Vous êtes sur la page 1sur 3

Pola Pangan Harapan

Kuantitas dan kualitas konsumsi pangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan,
karena kelebihan atau kekurangan terhadap satu atau beberapa jenis pangan akan
mengakibatkan keadaan malnutrisi (gizi salah) serta penyakit yang menyertainya kemudian.
Tercapainya penganekaragaman konsumsi pangan penduduk diukur melalui pencapaian nilai
komposisi pola pangan dan gizi seimbang. Implementasi indikator kuantitatif tersebut yang
selama ini kita kenal dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH). Pola Pangan Harapan (PPH)
atau Desirable Dietary Pattern (DDP) adalah susunan keragaman pangan yang didasarkan
pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama. Melalui pendekatan PPH ini, kualitas
konsumsi pangan penduduk dapat dicerminkan dari besaran skor PPH, dengan skor maksimal
sebesar 100.

Mengacu pada PPH tersebut, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan
penduduk diharapkan dapat memenuhi tidak hanya kecukupan gizi (nutritional adequency)
akan tetapi juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance) yang didukung
oleh cita rasa (palatability), daya cerna (digestability), daya terima masyarakat
(acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (affortability).

Sejak ditetapkannya Peraturan Presiden No 22 tahun 2009, skor pola pangan harapan telah
dijadikan indikator strategis untuk melihat kinerja Ketahanan Pangan. Selain itu, skor PPH
juga berfungsi sebagai instrumen untuk mengevaluasi konsumsi pangan di suatu wilayah,
yang selanjutnya digunakan sebagai acuan atau dasar untuk penyusunan perencanaan
kebutuhan konsumsi pangan wilayah ke depan. Untuk itu skor PPH saat ini telah dijadikan
indikator pencapaian target dalam perencanaan pembangunan nasional dan daerah.

Disamping itu, skor PPH juga dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja pelayanan dasar
di bidang ketahanan pangan (standar pelayanan minimal). Standar Pelayanan Minimal
Bidang (SPM) Bidang Ketahanan Pangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 65/Permentan/ OT.140/12/2010.

Berdasarkan hasil analisis konsumsi Tahun 2011 – 2014 PPH Jawa Barat belum mencapai
nilai optimal, masih berada dibawah nilai PPH Ideal yaitu sebesar 100, PPH Tahun 2011 baru
mencapai 73,5 atau masih kurang 26,5 poin dari PPH ideal, Tahun 2012 baru mencapai 74,3
atau kurang 25,7 poin dari PPH ideal dan Tahun 2013 sebesar 74,9 atau kurang 25,1 poin dari
PPH ideal, dan Tahun 2014 sebesar 78,3 atau kurang 21,7 poin dari PPH ideal. Tahun 2015
Skor PPH Jawa Barat sebesar 81.

Pola Pangan Harapan Tahun 2015

POLA PANGAN HARAPAN 2015

Susenas Tahun 2015

KOMODITI 2015

Vous aimerez peut-être aussi