/tidak, sklera
ikterus/tidak
Mulut : Gigi karies atau tidak, lidah
kotor/tidak, ada stomatitis/tidak
Leher : Adakah pembesaran kelenjar
tyroid dan getah bening / tidak
Payudara: Adakah benjolan/tidak, apakah
colostrum sudah keluar
Abdomen : Bagaimana TFU konsistensinya
Genetalia : Adakah oedema pada vulva /
tidak, bagaimana locheanya, warnanya,
kebersihannya
Anus : Ada hemoroid atau tidak
Ekstremitas : ada oedema / tidak
- Auskultasi : untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan
dengan cara mendengar
- Perkusi : untuk mengetahui reflek patella / (-)
C. Data Penunjang
Data ini meliputi pemeriksaan laboratorium, hasil konsistensi dan
data kehamilan dan persalinan sekarang sebagai pendukung penegak
diagnosa.
2.2.2 Interpretasi Data
Yaitu menentukan diagnosa / masalah, langkah ini dikembangkan dari
interpretasi data ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah
atau diagnosa.
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah teridentifikasi
yaitu merupakan kegiatan antisipasi pencegahan jika memungkinkan,
menunggu, waspada dan persiapan untuk segala sesuatu yang dapat
terjadi.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera / Kolaborasi
Langkah ini menggambarkan proses managemen yang tidak hanya
pemberian dasar pada kunjungan antenatal tetapi juga pada saat bidan
bersama klien.
2.2.5 Intervensi
11
Langkah ini ditentukan berdasarkan langkah sebelumnya sebagai hasil
kelanjutan dari managemen terhadap diagnosa yang telah
diidentifikasikan.
2.2.6 Implementasi
Pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh tersebut, hal ini bisa
dilakukan seluruhnya/sebagian oleh bidan ataupun dilaksanakan oleh
klien sendiri.
2.2.7 Evaluasi
Langkah ini dievaluasi keefektifannya, asuhan yang telah diberikan
apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang teridentifikasi dalam
diagnosa.
12
BAB 3
TINJAUAN KASUS
PERSALINAN INI
13
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, hepatitis dan TBC.
14
- Ibu mengatakan senang karena melahirkan bayinya dengan
selamat dan ibu mengatakan ingin sekali bertemu dengan
bayinya.
Rencana menyusukan bayi sampai dengan (ASI / PASI)
- Ibu mengatakan akan memberikan susu formula dulu karena
ASInya belum keluar dan setelah ASInya keluar akan
menyusuinya.
- Ibu merencanakan akan menyusui bayinya sampai umur 2
tahun
Tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat ASI, vulva hygiene
perawatan payudara kurang
Rencana mengasuh bayi
- Ibu mengatakan akan mengasuh sendiri bayinya.
Rencana KB
- Ibu mengatakan akan segera mengikuti KB setelah persalinan
ini tapi ibu belum mempunyai planning ingin mengikuti KB
jeni apa.
Kebiasaan masyarakat yang merugikan dan menguntungkan
- Ibu mengatakan akan mengadakan syukuran setelah tali pusat
bayinya lepas
- Ibu mengatakan tidak akan tarak selama nifas ini dan selama
menyusui.
B. Data Obyektif
a. Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 140/90 mmHg S : 36,60C N : 80x/mnt RR : 20x/mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi dan Palpasi
- Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut
warna hitam
- Wajah : Konjungtiva tidak anemia, sklera putih, tidak
ada oedema
- Mulut dan gigi: Bibir tidak kering, lidah tidak pucat, stomatitis
tidak ada, gigi tidak karies
- Telinga : Telinga bersih, pendengaran baik
- Leher : Tidak ada struma, tidak ada pembesaran vana
juguralis dan pembesaran kelenjar getah bening
- Payudara :
15
Bentuk : Simetris
Areola : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Keluaran: Tidak ada
- Abdomen : Luka bekas jahitan tidak da, TFU 2 jari bawah
pusat dan posisi uterus normal.
- Pengeluaran pervaginam / lochea : warna merah, jumlah 50 cc,
bau anyir, konsistensi kental
- Perineum : Kebersihan baik, tidak ada oedema dan tidak
ada bekas jahitan.
- Anus : Tidak ada hemoroid
- Ekstremitas : - atas : tidak ada oedema
- bawah : tidak ada oedema
2. Auskultasi
-
3. Perkusi
Reflek +/+
C. Data Penunjang : HB : 10 gr%
- Data kehamilan dan persalinan sekarang
Umur kehamilan : 39-40 minggu
Penyulit : tidak ada
Periksa kehamilan : setiap bulan
Proses persalinan :
Kala I Tanggal 10-07-2007 Jam 08.00 WIB
Kala II Tanggal 10-07-2007 Jam 18.30 WIB
Kala III Tanggal 10-07-2007 Jam 18.35 WIB
Kala IV Tanggal 10-07-2007 Jam 21.30 WIB
Keadaan bayi
- A-S : 8-9
- Jenis kelamin : Perempuan
- BB / PB : 2400 gr / 45 cm
16
- Lochea : warna merah, anyir, kental, perdarahan
- TFU : 2 jari dibawah pusat
Masalah : Ibu mengatakan takut dan cemas terhadap luka bekas jahitan
perineum, jika akan melakukan aktifitas.
Kebutuhan : 1. Mobilisasi dan istirahat cukup
2. HE tentang perawatan luka
3. HE tentang perawatan payudara
4. HE tentang personal hygiene
5. HE tentang pola nutrisi
V. Intervensi
Tanggal : 11 Juli 2007 Jam : 21.30 WIB
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 hari diharapkan
tensi ibu turun.
Kriteria hasil : - KU ibu baik
- Tekanan darah ibu menurun 110/70 – 130/80 mmHg
No Intervensi Rasional
1 Jalin komunikasi terapeutik dengan pasien.- Untuk mempermudah dalam memberikan
asuhan
2 Cuci tangan - Untuk pencegahan infeksi
3 Lakukan observasi TTV, kontraksi, TFU - Untuk mengetahui kondisi dan keadaan
dan perdarahan. pasien.
4 Jelaskan pada ibu tentang nyeri yang - Ibu mengerti penyebab nyeri dan cara
dijalaninya. mengatasinya.
5 Ajarkan ibu pola personal hygiene - Menambah pengetahuan ibu tentang
pentingnya menjaga kebersihan.
6 Lakukan perawatan luka - Untuk pencegahan infeksi
7 Observasi input dan output cairan - Untuk mengetahui keseimbangan cairan
dalam tubuh.
8 Ajarkan mobilisasi - Untuk mempercepat pemulihan kondisi
pasien.
9 Ajarkan ibu cara perawatan payudara - Untuk menambah pengetahuan ibu
tentang perawatan payudara yang benar.
10 Berikan bimbingan ASI Eksklusif - Untuk menambah pengetahuan ibu
tentang pentingnya ASI bagi bayi.
11 Berikan HE tentang pola nutrisi - Untuk menambah pengetahuan ibu
tentang kebutuhan nutrisi pada masa
nifas.
17
12 Berikan HE tentang pola KB - Untuk menambah pengetahuan ibu
tentang cara memilih KB yang benar.
13 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian - Melaksanakan fungsi dependen.
terapi.
VI. Implementasi
Tanggal : 11 Juli 2007 Jam : 21.30 WIB
No Hari/Tgl/Jam Pelaksanaan Paraf
1 Selasa, 10-07-2007
21.30 WIB - Melakukan komunikasi terapeutik
Rabu, 11-07-2007
2 04.30 WIB - Mencuci tangan
3 04.35 WIB - Mengajarkan pola personal hygiene antara lain:
Mengajarkan ibu untuk mandi
Mengajarkan pasien untuk mengganti
pembalutnya.
4 05.00 WIB - Melakukan observasi TTV, kontraksi uterus,
TFU dan perdarahan
TTV : Tekanan darah : 140/90 mmHg
RR : 20x/mnt Nadi : 80x/mnt S : 36,60C
Kontraksi uterus : baik
TFU : 2 jari bawah pusat
Perdarahan : 50 cc UT : 1500
5 05.30 WIB - Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri yang
dialaminya itu berasal dari luka bekas jahitan.
- Mengajarkan ibu mengenali tanda-tanda
infeksi antara lain :
Suhu badan 380C dan adanya kemerahan
pada luka.
6 06.00 WIB - Mengajarkan ibu mobilisasi yaitu dengan
miring ke kanan atau ke kiri.
7 06.30 WIB - Melakukan observasi input dan out put cairan
antara lain :
Mengganti cairan infus sesuai dengan
instruksi dokter
Memberi makan dan minum pada ibu
Menghitung urin tampung
8 07.00 WIB - Mengajarkan ibu cara perawatan payudara
18
antara lain dengan :
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
terutama putting susu
Menggunakan BH yang menyokong
payudara
Apabila putting susu lecet oleskan
kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali selesai
menyusui.
Apabila lecet sangat berat dapat
diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok.
Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat
minum parasetamol / tablet setiap 4-6 jam
Apabila payudara bengkak akibat
bendungan ASI, lakukan :
- Pengompresan payudara dengan
menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkat
menuju putting susu gunakan sisir
untuk mengurut payudara dengan arah
“Z” menuju putting.
- Keluarkan ASI sebagian dari depan
payudara sehingga putting susu
menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila
tidak dapat menghisap seluruh ASI
sisanya keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara
setelah menyusui.
9 08.00 WIB - Memberikan bimbingan ASI Eksklusif yaitu
dengan hanya memberikan ASI saja sampai
umur 6 bulan.
10 08.30 WIB - Memberikan HE tantng pola nutrisi :
Yaitu makan dengan diet berimbang diantara
19
lain nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan,
minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
11 09.00 WIB - Memberikan HE tentang pola KB yaitu ibu
yang menyusui dengan ASI Eksklusif bisa
dijadikan sebagai KB alami dan jika ibu tidak
menyusui dengan ASI Eksklusif harus segera
mengikuti KB setelah datangnya haid.
12 09.15 WIB Tx oral : Metherinal 3 x 1
Tx oral : Amoxicillin 3 x 1
Tx oral : Mefinal 3 x 1
Tx oral : Inbion 3 x 1
VII. Evaluasi
Hari Rabu tanggal 12 Juli 2007 Jam : 09.00 WIB
S : - Ibu mengatakan masih sedikit nyeri pada daerah bekas jahitan.
- Ibu mengatakan kondisi tubuhnya sudah mulai sehat
O : - Kesadaran : Composmentis
- Keadaan umum : Baik
- TTV : T : 120/80 mmHg S : 36,80C
N : 80x/mnt RR : 20x/mnt
- TFU : 4 jari bawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Perdarahan : rubra - UT : 500 cc
A : Ibu P1-1 post partum hari ke-2 dengan PER
P : - Infus + 0,5 aff
- Memberikan HE tentang :
ASI Eksklusif selama 6 bulan
Personal hygiene : mengganti pembalut minimal 3xsehari setiap
habis BAK dan BAB cebok dari atas ke bawah
Nutrisi : makan makanan dengan pola menu seimbang minum air
putih 14 gelas sehari dan tidak boleh tarak dan minum jamu-
jamuan
Memberikan HE tentang istirahat yang cukup
Cara perawatan payudara
Ibu pulang paksa
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas maka dapat
disimpulkan bahwa klien baik dan sehat selama masa nifas berlangsung dan
tidak terjadi komplikasi apapun pada ibu nifas.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Kita berharap mahasiswa dapat menyesuaikan antara ilmu
pengetahuan yang didapat dengan kasus-kasus yang ada di lapangan
dengan pendekatan logika ilmiah dalam melaksanakan dan menerapkan
asuhan kebidanan dengan baik dan benar.
4.2.2 Bagi Petugas dan Lahan Praktek
Petugas kesehatan mampu mencermati dan mengkaji masalah yang
terjadi pada klien serta memberi asuhan yang sesuai.
4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya lebih memberi bimbingan dan arahan kepada
mahasiswa dalam membuat laporan dan melaksanakan tugas praktek di
lapangan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan pada Ny “T” P10001 Post Partum hari ke-1 dengan
PER telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing ruangan dan pembimbing
akademik pada tanggal Juli 2007.
SIRRIS SA’ADAH
NIM. 05.03.139
Mengetahui
Pembimbing Akademik
23
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kehadirat illahirobbi atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “T” P 10001
Post Partum hari ke-1 dengan PER yang kami kaji di ruang flamboyan RSUD Dr. R.
Koesma Tuban.
Dalam penyusunan makalah ini tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih
kepada :
Tak lupa saya menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bambang Suhariyanto selaku Direktur RSUD Dr. R. Koesma Tuban
2. Bapak Miftahul Munir, SKM, M.Kes selaku Direktur AKBID NU Tuban,
3. Ibu Sri Hartutik selaku Kepala Ruangan Flamboyan RSUD Dr. R. Koesma Tuban
4. Ibu Anik Surjani, Amd.Kep selaku Pembimbing Ruangan Flamboyan RSUD Dr.
R. Koesma Tuban
5. Ibu Aris Puji Utami, SKM selaku Pembimbing Akademik
6. Seluruh staf dan karyawan di Ruang Flamboyan RSUD Dr. R. Koesma Tuban
7. Serta seluruh pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini banyak terdapat kesalahan.
Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca
maupun dari para pembimbing untuk perbaikan laporan ini selanjutnya. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Penyusun
24
iii
DAFTAR ISI
iv
25