Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SISTEM PERSYARAFAN
Disusun oleh :
S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang sistem saraf.
2. Untuk memenuhi tugas askep tentang sistem saraf.
1.2.2 Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi sistem saraf
2. Mengidentifikasi penyakit stroke
3. Menganalisa kasus yang terkait dengan sistem saraf
1.3Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem saraf
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang penyakit stroke
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada penyakit stroke
BAB II : SKEMA UMUM
STROKE Kejang
Definisi : Gangguan fungsi ssaraf yang terjadi mendadak akibat pasokan darah ke suatu
Arteriosklerosis Penyempitan Pembuluh Darah
bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu.
Etiologi : usia, hipertensi, DM, penyakit jantung, stress, merokok, gaya hidup yang tidak
Trombos Serebral bagus, obesitas, dan kolesterol dalam darah yang meningkat. Aliran Lambat
Proses Metabolisme Otak terganggu Suplai Darah Ke Otak Berkurang Edema Serebral
Perubahan Sensorik dan Motorik, Perubahan pupil, muntah Penurunan kesadaran, GCS ↓, penurunan fungsi memori Hasil CT scan : Edema serebri
INTERVENSI :
GANGGUAN PERFUSI
1. Kaji tingkat kesadaran dengan GCS TIK ↑
2. Kaji pupil, ukuran, respon terhadap cahaya,
JARINGAN SEREBRAL
gerakan mata Aktivitas dan Latihan
3. Evaluasi keadaan motorik dan sensorik pasien
4. Anjurkan pasien untuk tidak menekuk lututnya,
batuk, bersin, feses yang keras/mengedan
5. Pertahankan suhu normal
6. Monitor kejang dan berikan obat anti kejang
7. Berikan obat sesuai progam dan monitor efek
samping : Antikoagulan (heparin), Antifibrolitik
(amicar), antihipertensi, steroid dan
dexametason, fenitoin, fenobarbital, pelunak
feses.
8. Bantu pasien untuk pemeriksaan diagnostik
Disfungsi N. XI Kerusakan N. VII, N.IX, N.XII Disfungsi N.II Disfungsi N. XI Penurunan Fungsi N. X, N. IX
Stroke haemoragik : Kombinasi (PK:+, NK:+, RB:+), (PK:+, NK:+, RB:-), (PK:+,
NK:-, RB:+), (PK:-, NK:+, RB:+), (PK:+, NK:-, RB:-), (PK:-,
NK:+, RB:-)
Stroke Iskemia akut : Kombinasi (PK:-, NK:-, RB:+), (PK:-, NK:-, RB-)
Ketentuan :
1. Kesadaran :
a. Komposmentis = 0
b. Somnolent = 1
c. Semikoma = 2
2. Muntah/ nyeri kepala dalam 2 jam
a. Tidak ada = 0
b. Ya = 1
3. Ateroma (petanda diabetes, angina, klaudikasio)
a. Tidak ada = 0
b. Satu atau lebih = 1
Tes Diagnostik :
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Umum
a. Fase akut
1. Pertahankan jalan napas, pemberian oksigen, penggunan ventilator
2. Monitor peningkatan teknan intracranial
3. Monitor fungsi pernafasan (AGD)
4. Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG
5. Evaluasi status airan dan elektrolit
6. Control kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan dan cegah
resiko injury
7. Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi lambung dan
pemberian makanan
8. Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan
9. Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadarn, keadaan pupil,
fungsi sensorik dan motorik, nervus cranial dan reflex.
b. Fase Rehabilitasi
1. Pertahankan nutrisi yang adekuat
2. Program manajemen bladder dan bowel
3. Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendi (ROM)
4. Pertahankan integritas kulit
5. Pertahankan komunikasi yang efektif
6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
7. Persiapan pasien pulang
2. Pembedahan
Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter > 3 cm atau volume > 50 ml
untuk dekompresi atau pemasangan pintasan ventrikulo – peritoneal bila ada
hidrosefalus obstruktif akut.
3. Terapi obat-obatan
a. Stroke Iskemia : pemberian trombolisis dengan П – PA, pemberian obat-
obatan jantung seperti digoksi, pada aritmia jantung atau alfa beta,
kaptropil, antagonis kalsium pada klien dengan hipertensi
b. Stroke Haemoragik : Antihipertensi (katropil, antagonis kalsium), Diuretik
(Manitol 20%, furosemide)
c. Antikonvulan : Fenitoin
BAB III
SKEMA KASUS
KASUS 1
Tn. Fauzi (43thn) dirawat di RS karena mengalami stroke in involution, kesadaran somnolen , mata membuka jika dipanggil dan langsung tidur kembali, mulut tidak
simetris miring ke arah kiri , afasia motorik, mengalami hemiparese sinistra. Mengalami anosmia, disfagia, parastesia facial. Klien lupa alamat rumahnya. Klien memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol, senang mengkonsumsi alcohol dan mudah stress. Saat ini posisi pasien adalah head up 30 derajat , babinski positif pada kaki kanan , kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah kiri 3 , ekstremitas atas dan bawah kanan 5. Hasil CT scan terdapat iskemik / infark hemisfer kanan.
SKEMA
Alkohol, stress
Hipertensi
CO 2 meningkat
Suplai darah dan o2 ke otak menurun
Pemeriksaan CT scan
terdapat iskemik TIK meningkat
hemisfer kanan Arteri serebimedia
PERFUSI JARINGAN
Hemiparase sinistra
Kerusakan neuro serebro
Kekuatan otot
sepinal N. VII(vasialis)
ekstremitas atas dan
,N.IIX (gloso varingeus)
bawah kiri 3
HAMBATAN MOBILITAS
Kontrol otot facial atau FISIK
Parastesia fasiel oral menjadi lemah
INTERVENSI :
Ketidak mampuan bicara
Ajarkan pasien mengenakan alat bantu
-Mulut tidak simetris miring ke arah kiri Berikan ROM
-avasia motorik Pantau fungsi motorik dan sensorik
GANGGUAN KOMUNIKASI dengan mengopservasi setiap aktivitas
Pantau daerah tubuh yang tertekan
VERBAL
termasuk edema, warna, dan tanda lain
gangguan sirkulasi
Bantu mobilisasi dan ADL
Lakukan alih baring 2 jam sekali
Anjurkan pasien untuk membantu
melatih sisi yang sakit dengan
ektremitas yang sehat
Kolaborasi dengan fisioterapi
INTERVENSI : INTERVENSI :
Monitor TTV setiap 8 jam atau sesuai dengan kebutuhan (TD, HR, RR, SPO2, S) Kaji kemampuan komunikasi adanya gangguan bahasa dan bicara lainnya
Pantau kesadaran dan keadaan umum pasien Ciptakan lingkungan penerimaan dan privasi :
Lanjutkan pemberian posisi head-up 30o a. Jangan terburur-buru
Jaga suasana tenang dalam dan sekitar ruangan b. Bicara engan perlahan, dan intonasi normal
Atur keadaan cahaya ruangan c. Jngan paksa untuk komunikasi
Pasang kedua pengaman tempat tidur Ajarkan teknik untuk memperbaiki bicara :
Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK a. Insruksikan untuk bicara lambat, dan dalam kalimat penek
Beri pendidikan kesehatan mengenai bahaya mengkonsumsi alkohol Berikan respon erbaal terhadap prilaku non verbal
Kolaborsi dengan dokter untuk pemberian obat anti koagulan dan anti
hipertensi
Kolaborasi pemberian Oksigen
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus
akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi
kematian sel-sel pada sebagian area di otak.Dalam penyakit stroke dapat di
ambil berbagai diagnose untuk menangani strock srta dapat kita lakukan
brebagai intervensi agar p[enyakit stroke tersebut teratasi atau sembuh.
4.2 Saran
Sistem saraf perlu dipelajari dan didalami oleh mahasiswa keperawatan
dengan sungguh-sungguh, karena sistem ini sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari dan penyakit pada sistem ini banyak dialami oleh
masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Jilid 3. Jogjakarta : Medi Action.