Vous êtes sur la page 1sur 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama, karena

setiap manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua

orang dapat memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah,

diantaranya lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah, gaya hidup yang

tidak sehat mulai dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya. Hal ini

yang memicu berbagai macam penyakit diantaranya adalah stroke (Misbach,

2013).

Stroke merupakan penyakit utama yang menyebabkan kematian di seluruh dunia

dan penyebab utama ketiga kematian di Amerika Serikat setelah penyakit jantung

dan semua kanker. Stroke terjadi pada lebih dari 700.000 individu per tahun

dengan angka kematian sebesar 160.000 (Koda-Kimble et.al., 2008).

Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah gagguan dari fungsi otak yang

menyebabkan terhentinya aliran darah ke bagian otak. Penyakit stroke disebut

kulminasi dari penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun belakangan ini

(Smeltzer & Bare, 2008 dalam Dedi, 2012). Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Stroke Non Hemoragic dan Stroke Hemoragic.

Menurut WHO ( World Healty Organization) bahwa yang pada mulanya penyakit

stoke hanya menyerang kelompok usia lanjut tapi saat ini sudah menjalar pada
kelompok kaum muda. selain itu juga penyakit stroke menjadi penyebab kematian

ketiga, setelah kasus penyakit jantung dan kanker.

Sementara itu pengetahuan masyarakat tentang penyakit stroke masih terbatas dan

perlu ditingkatkan agar dalam menghadapi kasus stroke yang mungkin terjadi

dilingkungan tidak sampai terlambat. bila pertolongan pertama kasus stroke

terlambat ditangani, maka dipastikan penderita stroke akan mendapat cacat yang

sulit untuk disembuhkan.

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 dan 2001 memperlihatkan

adanya peningkatan proporsi angka kesakitan pada penyakit kardiovaskular,

jantung iskemik dan stroke. Stroke dapat ditemukan pada semua golongan umur,

akan tetapi sebagian besar ditemukan pada golongan umur diatas 55 tahun.

Insiden stroke pada usia 80-90 tahun adalah 300 per 10.000 penduduk, dimana

mengalami peningkatan 100 kali lipat dibandingkan dengan insiden stroke pada

usia 30-40 tahun sebesar 3 per 10.000 penduduk. Dari data di atas ditemukan

kesan bahwa kejadian stroke meningkat sesuai dengan peningkatan umur. Pada

dasarnya stroke dapat terjadi pada usia berapa saja bahkan pada usia muda

sekalipun bila dilihat dari berbagai kelainan yang menjadi pencetus serangan

stroke, seperti aneurisma intrakranial, malformasi vaskular otak, kelainan jantung

bawaan dan lainnya.

Data stroke tahun 2012 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung

didapatkan prevalensi stroke sebesar 634 kasus dimana stroke non-hemoragik 391

(61,7%) kasus dan hemoragik 243 (38,3%) kasus sedangkan pada tahun 2013
prevalensi stroke sebesar 532 kasus dimana strok non-hemoragik 296 (55,6%)

kasus dan hemoragik 236 (44,4%) kasus.

Vous aimerez peut-être aussi