Vous êtes sur la page 1sur 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud Undang-Undang
Dasar 1945.

Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami


pergeseran menuju paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya
kesehatan yang lebih mengutamakan tindakan promotof, prefentif dan
tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat
adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai
visi Indonesia sehat 2010, dimana diproyeksikan tentang keadaan
masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelyanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang
optimal.

Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan


kesehatan di Indonesia, memiliki konstribusi yang nyata dalam
pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung kebijakan
pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi Indonesia sehat 2010.
Perawatan kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan
antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang
dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan populasi.
Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada
sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara
berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat,
berbagai upaya kesehatan telah diselengarakan. Salah satu bentuk

1
upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat rujukan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
dukungan masyarakat secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya
kesehatan mayarakat dan mendorong kearah kemaandirian dalam
memecahkan kesehatan dengan penuh tanggung jawab.
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah
tentang kesehatan tersebut maka Program Profesi STIKES GIA Makassar
sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung
jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang
berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas.
Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata dari Tri Darma Perguruan
Tinggi khususnya bidang pengabdian masyarakat.
Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk
pengembangan dari praktik klinik keperawatan bagi mahaiswa yang
diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary Health Care.
Dipilihnya kelurahan Karang Anyar sebagai tempat keperawatan
komunitas karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran
Asuhan Keperawatan Komunitas pada program pendidikan Ners.
Disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan
hidup sehat pada masyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku dan
meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu
menjadi tahu,.dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat
dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau mempraktikkan secara
langsung bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat sendiri

2
B. Tujuan
A. Tujuan Umum
Dalam program profesi kesehatan komunitas di harapkan
mahasiswa mampu menganalisa program kesehatan komunitas dan
menerapkan proses keperawatan dengan bekerja sama dengan
keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Tujuan Khusus
Dalam program profesi kesehatan komunitas di harapkan
mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi data yang diperlukan
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/ strategi yang
sesuai
c. Menganalisa data yang diperlukan
d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah
keperawatan berdasarkan kriteria tertentu
f. Merencanakan asuhan keperawatan
g. Melaksanakan rencana keperawatan
h. Melakukan evaluasi keperawatan.
C. Manfaat Praktik
1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya
keperawatan komunitas
2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah
kesehatan serta pemecahan masalah kesehatan
3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan
keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat
sebagai penerima pelayanan kesehatan
4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya
kesehatan secara individu, keluarga , kelompok dan masyarakat.

3
D. Waktu pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan praktik dimulai 11 Desember 2017 – 10 Februari 2018.
E. Tempat pelaksanaan Praktik
Praktek Perawatan komunitas di tempatkan di Kelurahan Karang
Anyar di RW 1 Kota Makassar.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

B. Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan Kesehatan Utama adalah pelayanan kesehatan


pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah
dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu
maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka
sepenuhnya tentu dengan biaya yang dapat dijangkau oleh
masyarakat untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka
dalam semangat hidup mandiri dan menentukan nasib pribadi (Nasrul
Effendy, Perkesmas, 1997).
Fungsi dari PKU adalah pemeliharaan kesehatan, pemecahan
diagnosa penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan
pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU
adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan
dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri
sendiri pada masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan
kesehatan dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan
tersier. Jadi keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk
menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar dapat
merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar
delapan unsur utama PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk
mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi

5
masyarakat. kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air
yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi
tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal,
tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan
obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan PKU berorientasi pada distribusi
pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat,
menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau
fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada
pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam PKU
meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang
pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya,
imunisasi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, pencegahan
penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dn pengadaan air
bersih.
Hubungan konsep PKU dan komunitas adalah untuk
melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat
pelayanan kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu dan
keluarga), tingkat masyrakat (pimpinan atau tokoh), tingkat rujukan
pertama (rumah sakit tipe A dan B), serta menyelenggarkan kerja
sama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta
masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan
perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam PKU
diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat
mampu secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan
komunitas dimana dia tinggal.

C. Konsep Keperawatan Komunitas

Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model


atau teori keperawatan dn teori yang terkait dengan kesehatan
masyarakat, diantaranya ; menurut Chang (1982) perawatan

6
komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi sebagai tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu berkomunikasi
dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan
pada masyarakat tersebut.
Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan
komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat, pelaynan ini tercakup dalam spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya
memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan
peyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual
model keperawatan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya
adalah konsep model dari Betty Neuman (1972), yang menekankan
pada pendekatan sistem untuk mengatasi masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri
dari individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan
terget pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh
hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta
tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit
atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.
Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan
faktor resiko terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn
promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan
ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.

7
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatn masyrakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder
menekankan pada diagnosa dini, intervensi yang tepat,
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan
penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh.
Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk
menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan
individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah
sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu
biologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infra struktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem
pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal,
garis pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut
bertujuan untuk melindungi infra struktur atau sumber energi dari
stressor yang dapat mempengaruhi komunitas.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua
orang yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988). Secara lebih
rinci sasaran ini terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan
komunitas.
1. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan
(ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu

8
hal dan sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental dan sosial.
Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan
asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misal : TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan
sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan pemecahan
masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga
berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga
d. Menciptakan lingkungan yang sehat
e. Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
3. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas.
Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakt
wilayah binaan. Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan
komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.
D. Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan


professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi (keluarga dengan resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan
tidak terjangkau) salama upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta
tidak mengabaikan care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang

9
diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan
masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan
dengan menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang
menyuluruh dan umum. Pendekatan yang digunakan dalam
keperawatan komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan
masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna
serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan
secara berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan
metode proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima
tahap, sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985)
yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi,
nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-
faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan
dan transfortasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan
sosial komunitas ekonomi dan rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan
data statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh
agama dan aparat pemerintah.
2. Analisa data dan diagnosa keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa
untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan
seberapa berat yang muncul dalam masyarakat tersebut.
Selanjutnya dirumuskan masalah dan diagnosa keperawatan
menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :
a. Masalah sehat - sakit
b. Karakteristik populasi

10
c. Karakteristik lingkungan
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek,
yaitu primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan
dan kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan
proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam
memecahkan masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya
untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan
pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk membuat
perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan
pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial
(social planning), pendekatan social action, namun yang dominan
adalah dengan pendekatan locality development yang berarti
mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan
sumber dana yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan
yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan
ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan
penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi, dan memotivasi mereka untuk partisipasi aktif dalam
memecahkan masalah kesehatannya sendiri.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus
pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum
terjadi sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunderPencegahan pada diagnosa dini
dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit

11
atau kelainan, sehingga memperpendek walau sakit dn tingkat
keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat
diperbaiki lagi (ireversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan
menghambat proses penyakit juga mengembalikan individu ke
fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan yang dilakukan
untuk pencapaian tujuan dengan cara :
1) Aktifitas atau kegiatn program
2) Pembentukkan kelompokm kerja kesehatan
(POKJAKES)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap
program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan
(input), pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan focus
evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai
dengan perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau
pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan
penggunaannya
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah
klien atau masyarakat puas.
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat setelah
dilakukan intervensi
Untuk mengimplementasikan konsep keperawatan komunitas
yang telah dipelajari, maka mahasiswa melakukan praktik
keperawatan di kelurahan Karang Anyar kecamatan Mamajang
Kota madya Makassar. Laporan kegiatan praktik mahasiswa
akan dilaporkan secara rinci pada bab berikut.

12
BAB III
HASIL PENDATAAN

A. DATA DEMOGRAFI
Puskesmas Cendrawasih Jl. Cendrawasih No.404 Kel.
Sambung Jawa, Kec. Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Puskesmas cendrwasih memiliki 7 wilayah kerja yaitu, sambung jawa,
karanganyar, Tamparang Keke , B. Mapakasungu, Parang, Bonto
lebang,dan Pa'batang.
Pendataan dilakukan di wilayah kelurahan Karang Anyar RW I
dari tanggal 12 – 14 Desember 2017 yang dilakukan oleh Mahasiswa
Ners STIKES GIA Makassar sebanyak 21 orang.
RW I terdiri dari 5 RT yakni RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, dan RT 5,
Fasilitas umum yang dimiliki Kelurahan Karang Any RW 1 adalah
taman kanak-kanak. Panti jompo dan panti asuhan.

Gambar 1.1 peta wilayah RW 1 karang anyar

B. HASIL PENDATAAN

13
Dari hasil pendataan yang dilakukan pada tanggal 12 – 14
Desember 2017 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1
Distribusi Berdasarkan jumlah penduduk,kepala keluarga,rumah, RW I
Kel. Karang Anyer Kec. Mamajang Kota Makassar

Distribusi frekuensi
Penduduk 660
Kepala keluarga 181
Rumah 130
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 1 di atas distribusi di RW 1 Kelurahan Karang
Anyar yakni jumlah penduduk secara keseluruhan yaitu 660 jiwa, jumlah
kepala keluarga 181, jumlah rumah 130.

Tabel 2
Distribusi Berdasarkan Umur Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Frekuensi Persen (%)


Balita 57 8,6
Anak 57 8,6
Remaja 165 25,0
Dewasa 282 42,7
Lansia 99 15,0
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017

Berdasarkan tabel 2 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan


umur di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni jumlah penduduk yang
tergolong balita (1-5 tahun) sebanyak 57 jiwa (8,6%), anak ( 5-11 tahun)
57 (8,6%), remaja (12-25 tahun) 165 (25,0%), dewasa (26-55 tahun) 282
(42,7%) dan lansia (>55 tahun) sebanyanyak 99 (15,0%)

14
Tabel 3
Distribusi Berdasarkan jenis kelamin Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Data Frekuensi Persen (%)


Laki-laki 321 48,6
Perempuan 339 51,4
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017

Berdasarkan tabel 3 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan


jenis kelamin di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni jumlah penduduk
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 321 jiwa (48.6%) sedangkan
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 339 jiwa (51.4%).

Tabel 4
Distribusi Berdasarkan Suku Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Frekuensi Persen (%)


Makassar 346 52,4
Bugis 78 11,8
Jawa 169 25,6
Flores 8 1,2
Lain-Lain 59 8,9
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 4 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan
suku di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni didominasi oleh suku
Makassar sebanyak 346 jiwa (52%), kemudian suku jawa sebanyak
169 (25%), Bugis 78 (11,8%), flores 8 (1,2%) dan lain-lain sebanyak
59 (8,9%)

15
Tabel 5
Distribusi Berdasarkan Agama Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Agama Frekuensi Persen


Islam 583 88,3
kristen 55 8,3
katolik 17 2,6
budha 5 ,8
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 5 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan
suku di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni didominasi oleh suku
Makassar sebanyak 346 jiwa (52%), kemudian suku jawa sebanyak 169
(25%), Bugis 78 (11,8%), flores 8 (1,2%) dan lain-lain sebanyak 59 (8,9%)

Tabel 6
Distribusi Berdasarkan pendidikan terakhir Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persen


Sarjana 91 13,8
SMA 258 39,1
SMP 121 18,3
SD 113 17,1
Belum Sekolah 70 10,6
Tidak Sekolah 7 1,1
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 5 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan
Pendidikan terakhir di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni SMA adalah
yang terbanyak 258 jiwa (39,1%), kemudian SMP 121 (18,3%) ,SD 113
(17,1%), sarjana sebanyak 91 (13,8%) dan Belum sekolah 70 (10,6%).

16
Tabel 7
Distribusi Berdasarkan pekerjaan Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Pekerjaan Frekuensi Persen


PNS 36 5,5
IRT 129 19,5
buruh harian 39 5,9
swasta 146 22,1
lain-lain 310 47,0
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 7 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan
Pekerjaan terakhir di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni bekerja
sebagai wiraswasta sebanyak 146 jiwa (22,1%), IRT 129 (19,5%) Buruh
Harian (5,9%), lain-lain 310 (47,0%).

Tabel 8
Distribusi Berdasarkan Alat bantu ( protesa) Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Protesa Frekuensi Persen


tidak ada 636 96,4
Ada 24 3,6
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 8 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan
Penggunaan alat bantu atau protesa di RW 1 Kelurahan Karang Anyar
yakni sebanyak 24 (3,6%) menggunakan alat bantu seperti kacamata,
togkat dan gigi palsu, dan sebanyak 636 (96,4%) tidak menggunakan
alat bantu.

17
Tabel 9
Distribusi Berdasarkan status kesehatan Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar
Status
Frekuensi Persen
kesehatan
sehat 627 95,0
sakit 33 5,0
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 9 di atas distribusi jumlah penduduk
berdasarkan status kesehatan di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni
sebanyak 627(95,0%) jiwa yang sehat dan terdapat 33 (5,0%) jiwa yang
kesehatannya sedang terganggu.
Tabel 10
Distribusi Berdasarkan Riwayat kesehatan Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Riwayat kesehatan Frekuensi Persen


tidak ada 564 85,5
Diabetes Melitus 9 1,4
rematoid athritis 12 1,8
Hipertensi 37 5,6
stroke 5 0,8
thypoid 4 0,6
TBC 1 0,2
lain-lain 28 4,2
Total 660 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 10 di atas distribusi jumlah penduduk berdasarkan
Riwayat Kesehatan di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni sebanyak
37(5,6%) pernah dan menderita hipertensi kemudia sebanyak 12 (1,8%)
menderita Remathoid Athritis. Diabetes mellitus sebanyak 9 (1,2%) ,
Kemudian stroke sebanyak 5 orang (0,8%) , 4 orang (0,6%) pernah
mengalami typhoid dan di temukan 1 orang yang menderita Tubercolosis,
dan selebihnya sebanyak 28 (4,2%).

18
Tabel 11
Distribusi Berdasarkan imunisasi Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar
Status imunisasi Frekuensi Persen(%)
Lengkap 52 91,2
belum lengkap 5 8,8
Total 57 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017

Berdasarkan tabel 11 di atas distribusi jumlah balita berdasarkan


status imunisasi di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yakni sebanyak 91,2%
sudah latau 8,8 % yang belum lengkap.

Tabel 12
Distribusi Berdasarkan persalinan Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar
Persalinan Frekuensi Persen
Tenaga kesehatan 56 98,2
Non Tenaga kesahatan 1 1,8
Total 57 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 12 di atas distribusi jumlah ibu yang memiliki
anak balita yang melakukan persalinan di tenaga kesehatan sebanyak
98,2 % dan masih ada sebanyak 1 (1,8%) ibu yang tidak menggunakan
tenaga kesehatan untuk melakukan persalinan.
Tabel. 13
Distribusi Berdasarkan ASI Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar
ASI Frekuensi Persen
Ya 47 82,5
tidak 10 17,5
Total 57 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 13 di atas distribusi jumlah ibu yang memiliki anak
balita yang memberikan ASI sebanyak 47 (82,5%) dan yang tidak (susu
formula) sebanyak 10 (17,5%) ibu yang tidak memberikan asi pada
anaknya.

19
Tabel 14
Distribusi Berdasarkan Kondisi Rumah Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar
Kondisi Rumah Frekuensi Persen
Permanen 102 78,5
Semi permanen 28 21,5
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 14 di atas distribusi kondisi Rumah di RW 1 Kel.
Karang Anyer sebanyak 102 (78,5%) dan rumah yang mempunyai
bangunan permanen dan sebanyak 28 (21,5%) dengan bangunan rumah
semi permanen.

Tabel 15
Distribusi Berdasarkan ventilasi Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Ventilasi Frekuensi Persen


cukup 87 66,9
kurang 43 33,1
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 15 di atas distribusi ventilasi Rumah di RW 1 Kel.
Karang Anyer sebanyak 87 (66,9%) dan rumah yang mempunyai ventilasi
cukup dan sebanyak 43 (33,1%) dengan ventilasi kurang.

20
Tabel 16
Distribusi Berdasarkan pencahayaan Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Pencahayaan Frekuensi Persen


Cukup 63 48,5
Kurang 67 51,5
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 16 di atas distribusi pencahayaan Rumah di RW 1
Kel. Karang Anyer sebanyak 63 (48,5 %) dan rumah yang mempunyai
pencahyaan cukup dan sebanyak 67 (51,5%) dengan pencahyaan kurang.

Distribusi Berdasarkan Limbah Kel. Karang Anyer


Kec. Mamajang Kota Makassar

Limbah Frekuensi Persen


Baik 68 52,3
cukup 56 43,1
3 6 4,6
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 17 di atas distribusi pencahayaan Rumah di RW 1
Kel. Karang Anyer sebanyak 68 (52,3%) dan rumah yang mempunyai
pembuangan Limbah yang baik dan sebanyak 56 (43,1%) dengan
pembuangan limbah cukup.

21
Tabel 18
Distribusi Berdasarkan sumber air Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Sumber Air Frekuensi Persen


pam 109 83,8
sumur bor 21 16,2
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 18 di atas distribusi sumber air di RW 1 Kel.
Karang Anyer sebanyak 109 (83,8%) menggunakan sumber air PAM
sebanyak 21 (16,2%) rumah menggunakan sumber air sumur Bor.

Tabel 19
Distribusi Berdasarkan Jamban Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Jamban Frekuensi Persen


Ya 130 100,0
Tidak 0 0
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 19 di atas distribusi pengunaan Jamban sesuai dengan
syarat kesehatan di RW 1 Kel. Karang Anyer dimana semua rumah telah
menggunakan jamban sesuai dengan syarat kesehatan.

22
Tabel 20
Distribusi Berdasarkan Tempat sampah Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Tempat sampah Frekuensi Persen


Ya 120 92,3
tidak 10 7,7
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017
Berdasarkan tabel 20 di atas distribusi penggunaan tempat sampah di RW
1 Kel. Karang Anyer sebanyak 120 (92,3 %) dan rumah yang mempunyai
tempat sampah dan sebanyak 10 (7,7%) tidak mempunyai tempat
sampah.

Tabel 21
Distribusi Berdasarkan Lingkungan rumah Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Lingkungan Rumah Frekuensi Persen


Bersih 128 98,5
Kotor 2 1,5
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017

Berdasarkan tabel 21 di atas distribusi kondisi lingkungan rumah di


RW 1 Kel. Karang Anyer sebanyak 128 (98,5 %) rumah dengan kondisi
lingkungan yang bersih dan sebanyak 2 (1,5%) dengan kondisi rumah
yang masih kotor

23
Tabel 22
Distribusi Berdasarkan air bersih Kel. Karang Anyer
Kec. Mamajang Kota Makassar

Air bersih Frekuensi Persen


Ya 130 100,0
Tidak 0 0
Total 130 100,0
Sumber : Hasil Pendataan Mahasiswa Preofesi Ners Angkatan XIII tahun 2017

Berdasarkan tabel 22 di atas distribusi pengguanaan air bersih di


RW 1 Kel. Karang Anyer yaitu secara keseluruhan yaitu 130 rumah
menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

24

Vous aimerez peut-être aussi