Vous êtes sur la page 1sur 4

Pola Pangan Harapan (PPH) Provinsi Jawa

Barat
Admin Konsumsi dan Keamanan Pangan Senin, 14 September 2015 Artikel 350 Views

http://www.shnews.co/tinymcpuk/gambar/Image/healthy/januari2/whoshutterstock_1332825
20-850×655%281%29.jpg

Apa itu PPH?

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan
keragaman pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama
pada tingkat ketersediaan maupun konsumsi pangan. PPH merupakan instrumen untuk
menilai situasi konsumsi pangan wilayah yang dapat digunakan untuk menyusun perencanaan
kebutuhan konsumsi pangan ke depan, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi,
budaya dan preferensi konsumsi pangan masyarakat. Selain itu, PPH juga dapat dijadikan
acuan untuk menentukan sasaran dalam perencanaan dan evaluasi penyediaan khususnya
produksi pangan.

Dalam penghitungan skor PPH setiap kelompok pangan diberi bobot yang didasarkan pada
fungsi pangan dalam triguna makanan, yaitu sebagai sumber zat tenaga (33,3%), zat
pembangun (33,3%), dan zat pengatur (33,3%).

Kondisi Saat Ini :

Kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan


gizi (nutrition sensitive production system)

Pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih terdapat ketimpangan:

 Masih tingginya konsumsi padi-padian terutama beras


 Masih rendahnya konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah
 Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih
rendah
 Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan
Harapan (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal
 Diperlukan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju
skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif
 Kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan
kecukupan gizi (nutrition sensitive production system)

Tujuan PPH?

PPH pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988, yang kemudian
dikembangkan oleh departemen pertanian republic Indonesia melalui tahap workshop yang
diselenggarakan Departemen Pertanian bekerja sama dengan FAO. Tujuan utama penyusunan
PPH adalah untuk membuat suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan, yang
terdiri dari kombinasi aneka ragam pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai cita
rasa.

Untuk pertama kali, PPH untuk kawasan Asia Pasifik dikembangkan berdasarkan data pola
pangan (pola ketersediaan pangan) dari neraca bahan pangan karena bahan inilah yang mudah
tersedia dan tersedia secara berkala setiap tahun. Sementara data konsumsi pangan dari
berbagai negara di kawasan Asia Pasifik tidak tersedia secara terbuka.

Dengan pendekatan PPH, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk
diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kecukupan gizi (Nutritional Adequacy), tetapi
sekaligus mempertimbangkan keseimbangan gizi (Nutritional Balance) yang didukung oleh
cita rasa (Palatability), daya cerna (Digestability), daya terima masyarakat (Acceptability),
kuantitas dan kemampuan daya beli (Affortability)
(https://atikinayatirohmah.wordpress.com/2014/12/02/pola-pangan-harapan/).

Pada Tahun 2014 ini, Skor Pola Pangan Harapan Penduduk Provinsi Jawa Barat sebesar 78,3
dengan Angka Kecukupan Energi 2010,9 kkal, dan Angka Kecukupan Protein (AKP) 58,5
Gram/kap/hari. Data Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
tersedia dalam tabel berikut :

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


No Kelompok Pangan Berat Pangan Gram/Kapita/Hari Konsumsi Protein (Gram/Kapita/Hari)
Kkal Skor AKE Skor Maks Skor PPH
1 Padi-padian 323,5 30,6 1.301,1 32,5 25,0 25,0
2 Umbi-umbian 22,7 0,3 25,5 0,6 2,5 0,6
3 Pangan Hewani 93,9 17,5 189,7 19,0 24,0 19,0
4 Minyak dan Lemak 28,7 0,0 257,4 6,4 5,0 5,0
5 Buah/Biji Berminyak 2,3 0,3 13,3 0,3 1,0 0,3
6 Kacang-kacangan 24,8 5,2 54,3 5,4 10,0 5,4
7 Gula 13,8 0,1 50,7 1,3 2,5 1,3
8 Sayur dan Buah 238,6 3,1 86,6 21,7 30,0 21,7
9 Lain-lain 54,2 1,4 32,2 0,0 0,0 0,0
Total 58,5 2.010,9 87,3 100,0 78,3
Keterangan = *) Angka Kecekupan Energi 2.000 Kkal/Kapita/Hari

Vous aimerez peut-être aussi