Vous êtes sur la page 1sur 24

1

Makalah
PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM
BAHAN BAKAR DIESEL

DI SUSUN OLEH

NAMA/NIM :

1. ABDILLAH/4201417011

2. JUANDA/4201417023

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2016
2

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya juga anugrahnya
kepada kita dan serta shalawat salam kepada Rasulululah Saw sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul : PERAWATAN & PERBAIKAN MESIN
DIESEL

Dalam tugas makalah ini kami sebagai penulis masih banyak kekurangannya. Untuk
itu kami mengharapkan kepada semua pihak agar memberikan masukan demi perbaikan dan
kesempurnaaan makalah ini. Tak lupa pula mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Edi Karyadi,ST,MT sebagai dosen mata kuliah perawatan dan perbaikan dengan harapan
tugas yang beliaw berikan memberikan manfaat bagi kawan-kawan Mahasiswa.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dan kami sangat berharap semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak
3

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ 2
Daftar isi ...................................................................................................3

Bab I Pendahuluan ..................................................................................4


1.1 Latar Belakang ..............................................................................4
1.2 Rumsan Masalah ...........................................................................5
1.3 Tinjauan Pustaka ..........................................................................5

Bab II Pembahasan ..................................................................................6


2.1 Mesin diesel Dan Sistem Bahan Bakarnya .................................6
2.1.1 Mesin Diesel .............................................................................6
2.1.2 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel .........................................8
2.2 Komponen Sistem Bahan Bakar Motor Diesel ........................ 15
2.3 Analisis Dan Memperbaiki Gangguan Pada Sistem Bahan Bakar
Diesel ..............................................................................................................19

Bab III Penutup...................................................................................... 24


3.1 Kesimpulan ..................................................................................24

Daftar Pustaka ....................................................................................... 25


4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan
minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar
tersebut (diinjeksi) kedalam silinder yang didalamnya terdapat udara dengan tekanan dan
suhu yang cukup tinggi sehingga bahan bakar tersebutsecara spontan terbakar Motor diesel
adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan
udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang
mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar.
Salah satu jenis penggerak yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang
menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi
termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses
Pembakaran. Menurut pembakarannya motor bakar dibedakan atas dua macam yaitu motor
pembakarandalam (internal combustion engines) dan motor pembakaran luar
(externalcombustion engines). Motor pembakaran luar adalah suatu pesawat yang
energinyauntuk kerja mekanik yang diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan
diluar motor tersebut, seperti mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motorpembakaran dalam
ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yangdiperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam silinder motor itusendiri, seperti motor diesel
dan motor bensin.

Perawatan dan perbaikanperlu di lakukan sesuai standar dan prosedur yang terjadwal.
Adapun tujuan perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan pada motor induk
antara lain :
1. Untuk memperpanjang usia pakai dari pada motor tersebut.
2. Untuk menjamin kesiapan dari pada motor induk yang akan dioperasikan agar
tidak mengalami kendala.
3. Untuk menjamin kesiapan peralatan sewaktu-waktu akan diperlukan.
4. Agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat menjamin keselamatan dalam bekerja.
Perawatan yang sangat penting dalam komponen utama mesin kapal adalah :
Kepala Silinder, Katup Isap dan Katup Buang,. Silinder, Torak/Piston, Cincin Torak,
5

Poros Engkol, Bantalan Utama Poros Engkol.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu mesin diesel dan sistem bahan bakarnya ?
2. Komponen apa saja pada sistem bahan bakar diesel?
3. Bagaimana cara memperbaiki gangguan pada sistem bahan bakar diesel ?

1.3. Tinjauan Pustaka


Kemajuan penelitian dibidang teknik telah melahirkan motor Diesel yang eksistensinya
semakin di perlukan di segala bidang. terutama di bidang bidang yang memerlukan tenaga
penggerak besar. Eksistensi motor diesel ini dapat di pertahankan sampai batas waktu yang
ditetapkan apabila dipelihara secara seksama.

Operasi yang berhasil dari suatu instalasi hanya dimungkinkan pemeliharaan yang
cukup dari motor dan peralatan yang lain. Ketetapan dan ketaatan terhadap jadwal perawatan
akan dapat mempertahankan kemampuan dan tenaga yang di hasilkan oleh motor tersebut.
Dengan demikian efisiensi panas yang tinggi dari motor diesel tersebut dapat berdaya guna
secara maksimal dan life time serta kesiapan motor untuk beroperasi dapat dicapai secara
maksimal. Selama beroperasinya mesin dalam kegiatan penangkapan, belum tentu kondisi
mesin akan terus stabil dan terkendali, tetapi kondisi mesin akan cenderung menurun bahkan
terjadi kerusakan yang parah. Untuk mempertahankan kondisi kapal agar tetap stabil perlu
dilakukan tindakan perawatan yang terjadwal dan berkala bahkan bila mesin mengalami
kerusakan perlu dilakukan tindakan perbaikan (repairing).
Dengan pemeliharaan dan perawatan ini diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan dengan
lancar. Karena mesin dan perawatannya mencapai umur ekonomis untuk menghindari
kesalahan atau kemacetan sekecil mungkin sehingga tidak perlu berhenti beroperasi.
Kegiatan perawatan ini terdiri atas kegiatan : pembersihan (cleaning), pemeriksaan
(checking), pelumasan dan pendinginan (lubricating and cooling), penyetelan (adjusting),
perbaikan (repairing) dan turun mesin (over haule).
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mesin Diesel Dan Sistem Bahan Bakarnya

2.1.1 Mesin Diesel

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin
pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan
bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin diesel pada kendaraan otomotif sering
digunakan pada mobil-mobil yang mempunyai kapasitas mesin yang besar, dan juga tenaga
yang besar ( contoh ;Truk, tronton, fuso, bus dan kendaraan besar lainnya. ) hal ini
dikarenakan mesin diesel cocok untuk penggunaan jarak jauh ( mesin diesel lebih tahan panas
dibanding mesin bensin ) dan tenaga yang besar ( karena konstruksi mesin diesel rata-rata
berkapasitas besar ).

Mesin diesel ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada
23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan
berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada
Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang
(lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Bagaimana mesin diesel bekerja


Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles),
mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang
bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio
kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas
(TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar
dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan
tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan
bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas
piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar
kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston
berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).

Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat
mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung
(connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear
tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan.
7

Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :

 Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang masuk


ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada
turbo/supercharger.
 Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang
panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan
didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak.

Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin
menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di
dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya
menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara
masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan
bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.

Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan
meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat memengaruhi sistem
bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi
sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan penyaring bahan bakar dan jalur
bahan bakar secara elektronik.

Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang
mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan.
Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun
sehingga peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila
putaran mesin terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak
peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk
mencapai tujuan ini melalui modul kontrol elektronik (ECM) atau unit kontrol elektronik
(ECU) - yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan
mesin melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan
dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik
atau hidraulik untuk mengatur kecepatan mesin.

Tipe mesin diesel

Ada dua kelas mesin diesel: dua-tak dan empat-tak.

Biasanya jumlah silinder dalam kelipatan dua, meskipun berapapun jumlah silinder dapat
digunakan selama poros engkol dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran yang
berlebihan. Mesin 6 segaris paling banyak diproduksi dalam mesin tugas-medium ke tugas-
berat, meskipun V8 dan 4 segaris juga banyak diproduksi.

Mesin diesel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi, sehingga pada mesin disel
8

besar perlu ditambahkan sejumlah udara yang lebih banyak. Maka digunakan Supercharger
atau turbocharger pada intake manifold, dengan tujuan memenuhi kebutuhan udara kompresi.

2.1.2 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel

MOTOR BAKAR
Menurut Karyanto (2001), motor bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah
energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran bahan bakar. Menurut
pembakarannya motor bakar dibedakan atas dua macam yaitu motor pembakaran dalam
(internal combustion engines) dan motor pembakaran luar (external combustion
engines). Motor pembakaran luar adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik
yang diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan di luar motor tersebut, seperti
mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motor pembakaran dalam ialah suatu pesawat yang
energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dilakukan
di dalam silinder motor itu sendiri, seperti motor diesel dan motor bensin.
Tabel 1. Penggolongan motor bakar

Golongan Kelompok Gerak Daya Penggunaan yang khas Status


jenis mesin (tahun
1970)
Motor pembakaran Turbin Rotasi S&B Pusat tenaga listrik, Aktif
luar (External uap kapal laut
Combustion
Engines)
Motor pembakar Motor Translasi, K Kendaraan jalan Aktif
dalam (Internal bensin rotasi darat, industri, pesawat
Combustion terbang
Motor Translasi K&B Kendaraan darat, Aktif
Engines)
diesel industri, lokomotif,
kapal laut, pusat tenaga
listrik

( Sumber : Arismunandar, 2002 )

K = Kecil, di bawah 1.000 kW


S = Sedang, antara 1.000 – 10.000 kW
B = Besar, di atas 10.000 kW
MOTOR 4 LANGKAH
Motor 4 – langkah menurut Karyanto (2002), adalah suatu motor yang tiap satu silindernya
untuk mendapatkan satu kali pembakaran membutuhkan empat kali gerakan piston yaitu dua
kali bergerak ke bawah atau dua kali putaran poros engkol.
9

Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah

Pada motor diesel 4-langkah terdapat langkah-langkah :

1. langkah hisap (Suction - Sroke)


2. langkah kompresi (Compression - Stroke)
3. langkah usaha (Power – Stroke)
4. langkah buang (Exhaust – Stroke)
10

Gambar 2. Grafik diagram PV motor 4 langkah

Cara kerja motor diesel 4 langkah (lihat gambar 2)

1. Langkah hisap (Suction Stroke)


a. Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB).
b. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup, karena langkah hisap piston udara murni masuk
ke dalam silinder mesin melalui intake manifold katup masuk.
2. Langkah kompresi (compression stroke)
a. Piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup masuk dan katup buang tertutup.
b. Volume udara yang dikompresikan oleh piston dalam silinder antara 1/12 sampai 1/16 bagian
dari seluruh volume silinder.
c. Kompresi udara (kepadatan) sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm2.
3. Langkah kerja (Power Stroke)
a. Katup masuk dan katup buang tertutup.
b. Sedikit sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) panas udara yang dikompresi atau
dipampatkan mencapai suhu 500 – 7000C, kemudian pada saat bersamaan pengabut (Injector
Nozzle) menyemprotkan bahan bakar solar yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah
terbakar.
c. Setelah tejadi pembakaran bahan bakar tersebut, maka tekanan gas di dalam silinder dengan
cepat naik mencapai tekanan 50 kg/cm2 dan mendorong piston dari titik mati atas (TMA)
menuju ke titik mati bawah (TMB) menghasilkan langkah kerja dari motor tersebut.
4. Langkah pembuangan (exhaust stroke)
a. Katup masuk tertutup, katup buang terbuka.
11

b. Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), maka sisa-sisa
pembakaran tadi dibuang melalui katup buang dan diteruskan ke manifold buang (Karyanto,
2001).

Pengertian Sistem Bahan Bakar


Pengertian sistem bahan bakar adalah suatu sistem dimana bahan bakar dari tangki
penyimpanan dialirkan ke silinder dan dikabutkan ke dalamnya dengan dibantu dengan
sebuah pompa (Suhodo, 2002).

Sistem bahan bakar merupakan sistem yang sangat vital bagi keberhasilan operasi
suatu motor diesel mengingat bahwa sangat berkaitan dengan penyediaan tenaga yang berasal
dari bahan bakar.

Sistem pengabutan bahan bakar harus sempurna, karena bila sistem pengabutan bahan
bakar yang tidak sempurna akan menyebabkan kekurangan tenaga atau tidak maksimal dan
hal ini akan menimbulkan kerugian tenaga serta mempengaruhi daya motor.

Fungsi Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar berfungsi untuk (Surbakty, 1985) :

a. Mengalirkan bahan bakar dari tangki harian sampai ke ruang bakar.

b. Mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan.

c. Mengatur saat pengabutan yang tepat.

d. Mengatur lamanya pengabutan.

e. Mengabutkan bahan bakar dan memasukannya ke dalam silinder

.f. Mendistribusikan bahan bakar yang telah ditakar kesetiap silinder.

Metode Pengabutan Bahan Bakar


Metode pengabutan bahan bakar yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengabutan sistem common rail


Sistem ini mempunyai pompa tunggal yang menekan bahan bakar
kesebuah “header” (common rail atau tabung bersama) dengan tekanan yang tinggi. Bahan
bakar tersebut dialirkan ke pengabut melalui pipa bahan bakar tekanan tinggi. Saat
pengabutan bahan bakar oleh pengabut tersebut diatur oleh gerakkan kam (Boentarto, 1996).
12

Gambar 3. Sistem pengabutan common rail

Sistem pengabutan bahan bakar dengan common rail memiliki keuntungan, bahwa
kontruksinya sederhana sehingga memudahkan dalam pemeliharaan, apabila karena suatu
beban kecepatannya turun, secara otomatis aliran bahan bakar ke silinder bertambah
(Daryanto, 2004).
2. Pengabutan sistem pompa pribadi (Individual Jerk Pump)

Pada sistem pompa pribadi setiap silinder dilayani oleh satu pompa penekan bahan
bakar. Jadi, setiap pengabut dilayani oleh satu pompa penekan bahan bakar. Pompa penekan
bahan bakar adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan pengatur kapasitas pengabutan,
sedangkan daya untuk menggerakkan pompa diambil dari daya motor itu sendiri. Pompa
penekan bahan bakar dihubungkan dengan nozel melalui pipa tekanan tinggi dan nozel akan
memberikan bentuk pengabutan ke dalam silinder sesuai dengan bentuk mulut atau lubang
nozel (Boentarto, 1996).
13

Gambar 4. Sistem pengabutan pompa pribadi

Pompa tipe ini memerlukan ketelitian yang tinggi, baik untuk keperluan timing maupun
untuk pengontrolan jumlah bahan bakar yang dikabutkan. Jumlah pengabutan bahan bakar
setiap langkah pompa antara 1/2000 untuk beban penuh sedangkan pada keadaan motor
diesel tanpa beban mencampai 1/100.000 dari volume silindernya (Daryanto, 2004).

3. Pengabutan sistem distribusi (lihat gambar 5)

Pada sistem distribusi hanya menggunakan sebuah pompa penekan bahan bakar untuk
melayani semua pengabut yang ada disetiap silinder. Pada sistem ini pompa tersebut
mengalirkan bahan bakar dengan tekanan tinggi masuk ke dalam distributor. Pompa penekan
bahan bakar pada sistem distributor juga dilengkapi dengan alat pengatur kapasitas
(Arismunandar, 2002)
14

Gambar 5. Pengabutan sistem distribusi

4. Pengabutan sistem unit pengabut (lihat gambar 6)


Pada sistem ini tidak diperlukan pipa-pipa tekanan tinggi karena pompa penekan
bahan bakar dan pengabut dibuat menjadi satu kesatuan. Pada setiap silinder dilayani oleh
satu pengabut yang bekerjanya diatur oleh poros kam, batang penekan dan tuas. Pada unit
pengabut terdapat sebuah plunyer yang berfungsi untuk menaikkan tekanan bahan bakar,
mengatur jumlah bahan bakar dan menentukan saat pemasukan bahan bakar ke dalam silinder
(Boentarto, 1996).
15

Gambar 6. Pengabutan sistem unit pengabut

Sistem bahan bakar motor diesel dibuat sedemikian presisi agar dapat menghasilkan
kemampuan yang cukup pada waktu tegangan tinggi. Jika kebetulan terdapat kotoran kecil
atau air masuk kedalam bahan bakar, maka daya tahan pemakaian pompa penekan bahan
bakar dan pengabut yang merupakan bagian terpenting dari motor diesel dapat dikurangi.

2.2. Komponen Sistem Bahan Bakar Motor Diesel

1. Tangki bahan bakar

Fungsi : sebagai tempat penampungbahan bakar


16

2. Pompa Pengalir

Fungsi : mengalirkan solar dari tangki


kepompa injeksi

3. Advans Saat Penyemprotan

Fungsi : memajukan saat penyemprotansesuai dengan putaran motor


17

4. Saringan

Fungsi :
•Membersihkan solar dari kotoran
•Memisahkan air yang terbawa dalam aliran solar

5. Pompa Injeksi

Fungsi : Memberikan tekanan pada solar yang


akan diinjeksikan / disemprotkan oleh Nozel
18

6. Governor

Fungsi :
Mengatur putaran motor dengan cara mengatur volume bahanbakar yang disemprot
kan

6. Nozel

Fungsi :
Mengabutkan solar kedalam ruang bakar
Keterangan :
Bentuk semprotan tergantung dari bentuk ruang bakar
19

7. Busi pemanas

Busi Pemanas / Busi Pijar


Fungsi :
Memanaskan udara didalam ruang bakar waktu start dingin
Keterangan :
Pada waktu start dingin temperatur akhir kompresi masih kurang untukpembakaran

2.3 Analisis dan Memperbaiki Gangguan Pada Sistem Bahan Bakar Diesel
1. Sistem Injeksi Bahan Bakar Tidak Berfungsi dengan Baik

Kemungkinan Penyebab Kerusakan / Cara Mengatasi


Gangguan

a. Bahan bakar bocor dari pipa tekanan – Keraskan Mur Pengikat pipa tekanan
tinggi tinggi / ganti dengan pipa tekanan yang
baru

b. Nozzle rusak – Ganti dengan nozzle yang baru

c. Ada udara pada saluran bahan bakar – Keluarkan udara dari saluran bahan
bakar dengan cara memompakan priming
pump

d. Saat penginjeksian bahan bakar – Setel pada penginjeksian bahan bakar


terlambat

e. Control rack tidak berfungsi – Perbaiki mekanisme control rack


20

f. Automatic timer tidak tepat – Setel automatic timer

2. Gangguan Pada Saluran Sistem Bahan Bakar

Kemungkinan Penyebab Kerusakan / Cara Mengatasi


Gangguan

a. Saringan pada pompa pemindah – Bongkar pompa pemindah dan bersihkan


tersumbat saringannya

b. Saringan bahan bakar tersumbat – Ganti elemen saringan bahan bakar

c. Tangki bahan bakar kotor – Bersihkan tangki bahan bakar

d. Kemampuan pompa pemindah yang – Perbaiki / ganti


sangat rendah

e. Injeksi bahan bakar tidak tepat – Setel saat penginjeksian dengan cara
menggeserkan pompa injeksi

f. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke – Kalibrasi pompa injeksi pada test bench
silinder tidak sama

g. Governor kurang baik – Setel pompa injeksi pada test bench

h. Ada angin pada saluran bahan bakar – Bleeding

i. Bahan bakar bocor pada pipa tekanan – Keraskan mur pengikat pipa tekanan
tinggi tinggi / ganti pipa tekanan tinggi

3. Engine Knocking / Detonasi

Kemungkinan Penyebab Kerusakan / Cara Mengatasi


Gangguan

a. Atomisasi nozzle kurang baik / tekanan – Overhaul nozzle, bersihkan komponen-


penginjeksian tidak tepat komponen dan ganti jika rusak, kemudian
stel tekanan nozzle sesuai spesifikasi

b. Bahan bakar tidak tepat (angka cetane – Ganti dengan bahan bakar yang sesuai
rendah)

c. Saat injeksi bahan bakar terlalu cepat – Setel pemasangan pompa terhadap mesin

d. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan – Kalibrasi pompa injeksi pada test bench
ke dalam silinder tidak rata
21

4. Putaran Mesin Kasar, Khususnya Pada Putaran Idle

Kemungkinan Penyebab Kerusakan / Cara Mengatasi


Gangguan

a. Jam bahan bakar yang diinjeksikan ke – Kalibrasi pompa injeksi pada test bench
dalam silinder tidak sama

b. Control rack tidak berfungsi – Bongkar control rack dan setel


mekanismenya

c. Idling spring capsule setelannya kurang – Setel


baik

d. Diafragma governor tidak berfungsi – Periksa dan ganti jika rusak

e. Atomisai Nozzle kurang baik / tidak – Stel nozzle dan ganti jika rusak
tepat

5. Mesin Susah dihidupkan

Kemungkinan Penyebab Kerusakan / Cara Mengatasi


Gangguan

a. Bahan bakar tidak sampai ke pompa – Periksa saluran bahan bakar dan perbaiki
injeksi / bocor jika bocor

b. Saluran bahan bakar tersumbat oleh – Bleeding


udara

c. Saringan bahan bakar dan saluran bahan – Bersihkan / ganti saringan bahan bakar
bakar tersumbat dan saluran bahan bakar

d. Kemampuan pompa pemindah menurun – Perbaiki / ganti pompa pemindah


/ tidak sesuai spesifikasi

e. Pipa tekanan tinggi lepas, longgar / – Kerusakan mur / ganti


pecah

f. Control rack tidak mencapai posisi – Perbaiki control rack dan perbaiki pula
tempat bahan bakar yang diinjeksikan mekanismenya

g. Delivery valve rusak – Ganti


22

h. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan – Perbaiki / Ganti pompa pemindah


terlalu sedikit, karena pompa pemindah
rusak

i. Tekanan penginjeksian bahan bakar – Setel / kalibrasi nozzle sesuai spesifikasi


terlalu rendah

j. Saat penginjeksian bahan bakar terlalu – Setel saat penginjeksian


rendah

k. Governor / full load capsule setelannya – Setel pompa injeksi pada test bench
kurang baik

6. Mesin Asapnya Banyak, tetapi Mesin Tidak Mau Menyala

Kemungkinan Penyebab Kerusakan / Cara Mengatasi


Gangguan

a. Saat penginjeksian bahan bakar – Setel saat penginjeksian


terlambat

b. Timer lock nut longgar atau lepas – Kerusakan mur pengunci timer

c. Atomisasi bahan bakar tidak baik – Perbaiki dan setel nozzle / ganti

d. Kotoran (karbon) berkumpul pada – Bersihkan nozzle / ganti jika rusak


nozzle needle

e. Angka cetane terlalu rendah – Ganti jenis bahan bakar

f. Bahan bakar tercampur air – Ganti bahan bakar

7. Selama Mesin di Starter Mengeluarkan banyak Asap

Kemungkinan Penyebab kerusakan Cara Mengatasi

a. Timer injektor timing terlalu cepat / – Bongkar automatic timer dan setel
lambat

b. Pemasangan pompa injeksi terhadap saat – Periksa pemasangan pompa injeksi dan
penginjeksian tidak tepat tempatkan saat penginjeksian (sesuai
spesifikasi)

c. Atomisasi bahan bakar kurang baik – Perbaiki dan ganti nozzle


23

d. Nozzle rusak – Ganti Nozzle

e. Kotoran (karbon) berkumpul pada – Bersihkan dan ganti jika rusak


nozzle needle

f. Sekrup control pinion clamp lepas / – Setel posisi control pinion dan keraskan
longgar sekrupnya

g. Delivery value rusak – Ganti

h. Delivery value spring putus – Ganti pegas

i. Setelan full load capsule tidak baik – Setel full load capsule

j. Pneumatic governor link / stopper aus – Perbaiki / ganti mekanisme governor


pneumatic

8. Selama Mesin Hidup Banyak Mengeluarkan Asap

Kemungkinan Penyebab kerusakan Cara Mengatasi

a. Saat penginjeksian bahan bakar terlalu – Tepatkan saat penginjeksian sesuai


cepat spesifikasi

b. Bahan bakar bercampur air – Ganti bahan bakar

c. Cincin torak dan dinding silinder bocor – Ganti cincin torak dan perbaiki dinding
sehingga minyak pelumas naik ke ruang silindernya
bahan bakar

d. Oli silinder katup bocor, sehingga – Ganti


minyak pelumas masuk ke ruang bakar

e. Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu – Kalibrasi pompa injeksi pada test bench
banyak

f. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke – Kalibrasi pompa injeksi pada test bench
dalam silinder tidak sama

g. Udara yang masuk kedalam silinder – Bersihkan saringan / ganti


terlalu sedikit karena saringan udaranya
tersumbat

h. Oli mesin terpompa ke atas – Periksa permukaan oli dan sesuaikan


jumlahnya
24

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Perawatan perlu di lakukan sesuai standar dan prosedur yang terjadwal.


Adapun tujuan perawatan dan perawatan yang dilaksanakan pada siatem bahan bakar
antara lain :
1. Untuk memperpanjang usia pakai dari pada motor tersebut.
2. Untuk menjamin kesiapan dari pada motor induk yang akan dioperasikan agar
tidak mengalami kendala.
3. Untuk menjamin kesiapan peralatan sewaktu-waktu akan diperlukan.
4. Agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat menjamin keselamatan dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/53595157/Makalah-Motor-Diesel-Baru

http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/161-sistim-bahan-bakar-motor-diesel

https://rudyparhusip.wordpress.com/2010/11/24/analisis-dan-memperbaiki-gangguan-
pada-sistem-bahan-bakar-diesel/
http://ariskaotomotif.blogspot.co.id/2012/10/fungsi-komponen-komponen-motor-diesel

Vous aimerez peut-être aussi