Vous êtes sur la page 1sur 16

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

POS JAGA DAN RUANG PENGELOLA


PADA DED KAWASAN HIJAU KOTA BENGKULU

I. Pendahuluan

1.1 Umum

Pos Jaga dan Ruang Pengelola pada DED Kawasan Hijau Kota Bengkulu terdiri dari
2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan panjang total 23.2m dan
lebar rata-rata adalah 4,5m. Laporan ini terutama menyajikan hasil perhitungan
struktur atas yaitu meliputi perhitungan sistem rangka portal 3 dimensi.termasuk
perhitungan elemen pelat, balok, dan kolom..Untuk perhitungan struktur atas tersebut
maka perencanaan sistem struktur atas telah dilakukan menggunakan analisa
struktur 3 dimensi dengan bantuan program SAP2000 versi 18. Denah konstruksi
Pos Jaga dan Ruang Pengelola dapat dilihat dibawah ini.
1

EQUIP.
24 EL.+0.20
6
STO.
EL.+0.20
2

29 75
1 R1

16
3

0
4

32 75
50 R1

POS
JAGA
EL+0.20
32

75
50

12
3 R1
4
17

87
5

86
6

75
R1
36

245
20

R.PENGELOLA
EL.+0.20

B
36
20

345
7

8 9

Gambar 1. Denah Ruang Pos Jaga dan Ruang Pengelola


1.2 Penjelasan Umum

1.2.1 Sistem Struktur

Sistem struktur bangunan Pos Jaga dan Ruang Pengelola direncanakan terbuat dari
sistem rangka portal dengan balok, kolom terbuat dari beton konvensional. Sistem
pelat lantai menggunakan pelat two way beton konvensional dengan sisinya dipikul
oleh balok. Sistem struktur bawah atau pondasi yang direncanakan menggunakan
pondasi plat setempat.

1.2.2 Peraturan yang Digunakan

Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua
peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang ditetapkan
dalam peraturan-peraturan berikut :
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2002
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
1726-2002
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-
1.3.53.1987 Standar :
a) American Concrete Institute, Building Code Requirements for Reinforced
Concrete, 5th edition, ACI 319-89
b) American Society for Testing and Materials, ASTM Standard in Building
Code,Vol. 1 & 2, 1986
c) Peraturan dan ketentuan lain yang relevan.

1.2.3 Mutu Bahan yang Digunakan

Dapat dijelaskan pula bahwa struktur bangunan adalah struktur beton bertulang
biasa (konvensional). Mutu bahan/material struktur yang digunakan dalam
perencanaan meliputi:
a) Mutu Beton
Mutu Beton (f’c) : 19 MPa
Modulus Elastisitas Beton (Ec) : 20486,825 MPa
Angka Poisson : 0.2
Modulus Geser : 8536177,098 kN/m2

Gambar 2. Konfigurasi Mutu Beton

b) Mutu Baja Tulangan


Baja tulangan polos (BJTP-24), fy = 2400 kg/cm2

Gambar 3. Konfigurasi Mutu Tulangan


1.2.4 Pembebanan

Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :


1. Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon
dan beban dinding. Berat sendiri komponen struktur berupa balok dan kolom
dihitung secara otomatis oleh SAP2000

Gambar 4. Berat Sendiri Dihitung Secara Otomatis SAP2000

2
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m )
1 Berat Pasir (tebal 3 cm) 16.00 0.03 0.480
2 Berat Spesi (tebal 3 cm) 22.00 0.03 0.660
3 Berat Keramik (tebal 1 cm) 22.00 0.01 0.220
4 Berat Plafon dan Penggantung 0.20 - 0.200
5 Berat Instalasi ME 0.25 - 0.250
Total beban mati, QD = 1.810

Tabel 1. Perhitungan Beban Mati Lantai II


Gambar 5. Peletakan Beban Mati

2. Beban Hidup (LL)


Lantai 1 s/d Lantai 2 = 250 kg/m2

Gambar 6. Peletakan Beban Hidup

II. Prosedur Perencanaan Struktur Atas

Pada tahap awal dari perencanaan, semua elemen struktur atas ditentukan terlebih
dahulu. Kemudian hasil ini dianalisa sehingga seluruh komponen struktur diharapkan
dapat mencapai hasil perencanaan yang efisien.

2.1 Pelat Lantai

Analisa pelat lantai beton bertulang biasa dihitung menurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam PBI 71 NI-2 yaitu pelat yang memikul beban dalam dua arah (two way
slab, arah x dan y). Penulangan pelat dihitung berdasarkan kekuatan batas.
Gambar 7. Denah Plat Beton Ruang Pos Jaga dan Ruang Pengelola

2.2 Balok-balok Lantai dan Kolom

Balok-balok induk (balok portal) dan balok-balok anak dianalisa secara 3 dengan
mempergunakan program SAP2000 versi 18. Untuk penulangan lentur dipergunakan
program Concrete Design yang ada dalam SAP2000 versi 18 dengan menyesuaikan
faktor reduksi kekuatan dan kombinasi pembebanan sesuai dengan SNI 03-2847-
2002. Program SAP2000 versi 18 secara langsung dapat mengolah gaya-gaya yang
terjadi pada elemen bangunan menghasilkan luas tulangan lentur, geser, torsi yang
diperlukan dan sekaligus dapat diketahui kombinasi beban mana yang paling
dominan.
Faktor reduksi kekuatan yang dimaksud adalah :
Phi_bending = 0,8
Phi_tension = 0,8
Phi_compression(Tied) = 0,65
Phi_compression(Spiral) = 0,7
Phi_shear = 0,75

Kombinasi beban yang dimaksud adalah:


1. U = 1.4 DL
2. U = 1.2 DL + 1.6 LL
Gambar 8. Kombinasi Beban U = 1.4 DL

Gambar 9. Kombinasi Beban U = 1.2 DL + 1.6 LL

Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah disebutkan di atas juga
dibutuhkan data-data konfigurasi tulangan pada masing-masing penampang kolom.
Jadi pilihan penulangan untuk kolom adalah “Check” yaitu dengan konfigurasi
tulangan yang ada dianalisa terhadap gaya-gaya dalam dan kombinasi pembebanan.
Hasil analisa untuk penulangan kolom adalah rasio antara gaya-gaya yang terjadi
dengan kapasitas dari kolom dan konfigurasi tulangan secara 3 dimensi.
Gambar 10. Denah Balok Ruang Pos Jaga dan Ruang Pengelola

2.3 Rigid Zona Factor

Rigid zona factor adalah faktor kekakuan struktur. Jika struktur berperilaku kaku
sempurna, maka nila rigid zona factornya adalah 1. Namun untuk menjaga
ketidaktentuan terhadap kekakuan struktur pada saat pelaksanaannya maka dalam
perhitungan ini, nila rigid zona factornya adalah 0.5.

Gambar 11. Penentuan nilai rigid zona factor

2.4 Asumsi Desain

Program SAP2000 akan menghitung dan melaporkan luas tulangan baja perlu untuk
lentur dan geser berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari kombinasi
beban dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk setiap
standar perencanaan yang diikuti. Tulangan yang diperlukan tadi akan dihitung
berdasarkan titik-titik yang dapat dispesifikasikan dalam setiap panjang element.

Semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu mayor
saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga
tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah minor
(penampang bi-aksial) maka perencana harus menghitung tersendiri, termasuk jika
timbul torsi.

Dalam mendesain tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan adalah
mencari momen terfaktor maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari satu) dan
menghitung kebutuhan tulangan lenturnya. Penampang balok didesain terhadap
momen positif Mu+ dan momen negatif Mu- maksimum dari hasil momen terfaktor
envelopes yang diperoleh dari semua kombinasi pembebanan yang ada.
Momennegatif pada balok menghasilkan tulangan atas, dalam kasus tersebut maka
balok selalu dianggap sebagai penampang persegi.

Momen positif balok menghasilkan tulangan bawah, dalam hal tersebut balok dapat
direncanakan sebagai penampang persegi atau penampang balok-T. Untuk
perencanaan tulangan lentur, pertama-tama balok dianggap sebagai penampang
tulangan tunggal, jika penampang tidak mencukupi maka tulangan desak
ditambahkan sampai pada batas tertentu. Dalam perancangan tulangan geser ,
tahapannya meliputi perhitungan gaya geser yang dapat ditahan beton Vc, kemudian
menghitung nilai Vs yaitu gaya geser yang harus dipikul oleh tulangan baja dan
selanjutnya jumlah tulangan geser (sengkang) dapat ditampilkan. Selanjutnya
penampang dihitung sebagai penampang tulangan tunggal, tetapi jika ternyata tidak
mencukupi (over-reinforced section) maka program akan mencoba menambahkan
tulangan tekan dan mendesain ulang sebagai penampang tulangan rangkap.

Karena peraturan di Indonesia (SNI 03-2847-2002) mengacu peraturan Amerika (ACI


318-99) maka detail perhitungan yang dilakukan program mirip dengan perencanaan
umum yang berlaku di Indonesia. Meskipun demikian tentu saja ada perbedaan yaitu
pada faktor beban (dapat dirubah pada saat memasukkan beban kombinasi) dan
faktor reduksi kekuatan harus disesuaikan.

----------------------------------------------

Gambar 12. Perubahan Faktor Reduksi Kekuatan

2.5 Hasil Analisis Pemodelan

Setelah penentuan parameter-parameter tersebut, langkah selanjutnya adalah


melakukan running analize terhadap pemodelan struktur Pos Jaga dan Ruang
Pengelola tersebut. Pada hasil running dibawah ini terdapat pewarnaan yang
menunjukan factor kekuatan dan keamanan terhadap struktur. Jika warna mendekati
abu-abu maka struktur tersebut makin kuat dan makin aman. Sedangkan jika warna
tersebut mendekati warna merah, maka struktur tersebut kekuatannya makin
melemah dan tidak aman. Sedangkan angka yang dimunculkan pada denah struktur
tersebut menunjukan lua kebutuhan minimum terhadap tulangan yang diperlukan.
Gambar 13. Pewarnaan keamanan balok struktur dan luas kebutuhan tulangan
minimum balok.

Gambar 14. Pewarnaan keamanan kolom struktur dan luas kebutuhan tulangan
minimum kolom.
Pada pewarnaan model, dapat dilihat bahwa warna balok 250 x 400 adalah abu-abu,
hal ini menunjukan bahwasannya dimensi balok tersebut aman strukturnya.
Sedangkan pada kolom, warna yang timbul adalah biru muda, hal ini menunjukan
bahwasannya dimensi kolom 350 x 350 tersebut juga aman strukturnya.

Pada penulangan balok, nilai terbesar luasan tulangan tumpuan terbesar adalah
2.962 mm2. Dan luas tulangan lapangan terbesar adalah 1.481 mm2, maka :

250 250

BALOK B1

400

400
25/40

TUMPUAN LAPANGAN
TULANGAN ATAS 4 D 12 3 D 12
TULANGAN TENGAH 6 D 12 6 D 12
TULANGAN BAWAH 3 D 12 4 D 12
JARAK SENGKANG Ø10 - 100 Ø10 - 150

Gambar 15. Rencana Penampang dan Tulangan Balok

Dimensi Tulangan Terpasang (T) Tulangan Minimum Rencana (D)


Jenis Tulangan T>D
D (mm) A (mm2) n Atot (mm2) Atot (mm2)
Tumpuan 12 113.0973 4 452.389 2.962 Aman
Lapangan 12 113.0973 3 339.292 1.481 Aman

Tabel 2. Check Hasil Pemodelan Struktur Balok.


2.6 Perhitungan Plat Lantai

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )


PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB )

A. DATA BAHAN STRUKTUR

Kuat tekan beton, f c' = 19 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa

B. DATA PLAT LANTAI

Panjang bentang plat arah x, Lx = 2.50 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 3.50 m
Tebal plat lantai, h= 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1.40 KOEFISIEN MOMEN PLAT

Lapangan x Clx = 34
Lapangan y Cly = 18
Tumpuan x Ctx = 73
Tumpuan y Cty = 57

Diameter tulangan yang digunakan, = 10 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

C. BEBAN PLAT LANTAI

1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )


2
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m )
3
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m ) 24.0 0.12 2.880
2 Berat Pasir (tebal 3 cm) 16.0 0.03 0.480
3 Berat Spesi (tebal 3 cm) 22.0 0.03 0.660
4 Berat Keramik (tebal 2 cm) 22.0 0.02 0.440
5 Berat Lain Lain 0.3 - 0.250
Total beban mati, QD = 4.710
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )

2
Beban hidup pada lantai bangunan = 250 kg/m
 QL = 2.500 kN/m2

3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR

Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 9.652 kN/m2

4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR

Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx2 = 2.051 kNm/m


Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx2 = 1.086 kNm/m
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx2 = 4.404 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx2 = 3.439 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 4.404 kNm/m

D. PENULANGAN PLAT

Untuk : f c ' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : f c ' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * f c'/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0.0409
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [ 1 – ½* 0.75 * rb * f y / ( 0.85 * f c') ] = 5.6797
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 25.0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 95.0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 5.505 kNm
-6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.60993
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c' / f y * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c' ) ] = 0.0026
Rasio tulangan minimum, Untuk Plat rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.0026
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 246 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 *  * b / As =
2
319 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 240 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 200 mm
Digunakan tulangan,  10 - 150
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 *  * b / s =
2
524 mm2

E. KONTROL LENDUTAN PLAT

Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ f c' = 20487 MPa


Modulus elastis baja tulangan, Es = 2.00E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) pada plat, Q = QD + QL = 7.210 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 2500 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 10.417 mm
3 3
Momen inersia brutto penampang plat, I g = 1/12 * b * h = 144000000 mm
Modulus keruntuhan lentur beton, f r = 0.7 * √ fc' = 3.05122926 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / Ec = 9.76
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 5.112 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
I cr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 41345616 mm4
yt = h / 2 = 60 mm
Momen retak : Mcr = f r * I g / yt = 7322950 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
Ma = 1 / 8 * Q * Lx2 = 5632813 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
4
I e = ( Mcr / Ma )3 * I g + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * I cr = 266904462 mm
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :
d e = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = 0.671 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0.0055
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z= 2.0
l = z / ( 1 + 50 * r ) = 1.5679
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
d g = l * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = 1.052 mm
Lendutan total, d tot = d e + d g = 1.722 mm
Syarat : d tot ≤ Lx / 240
1.722 < 10.417  AMAN (OK)

Vous aimerez peut-être aussi