Vous êtes sur la page 1sur 88

Availabel On sfth: http://kaskus

Beauty in the dark

autor: mindtalk

Part I Kejadian
Catatan Kecil Seorang kupu-kupu malam.

Namaku Queensha Cahaya Syurga. Orang tuaku berharap aku menjadi ratu dari cahaya syurga.. tapi..

1.Sepenggal Masa Lalu


Created:23-04-2014 08:51

Kejadian ini bermula 23 tahun yang lalu. Hari minggu, Saat seorang wanita yang tengah
hamil tua sedang melakukan pekerjaan rumahnya, suaminya sedang merapikan halaman
rumahnya yang penuh dengan bunga.

" bang.. bang.. " sang istri berteriak kencang memanggil sang suami
" kenapa dek ?" sang suami buru-buru meninggalkan semua pekerjaan yang dilakukannya
berlari mendatangi istrinya, takut terjadi apa dengan istrinya. Dilihatnya istrinya sudah
terduduk lesuh dengan air ketuban yang sudah mengalir diantara selangkangannya. Dengan
muka pucat pasih sang istri menahan kesakitan, Saat hendak dibawa kerumah sakit, sang istri
sudah tak sanggup. Akhirnya sang suami memanggil bidan terdekat di daerah rumahnya.

Setelah sekian lama berjuang dengan maut, lahirlah seorang anak wanita yang mungil dan
menggemaskan.. yang menjadi tumpuan hidup dan harapan bahagia mereka.ya,harapan yang
mereka tak tau akan seperti apa..

Anak perempuan itu adalah aku " Queensha Cahaya Syurga ", ini adalah kisahku. kisah yang
aku tutup rapat selama bertahun-tahun dalam hidupku dan kini aku buka semuanya disini
dengan sisi lain dariku, dan biarlah kisahku dikenang dengan beberapa orang agar menjadi
pelajaran bagi semua wanita sepertiku.

Aku merupakan anak tertua dari 4 besaudara, Ayahku mempunyai usaha dibidang karet dan
kelapa sawit, beberapa aset perkebunan sebagai penyokong hidup kami, ibuku seorang ibu
rumah tangga yang selalu berusaha menjadi istri yang baik bagi ayahku. Aku tinggal
diperkampungan kecil namun menyenangkan, dengan berkerumun perkebunan karet dan
kelapa sawit, sesekali saat usiaku beranjak 6 tahun ayah mengajakku memantau
perkebunannya, tentunya sambil berburu burung hutan atau mencari buah-buahan yang
sengaja ayah tanam disekitar kebunnya.

Ayah dan ibu selalu mengajarkan aku kesederhanaan begitupun dengan adik-adikku, jika kau
ingin sesuatu maka berusahalah maka kau akan mendapatkannya. Ya.... Orang tuaku berbeda,
tak ada kata mainan gratis, permintaan dikabulkan atau jajan sembarangan, bermain
berlebihan....tak ada, Semua terkontrol dengan baik tanpa sedikitpun kekerasan, karena
mereka mengajarkan kelembutan.

Terlintas dalam benakku saat masih SD, sungguh indah hidupku.aku akan terus menjadi anak
yang baik dan membanggakan ayah/ibuku sampai aku dewasa kelak.Janji dalam hati yang tak
bisa kutepati dan hanya bisa kuratapi.

Hidup kami bahagia, sangat bahagia.Kami berkebun bersama di halaman rumah, memasak
bersama, bercanda bersama dalam kesederhanaan sampai semua cobaan itu datang satu
persatu.Ya semuanya datang satu persatu, Hidupku yang tadinya indah dan bahagiah, kini
mencoba bertahan hidup dan bahagia.

Tahun 1999 - 2000

Setelah kejadian yang menggemparkan di tahun 1998, saat itu usiaku masih kecil jadi maaf
kalau lupa, kemungkinan masih ada yang ingat kejadian ditahun 1998 itu.. Tahun setelah
kejadian itu sekitar 1999 - 2000, Usaha ayahku mengalami kebangkrutan yang teramat parah.
semua usahanya hancur tak bersisa, karena aku masih kecil aku tak tau bagaimana asal
muasalnya usaha ayah bisa bangkrut, tapi kemungkinan besarnya ditipu. Itulah cerita yang
aku tau saat aku dewasa..

Ayah dan ibu memutar otak untuk bertahan hidup saat itu, ayah masih mempunyai beberapa
kebun yang bisa diselamatkan dari kebangkrutannya. yang dahulu tanah sekampung hampir
semua menjadi milik ayah, sekarang hanya secuilnya saja yang bisa ayah miliki, aku sudah
tak pernah diajak kekebun dengan berbagai alasan ketika aku merengek minta kesana.

" yah.. besok kebun ya.. kan kakak libur.. udah lama nggak main dikebun " aku merengek ke
ayah.
setelah 2 bulan tak pernah kekebun
" mau main sama mita, anak wak apek.."(aku)
" udah nggak bisa ke kebun yang disana kak.. ke kebun lain ajah ya " ibu menjawab dengan
lembut.
karena kemungkinan ayah sudah terlalu pusing memikirkan kami
" kenapa ma ?"
" iyaa.. udah bukan punya kita.." ibu menjawab dengan senyum
" tapi kalo main ke mita boleh ma ?"
" boleh kok, asal kakak bilang ya "
" iya ma "
Aku yang sudah mengerti saat itu mencoba diam dan menerima kalau kebun itu bukan milik
kami lagi.Aku meneruskan membaca majalah bobo yang sedang ngetren pada masa
itu.Kulirik ayahku dia mencoba tersenyum menimang adikku yang lain.Dan aku tak pernah
meminta kekebun lagi semenjak saat itu.Ibuku sangat mengerti, bahwa aku memahami
pembicaraan mereka, karena aku mempunyai kepintaran diatas rata-rata anak seusiaku
( *maaf bukan sombong ), jadi aku bisa paham apa yang mereka rasakan walau aku masih
menonjolkan sisi anak-anakku.

Tahun 2000 - 2002

Ayah mencoba peruntungan berbisnis dengan suami kakak ayah ( Pakde ), ayah membuka
usaha keci-kecilan buah kelapa, menjadi pemasok di pasar tradisional. Semua modal dari
ayah mau itu mobil, modal awal membeli kelapa bahkan menggaji pekerja. Ayah menjual
kebun kami yang lain, walau ibu punya firasat tak baik.Ayah mencoba melapangkan hati ibu
agar mau mencobanya.

Bulan pertama semua lancar dan ayah mendapat untung, dan ibu sudah mulai lega dengan
semuanya, sepertinya ini jalan untuk kedepannya.Namun, bulan keduanya semuanya sirna,
Pakde tak pernah memberikan pendapatan selama 3 bulan, ayah memilih sabar karena dia
saudara sendiri, ibu hanya menuruti ayah.Sampai akhirnya ayah mengusut semuanya,
Ternyata semua hasil dilarikan pakde, bahkan mobilpun kembali dengan keadaan sudah tak
wajar lagi.Runtuh lah semua harapan ayah/ibu..

Ayah tak punya pendidikan tinggi, ibu lulusan SPG(Sekolah Pendidikan Guru) yang tak
pernah bekerja (langsung menikah).Namun,ayah sukses (dulu) sehingga ibu tak perlu bekerja.
Mereka tak pernah mengeluh bahkan bertengkar, mereka selalu bahagia dalam kesederhanaan
yang ada.Mereka ornag tua yang terhebat, sangat hebat dimataku.

Karena aku akan melanjutkan sekolah ke SMP, ibu memutuskan untuk berjualan jamu,
memberhentikan semua pengasuh. Bahkan adekku yang terkecil pun sering bertanya, kemana
kakak yang menjaganya.Ibu hanya menjawab kalau kakak itu tak bisa sering kemari, hanya
bisa sesekali saja.Dan dengan sabar ibu menjelaskannnya agar tak menimbul pertanyaan dan
tangisan dari adikku.

Ibu berjualan jamu jam 8 sampai jam 9/10 hanya sebentar, ayah memfokuskan mengurus
hasil kebun sawit yang tersisa.. Kami masih mendapatkan kasih sayang utuh dari mereka,
tanpa mengurangi kehormatan kami terhadap ayah atau ibu. Ibu, walau ayah tak punya apa-
apa lagi, tak pernah iya membentak bahkan marah kepada ayah.Suaranya pun tak pernah
lebih tinggi dari ayah, bahkan ibu masih selalu menyayangi ayah seperti dahulu tanpa
berubah sedikitpun , memanjakan ayah tanpa ada yang terkurangi sedikitpun.Dan ayah,
dengan kondisi yang seperti ini tak pernah emosi bahkan meluapkan amarahnya kepada ibu
atau kami.Ayah justru bersyukur kami ada disampingnya dan itu membuat ayah trus berusaha
untuk kami.

Tahun 2002 aku masuk ke SMP, disini terjadi gejolak jiwa.Ayah/Ibu demokratis.Kami
dibiarkan memilih sekolah yang kami inginkan. Malam ini ayah/ibu memilih membahas
sekolah yang aku pilih nantinya.
" kak mau masuk mana ?" (mamah)
" SMP 4 atau SMP 1 ,ma "(aku)
" ya udah besok ke SMP 1 dulu baru SMP 4 ajah kak " ayah mengusulkan
" besok kakak diantar siapa emangnya ?"(aku)
" mama yang antar, ayah ada urusan besok.." mama menjawab pertanyaanku dengan senyum
" disiapkan ya apa ajah yang mau dibawa besok "
" iyaa ma, sudah kok " Aku sudah menyiapkan berkasku sejak sore tadi, inilah keluargaku.
kami dilatih mandiri sejak kecil.

-------
Setelah mondar mandir ke SMP 1 dan 4, aku memutuskan memilih SMP 4, aku mendapatkan
kelas unggulan disana, itu semua tak ku dapat dengan muda. Sepulang sekolah, aku membuat
sapu lidi pelepah sawit sampai sore hari untuk dijual ke pasar, terkadang memanen coklat
atau pinang dikebun yang tersisa bersama ayah, sekita jam 4 aku membereskan rumahku
yang tergolong besar dikampung kami, menyapu halamannya sampai semua beres di jam 5,
aku mencuci baju seluruh keluargaku, itulah yang aku lakukan selama aku dikelas 1 SMP.
Ayah dan ibu mencari penghasilan lain, dan tentu saja ibu membagi waktu dengan adikku,
dan aku yang tertua, akulah yang harus lebih banyak membantu orang tuaku.

Dan kau tau.Aku melakukannya dengan ikhlas tanpa mengeluh, dengan senyum yang selalu
mengembang, karena ayah/ibu selalu memberiku kasih sayang yang melimpah.

Kelas 2 SMP pekerjaanku sedikit berkurang, adikku yang ke 2 sudah memasuki kelas 1 SMP,
dia membantuku membereskan rumah,sehingga aku lebih fokus mencari uang tambahan.
Waktu itu aku hanya diberi uang jajan Rp.1000 perhari, itu dari hasil kerjaku sendiri. Aku
selalu membawa bekal, kalau urusan makanan, ibu masih memberikan makanan yang baik
karena kata ibu kalau yang aku makan dan kenakan untuk sekolah tak baik, aku tak akan
pintar. Jadi untuk perlengkapan sekolah dan asupan gizi, ibu selalu menomor satukan kami
walau terkadang ayah dan ibu makan dengan lauk yang berbeda dari kami.Ironis sekali
memang.Sampai aku selalu mengajak ibu makan bareng denganku dan memberikan lauk
kami untuk ayah.Yaa, aku anak tertua yang harus mengerti semuanya..

Hal ini berlanjut sampai aku kelas 3.Semakin hari tak semakin membaik kondisi kami, ayah
banting tulang kesana dan kesini, ibu pun begitu.Kami ber 4 bersekolah semuanya.Saling
membantu untuk hidup bersama dan kami bahagia,ya bahagia.

Tahun 2005 ~
Aku lulus SMP, berharap melanjutkan kejenjang berikutnya dengan harapan yang besar dan
janji kehidupan yang lebih baik.Namun, jika aku egois maka adikku takkan bisa bersekolah..
ya aku berada diposisi yang sangat tak menguntungkan, tapi aku tak menyesalinya.Karena
aku menyayangi mereka.Malam ini Ibu memlilih untuk mengajakku mengobrol serius
pertama kalinya dalam hidupku.. Usia yang terlalu muda tuk berpikir dewasa, tapi aku bisa..
" Kak, nanti mau lanjut dimana ?"(mama)
" masih bingung ma, belum tau " Aku menatap TV didepanku.
" kalau nggak usah ngelanjut mau kak ?" ibu bertanya dengan hati-hati, terdengar suara lemah
dan beratnya berkata seperti itu. Aku mengerti.
" iyaa nggak apa ma " Hanya itu yang bisa aku jawab tanpa perlawanan, kenapa aku tak bisa
masuk sekolah atau sebagainya.Mengambil beasiswa pun tak cukup karena beasiswa tak
pernah penuh diberikan oleh siswanya.Dan beruntungnya, tak semua adikku memiliki otak
sepertiku, ada satu adikku yang harus terpaksa masuk diswasta, bukan karena bodoh, dia
cerdas hanya dia malas.Jika di negeri yang bagus tak bisa bermalasan.Dan aku memilih
membiarkan adikku untuk janji kehidupan yang lebih baik dariku.
" Nanti kakak kerja ikut kak sari, bantuin adeknya sekolah ya.. mau kak ?" ibu masih dengan
lembut dan lemah bertanya padaku, aku tak berani memandang matanya, karena aku tau dia
akan menangis dan merasa bersalah atas ku. kupilih tersenyum dan menjawab dengan
santainya.
" iya ma, nggak apa ma "(aku)

Hening malam itu menjadi saksi perjanjian yang tak terlaksana karena TUHAN mengerti aku
ikhlas dalam segalanya demi mereka..

Belum lagi keputusan bekerja itu terlaksana, ibu yang dulunya berjualan jamu dan menjadi
guru honor yang gajinya kadang keluar sebulan atau dua bulan sekali, kini diterima menjadi
PNS dan kami pun sedikit lega.Setelah ibu mengetahui bahwa ibu telah lulus PNS, ibu
mencari informasi tentang sekolah yang akan aku lanjutan.

Dirumah ayah sudah bahagia dengan senyumnya, ibu memelukku sambil menangis dan
berkata " nggak perlu kak, kakak bisa sekolah lagi " ( lanjutannya skip ya, nggak sanggup
ngingetnya) .
Saat itu aku sangat bahagia, tak henti kuucapkan syukur atas semua yang telah TUHAN
berikan kepadaku.. Terimakasih banyak TUHAN.Setelah berdiskusi aku memutuskan
mengambil SMK, karena SMA terlalu mahal dan SMK juga bisa bekerja setela lulus.

Adik2ku, tak pernah tahu sampai sekarang semua yang aku rasakan atas orang tuaku.biarlah
mereka mengetahui masa kecil dan remaja mereka yang indah.cukup aku yang menjadi
pelipur lara kedua orang tuaku.

Aku akhirnya mengambil SMK terbagus di kotaku, dengan 5 kali tes untuk masuk kesana dan
aku lulus, mendapatkan sedikit keringanan biaya atas prestasiku.dan orangtuaku tak perlu
membayar lebih, hal ini juga dilakukan adik ke-2 ku.saat SMP, dia tak perlu biaya untuk
sekolah, hanya butuh untuk ongkos dan uang saku.Untuk adik ke 3 dan 4 mereka masih butuh
biaya normal.

Dan aku,bisa bersekolah sampai SMK.setidaknya aku akan berjuang untuk menjadi yang
terbaik.Selama SMK aktivitasku dirumah lebih terbatas, karena banyak kegiatan wajib di
sekolahku, aku sudah jarang mencari nafkah, namun masih melakukan pekerjaan
rumahku.Aku memutar otak, ya aku dapatkan.Aku mengajar les setiap hari minggu atau
dimalam hari dihari senin-sabtu.Semua usaha aku lakukan demi membantu semuanya dan
semua bisa menahan kehidupan saat itu, hingga aku lulus SMK.

Dan ayah,sudah tak bisa bekerja semenjak aku masuk SMK, ayah sakit namun dia merelakan
uang berobatnya untuk berbagi dengan biaya aku masuk sekolah saat itu.Terima kasih ayah
yang mengajarkanku kasih sayang dan pengertian,Terima kasih ibu yang selalu menjadi istri
dan ibu terbaik dalam kehidupanku, dan Terima kasih adik2ku yang selalu membuatku
tersenyum dan membutuhkanku sebagai kakak yang tegar, aku sayang kalian.Apapun akan
aku lakukan untuk kalian, walau itu kelam dan membuatku hina..

2.Adik ke dua
Created:23-04-2014 08:53
2008 ~
Aku akhirnya lulus sekolah, aku berpikir ini pendidikan terakhirku yang akan aku tempuh..
Namun, aku beruntung dalam belas kasih tuhanKU.Aku direkomendasikan sekolahku untuk
program siswa berprestasi ke salah satu Univ. ternama di Indonesi, hal yang tak pernah ku
bayangkan untuk gadis kampung yang tak punya apa2, bahkan mimpi besarpun tak bisa ku
bayangkan.Dan sayangnya program siswa berprestasi untuk beasiswa tak diperbolehkan
untukku yang jauh diluar pulau dari kampusku, terpaksa aku mengambil peruntungan ikut
dengan jalur normal.

Orang tuaku hanya mengiyahkan saat aku membicarakannya dengan mereka, sampai
akhirnya aku memang lulus di Univ. tersebut saat mereka mengetahuinya, kulihat wajah
kekahwatiran yang mendalam dalam diri mereka.Uang banyak akan keluar, adikku masih
bersekolah dan tentu saja aku akan jauh dar mereka.Namun mereka tetap membiarkanku
memeluk janji kehidupan yang lebih baik.

Seminggu setelah itu kondisi ayah memburuk, sakitnya semakin parah dan tak
terkendali.mungkin karena ayah memikirkan tentang biaya kepergianku atau berat
melepasku.
Sebelum berangkat ibu berkata padaku.
" kak, sebenernya ayah dan mama berdoa supaya kakak nggak lulus kemarin itu." (ibu)
" ehm.. kalo nggak dibolehin kenapa kemarin diijinin ikut mah, waktu Pak Bar
tawarin?"(aku)
" maaf kak, mama sama ayah nggak tega nolaknya.. takut kakak bakal sakit hati dan sedih "
dengan suara bergetar mama berkata lirih kearahku
" ma, kok mikir gitu...apapun yang mama dan ayah mau bakal kakak lakuin.. jadi lain kali
jangan gitu ya ma.. jangan ditanggung sendiri " aku memeluk mamaku mencoba tegar, jangan
menangis, jangan, aku kuat. Kulambaikan senyum ke arah mama.
" mama ikhlas kakak pergi ?" (mama)
" jujur kak, mama nggak percaya kakak jauh.. belum bisa ikhlas kak, tapi apapun itu doa
mama n ayah di kakak " mama sudah mulai berderai airmata
" sudah ma.. bismillah.. semua akan baik aja.. kayak kata mama dan ayah " aku tersenyum
menguatkan mama yang semakin tua kurasakan.
wajahnya sudah tak secerah dulu, lebih banyak kerutan dan kekahwatiran dalam dirinya.aku
harus kuat agar mama kuat dan percaya padaku.

-------------
Keberangkatanku ke Kota rantau tak ada yang istimewa, hanya sajah ayah lebih lama
memandangku dan mencoba menghangatkan suasana kami. Dan mama mengantarku sampai
ke Kota tujuan.Mama mengambil libur 1 minggu untuk mengantarku..

Kota yang sangat familiar dengan kekhasannya.Kota yang bersejarah seperti hidupku disini..
Dan hidupku dimulai dikota ini.

-------------

Kota ini, kota pertama yang menjadi saksi bisu segala dunia kelamku. Kota yang menjadi
saksi bisa cinta seorang gadis kampung yang hina kepada seseorang yang sangat menghargai
dirinya.

------------
Aku bersepakat dengan Mama, uang saku ku perbulan diberikan Rp. 300.000 sudah termasuk
dengan makan, peralatan mandi bahkan semuanya kecuali uang kost.dan aku memang harus
bisa membagi uang yang diberikan mama bagaimana pun caranya dan memang bisa.

Awal kuliah, aku fokus ke perkuliahan ,memikirkan IP dan fokus belajar.sampai semester 2,
aku mendengar kabar tak sedap dari adikku yang ada dirumah.Malam itu tlpku berbunyi
beberapa kali, aku tak begitu mengeceknya.Dan saat kulihat, panggilan dari hape rumah.
kenapa?
semalam ini?
Ku tlp kembali ke nomer rumah ku.
" kak " suara isak tangis odi terdengar dikejauhan malam yang dingin.
" odi...kenapa dek ? ada apa ? " aku semakin cemas mendengar isak tangisnya.. jantungku
berdetak lebih kencang.kucoba tenangkan segala rasa yang terlintas diotakku.
" ayah kak.. ayah " dia masih menangis tak tenangkan diri.
" ayah kenapa dek ? baik2 ajah kan ? " (aku)
" ayah kak.. ayah nggak bangun2 kak " dia masih terdengar menangis disana.
" ayah kenapa dek ? jelasin ke kakak pelan-pelan tenangin diri dulu " Aku mencoba
menenangkan diriku.menjauhkan pikiran jika ayahku telah tiada.oh...TUHAN jangan kau
ambil dia,tolonglah...berikan aku waktu untuk membahagiakannya.
perlahan odi menarik nafasnya, kudengar tangisnya mulai tertahan..
" ceritalah.. tapi pelan-pelan ya...kalo belom tenang. tenangkan dulu " aku masih mencoba
menenangkannya
" ayah nggak sadarkan diri kak, udah 3 hari.. nggak bangun kak trus tadi ayah kejang kak,
kayak mau pergi gitu" dia sudah mulai tenang.
" nggak boleh bilang gitu dek.. ayah masih ada.. ". aku sedikit mengeraskan suaraku. "
kenapa kakak nggak dikabari ?"

" mama nggak ijinin, mama mau kakak fokus disana.jangan bilang mama kalo odi tlp ya
kak?" dia berkata lemah dengan isaknya yang tersisa.
" iyaa.. trus sekarang masih kejang ?" (aku)
" nggak kak, cuma odi takut kak.. takut banget " (odi)
" tenang di, jangan takut ya.kakak akan lakuin apapun demi kalian.biaya ayah gimana ?"
(aku)
" belum tau kak, semenjak kakak disana semua udah nggak ada.cuma rumah dan satu kebun
kecil yang ada.kayaknya kebunnya juga bakal nggak ada kak " (odi)
" yaudah.odi bantu mama jaga ayah ya.tenangkan mama.kabar kak anda dan diar
gimana.?"(aku)
" kami gantian jenguk ayah kak, dirumah buka toko kecil soalnya.ini odi sama diar dirumah,
kak anda baru pergi kesana tadi "(odi)
" diar mana sekarang di ?"(aku)
" dikamar, lagi nangis kayaknya.. cuma diem ajah dianya ngurung diri kak "(odi)
" ya udah.odi jagain diar ya,kuatkan diar, kak anda sama mama.odi anak laki2 yang tertua
harus bisa buat semuanya tenang, kalau odi kacau.odi tlp kakak,jangan lupa kasih kabar
kakak ya...dan kakak bisa minta tolong di ?"(aku)
" apa kak.? "(odi)
" tanya sama mama dengan serius biaya ayah dari mana ?kalau odi udah tau jawabnya odi
kabari kakak "(aku)
" kenapa kak ?" (odi)
" nggak apa-apa,mana tau kakak bisa sambil kerja disini " aku menenangkan suaraku agar odi
lebih tegar
" iya kak " (odi)
" udah.. istirahat yaa.. besok sekolah.. jangan lupa pesan kakak.. odi harus jagain mereka ya
disana "(aku)
" iyaa kak "
" kakak tutup yaa di.. "

Aku menutup tlp, bukan karena aku tak mau berlama-lama mengobrol dengannya dan tak
mau mengetahui kondisi keluargaku.Tapi, karena aku tak kuat menahan semuanya.aku tak
kuat menahan segala kesedihan ini didepan adikku.Karena akulah yang akan menjadi
tumpuan mereka.Aku harus tegar dan bisa menjadi tempat peraduan bagi mereka sejak dulu.

flassback Tahun 2002 ~

" kenapa di ?" aku melihat odi pulang dengan pakaian kusut berantakan, dia sedikit menangis.
aku tak pernah melihat dia seperti ini, odi bukanlah anak nakal.dia anak yang baik dan tak
mungkin berkelahi.
" nggak apa kak ?"
" eeh.. jawab dek.. atau kakak bilang mama.kenapa ? hah ? siapa yang buat ?" aku bertanya
dengan nada tegas.
" yono kak, anak kelas 6.dia ngompas aku.nggak aku kasih.akhirnya diajak berantem "
(ngompas : malak)
" dimana dia, masih disekolah ?"
" masih kak "
ya udah masuk mandi, bajunya sendiriin biar kakak bilas nanti.. mama nanti kakak yang
ngomong "
" kakak mau kemana ?" (odi)
" udah.. odi masuk ajah geh, beresin badannya " (aku)

Aku bergegas meninggalkannya menuju ke sekolahan, sekolah kami jaraknya hanya beberapa
ruma dari rumahku.Kucari anak yang bernama yono.Aku peringatkan dia, tapi karena dia
nyolot.Yasudahlah, aku pun berantem dengannya. Dan sisi yang paling menyeramkan dalam
diriku, saat aku membayangkan keluargaku tersakiti aku akan menjadi buas walau dia laki-
laki.Aku menang tapi tak telak, cukuplah membuatnya jerah dan kapok..Aku menyuruhnya
besok meminta maaf pada odi dan dia menurutinya.Dan odi,adik kecilku yang lucu selalu
membalas dengan senyum lemahnya..

" kak, semalam kakak apain yono ?"(odi)


" eh.. nggak ada.. cuma bilang minta maaf ke odi, jangan ngompasin odi lagi "(aku)
" nggak berantem kan ?"(odi)
" nggak kok, percaya ya "(aku)
" iyaa.. makasih ya kak, dia tadi minta maaf sama odi "
" iyaa.. lain kali kalo ada yang nakalin, bilang aja " aku mengelus kepalanya yang gundul.
jika ada waktu,aku selalu menemani adik2ku mengerjakan PR jika mama dan ayah tak ada.
Dia melanjutkan mengerjakan PRnya kembali.Dia lebih tenang dan bahagia sekarang.

3.Sepintas Ide Gila


23-04-2014 08:57
Aku sedang mencari lowongan pekerjaan paruh waktu yang bisa aku ambil jika aku kuliah di
Univ. Negeri yang serba padat ini, temanku merekomendasikan mengajar les.Lumayan
hasilnya perjam nya bisa 50ribu, Setidaknya aku tak perlu meminta uang jajan ke Ortu dan
bisa mengirimi mereka, jika dalam sehari aku bisa memperoleh 2jam dikalikan 6
hari.Dikarenakan yang akan aku ajar les merupakan anak dari SMA yang bagus dikota ini,
ongkos lesnya lumayan mahal. Tapi resikonya, aku berasal dari SMK dan terpaksa aku harus
belajar ekstra mensejajarkan ilmu ku ke anak SMA. Namun aku tak butuh waktu banyak dan
susah, cukup membaca dan belajar sendiri, aku sudah bisa mengikutinya.

Sepulang dari mengajar les, tlp ku berbunyi...rumah, mungkin mama atau odi..
" ya ma ? "
" ini odi kak "
" kenapa dek ?" aku bertanya sedikit kahwatir.
" odi udah lakuin yang kakak suruh, kata mama kemungkinan bakal jual semua yang ada dulu
kak, kecuali rumah, itu jalan satu2nya " Odi menjelaskan dengan lemah
" ayah belom membaik dek ?"
" belom kak "
" kapan ayah pulang dek ?"
" belum tau kak, kalau pun pulang, ayah masih tetep dirawat jalan kak, kemungkinan semua
biaya jual kebun abis untuk di rumah sakit ajah, biaya rawat jalannya masih belum tau "
" yaudah jangan dipikirkan dulu, kamu tenangin diri sama yang lain ya.. kakak akan usahain
apapun untuk ayah"(aku)
" iya kak, tapi kakak jangan maksain diri atau berenti kuliah ya "
" eh.. kenapa dek ?"(aku)
" ayah pernah bilang sama mama, apapun yang papa alamin. kakak nggak boleh tau dan harus
tetap kuliah disana "(odi)
" iya.. kakak bakal kuliah trus kok.. odi tenang ajah ya "(aku)
" iya kak.. jaga diri ya kak.. odi nggak mau kakak sakit juga " (odi)
" iya di.. salam buat semuanya yaa.. "
" iya kak "
" kakak matiin yaaa "

Aku mematikan tlp ku.Berpikir, sudah berapa uang yang habis untuk ayahku dan mungkin
hanya rumah yang tersisa, jika aku berhenti kuliah tak akan membuat ayahku baik.
Setidaknya semester ini dan beberapa semester kedepan, uang semesterku sudah ditanggung
oleh beasiswa A*tr* yang aku ajukan karena IP yang lumayan dan aku merupakan aktivis
kampus. Mama tak perlu pusing, sekarang bagaimana aku memikirkan biaya ayah dan adikku
yang masih sekolah karena biayaku yang sudah aman, aku harus memikirkan jalan untuk
mereka.

-------------
Aku selalu berpikir TUHAN menyayangiku dan akan membawaku kedalam lindunganNYA..
Dan dia akan mengirimkan seseorang untukku dalam masalah ini, ntah bagaimana caranya
pasti dia akan mengirimkannya.Aku suka bermain ym dan chat dalam hal positif tentunya..

Aku punya teman dunia maya, sebut saja dia "reza" ku. Aku bercerita kepadanya semua yang
aku rasakan, karena dia merupakan teman yang tak akan melihatku, kami berbagi hal posistif
walau tak pernah bertemu sama sekali.. Dan untuk hal materi, dia membantuku, sangat
membantuku tanpa balasan.
Sesekali aku mengirimkan uang hasil bekerja paruh waktuku ke ibu,
walau ibu sering berkata " udahlah kak, nggak perlu kerja.. tapi kalo kakak maksa ya nggak
apa, asal kerjaan kakak nggak ganggu kuliah kakak "
" iyaa ma, nggak ganggu kok ma.. jadi mama jangan kahwatir ya ma" aku selalu mencoba
menenangkan mama, walau dia tak tau aku tau semua kejadian disana dari odi.
Odi merupakan adik yang tak bisa berbohong padaku, walau dia diminta merahasiakannya,
dia pasti akan bilang...ya odi, adik manisku.

----------
Hari ini ayah akan keluar dari rumah sakit, odi sudah bercerita bahwa semua kebun telah
dijual habis,hanya tersisa beberapa tabungan dari hasl jual kebun dan rumah yang tak akan
dijual.Aku bingung dan menceritakan ini kepada reza.

Aku : " za.. sibuk lu ? BUZZ!! BUZZ!! "


reza : " sorry queen.. lagi di kamar mandi tadi, nape ?"
Aku : " bokap keluar nih "
reza : " syukurlah, selamat ya "
Aku : " makasih za.... "
reza : " kenapa lu ? cerita sini "
Aku : " biaya bokap za, gue mulai bingung mesti gimana ? penghasilan gue pas2an banget
soalnya "
reza : " udah lu tenang, ada jalannya.. lagian ada gue aa eza..wkwkwkwk "
aku : " iya sih.. tapi masak gue sama lu muluk.. kan nggak enak za "
reza : " santai aja queen, selama lu nggak nyoba jalan buruk.. semua ada jalannya.. gue nih
perantara yang dikirim TUHAN buat bantu lu "
aku : " jalan buruk ? -.-a "
reza : " halalin yang haram, jangan lu coba ya "
aku : " ooh.. iya za "

Inilah sepenggal pembicaraanku dan reza yang membuatku berpikir panjang dalam malam-
malamku.apa yang harus aku lakukan, haruskah ku korbankan kebahagianku demi
keluargaku.Dan jika aku hina, apakah semua akan terbalas dengan kebahagiaan
keluargaku.Kumantapkan hatiku memikirkannya lebih jauh.
Semua seperti cahaya, cepat namun tak dapat dirangkai,peristiwa masa kecil yang bahagia
dan indah menjadi peristiwa kedewasaan yang kelam dan hina.

Aku masih berpikir.Mencoba menjauhkan egoku demi semuanya dan yang aku korbankan
hanya sebagian kecil dari diriku.walau itu sangat berharga, tapi mereka jauh lebih berharga..
Dan keputusan gila itu aku ambil dengan keadaan sadar dan waras demi mereka,walau aku
tau mereka tak akan menyukainya dan akan melarangku dan sangat melarangku.Tapi biarlah
aku berkorban hidup dan kebahagiaanku demi kalian.

Walau aku tahu yang aku beri berasal dari kekelaman.setidaknya kalian tak mengetahuinya,
dan urusan dosa.Cukuplah aku dan TUHAN yang tau Urusan manusia, biarlah mereka
memandang rendah dan menghinaku, setidaknya kalian disana akan bahagia dan terus
bahagia.

4.Anak Tertua
23-04-2014 08:58
2009 ~

" wooi.. ngelamun ajah ? nape ?" Tara menepuk pundakku, semua lamunanku buyar seketika,
kutatap dia dengan senyum lemahku.
" nggak apa ra " dia sudah duduk disebelahku
" boong, patah hati yaa ? bengong muluk" dia sedikit menggodaku
" kagak, lagi pengen bengong ajah "
" sambet baru tau, ditaman sendirian, bengong lagi "
" aah.. ganggu ajah kamu " aku mulai sewot menanggapi kebawelannya
" diiih.. galak.. kenapa queen.. cerita geh "
" nggak apa ra "
" jangan boong lah.. cerita ajah.. semua masalah jangan dipendem sendiri.. sekuat-kuatnya
kamu, kamu butuh tempat curhat loh.. "
" iyaa ra, tau.. tapi aku udah biasa sendiri " (aku)
" udah.. gini.. kamu selalu seneng bareng aku dan yang lain.. naah.. kalo kamu mau, bagi
sedihmu sama aku ajah.. oke.. siip kan ?" dia mengembangkan senyum manisnya ke arahku.
" nggak bisa loh ra" (aku)
" duuh, nih anak.. susah amat ya diomongin " (tara)
" emang " aku mengembangkan senyumku kearah tara, mencoba memberi isyarat kalau aku
baik2 saja.
" itu yang buat aku salut sama kamu queen " dia memandang lurus kepepohonan taman,
seakan menembus dinding kampusku.
" eeh... maksudnya ?" aku melihatnya dengan tatapan heran.
" yaa.. kamu misterius.. berbeda "
" aku kan emang aneh " aku menyambungnya dengan candaan
" iyaa...kayak alien yaa.. " kamipun tertawa bersama sembari bercanda.

Sore itu kami menghabiskan waktu bersama, dia sedikit menghibur perasaanku yang sedang
kacau.Tapi aku bersyukur tara selalu ada untukku dalam berbagi kebahagiaan.Walau aku tau,
tara mempunyai perasaan yang lain terhadapku,tapi dia mengerti kalau aku tak akan
membalas semua perasaan yang dia punya, bahkan untuk orang lain pun tak pernah ku buka
hatiku.Karena aku masih mempunyai hal yang lebih penting daripada keegoisan masa
remajaku yang akan memenuhi hatiku.

-------------
Malam ini, aku melewati jalan yang sama untuk kesekian kalinya.Tapi malam ini berbeda,
perasaanku sedang tak enak sama sekali.. aku menatap kosong jalan panjang ini, berjalan
lemah.Sesekali bertemu teman sebelah kosku yang menawarkan tumpangan, aku menolak
dengan lembut. karena aku ingin menikmati perjalananku ke kos dan semoga saat aku tiba di
kos, rasa lelah ini menyelimutiku dan aku dapat tertidur dengan lelap.Baru saja aku
membayangkan akan menikmati sejenak tidurku dengan kelelahanku, hapeku berdering,
kulihat layarnya, rumah.

" ya ma "(aku)
" dimana kak ?"(mama)
" dijalan nih, mau balik ke kosan "(aku)
" dari mana ? sehat kakak ?"(mama)
" dari ngelesin ma, sehat ma.. mama sehat ?"
" sehat kak. "
" ayah ? "
" sehat juga kak, cuma ya masih kayak dulu waktu kakak pergi " terdengar suara lemah
ibuku, dia mencoba menyembunyikan segala penderitaan yang dialaminya. " mama mau
ngomong bisa nggak kak ? atau tunggu kakak sampe kosan ?"

" sekarang ajah ma, sekalian nemenin jalan.. mau ngomong apa ma ?"
" anda kak, tahun ini kan dia lulus.. " ibu menahan kalimatnya.
" iyaa.. trus kenapa ma ? dia mau lanjut ? rencana lanjut dimana ?" aku mencoba mencairkan
suasana dan membuka obrolan selanjutnya.
" belum tau kak, kemaren dia minta bareng temen2nya.. tapi mama nggak sanggup, soalnya
mahal kak.. "
" kok mahal, emang kampus apa ma ?"
" swata kak, di M*d*n.. kakak bisa nggak ngomong ke anda.. supaya dia ambil kampus
negeri biar lebih ringan biayanya "
" bisaa.. nanti kakak bilang ke dia.. kalo dia mau, kuliah bareng kakak ajah ntar.. bagus kok,
masalah biaya, kakak bisa bantu kok ma " (aku)
" iya kak, bilangin anda ya.. untuk biaya kakak nggak usah pikirin.. mama masih bisa kok
kak.. kakak fokus kuliah ajah ya" mama berkata dengan lembut, namun aku bisa merasakan
jika dia mempunyai kegusaran dalam hatinya yang mendalam
" udah lah ma.. jangan semua mama tanggung sendiri.. jangan memikirkan kakak disini..
kakak disini baik2 ajah, jadi mama disana juga jangan kahwatir ya "
" iya kak, jaga kesehatan ya kak.. hati2 juga disana "(mama)
" iyaa maa.. eh ma.. besok kakak transfer buat odi sama diar ya "
" nggak usah kak, buat kakak ajah disana "
" mama loh, udahlah.. lagian selama ini kakak nggak kekurangan kok walau transfer buat
mereka "
" iya kak, ya udah hati2 pulangnya.. mama tutup tlp nya ya kak "
" iya ma.. jaga kesehatan juga disana.. inget.. jangan banyak pikiran " aku menegaskan
kalimat terakhirku.

--------------
Walau badanku sudah lelah, entah kenapa aku tak bisa tidur dengan nyenyak.. Akhirnya aku
memutuskan untuk mengobrol dengan reza.. Aku beranjak dari kamarku menuju ruang
komputer yang ada di ruang tengah kosanku, kulihat kosong.. tak ada yang memakai.. Setelah
kuhidupkan komputer, aku langsung Login pada aplikasi chat yang biasa aku gunakan dengan
reza.. Belum saja aku mencari namanya untuk memulai pembicaraan, dia sudah nongol
duluan.

reza: " quuueeeeeennnnn "


aku: " apa lu ?"
reza: " diiih.. galaknye.. tumben lu ol ? biasanya langsung ngebo.. wkwkwkwk"
aku : " sialan lu.. lagi kagak bisa tidur gue "
reza : " nape ? bokap ? nyokap ? adek ? apa yang lu pikirin sih queen.? semua ada jalannya,
jadi lu tenang aja.."
aku : " lu kan nggak ngerasain jadi gue.. mana bisa gue tenang liat kondisi keluarga gue.. dulu
gue tenang, sekarang.. apapun nggak punya.. cuma rumah yang punya.. rumah dijual, mau
jadi apa keluarga gue.. gelandangan..?"
reza: " ya kagak.. kan masih ada gue "
aku: " sampe kapan za ? gue nggak enak sama lu za.. kita nggak pernah ketemu, tapi lu bantu
gue muluk.. T_T "
reza: " udahlah, mumpung gue ada juga.. kalo kagak ada kagak bakal gue bantu..
wkwkwkwkwk "
aku: " aah.. sialan lu.. masih ajah becanda -.-a"
reza: " biar lu nggak stress.. gue udah bayangin muka manyun lu tuh.. pasti jelek banget yak..
wkwkwkwkwk"
aku :" awas lu jatuh cinta " " ehh.. zaa.."
reza: " iyaaa :* "
aku: " sekali lagi pake emote itu, gue delete lu "
reza: " wkwkwkwkkwk.. ntar lu kangen cariin gue " " tadi napa manggil ?"
aku: " ngomongin muka, lu nggak pernah kasih liat muka lu ke gue.. foto pun nggak -.-a "
reza: " ntar lu naksir.. hahhahaa.. secara gue cakep pake banget "
aku: " sialan..PeDe lu "
reza : " iya dong.. lagian baik gini ajah queen.. gue lebih nyaman gini.. gue tulus kok bantu
lu, temenan sama lu... jadi biar lu cukup tau gue gini ajah "
aku :" iya deh.. terserah.. btw.. makasih banyak ya za "
reza: " iyaaa.. udah nggak sedih kan ? "
aku: " masih, tapi dah lumayan sekarang "
reza " gitu dong.. itu baru namanya QUEEN.. ratu manis yang selalu ceria.. "
aku " iya dongs "

Aku mengobrol dengan reza hingga larut malam, dia menjadi pelipur laraku.Namun, aku tak
bercerita tentang Anda.Belom saatnya dan aku masih bisa menyimpannya, setidaknya aku
akan berusaha mengabulkan keinginan Anda untuk melanjutkan kuliahnya dan mengabulkan
permintaan ibu agar anda memilih Univ. Negeri, bila perlu bersamaku disini.

Aku sudah menyiapkan beberapa kata yang akan aku ucapkan untuk merayu Anda, karena
aku anak tertua dan memang aku merupakan panutan adikku.Aku harus bisa meyakinkan
mereka bahwa apapun perkataan yang aku ucapkan pada mereka tergambar jelas baik
buruknya dan dapat membuat mereka bisa berpikir lebih jauh dalam setiap penjelasan yang
aku berikan.ya anak tertua...teringat perkataan temanku saat aku masih sekolah dahulu..

flassback 2008 ~

" jadi anak tertua nggak enakkan queen ?" liya bertanya padaku
" nggak kok, enak ajah kalo dinikmati " aku menjawab santai sambil membuka majalah yang
dibawa liya kerumahku.
" nggak lah.. enakkan anak terakhir kayak aku.. kalo jadi anak paling besar.. harus mikirin
adeknya, ya kan ?"
" nggak gitu li, kalo anak tertua cemana pun ceritanya harus adil sama adik2nya.. kalau pun
tak bisa adil.. ya cobak ajah kasih pengertian ke mereka.. "
" odi sama diar nggak saling cemburuan ya ?"
" saling kok, diar biasanya yang cemburu sama odi.. karena odi punya waktu sama aku paling
lama, apalagi nih aku bakal pergi.. ya udah lah.. pas banget "
" tau darimana kalo diar cemburu ma odi ?"
" nanya trus kamu ah, bawel "
" jawab lah li.. sapa tau bisa buat referensi. " liya tertawa lebar
" referensi apa ? punya anak ? kamu ajah anak bontot "
" naah.. itu juga bisa.. seenggaknya biar aku nggak cemburuan loh sama kakak n abangku "
" owalah.. diar mulai cemburu.. ya aku jelasin napa alasannya odi lebih deket sama aku..
odikan lebih terbuka sementara diar tertutup.. ya aku bilang kalo sama2 sayang sama mereka,
trus kalo beliin mereka barang ya aku buat ajah kembar tapi beda warna.. gampangkan ?
seenggaknya mengurangi kecemburuan sama mereka.. "
" laah.. si anda ?"
" anda mah gampang.. kasikan bajuku selemari juga bakal diem dianya.. kan dia cewek, jadi
dia berhak atas semua barangku.. mala kadang dia jadi ratu rayu barang2 ku "
" sama kayak aku juga ternyata " liya sudah asik dengan tawanya
" makannya, jangan suka ngelawan sama kakak abang mu.. kualat nanti "
" iyeelaah... bawel "
" bukan bawel loh.. beneran ini li "
" iyaaa.. iyaaa... susah punya temen dewasa sebelum waktunya "
" apa li ? bukannya bagus ya "
" bagus sih bagus.. tapi yaaa gitu deh.. bawelnya nggak tahan " liya melanjutkan tawanya
" aseemm " aku melemparnya dengan bantal yang ku pegang
" udah, lanjut baca geh.. aku mau tidur duluan "
" tumben ?"
" iyaa.. tengah malam cresna mau tlp "
" pacaran molok.. "
" iya dongs.. udah ah jangan diajak ngobrol lagi "
" iyalah.. ngebo "

Liya sudah asik bercengkrama dengan gulingnya.aku lebih memilih menghabiskan waktu
membaca majalah, buku atau apapun.Liya suka menginap dirumahku, katanya rumahku asik,
keluargaku asik dan semuanya asik.dan dia paling suka jika ibuku sudah memasak, biasanya
dia akan merayu ibuku memasakkannya makanan kesukaannya...Dasar liya.teman yang
takkan terganti untukku, setidaknya dimasa SMK walau kami tak akan bertemu dimasa
kuliah.

5.Adik ke 1
23-04-2014 08:59
Aku masih sesekali memikirkan ide gila yang pernah terlintas dibenakku.Ya.. memperoleh
uang dengan cara cepat, tapi setiap ide itu muncul ku tepis semuanya. Aku mencoba
memikirkan cara lain memutar otakku.Anda akan masuk keperguruan tinggi tahun ini,
sementara diar lulus dari SMP dan akan melanjutkan ke SMK, adik-adikku memilih
bersekolah di SMK karena pertimbangan yang aku berikan kepada mereka juga.. Untuk Anda
biaya spp hanya beberapa kali saja terbayarkan, karena dia termasuk siswa berprestasi,
sementara Odi biaya spp full terbayarkan sedangkan Diar sama sekali tak membayar spp.

Aku sangat beruntung mempunyai adik yang mau berusaha memperoleh sekolah dengan
gratis, sehingga aku hanya perlu memikirkan biaya awal dalam memulai sekolah mereka.Ibu
sekarang lebih fokus ke pengobatan ayah dan biaya rumah tangga, setidaknya biaya adik2ku
bisa ku tangani.Odi, adik manisku,dia sempat berkata kepadaku akan kerja paruh waktu, aku
melarangnya, namun ya kau sudah bisa menduga, dia tak bisa dilarang. Dia tak tega
melihatku, sehingga dia memutuskan mencari kayu kering yang kemudian
dijualnya.Sementara diar, dia membantu odi semampunya karena diar harus mengejar
berbagai beasiswa agar dia bisa bersekolah gratis. Anda, dia mengurusi rumah, menggantikan
pekerjaan semasa SMP ku. ya keluarga kecilku yang bahagia disana..

Awal tahun ini setidaknya aku akan membutuhkan biaya ekstra, diar yang masuk SMK dan
Anda yang akan melanjutkan kuliah.Ahh.. pikiranku sudah jauh melayang, padahal belum
saja hal itu terlaksana.Dan hampir saja aku melupakan janjiku kepada ibuku.Seharusnya aku
berbicara dengan anda, aku ambil hapeku yang sedari tadi aku cuekin.kupilih kontak rumah -
panggil

Aku amsih ditemani bunyi tuuuutt.. beberapa kali, sampai akhirnya suara manja kudengar
dari balik hapeku..
" kak queeennn " anda terlihat senang
" iyaa.. jangan keras2 dek.. sakit kupingnya "
" sorry lah.. kaka lagi apa ?"
" lagi tiduran dikamar dek.. adek ?"
" lagi buat kue sama mama "
" kue buat apa ? ada acara apa emangnya nda ?"
" mama buat pesanan orang kak kalo libur.. lumayan loh, kuenya juga enak kak "
" tambah buntel (bulet) nanti kamu kalo makan kue trus.." aku mengejeknya
" yee.. anda sekarang tinggi kak, udah 160 cm.. odi sama diar juga tinggi.. jadi nggak buntal
lah "
" masak sih ? udah lama juga ya nggak liat kalian "
" iyaa.. kakak kan udah setahun disana.. udah makan kak ?"
" eh.. udah kok, tadi beli diwarung.. anda tahun ini lulus kan ?"
" iyaa kak "
" masuk mana dek ? udah dipikirkan ?"
" maunya ikut temen kak, tapi belum tau lagi lah.. tapi pengennya ikut temen ajah " dia
menjelaskan dengan nada manjanya
" mau kuliah bareng kakak nggak dek ?" aku mencoba bertanya dengan hati2
" nggak maulah.. jauh kak.. maunya yang deket ajah lah "
" kenapa ?"
" nanti kayak kakak nggak pulang2, trus anda pengen sama temen2lah kak "
" emang temennya masuk mana dek ? negeri kah ?"
" ambil swasta sih kak, tapi kata mama nggak apa kok kak " anda melakukan pembelaan,
adikku yang satu ini walau pintar dia lebih ke kanak-kanakan.
" ooh.. swasta yaa.. "
" iya kak.. kenapa ?"
" kakak boleh ngomong nggak ?"
" ehhmmmm... anda udah ngira lah " dia ragu dengan pertanyaanku.
" gini dek, kalo adek ambil swata biayanya mahal, belom kos dan makannya, belom spp,
uang buku sama tetek bengeknya,trus adek belum tentu bisa ngajukan beasiswa ke walikota,
karena swasta belum tentu terakreditasi A dan diakui. kalo adek coba ke kampus kakak, udah
cobanya gampang pake jalur prestasi, adek bisa dapat beasiswa kampus trus ngajuin beasiswa
walikota sama ambil beasiswa lain juga bisa.lepas uang spp,kalo uang kos dan makan, nanti
kakak yang pikirkan.Andakan udah dewasa, pasti anda juga ngerti yang kaka bilang kan ?"
" iya kak " suaranya terdengar lemah
" anda ... " aku memanggilnya lembut
" saya kak " suara lemanya masih terdengar jelas
" jangan nangis yaa.. kakak kan nggak marahin anda.. "
" nggak kak "
" jangan bilang nggak dek.. diantara semuanya anda yang paling cengeng.. nggak diapa2in
ajah nangis.. kakak tuh kasih tau anda karena sayang sama anda.."
" heemmmm " aku sudah tau dia menahan air matanya
" dek.. kakak nggak mau anda salah jalan.. ini untuk kedepannya loh.. udah jangan
nangislah.. masak gitu ajah nangis "
" hemmmm " dia masih ngambek dengan tangisnya yang ditahan. Aku menarik nafas
panjangku..
" sudahlah.. nangis ajah dulu.. mama mana, kasih in geh ke mama.. kakak mau ngomong "

Aku mendengar mama berkata keanda saat anda memberikan teleponnya ke ibuku tanpa
berkata apapun " kenapa nda ?", sudah kuduga dia akan diam memberikan tlpnya, dan aku
yakin mama menatap layar hapenya dan sudah mengerti kenapa anda menangis.
" ya kak "
" nangis dia ma ?" aku bertanya ke mama
" iyaa.. kakak udah bilang ya ?"
" iyaa.. sudah biarkan ajah.. biar mikir dia.. diakan sudah gede, masak mau manja terus.. "
" emang kakak marahin anda ya ?" ibu bertanya bingung
" nggak lah.. kayak nggak tau anda ajah mama.. kalo kakak yang ngomong belom juga siap
udah nangis.. mikirnya kalo kakak nggak sayang dia.. padahal karena sayanglah makannya
dikasih tau "
" ya udah lah kak, nanti mama rayu dia juga "
" udah ma, biarkan ajah.. besok2 kakak tlp lagi.. kalo masih ngeyel, yaudah kakak terpaksa
marahin dia.. "
" iya kak, baiknya ajah "
" iyaa.. mama nggak usah pikirkan.. anda kakak ajah yang rpeetin nanti.. mama masih buat
kue ?"
" udah siap kok, tinggal bakar ajah kak.. kakak lagi apa ?"
" lagi tiduran ajah dikamar ma.. sehat mama ?"
" sehat.. nggak jalan kak ?"
" yaa mama.. kayak nggak tau ajah.. " aku menjawabnya dengan candaan
" ya mana tau, udah ada pacar.." ibu mulai menggodaku
" apaan sih ma.. nanti mah itu.. kalo jodoh nggak bakal kemana "
" iyaa lah.. asal jangan ketuaan ajah ya kak "
" iya ma.. masih nangis anda ma ?"
" iya kayaknya, langsung kekamar dia sih "
" udah lah biarin.. nggak usah dirayu ya ma.. awas mama rayu.. "
" iya kak.. mau ngomong sama odi apa diar ?"
" nggak usahlah, salam ajah.. bilangin jangan bandal disana "
" tuuh.. denger nggak kalian kata kakak kalian " ibu berseru ke odi dan diar yang mencoba
ngeles " mana ada bandal "
Aku hanya tersenyum mendengarkan ocehan mereka dari ujung tlp ku.. rindu rasanya
menghabiskan kesederhanaan dibalik kebahagiaan bersama mereka.. Ah.. aku harus bisa
menepis egoku.. aku harus berjuang demi mereka, ya mereka dengan janji kehidupan dan
masa depan lebih baik..
" kak.. kapan pulang ? " diar menceloteh dari samping ibuku
" belum bisa dek, tunggu lulus ya "
" lama kali kak.. sepi rumahnya "
" kan masih ada bang odi sama kak anda.. mama, ayah juga ada.. "
" nggak enak kak.. biasanya kan kita rame-rame.. sekarang makan ajah sepi "
" doain ajah kakak bisa pulang yaaa "
" udah aah.. kakaknya jangan dikangenin trus.. nanti disananya nggak enak " mama berkata
kepada diar
" nggak apa ma.. lagian diar kangen itu.." aku mencoba memberi isyrarat ke mama kalo aku
tak apa2 disini dan bisa menahan rasa kangenku
" udah ya kak.. jaga kesehatan disana, hati2 juga ya "
" salam sama ayah ya ma" aku tak meminta berbicara kepada ayah, karena aku sudah tau
kondisi ayah dan aku memutuskan untuk menitip salam saja.. biarlah mama berpikir aku tak
tau apa2, cukuplah dia memikirkan aku baik2 saja disini dan membantunya dengan ikhlas
tanpa tau kondisi keluargaku yang menderita disana "inget.. jangan banyak pikiran " aku
menegaskan kalimat terakhirku

Sambungan tlp pun terputus, aku menghela nafas panjangku.. Semoga anda mengerti apa
yang aku sampaikan kepadanya.. Dan semoga dalam kesusahan ini, mereka tetap bahagia,
seperti keceriaan mereka di tlp tadi.. Dan setidaknya ayah/ibu bersyukur mempunyai anak
seperti kami, karena kami menyayangi mereka..

6. Taman Angsa
23-04-2014 09:00
Aku merebahkan badanku, hari ini aku benar-benar malas melakukan apapun.Bahkan untuk
sekedar menyapa reza dalam chat pun malas sekali.Sesekali hapeku berdering, aku sudah
mendunganya.reza sudah beberapa kali menghubungiku, tapi tak ku angkat...karena dia akan
mengerti, aku tak mau diganggu dan butuh sendiri.Aku menghabiskan waktuku untuk
memikirkan diar dan anda.ya diar yang akan masuk SMK dan anda yang akan masuk Univ.
Memikirkannya membuatku sedikit pusing dan pusing sekali, cukuplah mama sudah banting
tulang melakukan apapun agar mendapat uang.Aku harus bisa membantu mama, apapun
caranya.

Hapeku bergetar, tanda sms masuk.. kubuka, tara.


" keluar geh " Aku mengernyitkan dahiku membaca sms nya..
" keluar dimana? " belum lagi memencet tombol sent, ada sms masuk dari tara lagi.
" lama amat, cepetan wooi.. panas nih.. " seketika aku langsung sadar dan kaget, bisa kalian
bayangkan bagaimana ekspresiku saat itu.nih anak pasti udah didepan kosanku.Kebiasaan
datang nggak bilang-bilang. Aku dengan sigap merapikan rambutku, kuperhatikan
pakaianku.ya sopan dan tak terlalu berantakan.Aku berjalan keluar kosku dengan terburu-
buru, kulihat dia sudah didepan pagar kosku sambil membawa bungkusan yang diangkatnya
dengan senyum lebarnya.
" biasaan kamu.. masuk geh " dia hanya tersenyum nyengir, masuk kedalam pagar dan duduk
diberanda kosanku." apa tuh ?"
" kesukaanmu lah.. apalagi emangnya ?"
" woooo.. baik banget kamu.. ada angin apa ?"aku menyeledik ke arahnya
" iiih.. nggak boleh mikir buruk lah,lagi suntuk ajah.. makannya aku kesini "
" laah.. kamu main mencungul gitu ajah.. kalo aku nggak dikos gimana ?"
" nggak mungkin lah.. kamu kan nggak ada cowok " tara mengejekku dengan tawa lebarnya
" sialan.. single itu pilihan ya bukan nasib.. emang harus ada cowok ,baru nggak dikos ?"
" yelaah.. terserah.. pokoknya jomblo kan ?"
" bodok.. udah ah.. makan.. laper "
" iyaa.. makan geh "

Kami melahap burger yang dibeli tara, dia tau aku suka burger.. hanya saja aku tak akan
membeli burger kalau tak begitu kepingin pake banget karena aku memang harus berhemat
dan tara, dia selalu membelikanku burger kalau dia ada uang lebih sepertinya..Walau sudah
ku tolak dan aku marahi untuk tak membelikanku lagi, tapi ya namanya juga tara dia selalu
menjawab dengan santai " duit ku juga, suka ku dong.. kalo mau nih.. kalo kagak, aku makan
sendiri ajah ", dasar tara..

---------
" abis ini jalan yuk "
" eh.. kemana ? aku lagi males loh ra "
" ayoolaah.. ya.. yaa.. temenin aku bentar ajah " dia mencoba merayuku dengan senyum
manisnya sambil menyenggol2 lenganku.. sialan banget nih anak, untung ajah cakep n baik
kalo kagak udah aku getok pake sandalku.
" iyaa.. aku gini ajah yaa "
" yeee.. jangan lah.. ganti geh.. kayak mau ngebo tau "
" mau kemana emangnya sih ?"
" udah lah ikut ajah.. nggak pake protes "
" yelah.. awas ajah kalo aneh2.. aku getok pake sandal ku beneran kamu "
" galaknya.. udah cepet ganti sana "
" iyaa.. tungguin " aku beranjak masuk kedalam kamarku
" nggak pake lama yooo "

Aku mengganti baju dan celanaku dengan pakaian yang lebih layak dibanding yang aku pake
untuk ngebo. Aku tak pernah memakai bedak atau sejenisnya yang meribetkan cewek, ya aku
biasa saja dan untuk masalah ini juga teman-temanku tak ada yang pernah berkomentar
termasuk tara, dia enjoy ajah jika jalan denganku yang cuek dengan penampilan.

" udah yuk " aku keluar dari kosanku, berdiri tepat didepan tara
" gitu ajah queen ?" tanya tara memastikan
" lah.. kamu mau aku dandan kayak badut ancol ?" tanyaku cuek
" ya nggak lah" tara tertawa dengan lepasnya " helm jangan lupa ya "
" eh.. sebentar, aku ambil dulu " aku bergegas ke depan kamarku mengambil helm, Tara
sudah berjalan ke motornya dan menghidupkannya. Aku beranjak diboncengan.
" udah queen ?"
" udah dong.. jangan ngebut ya " aku memperingatkannya
" iyaa.. tenang ajah " dia membalasku dengan senyuman dari kaca sepionnya.

Kami pergi meninggalkan kosanku, tak tau enta kemana maunya si tara.. Setelah beberapa
menit dijalan, aku mulai sedikit curiga, kenapa dia lewat jalan ini.. hendak kemana dia..
" ini mau kemana ra ?" tanyaku bingung
" udah ikut ajah, kamu bakal suka kok "
" awas ya kalo aneh2"
" diih.. buruk muluk.. santai ajah nape.. percaya deh "
" ya udah.. awas ajah "

Tak berapa lama tara menghentikan motor dipinggiran jembatan, jembatannya seperti di film-
film luar negeri, bagus banget, romantis dan sosweet.. Tapi ya nggak mungkin juga tara
mengajakku nongkrong dijembatan ini.. daripada mati penasaran aku langsung saja bertanya
ke tara..

" eh.. mau apa.? kok berenti disini ?"


" nih.. pake " dia menyodorkan sapu tangan putih bermotif bunga pink dipinggirnya, yang
sampai sekarang masih kusimpan.
" dipake dimana ?" aku semakin bingung.
" di mata lah.. tutup matanya nggak boleh ngintip loh "
" aah.. nggak mau.. mau apa emang pake tutup mata segala "
" udah.. jangan bawel lah.. nurut ajah.. nggak bakal nyesel deh "
" ehmmmmmm " aku masih memandang sapu tangan dan tara secara bergantian.
" percaya lah queen.. nggak bakal nyesel kok " dia menyakinkanku dengan senyum
manisnya, dan aku luluh lagi kerenanya.. Kupasangkan sapu tangan itu ke mataku..
" nggak boleh intip ya.. udah queen ?"
" udaah "
" pegangan ya.. aku pelan2 kok bawa nya "
" iyaa.. awas kalo ngebut"

Benar saja tara membawa motornya secara perlahan, ingin rasanya aku mengintip tapi aku
urungkan niatku.Biarlah, terserah nih anak mau apa,kalo mau sok romantis juga nggak
bakalan bisa, karena aku nggak mikirin buat romantis-romantisan..

" udah sampe ra ?" aku bertanya tak sabaran


" belom, bentar lagi "
" lama amat ra "
" sabar napa, bawel amat sih "

Belum lagi sempat aku bertanya kapan sampainya, tara sudah mengerti isi pikiranku..
" nih, sampe.. jangan turun dulu "
" iyaa.. trus aku turunnya gimana ini "
" iih.. kayak anak kecil ajah.. ya diterka lah.. dah pijakin kaki kirinya ke tanah geh "
" kalo jatuh gimana ra ?"
" nggak, udah pelan2.. pegangan diaku jugalah biar nggak jatuh " Aku mencoba memijakan
kaki kiriku ke tanah secara perlahan, tara memiringkan sedikit motornya ke arah kiri.
" ra...raa.. beneran kalo jatuh gimana ini ? serem amat miring2 gini "
" bawel banget sih.. udah pelan2 ajah.. aku pegangin motornya loh.. kamu pegangan juga ke
aku.. pasti nggak jatuh "
" aah.. taraa.. aku masih takut nih " aku masih ragu2 memijakan kakiku ke tanah dan hasilnya
dia memang jahil dan memiringkan motornya seakan2 jatuh..
" quueenn.. aduuuh.. jatuh nih.. eee..ee.. "
" taraaaaaaa " aku memukulnya dengan keras
" ouuuchhh.. sakitlah.. "
" salahnya resek "
" makannya cepetan, pegel nih lama2.. kayak kecil ajah kamunya "
" aah.. sialan kamu.. tau aku besar, ngapain pake adegan beginian segala "
" udah.. stop bawelnya.. buruan "
" iyaa.. pegangin yaa "
" iyaa.. cepetan aaah "
" sabar dong " akhirnya dengan usaha yang memilukan aku berhasil turun dari motor dan
berdiri entah disebelah mana.
" nah.. daritadi kek kan enak. "
" bodok " aku memanyunkan bibirku
" udaah.. ngambek ajah geh sepuasnya.. abis ini juga bakal peluk2 aku "
" ogaah.. ilangin tuh pede.. "
" daah.. sini, ikutin ajah ya " tara menarik tanganku, mencoba menyeimbangkan posisi kami..
dia berada disampingku sekarang membimbingku.
" ini mau kemana sih ra.? kok pake acara ginian segala ?"
" udaah jangan bawel.. ikut ajah yaa.. pasti sukaa. "
Dia masih membimbingku. sedikit jalanan agak menanjak dan tara mengingatkanku untuk
pelan dan hati2.. dia terus menemaniku berjalan..

" daah.. pelan2.. duduk disini queen " aku meraba sesuatu, tembok pendek.. tara menyuruhku
untuk mendudukinya.. dan aku perlahan mendudukinya..
" tunggu sini bentar ya "
" mau kemana ra ?"
" bentar lah.. bawel amat.. nggak bakal aku tinggal lah.." dia sudah mulai berlalu
meninggalkanku dan sedkit menjerit " inget.. jangan ngintip "

Aku menantinya sedikit lama, 5 menit, 10 menit, mungkin lebih.sialan banget nih anak.. aku
dikacangin disini.. nggak tau dimana.. belum lagi berpikir akan melakukan pembalasan kalau
dia kembali, dia sudah kembali.. Tapi, kenapa terasa aneh langkah kakinya.. sudahlah biarkan
saja..

" nggak lama kan ?" suara ceria tara membuyarkan kebosananku
" yeelah " aku menjawabnya dengan nada malas
" udaah.. jangan ngambek ah.. " tara memiringkan dudukku menghadap kekanan, perlahan
kurasakan tangan tara ada dibelakang kepalaku membuka ikatan sapu tangan itu secara
perlahan. " jangan dibuka dulu, merem " dia mengancam, aku hanya memejamkan mata.
" udah, buka " kulihat tara didepanku dengan senyum lebarnya, kemudian dia
memonyongkan bibir dan pandangannya diarah kami berdua.. Aku ikuti arah yang diberinya..
Sejenak aku hanya bisa bengong tak mengerti, harus dengan apa aku ungkapkan perasaan ku
saat itu..

Aku masih memandangi bunga mawar merah mereka yang diberikan taa kepadaku..
jumlahnya ada 18, seperti usiaku saat itu.. 18 tahun namun ini bukan ulang tahunku.. tapi dia
memang bisa membuatku bahagia saat ini.. belum lagi aku menghilangkan rasa bahagiaku,
dia sudah memberikanku kejutan lain..

" seneng ya.. "


" aku menggangguk " masih memandang rangkaian bunga yang diberikannya dan mencoba
memegangnya..

" coba liat dulu kita lagi dimana " Aku mengalihkan pandangan kesekitarku, ya TUHAN
indah sekali.. Taman yang tak pernah aku temui, seperti diNegeri dongeng.. taman yang
sangat indah, kunikmati memandang sekitar dengan perasaan campur adukku hari ini.

" namanya danau angsa, biasa sih dibilang taman angsa.. soalnya didanau buatannya selalu
ada banyak angsa " tara menjelaskan tempat dimaan kami berada saat ini. Aku masih
memandangi sekitar, tiang-tiang yang indah, bebatuan yang disusun sedemikian rupa, danau
yang dipenuhi angsa dan teratai, belum lagi sekeliling taman yang dipenuhi pepohonan yang
indah.. Semua terasa lengkap di hari ini..

Aku tak tau apa yang harus aku katakan untuk sedikit keceriaan dihari ini, seakan tara tau,
aku membutuhkan sedikit kebahagiaan.. dan memang benar aku membutuhkannya.. Tanpa
terasa airmataku jatuh membahasi pipiku secara perlahan dan ya, aku menangis sepanjang
hidupku aku menangis karena hal yang tak kubayangkan.. Aku gadis yang tak pernah
menangis sekarang aku menangis memandang bunga dipangkuanku.

Menangis dengan sedih dan lirih, tangisan yang tertahan sekian lama dalam hidupku.. ya
TUHAN, kenapa aku menangis disaat seperti ini.? harusnya aku bahagia bukan ? harusnya
aku bisa memanjakan diriku sejenak bukan ?
harusnya aku menikmati masa remajaku sejenak bukan ?
dan harusnya aku memberikan waktu untuk memikirkan diriku sendiri bukan ?
yaa.. TUHAN.. tolong berikan jawaban atas segala kepenatanku saat ini, aku tak bisa berpikir
bagaimana nantinya hidupku akan berlalu dengan semua ini..
Jika memang aku diberikan menikmati masa remajaku, maka tolonglah keluargaku.. namun,
jika aku tak diberikan saat itu.. jauhkanlah segala apapun dalam masa remajaku dari diriku..
aku mohon TUHAN.. cukuplah ini air mata pertama dan terakhir dalam hidupku akan
perasaan yang indah ini..

Aku masih menangis lirih tertunduk memegang bunga yang diberikan tara, tara hanya diam
membisu melihatku dengan sejuta tanyanya.. Dia lebih memilih diam, membiarkanku
menikmati tangisan lirihku.. setelah aku mulai berhenti menangis, tara mencoba membuka
percakapan..

" maaf queen " dia berkata lemah kepadaku


" buat apa ra ?" aku sudah bisa menormalkan kondisiku
" kamu jadi sedih.. aku nggak mak " sebelum tara mengucapkan kata selanjutnya, ntah
kenapa aku ingin sekali memeluknya sejenak..
" makasih ra.. aku seneng banget " Aku mengucapkannya dengan perasaan yang sangat lega,
kurasakan tara masih kaget dengan serangan tiba-tibaku, dia hanya diam mematung tanpa
menggerakan bagian tubuhnya, dia berbeda.. jika cowok lain pasti sudah langsung balas
memeluk.. Namun tara, dia mala kikuk seperti tiang yang berjejer didepan kami..
" eeh... iyaa queen " tara menjawab dengan kaku..

Perlahan aku melepaskan pelukanku, tara masih terlihat kikuk dihadapanku.. Dia seperti
melihat sisi lemahku saat ini dan dia bingung harus melakukan apa, sesaat kami hanya saling
diam menikmati sekitar dan merasakan keindahan alam buatan manusia.. Hari ini, satu
kelemahanku telah terlihat dengan nyata dihadapannya.. aku menangis, ya aku menangis
karena rasa bahagia dimasa remajaku..

Kenangan yang akan indah untuk dikenang, tapi tak bisa diteruskan dengan segala
keegoisanku.. Biarlah hanya sesaat saja aku merasakan kebahagiaan ini.. Dan biarkan kisahku
dan tara hanya sebatas pengharapan semata yang tak akan pernah menjadi nyata..Tersimpan
dalam indahnya masa remaja kami yang tanpa ego..

7. Penolongku
23-04-2014 09:35
Sesekali odi atau ibu meneleponku, anda sepertinya masih ngambek denganku.. Dasar tuh
anak, manjanya nggak ketulungan kalo aku yang bilangin.. Akhirnya aku memutuskan untuk
lebih sering menelepon rumah, walau dia tak mau berbicara padaku dan hanya berbicara
disamping ibuku..

" halo ma "(aku)


" iya kak, kok tumben tlp ? nggak ada kuliah ?" (mama)
" lagi kosong ma, anda dirumah ma ?"
" iyaa dirumah nih, mau ngomong kakak ? "
" yaudah kasiin geh ma " Aku menunggu beberapa saat, dan benar saja..
" nggak mau dia kak, kakak dimana ini ?"
" yaudah lah, di kampus, lagi duduk ditaman. jadi mau masuk mana dia ma ?"
" mau masuk mana nda ?" ibu bertanya ke anda, yang dengan rengekan anak kecil dia
menjawab " mau sama temen2 ma "
" ngapain pulak dia ngikutin temennya ? bilangin ma, nggak usah buat emosi kakak " aku
mulai mengeraskan suaraku, yang kemungkinan didengar oleh anda.
Dan sesuai perasaanku dia akan menangi. " udah, besok mama ke Pak Bar ajah, minta
formulirnya. mama yang isi, dia mau nangis, mau apa terserah, kalo masih bandal juga,
terserah dia mau apa, udah malas kakak bilangin baik2 kalo nggak bisa, disuruh yang bagus
kok susah amat.. jangan nangis lagi disitu " aku mulai menegaskan suaraku.
Sedikit ku dengar rengekannya ke ibuku.
" emook ma.. anda nggak mau maa.. bilangin lah ke kakak ma.. jangan marah2 gitu ma " dia
merengek pelan dengan tangisnya, namun masih bisa ku dengar.
" masih bandal kau ?"
Jika sudah terucap kata "kau" berarti aku memang sudah emosi walau nada suaraku tak tinggi
" ya udah kalo kau masih bandal, terserah, kau urusi hidupmu sendiri ya, nggak usah kau
ganggu mama, ayah atau kakak ya.. kalo kau bisa, terserah kau mau apa, kemana.. terserah
mu " aku lebih menegaskan suaraku. Kudengar dia sedikit menangis, tapi ku biarkan saja "

mama nggak usah rayu dia, biarkan ajah dia nangis, penyakit kok dicari sendiri " aku masih
mengomel karena adikku yang satu ini memang susah dinasehati. Aku mencoba mencari
bahasan lain ke ibuku, meninggalkan anda dengan isak tangisnya.
" diar gimana ma ? jadi masuk mana dia ?"
" masuk SMK kak, dia sekarang tinggi kak, jadi bisa masuk kesana "
" bagus lah, seenggaknya dia bakal gratis sekolah disana kalo nilainya bagus trus.. udah tau
berapa biaya yang abis untuk awal ma ?"
" mungkin sekitar 800 kak, soalnya baju sama yg lainnya dari sana.."
" ada dananya ma ? "
" kalo diar ada kak, tapi kalo anda beneran ambil swasta.. mama bingung dana darimana "
suara ibuku semakin melemah, dan aku yakin anda mendengarnya.

" udah nggak usah dipikirkan ma, kalo dia mau swasta kan dah kakak bilang.. biarkan dia
urus dirinya sendiri, dikiranya swasta murah apa. biarkan ajah dia mau apa, tak usah mama
pusing mikirkan dia, dia ajah tak mikirkan mama" aku mencoba menegaskan pada ibuku
bahwa anda memang harus ditegasin sesekali.
" iya kak, diliat nanti.. mungkin dia mau berubah "
" syukur kalo dia mau, kalo nggak biarkan ajah.. yg diurusi bukan dia ajah.. masih banyak.. "
" sudah lah kak "
" abisnya sebel ma.. kok asek nangis ajah cuma digituin.. belom lagi direpetin sambil
dibentak.. " Aku menghela nafasku " udahlah.. mama jaga kesehatan disana, salam sama
semuanya ya ma.. nanti jangan lupa kabari diar n anda ya ma "
" iya kak, nanti mama sms apa tlp kakak lagi ya "
" iyaa.. maa.. "

Tlp pun terputus, aku masih dengan perasaan donggkol yang teramat sangat, namun aku
putuskan untuk lebih menengakan diriku.. Anda sudah dewasa dan dia pasti bisa mengontrol
sifat egonya walau terlambat.. dan TUHAN.. aku mohon padamu, berikanlah sedikit
kedewasaan bagi anda..

------------
Tahun ajaran berganti.. Aku menginjak semester 3.. Hubunganku dengan tara baik-baik saja,
dia seperti melenyapkan kejadian "taman angsa" dalam pembiacaraan kami dan dia tetap
menganggapku ratu yang kuat.. Terimakasih tara..

Kondisi ayah sedikit membaik, namun tetap saja membutuhkan pengobatan.. Odi sudah naik
kelas 2 di SMK nya dengan nilai yang biasa karena memang dia masih menjadi pembantu
tulang punggung dikeluarga kami, Sementara Diar, dia sudah menetapkan SMK yang dia
inginkan dan dia lulus tes dengan nilai yang bagus sama sepertiku, masuk kedalam 3 besar
sehingga mendapat keringanan pembayaran awal dan ini membuatku/ibu bisa bernafas lega.
Anda.. yaa.. dengan sifatnya yang keras kepala dan kekanak-kanakannya, dia akhirnya mau
masuk ke Univ. Negeri melalui jalur prestasi dan berniat mencari beasiswa sama sepertiku,
urusan berhasil atau tidaknya aku serahkan pada TUHAN, setidaknya.. kami lalui segala yang
ada saat ini, karena ini merupakan jalan terbaik yan diberikan TUHAN, tinggal kita saja yang
memilih jalan baik atau buruk.. dan aku masih memilih jalan baik, Idealisme yang akan aku
patahkan..

Hidup keluargaku sedikit membaik, walau kadang pas-pasan dan kekurangan, tapi cinta kami
selalu ada dan sayang kami tak pernah terganti.
Diar membutuhkan 500ribu untuk awal masuk sekolahnya, itu sedikit mengobati
kekahwatiran ibuku, sementara anda, dia diterima di Univ. yang sama denganku.
Dan pokok permasalahan adalah biaya diawal masuk Univ.Dia membutuhkan sekitar 15jt
diawal masuk Univ. nya.. itu biaya yang sudah aku minimalisir sekali dan masih tergolong
besar bagi keluarga kami saat ini.Mungkin bagi sebagian orang itu biaya yang wajar, tapi bagi
kami itu biaya yang tak wajar.Aku memutar otakku, aku harus bekerja keras bagaimana lagi..
Entahlah.setidaknya aku berusaha mengumpulkan biaya sebanyak-banyaknya sebelum
waktunya tiba...

---------------
Reza: " BUZZ!!! " " sombong amat lu !" " dianggurin -.-a" " nih orangnye mane yeee ? " "
ahh..dicuekin "
Aku melihat layar komputer yang aku tinggalkan untuk membuat mie instan, ternyata sudah
banyak chat dari reza, ku cek hapeku, benar saja ada sms dan miscall darinya.. Nggak sabaran
amat sih nih anak.
aku :" uii.. nepe ? kangen ? "
reza " dari mane aje lu ? gue panggilin nggak nongol2 -.-a"
aku :" masak mie.. mau ? "
reza:" kagak.. abisin ajah buat lu.. wkwkwkwk ntar lu nggak kenyang kalo bagi ke gue, lo
kan porsi jumbo "
aku :" sialan lu.. mentang2 gue semok.. awas lu naksir gue ya..wkwkwkwk"
reza " kebalik kali.. hahahahaa "
aku : " diiih.. nih anak PeDenyaa.. mampus guee ":
reza :" jangan sampe mampus dong kalo ngefans guee.. hahahahaa"
aku: " terserah lu.. mending makan mie deh "
reza :" pelan2 yaa.. jangan rakus2 amat "
aku :" iyelaah... "
reza :" queen... "
aku :" yaaa ? kenapa ?"
reza " gimana keluargamu, udah lama nggak cerita, kamu baik2 ajah kan ?"
aku: " diiih.. pake kamu segala.. geli aah.. wkwkwkwk"
reza: " -.-a yaudah.. gimana keluarga lu ? #dasarbawel"
aku :" ya gitu lah "
reza: " yang jelas queen.. duit lu masih ada kagak ?"
aku :" lu kok gitu amat tanyanya za.."
reza: " sorry queen.. abisnya kalo gue baik2 lu bilang sok imut, ya gue jadinya asal nyeplos
deh.. sorry.. "
aku :" maaf za.. nggak maksud lu mikir gitu.."
reza: " trus ?"
aku :" apanya ?"
reza: " dana lu masih ada nggak ?"
aku: " eh.. lu kok tiba2 tanya dana za ?"
reza: " duuuh.. nih anak, gue jitak juga loh kalo deket.. bukannya adek lu pada mau masuk
sekolah.. mala pake tanya lagi.. gue tampol juga lu lama2.."
aku :" untung gue nggak dideket lu, bisa kena kasus penganiaan ntar.. wkwkwk.. iya pada
mau masuk, duit gue belum cukup.. tapi nih maih kerja rodi lah demi mereka.."
reza : " kerja apalagi lu ?"
aku :" kemaren ambil tawaran nulis za, duitnya lumayan dari situ.. "
reza: " tapi masih kurangkan ?"
aku :" iya za.. "
reza :" kurang berape ? jawab jujur "
aku :" ogah.. lu bakal transfer gue nanti tiba2.. "
reza " kagak ape.. langsung gue transfer dalam 20jt aje kalo gitu .. no rek lu kan nggak
bakal ganti.. soalnya bakal ribet ngurus ke kampusnya "
aku: " sialan lu.. sempet lu transfer segitu, seumur hidup nggak bakal gue maafin "
reza " nggak masalah, lu nggak tau gue juga.. gue bakal transfer trus ke rekening lu.. kalo lu
ganti no rek.. gue kirim ajah kealamat kampus lu.. banyak cara gue buat bantu lu walau lu
nggak mau "
aku: " stop lah za.. pliis.. gue nggak mau banyak utang .. lagian duit lu banyak amat.. kagak
abis2 "
reza: " gue kasih, bukan utang.. nah.. justru gue banyak duit makannya gue kasih lu.. dah..
berape ?"
aku :" sialan lu.. enak banget main kasih2 duit.."
reza: " udah berapa queen ?"
aku :" anda butuh sekitar 15, gue baru ada 8.."
reza " oke.. "
aku " oke apa ?"
reza " gue dari tadi nungguin ini, sekarang mau bobok.. yang penting gue tau lu butuh
berape.. dah queen "
aku " eh.. mala ditinggal molor.. sialan amat lu "
reza " udah.. cek ajah besok.. oke..jangan begadang "
aku " makasih za.. makasih banget T__T "
reza " nggak usah lebay.. udah ahh gue off beneran nih "

Pemberitahuan dia signout sudah terpampang dilayar chat kami.. dia beneran off.. Aku
memutuskan melahap mie instanku dan mematika komputerku.. Selesai makan mie, aku
berberes diri bersiap-siap tidur.. Kurebahkan badanku dan berpikir.. sampai kapan aku akan
menggantungkan hidupku pada reza.. dia terlalu baik.. bahkan walau aku tak mengenalnya,
tak pernah bertemu dengannya.. entahlah, dia penolongku..

------------
Hari ini, seperti biasa aku bergegas ke kampusku.. saat aku berjalan menyusuri jalan yang
setiap hari aku lewati, hapeku bergetar, sms masuk, siapa ? sepagi ini ?..

" cek ya ratu manis " dari reza, dia sudah mentransfer ternyata.. dia selalu saja begitu..
sesampainya digerbang kampus, kuputuskan mampir ke atm untuk mengeceknya, kumasukan
atm dan no pinku, kucoba cek saldoku.. gilaa.. seketika mataku terbelalak dan entah apa
rasanya perasaanku.. bahagia atau sedih atau takutkah ini.. kulihat lagi.. ya dia menstransfer
2x lipat dari jumlah uang yang aku butuhkan.. Ini orang benar-benar sinting, mana ada orang
yang segitu baiknya kasih uang ke aku.. nggak begitu kenal mala.. beneran sinting..
kuputuskan untuk meneleponnya, tapi tak diangkat.. akhirnya aku mengsms nya.

" gila lu.. banyak amat.. mana no rek lu.. gue balikin.. gue ambil yang gue butuh ajah " aku
mengirim sms itu, tapi lama tak ada balasa.. setelah 10 menit hapeku bergetar.. kubuka..
" buat kebutuhan tak terduga nikmati ajah apa yang dikasih TUHAN dari gue nggak
usah dibalas, kuliah ajah yang bener "

Aku hanya bisa menarik nafas panjang.. Bersyukur kepada TUHAN atas makhluk maya yang
selalu baik dan membantuku, walau dia tak selamanya ada buatku.. tapi.. aku bersyukur
kepada TUHAN bahwa dia ada walau tak tampak untukku.. dia perantara TUHAN untuk
menolongku.. itulah yang selalu dia katakan padaku.. Rezaku..

8.Rasa
23-04-2014 16:47
Hidupku seperti dongeng, tak akan ada yang percaya dengan kondisiku.. Aku seorang wanita
lemah yang mencoba kuat dan saat aku mulai goyah akan kekuatanku, maka datanglah sang
penolong yang ntah darimana asalnya.. Belum lagi aku punya keluarga yang begitu indah..
Seperti dongeng bukan ? itulah hidupku.. jika kau percaya silahkan dan jika kau tak percaya
tak apa.. karena yang hanya TUHAN yang tau mengapa dia garisnya cobaan ini dan belas
kasih ini padaku..

Seperti biasa, kulalui hariku dengan senyuman.. Dan masih saja dengan senyum indah.. Aku
selalu mengukir tawa bersama teman-temanku, baik teman sekelas, teman organisasi, bahkan
teman apapun.. yaa.. aku suka berteman namun aku tertutup.. Aku rasa kau bisa
membayangkannya.. sesosok misterius namun punya banyak teman ( ini kata mereka yang
mengenalku, termasuk tara )..

-------------
" hari ini sibuk queen?" lara menghampiriku yang sedang menikmati sepinya taman kampus.
" eh.. kagak sih.. napa ra ?" aku bertanya heran
" nggak ngelesin.? "
" anaknya minta libur, pusing otaknya belajar molok " aku menjawab sambil tersenyum
" naah.. kamu sih.. kebanyakan kasih contoh soal kedia.. makannya dia pusing tuh " lara
mencoba bercanda " kita mau nonton nih, ikut yuk "
" ehmm.. nggak bisa ra.. "
" nape sih ?" lara bertanya heran
" nggak apa.. nggak bisa ajah.. "
" ayooo napa queen.. jarang2 juga nonton bareng anak2 " belum aku menjawab lara, hapeku
berbunyi.kulihat layar tara.aku angkat tlp dari tara dan menyuruh lara menunggu " ntar ra "
dia hanya mengangguk megerti..
" kenapa ?"
" diiih.. main nyosor ajah.. "
" alah.. udah bilang geh nape.?"
" ntar malam ikut kagak ?"
" kemana ?"
" laah.. masak nggak tau.. anak2 kan mau nonton.. nggak diajak emang ?"
" iya.. tapi nggak bisa.."
" ada jadwal les ya ?"
" nggak.. nggak bisa ajah "
" nggak jelas.. udah aku jemput jam 7 teng nggak pake lama.. dahh " aku hendak
mengangakan mulutku namun tlp tara sudah mati.. Sialan banget nih anak main matiin tlp,
pake ngatur segala lagi.. untung ajah temen baik ku, kalo nggak udah abis aku omelin.. Lara
sepertinya mengerti kekesalanku, dia mencoba melanjutkan bahasan kami..
" gimana queen ? ikut kan ?"
" iya deh.." aku tersenyum kepada lara
" siip.. kumpul di halte kampus ya ntar malam.. aku cabut dulu, mau makan.. laper soalnya "
pamit lara sambil nyengir kuda
" makan yg banyak biar semok " aku meneriakinya
" nanti kamu ada saingannya lagi "
" sialan kamu.. " kalo soal fisik, aku termasuk wanita yang kelebihan berat badan dari berat
badan idealku

-------------
" lama amat sih ?" tara sudah mengomel didepan kosanku.
" sorry lah.. udah yuk ah " aku sudah bersiap naik diboncengan tara
" pegangan ya "
" ogah.. udah buruan, anak2 pada nungguin tuh.."

Kami berangkat menuju halte kampus, disana sudah ada beberapa anak yang bisa ikut nonton
bersama dan tentu saja tanpa sepengetahuanku, tiket sudah dipesan, tara yang membayar
tiketku.. Setelah semua berkumpul, kami pergi ketempat kami akan menonton bersama.

Kadang aku merasa seperti fakir miskin yang selalu dikasihani oleh beberapa orang dalam
hidupku, namun.. mereka tak pernah menganggapku seperti itu.. Setidaknya belum dan aku
juga tak tau isi hati mereka.. Miris memang menjadi aku, jangan untuk berfoya-foya sedikit
saja.. Untuk makan saja aku lebih memilih masak sendiri daripada beli.. Jika memang
terpaksa beli, maka aku akan membeli dan itupun dengan paket hemat sekali.. Bukan karena
aku pelit, tapi aku lebih memilih uangku tersimpan untuk keluargaku.. Tapi ya tetap saja, aku
seperti pelit pake banget..

Pernah, aku memilih untuk sehari sekali dengan makanan yang hanya nasi putih dan tempe
goreng karena ibu membutuhkan uang yang sedikit besar.. Aku tak pernah bilang pada
ibu/adik2 ku, ya aku selalu berkata.. aku disini baik2 saja dan akan selalu baik2 saja.. Bahkan
ketika aku sakit pun, aku selalu berkata baik2 saja, walau ibu tau bahwa aku sakit.. Tapi, aku
selalu mencoba menjadi kuat walau itu sering menyakitkanku..

--------------
" kamu duduk sebelahku "(tara)
" eh.. kenapa harus disebelah mu loh ?" (aku)
" ya pokoknya sebelahku ajah "
" nggak jelas, nggak mau "
" udah ah.. sini aja.. bareng aku nanti " dia menarik tanganku menuju pintu masuk bioskop
" apaan sih ? diliat yg lain loh "
" biarin lah.. mereka toh cuek "
" lepas aah " aku menarik tanganku
" udaah jangan ngeyel geh " dia masih bersikukuh memegang tanganku
" woooi.. kayak anak kecil ajah main tarik2an di bioskop.. " ardi tertawa mengejek melihat
tingkah kami..
" tau nih tara.. resek " aku menimpalkan kesalahan ketara
" ya kamu bandel dibilangin "
" udaah lah.. malu.. dikira orang pacaran lagi ngembek-ngembekan ntar " lara menimpali, dan
puas sudah aku menjadi bully-an mereka gara-gara cecunguk satu ini.
"di kira kambing apa ?" ardi balik nanya
" trus maksudmu sapi gitu ?" aku balik menjawab sewot
" bukan aku yang bilang yaa " lara mencoba melakukan pembelaan
" udah aah.. yuk antri.. udah dibuka tuh " saran novi seertinya lebih baik. aku buru-buru
mengambil antrian masuk.. dan sialan, aku lupa.. tiketku kan di tara.. dan memang aku harus
duduk disebelahnya.. dia sudah muncul disampingku sambil senyum ke petugas tiket.
" nih mbak, berdua " aku sangat membenci ekspresi senyum kemenangannya saat itu.. nih
anak, nyebelin banget sih..
" udah jangan manyun ajah, yuk" aku mengikutinya dari belakang dan dia menang, dia
memegang tanganku dan mengarahkan kami ke bangku tempat kami akan menonton selama
2 jam kedepan, disampingku..

Tak ada yang istimewa.. malam ini terlihat biasa saja.. walau tara disebelaku, rasanya tak bisa
aku mengerti..perasaan yang terkadang muncul dihatiku entah apanamanya.. sesekali ku lirik
dia, senyumnya, wajah teduhnya, semuanya terasa menyenangkan, aku bersyukur dia ada
disampingku menjadi sahabat yang mengertiku.. Walau dalam hubungan sepasang manusia
tak pernah ada kata sahabat, teman, kakak/adik atau apalah istilahnya.. Dan diantara kami
pasti mempunyai rasa yang bebeda.. rasa yang terkadang tak bisa kami ungkapkan dan hanya
kami pendam semata.. dan biarkan aku sejenak memandangnya dalam diamku.. mencoba
memberi arti akan rasa yang ntah sejak kapan mulai timbul dalam hatiku..

------------------
" abis ini kemana ?" ardi bertanya kepada kami
" nongkrong di angkringan yuk " lara sudah semangat
" aku pulang deh.. capek " aku menolak ajakan mereka
" nggak asik nih.. ikut dong.. jarang2 juga " lara sudah mulai dengan bawelnya
" queen nggak bisa capek la " tara melakukan pembelaan ke lara, aku langsung mencubitnya..
karena tak ada yang tau jika kondisiku sangat lemah, mereka hanya tau aku cewek yang kuat
karena semua aktivitas aku lakukan bahkan sampai kerja paruh waktu, hanya tara yang
memang benar mengerti kondisiku.
" loh.. beneran queen.. sakit apa emang ?" novi yang pendiam pun ikut nimbrung.
" nggak nov, cuma takut kecapekan ajah.. " aku menjawabnya dengan senyuman
" ya udahlah kalo nggak bisa, lain waktukan queen bisa ikut.. kalian ajah yang pergi nggak
apa kok.. aku biar antar queen pulang.." tara manawarkan solusi
" ya kamu nggak ikut juga.. namba sepilah " lara memanyunkan mulutnya
" udahlah ra.. lebay amat.. kami duluan deh ya " tara bermaitan ke mereka dan aku juga ikut
pamitan " duluan yaa "
" hati2 loh.. antar sampe rumah ra, jangan disinggahin yaa " ardi menggoda nakal..

Aku menatapnya dengan tatapan melotot, dia hanya tersenyum kuda.. bahkan yang lain pun
ikutan mengoda karenanya.. Tapi sudah lah mereka teman terbaikku.. dan tara, entah kenapa
wajahnya sedikit bersemu memandangku.. sepertinya dia mulai aneh...

--------------
" beneran langsung pulang nih ?" tara bertanya padaku ditengah perjalanan
" hah.. apa ?" aku tak begitu jelas mendengar suaranya
" langsung pulang ?" dia semakin mengeraskan suaranya
" eh.. iyaaa.. emang mau kemana ?"
" laah.. mala tanyaa.. kan tadi kamu yg minta pulang "
" yodah pulang ajah "
" kalo jalan, mau ?" dia memperlambat laju motornya
" terserah .."
" jangan terserahlah.. keputusan bersama.. main terserah ajah.. nanti diajak jalan manyun
muluk kan nggak lucu "
" yaudah loh kalo mau jalan "
" diih.. sewot.. beneran mau "
" iyaaa.. tanya lagi, aku cubit kamu "
" iyaa.. iyaa.. galak amat.. jadi mau kemana ?"
" terserah looooh raaa.. aku ikut ajah "
" yaudah, keliling doang mau ?"
" iyaaa... biarin aku diem tapi ya "
"........." dia sepertinya mengerti yang aku maksud..

Kami menghabiskan waktu bersama dalam diam, mengelilingi kota yang tak asing bagiku..
karena kta ini mempunyai banyak kisah dalam hidupku, bahkan sebelum aku berkuliah
disini.. kota ini sudah memendam kisah yang tak pernah habis dalam hidupku.. ya kota yang
memberikan kenakangan manis dan pahit dalam hidupku.. kota yang menjadi saksi atas
semua yang aku alami dalam getirnya hidupku, kota masa remajaku yang tak pernah aku
lupakan sampai kapanpun..

9. Sosok Aneh
24-04-2014 16:17
" ya kak " terdengar suara ibu dari jauh mengangkat tlp ku
" gimana kabar ma, sehat ?"
" sehat kak, kakak ? kuliah gimana ?"
" sehat kok, kuliah baik ma.. adek sama ayah gimana ma ?"
" ayah sehat kak, diar udah sibuk nyiapin perlengakapn sekolahnya, odi ya masih sama kek
biasa, anda sama kek diar kak "
" laah.. diarkan masih lama masuk nya.. ngapain pulak dia besibuk ria.."
" biarlah kak, jangan diusik kesenangannyaa.. "
" oya ma.. anda kapan berangkat jadinya ?"
" kemarin udah urus kesekolah kak, dia ujian duluan ntar, abis UN langsung kesana.. "
" ooh.. baguslah.. kakak udah transfer ya ma "
" kakak transfer buat apa ?" ibu bertanya dengan nada bingung
" buat anda ma, dari sana kesini kan butuh uang.. mama nggak usah pikirin.. udah kakak urus
semua untuk anda.jadi mama nggak usah kasih uang ke dia " aku menjelaskan dengan lembut
ke ibuku
" dapat uang darimana kak ? itu nggak sedikit kak.." ibuku bertanya curiga
" kan mama yang bilang, kalau usaha dan niat selalu ada jalan untuk itu, apapun caranyaa..
yang penting selalu baik kan ma "
" makasih ya kak.. maaf ngerepotin kakak " suara lemah ibuku mulai terdengar dari kejauhan
" apaan sih ma, kakak nggak suka mama bilang gitu.. ini kewajiban kakak ma dan kakak
nggak ngerasa direpotin.. justru kakak seneng kok " aku berkata lembut kepada ibuku
" iya kak.. makasih ya kak.."
" udah ah ma.. harusnya kakak yang bilang makasih.. mama jaga kesehatan sama yang lain
yaa.. dan jangan banyak mikir.. oke ma "
" iyaa.. kakak disana juga jaga kesehatan.. jangan sampe sakit yaa.. "
" iyaa ma.. kakak sekarang rajin minum obat kok "
" syukurlah.. jangan capek2 ya kak "
" iyaa ma.. jangan mikirin kakak disini.. yang penting mama sehat sama semua disana sehat..
udah ya ma.. nanti sms kalo transfernya udah sampek ya.."
" iya kak."

Pembicaraan singkat dengan ibu terkadang membuatku sedih, ingin rasanya aku berkata " aku
kangen banget sama mama, ayah, adik2 dan semua yang ada dirumah kita, kebahagiaan,
keceriaan, kesederhanaan yang membalut kesedihan dalam hidup kita.Semua terasa indah
saat kita bersama, namun.. aku harus kuat, tak mungkin egoku menyerang kekuatanku.aku
harus menahan segala egoku untuk rumahku karena aku harus menjadi patokan bagi adik-
adikku disana.ya aku harus kuat”.

------------------
Libur panjang tak berarti banyak bagiku, aku tak pulang kekampung halaman bahkan aku
juga tak mengistirahatkan diri. aku masih sibuk mencari kerja paruh waktu dan mengurus
segala aktivitas kampus demi biaya gratis untuk kuliahku, kalau tak bisa dapat beasiswa
didalam kampus apasalahnya mencari diluar kampus dengan cacatan aku harus punya nilai
bagus dan menjadi aktivis kampus tentu saja membutuhkan surat rekomendasi dari ketua
jurusan bahwa aku memang benar seorang aktivis.kadang ingin rasanya beristirahat sejenak,
tapi jika aku beristirahat, aku takut akan terlalu menikmatinya.. Jadi biarlah aku
menghabiskuan hariku untuk hal yang lebih baik dan untuk keluargaku..

-------------
" jadi kerja di cafe ?" tara bertanya padaku disela-sela waktu yang kami miliki bersama,
ditaman kampusku.
" jadilah.. kenapa ?"(aku)
" yakin kamu ?"
" yakin ra, emang kenapa sih ?"
" kalo capek gimana ?"
" ya, minum obat ajah lah "
" sampe kapan queen.. nggak capek apa hidup sama obat muluk "
" kamu tanya ke aku, aku tanya siapa " aku membalasnya dengan nada mengejek
" nih anak, selalu ajah ngeles lah "
" aku nggak boleh capek ra, eh.. nggak bisa capek "
" pikirin diri sendiri juga lah queen.. sampe kapan kamu biarin sakitmu.. "
" sampe aku nggak bisa ngapa2in lagi " aku menjawab dengan senyuman.
" husss.. ngomongnya.. lagian loh, kamu udah dapat beasiswa, kerja sana sini, napa sih masih
ngotot kerja lagi.. masak nggak cukup untuk kamu ?"
" ada sesuatu yang kadang nggak dimengerti ra.. udah ya nggak usah dibahas." aku
menjawabnya dengan senyuman
" okelah.. terserah kamu.. aku cuma nggak mau ajah kamu sakit "
" ciiiieee.. nggak mau aku sakit yaa " aku menggodanya dengan senyum jahil
" diiih.. apaan sih.. kalo kamu sakit aku nggak bisa jahilin kamu dong "
" aah.. sialan kamu.. ujung2nya tetep ajah nggak enak "
" iya dong, pesek. " dia menarik hidungku
" sakit tauk "
" abisnya gemes sih.. kok bisa gitu.. dimukamu ada mata kecil, hidung kecil, bibir penuh, pipi
tembem.. kan buat gemes tuh.. " dia tertawa mengejekku.
" awas kamu ya kalo naksir " aku menjawab dengan nada sewot, dia hanya tertawa
mengejekku.

-------------
" didepan " sms dari tara, dia dengan senang hati mengantar dan menjemputku saat aku
bekerja dicafe, maklumlah, tempatku bekerja paru waktu buka disore hari sampai malam hari,
aku juga sudah jarang mengajar les karena otakku sudah cukup panas jika bertemu anak yang
terkadang tidak begitu mengerti apa yang aku berikan.. jadi aku memilih mengganti profesi..
Setidaknya disiang hari aku bisa melakukan aktivitas dikampus dan malam hari aku masih
bisa menghasilkan uang.. Terkadang tak jarang teman yang menawarakan mengambil proyek
dibidang jurusanku, tapi aku lebih memilih menolaknya karena aku tak mau jika saat
pengerjaan proyek terjadi sesuatu yang kadang tak diinginkan.. memang menggiurkan, hasil
yang didapat lumayan tapi waktu dan pikiranku akan habis kesana, dan semua akan
terbengkalai akibat proyek itu.. Jadi aku memilih jalan aman yang bisa membagi semuanya
menjadi rata.. Kuliah berjalan, beasiswa kudapatkan dan aku kerja.. itu sudah cukup untuk
sekarang..

Aku menghampiri tara yang sudah ada didepan kosku, kulihat dia menunggu diatas
motornya..
" mbak queen mau kemana ?" salah seorang adik kos yang duduk diberanda kosku bertanya.
" kerja re.. " aku mengembangkan senyum kepada reti.
" waah.. semangat ya mbak.. kirain mau jalan sama mas tara"
" nggak kok, masnya cuma antar mbak..duluan yaa "
" iya mbak.. hati2 "

Tara menoleh kearahku dengan tatapan bingung..


" seragamnya ?"
" iyaa.. nanti disana ajah.. emang kamu mau boncengin aku pake rok mimi sama baju ketat "
" eh.. emang sexy ya "
" lumayan sih.. tapi aku bawa stoking item kok, sama ambil ukuran yang agak besaran jadi
nggak begitu banget "
" syukurlah, kalo sexy banget nggak usah kerja disana ajah geh "
" trus aku kerja dimana ? kamu mau kasih aku duit "
" ya kalo segitu nggak ada lah "
" ya udah, jangan protes, syukur dapet kerja. "
" udah yuk, nanti telat kamunya " aku naik keboncengan dan tara melajukan motornya ke
tempatku akan bekerja.

---------------
" makasih yaa "(aku)
" nanti pulang jam berapa ?"(tara)
" jam 10 kayaknya, tapi nggak tau juga.. kenapa ?"
" ya biar aku bisa ngira jemput jam berapa "
" nantikan aku sms sih.. repot amat.. "
" aku nggak mau kamu nunggu sendirian, bahaya tau.. apalagi cewek "
" laah.. kan didepan cafe juga, ada satpamnya juga loh.. rempong banget sih "
" yodah deh.. beneran sms ya, kalo udah tau mau pulang langsung sms pokoknya "
" iyaa loh.. udah ah.. aku masuk.. makasih raa "
" iyaa.. semangat, kalo ada yang ganjen timpuk ajah "
" dipikir ini cafe esek2 apa.. sinting kamu " aku berlalu meninggalkannya, dia hanya
tersenyum memandangku dari motornya.. kulirik dia, berlalu meninggalkan depan cafe ku..
Kulihat cafe sudah ada bebrapa pengunjung.. Aku mempercepat langkahku untuk mengganti
baju dan memakai make up..

" baru datang queen ?" fida beratanya padaku saat kami berpapasa diruang ganti
" iyaa nih, aku ganti dulu ya "
" oke.. gue kesana dulu bantu yang lain. "

Dia berlalu meninggalkanku, tak butuh waktu lama aku sudah mengganti pakaian ku,
berwarna dominan hitam dan ada sedikit corak bergaris orange dibeberapa bagian.. ini
seragam untuk 3 hari 2 hari kedepan.. dan tentu saja saat malam minggu seragamnya akan
sedikit bagaimana gitu.. dan aku sama sekali tak menyukainya..

Tak begitu susah menjadi pelayan cafe, kau cukup tebarkan senyum centil kepada
pengunjung lelaki dan seikit berbasa basi jika digoda asal kau tak temakan umpannya dengan
begitu kau bisa mendapat tips dan untuk pengunjung wanita kau cukup bersikap rama dan
lemah lembut kepadanya agar dia menjadi ratu di cafemu. itulah yang diajarkan oleh Bosku..
Dan aku masih berusaha, fida lebih sering menjadi penolongku.. Dia terkadang menggantikan
posisi ku menghadapi pengunjung yang sedikit jahil.. Dan benar saja beberapa pengunjung
tetap sudah melirik pelayan baru disini.. Ohh.. malangnya nasibku, gadis biasa yang akhirnya
terpaksa melakukan hal yang tak biasa..

Dan tara, dia selalu kahwatir denganku.. Tapi aku sudah beberapa kali memberikan
pengertian terhadapnya, ditambah fida yang mau menolongku menyakinkan tara.. dan dia
akhirnya mengerti bahwa pekerjaanku tak begitu membahayakanku.. Karena tinggal di Kota
besar terkadang membuatmu dapat menjadi sosok yang menyeramkan, seperti beberapa
pengunjung dcafe kami.

" queen.. lu urus tamu cewek ajah atau orang pacaran ya " rio sepertinya mengetahui jika aku
masih gugup.
" iyaa.. makasih ya yo" aku membalasnya dengan raut wajah termakasih dan mengambil
pesanan pengunjung untuk ku antarkan ke mejanya.
" sama2.. " dia membalasku dengan senyuman.

Kondisi cafe semakin malam justru semakin ramai, bukannya semakin sepi.. bahkan saat
tutupun ada saja pengunjung yang masih tetap berada di cafe.. Dan kami tak diperbolehkan
bermaksud mengusirnya, kami hanya diperbolehkan menunggunya.. ya tinggal satu
pengunjung, dan dia merasa tak mengerti jika kami akan tutup, padahal kami sudah berberes
cafe dan bersiap untuk tutup..

Aku mengelap beberapa meja yang masih kotor, kulirik pengunjung itu, tak bergeming
sedikitpun.. Dia sedikit luput dari penglihatanku, sudah berapa lama dia disana dan kenapa
sendirian ?
apa memang dia sendirian saja ?
apa dia tak sadarkan diri ?
atau dia sakit ?
Ah.. entahlah, bodoh amat pikirku, kulirik jam ditanganku, jam 12 .. Matilah aku.. tara pasti
sudah kahwatir, ntahpun dia sudah menungguku diluar.. aku berusaha tetap tenang..
memperlambat gerakanku berharap dia akan pergi dari cafe kami, ternyata belum juga
beranjak.. Ya sudahlah ku putuskan saja mempercepat kerjaku..

Semua meja telah selesai kami bersihkan, tentunya kecuali meja yang ada sosok orang aneh
disana.. Aku memilih membereskan diriku sambil menunggunya pergi dari meja..

-----------
" itu siapa fi ? kok nggak balik2 sih ?"
" yang mana ?"
" ituloh, yang lagi duduk di meja pojok.. kok nggak balik2, kitakan udah tutup"
" bentar lagi juga balik kok "
" eh.. maksudnya ?" aku masih bingung dengan fida
" liat ajah jam setengah 1 nanti pasti pergi dia "
" kenapa harus jam segitu ? emang dia siapa sih ?"
" ya emang jam segitu, nggak tau siapa.. tapi bos sih bilangnya kalo dia belum pergi ya wajib
ditunggu "
" yaa.. pulangnya pagi muluk dong "
" resiko lah queen.. mana ada kerja enak penghasilan besar untuk kita"
" iyaa sih..tapikan nyebelin kalo gitu "
" udah ah.. keselek ntar.. buruan geh, cowok lu udah nungguin tuh "
" eh.. cowok ku ? siapa ?"
" laah.. si tara tuh bukan cowok lu ?"
" eh.. emang dia dimana ?"
" sarap lu.. dia didepan dari jam 11 tadi.. masak lu nggak tau.. sadis amat lu sama cowok lu "
" yang bener fi ? waah.. aku duluan boleh ya "
" iya boleh kok, kasian tuh anak udah nungguin lu.. cowok baik susah dapetnya loh "
" dia bukan cowokku kok, cuma temen "
" boong lu "
" beneran fi, ngapain boong "
" ehmm.. temen ya.. temen yang ada rasa lain kayaknya.."
" ya gitulaah " aku menjawab sekenahnya dan membereskan semua barnagku yang masih
tersisa. " duluan yaaa .. daah.. "
" hati2 queen "
" nggak barengan baliknya queen ?" meli yang baru masuk keruangan, bertanya padaku yang
buru-buru pulang
" dia sama cowoknya.. jangan diganggu lah " fida menggodaku
" ooh..hati2 deh " meli memberiku senyum sedikit menggoda " langsung pulang yaa "
" aah.. sinting kalian.. udah duluan aah.. " aku benar-benar meninggalkan mereka berdua, dan
berpamitan ke beberapa orang yang masih berada di cafe.. Kulirik jam 12.25, dia masih
disana.. Kupandang sesaat.. tak bergeming, padangannya jauh kedepan, Ah.. sudahlah.. aku
mempercepat langkahku menuju tara, kasian dia sudah menungguku..

------------
Kulihat tara duduk diatas motor, menidurkan keningnya diatas sepeda motornya. Dia pasti
capek, kuhampiri dia dengan perlahan..
" lama ya nunggunya ? maaf ya " aku menepuk pundaknya perlahan
" eh.. nggak kok, aku takutnya kamunya kenapa2 tadi "
" kok bisa ?"
" ya bisa ajah, untung ketemu fida tadi, katanya kamu masih beres2.. ya udah aku tungguin
ajah "
" makasih yaa.. "
" yuk pulang, kamu capek kan ?" Aku mengangguk dengan senyuman dan langsung naik
keboncengan..

Saat tara mulai melajukan motornya, kulihat sosok aneh itu keluar, dia dengan tatapan
kosongnya, kulirik jam ku jam 12.33.. sepertinya memang benar kata fida..Masih
kuperhatikan dia, ekspresi tetap sama, kosong seakan tak bernyawa.. Orang aneh yang entah
apa dalam benaknya..

---------
" langsung istirahat ya "
" iyaa.. makasih yaa.. hati2 pulangnya "
" iyaa.. istirahat loh "
" iyaa loh.. udah geh.. udah malam "
" masuk dulu kamunyaa "
" hadeeh.. iyaaa.. iyaa.. aku masuk yaa " Aku membuka pagar kosku dan beranjak masuk, dia
masih menungguku diluar.. Saat aku sudah masuk ke pintu kos, dia tersenyum padaku dan
mengangguk pergi.. Kututup pintu kosku, kudengar beberapa kamar masih asik dengan
kerubutan musik, TV atau sekedar mengobrol.. Dan aku lelah memilih istirahat..

" mbak queen baru pulang ya " reti dusah mencungul dari kamarnya, kebetulan dia didepan
kamarku
" iya nih re"
" pasti capek ya mbak.. "
" kenapa emangnya ? " aku sudah berhasil membuka pintu kamarku.
" mau curhat, tapi mbaknya capek.. besok aja deh "
" yaudah besok ajah yaa "
" istirahat ya mbak "
" iyaa.. duluan yaa "

Aku masuk kedalam kamarku, membereskan segala yang menempel dibadanku.. Ingin mandi
tapi dingin lagian aku sudah mandi sebelum berangkat kerja..Kurebahkan badanku.. Ku cek
hapeku untuk terakhir kali sebelum tidur..

" gimana kerjanya ?" reza mengirimkan sms singkat kepadaku.. aku malas membalasnya,
besoklah aku tlp saja dia biar lebih enak.. Kami juga sudah mulai jarang mengobrol dichat,
karena siang hari aku dikampus dan malam hari aku kerja, jadi hanya bisa sms atau tlp dan
itupun kalau aku tak capek.. Tapi ya sudah lah.. Lebih baik aku istirahat sejenak..
10.Pelajaran Hidup Saat Memasak
Created:25-04-2014 14:58
Aku tertidur lelap malam ini, mungkin karena terlalu banyak aktivitas..
Kepalaku sedikit pusing kurasa, kulirik jam, setengah 8.. Aku mencoba untuk
bangkit dari kasurku, namun kepalaku terasa berat, dan aku benar-benar
sadar.. Ku raba keningku, kurasakan hangatnya kecingku, bukan hangat tapi
panas.. Aku lupa meminum obat ku tadi malam, ya TUHAN hari ini akan berat
sekali.. Aku kumpulkan semua tenagaku untuk bangkit.. Dan berhasil.. Kua
langkahkan kakiku ke dapur.. Ku cek isi kulkas kos-kosan, kulkas bersama
tapi isi berbeda.. kucari segala makanan dan minuman milikku, ternyata
makananku hanya ada buah-buahan dan susu.. Aku tak bisa minum susu,
akhirnya kuputuskan untuk memakan roti yang ada dikamarku untuk bekalku
meminum obatku.

Kurebahkan sejenak badanku, walau tak begitu baik.. ya aku harus tetap
menyiapkan makan siang dan soreku.atau setidaknya makanku hari ini dan
aku tetap harus belanja. Sekitar jam setengah 9 aku putuskan untuk pergi ke
warung kelontong membeli persediaan untuk makanku seminggu
kedepan..Kubeli beberapa telur, tempe, cabai, bawang, dan sayuran ( khusus
sayur untuk 2 hari, kecuali kentang, wortel dan sayuran yang tahan lama
lainnya biasanya untuk beberapa hari ). Selesai membeli bahan makanan dari
warung tentu saja aku akan memasak untuk makanan hari ini..

" yaaa queen " aku mendengar suara tara dari kejauhan, sepertinya nyawanya
belum penuh.
" udah makan kamu ?" aku menelepon tara menanyakan kabarnya ( kabar
perutnya sebenarnya )
" belum, masih ngebo ini "
" udah ku duga, dah mandi geh, setengah jam lagi kesini. "
" ngapain ?"
" ngebo.. ya makanlah.. mala nanya.. makannya bangun napa "
" galak amat sih, baru juga bangun "
" makannya bangun, mandi cepetan.. "
" iyaa.. iyaa.. masak yang enak yaa "
" tenang ajah kalo itu.. udah yaa.. "

Aku menutup tlp, kusiapkan bahan masakan yang akan kumasak hari ini..
Biasanya aku akan memasak makanan yang simple saja.. Dan hari ini aku
memutuskan memasak sop dan sambal balado telor-tempe karena apapun
yang aku masak pasti tara suka, terlebih sambal terasi buatanku, dia akan
menghabiskanya sambil menangis, karena aku akan membuatnya pedas
sekali.

Tak butuh waktu lama aku untuk memasak semua masakan yang sudah aku
rencanakan, karena dari SMP aku sudah mahir memasak dan bisa memasak
apapun..Kadang aku teringat saat aku baru belajar menggiling cabai dengan
gilingan batu jaman dulu.
flassback 2004 ~
" ma, udah siap nih " aku memperlihatkan cabai, bawang yang sudah aku
bersikan kepada ibuku
" yaudah loh kak digiling "
" nggak diblender ma ?"
" nggak, belajar giling.. tuh gilingannya " ibu mengarahkan pandangannya
kesudut dapur tempat barang-barang tersusun.
" mana ma.?" aku tak sabaran mencarinya, sebenernya agak malas biar pake
belender saja
" cari disitu loh kak, ada disitu "
" nggak ada ma, blender ajah ya ma "
" ini loh, ada kan ?" ibu turun tangan mengambil gilingan, dan aku hanya bisa
pasrah.. Aku mulai menggiling cabai dan bawang untuk bahan memasak..
" dipotong dulu kak, biar lebih gampang " Aku menurut apa yang ibu bilang,
aku mulai menggiling, setelah beberapa menit dan aku mulai capek..
" udah ya ma ?"
" belum kak dikit lagi." lima menit berlalu
" udah ma "
" belum kak dikit lagi "
" lama kali ma, inikan udah halus "
" masih belum, giling ajah lagi " dengan perasaan kecewa aku menggilingnya
lagi, capek dan membosankan.. pekerjaan yang paling aku benci dalam
memasak..
" udah nih ma "
" yaudah lah.. tinggal ajah, nanti mama lanjutkan " akhirnya mama merasa
ibah denganku " anak gadis kok nggak bisa giling cabe " dengan sedikit
omelan dibelakangnya
" susah ma "
" semua itu ya susah kak, makannya kakak harus bisa apapun.. biar nggak
menyusahkan orang nanti.."
" kalo itu tenang ajah ma " aku menjawabnya dengan senyum
" asal bener ajahlah kak "
" selo lah ma "
" tau nggak kak.. kenapa menggiling cabe itu harus sabar ?"
" eh.. maksudnya ma.?"
" hasil yang baik, dari usaha sama niat yang sungguh2 dan nggak kesusu(bhs
jawa:terburu-buru) "
" eh.. kayak masak dong ma "
" nah.. kok kakak bisa pulak bilang masak ?" ibuku bingung melihat ekspresi
polosku saat menyamakan gilingan cabe dan masak.
" iya ma.. kalo masaknya niat, sabar, sungguh2, nggak asal cemplang
cemplung trus teratur pasti masakannya enak, apalagi ditambah rasa seneng
ma " jawaban polos anak SMP waktu itu.. seketika ibuku tertawa dan ayahku
yang kebetulan mendengarnya pun ikut tertawa, sementara aku masih dengan
tampang bingung melihat mereka berdua..
" kan bener loh ma.. yakan ? kok mala ketawa.. ayah juga loh "
" iya kak, apapun itu kalo kakak lakuinnya seneng ya jadinya baik " ayah
mengelus rambutku. Aku seakan merasa bahwa aku anak paling bahagia,
ternyata omonganku memang benar dan ya mama, dia mengiyakan apa yang
aya bilang.. Mereka selalu memberikan contoh yang baik walau kami suka
menafsirkan sesuatu dengan sudut pandang kekanakan kami..

Mengingat kenangan masa kecil membuatku sedikit melankolis, bahkan


kenangan indah dikeluarga kecil kami sukses membuatku selalu merintih
dalam hatiku..

----------------
Dering hapeku, membuyarkan lamunanku akan masa indah dirumahku, setiap
libur kami terkadang menyempatkan waktu memasak bersama dan bercanda
bersama.. yaa.. kadang kangen dengan masa itu, tapi Ah.. sudahlah..

" ya ra.. udah sampe ?" tanpa basa basi aku mengangkat tlp dari tara.
" eh.. kok tau ?"
" tau lah.. pertanyaan aneh.. udah masuk ajah, aku keluar nih "

Aku mulai menyiapkan masakan yang akan aku makan bersama tara dan
tentunya dia akan mengomel karena aku belum mandi.. Tapi biarkan sajah..

" masak apa tuh ?" dia sudah tidak sabar bertanya padaku, padahal aku masih
baru keluar dari kosan.
" liat ajah sendiri, pastinya enak "
" masak sih ? kalo nggak enak gimana ?"
" yodah, tak usah dimakan " aku menjawab nya sewot " tunggu ya, aku ambil
lagi " dia hanya mengangguk..

-------------
" gimana.? enak ?" aku menunggu jawaban darinya.. menunjukkan muka
sedikit berharap basi. dia hanya dia melanjutkan makannya dan membuatku
semakin sebal..
" taraa... gimana enak nggak ?"
" sabar napa, nih masih aku cobain "
" dari tadi masak nggak bisa tau enak apa nggak ?" aku mulai sebal
" tunggu abis dulu lah.. "
" sambel ajah noh abisin " aku menyodorkan sambel ke piringnya
" ehh.. jangan.. gila kamu.. banyak banget itu.. mau ngebunuh yaa " dia
menarik piringnya menjauh dari ku.
" makannya jawab geh "
" enak kok "
" udah gitu ajah ?" aku bertanya dengan nada kecewa
" nggak " dia diam sejenak " enak banget kok, aku ajah sampe nambah " dia
mengelus rambutku dan tersenyum bahagia..
" waah.. makasih tara.. makan yang banyak geh "
" kamu ini, selalu nyuruh aku makan banyak.. gimana badanku nggak subur
coba " dia mulai protes
" alah.. kamu juga seneng makan ajah sok ngambek "
" selama kamu yang masak bakal aku makan kok "
" itu wajib.. kalo nggak abis kamu aku masak "
" diiih.. nenek sihirnya keluar.. untung ajah masakan mu enak." dia tertawa
mengejekku.
" bodok ah.. abisin geh "

Kami makan sambil bercanda bahkan sesekali saling berebut.. ya itulah aku
dan tara, sudah terlalu dekat untuk merasakan rasa yang berbeda.. Kami
bersama tapi mungkin tak bisa bersama.. Hanya diperbolehkan mengukir
kenangan yang indah dalam sesaat.. Dimasa kelam dan bahagiaku.. Tara,
selalu ada.. dan tak akan terganti dengan seiapapun.. Selamanyaaaa...

11.Sick
25-04-2014 16:01
" kamu nggak apa queen ?" tara sekarang lebih memperhatikan fisikku
" nggak kok.. kenapa.? " aku mencoba menghilangkan kekahwatirannya
" lupa minum obat ya ?"
" cuma sekali kok, udah ah nggak usah lebay "
" kedokter yuk.. kalo nggak ntar malam nggak usah kerja "
" apaan sih kamu, nggak usah lebay lah.. aku nggak apa "
" jangan bilang nggak apa lah, udah jelas2 kamu sakit gitu loh " kondisi percakapan kami
mulai memanas
" nggak ada urusannya sama mu kan ?"
" iyaa.. aku tau.. tapi tetep ajah kalo kamu sakit gimana ? pikirin dirimu sendirilah, jangan
gini "
" aku udah mikirin diriku kok, cuma telat sekali ajah juga "
" yaudahlah terserah.. aku memang bukan siapa2 juga.. nggak ada hak juga "
" nggak usah lebay ra.. udah nggak usah dibahas, aku nggak mau berantem "
" aku kan nggak ngajak berantem, sorry lah "
" iya nggak apa.. sorry aku agak sensii "
" iyaa.. "

Kami diam beberapa saat siang itu.. tanpa kata... semenjak tara tau aku sakit dan butuh obat
dia semakin over...

*********
" queen.. pinjem buku MatDas lah "
" heemmm " aku masih sibuk mengerjakan tugas dari dosen di Lab.
" mana queen ?" dia mulai tak sabaran
" ambil ditas ku geh " tanpa berpikir panjang aku mengijinkan tara membuka tasku, yang
selalu kututup rapat.. Dan tentu saja dia akan melihat-lihat isi tasku.
" makasih yaa.. " dia memperlihatkan bukuku dihadapan mukaku, seketika aku sadar.. dia
pasti melihat isi tasku dan sepertinya dia tau ekspresi itu..
" aku nggak bakal tanya kok " dia tersenyum duduk disebelahku, aku mencoba
menyembunyikan kekahwatiranku " tapi kalo kamu mau cerita, aku bakal seneng.. kalo
nggak juga nggak apa " dia melanjutkannya dengan intonasi tenang.. aku hanya diam.. dan
dia paham sepertinya.. dia memilih diam juga..
" iya.. aku sakit "
" sejak kapan ?"
" katanya nggak bakal tanya ?"
" eh.. sorry.. nggak ke kontrol tadi." dia menjawab dengan cengiran kudanyaa..
" udah lama, udah lupa. "
" sakit apa ?"
" intinya nggak boleh capek, udah "
" semoga cepet sembuh yaa "
" nggak bisa ra "
" maksudnya ? kok bisa loh ?"
" yaa.. aku nggak bisa sembuh ra.. cuma bisa mencegah ajah supaya nggak sakit.. aku
berbeda.. udah aah.. bahas yang lain ajah "
" iyaa.. sorry yaa.. "
" iyaa.. aku fokus dulu.. "
" iyaa.. contekin aku yaa "
" bayar "
" pelit... " dia mencibir ku

***********
" apa aku balik ajah ?" tara membuka pembicaraan disela keheningan kami
" terserah kamu " aku menjawabnya dengan nada lemah
" percuma loh " dia menjawab dengan nada lemah
" percuma apa ? nggak ada yang percuma ra "
" ada.. kalo cuma buat kamu badmood.. mending aku balik ajah.. aku nggak mau kamu
kenapa-kenapa queen "
" kamu nggak bikin badmood kok ra.. udah nggak usah dibahas ya "
" okelah.. trus mau bahas apa ?"
" apa ajahlah.. terserah kamu "
" semua terserah aku.. trus kamunya apa.?"
" aku ya orang lah.. masaks setan. ?" aku mulai mencairkan suasana yang tidak begitu baik
diantara kami
" iyaaa.. tapi kayak nenek sihir kalo udah marah "
" bodok.. buktinya kamu ya nempel muluk.. hahaha "
" iyeelaaah.. menanglaah... eh.. anda kapan kesini ?"
" sekitar 2minggu lagi lah.. naik pesawat dianya "
" trus..? sekos sama kamu ?"
" iyaa.. nape ?"
" kalo dia tau semua kondisimu gimana ?" tara bertanya dalam bingungnya
" nggak usah mikirin itu.. karena dia nggak bakal tau.. aku terlalu sulit untuk diketahui
adikku.. " aku menjawabnya dengan senyum manis bahkan paling manis bagi tara
" okelaaah.. asal bener ajah ya " dia mengelus kepalaku

Dan.. kami sudah bisa bercanda seperti biasa.. dia masih menjahili ku dengan kondisiku yang
baginya tak sehat.. Hari ini aku mengabaikan posisiku sebagai SC Ospek dikampusku..
bahkan beberapa hari kedepan.. karena aku punya sesuatu yang memang harus aku usahakan
terlebih dahulu.. Sekitar 3 jam duduk bercanda bersama tara, dia memutuskan pulang dan
menyuruhkun beristirahat karena malam nanti aku harus kerja kembali.. Dan aku
menurutinya.. Liburan untuk mencari banyak uang..

----------------
" ya queen.. ada ape ?" terdengar suara reza dari jauh.. suara khas ceplas ceplosnya namun
memendam kesendirian dan kepedihan yang tak pernah dia ungkapkan.. nafas berat yang
kadang terdengar saat kami mengobrol.. ya reza..
" diiih.. baru juga tlp langsung digituin.. gue matiin neh " aku merajuk kepadanya
" jiaah.. ngambek nih anak.. gue kasih permen mau ?"
" ogah.. kasih mobil geh sini "
" yee.. mau lu.. nape lu tlp ?"
" iyaa dongs.. nggak ape.. kemaren kan kagak sempet balas sms lu.. jadi gue tlp "
" ooh.. selo lah.. gue tau lu capek pastinya.. apalagi tuh kafe rame banget kamaren, mana lu
baru lagi "
" eh.. kok lu tau kafe gue rame.?" sejenak dia terdiam sesaat dalam kebingunganku
kepadanya.
" yaa.. kafe kan normalnya rame.. apalagi kafe lu " dia menjawab dengan santai
" ooh.. iyaa rame banget mala.. tapi temen kerja gue pada baik sih.. mereka ngasih gue job
yang ringan.. biasa anak baru "
" syukurlah.. sehat lu ?"
" sehat.. nah lu ?"
" sehat dong.. ini buktinya bisa angkat tlp lu "
" aah.. sialan lu "
" gue emang sialan, tapi gue cakep loh " dia tertawa dibalik candaannya
" mana gue percaya.. muka lu ajah kagak pernah gue liat.. "
" makannya kagak gue kasih liat, nanti lu naksir berat sama gue.. "
" sialan lu.. "
" udaah istirahat geh.. jangan sampe tuh kerjaan buat lu sakit "
" eh.. kok tumben ?"
" felling ajah kalo lu bakal sakit "
" iyeelaah.. felling lu kebanyakan benernya.. jangan2 lu dukun yaa "
" hahahaha.. sinting.. ngapain gue pake dukun.. jaman udah beda queen.. udah nggak kolot
lagi "
" siapa yg bilang pake dukun.. gue bilang elu dukunnya wooi "
" naah.. itu lagi lebih nggak mungkin.. hahaha.. dasar dudul... udah tidur geh.. "
" isssh.. nyebelin.. stop bilang gue dudul "
" bodok.. dudul pokoknyaa " dia tertawa puas
" pake jiplak kata2 gue lagi.. dasar.. benerin tuh huruf R loh "
" yee.. orang cadal tuh manis pake imut tauk.. hahaha"
" udaah aah.. malas.. matiin nih.. "
" oke.. istirahat yaa "
" issh.. nyebelin.." aku mematikan tlp dengan perasaan sedikit sebal, namun sedikit bahagia..
ntah perasaan apa ini.. ya lihat saja nanti..

Aku merebahkan badanku sejenak, menikmati waktu istirahatku.. dan hapeku bergetar.. sms
masuk dari reza..
" kalo lu ngambek, gue makin kangen sama lu.. jadi trus ngambek ajah, biar gue kangen
muluk sama lu.. :P " sms yang membuat aku tersenyum sendiri dikamar.. dasar reza sinting..
aku memutuskan untuk tak membalas smsnya.. memilih menidurkan diriku untuk perang
malam ini..

12.Dia memang misterius


05-05-2014 16:41
Seperti biasa, eeh.. hari kedua kerja sih.. Aku berangkat selalu dengan tara dan mengenakan
baju sehari-hari saja berganti dikantor.. Memakai riasan paling tipis dibanding yang lain,
bahkan mereka kadang bereksperimen terhadap wajahku.. Katanya manis kalo dikasih
polesan dan biar tak terlihat terlalu polos.. Ntah apa maksudnya pokoknya begitu lah..
Aku sedikit memperhatikan beberapa pengunjung kafe, mencari sosok yang aneh itu.. namun
aku tak menemukannya selama 3 jam terakhir.. bahkan aku tak begitu fokus dengan
pengunjung yang lain..

" heh.. cari sapa kamu ?" fida menegurku yang sedang celingukan
" eh.. nggak kok "
" udah jangan boong.. naksir sama langganan kita ya " dia menggodaku
" eh.. nggak kok "
" diih.. noh pipinya merah " dia tertawa lepas melihatku gugup
" udah aah.. kerja yuk " aku berlalu meninggalkannya sebelum wajahku seperti kepiting
rebus.

Sudah hampir 5 jam berlalu dia tak datang juga ke kafe ini, padahal beberapa jam lagi kita
akan tutup.Tapi aku tak melihat sosoknya sedikit pun.Dan aku memilih menyerah.Aku
memfokuskan diriku ke pengunjung lain, rio dan beberapa karyawan terkadang memberikan
infomarsi tentang pelanggan kami yang memang sering kesini dan beberapa pelanggan yang
bawel, genit, atau baik.Dan aku mencoba memahami semuanya dalam waktu singkat.Aku
mulai bisa beradaptasi dengan semua yang ada dalam pekerjaanku.Namun, aku mencoba
berhati-hati akan resiko yang ada dalam pekerjaan malam hari.. Karena tak semua oran
berpikir bekerja malam hari adalah wanita baik-baik.. Dan memang 99 % pekerja malam hari
memang wanita yang membutuhkan biaya ekstra dan dia harus banyak mengorbankan
waktunya, seperti aku dan wanita lain,hanya saja, kami memelih jalan berbeda dan mungkin
jalan yang sama nantinya.

---------------
" fi ?" Aku bingung dengan ekspresi kaget luar biasa melihatnya keluar dari ruangan kami
dengan seorang lelaki.
" udah biasa ajah.kamu bisa juga kok kalo mau " dia membisikan sepenggal kalimat yang tak
ku mengerti. Sementara lelaki yang keluar bersamanya terlihat sedikit kikuk melewatiku.. dan
aku memilih diam untuk hal ini.

Rio yang sepertinya tau dengan keadaan yang telah berlalu mencoba memberikanku
pengertian..
" udah biasa queen "
" eh.. maksudnya ?" aku terkejut dengan perkataan rio.
" iyaa.. udah biasa kalo gitu " dia melihat ekspresi bingung dari raut wajahku dan mencoba
menjelaskannya secara halus " maksudku, beberapa pelayan cewek disini terkadang
memberikan pelayanan plus-plus ke pelanggan yang punya duit lebih. "
" ...... " Aku tak bergeming dalam keterkejutanku yang membuatku berada dala posisi yang
tak bisa aku bayangkan.. rio mencoba sedikit memberikan pernyataan yang bisa
menormalkan kondisiku.
" tapi nggak semua gitu kok, itu cukup yang mau ajah.kalo nggak mau ya udah kerja apa
adanya disini " dia melambaikan senyum tipisnya yang sama sekali tak kelihatan.
" eng.. iyaaa " aku masih melanjutkan pekerjaanku.
Skip>>>>>
" kalian kenapa ? kok kayak lagi marahan gitu ?" fida bertanya heran melihat kondisi kami
yang kikuk.
" nggak apa fi " aku mencoba menjawab dengan apa adanya
" yakin ?"(fida)
" iyaa.. lagi pada capek ajah kitanya " rio memberikan pembelaan yang sedikit menolong.
" ooh.. aku kira pada marahan.. dijemput tara queen ?" rio mengalihkan pandangan sesaat
kepadaku ketika fida bertanya.
" iya fi.. siapa lagi yang bakal jemput ?"
" yang lain kek.. lagian malam2 naik motor emang nggak dingin apa ?"
" nggak ada yang lain.. itu ajah untung si tara mau nolongin " aku menjawab dengan senyum
tipis.
" kalo mau, aku bisa kenalin kok.. buat antar jemput doang kan ?" dia menawarkan sedikit
bantuan yang berjuta makna.
" nggak deh.. sama tara ajah fi "
" yakin.. enakan naik mobil loh.."
" sama tara ajah deh.. "
" oke lah.. padahal ada yang mau kenalan sama kamu loh "
" eh.. " aku sedikit bingung dengan pernyataan fida
" mala bengong.. iya.. ada yang mau kenalan sama kamu.. lumayan juga sih.. kamu termasuk
baru tapi udah banyak fans loh " dia menggodaku dengan senyum genitnya.. dan rio mulai
memperhatikan pembicaraan kami bahkan mungkin dia tau arah pembicaraan fida.
" nggak mungkin ah " aku hanya menjawabnya dengan senyum lemah
" nggak ada yang nggak mungkin loh.. serius ini ada yang mau kenalan.. kamu mau nggak ?"
" nggak deh.. males "
" sayang loh.. lumayan buat antar jemput.. atau nggak isi kantong yang pas-pasan jadi lebih "
Aku menarik nafas panjang dan berat " nggak fi.. lain waktu ajah.. aku udah nyaman sama
tara soalnya "
" yaaa.. tapi kalo lain waktu kamu mau.. kamu bisa coba kok " dia berlalu meninggalkanku
yang terdiam dan rio yang terdiam juga..

--------------
" jangan kaget dan kapok ya queen "
" eeh... " aku menoleh ke arah rio, setelah beberapa lama tak berbicara dia melontarkan kata
itu.
" iyaa.. mereka memang baik banget.. tapi dalam kebaikan tidak selalu sempurna "
" iyaa yo.. aku tau.. cuma aku agak kaget ajah.."
" baguslah.. "
" iyaa.. aku cuma perlu mikir positif ajah.. semuakan ada alasannya "
" aku pikir reaksimu bakal berlebihan.. ternyata kamu lebih tenang nyikapin mereka " dia
tersenyum getir terhadapku.. aku hanya menjawab nya dengan senyuman..
" kayaknya kamu jangan banyakan senyum deh "
" eh.. kenapa yo ?"
" itu yang buat orang lain bakal suka sama mu "
" apaan sih ? biasa ajah kayaknya deh "
" beneran.. serius ini loh "
" bodok aah.. cepetan geh.. biar cepet pulang "
" buru2 amat kamu."
" iyaa.. aku dijemput temen, nggak enak dia nunggu lama "
" yodah, duluan ajah sana.. biar aku yg nerusin "
" nggak ah.. nggak enak sama yg lain juga "
" santai, disini anaknya nyantai kok.. lagian kan aku yg ambil ahli "
" beneran ini ?"
" iyaa.. masak boongan "
" makasih banyak ya yooo " aku tersenyum ceria kepadanya
" dibilang jangan senyum juga "
" iyaa.. iyaa.. aku duluan yaaa "
" hati2 yaa "

Aku mengannti pakaian dan membereskan semua bawaanku.. berpamitan kepada teman yang
masih sibuk membereskan kafe kami.. sudah terlalu lelah hari ini.. dan sosok itu tak muncul..
dan kursinya memang kosong, seakan tak ada yang mau duduk dikursi yang selalu ia duduki..
dan aku hanya berlalu lalang melewati kursi itu.. Sejenak aku berhenti memandang kursi
kosong itu.. memikirkan sosok yang penuh dengan kesendirian dalam hidupnya, raut wajah
yang aku punya jika aku sedang menikmati kesendirianku dimalam hari.. yaaa.. diaa.. sedikit
menggelitik hatiku.. menimbulkan rasa penasaran yang teramat sangat.. menimbulkan berjuta
pertanyaan tentangnya dan membuatku sedikit memperhatikannya.. menyisahkan tempat
dalam pikiranku untuknya..

13.Rindu
Created:06-05-2014 14:36
Hari-hariku berjalan seperti biasa, fida dan beberapa teman kerja lain menghargai
keputusanku untuk berjalan lurus dan mereka justru senang berteman denganku, karena aku
tak memandang mereka sebelah mata atau merubah sikap bahkan aku tak mengusik masalah
pribadi mereka.Tara masih begitu baik denganku, dia selalu berusaha menjadi tara yang
menyenangkan bagiku, sementara reza kami sudah jarang mengobrol hanya menghabiskan
beberapa waktu percakapan singkat karena dia sibuk dan aku juga.Anda akan tiba disini
dalam beberapa hari lagi.Aku membagi waktuku menjadi SC Ospek dan bekerja, karena jika
aku tak menjadi aktivis kampus, Semua beasiswa yang diberikan *str* akan dicabut tanpa
ampun dan aku juga harus belajar giat tentunya.Sedikit melelahkan ya.Tapi aku tak boleh
lelah dan mencoba istirahat.Karena jika aku lelah dan istirahat semua akan sia-sia saja.

Keluarga ku yang jauh disana, mereka tetap bahagia.. penuh cinta dan kasih sayang dan aku
bersyukur mereka bisa menikmati segala yang kami punya.. sampai saat ini aku masih
bersyukur atas cinta dan sayang mereka yang begitu indah.. yaa.. Terimakasih TUHAN kau
lahirkan aku dalam keluarga yang indah dan penuh cinta ini..

Dan sosok itu tak pernah kulihat lagi entahlah, mungkin dia sedang lelah dan memilih untuk
tak mengunjungi kafe lagi.aku juga tak begitu suka tersenyum saat dikafe, menurutin saran
dari rio.

------------
" halo " aku mengangkat tlp ku yang sudah berdering sejak tadi
" kak, kok lama amat angkatnya ?" terdengar suara anda yang merajuk dari kejauhan.
" lagi masak tadi, ini pake hape siapa ?"
" masak apa kak ? enak nggak ?" dia sudah bersemangat bertanya masakanku dan melupakan
pertanyaanku.
" masak tempe penyet sama ikan asin, eh.. jawab loh. hape siapa ini ?"
" enaaknyaa... ini hape anda kak.. buat dijalan nanti pas mau kesana "
" mama kan masakannya enak loh, minta masakin geh.. kapan belinya dek ?"
" kemaren.. pakek duit anda loh.. " dia bercerita kegirangan
" ya baguslah.. " aku menjawab dengan nada yang sangat biasa
" iyaa.. gitu doang responnya " dia mulai merajuk dari kejauhan.
" hahahaa.. iyaa.. selamat ya adekku, gitu baru anak pinter.. bisa beli hape pake duit sendiri..
tapi bener nggak duit sendiri ?"
" iiih.. kakak.. iyalaah.. anda kemaren bisnis pulsa kecil2an pake hape mama.. kumpul2 duit
sampe lama.. makannya bisa beli nih hape "
" pasti mahal ya ?"
" iya kak " dia sudah menjawab dengan cengiran kudanya
" udah taulah kalo anda.."
" kan pake duit sendiri kak,. "
" walopun.. harusnya anda lebih irit lah.. tapi yodahlah.. udah dibeli juga "
" tuh.. kak queen.. " dia mulai menunjukan tanda-tanda cacingan yang bakal kambuh
" iyaa.. udah nggak dibahas lagi.. jadi anda berani kesini ?"
" berani dong.. kan tinggal dipesawat dong abis tuh naik taxi ke kos kakak "
" iyaa.. jangan lupa barang yang dibawa yang penting ajah ya "
" iyaaa kak "
" puas-puasin selama disana.. karena pas disini bakal beda.anda cuma punya kakak disini..
dan itupun agak sibuk "
" iyaa kak.. tenang ajah.. "
" asal bener ajahlah tenang "
" iyaa loh.. eh kak.. udah yaa.. anda mau ngepel dulu.. "
" iyaa.. yang bersih "
" siiip.. jangan lupa disimpen kak nomer anda "
" iyaa. bawel.. udah yaa daah "

Aku mematikan tlp anda.. ya adik manjaku yang penuh dengan keruwetan dimasa mendatang
dan penuh dengan konflik untuk diriku sejenak, karena sesungguhnya dia menyayangiku
namun dia tak berani mengutarakannya..

------------------

Sejenak aku memikirkan peliknya kehidupan yang aku jalani, namun tawa kebahagiaan
keluarga ku selalu menemaniku.. dan aku sadar aku harus tetap tegar sebagai pengaduan dari
adik-adikku.. yaa.. air mata ini terjatuh karena aku terlalu lama menahan ego atas
kerinduanku, mencoba membuat diriku tegar dan baik-baik saja dengan yang terjadi.. Aku
mengingkari semua yang aku rasakan, menghujamnya dalam-dalam untuk melihat bahagia
dalam keluarga kecil kami.

Andai saja aku bisa berkata " aku merindukan saat bersama kalian " aku akan sering
berkatanya, tapi aku tak bisa dan tak akan bisa.. Karena itu akan membuat mereka semakin
sakit saat mengetahui bahwa aku tak baik-baik saja disini.Bahwa aku sangat benar-benar
merindukan waktu bersama mereka..

Biarlah sedikit tangis yang tertahan beberapa detik ini mengobati segala rasa dalam hatiku..
biarlah aku memendamnya sampai batas waktu yang tak akan pernah terungkap dan biarkan
aku menjadi sosok yang sempurna dimata mereka walau aku penuh dengan kekurangan diluar
mereka.. Dan biarlah aku berkorban sedikit waktuku demi mereka, sehingga mereka bisa
menjemput janji kehidupan yang lebih baik dariku, mempunyai masa remaja yang lebih indah
dan berwarna, cukup aku yang menanggung semuanya demi keluarga kecilku.. yaa cukup
aku..

------------------
" halo " dering hape ku membuyarkak lamunan ku hari ini
" dimana lu ?" ewin sudah gusar bertanya posisiku
" kos, nape ?"
" kagak ngampus lagi ?"
" kagak bisa win, ijin ya.. "
" gue nggak bisa lagi biarin lu ijin queen.. "
" tolongin gue win.. kali ini ajah.. yaa " aku memohon pada ewin
" ini acara besar queen.. Ospek MaBa loh.. konsep kita belom rampung.. "
" gue usahain minggu depan aktif lagi kok win.. gue cuma minta waktu beberapa hari doang
buat absen "
" hemm.. okelah.. cuma sampe minggu depan.. selepas itu, lu wajib datang untuk rampungin
konsep kita "
" iyaa.. thanks yaa "
" yoooo "

Ewin mematikan tlpnya.. yaaa.. diawal aku bekerja aku memilih vakum dari aktivitas kampus
untuk membiasakan diriku dalam adaptasi pekerjaanku.. Karena kondisi fisikku yang tak
mendukung, aku harus bisa menyeimbangkan waktukku secara perlahan dengan kondisi
fisikku.. Dan terimakasih untuk ke 16 SC yang telah mengerti kondisiku untuk waktu yang
cukup lama..

14.Anda datang
08-05-2014 16:11
Setelah beberapa waktu beralalu.. dan Anda pun akan tiba disini tepat pukul 5 sore..
Sementara aku sedang berada dikampus menyelesaikan hutang yang harus aku bayar kepada
aktivis lain..

" iya nda.. udah dimana ?" aku menjawa tlp dari anda
" kak, anda udah sampe nih.. kakak dimana ? "
" kakak dikampus, anda berani naik taxi sendiri nggak ?"
" berani sih.. tapi turunnya dimana ya kak ?"
" turun dikampus ajah bilang ke supir taxinya, ntar ketemuan dihalte kampus.. "
" iyaa.. nanti anda tlp kalo udah disana ya kak "
" iyaa.. hati2 ya dek.. maaf ya nggak bisa jemput adek "
" iya kak.. nggak apa kok "

Sejenak aku merasa menyesal tapi ya apa boleh buat, aku mempunyai tanggung jawab dalam
setiap yang aku lakukan dan aku harus menuntaskannya bagaimanapun caranya.Tak butuh
waktu lama bagi anda untuk sampai ke halte kampusku, aku sudah menunggunya disana..
Taxi anda berhenti tepat didepan halte, aku masih duduk dihalte sampai dia keluar dari pintu
dan memegang ponselnya.. belum lagi dia sempat meneleponku, dia sudah melihatku berdiri
dengan senyum yang indah mereka.. dia berjalan ke arahku dengan kaku dan tersenyum.

" gimana perjalanannya ?" aku mencoba membuka pembicaraan, anda sedikit kaku
terhadapku.. entahlah.. terkadang dia aneh jika bertemu langsung denganku.
" lancar kak " dia menyalami tanganku dan menciumnya.
" udah makan ? mau langsung ke kosan ?"
" udah kok kak, terserah sih "
" yodah, kos ajahlah.. lagian pak taxi nya masih nunggu kan " Aku berjalan bersamanya
menuju taxi yang masih menunggu anda. Kami naik ke taxi menuju kosku.
" TMB 7x ya pak " aku menyeruhkan alamat kos ku ke pak taxi, pak taxi mengangguk
memberi isyarat bahwa dia tahu.

Sepanjang jalan kami hanya diam, ya mungkin dia capek dan akupun tak begitu
mempermasalahkannya..

------------------

Sesampainya didepan kos, aku membayar ongkos taxi.. anda dan pak taxi menurunkan koper
yang dibawanya.. sementara aku membuka pagar kos-kosan.
" yuuukkk "
" ini kosan kakak ?"
" iyaa.. kenapa ?"
" enak, ada pohon-pohon didepannya " dia berkata ceria
" sengaja, biar lebih sejuk sama enak kalo duduk didepan kos.." Kami berjalan memasuki
pintu utama kos.
" kamar kakak yang mana ?"
" tuuh.. bentar lagi sampe. " aku memonyongkan bibir menunjuk deretan kamarku.

Sesampainya didepan kamar, aku mengambil kunci dari tasku dan membuka pintu kamarku..
" yuk.. masuk.. kopernya taruh disitu ajah dek " aku menunjuk ruang kosong dalam kamarku.
" waaah.. besar juga kak kamarnya " aku hanya tersenyum memandangnya " berapa sebulan
kak ?"
" 400 dek, sudah semuanya lengkap.. akses internet juga ada.. dapur, kulkas, semua lengkap
lah "
" oooh.. ini semua kakak beli apa dari sini " dia menyisir barang yang ada dikamarku
" kasur, lemari, meja ya dari sini dek.. sisanya beli.. lagian baru beli kok karena adek mau
kesini "
" looh.? sebelumnya ?"
" yaa.. kosongan.. ini kakak beli biar adek nggak bosen kalo kakak kerja "
" oooh.. anda kan bisa kerja juga kak " dia menyeletuk sekenanya
" nggak lah.. nggak boleh.. anda fokus kuliah ajah, dapat nilai bagus.. udah "
" tapii kan.. "
" nggak ada tapi.. udah bersih2 dulu sana biar segeran.. alat mandi ada disamping kamar..
lengkap semuanya " aku memotong kalimat anda sebelum dia menyelesaikannya..
" he'em " dengan tampang setengah manyun dia pergi membersihkan badannya..

---------------
" kakak ngapain liburan ngampus ?" dia bertanya kepadaku sehabis mandi
" organisasi dek " aku beranjak mengambil handuk dibelakang pintu kamarku
" mau mandi kak ?"
" iyaaa, kenapa ?"
" nggak sih.. "

Aku meninggalkan anda dikamar, kurasa dia akan merapihkan beberapa barangnya atau dia
akan istirahat dahulu.. Dan malam ini aku akan bekerja meninggalkannya..

--------------
" kakak mau kemana ?" dia melihatku memperhatikanku menganti baju
" kerja dek "
" kerja kok malam ? pulang jam berapa ?"
" iya.. siangnya kan kuliah.. jam 1 lah " aku menjawab sekenahnya
" kok lama kak ?"
" iyaa.. adek kalo mau makan, dimeja ada lauknya.. nasinya didapur, trus kalo mau cemilan
dikulkas yang ada tulisan nama kakak dibungkusannya "
" iyaaa " dia menjawab dengan lesu, sementara aku masih sibuk berberes untuk berangkat
kerja.
" nggak apakan kakak tinggal ? "
" he'em "
" oyaa.. kalo mau nge-net ya nge-net ajah.. mana tau bosen.. "
" iyaa kak "
" nanti kunci ajah kamarnya ya.. trus kuncinya cabut ajah.. kakak bawak serepnya kok " anda
hanya diam " maaf ya kakak nggak bisa nemenin anda " aku mengelus rambutnya dengan
lembut.. Dia hanya diam dan diam..

Aku berpamitan kepada anda, dia hanya menjawab dengan ala kadarnya.. Aku sedikit merasa
bersalah, tapi biarlah aku korbankan sedikit kesepian anda agar kami bisa bahagia nantinya..
anda hanya butuh beradaptasi menjadi anak kos yang kesepian sepertiku tapi tak perlu
melakukan banyak hal, dia hanya perlu mengisi hidupnya dengan kenangan indah dimasa
remajanya dan aku tak akan membiarkan masa remajanya menjadi korban atas kondisi kami
biarlah dia dan semua adikku menikmatinya dengan sejuta kenangan yan indah dan biarkan
hanya aku yang mengorbankan kenangan masa remajaku demi mereka,ya mereka yang aku
sayangi.

---------------------
Aku membuka berjalan ke arah kamarku, kulihat tak ada cela-cela cahaya dari ventilasinya..
sepertinya anda sudah tidur.kubuka pintu dengan perlahan memperkecil suara dari segala
pergerakanku, namun tetap saja aku harus menghidupkan lampu kamarku.

" kakak baru pulang ?" anda tiba-tiba bertanya kepadaku dengan suara nyaringnya dan
sepertinya dia belum tidur ntah berpura-pura tidur.
" eh.. iya dek.. belom tidur ?"
" udah kok tadi.. kok malam banget kak ?"
" iya.. kan beres2 dulu sebelum pulang "
" kerja dimana emang kak ?"
" restoran dek.. " aku menjawabnya dengan senyum
" kok malam ?"
" iya.. pake shift dek.. anda nggak bobok lagi ?" semoga saja dia percaya.
" iyaa.. kakak udah makan ?"
" udah kok.. anda ? "
" udah juga.. anda bobok lagi ya kak "
" iyaaa.. kakak juga mau tidur abis ini " aku hampir selesai berberes..

Mungkin anda kesepian atau dia takut aku melakukan hal yang tidak baik tapi setidaknya,
aku harus tetap menjadi sosok kakak yang sempurna dimana dia bahkan dimata adik-adik ku
yang lain,ya sosok kakak yang tak pernah memberikan sisi negatif kepada mereka agar
mereka menjadi sosok adik yang selalu memberikan sisi positif pada siapapun termasuk
keluarga tercinta kami.Selamat malam anda...

15.Malam Panjang
12-05-2014 11:45
Hari-hari berlalu normal.. Disiang sampai sore aku memfokuskan diri sebagai SC Ospek,
dimalam hari aku bekerja.. Dan anda disiang hari dia ikut denganku walau hanya sekedar
nongkrong dikampusku yang tak pernah sepi atau dia memilih main internet dikosanku.. Dan
dimalam hari, dia akan sendiri.. Terkadang aku merasa menyesal membiarkannya sendiri dan
tak memberikan waktu ku bersamanya.. Tapi apa boleh buat, aku harus mengorbankan sekiti
waktuku untuk kehidupan kami kedepannya.

----------------
" nggak ada liburnya kak ?" dia bertanya dengan suara lemah
" nggak dek, kenapa ?" aku masih membereskan pakaian kerjaku
" sendirian dikamar Andanya "
" sabar ya.. nggak bakal lama kok.. bentar lagi kan masuk kuliah" aku menjawab dengan
senyuman manis kepadanya.
" anda nggak betah kak " dia mulai memancarkan wajah sedihnya
" dibetahin lah, namanya juga mau kuliah "
" kangen rumah kak " dia mulai terisak sambil memeluk bantal dan membelakangi
menghadap tembok kamar.
" ditahanlah dikit, nggak mungkin kan anda pulang.. kasian mama disana.. "
" nggak bisa kak.. kakak bilang mama lah.. anda mau pulang kak "
" Anda.. mau ongkos darimana coba.. lagian 3 mingguan lagi nggak bakal terasa kok " aku
mulai mempertegas nada bicaraku
" nggak mau kak.. anda mau pulang.. kakak nggak ngerti rasanya "
" Andaaa.. jangan kayak anak kecil.. siapa bilang kakak nggak ngerti rasanya.. tau darimana
anda ?"
" kakak lebih kuat dari Anda, kakak mana tau anda nangis tiap malam pas kakak nggak ada "
" siapa bilang ? kakak tau anda nangis.. tapi memang kakak nggak mau tanya.. karena kakak
yakin Anda bakal bisa ngontrol diri.."
" Anda mau pulang kak " dia mulai memperkeras tangisannya
" terserahlah.. nangislah sepuasnya.. kakak pergi ya "

Aku meninggalkannya dengan hati kacau, kacau karena tak tega melihatnya mennagis terus
menerus.. dan tak menyangkah dia akan meluapkannya bukan menyimpannya.. Aku keluar
dari kamar dan menutupnya secara perlahan..

" mbak andanya kenapa mbak ?" mei teman sebelah kamarku bertanya, kemungkinan dia
mendengar anda menangis
" kangen rumah mei.. biasalah.. masih baru "
" owalah kiraen kenapa ? ternyata sama kayak aku juga " mei tertawa garing
" iyaa.. yodah ya mei.. berangkat dulu.. titip ajah liatin andanya yaa " aku berpamitan ke mei
" iya mbak.. hati2 ya mbak. "

---------------
" kenapa tuh muka ? tumben nggak seger ?" tara sudah melontarkan pertanyaan kepadaku
" biasa Anda "
" kenapa ? buat kesel ? " dia bertanya bingung
" nggak.. nangis kangen rumah.. minta pulang kayaknya "
" trus ?"
" ya nggak aku kasihlah.. duit darimana ?"
" ooh.. mana tau kamu kasih.. kan kamu nggak tegaan sama adik2mu "
" iyaa sih.. tapi kalo nggak ada masak aku paksain"
" yodahlah.. jangan dipikirin.. "
" iyaa.. yuk ah " aku sudah naik diboncengannya dengan duduk rapi
" udah jangan manyun.. pengunjungmu pada lari ntar.. kalo sepi kan nggak dapat tip kamu.. "
dia tertawa menghiburku
" bilang ajah kamu mau aku senyumin "
" eh.. iya juga sih.. hahahaha

---------------------
" aku masuk dulu ra.. makasih ya " aku beranjak meninggalkan tara
" iya.. eh.. queen "
" heeemmm " aku kembali memperhatikannya, raut wajahnya semakin aneh
" jaga diri ya "
" eh.. maksudnya ?"
" nggak apa, pokoknya kerja yang baik ya " dia tersenyum kepadaku " udah masuk geh.. aku
balik dulu "
" iyaa.. hati2 loh "
" siiip "

Aku beranjak memasuki tempat kerjaku, sementara tara pulang atau nongkrong atau apalah
sampai menungguku pulang kerja..mungkin jika diucapkan dengan terimakasih, tidak akan
cukup mengganti kebaikan tara ataupun reza.mereka sudah sangat baik dalam kehidupanku
dan mereka selalu menjadi penolong dalam hidpku untuk saat ini..

--------------
Hari ini konsentrasiku untuk bekerja sedikit berkurang, bahkan untuk menanggapi beberapa
celotehan dari teman-teman tak bergairah.Dan lagi didepan pengunjung, aku hanya bersikap
datar.Apa boleh buat, aku masih memikirkan anda yang akan menangis semalaman, pagi,
siang, sore hingga malam lagi.. yaa.. dan akupun tak akan tega..

Tanpa sadar ternyata sosok yang selama ini menghilang dari kafe ntah kapan dia datang dan
bagaimana kabarnya, dia sudah muncul disinggasananya dan akupun tak sadar entah berapa
lama dia disana, dengan siapa dan sendang apa.pikiranku tentang anda sukses membuatku
mengalihkan perhatian darinya.

" mbak.. " dia mengangkat tangannya memanggi salah satu dari kami tentunya,karena
posisiku jauh dan susi lebih dekat, akhirnya susi menghampirinya.

Aku sedikit memperhatikan ekspresinya, masih sama datar. kulihat dia sedikit berbincang
dengan susi.. ternyata dia bisa berbincang tapi tanpa tersenyum basa basi.Ah.. sudahlah.. buat
apa aku memperhatkannya yang tak kukenal sedikit pun dalam hidupku..

-------------
" halo.. ada apa ra ?" hapeku sudah berdering sejak beberapa jam lalu dan nomer tara yang
bolak balik menelepon ku
" ini bener queen ?" seseorang dengan suara berat ada ujung tlp, aku sedikit bingung tapi aku
coba untuk menjauhkan segala pikiran yang ada dibenakku.
" iyaa.. ini siapa.? ini hapenya tara kan ?"
" begini mbak, yang punya hape ini tadi kecelakaan sekarang ada di rumah sakit, mbak bisa
kesini ?" seketika jantungku terasa sesak dan kepalaku berkunang-kunang.. namun aku
mencoba menyadarkan diriku untuk fokus mendengarkan orang yang ada diujung tlp ini.
" rumah sakit mana pak.? kondisinya bagaimana ?" aku masih mencoba tenang dan
setenangnya.
" di Dr. Soetomo mbak, ini masih belum sadar mbak, mbaknya kesini ajah" suara berat itu
terus berbicara memberitahu jika tara dirawat digedung baru dan diruangan mana dengan
nada tenang, sementara aku sudah mulai meneteskan airmata yang tertahan serta getaran
tanganku yang semakin dasyat.. dan entalah aku harus kesana untuk tara.. ya taraaa..

Aku tak tahu entah berapa lama dia memperhatikanku dan meneliti apa yang terjadi padaku,
yang aku tahu aku sedang terguncang dan benar-benar terguncang hebat malam ini..
mendengar kabar tara tak sadarkan diri sudah cukup membuatku bisa pingsan sementara
waktu, namun aku memilih sadar dalam keguncanganku.. yaa aku bisa sadar walau
mendiamkan diriku dalam sesaat..

" kenapa ?" suara lembut itu menyapaku dalam kegelisahanku malam itu.. aku yang masih
terduduk lesuh dibalik salah satu meja kafe memilih tak memperhatikannya.
" kamu kenapa ? siapa dia ?" dia masih dengan lembut bertanya dari sampingku, perlahan aku
mencoba menyadarkan diriku.. kulihat dia, sosok yang pernah membuatku penasaran dengan
wajah sendunya berdiri disebelahku. aku hanya menatapnya lirih, dan seakan dia tahu apa
yang aku rasakan, dia mendekatkan dirinya disampingku, dan entah apa yang terjadi seakan
batin kami saling bercerita akan kesedihan yang melandaku malam ini, bahkan aku merasa
dia juga merasakan hal yang aku rasakan hanya lewat tatapan mata saja.. " ku mohon,
kuatkan aku malam ini " hatiku hanya bisa merintih, ya merintih untuk menjadi kuat..

Aku masih memandangnya dengan kesedihan, dan dia seakan berbicara kepadaku " iyaa.. aku
disini dan menangislah jika memang kau ingin menangis ", entah pikiran dari mana yang aku
dapatkan, bahwa dia akan berbicara seperti itu dari tatapan matanya.. Dan aku menangis,
tangisan yang tertahan dalam rintihan jiwaku.. aku menangis untuk tara yang selalu berusaha
ada buatku.. untuk tara yang mampu menemaniku dalam sepinya hidupku dan untuk tara
yang mampu membuatku merasakan bahagia dalam hidupku walau hanya beberapa saat..

------------------
" mau aku antar ?" suara lembut itu menyapaku disaat aku sudah bisa menenangkan diriku
" nggak usah, aku bisa kok " aku berusaha menolaknya dengan lembut. sementara teman
yang lain hanya berani memperhatikan kami dengan tanda tanya besar, entah apa yang ada
dipikiran mereka saat ini.. kami tak pernah bertegur sapa dan sekarang aku mala menangis
bersamanya.. entahlah. tak bisa kujelaskan..
" bereskan ajah barangmu, aku tunggu diluar " kali ini suaranya berbeda, lebih tegas namun
tetap datar. dan entah mengapa, aku seperti menurut saja kepadanya.. aku hanya diam seperti
mengisyaratkan " iyaa " dan dia berlalu meninggalkanku, aku bergegas keruang ganti..
meminta tolong kepada rio mengambil bagianku.. dengan alasan ada hal penting yang tak
bisa aku ceritakan.. dan aku sudah berlari keluar kafe.. kulihat sekeliling, dia tak ada hanya
ada beberapa mobil dan motor yang masih bersisa disana..

" yuk " dia menarik tanganku dan entah darimana datangnya, aku hanya bisa terkejut dan
mengikutinya.. kesedihanku sudah cukup untuk tak membuka mulutku untuk hal lain..

Dia membukakan pintu mobilnya dan memberiku isyarat untuk naik, tanpa berpikir panjang
atau dia akan berbuat jahat, aku memilih untuk naik karena kekacauanku terhadap tara sudah
melebihi batas diriku untuk berpikiran normal.. Dia mulai menghidupkan mobilnya dan
melajukannya..

" dimana ?"(tama,di jelaskan di part depan )


" eh.... "(aku)
" iyaa.. kita mau kemana ? dia dimana ?"
" Rumah sakit Sutomo "
" dia siapa ?"
" eh... "
" iyaa.. yang lagi di sutomo siapa ?"
" temen "
" yaudah tenangin diri dulu, cuma sebentar kok kesana.. tau ruangannya kan ?"
" iyaa "
" jam besuknya sudah habis, tapi kalo cuma kamu yg bisa dihubungi sama pihak rumah sakit,
bisa ada kelonggaran untukmu masuk disana " dia menjelaskan beberapa hal saat kami
dijalan.

Benar saja tak butuh waktu berapa lama, kami sudah sampai ke RS Sutomo, dia dengan sigap
menggiringku kepintu masuk dan mencari ruangan yang ada.. seakan dia sudah hapal dengan
ruangan yang ada disini..Aku hanya menuruti segala yang dilakukannnya.. yaa.. karena aku
juga tak familiar bahkan baru pertama kali kesini..

Setibanya didepan ruangan tara, entah kenapa kerongkonganku tercekat, langkahku terasa
berat dan nafasku semakin sesak.. Dia yang berjalan didepanku menyadari kondisiku yang
entah apa namanya.. Dia memperlambat langkahnya, menggenggam tanganku dengan lembut
dan tegas.. " dia baik2 ajah " bisikan yang membuatku merasa sedikit lebih tenang..

Aku tak banyak bicara, hanya dia yang menjadi tameng atas semuanya.. ya dia.. aku masih
duduk didepan ruangan tara, menunggu kabar selanjutnya darinya.. dan masih dalam
kekosonganku dia datang menghampiriku, duduk disebelahku " semua udah beres,
masuklah.. lihat dia.. aku disini nunggu kamu " aku hanya memandangnya dengan tatapan
yang entah apa namanyaa.. mencoba menguatkan diriku atas semuanya " masuklah "

Aku memberanikan diriku masuk kekamar tara dengan perlahan, mengumpulkan segenap
tenagaku, menguatkan langkahku untuk mengahmpirinya.. Perlahan aku lihat sosoknya
terbaring lemah, dengan beberapa luka dibagian tubuhnya, beberapa selang yang melintang..
Dan aku meneteskan airmataku lagi.. Kudekati dia, kupegang tangannya dengan lembut..
Tara, hari ini tak ada senyuman yang menyambutku, hari ini tak ada gurauan yang
menyungging senyumku dan hari ini hanya ada sedikit kepedihan yang menghiasi hariku..

---------------
Aku memutuskan menjaga tara malam ini, keluarganya belum mendapat kabar karena tara
sama denganku, anak perantauan..Aku memutuskan besok memberi kabar kepada orang
tuanyaa.. Sementara dia, setia menemaniku menunggu tara walau aku tak pernah tau siapa
dia.. Namun dia, seperti mempunyai sepenggal cerita sedih dalam hidupnyaa.. "Kehilangan"

16.Tara
12-05-2014 15:57
Setelah aku bisa benar-benar menenangkan diri, aku memberitahu anda bahwa aku tak akan pulang
malam ini karena menemani tara.. dan memberi kabar kepada beberapa teman bahwa tara terkena
musibah.. setidaknya mereka wajib tau, sementara untuk orang tua tara, aku masih menunggu dipagi
hari.. aku sudah tidak memikirkan bagaimana kondisiku saat itu ya, aku sudah terlalu kahwatir
terhadap tara.. Sesekali aku memperhatikannya, sepertinya kondisinya sudah mulai membaik dan
mungkin dia akan membaik..

" istirahat dulu, kamu juga butuh istirahat " dia menyadarkanku dalam lamunanku
" nanti ajah, aku belum bisa tenang "
" aku yang jagain dia, kamu tidur dulu sana " aku berpikir sesaat " udah, nggak apa, aku yang jaga
dia"
" iyaa.. makasih yaa "
" iyaa.. santai ajah " kali ini dia seperti orang normal

Aku merebahkan badanku di kasur yang ada disebelah tara, kebetulan tidak ada pasien dikasur
tersebut, jadi aku bisa memakainya sementara waktu.. Dia duduk disebelah kasurku sambil menjaga
tara dan melihat TV dengan suara yang super kecil, ntah untuk sekedar mengusir kebosenan atau
apalah namanya.. yang pasti dia sangat baik malam ini...

----------------
Entah sudah berapa lama aku tertidur, dia sudah disebelahku dengan lembut membangunkanku..
" queenn, ayo bangun " suara lembut menyapa pagiku, perlahan aku membuka mataku, mencoba
memfokuskannya agar sadar dari tidurku. kulihat dia didepanku ya didepanku..
" tara ?" hanya itu kata yang terlontar dari mulutku.
" dia baik2 ajah.. "
" syukurlah.. " aku sedikit lega.
" mandi sama sarapan dulu sebelum ketemu dia, biar keliatan manisnya "
" eh.. maksudnya ?"
" iya.. masak orang sakit disuruh liat mukamu yang kucel gitu " seketika aku memperhatikan baju dan
memegang rambut bahkan wajahku memastikan kata2nya dan sepertinya aku memang kacau.
" tapi aku nggak bawa baju "
" udah nggak usah dipikirin, nih " dia menyodorkan bungkusan kepadaku
" apa ini ?"
" baju, kayaknya seukuranmu "
" dapat darimana ?"
" supir "
" supir siapa ? nyuri ya ?"
" emang aku ada tampang tukang nyuri baju apa "
" eh.. nggak sih.. trus dari mana dong ?"
" supir aku suruh bawain dari rumah, dirumah ada beberapa baju cewek, udah intinya gitu.. nggak
usah banyakan nanya "
" iih.. cuma tanya doang juga "
" bawel banget ternyata " dia seperti berbisik pada diriku
" apa ?"
" nggak apa, buruan mandi sana.. trus sarapan, perlengkapan mandi ada dikamar mandi semua "
" da.. " belom lagi aku sempat menyelesaikan kalimatku, dia sudah menjawabnya " supir.. udah
jangan banyak tanya. buruan "

Aku bergegas kekamar mandi membersihkan badanku, belum lagi aku teringat handuk dll.Ternyata
dikamar mandi sudah disediakan olehnya dan semuanya lengkap masih baru bahkan harum. harumnya
seperti wanita..ya mungkin punya adiknya atau kakaknya, aku hanya berusaha berpikir begitu..
-------------------
Aku mengeluarkan isi dari bungkusan yang diberikannya, Semuanya bajunya bagus dan tergolong
mahal, harum, kesannya cewek banget berbeda denganku yang lebih suka pakai celana dan hanya
memakai rok jika itu tuntutan kerja atau sekolah.. Aku memilih memakai baju bercorakan warna
merah lembut karena aku suka warna merah dan dia memberiku beberapa warna dan lebih terkejutnya
aku.Didalam bungkusan itu ada daleman ceweknya juga.Ahh.. nih cowok sialan banget sih, baik sih
baik tapi kalo sampe dikasih daleman juga namanya agak gilaa.Tapi ya memang aku
membutuhkannya dan memang pas denganku.Kebetulan yang sangat aneh. Baju yang pas, warna
yang aku suka, dalaman yang pas dan semuanya memang aneh, seakan akan sudah direncanakan.

Seketika aku bergidik memikirkan kejadian saat aku tidur, apa yang dia lakukan,? bisa saja dia
mengukurnya atau bisa saja dia mencoba mencaritahu ukuran badanku.Tapi.. ah.. sudahlah aku buang
pikiran buruk itu jauh-jauh.Dan dengan capet aku berganti pakaian..

" gimana ? pas nggak ?" aku sudah keluar dari kamar mandi meminta pendapatnya.
Dia menoleh ke arahku tanpa kata dan hanya membisu, raut wajahnya berubah seperti kegelapan
malam saat dia duduk di kafe.. ya raut wajah kesepian yang mendalam..
" aneh ya ? apa aku ganti ajah " aku mencoba membuka pembicaraan agar posisi kami lebih
mengenakan
" mm.. nggak kok, bagus.. cocok "
" beneran ?"
" iyaa.. udah ku duga bakal cocok "
" makasih ya baju pinjemannya.. "
" buatmu ajah, cocok sama kamunya "
" eh.. kok bisa ?"
" iyaa.. aku emang nyari orang yang pas sama baju itu.. udah sarapan dulu sana "
" tara ?"
" sarapan dulu, baru boleh lihat dia "

Aku hanya mencoba mengintip dari balik tirai pembatas kasur, namun tak terlihat sedikitpun
bagaimana wajah tara, hanya ujung kakinya yang terlihat olehku..
" udaah sarapan.. bandel amat sih "
" tapppp "
" udah yuk.. dia baik2 ajah kok " dia menarik tanganku dan menggiringku kekantin..

--------------
" makan apa ?"
" apa ajah yang ada "
" nggak ada jual yang gitua disini, buruan makan apa ?"
" yodah samain ajahlah.. ribet amat "
" nih anak.. cepetan makan apa ?"
" kamu ini loh.. aku tuh doyan apa ajah.. udah pesanin apa ajah bakal aku makan kok "
" tikus mau ?"
" kamu ajah yg makan kalo itu "
" tuhh.. makannya mau makan apa "
" apa ajah "
" terserahlah " dia meninggalkanku dengan sedikit kesal dan kembali membawa makanan yang
dipesannya..

-------------------
Aku kembali keruangan tara, dan benar saja tara baik-baik saja saat aku tiba disana dia sudah bangun
dari tidurnya.hanya saja dia masih belum bisa sepenuhnya untuk melakukan aktifitas seperti biasanya.
dia hanya sesekali berbicara dan terkadang dia terlihat lemah.. ya dia masih belum pulih.. namun dia
membaik.Aku memutuskan untuk menelepon orang tuanya, berkata bahwa tara sakit namun sudah
membaik. jadi mereka tak perlu datang kesini karena aku dan beberapa teman akan menjaganya..

Aku meminta ijin kepada teman-teman SC untuk tak mengikuti aktifitas selama beberapa hari,
setidaknya sampai tara benar-benar baikan.. namun aku tak meninggalkan pekerjaanku karena aku
butuh pemasukan dan anda.. dia akan semakin menangis bahkan bosan di kos..

Tara tak banyak bicara, hanya sesekali meminta minum atau berbisik dan aku mengerti, dia belum
sepenuhnya puli melihat luka dikepala dan bagian wajahnya yang cukup parah membuatnya
membutuhkan waktu yang lama untuk bisa kembali normal dalam menyikapi kami..

" kamu nggak pulang ?" (aku)


" nggak, kenapa ?" (tama)
" ortumu ?"
" udah ijin kok "
" urusan mu "
" nggak ada "
" eng... "
" kenapa ? kamu mau aku pergi ?"
" eeh.. nggak kok "
" trus.. kok tanya gitu ?"
" aku nggak enak ajah kamu disini trus nemenin aku "
" kan aku udah janji "
" kapan ?"
" ntar juga kamu inget " aku menjadi bingung karena sikapnya yang aneh.
" udah tidur ?"
" udah tadi sebentar "
" tidur geh.. biar aku yang jaga tara "
" nggak apa.. santai ajah.. aku udah biasa "
" yodah deh "

Kami tak banyak bicara.. aku lebih memilih duduk dan menemani tara.. dia sedang berbaring dikasur
kosong.. tirai penutup di singkirkannya agar lebih leluasa.. dalam keheningan, ada suara ketukan pintu
kamar yang terbuka.. aku dan dia sama-sama menoleh kearah suara itu.. namun yang kami dapati
adalah tatapan bingung dari teman yang akan mengunjungi tara..
" kalian udah datang.. masuk geh " aku menyambut mereka dengan senyuman
" eeh.. iya queen " mereka masuk satu persatu kedalam ruangan, namun tatapan mereka masih
bingung dengan seseorang yang ada dikasur dengan kecuekannya.. Lara memberikan isyarat seperti
bertanya "siapa dia?" dan akupun sadar kalau mereka tak mengenalnya..
" oyaa.. kenalin ini temen kuliah ku sama tara " aku membuka topik perkenalannya dengan lara dan
yang lain.. dan dia tak menyebutkan namanya.. dsar aneh..
" gimana kondisinya tara ?" lara bertanya kepadaku, sementara anak lain sudah masuk dan melihat
tara.. ada yang merapikan buah tangan yan dibawa mereka
" baikan kok.. cuma ya harus istirahat lah.. ini dia sadar tapi nggak bisa banyak gerak n ngomong "
" iyalah.. lukanya ajah sampe kayak gitu "
" iyaa.. makannya aku nggak ajak dia ngobrol.. "
" kamu nginep sini queen ?" haris bertanya kepadaku
" iya ris.. jagain tara lah.. kan nggak ada sodara sama kayak aku "
" sendiri ?" ardi sudah menyambung haris
" kagak, ditemenin nih anak "
" oooh.." mereka seakan mencoba mengerti dan memberi ekspresi aneh terhadap satu sosok yang tak
pernah mereka tau sedikitpun
" eh.. bukannya lu kerja ya ?" aya bertanya ditengah kebingungan mereka
" iyaa.. "
" trus ntar malam yang jagain siapa ?"
" belom dipikirin nih yaa "
" yodah, kita gantian ajah jagainnya.. mau queen ?" ardi memberkan ide untuk meringankan ku
" beneran nih ?"
" iyalah.. mumpung lagi liburan.. lagian malam juga kan biasanya juga nongkrong bareng sama nih
anak, itung2 pindah tempat tongkrongan ajahlah"
" makasih yaa "
" yee.. santai ajah kali.. mumpung bisa nemenin "

Obrolan pun berlanjut seperti baisa hanya berbeda kondisi, suara lebih pelan dan lebih berhati-hati
agar tak mengganggu tara. Setelah lewat jam makan siang mereka memutuskan untuk pulang terlebih
dahulu dan sore hari akan datang untuk menggantikan ku.. Dia masih dengan kecuekannya diatas
kasur melihat TV dan aku memilih memperhatikan tara yang terkadang terpejam seperti orang yang
sedang mabuk..

Keheningan siang ini membuatku tak menyadari sosok yang pernah mengusik rasa penasaranku kini
ada satu ruangan denganku dan disampingku dengan kondisi yang berbeda, dia normal sama seperti
yang lain.. Dan dia tanpa sadar tertidur dalam mimpi indahnya.. kulihat wajahnya, begitu teduh dan
menyenangkan.. sebenarnya dia memang sangat menyenangkan jika dia tidak memendam kesedihan
dalam wajah sendunyaa..

17.Pria Tanpa Nama


13-05-2014 09:11

Kondisi tara membaik, seperti biasa jam makan siang ada perawat yang datang untuk memantau
kondisinya. Dan memang dia lebih butuh ketenangan beberapa waktu.. Dia masih tertidur
disampingku dengan lelapnya.. Aku memutuskan menelepon anda, karena dia akan benar-benar
bosan dikos dan baiknya aku memutuskan untuk membiarkannya pulang.

" halooo " terdengar suara serak dari anda


" masih nangis ?"
" hmmmm "
" mau sampe kapan nangis, nanti matanya juling baru tau "
" hmmmmm " dia masih merengek dalam isaknya
" yoodaah.. cari tiket, besok atau lusa anda bisa pulang "
" serius kak ?" dia bertanya dengan nada keceriaan
" iya.. kapan kakak bohong sama anda ?"
" makasih ya kak "
" iyaaa.. udah ya.. kakak mau tlp mama dulu.. jangan nangis lagi "
" hehehe iyaaa kak " aku mendengar cengiran kudanya diujung tlp

Mungkin ini keputusan yang tidak menguntungkan bagiku, tapi aku memang tak bisa menjaga anda..
Untuk memasakannya makanan saja aku tak bisa.. dan ini jalan terbaik untuk memulangkannya
sementara waktu ke rumah.. walau aku harus mengeluarkan uang yang cukup besar, tapi tak apalah..
Setidaknya beban pikiranku berkurang dan aku cukup memikirkan tara, kampus dan pekerjaanku..
serta dia yang ada disebelahku.. #nantinya

" kak queen " terdengar suara diar dari balik tlp
" diar yaaa ?"
" iyaaaa.. kak queen apa kabar ? lama tak tlp lah "
" baik dek.. diar suaranya udah berubah yaa.. lebih besar.. macam bapak2 lah " aku tertawa
mengejeknya
" iss... kak queen lah.. diarkan udah besar sekarang.. udah tinggi jugaa "
" waaah.. bagus dong.. berapa sekarang tingginya ?"
" 160 kak.. tapi masih tinggian bang odi, gendut lagi "
" masak sih ? udah lama ya kakak nggak pulang.. atau kalian yang cepet gedenya "
" kakak sih nggak pulang2 "
" iyaa.. kapan2 pulang kok.. mama mana dek ?"
" lagi didepan kak jaga kios "
" sekarang buka kios dek ?"
" iyaa.. kalo libur bukanya dari pagi kalo nggak libur yang duluan pulang yang buka "
" ooh.. banyak yg beli dek ?"
" lumayan kak.. maaaaa.... " terdengar diar sedikit kencang memanggil ibuku.
" kak queen ma "
" ya kak " terdengar suara lembut ibuku yang lebih ringan.. sepertinya beban hidupnya sedikit
berkurang kurasa.
" gimana kabarnya ma ? sehat ?"
" sehat.. kakak gimana ? anda nyusain nggak disana ?"
" sehat kok.. ya gitulah ma.. kayak nggak tau ajah anda gimana "
" yang sabar ya kak.. jangan galak2 kali sama dia.. kasian dianya "
" belom digalakin ajah udah nangis ma, apalagi digalakin " aku tertawa kepada ibuku
" ya makannya mama bilang jangan digalakin.. bisa stress dia nanti.. "
" iya loh.. besok atau lusa dia pulang ma "
" loh.. kenapa ?"
" iyaa.. kakak lagi sibuk disini, dia nggak ada temennya sendirian trus.. lagian masuknya masih lama
juga "
" trus ongkosnya ? duit darimana ?" suara ibu mulai melemah
" udah kok.. dari kakak semua.. nggak usah dijemput dianya biar sendiri ajah pulang kerumah.. nanti
juga gitu.. biar nggak manja dia "
" udah beli tiketnya kak ? kalo belum nggak usah pulang ajah kak "
" udah kayaknya.. udahlah ma.. kakak nggak bisa perhatiin dia seharian ma.. daripada dia nanti dia
sakit atau gimana kakak nggak tau.. yoda pulang ajah.. lagian dia pasti cari tiket paling murah ma.. "
" hemmm.. yaudah kalo memang gitu kak "
" iyaa.. kakak bakal kasih syarat juga ke dia.. kalo nilainya nanti jelek, uang bulanan dipotong buat
lunasin tuh tiket.. kalo nilainya bagus.. ya tuh tiket bakal gratis.."
" iya kak.. baiknya ajah nurut kakak.. kakak lagi dimana ini ?"
" di rumah sakit ma, jengukin tara "
" loh.. tara sakit apa ?"
" abis jatuh, tapi udah baikan.. ortunya juga udah kakak kabari ma "
" syukurlah.. yang sabar juga jagain taranya ya kak "
" iya ma.. sabarkan nggak ada batasnya ma kayak ayah bilang "
" itu baru namanya anak perempuan mama " seketika aku teringat lagu batak yang pernah
dinyanyikan mama tentang anak perempuannya yang tertua..
" iyaa ma.. udah dulu ya ma, jaga kesehatan, salam sama yang lainnya.. jangan banyak pikiran ya ma "
" kakak disana juga ya.. salam sama anda ya "

Pembicaraan singkat pun terputus sampai disini saja.. Aku menarik nafas beratku dengan panjang..
Mencoba merangkai segala kejadian yang dalam hidupku dan memang aku harus kuat dalam setiap
hidupku.. Aku melihat tara sejenak, teman yang muncul dimasa sulit dalam hidupku.. Dia tak selalu
jadi yang terbaik tapi dia selalu ada.. ya dia selalu ada setidaknya untuk saat ini..

" nangis ajah " suara lembut malam itu menyapaku kembali " kalau kamu tak kuat memendamnya,
luapkan dengan menangis.. tapi bukan tangisan rintihan.. "(tama)
" tapi.. aku tak bisa menangis " aku menjawabnya dengan lemah
" mustahil nggak bisa, kamu cuma menahannya dari dulu "
" itulah sebabnya aku tak bisa menangis "
" bukankah setiap manusia pasti menangis, bahkan saat kita lahir, tangisan yang pertama kali keluar
dari kita "
" kamu mungkin mengerti, tapi kamu tak memahami "
" kalau masalah memahami, setidaknya ada sisi lain dari hidupku yang tak kamu pahami bahkan
mengerti, jadi sama saja "
" aku memang nggak ngerti dan paham.. tapi aku pernah merasakannya.. dan mungkin berbeda.. "
" sudah kuduga "
" maksudmu ?"
" kamu memang berbeda dan benar berbeda.. "
" eh.. kok bisa ?"
" ya bisa ajah.. udah nggak usah kebanyakan tanya.. udah makan siang belum ?"
" belum.. lapar juga ternyataa.. " aku memasang ekspresi memelas ke arahnya
" yodah.. tunggu, aku beliin makan.."
" beneran ?" aku mengembangkan senyum ceria kepadanya
" iyaa lah.. nanya muluk.. sekali lagi tanya, aku beliin daging tikus kamu "
" iih... coba ajah berani kasih aku daging tikus.. aku tendang kamu "
" yeee.. nih anak.. dasar aneh "
" udaah.. katanya mau beliin makan.. buruan dong.. aku laper ini "
" iyaaa.. bawel.. "
" yang enak yaa.. makasih yaaa .. ---------- " aku baru sadar aku tak tau siapa namanya.. dan bodohnya
aku aku tak bertanyaa.. dan kenapa dia tak memberi tahu namanya kepadaku.. bahkan dia berlalu
santai meninggalkanku dikamar yang masih kebingungan..

Aku memilih merebahkan badanku, lebih tepatnya tidur sih.. Kondisi tara tak ada masalah serius..
hanya dia memang belum sepenuhnya sadar karena guncangan kecelakaan dan luka yang sebagian
besar berada di bagian wajah dan kepala, beberapa goresan dan memar di tangan dan kaki.. dia
hanya butuh menunggu kesadaran sepenuhnya agar bisa kembali normal karena bagian tubuh yang
lain tidak begitu terluka parah. Dan aku tertidur..

Dialam mimpiku, entah mengapa aku berada dipelukannya.. menangis dengan lirihnya.. dia yang
memelukku dengan lembut dan membelaiku dengan kasih sayang dan entah mengapa aku
memimpikannya.. " bukan aku yang datang untukmu, tapi kamu yang datang untuk melengkapi ku "
dia berkata lembut dan mengecuk keningku " terimakasih, karena kamu nyata " sekilas bisikan
lembut ditelingaku seperti terdengar nyata..

Aku membuka mataku secara perlahan.. dan masih seakan bisa kurasakan kecupan bahkan bisikan
lembut ditelingaku.. Kulihat dia sudah ada disampingku, entah sudah berapa lama dia ada disana..
entahlah.. Terkadang dia seperti hantu yang tiba-tiba muncul dalam hidupku tanpa disengaja dan
memang dia hantu..

" yuk makan " dia mengangkat bungkusan ditangannya ke arahku


" beli apa ?"
" daging tikus "
" iiih.. jorok banget sih "
" abisnya tanya trus.. ditanya makan apa terserah tapi tanya trus.. siapa yang nggak sebel coba "
" iyaa deh.. sorry "
" siapa cowok yang bakal tahan sama mu ?"
" ada kok.. banyak "
" siapa ?"
" tuh tara salah satunyaa.. " aku tersenyum manis
" syukurlah masih ada.. "
" maksudmu loh ?"
" udaah.. makan jangan nanya muluk.. cuci tangan geh "
" iyaaa.. iyaaa... "

Aku bergegas mencuci tanganku, dia sudah menyiapkan bungkusan yang dibawanya.. dan kami
makan bersama..

" makannya jangan berantakan dong "


" nanti kan dirapihin sih "
" kalo bisa sekarang ngapain nanti loh "
" hadduuuh.. sampe makan ajah beantem lah "
" eh... sorry... udah makan lagi " aku hanya nyengir kuda kepadanya
" nggak capek apa ngerep trus "
" tau ah.. udah bawaan kali "
" eh.. bawaan bayi ?"
" kagak lah.. bawaan emak ku.. jadi suka ngerep juga akunya "
" ooh.. pantesan ajah "
" yodaah.. abisin dulu baru ngobrol "

----------------

Lagi, kami hanya diam disaat menjaga tara.. menunggu kehadiran yang lain untuk bergantian
menjaganya..
" ntar pulang kerja kesini lagi ?" dia bertanya tanpa memalingkan wajahnya dari TV, dengan posisi
tidurnya yang sedikit menyebalkan. Aku yang tadinya membelakanginya sekarang menoleh
kearahnya.
" kayaknya sih iya.. tapi paginya balik dulu ambil baju sama nemuin adikku "
" oke "
" oke.?"
" iyaa.. okee.. trus apa ?"
" okemu buat apa loh ?"
" ya buat nemenin kamu kemana2 loh, pakek nanya.. nggak capek apa nanya muluk "
" nggak,, ngapain kamu nemenin aku trus ?"
"kan aku udah janji "
" janji kapan ?"
" ntar juga kamu tau "
" iih.. apaan sih nih anak.. kenal juga nggak.. main janji2 segala " untuk perkataan ini aku sedikit
kasar, padahal dia sudah baik sekali terhadapku.
" kamu yang apaan.. bilang makasih kek apa kek.. mala diomelin trus akunya "
" eeh.. sorry.. eh.. makasih.."
" gitu dong.. senyum jangan lupa "
" diiih.. bawel.. eh.. namamu siapa ?"
" ooh.. akhirnya ditanya jugaa.. kira bakal dianggurin sampe besok2.. "
" serius ini loh... siapa namamu ?"
" beda satu huruf sama tara kok "
" udah ah.. malas.. tanya serius mala gitu "
" iihh.. dasar .. tama... panggil ajah tama "
" salam kenal tama " aku menjulurkan tanganku ke dia.. dia terlihat bingung melihat tanganku dan
senyuman manisku.. aku memberi isyarat bahwa dia harus menyambt tanganku dan dia
menyambutnyaa, kami saling tersenyum dan bertatap satu sama lain untuk sesaat..

Sambutan tangan yang akan berlanjut untuk seterusnya dan akan terlepas disaat yang tak bisa
disangka.. yaa.. Tatapan dan senyum yang akan bertemu kembali disaat yang tak bisa disangka.. dan
aku suka caranya memandangku... penuh tanda tanyaaa...

18.Queentok
13-05-2014 11:47

Ardi, haris dan aya datang untuk menggantikanku dan tama menjaga tara.. Entah kebetulan atau
bagaimana nama tara dan tama hanya berbeda huruf saja.. ya anggap saja ini kebetulan belaka..

" kamu mau balik kekos dulu queen ?" aya bertanya kepadaku
" iya kayaknya, mau jumpain anda dulu.. besok atau lusa dia mau balik soalnya "
" balik kemana ? " ardi bertanya heran
" balik ke M*d** lah.. "
" looh.. ngapain ?" aya bertanya penasaran
" yaa pulang dulu kesana.. aku kan lagi jagain tara.. jadi daripada dia sendirian mending aku balikin
ajah dulu.. lagian masuk kuliahnya masih lama kok "
" ooh.. iya juga sih.. " aya mengerti " trus balik sama siapa nih kamu ?" haris bertanya " mau
diantar ?"
" sama aku " tiba2 tama mengeluarkan suaranya dengan santainya tanpa mengubah posisinya
dihadapan TV, sementara aya.. karena dia cewek dia lebih peka dari anak cowok, dia berbisik
menyelidik kepadaku " siapa.? cowokmu ?" dengan tatapan penasaran " bukan, panjang ceritanya..
kapan2 ajah ya " dia mengangguk mengerti.. sementara ardi dan haris hanya memilih diam dari
samberan tama.
" aku diantar dia ar.. lagian nggak enak repotin kalian " aku mencoba menepis perasaan tak enak
diantara kami
" kamu, kayak sama siapa ajah queen pake sungkan " ardi menambahkan
" tau nih.. santai ajahlah.. " haris menambahkan
" yodah yaa.. aku balik dulu ya.. takut nggak keburu soalnya kekos lagi nemuin anda " Aku
bermpamitan dan mengambil barang yang akan aku bawa pulang.
" iyaa.. hati2 ya queen "
" iyaa.. titip sampe malam yaa.. ntar aku tidur sini lagi kok "
" iyaa.. santai ajah.. fokus kerja ajah geh kamuny, kan ada kita disini " aya menenangkanku. Aku
tersenyum dan berpamitan.. dan tama hanya dengan cueknya berlalu.. dasar anak aneh..

-----------
" kamu kenapa sih ?"
" kenapa apanya ?"
" iyaa.. jutek banget sama anak2 "
" biasa ajah kok.. "
" apanya biasa ajah.. jutek gitu loh. "
" udah aah nggak usah dibahas lah "
" aneeeh "
" emang.. " udah buruan jalannya.. lama amat..
" diiih.. tungguin dong.. namanya juga cewek ya wajar lama "
" cewek apa karena pendek " dia menertawakanku
" main fisik laah.. iyaa emang pendek trus kenapa ?"
" nggak apa sih.. suka ajah liat kamu ngomel "
" sialan kamu "
" naaah.. mala dimaki "
" abisnya kamu nyebelin pake banget "
" kayak sendirinya nggak ajah "
" gitu kamu mau deket2 aku "
" ya gitu deh "

Dia trus berjalan tanpa menungguku dan sampai di depan mobil duluan..
" ayooo buruan "
" iyaa.. tungguin "
" tinggal nihh "
" yodaah tinggal sana, pergi ajah san nggak usah balik lagi "
" diiihh.. ngambek "
" bodok "
" udaah aah jelek kalo ngambek " dia tersenyum jahil kepadaku
" abisnya.. tadi malam ajah baik.. sekarangnya jahat banget " aku memanyunkan bibirku
" bercanda loh.. udah yuk " dia membuka pintu mobilnya sambil tersenyum padaku, aku hanya sewot
masuk kedalam mobilnya.

Sepanjang jalan aku memilih diam, masih sebal dengan tingkahnya yang aneh.. kadang dia seperti
orang normal yang bisa tersenyum kepadaku dan berbicara dengan gampangnya tapi terkadang dia
larut dalam kesendiriannya, tatapan dingin nan senduh yang kadang terasa menvonis ku.. ntahlah dia
sedikit aneh..

" kos mu dimana ?"


" eeh... di TMB 7x.. tau ?" dia membuyarkan lamunanku
" daerah Mulyo**** ya ? deket KFC nggak ?"
" kok kamu tau ? nggak sih.. depan kampus I** pas "
" ooh.. kuliah disitu juga ?"
" iyaa.. kok tanya lagi.. udah tau aku kos kawasan situ ya pasti kuliah disitulah " aku menjawab sewot
" temenku anak Un*r kos disitu juga.. jadi nggak semua anak yg kos situ anak I** kan ?"
" iyaa deh.. kebanyakan "
" gitu dong.. ini masuknya lewat perumahan apa bunderan Mulyo**** ?"
" dari perumahan ajah lebih deket.. "
" okeee "

Dia sudah tau tujuan kami selanjutnya, dan aku memilih diam begitu juga dia.. Kulirik dia, sepertinya
tersimpan beberapa kenangan dari jalan yang kami lalui.. sepertinya dia sama denganku.. tak butuh
banyak penjelasan, dia sudah tau dimana kosan ku..

" aku masuk dulu ya.. kamu mau nunggu dimana ?"
" disini ajah deh "
" yakin.? nggak nunggu di teras kosan ku ?" Dia melihat sejenak sekeliling kosanku, bukan melihat
menyelidiki tapi ada sesuatu yang tersimpan dalam dirinya, ingatannya tapi entah apa.. aku tak
mengerti..
"nggak, disini ajah.. "
" okee.. tunggu yaa " dia hanya diam membisu.. sepertinya penyakitnya kumat lagi.. dan aku lebih
memilih masuk kedalam kosanku..

--------------
Aku berjalan kearah kamarku, kulihat pintunya terbuka. sepertinya anda ada didalam, sedang apa
dia.? adik manjaku yang kadang menjengkelkan sekali.. Aku masuk pintu kamar sambil mengucap
salam, seketika entah kekuatan besar darimana dia bangkit dar kasurnya dan memelukku dengan
erat " makasih kak... kakak bak banget " dia mendaratkan ciuman mautnya ke pipiku dan dia tau aku
tak akan suka " udaah.. nggak usah pake cium.. geli tau " aku berusaha melepaskan pelukannya tak
mau jika dia mulai menciumi ku lagi " nggak apalah.. kan anda suka "
" udaah.. kakak mau mandi dulu, mau kerja.. tiketmu gimana ?"
" udah dapet kok.. murah juga.."
" kapan jadinya ?"
" aku ambil yang besok sore kak, sampe sana malam.. agak murah soalnya.."
" ooh.. yodah.. sendiri kebandara bisa.?"
" bisa dong.. tinggal tlp taxi ajah.."
" yaudah..eh.. trus bayarnya ?"
" udah.. kan uang anda masih ada.. jadi tinggal kakak ganti ajah " dia menjelaskan dengan senyuman
" waah.. pas lah.. ngapain kakak ganti.. wong kamu ada duit ajah kok " aku mencoba menggodanya
sambil mengambil handukku
" iiih.. nggak mau.. digantilah kak " dia merengek seperti anak kecil.
" cuciin dulu baju kakak sebelum pulang.. baru diganti "
" iiih.. nggak mau.. baju kakak kan banyak "
" yodah.. tak usah diganti.. gampangkan.. mandi dulu yaa.. daaahh " aku melagkahkan kaki keluar
pintu kamarku
" kak.. " suara anda melemah
" kenapa ?" aku bingung melihat ekspresinya
" kakak pake baju siapa.? kok tumben cewek banget.? mana dres lagi.."
" eeh.. ini punya temen kok.. kan kakak nggak bawa baju "
" ooh.. kok aneh yaa.. kayak memang bajunya kakak banget "
" eeh.. masak sih ? bagus yaa ? besok2 pake beginian ajah deh "
" mulai deh.. baru dibilang gitu.. langsung mau pake begituan muluk "
" kan biar tambah cantik "
" yeee.. udah mandi sana kak.. keburu telat kerjanya "
" tumben disemangati.. biasanya di berati "
" kan bentar lagi pulang.." dia menjawab sambil tersenyum seperti orang gila
" kebanyakan senyum gila nanti " aku meninggalkannya dikamar.. bergegas membersihkan badanku..
kasian tama menungguku diluar..

--------------
" buru2 amat kaka, baru juga balik kekos ?"
" iyaa.. kakak sama temen, kasian nunggu didepan kos "
" ooh.. pantesan.. cakep nggak ?"
" cakep.. napa.? mau ?"
" nggak ah.. malas.. "
" yeee.. nanya.. ditawarin ogah.. aneh "
" lebih aneh kakak, disukain cowok pada ditolak semua.. cakep padahal.. sampe datang2 kerumah
juga "
" ada yg lebih penting dari itu lah "
" apa kak ?"
" ntar juga anda tau.. "
" iih.. curang.. " dia sudah manyun melanjutkan membaca bukunya. aku hanya tersenyum melihat
tingkahnya..

Aku mempercepat mebereskan baju kerjaku.. kali ini aku memilihnya memakai dari kosan.. Karena
aku juga diantar naik mobil dan lebih mengirit baju.. Anak kos yang berpikir irit..

" itu baju kerjanya kak ?"


" eh.. iya nda.. kenapa ?"
" kok sexy sih.. nggak ada yang lain ya ?"
" kan pake stoking dek.. lagian kakak kan nggak nunggang nungging.. trus pake kaos dalem juga "
" iyaa sih..asal nggak digodain ajah kakaknya "
" nggak kok.. kakak berangkat ya "
" nggak make up kak.? nggak pake jaket.?"
" disana ajah make upnya.. jaketnya di rumah sakit sih.. kalo pake yang baru sayang..pergi yaa.. baik2
disini.. " aku tertawa ke anda sambil berlalu
" irit kok sama jaket.. hati2 kakak nyaa " suara anda terdengar nyaring dari depan kamar.. sepertinya
dia bersemangat untuk pulang..

Aku mempercepat langkahku.. agak susah memang hendak berlari dengan rok dan sepatu yang
berhak ditambah baju yang tidak leluasa untuk digerakan tapi apa boleh buat sambil sesekali
menurunkan rokku aku berjalan cepat menuju tama, tidak enak membiarkannya menunggu terlalu
lama.. Dia mungkin melihatku dari dalam mobilnya, aku menghampiri dan masuk kedalamnya.

" lama ya ? sorry yaa "


" nggak kok.. cepet mala.. biasanya cewek lebih lama dari ini " dia berkata datar
" nyindir nih.. "
" nggak.. serius.. kamu termasuk cepet "
" syukurlah.. makasih yaa "
" ini langsung ke kafe ?"
" iyaa.. emang mau kemana lagi "
" kali ajah kemana gitu "
" bisa dipecat aku kalo bolos.."
" nanti aku ijinin deh.. "
" apaan sih.. udah aah.. ayuk ke kafe "
" iyaaa... iyaaa.. "

Kami pergi ke kafe tempatku bekerja.. kafe dimana pertama kali aku melihatnya dan dia berbicara
denganku..

-----------------
" makasih ya tamtam " aku tersenyum kepadanya
" heh.. tamtam ?"
" iyaa.. lucu ajah manggilnya gitu "
" lucu yaa.. okee.. kalo kamu aku panggil entok mau ?"
" iih.. kok entok.. namaku kan queen.. kok jadi entok pula " protesku
" iyaaa queentok.. jadi entok.. mau ? lagian bibirmu kayak entok.. bawel.."
" iissh.. bodok ah.. aku masuk dulu "
" yee ngambekan.. "
" bodok " aku keluar dari mobil meninggalkannya yang tersenyum melihat tingkahku.. dasar anak
menyebalkan, baru juga kenal sudah memberi julukan kepadaku.. entok lagi.. sialan..

19.Dia Kembali
13-05-2014 16:03

Aku berjalan masuk kedalam kafe yang masih tertutup.. beberapa teman yang sudah datang
melihatku dengan tatapan bingung.. mungkin setelah kejadian tadi malam.. Aku manangis dengan
salah satu pengunjung kami dan aku pamit pulang duluan tanpa penjelasan, tentu saja itu
memberikan tanda tanya besar bagi mereka.. Dan sekarang aku dengan senyum yang menawan
masuk kedalam kafe seperti biasanya..

" sama siapa ? udah berubah pikiran ya ?" fida menepuk bahuku dari belakang
" eh.. temen.. pikiran apa fi ?"
" naik mobil tuh yang anter "
" owalah.. cuma temen fi "
" yakin ? tuh kan pelanggan kita yang sering duduk sendiri.. trus tadi malam kamu nangis2 sama dia..
"
" iyaa pelanggan kita dianya.. kenapa emangnya ?"
" jangan2 kamu hamil ya ?" dengan tampang menyelidik tanpa basa basi fida melontarkan
pertanyaan yang membuatku seperti disambar petir " udah berapa bulan ? dia nggak mau tanggung
jawab ? kok kamu nggak cerita ?"
" apaan sih.. aku nggak hamil fi "
" jangan boong.. trus kenapa nangis.. pulang sama dia. ini dianter dia.. hayooo "
" aduuuh.. nih anak pikirannya negatif muluk yaaa "
" lah.. trus apa dong.. kamu nggak cerita "
" tadi malam tara kecelakaan fi.. dia yang nemenin aku jagain tara n bantuin aku lah pokoknyaa "
" loh ? kok bisa ? kondisinya gimana sekarang ?"
" laah.. mana aku tau kok bisa.. aku ajah taunya dia udah dirumah sakit.. udah baikan kok, ini dianya
lagi dijagain sama temen2 kuliah"
" keluarga tara kemana emangnya ?"
" keluarganya diluar pulau fi, sama kayak aku.. jadi ya kita2 ajah yang jagain.."
" ooh.. besok aku jenguk deh "
" iyaa.. makasih ya fi.. ini juga aku tidur di rumah sakit kok sesekali pulang kekos lah "
" iyalaah.. kan dia deketnya sama kamu.. tapi kok tumben pake baju kerja dari rumah " dia
memperhatikanku
" iyaa.. malas ganti2 soalnya.. mumpung naik mobil jadi irit baju " aku tertawa ke fida
" anak kos banget kamu "
" iyaa dong "

Kami masih mengobrol sambil memakai topeng di wajah agar terlihat lebih cantik di depan
pengunjung ( kata mereka, kalo tara bilang kayak lenong ). Dan dengan cepat saja kejadian tadi
malam mendapatkan jawaban dari mulut ke mulut, sehingga tak ada tanda tanya besar dalam benak
teman2ku..

-----------

Aku bekerja seperti biasa.. tama mengantarku hari ini, tapi kenapa dia tak duduk dikursi yang
biasanya dia duduki.. aneh sekali.. apa dia mempunyai jadwal untuk duduk disana, dan aku tak tau
bagaimana kabarnya setelah aku tinggal tadi.. tapi sudahlah.. jika dia tak menunggu atau
menjemputku pun tak masalah, aku hanya perlu mengeluarkan ongkos taxi untuk ke rumah sakit..
demi tara itu tak masalah..

-----------
Aku melirik jam ditanganku, sudah jam set 2 malam.. Ah.. hari ini begitu banyak pengunjung dan tak
mungkin kami usir.. dan tak mungkin aku melimpahkan pekerjaanku ke rio lagi.. Dia sudah terlalu
sering baik padaku, walau dia menawarkan tapi aku tak enak jika selalu merepotkannya.. Terlebih aku
masih baru dibanding yang lainnya, walau mereka semua baik.. aku tak ingin seperti memanfaatkan
mereka.. yaa.. mereka keluarga baruku yang bisa membuatku tertawa disaat kami capek dan bosan
dengan pekerjaan kami..

" jemputan mu udah didepan tuh " fida lagi2 nyelonong didepanku
" jemputan siapa ?"
" cowok bermobil " dia menajwab dengen senyum jahilnya
" kok kamu selalu perhatian sama yg jemput aku ya ?" aku bertanya curiga ke arahnya
" yeee.. pede amat.. aku kan abis ketemu jemputanku didepan.. nggak kayak kamu.. kamu anggurin
sampe siap kerja "
" ngejleb banget sih kamu "
" iyaa lah.. harusnya kamu jumpain dulu, basa basi bilang bentar lagi kek apa kek.. ini main suruh
tunggu ajah.. cowok bete tau disuruh nunggu lama "
" eh.. gitu yaa.. bodok ah.. kalo nggak mau nunggu yodah "
" hadeeehh.. untung ajah kamus manis queen kalo nggak udah nggak ada yang mau deket kamu "
" eh.. manis gimana ?"
" iyaa. lucu anaknya.. buat gemes kadang " fida mencubit pipiku
" iih.. sakit tauuu.. "
" makin marah makin manis loh " dia menggodaku
" dasar nggak normal.. " aku menajwab dengan sewot
" yee.. dibilang nggak normal.. pelanggan ku ajah banyak "
" itukan kedok.. "
" kamu kali yang nggak normal.. pacar ajah nggak punyaa " dia mengejekku sambil berlalu
meninggalkanku
" fida gilaaaa " aku hanya bisa meneriakinnya seperti itu, dan anak kafe tak akan kaget.. karena
memang aku suka di godain sama seisi kafe.. mereka bilang menggodaku asik dan bisa membuat tak
bosan.. malangnya nasibku..

--------------
" lama amat " aku terkejut dengan suara tama yang tiba2 nongol saat aku sampai didepan pintu kafe.
" kebiasaan deh buat kaget "
" baru gitu doang juga.. yuk pulang "
" eh.. kamu nungguin aku ya "
" nggak, jemput kamu.. jangan tanya kenapa, jangan bawel.. " dia meninggalkanku dengan enaknya..
sementara aku sudah sebel setengah mati dibuatnya.. dasar aneh..
Aku mengikuti langkah kakinya dengan perlahan, mungkin karenasudah terlalu lelah dan capek jadi
aku hanya bisa mengerahkan sisa tenagaku untuk pergi keruma sakit.

Dia membuka pintu mobil tanpa basa basi atau sebagainya, dan ekspresinya biasa ajah.. Nih anak
kadang emang aneh, kadang bisa tersenyum kadang mala bersikap dingin dan kadang seperti orang
lain.. yaa dia memang aneh..

--------------
" tara udah baikan, paling 1 minggu ada dia di rumah sakit " tama membuka obrolan
" kok kamu tau ?"
" diih.. tanya muluk.. pokoknya dia udah baikan.. bukannya kamu seneng ya "
" iyalah.. seneng banget mala "
" aku bakal nepati janjiku sampe tara beneran sembuh.. selebihnya kita nggak ada apa2 lagi "
" eeh.. maksudnya ?"
" yaa.. selepas tara sembuh.. ya kita seperti dulu.. paling juga butuh waktu sebulan dia untuk normal
lagi.. jadi ya kamu tahan ajah sebulan ketemu aku trus.. " dia berkata datar
" bukan itu maksudku ? kenapa kita nggak bakal ketemu lagi ?" aku mencoba memperjelas maksud
dari pembicaraannya.
" yaa.. aku bilang dari sekarang biar nggak kaget nantinya " dia mencoba mengalihkan pertanyaanku
" nggak nyambung kamu.. aku tanya, kenapa nggak bisa seperti ini kalo tara udah sembuh ?"
" ada pertanyaan yang nggak harus ada jawabnya queen "
" tapi aku masih punya sejuta pertanyaan ke kamu "
" aku nggak punya sejuta jawaban yang kamu mau " dia masih saja dengan ekspresi datarnya..
sementara aku sudah ingin rasa menimpuknya denga sepatuku.
" tapi kamu harus jawab semua pertanyaanku " dia hanya diam menembus kegelapan dini hari kota
ini.. bahkan rasa dingin pun sudah tak kuhiraukan karena sosok yang ada di sebelahku..
" tamaa.. jawab dong " aku mulai sebal dengan tingkahnya
" nggak semua hal harus ada jawabannya " tanpa merasa apapun dia berkata dengan semaunya. dan
masih saja wajah sendu itu menghiasi nya (lagi).

" pake jaket dibangku belakang geh.. dingin soalnya " dia berkata tanpa melirikku.. aku yang sudah
terlalu sebel dan memilih mendiamkanya.

Suasana malam ini begitu tak mengenakan.. dan aku tak suka.. aku memandang keluar kaca mobil,
melihat jalan yang kami telusuri.. tan entah mengapa dia berhenti mendadak dipinggir jalan..

" mau ngapain ?" aku sudah taku dia akan melakukan hal buruk terhadapku " kenapa berenti ? ayoo
jalan lagi "
" kalo kamu nggak mau pake jaket, kita tetep disini " dia mengancamku dengan suara datarnya.
" kalo kamu maksa, aku turun disini " aku balik mengancamnya
" yodah turun ajah, nggak ada yang larang.. " dia mengancamku balik. Aku yang benar sebal, tanpa
melihat sekeliling langsung turun dari mobil " oke.. "

Aku pergi meinggalkan mobilnya, berharap dia akan memanggilku dan memintaku atau bahkan
merayuku agar kembali kepadanya.. Aku menurunkan gengsiku untuk menoleh ke arahnya.. " pliiisss..
panggil aku.. pliiis.. disini serem banget ternyata " Aku hanya bergumam dalam hati.. Setelah 5 menit
berlalu, aku merasa ada yang aneh.. Aku memberanikan diri melihat kebelakang, ternyata dia sudah
tak ada.. Aku melihat sekeliling yang gelap dan mengerihkan.. Gimana kalo ada orang jahat yang
datangin aku.. gimana kalo aku diculik atau diperkosa dan gimana kalo aku mengalami hal buruk..
Dasar cowok sialan.. tega banget ninggalin aku dipinggir jalan.. Tanpa sadar aku menangis sambil
berjalan menyusuri jalan yang gelap ini, berharap TUHAN berbaik hari menemaniku dan menjagaku..

Yaaa.. TUHAN.. tega banget si dia.. jahat banget.. ninggalin aku dijalan gelap, sepi, dini hari, sendirian
pake baju sedikit mini.. tega banget dia.. dan aku hanya bisa menangis seperti anak kecil, ya anak
kecil yan ditinggal ditengah keramaian bingung mencari ibunya.. Aku mengusap air mataku sambil
berjalan kesal, sesekali mengumpat cowok sialan itu..tega banget dia ninggalin aku sendiri disini..
tegaaa... dasar cowok sialan.. seumur hidup aku baru sekali diginiin..

Aku bahkan tak memperhatikan beberapa mobil atau motor yang melewatiku sesekali.. aku hanya
fokus dalam kesedihanku malam ini.. bagaimana nasibku nanti.. dan aku masih tetap berjalan..
sesekali mungkin ada yang sedikit iseng memperlambat laju kendaraan beranggapan aku ini hantu
atau wanita malam.. tapi aku mencoba berjalan secepat mungkin.. Aku mendengar langkah kaki dari
arah belakang, sepertinya ada orang jahat yang hendak mengikutiku. Kupercepat langkah kakiku
walau tenagaku sudah diujung batas.. Dan langkah kaki itu juga semakin cepat dan aku memutuskan
lari sekuat tenaga namun hanya sia-sia.. hanya lari kecil yang aku bisa dengan rok mini dan sepati
semi tinggi ini.. sialan.. matilah aku malam ini..

yaaa.. TUHAN.. aku pasrah.. tangisanku masih tak terhenti.. deg.. jantungku berdegup kencang dan
akan keluar dari tubuhku.. ada tangan yang menarik lengan kananku.. seketika aku mejerit dan
berbalik memukul sosok itu dengan tasku.. Tanpa basa basi dengan brutal aku memukulinya dan
mencoba melepas cengkaraman tangannya.. dan bersiap berlari sekencang yang aku mampu..
" lepasiiin.. tolooong " beberapa kali kata itu keluar dari mulutku..
" quuueen... ini aku.. " beberapa kali suara itu terdengar samar, namun kali ini lebih kencang.. Aku
mencoba menelaah suara siapa itu.. dan memang benar itu tama.. Tama yang membuat aku
jantungan..
" maaf " dia memelukku dengan lembut " maaf aku ninggalin kamu.. "
" jahat.. " aku memukul dadanya perlahan.. " jahat banget kamu.. " air mataku bercucuran
memikirkan nasib burukku malam ini..
" ssstttt... udah.. jangan nangis lagi.. aku udah balik kok " dia mengusap air mataku. sementara aku
hanya menangis mencoba menenangkan diri.. " udaah yuuk.. " dia membimbingku berjalan ke
mobilnya.. tak jauh dari jarak ia mengejarku.. aku sudah naik kedalam mobilnya dengan keadaan
semi kacau.. " aku bakal balik buat kamu.. " itu kata yang dia ucapkan sebelum menutup pintu
mobilku.. dan aku hanya diam membisu..

Dan memang, dia kembali untukku.. malam ini...

20.Mereka
14-05-2014 10:54

Kejadian malam itu terasa lenyap begitu saja dari lembaran kisah kami, entahlah aku pun tak tau dan
tak akan pernah tau.. Selama tara belum sadar sepenuhnya, tama selalu menemaniku seperti janji
yang sering disebutkannya. Anda sudah pulang dan lebih bahagia disana. Odi dan Diar bersekolah
dengan baik tentunya mereka terkadang membantu ayah dan ibu.. Sementara reza, dia mulai
menghilang dalam kehidupan mayaku.. Namun tak terganti dikehidupan nyataku.. hanya saja dia dan
aku mulai jarang berkomunikasi.. yaa.. semuanya lambat laun menjadi lembaran kisah yang tak
terungkap antara aku dan reza..

Tara sudah bisa fokus dalam penglihatannya, sudah beberapa hari dia dirawat dan dia sudah bisa
berbicara normal.. hanya saja terkadang dia mengalami pusing yang membuatnya sedikit mual..
Namun, itu hanya akan berangsur sebentar saja.. dia sudah bisa berjalan ke kamar mandi dan
melakukan beberapa aktivitas lain.. dan dia sembuh dengan cepat.. Dia tau tama ada disisiku, tapi dia
lebih memilih diam.. dan membiarkanku menjelaskan sendiri kepadanya..

---------------
" queen " suara parau tara memanggilku
" iya ra.. kenapa ? ada yang sakit ? " dia menggeleng " atau kekamar mandi ?" dia juga menggeleng..
aku mengernyitkan dahiku melihatnya..
" makasih ya.. aku belum sempet bilang makasih dari kemaren "
" iyaa.. nggak apa.. jangan banyak ngomong dulu lah "
" nggak apa queen latihan " dia mencoba tersenyum dibalik cengiran sakitnya " ouchh "
" tuh kan sakit "
" iyaa.. nggak apa "
" ehmm... kayaknya kamu memang udah harus kenal deh ra " dia hanya mengangguk paham.. aku
memanggil tama yang sedang berbarng dikasur sebelah..
" tama.. sini bentar dong " tanpa basa basi tama menghampiriku yang ada disamping tara. seperti
biasa tampang datarnya selalu saja menghiasi wajahnya.
" raa.. ini tama.. dia yang nemenin aku jagain kamu selama ini " tara tersenyum kepadanya dan
menjulurkan tangan nya, tama membalasnya " makasih ya tama "
" sama2.. aku cuma bantu ajah kok " dia membalasnya dengan waja datar.
" jangan kaget ya ra.. dia anaknya memang gini.. sok cuek " tara hanya tersenyum mengiyakan,
sepertinya dia memang mengetahuinya. sementara tama, ya dia lebih memilih posisi nyamannya "
aku kesana dulu ya.. istirahat kamu ra "
" iyaa. makasih ma "
Percakapan yang sangat singkat.. yaaa sangat singkat sekali..
" nanti juga bisa akrab kok.. dia baik sebenernya " aku berbisik ke tara dan dia mengangguk. " udaah..
istirahat ajah dulu.. nanti kalo anak2 datang kamu bisa ngobrol sama mereka juga " dia menurut apa
yang aku katakan.. aku merapikan bagian kasur yang berantakan.. dan dia dalam diamnya
memandangku dengan senyum kecilnya..
" kenapa ra ?" aku bertanya bingung
" kalo gini, aku lebih milih sakit trus "
" huuusshh.. ngawur kamu.. omongan doa loh "
" abisnya kamu manis banget kalo aku sakit "
" apaan sih.. udah istirahat.. jangan bandel " dia hanya tersenyum, dan memejamkan matanya "
makasih queen " suara lembut menenangkan terucap dari mulutnya.. Dan aku hanya bisa tersenyum
kepadanyaa.. yaa.. senyum manis untuknya..

------------
" beneran cuma temen sama tara ?" suara lembut tama menyapaku saat aku duduk disebelahnya..
aku masih memandang tara yang tertidur.. dia berbaring dibelakangku.
" menurut mu ?"
" yaa.. lebih dari itu.. "
" anggap ajah gitu.."
" ooh.. "
" ada hal yang kadang nggak bisa dijelasin "
" ada pertanyaan yang kadang nggak harus dijawab "
" lebih baik disimpan, cukup kita yang rasa" kami berbarengan mengucap kata ini, aku langsung
terkejut tama mengetahui kata akhiran dari kalimatku.. lebih tepatnya sama menyebutkan kata itu..
namun kenapa dia seakan tak terkejut sedikit pun..
" kamu tau darimana kata itu ?"
" someone told me "
" siapa ?" aku mulai menyelidik nya
" kenapa emangnya ? pengen tau banget ?"
" nggak apa " aku memilih mengurungkan niatku.. ya mengurungkannya.. sejenak bayangan reza
muncul dalam diriku.. apa kabar dia disana.. sudah beberapa waktu ini tak saling memberi kabar, tlp
tidak diangkat, sms tak dibalas bahkan chatnya pun kosong.. apa kabar dia.. aku menghela nafas
panjang..
" terima ajah apa yang sekarang "
" selalu "
" itu yang buat kamu beda dari yang lain "
" bukankah berbeda itu indah ?"
" sama kayak namamu, ratu dalam kehidupanmu " dia memejamkan matanya " mimpi indah buatku "

Aku hanya terdiam merenung.. didepanku terbaring tara dengan segala kebaikannya untukku.. di
belakangku terbaring tama dengan sejuta tanya dalam benakku dan dipikiranku melayang reza yang
tak pernah terdengar kabarnya.. Seperti didongeng bukan.. ya hidupku seperti dongeng yang
lengkap.. Keluarga ku yang mengalami kemalangan, aku yang dikelilingi orang cowok yang begitu baik
kepadaku dan begitu membantuku.. Namun.. Hidup tak selalu seperti dongeng.. Hidup selalu
berubah dengan pilihan yang ada didepan mata..

Aku berharap.. mereka akan selalu ada disisiku apapun yang terjadi.. karena mereka melengkapi
hidupku dengan kondisiku yang seperti ini, dan memang mereka melengkapiku.. sangat
melengkapiku..

--------------
"Tama.. bangun yuk " aku berbisik lembut kearahnya, tak butuh waktu lama dia sudah bangun dan
memandangku.. Kulemparkan senyumku kepadanya, bukan membalas senyumku, dia mala
memalingkan wajahnya seakan tak terjadi apapun kepadaku.. yaa dia aneh..
" queen.. udah bisa gantian waktu jaganya " terdengar suara lara dari depan pintu. " upss.. maaf
queen nggak maksud "
" eh.. nggak apa kok la " aku menyadari lara salah paham dengan posis kami.. sejenak aku mencoba
bersikap biasa ajah " masuk la, ngapain bengong disana "
" hehehe.. iyaa.. tara lagi apa ?"
" tuh.. tidur.. bentar ya aku bangunkan dulu "
" eh.. nggak usah ajah deh " lara melarangku
" ya harus la, si queen kan mau pamit kerja juga " ardi menyambung pembicaraan kami
" eh.. iya yaa.. "

Aku bergegas membangunkan tara yang sedang tertidur, karena aku tak mau dia bangun tanpa tau
kabarku.. bisa-bisa suasana hatinya akan berubah jadi tak enak seharian..
" raaa... bangun raa " aku membangunkannya dengan lembut. sebentar kuelus perlahan pundaknya.
" raa.. ayo bangun.. aku mau kerja " tak berapa lama tara mulai bangun dari tidurnya.. aku
menyambutnya dengan senyum " bangun yaa "
" hemmmm.. " dia masih mencoba untuk sadar dari tidurnya
" aku mau kerja loh.. ayoo bangun "
" he em.. " kali ini dia mulai sadar dari tidurnya..

" bangunin tara sabar banget sih queen " lara tiba2 menyeletuk " kayak emak bangunin anaknya " dia
melanjutkannya dengan senyuman gelinya.
" kan bagus la.. daripada dia galak kayak biasanya " ardi ikut menimpalinya
" apaan sih kalian.. udah aku siap2 dulu " aku sejenak melirik tama.. ya dia masih sama dengan posisi
dan ekspresinya.. sudahlah..

Aku membereskan apa yang akan aku bawa ke kosan.. dan berpamitan kepada tara dan teman yang
lain.. Tama, ya tentu sajah dia sudah ngeloyor duluan dengan pamit ala kadarnya.. aneh..

----------------
" kenapa ngga dipake ?"
" eh.. apanya ?"
" sempak.. ya baju lah "
" oooh... besok deh aku pake " aku mulai sadar dia menanyakan baju yang diberikanya untukku.

Dia hanya diam saat aku menjawabnya.. dasar anak aneh.. nyebelin setengah matiii.. Untung ajah
baik, kalo nggak udah aku tampolin sampe bonjrot nih anak.. Hari yang sedikit penuh warna
karenanya.. ya karena tingkahnya yang aneh..
21.Tara Pulang
14-05-2014 15:28

Seperti janjiku kepadanya.. aku mengenakan baju yang dia berikan kepadaku.. katanya sih baju lama,
tapi kenapa masih bagus pake banget, mahal pula.. dan membuatku kadang enggan memakainya..
Biasanya aku hanya memakai baju grosiran yang dijual sangat murah dengan kualitas yang apa
adanya.. mengenakan sepatu yang sangat super murah dan hanya beberapa dari bajuku yang
tergolong mahal dalam kategoriku, bukan dalam kategori orang diatasku.. Untuk memberanikan diri
melirik bandrol diatas 100ribu aku tak berani, diatas 50ribu aku berpikir panjang.. selepas dibawa
50ribu aku berpikir apakah aku perlu.. aah.. hidupku begitu penuh pertimbangan dan pemikiran..

Tapi aku tak pernah membebankan hal itu kepada adik-adikku, aku berusaha membelikan mereka
barang yang lebih layak karena masa remaja mereka harus lebig berwarna walau sederhana dan
setidaknya mereka tak mempunyai muka tebal sepertiku.. ya mereka mungkin akan sedikit malu jika
terlalu sederhana sepertiku.. dan setidaknya mereka bisa menggunakan pakaian yang lebih bagus
dariku.. Karena aku menyayangi mereka..

---------------
" kalo balik ke kos aku nggak bisa jagain kamu trus ra " aku berkata kepada tara sambil membereskan
barang-barang yang akan kami bawa pulang
" kan ada anak2 sama ibuk kos.. jadi nggak apa.. aku malah takutnya kamu pergi pulang kerja nanti
gimana " dia baru saja hendak keluar rumah sakit, tapi masih memikirkan kondisiku
" kan ada tuh anak " aku memonyongkan bibirku " jadi nggak usah kahwatir, fokus sembuh ajah dulu
"
" kamu masih mau anter jemput queen ma ?"
" eh... eng.. " tama menoleh kearah tara dan ke arahku memperlihatkan ekspresi bingung.
" laah.. aku tanya mala bengong, masih mau nggak ?" tara mengulangi kalimatnya
" terserah queen deh " dia melemparkan jawaban kepadaku
" gimana queen ?" tara melihat ke arahku dengan bingung
" kok jadi aku, kan tama yang ditanya "
" kalian berdua ini napa sih. main lempar sana sini.. yodah.. gini ma.. aku nggak bisa antar jemput
queen beberapa waktu.. jadi selama aku nggak bisa, kamu mau nggak anter jemput dia.. itu kalo
kamu bisa, kalo nggak ya nggak apa.. tapi aku harap kamu bisa, karena aku yakin kamu bisa jagain dia
" perkataan tara seakan-akan aku ini anak yang dititipkannya kepada orang.. tapi yasudahlah..
" aku sih oke ajah ra.. kalo queen mau, ya aku antar jemput.. kalo dia nggak mau, masak aku ke
pedean ra " taman membalas dengan senyum jahilnya
" gimana queen ?" tara bertanya kepadaku penuh harap, mereka berdua memandangku..
" kok posisinya nggak enak yaa.. balik lagi ke aku.. " aku menghelah nafas panjang " okelah.. siapa
ajah oke, asal ikhlas "
" naah.. udah mau queennya ma "
" oke.. aku juga oke, asal dia nggak banyak tanya "
" laah.. kamu baru bentar sama dia.. aku dari dulu, bayangin ajah deh gimana rasanya "
" ogah deh.. bisa mati berdiri aku.. hahahaa "
" masih mending, daripada nggak mati2 mala tekanan batin " mereka tertawa bersama mengejekku..
" trus ajah gituin aku.. sampe puas kalian.. " aku sudah sebal setengah mati
" noh.. liat ma.. muka ngambeknya.. lucukan "
" kayak entok "
" kamu mikir itu juga ma.. sama dong.. cuma aku nggak bilang ajah sama dia.. hahaha.. takut nenek
lampirnya keluar "
" bentar lagi juga bakal keluar tuh raa " mereka sangat puas meledekku hari ini.. awas saja kalian..
akan aku balas kalau bisa..

Hari ini, kedua orang yang sudah mengisi hidupku dan mulai mengisi hidupku begitu ceria.. tawa
mereka membuatku bersyukur atas segalanya yang aku miliki.. Keluarga penuh cinta, teman yang
penuh kasih sayang dan seseorang yang penuh pengertian ( tapi entah dimana dia saat ini ). alangkah
indahnya jika kami menghabiskan waktu bersama, seperti 4serangkai.. seperti dicerita-cerita yang
sering aku liat.. begitu indah dan begitu mengesankan.. ya mengesankan..

---------------
" eh.. sini aku bantuin " tama langsung bergerak ke arah tara yang hendak berjalan sendirian
" nggak apa aku bisa kok "
" udah.. jangan ngeyel, baru sembuh juga " aku memarahinya
" jangan buat dia jadi nenek sihir napa ra " tama menggodaku jahil
" terserahlah.. udah nggak mempan lagi ejekan kalian "
" yodah jangan sewot lah "
" bodok.. fokus bantuin tara geh "

Tama membantu tara berjalan keluar, sementara aku mengankat semua barang yang hendak kami
bawa pulang.. Tak perlu kursi roda memang, karena tara tak mau memakai kursi roda.. dia hanya
perlu membiasakan kepalanya untuk bersikap normal.. sepertinyaa..

" aku antar tara dulu ya queen.. kamu disini ajah dulu.. nanti aku yang urus semuanya sama bantuin
bawa barang2nya "
" emang udah panggi taxi ?" tara bertanya kepada kami
" eh.. buat apa ?" aku bertanya kepadanya
" pake mobilku ra.. kita lupa bilang sama kamu " tara mengangguk mengiyakan.. sementara aku tak
terpikir menceritakan masalah ini ke tara.. mungkin aku sudah mulai pikun..

-----------------
" mana ajah yang mau dibawa ? kasian dia nunggu di mobil sendiri "
" ini aja kok "
" oyaa.. administrasinya udah aku beresin semuanya "
" iyaa. ntar aku ganti ya "
" nggak usah.. santai ajah "
" nggak bisa, emaknya tara pasti bakal nanyain "
" yodah kamu pegang ajah dulu atau kasihin tara ajah "
" nah loh.. bakal merepet tara sama aku atau kamu.. jadi mending dibalikin ke kamu ajah "
" kamu yg pegang ajah pokoknya "
" tamaaaa "
" apa sih tok.? bawel amat "
" capek tau nggak "
" duduk ajah disini, biar di liatin orang "
" dodol kamu "
" biar daripada kamu "
" apa.?"
" nggak apa.. " dia berlalu meninggalkanku begitu saja.. dasar anak aneh.. aku hanya bisa
menggerutu kepadanyaa..

---------------
di kosan tara:

" kamu nggak bisa lama disini queen " tara mengingatkanku
" iyaa.. sehabis beres2 aku pulang kok ra.. yang penting semua beres dulu.. kamu gampang mau
ambil apapun "
" ya ampun.. nggak usah segitunya lah queen "
" udaah ra, biarkan ajah lah.. asal dia senang " aku tersenyum ke tama yang membelaku " bener tuh
kata tama, jadi kamu tidur manis ajah dikasur "
" trus aku ngapain ?"
" nyapu, bantuin beres2.. " aku berkata sewot kepadanya.. sementara tara sudah tersenyum
menertawain tama
" diiih.. pilihkasih amat sih "
" kamukan sehat.. masak aku suruh tidur.. nggak mungkin banget lah.. ayoo bantuin "
" iyaa.. iyaaaa "
" ambil sapu geh "

Dengan berat hati tama membantuku membereskan kamar tara yang sudah lama tidak ditempati,
dan lebih senangnya lagi.. Aku bebas menyuruhnya melakukan apapun untuk kebersihan kamar tara,
tara juga sepertinya menikmati saat penyiksaanku ke tama.. Karena dia menyunggingkan senyum
saat sesekali tama salah dan aku marahi.. apalagi dia sudah mulai menjahiliku, kain lab pun tak luput
dari wajahnya..

Hari yang melelahkan namun mengasyikan untuk kami.

22.Sedikit Pemikiran Lelaki Normal


16-05-2014 11:03

" queen "


" heh ? " aku memalingkan wajahku saat tama memanggilku
" no hape mu mana ?"
" eh.. buat ?"
" buat koleksi ajah di hape"
" hah ?"
" iyaa.. buat punya2 an ajah "
" 085645679xxx "
" thaks yoo.. ntar aku jemput kayak biasa "
" laah.. kan bisa sms kalo jemput.. ato tlp kek "
" ini buat punya2an doang "
" aneh.. aku masuk deh "
" yooo "
" hati2 ntar dijalan " aku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. aku berjalan kedepan kos ku.
" istirahat ya.. daah " dia membuka kaca mobilnya dan berpamitan kepadaku.. aku hanya
mengangguk dan tersenyum bahkan melambaikan tanganku kepadanya..ya melambaikan tangan
tanpa sadar..

Rasa nya hari ini lumayan capek sekali.. aku memutuskan beristirahat sejenak untuk menghilangkan
rasa capek hari ini.. Dan tara akan baik2 saja selaman sebula lebih ini.. Dan tama, akan menemaniku
beberapa waktu kedepan.. yaa entah apa jadinya nanti.. kita lihat saja..

-----------------

" rezaaaa " aku berdiri tepat dibelakang sosok yang selama ini ada dalam hidup maya ku.. " zaaaaa"
aku memanggilnya dengan lembut. namun dia tak menoleh sedikitpun ke araku.. dia trus berjalan
meninggalkanku.. aku mencoba mengikutinya dengan perlahan.. aku mencoba mendekatinya..
namun entah kenapa jarak yang begitu dekat ini terlalu jauh bagiku..

Aku masih mengejarnya.. trus mengejarnya.. namuan aku raih dia dengan tanganku tak pernah bisa..
gapaian yang tak pernah tersampaikan.. " zaaa.. " dia masih tak menoleh kearahku.. yaa.. dia seperti
tak mendengar aku memanggilnya.. entah kenapa perasaanku semakin kacau.. aku mencoba
mengejar dan menggapainya namun tak bisa ya tak bisa sama sekali.. reza yang selalu ada buatku di
dunia maya ku.. namun kini dia tak bisa ku gapai.. dia masih saja terus meningalkanku.. ya dia
meninggalkanku dengan wajah pucat pasinya.. reza pergi meninggalkanku untuk berjalan kedepan..
sementara aku tetap ada dibelakangnya berusaha menggapainya..

Sosok itu.. menoleh kesisi kanan.. aku hanya bisa melihat siluet dari wajahnya, entah mengapa dia
seperti samar-samar dalam penglihatanku.. seperti mengetahui bahwa aku membutuhkannya..
namun dia hanya mengucapkan " maaf, aku tak bisa menepati janji ku ".. dan dia pergi berlalu.. "
rezaaaa... zaaaaa... " aku terus memanggilnyaaa... dan tanpa sadar aku semakin meneriakinya berlari
ke arahnya " rezaaaaaa "...

Aku terbangun dari mimpiku disiang bolong..

" mbak... mbak... mbak.. " terdengar suara citra mengetuk pintuku sedikit keras dan tak sabar
" iyaa.. sebentar " aku mencoba menenang diriku dari mimpi yang tak ku mengerti..
" kenapa cit ?"
" mbak nggak apa2.. "
" nggak kok.. cuma ngelindur tadi "
" kirain mbaknya sakit atau gimana "
" nggak kok cit "
" mbak mimpi buruk kah ?"
" nggak.. cuma kecapek an ajah.. "
" syukurlah.. aku pas kedepan kamar denger suara mbak kayak lagi nangis gitu.. aku pikir siapa.. eh..
dari kamar mbaknya "
" iyaa.. biasa itu cit.. kalo capek aku kadang merintih.. dari kecil sih.. "
" owalaah.. yaudah mbak.. aku masak dulu ya "
" iyaa.. yang banyak ya.. ntar anter ke kamar.. "
" bayar dong "
" iyaa pake senyum yaa " citra sudah berjalan ke arah dapur.. sementara aku masih mencoba
memperbaiki diriku yang sedikit kacau di tidur siangku.. kulirik jam sudah hampir sore.. sepertinya
tama akan datang menjemputku lebih awal.. dan aku memutuskan merapikan kamar ku dan
berberes untuk persiapan kerja nanti..

------------------

aku mengkonsumsi vitamin yang selalu aku sediakan dikamarku, ya.. maklumlah aku harus tau diri
dengan kondisi fisikku.. Sejenak aku memikirkan bagaimana hidupku kedepannya.. Ah.. terlalu
bahagia jika aku mengenal cinta dan rasa nyaman dari orang-orang disekelilingku.. Dan.. aku tak mau
bahagia..

" mbak... mbak... " suara centil citra lagi-lagi datang mengusikku.
" iyaaaaa.. kenapa dek ?"
"ada yang nyariin tuh didepan "
" eh... siapa ?"
" nggak tau mbak, tapi guanteng " citra terlihat menggebuh dengan logat jawanya " pacarnya ya
mbak ?"
" eh.. nggak kok.. nggak bilang siapa namanya ?"
" nggak ih, cuma bilang.. 'dek queennya ada, bisa minta tolong dipanggilin nggak ' udah.. yawes aku
bilang bentar trus aku panggilin mbaknya.. "
" yaudah.. aku keluar bentar ya.. kamu masih mau dikamarku ?"
" balik ajah deh mbak "
" oke.. titip ajah ya.. "
" iya mbak.. salam ya mbak "
" iyaaa " aku berjalan meninggalkan citra.

-------------------
" loh... " aku sedkit kaget melihat sosok yang sedang duduk diteras kosanku, dia hanya melihatku
dengan tatapan cueknya " cepet amat ?"
" iyaa.. pengen ajah "
" kok nggak sms "
" malas "
" laah.. jadi beneran cuma punya-punyaan doang nih "
" iya, kan aku udah bilang "
" miris banget ya nomer ku "
" kamu mau aku sms sama tlp ?"
" nggak "
" yakin ?"
" nggak penting "
" yaudah.. jangan nyesel ya.. apalagi nungguin sms atau tlp ku "
" yee.. ogah.. nggak bakal "
" liat ajah ntar "
" terserah lah.. "
" diiih.. ngambekan... udah jelek nambah jelek tau "
" bodok ah.. " aku masih sewot terhadapnya " trus kamu kesini ngapain ?"
" ih.. nggak boleh emangnya ? kalo iya, aku balik lagi "
" boleh.. kan aku cuma nanya.. cowok kok ngambekan.. "
" ya, kamu tanya nya kayak nggak suka gitu sih "
" yaudah maaf deh... usaha untuk nggak jutek " aku melebarkan senyumku
" gitu dong.. tambah manis.. dan nggak usah bilang maaf yaa "
" baru tau kalo aku manis yaa... eh... kenapa ?"
" kenapa apanya ?"
" maaf.. kenapa nggak boleh ?"
" pake nanya lagi.. kan kamu lebih pinter daripada aku.. pokoknya diantara kita memang nggak boleh
ada kata maaf.. " dia tersenyum lembut membelas atas kepalaku
" eh... iyaaaa " entah mengapa aku hanya menurut dan tersipu malu dari perkataannya..
" kamu udah makan ?"
" udah.. kamu ?"
" udah juga.. kalo dikos pakaianmu gini ya "
" iyaa.. kenapa ?"
" beda banget.. padahal kalo kerja sexy trus keliatan cewek banget lagi.. buat orang merinding "
sepertinya otak mesumnya mulai bekerja.
" yeee.. otak kamu yang mesum.. jangan-jangan kamu sering bayangin yang nggak-nggak ya "
" diiih.. negatif.. maksudku, bisa nggak pakaian kerjanya diganti lebih longgar "
" tamaa.. kalo bisa udah aku ganti.. tuh yang aku pake ukuran paling besar.. kamu nggak liat yang lain
apa.. makannya diperhatiin doang.. aku termasuk paling sopan disana.. pake stoking item.. bajunya
lebih longgar.. pokoknya lebih sopanlah dari yang lain "
" iya.. tau.. aku mau bilang sesuatu boleh.. "
" yodah bilang ajah "
" beneran.. jangan marah ya.. nanti kamu timpuk pake sandal mu.. atau kamu cubitin.. atau kamu
gigit.. atau kamu pukulin.. kan tenagamu lumayan kuat "
" iyaa.. beneran bilang ajah kenapa " aku mulai sewot
" belom juga ngomong udah digituin "
" oke.. oke.. tama, bilang ajah nggak apa2 kok " aku mengubah ekspresi menjadi lembut, seperti ibu
yang berbicara ke anaknya
" ehmm... menurut ku ya.. ini menurutku ya sebagai cowok.. bukan mesum ya.. cuma menurutku "
" iyaa.. lama amat sih.. udah lanjutin ajah.. aku nggak marah kok "
" iyaa.. sabar dong... menurutku, diantara pegawai yang lain.. kamu itu yang punya badan bagus.. "
" ehh.. tunggu... bagus.. kok bisa ?"
" dengerin dulu napa.. main potong ajah "
" iyaa deh iya.. abisnya.. aku babon(bhs:???) dibilang bagus "
" makannya dengerin dulu aah..."
" iyaa.. iyaa.. lanjutin geh.. "
" kenapa bagus.. karena badanmu punya bentuk sendiri.. kalo yang lain sih langsing.. tapi kamu
semok.. dan kebanyakan cowok suka cewek semok.. terlepas dari maaf montok atau tidaknya.. tapi
kalo udah semok, sedep dipandang, dan berbentuk gitar.. pasti semua cowok bakal suka.. nggak
munafik queen.. cowok itu punya imajenasi liar saat liat kamu.. apalagi kamu menutupi badanmu
secara keseluruhan, ya bisa dibayangkan gimana hayalannya.. beda sama yang lain, mereka terang-
terangan ngebukanya.. jadi nggak ada rasa penasaran lagi " dia menghentikan kalimatnya dan aku
hanya diam membisu..
" sorry.. aku hanya kasih pendapat "
" iya ma.. tapi gimana lagi.. itu urusan mereka lah.. asal mereka nggak mesumin aku langsung.. aku
rasa itu wajar "
" iyaa.. aku cuma ngasih pendapat ajah "
" eh.. atau jangan-jangan kamu pernah ngayalin aku ya ?"
" eh.. nggak kok.. "
" jujur loh.. boong dosa.. dasar mesum "
" beneran deh.. suer.. nggak queen.. aku cuma pernah denger dikit obrolan anak-anak yang
nongkrong disana.. "
" apa ?"
" ya ngomongin kamu.. kamukan anak baru.. trus jutek lagi.. mereka jadinya greget gitu sama kamu..
trus ya gitu lah "
" gitulah apa ? yang jelas dong "
" yaa.. obrolan cowok lah.. masak kamu nggak tau "
" kagak.. aku cewek bukan cowok "
" oke.. oke.. ya bilang kalo misalnya dapet kamu pasti asik.. cewek jutek biasanya ganas.. apalagi
kamu keliatan masih alami, pasti masih gitulah pokok nya.. udah ah.. skip ajah " aku menghela nafas
panjang dan tama sudah mulai merasa bersalah..
" yodah nggak usah dilanjut.. aku udah tau pikiran mereka.. cowokan emang mesum maksimal.. "
" makannya aku mau kamu ganti baju kerja "
" masalahnya, cuma itu ukuran paling besar.. itu juga kan nggak ngepas banget.. karena wajib
dimasukin bajunya jadi lebih keliatan pas.. "
" iya sih.. "
" yaudah.. makannya jangan bawel "
" kan baik loh "
" iyaa.. iyaa... "

Obrolan kami terhenti untuk masalah pekerjaan yang aku jalani sekarang.. Dan kami melanjutkan
obrolan yang lain.. Entah kenapa tama jadi perhatian dengan pakaian kerjaku.. Dan dia lebih terang-
terang dibanding tara yang memilih untuk mengerti diawal tanpa harus menyinggung seperti tama..

23.Sisi Lain
28-05-2014 09:43

Semua berjalan dengan baik-baik saja.. Tara semakin membaik, Tama dan aku sering menjenguknya..
Dan persiapan OMB juga semakin matang walau banyak gejolak disana sini tapi aku bisa membagi
waktuku, Pekerjaanku juga semakin baik, Anda masih menikmati liburannya dirumah.. Dan reza.. Dia
sesekali mengabari diriku via chat, ya hanya via chat.. Tapi tak apalah, setidaknya dia tak menghilang
dariku, yang aku tau inti dari beberapa chatnya "dia sedang banyak urusan sehingga akan sulit untuk
beruhungan dengannya, dan aku harus sabar dalam menghadapi segalanya "..

------------------
" mau balik kapan.?"(aku)
" eh.. diusir nih ?"(tama)
" nggak sih, kamu nggak kerja apa ?" aku hanya membalasnya dengan senyum, tara bingung melihat
ku dan mencoba memberi isyarat pada tama yang asik dengan kesibukannya seperti bertanya "
kenapa nih anak? sakit ya?" tama hanya mengangkat bahunya cuek.
" ditanya mala senyum, jawab geh ?"(aku)
" tanya tama ajah deh "
" kenapa ma ?" dia masih penasaran(tara)

lagi.. tama hanya mengangkat bahunya seperti berkata " nggak tau " kemudian menggerakan
kepalanya ke arahku seperti berkata "tanya ajah sendiri.. diakan memang aneh " dan tara masih
bingung..
" libur hari ini " aku menjawab sambil cengengesan
" bilang gitu doang ajah susah amat " tara menjawab sewot
" yeee.. keberuntungan tau dapet libur.. ucapin selamat kek.. sedih banget aku.. nggak ada yang
ngucapin selamat dapat libur "(aku)
" lah.. ma.. nape nggak ngucapin ?" tara beratnya ke tama
" nggak apa, kan cuma libur " dia menjawab dengan datar(tama)
" tuh.. tama ajah gitu.. apa yang dispesialin "(tara)
" ya laah.. okelah.. terserah "(aku)
" diih.. ngambekan.. ma.. liat tuh cewek mu ngambek kan ?"

deg.. kata-kata tara membuatku sedikit aneh, sementara tama hanya mengangkat bahunya cuek dan
tara masih dengan senyum jahilnya.
" enak ajah.. siapa yang mau sama tama juga " aku menjawab sewot
" diiih.. yang ada tama yang nggak mau sama kamu.. bawelnya nggak ketulungan " dia masih
mengodaku(tara)
" tauk ah.. tidur enak "(aku)
" ngambek "
"..........." aku membenamkan diriku dibantal dan kasur yang ada dikamar tara.. sementara tara masih
asik bermain dengan Laptopnya dan tama asik membaca buku yang dia bawa. hari yang indah
bersama mereka.. Dan aku tak tau apa yang mereka lakukan selagi aku tidur.. Entahlah.. aku harap
mereka baik-baik saja walau hanya berdua..

--------------------
Entah bagaimana ceritanya, tama membangunkanku dari tidur nyenyakku..
" queen.... " suara lembutnya menghempaskan mimpiku.. mimpi indah untuk sesaat..
" heemmmmm " suara serak lemahku memecah keheningan sore itu.. aku mengerjapkan mataku
yang masih terasa berat.. kuhempaskan rasa kantukku yang berat..
" yuuuk.. makan.."
" heeemmmmm... 5 menit " suara serakku mulai terdengar.
" iyaa... fokusin ajah dulu " dia masih disampingku memandangku dengan senyum
" makan apa ?" aku bertanya dengan nada polos. Seketika tara dan tama tertawa berbarengan
melihat ku.. " kamu tuh.. gemesin.. udah bangun " tara datang mengusap rambutku yang kusut..
Sementara aku masih dengan ekspresi super melongo, apa yang salah dariku.. " aku tau kenapa tara
nggak mau bangunin kamu.. " tama juga mengusap rambutku dan meninggalkanku..
" eh... kalian kenapa ?" aku masih dengan kebingungan bangun tidurku " emang ada yang salah "
" udaah.. bangun ah.. ayo makan " tara masih dengan tawanya.. dan tama hanya senyum-senyum
sendiri..

Aku beranjak dari tempat tidur mendatangi mereka dengan kantuk ku.. yaa.. aku duduk disebelah
tama, dia membukakan nasi untukku.. Tapi entah apa yang ada dipikiranku, aku justru bersandar di
bahunya dengan kantukku.. Dan sepertinya ada yang aneh darinyaa..
" udah ma.. sabar ajah.. nanti juga bangun " terdengar suara tara samar disampingku juga. sementara
tama tak berkata apapun " dia emang gitu, kalo cowok yang nggak tau bisa salah tingkah " tara
terkekeh mengejek tama.. sementara aku mencoba bangun dan benar benar bangun.. Aku angat
kepalaku.. " masih ngantuk ?" tama bertanya.
"he em " aku mengangguk lemah..
" tuh.. lucukan " tara berkata ke tama dengan tawanya.
" yodah makan, nanti tidur lagi " tama ikut tertawa dan menawarkanku nasi "cuci tangan dulu nih "
aku menurutinya tanpa kata..
" yaa.. queen.. bangun dong, masak makan sambil merem-merem " tara masih menggejekku.
" bodok aah.. ngantuk " mereka memilih membiarkanku dan menikmati makan bersama.. dan lama-
lama aku memang sudah sadar dan makan dengan baik..

-------------------------
"hari ini jalan yuk " aku mengajak mereka karena sudah mulai merasa bosen. mereka sih enak,
bermain game, membaca buku, mengobrol masalah laki-laki.. Nah, aku.. menyedihkan sekali.
" kemana ?" tara dan tama serentak menjawab.
" kemana ajah " aku menajwab dengan tatapan memelas " mau kan ya "
" aku sih oke ajah " tara menjawab sambil melempar pandang ke tama. Aku memasang muka
memelas ke tama berharap dia akan menjawab iya, dan tara juga jadi ikut-ikutan memandangnya
dengan tatapan menunggu.. Dia yang masih fokus membaca buku, akhirnya merasa bahwa kami
memandangnya dengan hasrat yang berbeda.. Dia melihat kami dengan bingung.. Sepertinya dia
berbicara dengan tara lewat tatapannya.. Dan dia menghela nafas panjang..
" iya deh iya.. "
" asiiik.. makasih ma "
" jangan penah liat aku kayak gitu lagi.. " dia menajwab cuek
" bodok.. kalo itu berhasil kenapa nggak ?"
" makannya aku iya in dari awal, karena aku nggak mau liat dia pake ekspresi kucing " tara menguntai
tawa dalam perkataannya
" enak ajah.. pokoknya berhasilkan " aku menjawab dengan penuh kemenangan.
" trus jalan kemana ?" tama bertanya
" kemana ajah.. makan eskrim juga boleh kok "
" yodah.. kapan ?"
" abis magrib ajah deh " aku menambahkan
" yodah.. ingetin ajah.. nanti aku lupa " tama menjawab cuek.
" issh.. awas ajah lupa " sementara tara masih senyum-senyum entah karena apa.

----------------------
" jadi kemana ini ?" tama bertanya untuk kesekian kalinya
" terserah lah "
" kan kamu yang ajak jalan "
" ya kan pokoknya jalan "
" udah.. udah.. ke K*C depan TP ajah, udah terlanjur lewat sini soalnya "
" lain kali kalo nggak jelas nggak usah pergi ajah " aku hanya cemberut disebelah tama
" udah lah ma.. kan udah tau kemana.. bibirmu tuh.. stop manyunnya "
" bodok "
" liat ajah.. dia yang salah dia yang ngambek " tama berkata cuek
" yaa.. maklum lah.."
" sabar amat si ra.. "
" ntar juga kamu tau kenapa aku sabar sama nih anak. " tara mengelus rambutku. Sementara aku
masih sedikit sebel dibuat tama.. " senyum geh "
Aku membalasnya dengan senyuman miris " gitulah walau kecut .. "

-----------------------
"udah sampek, yuk " tara mengajakku turun, entah kenapa.. aku ingin sekali dimanja oleh mereka..
mungkin karena aku selalu menjadi sosok yang kuat dikeluarga, adik, temanku dan yang lain sehingga
aku menjadi sosok yang lemah dihadapan mereka.. aku memilih diam, mencoba memberitahu tama
agar dia mau membujukku. Seperti anak kecil memang, ya akupun menyadarinya.. tingkahku menjadi
konyol dihadapan mereka, namun itulah adanya, aku ingin diperhatikan, dimanja dan selalu bersama
mereka.. Aku sadar itu salah dan merepotkan, tapi aku menyukainya.. Aku suka menjadi seperti ini
kepada mereka.. yaa.. aku aneh.. tapi aku suka..

" ayuuk turun.. udah sampek " tama berkata datar


" nggak.. kalo digalakin trus "
" udahlah ma.. ngalah ajah geh "
" sorry.. ayuk turun.. udah sampe loh.. masak kita nggak jadi kesini.. tadi katanya mau jalan, makan
eskrim.. yuk " dia berusaha dengan sabar mengajakku
" janji dulu "
" janji apa lagi sih ?"
" tuh.. aku digalakin lagi.. "
" iyaa.. iyaa.. sorry... janji apa queen ?"
" nggak bakal galakin aku lagi "
" iyaaa.. udah ah yuk "
" nggak mau.. yang bener bilangnya "
" aduuuh.. iyaaa.. aku janji nggak bakal galakin kamu.. okee .. aku janji .. dan ra.. stop buat
cengengesan dibelakang "
" okeee... aku mau turun "
Tara masih saja cengengesan melihat tama yang aku buat sebel namun tak bisa sebel.. dan aku
senang karena kondisi seperti ini, entahlah.. kelakuan anak ababil yang sedikit terlintas didiriku..

Kami pun turun dan masuk ke K*C, mereka memesan makanan dan eskrim, aku duduk menunggu
mereka.. Dan mereka memang benar ingin membuatku senang.. Membeli beberapa porsi untukku..
Sedikit gila tapi lucu.. Saat aku protes kenapa banyak amat, mereka saling lirik bingung dan
menjawab seadanya saja.. Mereka sangat lucu dan sangat menyenangkanku hari ini.. Dan aku
berharap mereka akan selalu ada dalam hidupku seperti ini dan selamanya.. Karena aku bahagia
dengan mereka, menghilangkan sejenak semua beban dalam hidupku.. Merangkai sepenggal memori
indah yang dapat aku kenang dalam masa mudaku.. ya mereka... Lengkap bila reza itu nyata seperti
mereka.. Namun.. sudahlah.. seperti ini saja sudah cukup, jangan meminta lebih karena aku akan
sakit saat jatuh terhempas dari harapanku.. Dan aku belum siap untuk jatuh.. Karena aku telah
berada dalam garis rendah untuk terjatuh lagi...
Last edited by: mindtalk 28-05-2014 10:34

Quote

24.Maaf, Terimakasih
10-06-2014 11:33
Aku meminta libur kerja beberapa hari selama masa OMB berlangsung, dan syukurlah bosku
mengijinkannya.. Tama tak perlu lagi repot-repot mengantar jemputku beberapa hari dan dia harus
fokus dengan dirinya sendiri.. Kami memang sering kumpul bersama, tapi entah mengapa aku tak
mengetahui asal usul dirinya bahkan apapun yang berhubungan dengan dirinya.. dan aku merasa itu
baik-baik saja.. Bahkan tara juga merasakan hal yang sama.. yaa.. kami nyaman dengan apa yang
kami jalanin..

--------------------
" kakak duluan ya nda"
" kan masih pagi banget kak ?"
" kan kakak SC nya.. kalo datang telat gimana yang lain.. kamu buruan geh siap2 nya "
" iyaa.. hati2 ya kak "
" iyaaaa... "

Aku meininggalkan anda yang masih bergelut dengan gulingnya.. Jalan yang selalu aku lewati dan
jalan ini memang tak mengerikan bagiku.. Masih terasa angin malam berhembus di badanku.. Sejuk
dalam dingin.. Ah.. semoga hari ini acara berjalan dengan lancar.. Walau OMB hanya diberi waktu
sehari dan Pengenalan kampus 2 hari.. aku berharap semuanya berjalan dengan baik ya dengan
baik.. ( cerita OMB diskip ya )

---------------------

Setelah beberapa hari aku menikmati hari libur OMB, ya aku kembali kerja dan akan masuk ke Tahun
ajaran baru.. Aktivitasku akan semakin menggila.. Kuliah - Aktivis - Kerja dan itu membuatku bagai
robot yang tak butuh istirahat.. yaa.. akan sangat memakan waktu yang sangat tak mengenakan
bagiku.. Dan disini akan mulai banyak terjadi gejolak jiwa yang memang memancing emosiku..
entahlah.. mungkin aku terlalu lelah..

Tara sudah bisa berkuliah dengan baik, bersyukurlah dia mendapat musibah disaat kami sedang libur
kuliah, sehingga masa pemulihannya benar-benar maksimal.. dan Tama.. apa kabar dia disana.? aku
tak pernah tau lagi.. reza.. apa kabar dirimu disana.? dan sama aku tak mengetahu kabarmu.. hanya
tara yang tersisa dipuing-puing kejadian yang aku alami.. Harapan bahagia hanya ada sesaat dalam
mimpiku, dan hidupku memang sedikit menyedihkan jika membahas masalah hati.. (bagiku..)

Tahun ajaran baru tak ada yang spesial bagiku, aku masih bertemu dengan orang yang sama dalam
kelasku.. tapi, aku menjadi kakak kelas sekarang dan aktif diorganisasi.. dan aku mengikuti seleksi
Pemandu (Trainer) di kampusku.. tambah satu aktivitasku.. Hanya saja pemandu dilakukan jika
memang ada event yang membutuhkan, jadi tidak terlalu mengganggu dan biasanya hari libur-siang
hari.

----------------------
" kak, hari ini mandu dimana ?" anda masih dengan muka malasnya bertanya kepadaku.
" di Elektro dek, kenapa ?"
" bawa laptop nggak ?"
" nggak, pake ajah "
" kalo diinstall linux boleh, buat ngerjain tugas kampus soalnya kak "
" boleh lah.. install ajah dek.. tapi nanti datanya dipindah dulu ya kalo diinstall di D nya.. kakak
takutnya lupa pindahin data tugas ke fd, soalnya itu tugas kuliah sama proyek "
" iyaa kak.. makasih ya kak "
" iyaa.. berangkat dulu.. jangan telat makan.. " aku merapikan barang yang akan aku bawa ke tas ku.
" iyaa.. semangat kak "
" dah ya.. jangan lupa pas install diperhatiin dulu " aku masih mengingatkannya sebelum berangkat
sambil menutup pintuku.

" loooh.. mbaknya mau kemana ?" citra yang hendak kedapur menyapaku
" mau mandu cit , yok yaa "
" pantesan kok rapi banget.. semangat ya mbaknya "
" iyaa.. duluan yaa "
" iya mbak hati2.. "

Aku bergegas meninggalkan kosku menuju kampusku.. tak begitu canggung berdiri dihadapan
mahasiswa lain yang notabenenya adalah adik kelasku, memandu mereka dibeberapa materi
danmengajak mereka untuk simulasi.. memberikan sesi tanya jawab dan sedikit berbagi pengalaman
pribadi.. dan aku menyukainya.. Bagaimana mengatur waktumu dan memilih prioritas dalam
hidupmu.. Ah.. semuanya aku bagi dengan mereka yang memang membutuhkan cerita dari seorang
kakak/teman.. Dan aku tak akan segan membagi cerita ku dalam konteks yang wajar untuk
pembelajaran bersama.. Setidaknya untuk menjadi referensi hidup bagi orang lain yang mungkin tak
seberuntung orang lain..

-----------------------
" berapa kelas lagi queen? " lely bertanya padaku disaat aku sedang merebahkan badan di markas
BEM bersama beberapa pemandu lain.
" haduuuh.. nggak tau lel, soalnya di dapit tadi tlp katanya motornya bocor.. dan aku bakal gantiin dia
nih "
" sendiri ?"
" iyaa.. padahal harusnya ini session pasangan.. trus jadwalku istirahat "
" pasti bisalah, kamukan keren " mas anan nyeletuk dari balik laptopnya, dan seketika semua mata
memandangnya. dia jarang sekali berbicara namun tiba-tiba dia sudah mengeluarkan statment
seperti itu bahkan dia terkadang dijuluki "si ambigu" berbicara dengan bahasa lain tanpa lagsung ke
intinya.
" waaah.. makasih mas nan " aku sedikit lebay tersenyum ke arahnya
" tumben sampean nyeletuk mas " wira sudah menyambar dengan senyum jahilnya
" uwes.. ojok dibahas " mas anan dengan cuek kembali ke laptopnya
" eheeemmmm " lely dan tias berbarengan menggoda mas anan.

Dan siang itu sedikit mencairkan lelah karena kami saling bercanda dan berfoto bersama.. yaa..
momen yang indah saat menjadi pemandu..

----------------------
" baru selese queen " ibnu menyapaku yang sedang duduk diruang pemandu jurusan Telkom.
" iyaa.. gimana ?"
" apanya ?"
" mandunya.? masa MABA nya ?"
" asiiik.. kelasku rame.. anaknya juga aktif trus ada yang pinter juga "
" waaah.. kalo kelasku kebanyakan anaknya diem sih.. cuma karena akunya bawel ya mereka wajib
lebih super bawel.. karena aku kasih tantangan untuk yang diem bakal dapat tantangan.. dan yang
aktif bakal ada hadiah tapi yang posisi ditengah ya nggak dapat apa2.. sama agak aku sisipin game
dikit biar nggak diem "
" iyaa.. itu resiko dapet kelas diem yaa.. kalo di Elektro pasti rame semua ya "
" jelas lah.. mereka kan cowok semua.. mana ada serius2 nya "
" abis ini kemana lagi ?" belum sajah menjawab pertanyaan ibnu hapeku berbunyi " dih nggak
disilent " aku hanya nyengir begok.
" eh.. sebentar yaa.." dia mengangguk mengiyakan. aku membuka hpku yang ternyata sms dari anda
dan langsung aku silentmode, aku baca smsnya :
Quote:

kak, data kakak apa ajah yang ada dilaptop.?

Seketika serasa aliran darahku semakin panas dan mendidih.. Mengartikan sms dari anda, pasti dia
sudah melakukan kesalahan yang aku ingatkan.. Bahkan saat istirahat disesi memandu aku masih
mengingatkannya dan ternyata dia tak mengindahkan peringatanku yang halus.
Quote:

kenapa.?

Aku hanya menjawabnya singkat, mencoba mengendalikan emosiku dan aku mencoba menutupinya
dari orang yang ada disekelilingku walau terkesan memaksa tapi mereka tak menyadarinya, mungkin
mereka lebih berpikir kalau aku capek karena mendampingi adik-adik seharian dimateri yang
berbeda belum lagi membackup materi yang harusnya dibawakan oleh 2 orang..
Quote: laptopnya keformat semua, anda salah install kak

yaa TUHAN, anda.. bukankah sudah ku peringatkan untuk berhati-hati dan memindah semua dataku..
ya TUHAN.. bagaimana nasibku, aku sudah berusaha menyelesaikan semua tugasku sebelum
waktunya dan sekarang hilang tak berbekas.. Semua materi kuliah dan semua tugas/proyek yang aku
kerjakan.. ya TUHAN.. cobaan apa ini.. Aku hanya memandangi layar hapeku beberapa saat.. entah
karena aku terlalu marah kepadanya.. aku hanya menjawab singkat sms nya.
Quote: gimanapun caranya, balikin datanya.

Dan anda tak pernah membalas smsku.. dan aku tau aku tak mungkin meneleponnya, karena pasti
dia tak akan mengangkatnya.. jadi aku memutuskan diam dan menunggu saja apa yang dia lakukan.

Hari ini aku sudah cukup lelah dan mencoba menenangkan diriku sejenak, apa yang harus aku
lakukan.. Sementara besok sudah minggu dan aku masih harus memandu lagi.. tak mungkin aku
tinggalkan tanggung jawab dan janjiku, sementara dimalam hariku aku bekerja.. entahlah.. TUHAN
punya segala rencana dibalik emosiku yang masih tak terkendali.. Persiapanku musnah sudah...

--------------------
" libur ajah lah " tara menyarankanku untuk libru kerja
" nggak enaklah, kemarenkan udah libur panjang "
" kamu capek loh.. liat ajah muka mu lesuh gitu "
" nggak apa, aku nggak bakal banyak kerja kok nanti, minta tolong sama yang lain.. yang penting aku
masuk ajah "
" beneran nggak apa, jangan sampe sakit loh "
" iya.. nggak apa kok "
" yaudah mau berangkat jam berapa ?"
" sekarang ajah deh, aku ambil tas dulu ya "
" iyaa.. "

Aku bergegas masuk kedalam kos, tara sudah sejak tadi ada dikosku dan mengobrol sedikit
bersamaku..

---------------------
" makasih ra "
" iyaaa.."
" hati2 ya pulangnyaa "
" yoooo " dia berlalu meninggalkanku, dia kembali menjadi tukang ojek kesayanganku sekarang..

Aku berjalan menuju kamarku dengan badan yang sudah super letih sambil memijit leher dan
kepalaku, tak sedikitpun terlintas dipikiranku bahwa anda belum pulang selepas aku pulang kerja..
Kulihat lampu kamar yang mati, mungkin dia sudah tertidur pulas sehabis menangis seharian karena
aku marah padanya.. sudahlah mau bagaimana lagi.. Aku membuka pintu kamarku dan
menghidupkan lampu agar aku bisa berberes, bukan anda yang aku temui.. Kondisi kamar yang
masih rapi.. dia tak ada entah dimana..

yaa.. TUHAN.. apa ini.. Apa yang terjadi padanya sehingga dia tak pulang ke kos tepat waktu,
bukankah dia tak pernah seperti ini bahkan untuk pergi jauh saja belum berani.. Akhirnya aku
meleponnya, justru tak diangkat.. Kenapa dengannya.? aku semakin cemas.. Aku melepon tara dan
menceritakan bahwa anda belum pulang sejak tadi.. Tara membantu mencarinya di lokasi kampus..
Aku berharap dia bisa ditemukan.. Dan aku masih mencoba meneleponnya.. Setelah sedikit tenang
aku mencobamengirim sms kepadanya.. mungkin dia tak mau mengangkat karena berpikir aku akan
marah dan sebagainya.. bukan kaena aku cemas dia belum pulang..
Quote: anda dimana ? kok belum pulang ? sudah pagi ini ? cepet pulang.. balas sms kakak kalo anda

baca

Terkirim namun tak ada balasan.. dan aku masih mencoba meng sms dia lagi..
Quote: anda dimana ? cepet pulang.. kakak nggak marah..

Terkirim.. dan tak ada balasan darinya.. ya TUHAN apalagi ini.. dia tanggung jawabku dan adikku yang
ku sayang mana mungkin aku membiarkannya kepana-kenapa di Kota orang.. akan menjadi
penyesalan seumur hidup jika sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadapnya.. aku masih terus
kahwatir dan mengirimnya sms..
Quote: anda.. pulanglah.. jangan buat cemas.. ini udah pagi.. ayoo pulang..

Dan masih tak ada sms darinyaa.. Tara menelponku dan berkata dia sudah didepan kosku.. ya tamu di
pagi buta.. dan entah apa persepsi orang, yang penting dia tak masuk kedalam kamarku dan duduk
diberanda kosku.. aku meminta ijin kepada penjaga kos karena adikku belum pulang.. dan penjaga
kos juga tak melihat anda kembali setelah dia pergi.. Tamatlah riwayatku malam ini.. pikiran buruk
terus bersemayam di otakku.. dan kemungkinan besar iyalah "penyakitku" akan kambuh..

Aku menangis sejadi-jadinya kepada tara bercerita bahwa anda belum pulang.. tara bertanya apakah
terjadi sesuatu dan aku menceritakannya semua.. tapi aku tak bermaksud membuatnya tak pulang
dan terjadi apa-apa padanya.. dan memang benar "B" kambuh dengan begitu dasyatnya malam ini..
aku berada pada fase depresi yang memang menenggelamkanku pada kondisi berpikir negatif.. aku
menjadi tak terkendali dan tara terus mencoba menguatkanku.. bahkan dia memintaku untuk
meminum obat ku.. yaa.. jalan satu-satunya mencapai ketenangan adalah dengan obat saat si "B"
kambuh.. dan aku memang bisa tenang sedikit dengan air mata yang masih mengalir.. karena dia tak
ada ditempat yang aku ketahui dan dia ketahui..

" tlp lagi coba, mungkin dia udah baca sms mu.. tapi tenangkan dulu dirimu " aku mengangguk dan
mencoba menenangkan diri. ku mencoba menelepon nomer anda sekali lagi. menunggu tlp ku
diangkat atau tidak membuatku semakin tak menentu.. dan ternyata tlpku diangkat olehnya..

"halo " terdengar suara anda dari kejauhan


" dimana ?"
" dikampus kak "
" dimana nya ? sama siapa ? ayok pulang.. tadi dicariin mas tara kok nggak ketemu "
" sama temen kak.. tapi datanya belum balik kak "
" udah nggak usah dipikirin pulang dulu.. pulang sekarang ya.. atau kakak jemput "
" nggak kak, ini anda siap2 pulang kok sama temen "
" yaudah hati2 ya.. cepet pulang ya "
" iya kak "

Aku mematikan tlp dengan lega dan tara sudah tersenyum disebelahku.. Setidaknya dia baik-baik saja
dan memang benar baik.. Akhirnya aku meminta tara pulang, karena aku tau kondisiku memang
membaik.. menunggu anda pulang dikamarku, cemas yaa.. aku sangat cemas kapan dia akan
sampai.. aku amsih memandangi jam yang sudah hampir subuh.. kemana dia, kapan sampainya..
lama sekali.. ah.. dia lewat mana.. apa baik2 saja.. apa ketakutan.. apa.. apa.. apa.. perasaanku tak
terkendali.. dan sosok yang aku tunggu membuka pintu mengucap salam..

Dia duduk di kasurnya tanpa kata...


" kok lama kali pulangnya dek ?" aku berkata lembut kepadanya " ini sudah pagi.. besok2 jangan gitu
lagi ya.. kakak kahwatir disini kamu nggak pulang2.. kalo kenapa2 gimana.. kamukan cuma punya
kakak disini, gitu juga kakak.. lain kali jangan buat kakak cemas ya " aku berkata lembut kepadanya..
dia masih dikasurnya membelakangiku tanpa berkata.. Sejenak kulihat tangannya bergetar
membereskan semuanya yang ada ditasnya, bahunya mulai gemetar.. dan airmatanya pun tumpa
sejadi-jadinya..

" anda... anda... nggak berani pulang..." dia dengan susah paya mengucap kata dalam tangisnya "
anda.. takut.. kakak.. marah.. soalnya semuanya ilang.. " dia masih menangis dengan sejadi-jadinya..

yaa... TUHAN peri kecil dalam hidupku menangis, aku tak tahan dengan apa yang aku lakukan
padanya.. Aku menetaskan air mata dan memeluknya..
" sudah.. sudah.. maafin kakak ya sudah jahat sama anda.. maaf ya.. kakak sayang anda kok.. kakak
nggak marah.. " aku memeluknya dam mengusap rambutnya..
" maafin anda kak.. anda nggak sengaja.. maaf kak.. " dia masih menangis dalam pelukku..
" iyaa.. sudah.. anda adik kakak yang kakak sayang jadi nggak mungkin kakak marah.. sudah.. jangan
nangis lagi yaa.. " aku masih memeluknya..

Dia membenamkan wajahnya dalam pelukku dan menangis sepuasnya.. ya Aku bersalah atas
perasaannya.. Salahnya aku tak pernah marah dan selalu lembut justru ini aku marah padanya.. Tapi
sudahlah yang penting dia baik-baik saja sekarang..

" udah.. ganti baju trus tidur ya " aku memeluknya dan membiarkannya membereskan semuanya "
besok kan kuliah "
" anda masuk siang kak " dia sudah mulai kembali normal
" tetep ajah tidur "
" trus semua data kakak gimana ?"
" yaudah nanti ajah mikirin nya.. sekarang istirahat ajah.. kakak juga capek.. "
" iyaa... "

Dia membereskan semua barang dan dirinya, begitu juga aku.. Dan kami mengambil posisi tidur
dikasur masing-masing seperti biasa.. Saat aku memejamkan mataku dan memeluk gulingku.. Anda
yang aku kira telah terlelap memanggilku..

" kak ,... "


" hmmm... tidur sana "
" maaf, terimakasih "
" udah tidur .. "
" maaf selalu nyusain kakak, terimakasih udah jadi kakak anda.. anda tidur kak "

Aku tak bisa membalas perkataannya... Terimakasih TUHAN dia menjadi adikku yang dewasa
sekarang.. Terimakasih TUHAN peri kecilku mulai mengerti semua yang aku pikirkan hanya mereka
tak ada yang lain.. Dan aku menangis bahagia dalam tidurku.. bersyukur ternyata mereka memang
menginginkanku ada dalam keluarga mereka.. Terimakasih TUHA

25.Mungkin 3 Persimpangan
24-06-2014 09:54

Hari berjalan dengan baik sekali.. ya semenjak kejadian lalu.. Mungkin TUHAN berpesan terhadapku
agar aku menjadi wanita yang sabar dan kuat.. Karena sejatinya sabar itu tak berbatas dan sabar itu
bisa membawaku menjadi dewasa bahkan berpikir bijak dalam setiap langkah yang aku ambil.. ya
idealisme yang harusnya aku jaga dengan kesucianku.. Namun apalah daya.. kesucian tak bisa
berirama dengan pribadiku yang mengsankan bahkan mempesona, yang membuat beberapa pasang
mata iri atau kagum atas sifat baik yang bersarang ditubuhku.. Dan dibalik itu semua.. terukir masa
kelamku sebagai wanita yang tidak akan pernah menjadi baik..

-------------------
" kamu masih ketemu tama ?" tara melontarkan pertanyaan yang sebenernya tak ingin ku dengar..
dan dengan lemah aku menggelengkan kepalaku.
" gimana kabar tuh anak ya? kangen juga aku " dia menggumam kembali dan aku hanya menghela
nafas beratku.. berucap dalam hati " sebenernya aku yang paling kehilangan ra.. yaa.. sangat
kehilangan dia " mungkin tara mengetahui ekspresi dan dia mencoba menghilangkan kesuraman
dalam suasana kami..
" eh.. masih sanggup makan bakso nggak ?" di menyikut lenganku.. spontan aku menoleh kearahnya
bingung sambil bertanya " heh ?"
" kuat nggak makan bakso ?" dia bertanya sekali lagi memastikan
" kenapa?"
" ah.. lama.. tunggu sini ya "
" eh.. mau kemana ?"
" udah tunggu ajah.. jangan kemana-mana ya ?" dia sudah pergi meninggalkanku di dudukan taman
tempat kami biasa bersama.. sebenernya tempatku sendiri.. tapi teman sekampus bisa
menemukanku karena aku suka membaca, bermain internet bahkan kadag mengobrol dengan
siapapun yang mau duduk disana.. Aku menunggunya.. dan dia kembali untukku.. Tapi tama.. dia
pergi dan mungkin tak akan kembali.. Seketika kenangan akan malam dimana dia berjanji untuk
kembali terukir sudah.. ya dia kembali untuk sementara dan sejenak saja.. bukan untuk selamanya..
karena dia pergi sesuai perkataannya.. Setelah tara sembuh dia tak akan ada disisiku.. ah.. entahlah..
dia kenangan manisku..

*******
" ikut yuk "
" kemana.? kan aku mau kerja"
" sebentar ajah.. lagian aku nanti yang ijinin kamu di kafe.."
" ehm... oke.. tapi kemana ?"
" udah.. santai ajah.. pokoknya ikut " tama meyakinkanku untuk ikut bersamanya. Dan beberapa
waktu kami hanya hening karena aku masih bingung akan diajak kemana.
" eh.. loh.. kok kesini ?"
" iyaa.. lagi pengen ajah "
" mau ngapain ?"
" ngajakin kamu makan dong.."
" makan doang ajah pake kesini "
" susah ah ngomongnya. "
" eh.. "
" yaudah yuk turun " dia telah selesai memakirkan mobilnya.. Sementara aku, bukan bermaksud
untuk tak mengerti tempat romatis yang disugukannya untukku.. Tapi justru ini menimbulkan banyak
pertanyaan bagiku.. Sebuah Tempat di sebelah jembatan dengan pintu masuk asri nan menggoda di
padukan remang lilin dan kemerlap lampu romantis malam itu.. Dan kami duduk dipinggir kali yang
terbentang melihat keseberang dan ke jembatan lalu lalang keindahan kota dan lampu malam yang
menggoda.. Dengan penerangan lilin yang begitu romantis.. alunan lagu senduh tentang cinta.. ya
malam yang sempurna untukku.. Kubiarkan diriku sedikit larut dalam menikmati malam yang indah
ini.. Entah apa yang dia pikirkan tapi dia sudah mencuri sedikit hatiku (lagi).. Dia mencurinya dengan
perlahan dan diam...

**********
" woi... nih baksonya.. ngelamun ajah " tara sudah menyadarkan ku dari lamunanku.. Aku
menatapnya dan ternsenyum.. " makasih " ya senyum terbaikku..
" ngelamun apa kamu ?"
" nggak ada.. nungguin kamu ajah "
" lama banget yak ?"
" nggak kok.. udah makan jangan ngomong trus "
" ya sambilan lah.. abis kalo fokus makan molok kayak orang rakus ntar " dia tertawa kepadaku.. dan
aku membalasnya..
" bukannya emang ya "
" enak ajah.. "
" pake nggak ngaku juga "
" dih,. fitnah " dia mulai sewot dan itu membuatku senang..
" eh.. tapi kok kayaknya baksoku lebih banyak ya?" aku bertanya heran
" emang.. pak nya tanya tadi.. ya aku bilang buat kamu.. ditambahin.. "
" pantesan ajah.. " pak bakso merupakan bakso kesukaanku dan dia sering memberikan bonus
kepada mahasiswa/i yang membeli baksonya.. orangnya lucu dan baik..
" kalo kamu nggak abis, aku siap nampung "
" nggak usah diingetin.. kan emang kamu tong sampahku " dia hanya melanjutkan makannya tanpa
berkata.. namun sempat mengembangkan cengirannya..
" mau minum dawet ?" tara beratanya setelah selesai makan dan meletakkan mangkuknya.
" lah.. ini ajah belom abis akunya "
" kan ada aku.. gimana mau nggak ?"
" yodah lah.. "
" tunggu ya.. " dia beranjak pergi meninggalkanku
" es nya dikit ya.. jangan lupa "
" udah tau.. " dia semakin menjauh.. dan menuju gerobak es dawet yang ada dipinggi jalan..

Aku menunggunya dan dia akan kembali.. yaa.. Aku tak akan melanjutkan kenangan malam itu.. dan
memilih menghabiskan bakso ku dengan perasaan yang semakin teraduk=aduk.. sangat.. karena
malam itu pertama kalinya dalam seumur hidupku merasakan keindahan disekelilingku dengan
seseorang yang tak ku harapkan tapi kurindukan.. dan benar saja.. hatiku telah tercuri olehnya..
hanya olehnya..

Dan semakin aku mengingkarinya.. semakin kenangan bersamanya muncul dalam hari-hariku.. dan
semakin nyata tak bisa aku hindari.. ya hanya aku yang tau.. dan aku.. mungkin tara tau.. tapi dia
memilih menjadikan kami seperti ini.. ya seperti ini..

Dia kembali membawa dua gelas dawet segar.. dan memang aku membutuhkannya..
" kok nggak pake plastik ajah ?"
" males, gelas ajah.. sekalian balikin mangkok baksonya ntar "
" iyalah "
" belom abis juga ?"
" iya.. hehehe.. yuk makan bareng "
" ini kamu yang ngajak ya.. bukan aku yang nawarin diri "
" iyaa.. takut amat diledekin "
" nggak sih.. cuma jaim dikit ajah tadi "
" diih.. pake jaim segala " aku dan dia sama2 tertawa.. dan kami menghabiskan bakso serta dawet
bersama.. sedikit bercanda dan mengobrol apa saja yang bisa diobrolkan walau kadang nggak
penting.. ya itulah kami..

Mengenang tama memang menyenangkan dan menyiksa tapi bersama tara akan membuatku
mengerti bahwa dia selalu ada untukku mengubah rona sendu menjadi bahagia mengukir tawa.. Dan
untuk reza yang tak pernah aku tau kabarnya.. Semoga kau baik saja disana.. Salam sayangku
untukmu..
26.Pengantar
24-06-2014 10:45

Aku sudah tidak terlalu fokus dengan masalah perncintaanku dan biarkan mereka menghilang dan
lenyap dari hidupku.. Anda.. dia menjalani kuliah dengan baik dan nilainya bagus sehingga dia
mendapatkan beasiswa dari kotaku dan kampusku.. Odi, nilainya tak begitu bagus walau dia anak
paling cerdas dikeluargaku tapi dia memperoleh uang dengan kerja kerasnya dan dia mempunyai
penghasilan lebih dari 4juta/bulan dalam beberapa bulan ini walau hanya bisnis kayu potong
(bakar).. Diar, ya dia memperoleh beasiswa full disekolahnya. Ayah, kondisinya semakin membaik..
Ibu, sudah kubayangkan raut wajah tuanya yang terhias senyum.. Setidaknya Odi bisa membantu Ibu
mencari nafkah.. Dan aku merasa bahagia memiliki mereka.. Karena mereka mengajarkan arti
bertahan untuk yang dicintai..

Tahun ini merupakan tahun sedikit panjang yang aku lalui dengan sedikit kisa sedih di dalam
hidupku.. Dan aku akan menghapusnya dan menjalani hidupku seperti aku yang seharusnya.. Aku
yang tak pernah memikirkan ego dan emosiku demi masa mudaku yang penuh hawa nafsu.. Dan
memang aku harus menepisnya.. semuanya..

Bahkan sampai akhir tahun ini pun sosok tama tak pernah aku temui.. dan memang benar
menghilang dari hidupku..

Dan aku berharap hidupku akan seperti ini untuk waktu yang lama.. tanpa ada beban yang teramat
berat yang harus aku dan keluarga ku pikul.. Karena kami butuh istirahat sejenak.. dan memang
benar sejenak, tak ada yang lama.. Karena terlalu terbuai akan kenikmatan akan membuatku lupa arti
hadirku di keluargaku.. dan membuatku terbuai akan ego dan emosiku..

Semua yang aku lalui hanya sepenggal kisah pengantar kisah sedihku.. Mungkin kisah sedih jika aku
mengingatnya.. Namun sebenarnya merupakan kisah kelam dengan coretan dosa yang akan
menghantui hidupku.. Bahkan untuk menjadi malaikat pun aku tak bisa.. Karena sejatinya wanita
yang memang telah ditakdirkan menjadi suci namun menghilangkan kesuciannya dia tetaplah wanita
hina dan rendah yang tak akan bisa menjadi malaikat dengan cara apapun.. Kecuali, dia
menyembunyikan semua kisah kelamnya dengan sekuat hati.. ya sekuat hati menahan rintihan untuk
berteriak kepada seluruh dunia.. Bahwa dia berharga lebih dari pandangan hina yang mereka
lontarkan saat mengetahui sisi kelamnya...

Aku..
Seorang wanita yang terkadang mengerti akan arti kehidupan kelam yang membayang dalam
kisahku..Dan aku, hanya serpihan kecil dalam kenangan yang menorehkan kisah pilu dalam setiap
denyut hidup kisahku.. Dan aku.. bukan wanita yang bisa menjadi pelipur lara dalam kisahmu.. Aku..
hanya seseorang wanita dalam kekelaman yang mencoba bertahan dengan kerapuhan jiwa..

Aku tak pernah berharap bahagia, karena kebahagiaan bagiku hanya dongeng yang menghiasi mimpi
nyataku..

Dan.. aku bukanlah cahaya melainkan kekelaman yang akan menggerogoti cahaya..

To be continue
Salam kentang
jgn lupa cendolnya ,ya gan kan udah di buatin docx.hehehhe...

Vous aimerez peut-être aussi