Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. M.U
Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Tembus Mabtuil RT : 06 No. xx
Status perkawinan : menikah
Diagnosa Medis : P4A1 post SC atas indikasi IUFD, bayi besar
Tanggal Masuk Rs : 20 Desember 2016
1
2
B. Keluhan Utama
Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi.
Nyeri mulai timbul sesaat sesudah dilakukan operasi SC, timbul terutama
ketika pasien bergerak. Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk, ketika nyeri datang
pasien mengatakan nyeri menyebar keseluruh bagian abdomen. Skala nyeri
7/berat (skala 1-10) dan nyeri dirasa hilang timbul.
D. Keadaan Bayi
Bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat 4680 gr dan panjang badan 51
cm. Sebelum dilahirkan bayi sudah meninggal di dalam rahim ibu (IUFD).
Bayi maserase (kulit janin telah melepuh dan mengelupas).
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
DM
: meninggal
35 : menikah
: anak
: pasien
: lahir meninggal
DM : diabetes mellitus
H. Riwayat Ginekologi
Usia menarche pasien pada usia 13 tahun (1 SMP), siklus menstruasi teratur
dengan durasi kurang lebih 7 hari. Riwayat kelahiran P3A1, menstruasi
terakhir pada bulan April 2016. Taksiran partus pada tanggal 6 januari 2017.
Saat hamil pasien mengeluh mual muntah di trimester pertama kehamilan dan
pasien tidak mengalami keluhan di bulan-bulan selanjutnya.
J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pasien tampak lemah dan sulit untuk bergerak. Pasien juga tanpak
meringis menahan nyeri. Infuse terpasang pada ekstrimitas atas sinistra.
Terdapat luka jahitan pada abdomen yang dibungkus dengan kassa dan
hipapik, insisi memanjang (vertical) pada abdomen. Kesadaran Compos
mentis (GCS E4V5M6). BB : 81 Kg (sebelum SC) dan TB : 151 cm.
2. TTV
TD : 140/100 mmHg N : 105 x/menit
S : 36oC R : 21 x/menit
3. Pemeriksaan Penglihatan
Mata pasien tampak simetris, pasien dapat menggerakan bola mata
kesemua arah. Fungsi penglihatan normal dan pasien tidak memakai alat
bantu penglihatan. Konjungtiva tidak anemis dan sclera anikterik
4. Pemeriksaan Pernafasan
Jalan napas pasien bersih, tidak ada sumbatan pada jalan napas. Pasien
tidak merasa sesak saat bernapas, pasien tidak menggunakan alat bantu
atau otot-otot pernapasan saat bernapas. Frekuensi napas 21 x/menit.
5. Pemeriksaan jantung
Kecepatan denyut apical pasien 105 x/menit, denyut teraba kuat. TD
140/100 mmHg, CRT < 2 detik. Pasien tidak mengeluh sakit dada.
6. Pemeriksaan Pencernaan
Mukosa bibir terlihat lembab, pasien mengeluah mual dan belum ada
flatus sejak dilakukan prosedur operasi. Pasien tidak memakai gigi palsu
dan jumlah gigi tidak lengkap karena pasien pernah mencabut giginya.
8. Pemeriksaan Abdomen
Terdapat linea negra dan striace albicans pada daerah abdomen. Tanpak
luka SC pada abdomen, sayatan memanjang (vertical) dari simpisis ke
umbilikus. luka dibalut dengan kassa steril dan hipapik. Pasien tidak
mengalami distensi abdomen dan tidak terdengar bising usus saat
dilaukan auskultasi, setelah dilakukan pembedahan pasien belum ada
flatus. Fundus uterus pasien berada 2 jari di bawah pusat. Kontaksi uterus
tidak terjadi.
9. Pemeriksaan Perineum
Perineum utuh, tidak terlihat luka efisiotomi atau ruftur pada perineum.
lontong. Pasien makan lontong hampir setiap pagi. Pasien tidak memiliki
alergi terhadap obat ataupun makanan.
2. Pola eliminasi
a. BAK
Pasien tampak dipasang DC (dower catetter). Jumlah uren dari jam
07.00 WITA sampai jam 20.45 WITA kurang lebih 1100 cc dan urin
berwarna kuning kemerah.
b. BAB
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan belum ada BAB
semenjak setelah dilakukan prosedur operasi.
2. Oral hygiene
Setelah dilakukan prosedur operasi pasien belum melakukan oral hygiene,
tercium bau saat pasien berbicara.
3. Cuci Rambut
Pasien tidak pernah mencuci rambut ketika di rumah sakit.
M. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal : 20 Desember 2016
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Darah Rutin
Erytthocyt 4,70 3,50-5,50 Juta/ul
Trombosit 224 150-450 ribu/ul
Hematokrit 39,6 33,0-48,0 vol%
RDW-CV 11,8 11,5-14,5 %
MCV 84,2 82,0-99,0 Fl
MCH 27,8 26,0-32,0 Pg
MCHC 33,0 32,0-36,0 g/dl
GRAND% 66,3 50,0-70,0 %
LYM% 27,2 20.0-40,0 %
MID% 6,5 1,0-15,0 %
Hemoglobin 13,1 11,0-16,0 g/dl
Leukosit 10,4 4,0-10,0 Ribu/ul
Laboratorium Klinik
PT 14,5 10,5-16,0 detik
APTT 34,2 21,0-36,5 detik
Lemak Darah
Triglysende 97 60-150 mg/dl
Cholesterol 355 150-200 mg/dl
HDL 54 35-60 mg/dl
LDL 282 < 150 mg/dl
Test Faal Ginjal
Creatinin 0.7 0.5-0,11 mg/dl
Blood Urea 17,5 10-50 mg/dl
Urid Acid 6,1 3,4-7,0 mg/dl
Test Faal Hati
SGOT 36 0-45 u/l
SGPT 27 0-45 u/l
Anti HBs-Ag Negatif
HBs-Ag Negatif Negatif
Kimia Darah
Gula darah 131 75-120 mg/dl
8
Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap Penisilin. Riwayat syok anafilaktik,
diare.Terapi jangka panjang dapat menyebabkan superinfeksi
mikroorganisme yang tidak sensitif terhadap Seftriakson.
Hamil dan menyusui, bayi prematur yang baru lahir.
Ceftriaxone tidak dianjurkan untuk digunakan secara
bersamaan dengan obat lain yang mengandung calcium,
9
Kontra indikasi:
pasien yang pernah mengalami alergi terhadap antibiotic ini.
Metronidazol juga tidak boleh diberikan untuk wanita hamil
trimester pertama (hamil usia 0-3 bulan) dan saat menyusui.
Antrain Metamizole Analgetik Indikasi: 3x1 ampul Intravena
Pada pasien dengan rasa nyeri hebat, seperti pasien yang baru
menjalankan operasi, pasien dengan nyeri kolik.
10
Kontra indikasi:
Pasien dalam keadaan hipersensitivitas Metamizole,wanita
hamil dan menyusui, pasien dengan tekanan darah rendah
(sistolyc < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi
dengan BB < 5 Kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati
berat, serta gangguan pembekuan darah/ kelainan darah.
Neurosanbe Vitamin B1 Vitamin Indikasi: 1 ampl/12 Intravena
(tiamin), B6 Mencegah dan mengobati kekurangan vitamin B1, B6, B12 jam
(piridoksin), seperti pada beri-beri, polineuritis.
dan B12
(kobalamin) Konntra indikasi:
Hipersensitivitas terhadap komponen obat ini.
Acran Ranitidine H2-antagonis Indikasi 2x 1amp intravena
HCL 25 Untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan (sebelum
mg/ml hipersekresi patologis atau ulkus usus dua belas jari yang sulit flatus)
diatasi, atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek
pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi ranitidin
oral.
11
Kontra – Indikasi
Hipersensitif pada ranitidine dan obat golongan antagonis
reseptor H2 lainya
Jangan diberikan pada penderita dengan riwayat porfiria akut
O. Analisa Data
No. Tanggal/jam Data Fokus Etiologi Problem
1 21 Desember 2016/ Subjektif : Kelemahan umum Intoleransi aktivitas
16.30 WITA 1. Pasien mengeluh nyeri pada ekstrimitas bawah ketika (00092)
di gerakkan
2. Skala aktivitas/mobilitas 2 (klien butuh bantuan/
pengawasan/ bimbingan sederhana).
3. Skala kekuatan otot 5554 5554
4432 4432
4. Pasien post SC dengan spinal anastesi
Objektif :
1. Pasien tampak lemah dan sulit untuk bergerak
2. Terdapat kesulitan saat menggerakan ekstrimitas
bawah
12
P. Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas b/d Kelemahan umum
Q. Perencanaan Keperawatan
Kode Diagnosa
No. Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 00092 Intoleransi aktivitas b/d Kelemahan Setelah dilakukan tindakan Pengkajian :
umum, yang ditandai dengan : keperawatan dalam 3 x 24 1. Tentukan penyebab 5. Jika perawat
DS : jam asien dapat menoleransi keletihan (misalnya : mengetahui
1. Pasien mengeluh nyeri pada aktivitas yang biasa perawatan nyeri dan penyebab
ekstrimitas bawah ketika di dilakukan dengan criteria pengobatan). keletihan, maka
gerakkan hasil sebagai berikut : perawat dapat
2. Skala aktivitas/mobilitas 2 (klien 1. Pasien tidak mengeluh menentukan
butuh bantuan/ pengawasan/ nyeri pada ekstrimitas tindakan yang
bimbingan sederhana). bawah ketika di dapat dilakukan
3. Skala kekuatan otot gerakkan selanjutnya.
5554 5554 2. Skala mobilitas 0 (klien 2. Pantau respon oksigen 6. Perubahan nadi
4432 4432 tidak bergantung pada pasien (misalnya denyut dan frekuensi
13
4. Pasien post SC dengan spinal orang lain. nadi dan frekuensi napas merupakan
anastesi 3. Skala kekuatan otot pernapasan) terhadap salah satu tanda
5555 5555 aktivitas perawatan diri keletihan.
DO : 5555 5555 atau aktivitas
1. Pasien tampak lemah dan sulit 4. Pasien tidak lemah dan keperawatan.
untuk bergerak mudah untuk bergerak.
2. Terdapat kesulitan saat 5. Tidak terdapat kesulitan
menggerakan ekstrimitas bawah saat menggerakan Mandiri :
ekstrimitas 1. Bantu aktivitas fisik 1. Melatih pasien
teratur. agar dapat
melakukan
aktivitas secara
bertahap.
2. Pantau tanda-tanda vital, 2. Pesien dapat
sebelum dan sesudah menghentikan
melalakukan aktivitas. aktivitas jika
TTV tidak dalam
batas normal.
3. Bantu pasien untuk 3. Melatih pasien
14