Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
i
ALIH PENGALAMAN PRAKTIK CERDAS
Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
Diterbitkan atas kerjasama Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia, Proyek BASICS-DFATD Kanada, dan Proyek Kinerja-USAID
Pelindung
Prof. Dr. H. Djohermansyah Djohan, Ma.
Pengarah:
1. DR. Kurniasih, SH, M.SI
2. Ir. Gunawan, M.A
Penanggungjawab:
1. William James Duggan
2. Elisabeth Laury O. Noya
3. Elke Rapp
Tim Penyusun:
1. Pokja Pusat : UPD I dan UPD II
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri
2. Pokja Provinsi: Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Aceh, Jawa Timur, dan Papua.
3. Tim BASICS
4. Tim KINERJA
Penyunting:
Theresia Erni
Andri Pujikurniawati
Cetakan:
April 2014
Sebagian atau seluruh isi buku ini termasuk ilustrasinya, boleh diperbanyak dengan
syarat disebarkan secara gratis dengan mencantumkan sumbernya.
ii
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sambutan
Direktur Jenderal
Otonomi Daerah
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga berbagai upaya, jerih payah dan
kerja yang kita lakukan bersama untuk membangun bangsa,
khususnya di bidang kesehatan telah menunjukkan hasil-hasil
yang cukup membanggakan bagi semua pelaku pembangunan
di semua tingkatan baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah.
iii
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Penerapan Pecapaian SPM adalah salah satu strategi dan motivasi untuk
mengejar target terpenuhinya Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goals) 2015. Namun demikian, sebenarnya kita tidak boleh hanya
berfikir pada pencapaian target indikator MDGs 2015, Kita harus menyiapkan
strategi-strategi lanjutan pasca target pencapaian MDGs.
Kami menyadari bahwa tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh 539
daerah otonom di Indonesia tentu berbeda-beda. Tetapi secara umum sering
kali ada beberapa faktor-faktor atau akar masalahnya serupa. Oleh karena
itu, hampir pasti beberapa inovasi yang pernah dikembangkan dan lebih
penting, diujicobakan oleh Proyek BASICS dan mitra daerah dapat disesuaikan
dan diterapkan di daerah lain untuk mendukung percepatan pencapaian
SPM Kesehatan dan guna mencapai target SPM bidang Kesehatan khususnya
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
2005 tentang Pedoman Penyusunan SPM
Praktik-praktik cerdas yang disajikan dalam buku ini sudah mencakup keunggulan
teknis, penyediaan perubahan positif atau dampak kongkrit, keterjangkauan
(affordability) dan pelembagaan dalam struktur pemerintah baik dari segi dasar
hukum maupun dalam konteks penganggaran di daerah.
Harapan saya semoga beberapa praktik cerdas tersebut dapat menjadi pedoman
dalam berinovasi dan dapat direplikasikan di Provinsi dan Kabupaten lainnya di
seluruh Indonesia, guna percepatan penerapan dan pencapaian SPM bidang
Kesehatan.
iv
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sambutan
Direktur
Proyek Basics
Buku “Alih Pengalaman Inovasi Praktik Cerdas
Penerapan SPM Bidang Kesehatan” ini merupakan
sumbangsih karya yang telah dihasilkan oleh upaya
kerjasama Proyek BASICS beserta Kementerian
Dalam Negeri dan Proyek KINERJA. Di dalamnya
memuat tujuh Praktik Cerdas yang merupakan inovasi
Pemerintah Daaerah dalam meningkatkan pelayanan
dasar bidang Kesehatan dalam rangka pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
v
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sambutan
Chief of Party
Proyek KINERJA
vi
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Dalam buku praktik cerdas pendidikan, Anda akan mendapat informasi tentang
bagaimana sekolah mitra Kinerja bersama dengan komite sekolah telah
melaksanakan banyak sekali survei pengaduan masyarakat setelah mendapat
pemahaman tentang standar pelayanan. Survei ini telah menghasilkan data
penting yang dapat digunakan sebagai panduan untuk membuat perubahan
di tingkat sekolah dan membawa dampak jangka pendek yang jelas. Forum
masyarakat mengawasi penyediaan pelayanan pendidikan dan pemerintah
bekerjasama dengan masyarakat untuk mengatasi pengaduan tersebut.
Pemerintah daerah lebih berkomitmen terhadap pelayanan publik dan sekolah
mitra kami dapat melakukan perbaikan di sekolah dan mengatasi isu yang
berkaitan dengan disiplin dan manajemen dengan lebih cepat. Contoh praktik
cerdas lainnya adalah distribusi guru proporsional dimana pemerintah daerah
dapat memindahkan guru ke sekolah yang kekurangan guru menggunakan
hasil analisa standar pelayanan dan dukungan masyarakat yang kuat. Kami juga
mendokumentasikan praktik cerdas dari kabupaten yang telah menghitung
Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) berdasarkan standar pelayanan
dan telah mengalokasikan anggaran untuk mengatasi kendala keuangan sekolah.
Praktik-praktik cerdas ini merupakan bukti bahwa masyarakat dalam dilibatkan
dalam tata kelola pendidikan.
Kami juga telah melihat bahwa bantuan teknis kami mendorong perubahan
serupa di layanan kesehatan di kabupaten dan puskesmas mitra kami.
Kemitraan bidan dan dukun mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan
dalam mendorong ibu melahirkan dengan pertolongan tenaga kesehatan yang
memiliki keahlian kebidanan; hal ini sejalan dengan prioritas program kesehatan
nasional untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Melalui bantuan teknis
Kinerja, puskesmas mitra kami telah membuat dan melaksanakan prosedur
operasional standar yang menjadi acuan penyediaan layanan dan memberikan
informasi yang jelas tentang waktu dan biaya pelayanan. Forum masyarakat
dan staff puskesmas telah melakukan survei pengaduan dan berhasil melarang
susu formula beredar di fasilitas kesehatan sebagai upaya untuk mendukung
program ASI.
Kami bangga dengan kemajuan yang telah kami capai bersama dengan mitra
kami, dan kami bukan satu-satunya pihak yang merasa senang. Dengan melihat
bukti nyata keberhasilan tata kelola pelayanan publik, beberapa kabupaten/
kota telah mereplikasi sejumlah program yang kami dukung.
vii
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Capaian kami tidak lepas dari tantangan, tapi kami merasa optimis dengan masa
depan pelayanan publik di Indonesia. Kami telah melihat bahwa pelaksanaan
standar pelayanan telah menjadi faktor pendorong utama terhadap peningkatan
pelayanan publik. Standar pelayanan ini dapat membantu setiap orang yang
berdedikasi untuk membuat perubahan, tidak hanya pemerintah tapi juga
masyarakat. Kemitraan pemerintah dan masyarakat memungkinkan kita
mencapai hasil yang luar biasa.
Elke Rapp
viii
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Daftar Isi
ix
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
x
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Bab 1
Mengenal Proyek
BASICS-DFATD
Nota Kesepahamam ini secara efektif berlangsung untuk selama 7 (tujuh) tahun
sejak ditandatanganinya, dengan total nilai kontribusi yang diberikan oleh
Pemerintah Kanada sebesar Can $ 19.427.923 (Sembilan Belas Juta Empat Ratus
Dua Puluh Tujuh Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Dolar Kanada) melalui penugasan
kepada Cowater sebagai Badan Pelaksana Kanada untuk melaksanakan seluruh
proyek termasuk administrasi keuangan dan pengelolaan teknis proyek dalam
dokumen Project Implementation Plan (PIP) yang disepakati bersama.
1
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Tahun 2013 fokus Program diarahkan pada: 1). Pelembagaan praktik cerdas
yang didukung melalui mekanisme Program BRI, 2). Pengembangan Instrumen
Unit Cost untuk implementasi BKKKes di Sulawesi Utara, dan 3). Asistensi untuk
terbitnya beberapa kebijakan daerah (Perda, Pergub, Perbup/Perwali) yang
mendukung terhadap Perecepatan Pencapaian SPM/MDGs bidang kesehatan
dan pendidikan.
Pada Tahun 2014 Proyek BASICS pada upaya diseminasi dan replikasi pada praktik
cerdas yang telah dikembangkan di 10 Kabupaten/Kota sebelumnya. Upaya
2
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
3
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
a. Selama tahun 2012-2013 sebanyak 416 dari 642 anak putus sekolah
di Kabupaten Minahasa Utara telah kembali ke sekolah formal melalui
Program Sumikolah. Bagi anak putus sekolah yang tidak kembali ke
sekolah, Program Sumikolah juga memfasilitasi agar dapat belajar di
PKBM (Pusat Kegiatan Masyarakat). Inisiatif ini telah dimuat dalam
rancangan peraturan bupati dan menjadi gerakan yang langsung
dipimpin oleh Bupati.
4
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
5
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
6
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
7
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Bab 2
Mengenal Proyek
KINERJA-USAID
8
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Kinerja-USAID dibentuk pada bulan Oktober 2010 dan akan berjalan hingga
Februari 2015. Program ini dilaksanakan oleh RTI International dengan
konsorsiumnya yang terdiri dari lima mitra organisasi The Asia Foundation, Social
Impact, SMERU Research Institute, Universitas Gadjah Mada dan Kemitraan.
2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan akses kepada pelayanan kesehatan dasar
merupakan prioritas utama pemerintah nasional maupun pemerintah
daerah dalam mencapai MDG dan dalam memenuhi SPM terkait yang
ditetapkan oleh pemerintah nasional. Paket kesehatan Kinerja-USAID fokus
pada KIA, terutama persalinan aman dan ASI eksklusif. Kegiatan ini dilakukan
9
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
3. Iklim Usaha yang Baik (BEE) – Sektor ini fokus pada perbaikan perizinan
usaha dibawah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan cara membuat
kebijkan berbasis bukti dan meningkatkan dialog pemerintah dan swasta
serta menguatkan pengawasan dari masyarakat publik. Beberapa contoh
bantuan BEE adalah pembentuakn PTSP di kabupaten, studi partisipatif
mendalam, fasilitasi dialog pemerintah dan swasta, dan bantuan teknis
untuk menulis rancangan peraturan baru.
Kabupaten Mitra Proyek USAID-Kinerja:
Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Bener Meriah, Kota Banda
Aceh :
Aceh dan Simeulue
Bondowoso, Jember, Kota Probolinggo, Probolinggo, dan
Jawa Timur :
Tulungagung
Sulawesi
: Barru, Bulukumba, Luwu, Luwu Utara, dan Kota Makassar
Selatan
Kalimantan Bengkayang, Kota Singkawang, Melawi, Sambas, dan
:
Barat Sekadau
10
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
11
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Selama program Kinerja-USAID berjalan, kurang lebih 135 jurnalis warga telah
aktif menulis berita tentang pelayanan publik di berbagai media arus utama dan
media alternative. Beberapa pemerintah daerah kemudian menjadikan berita
jurnalis warga sebagai salah satu sumber informasi untuk melihat perkembangan
kualitas pelayanan publik.
12
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Bab 3
Praktik Cerdas dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang terbukti dapat
membawa manfaat bagi sebuah kelompok masyarakat tertentu dan menjawab
permasalahan atau tantangan yang mereka hadapi. Dalam kaitan dengan
penulisan buku alih pengalaman ini, Praktik Cerdas diartikan secara lebih
khusus sebagai sebuah program atau kegiatan yang berhasil dilakukan untuk
menjawab tantangan pelayanan dasar yang dihadapi oleh Pemerintah
Daerah dalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs), khususnya bidan kesehatan dan pendidikan
dasar.
13
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Kekuatan utama Praktik Cerdas ini adalah peran pemerintah daerah dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan dengan
melibatkan kemitraan dengan masyarakat.
1) Ide Inovatif/Kreatif
Merupakan inisiatif yang baru atau bisa
juga merupakan hasil dari modifikasi model/
pola yang sudah ada sebelumnya dan/atau
merupakan replikasi dari daerah lain tetapi telah
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat
dengan berbagai aspeknya (budaya, kemampuan
sumber daya, dan lain-lain).
2) Peran serta/Keterlibatan
Setidaknya melibatkan lebih dari satu pemangku kepentingan tingkat lokal
dan didasarkan pada asas pemenuhan kebutuhan masyarakat
3) Keberlanjutan
Kegiatan telah dilakukan setidaknya dua tahun dan masih berlangsung saat
ini disertai rencana untuk dilanjutkan di waktu yang akan datang. Kegiatan
14
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
4) Kebertanggungjawaban (Akuntabel)
Kegiatan bersifat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
semua pihak, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung,
termasuk unsur masyarakat.
5) Keberpihakan
Memenuhi unsur-unsur keberpihakan kepada masyarakat miskin dan
berkeadilan gender, artinya kegiatan dapat memberi manfaat kepada
masyarakat miskin serta berdampak dan dilaksanakan dengan prinsip-
prinsip kesetaraan gender.
6) Dampak nyata
Ada perubahan positif yang nyata terlihat atau dialami oleh masyarakat
penerima manfaat.
7) Replikasi
Setelah melalui proses pengamatan dan pembelajaran program/kegiatan
dapat diterapkan di tempat/daerah lain karena adanya kecukupan
sumberdaya (dana, sumber daya manusia, kelembagaan) maupun
instrumen lainnya yang mendukung upaya-upaya replikasi.
15
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
1) Pencarian Fakta
a. Identifikasi fakta;
b. Kondisi geografis/lingkungan sekitar praktik;
c. Kultur/tradisi yang mendukung/menghambat praktik;
d. Sejarah masyarakat (peristiwa-peristiwa penting, masalah yang pernah
dialami)
4) Mobilisasi Sumberdaya
a. Sumberdaya lokal dan luar yang digunakan untuk mengembangkan
kegiatan (identifikasi sumberdaya potensial yang digunakan)
b. Proses mobilisasi sumberdaya dan kunci suksesnya
c. Keterlibatan masyarakat dalam mobilisasi sumberdaya
d. Hambatan yang dialami dan bagaimana mengatasinya
16
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
17
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Bab 4
18
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Tantangan lain yang dihadapi adalah masih kurangnya fasilitas dan tenaga
kesehatan. Hingga akhir tahun 2012, RSUD Kabupaten Buton Utara masih dalam
proses pembangunan. Seluruh penanganan rujukan hanya bisa dilakukan pada
Rumah Sakit di kota Kendari maupun Rumah Sakit di Kota Baubau. Fasilitas
kesehatan yang ada bagi seluruh kabupaten terdiri dari 1 Puskesmas perawatan
dan 9 Puskesmas non perawatan. Bidan yang tersedia sebanyak 39 orang dan
belum seluruhnya menamatkan pendidikan D-4 sementara tidak ada bidan PTT
(Pegawai Tidak tetap) yang ditugaskan dari Kementrian Kesehatan.
Dengan kondisi seperti itu, tidak heran capaian SPM Kesehatan di Kabupaten
Buton Utara khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi masih jauh dari
memuaskan. Data tahun 2009 menunjukkan cakupan kunjungan ibu hamil K-4
baru mencapai 70%; cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan baru mencapai 60%. Jumlah kematian ibu
melahirkan pada tahun 2009 sebanyak 7 kasus
19
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Langkah-langkah Pelaksanan
20
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Pelatihan teknis bagi tenaga kesehatan terutama diberikan bagi bidan desa
yang bertugas di 8 Puskesmas yang ada di Kabupaten Buton Utara dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan bidan dalam menangani masalah-
masalah kesehatan ibu, bayi dan anak.
21
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
22
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sejumlah hasil dan dampak yang dihasilkan dari program ini antara lain:
23
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
perilaku hidup bersih dan sehat. Kader kesehatan dan dukun bayi aktif
mengajak ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara teratur pada
petugas kesehatan dan mendorong persalinan oleh tenaga kesehatan.
Selain itu kader kesehatan juga aktif memberikan sosialisasi kesehatan
kepada masyarakat.
6. Waraka dan Kampo Waraka mendapat sambutan positif dari berbagai pihak,
dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Buton
Utara. Salah satu buktinya adalah penghargaan yang diberikan Canadian
International Developmen Agency (CIDA) berupa CIDA AWARD pada tahun
2012 atas inovasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
24
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Ibu Bersalin dan Ibu dari Keluarga Tidak Mampu; (3) Peraturan Bupati
tentang Kemitraan Bidan, Dukun dan Kader dalam Penanganan Ibu
Hamil hingga Nifas.
D. Pembelajaran
E. Pembiayaan
Program Waraka dan Kampo Waraka didukung dengan alokasi sebesar Rp. 154
juta yang diperuntukkan bagi kegiatan:
25
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
F. Testimoni
Suniati (37 tahun), Kader Posyandu Tumbuh Segar, Desa Elahaji, Kecamatan Kulisusu
“Dengan adanya Waraka pemerintah desa semakin menyadari tugasnya untuk mengurus
masalah kesehatan warga desanya. Masyarakat sangat senang dengan adanya kegiatan ini.
Setelah adanya program Waraka, masalah gizi buruk di desa Elahaji sudah mulai teratasi. Dari
7 kasus bayi gizi buruk di Desa Elahaji tahun 2010 lalu, saat ini tin ggal 3 orang. Saat ini sudah
ada kesepakatan di Desa Elahaji bahwa setiap persalinan harus ditangani di fasiltas kesehatan.
Jadi persalinan sudah tidak ditangani lagi oleh dukun. Semua persalinan sudah dilakukan oleh
Bidan. Dukun hanya bertugas mengantar dan membantu bidan pasca persalinan.”
Ibu Irna (40 tahun), Kader Posyandu Bina Sehat, Desa Tomoahi, Kecamatan Kalimusu
“Dengan dilaksanakannya Waraka di Desa Tomoahi, Kecamatan Kulisusu, kondisi sarana dan
prasarana kesehatan di desa sudah diketahui oleh pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan serta
seluruh peserta yang terlibat dalam Waraka. Melalui Waraka ini terungkap banyak persoalan
kesehatan di desa, misalnya; masyarakat yang tidak memiliki jamban diketahui, keluarga yang
memiliki ibu hamil juga diketahui dan banyak lagi. Sangat bagus sekali kalau pendataan ini
dilakukan setiap tahun.
“Model Waraka sangat menarik karena dari model tersebut bisa diketahui segala hal yang
berkaitan dengan kondisi kesehatan masyarakat desa secara menyeluruh. Jadi nantinya, bukan
hanya petugas kesehatan yang dapat membantu masyarakat tapi semua orang harus terlibat,
termasuk aparat pemerintahan desa perlu semakin aktif membantu memberi pemahaman
kepada warga tentang pentingnya PHBS bagi masyarakat. Pendataan ini perlu dimutahirkan
minimal satu kali dalam satu tahun. Supaya bagian perencanaan kesehatan di Kabupaten juga
menyusun program yang tepat sasaran.”
Endang Susilowati, Staf Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara
“Intinya Waraka itu, adalah model perencanaan berbasis data yang benar-benar bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Sehingga, urusan kesehatan tidak hanya menjadi urusan Dinas
Kesehatan saja tapi juga menjadi urusan instansi teknis lainnya, termasuk masyarakat secara
langusng. Disinilah kekuatan Waraka. Saat ini Waraka telah menjadi ikon kesehatan di Buton
Utara dan berhasil mengubah pola pendataan “di atas meja” menjadi pola pendataan sebagai
basis perencanaan yang partisipatif, by name by address, akurat dan valid.”
Kontak Detail
Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara
Kompleks Perkantoran Bumi Sara Ea
Buranga, Kalisusu - Sulawesi Tenggara
26
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Mapalus adalah suatu sistem atau teknik kerja sama untuk kepentingan
bersama dalam budaya suku Minahasa. Secara fundamental, mapalus adalah
kahikat dasar dan aktivitas kehidupan orang Minahasa yang terpanggil dengan
ketulusan hati, penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk mensejahterakan
setiap orang dan kelompok dalam komunitasnya.
Sistem kerja mapalus menjadi struktur yang membentuk sebuah hubungan sosial
antar sesama tou atau masyarakat Minahasa. Mapalus menciptakan sebuah
infrastruktur seperti mapalus tani yang menghasilkan produksi pertanian,
mapalus ekonomi masyarakat yang menghasilkan koperasi masyarakat dan
seterusnya.
27
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Sejak bulan September 2012, dengan dukungan proyek BASICS mulai diterapkan
konsep Desa Mapalus Sehat pada 4 desa percontohan. Dengan mengadopsi
konsep Desa Siaga Aktif sesuai pedoman Kementerian Kesehatan, secara khusus,
Desa Mapalus Sehat ini ditujukan bagi peningkatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak dengan target menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.
28
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
29
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
30
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
2. Desa Siaga Aktif menjadi satu bahan diskusi rutin dalam pertemuan-
pertemuan mas yarakat.
Halhal terkait tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam mendukung
ibu hamil bersalin serta penerapan Desa Siaga pada umumnya, menjadi satu
pengetahuan dan tema yang disampaikan pada forumforum keagamaan
(kebaktian warga), forumforum adat (pertemuan rukun keluarga atau
marga), pertemuan PKK dan juga pertemuan desa yang dipimpin Hukum
Tua.
3. Menurunnya jumlah kematian ibu dan bayi di desa yang menjadi pilot
project.
Perilaku gotong royong dan semangat persaudaraan yang dicerminkan
dalam penanganan kondisi darurat saat persalinan melalui dukungan
masyarakat meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil, penanganan
persalinan dan menekan kematian ibu dan bayi hingga nol, selama
September 2012 sampai dengan September 2013 di empat desa
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan desa.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada Desa Mapalus Sehat adalah Dana
Sehat yang dialokasikan untuk membantu warga desa yang membutuhkan
biaya pengobatan. Pada awalnya dana sehat ditetapkan Rp. 200 per keluarga
per bulan yang kemudian berkembang menjadi Rp. 20.000 per keluarga per
bulan.
31
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
5. Meningkatnya alokasi dana APBD untuk replikasi Desa Mapalus Sehat.
Berhasilnya pelaksanaan Desa Mapalus Sehat di 4 desa pilot membuat
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa menganggarkan Rp. 250 juta pada
APBD 2014 untuk melakukan replikasi pada desa-desa terpilih lainnya di 14
kecamatan.
6. Dukungan kebijakan Pemerintah Daerah.
Dalam rangka mereplikasi penerapan Desa Siaga Mapalus Sehat di
semua desa di Kabupaten Minahasa, pemerintah daerah telah menyusun
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Sistim Pelayanan Kesehatan
Kabupaten Minahasa yang di dalamnya memuat dukungan bagi penerapan
Desa Mapalus Sehat.
D. Pembelajaran
32
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
E. Pembiayaan
F. Testimoni
“Tidak semua desa seperti desa Tombasian Bawah ini. Komitmen pemerintah desanya sangat
bagus dan mau bekerja bersama-sama dengan masyarakat. Mapalus bagi desa ini bukan cuma
slogan tapi memang kenyataan. Bersyukur, Dinas kesehatan Kabupaten sangat mendukung
bahkan program BASICS”
Kontak Detail
33
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
34
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah
untuk memenuhi ketersediaan bidan adalah dengan mengajukan permohonan
tenaga kesehatan kepada Pemerintah Provinsi dan Kementerian Kesehatan.
Pada Tahun 2011, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan seorang bidan
PTT (Pegawai Tidak Tetap) dan ditempatkan di satu pulau kecil (Pulau Buhias,
Kecamatan Siau Timur). Bidan yang ditempatkan tersebut hanya bertahan satu
minggu dan kembali pulang sebelum kontrak kerja selesai. Akhirnya pada Tahun
2012 tidak ada lagi penempatan bidan PTT.
35
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Langkah-langkah Pelaksanaan
36
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
akibat kinerja yang kurang baik atau penolakan untuk bekerja pada lokasi
yang ditentukan.
3. Penyusunan Kebijakan Daerah terkait Bidan Kontrak
Untuk memberi jaminan hukum pelaksanaan program ini, maka Pemerintah
Kabupaten Sitaro menyusun kebijakan daerah yang memayunginya.
Upaya ini sekaligus sebagai bentuk perwujudan penerapan kewenangan
Pemerintah Kabupaten, sebagaimana yang dimandatkan Permenkes
Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan
Dokter dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap.
Sejumlah dampak dan perubahan yang dihasilkan dari program Bidan Kontrak
ini antara lain:
37
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
bayi. Para bidan ini juga menjadi pelopor untuk memperkenalkan Inisiasi
Menyusui Dini dan ASI Ekslusif.
2. Kontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).
Meskipun jumlah bidan kontrak dan bidan PNS masih belum memenuhi
standar yang ditentukan (satu desa dengan satu bidan desa), paling
tidak kehadiran bidan kontrak turut berkontribusi bagi penurunan angka
kematian ibu yang merupakan salah satu target MDGs. Hal ini dapat dilihat
pada jumlah kematian ibu di Kabupaten Kepulauan Sitaro yang mengalami
penurunan. Jika pada Tahun 2011 terdapat 10 kasus kematian ibu, maka
pada Tahun 2012 menurun menjadi 2 kasus. Hingga pertengahan tahun
2013 belum ada kasus kematian ibu.
3. Kontribusi pada pemenuhan SPM Kesehatan.
Kehadiran bidan kontrak selama periode tahun 2012-2013 ikut berkontribusi
pada peningkatan capaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Hal ini bisa dilihat dari
laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sitaro tahun 2012, dimana
untuk cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dari 66% pada tahun 2010, naik
menjadi 86% di tahun 2012. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan meningkat dari 70% pada tahun 2010 menjadi 86% pada tahun
2012.
4. Pengembangan program.
Salah satu dampak dan pengembangan dari inisiatif ini adalah lahirnya
program One on One Solution, yaitu program pendampingan bagi ibu hamil
oleh tenaga kesehatan yang bermitra dengan dukun bayi/mama biang.
Tenaga kesehatan yang terlibat tidak hanya bidan, tetapi juga dokter dan
perawat. Program yang seluruhnya didanai oleh Pemda ini merupakan
program yang saling mendukung dengan Program Bidan Kontrak.
5. Komitmen Pemerintah Daerah. Dukungan penganggaran daerah.
Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Sitaro diwujudkan melalui
pembuatan regulasi sebagai payung hukum pelaksanaan program dan
dukungan anggaran. Sebagai payung hukum pelaksanaan program, telah
ditetapkan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pengangkatan dan Penempatan Bidan Sebagai Tenaga Tidak Tetap di
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Sementara untuk keberlanjutan Program Bidan Kontrak ini, Pemda melalui
38
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Beberapa hal yang menarik untuk dijadikan pembelajaran dari program ini
adalah:
1. Inisiatif Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro dengan dukungan
Proyek BASICS dalam upaya mengatasi kekurangan tenaga kesehatan
39
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
(bidan) dengan cara Bidan Kontrak atau sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT)
merupakan terobosan dalam upaya meningkatan akses dan kualitas layanan
kesehatan ibu dan bayi di pulau-pulau dan daerah terpencil.
2. Proses rekrutmen bidan berbasis pada sumber daya manusia lokal sangat
men-dukung bagi komitmen bidan untuk bertugas di lokasi-lokasi terpencil
dan sangat terpencil
3. Mekanisme rekrutmen, pembinaan dan penempatan bidan di daerah
terpencil dan sangat terpencil merupakan satu bentuk distribusi
kewenangan Pemer-intah Pusat pada Pemerintah Kabupaten yang perlu
dilakukan. Pengelolaan kewenangan ini membutuhkan komitmen para
pihak terkait, pembinaan yang tepat perlu didukung kebijakan Pemerintah
Kabupaten.
4. Keberhasilan inisiatif Bidan Kontrak sangat tergantung pada proses
pelembagaan melalui serangkaian kebijakan, regulasi dan prosedur/
mekanisme serta pengalo-kasian anggaran (APBD). Selain itu, keterlibatan
yang berkelanjutan dari semua jajaran tenaga kesehatan, kader kesehatan
dan tentu saja pelibatan Mama Biang juga akan membantu mengubah
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
F. Pembiayaan
Pembiayaan untuk Program Bidan Kontrak yang mungkin ini salah satu kiat baru
untuk pemenuhan kebutuhan bidan di daerah kepulauan dan desa terpencil di
Kabupaten Sitaro telah dialokasikan sekitar Rp. 332 juta untuk beberapa kegiatan
antara lain: Pengadaan sepeda motor bagi bidan, workshop penyusunan ROP
Program dan kegiatan media penyuluhan dan evaluasi.
G. Testimoni
Jesika Silangan, 23 tahun (Bidan Kontrak yang sudah Lulus jadi PNS Tahun 2014)
“Kita merasa bersyukur bole menjadi bagian dari program bidan kontrak ini, selain kita so
bole ba’tolong pa masyarakat, deng kita rasa lantaran Program Bidan Kontrak ini le kita bole
terangkat menjadi CPNS di Sitaro, terimakasih Program BASICS.”
Kontak Detail
Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sitaro
Jl. Lokongbanua Ondong, Sitaro
Contact Person: dr. Else Kumeba - HP:081356586842
40
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
41
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Untuk bidang pendidikan, data yang diperoleh dari survei yang dilakukan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Konawe Selatan
bersama Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) pada Tahun 2011 menunjukkan
bahwa jumlah anak putus sekolah masih cukup tinggi: sebanyak 182 (71 anak
perempuan) putus sekolah sekolah dasar dan 888 (351 anak perem-puan)
anak putus sekolah SMP. Alasan-alasan utama anak putus sekolah yang
tercatat pada temuan survey pendidikan tersebut adalah beratnya biaya yang
harus dikeluarkan keluarga untuk mengakses fasilitas pendidikan, baik berupa
pemenuhan perlengkapan sekolah mau-pun biaya transportasi yang dibutuhkan.
42
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Langkah-langkah Pelaksanaan
43
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
44
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
45
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
4. Dukungan Pendanaan
Dampak lain dari program ini adanya alokasi anggaran untuk percepatan
pencapaian SPM dan MDGs Pendidikan Dasar dan Kesehatan. Dalam
kegiatan Sosialisasi Implementasi Perda, Bupati menyatakan akan
mendorong peningkatan anggaran Tahun 2014 (yang cukup signifikan)
khusus untuk kesehatan dan pendidikan, juga akan ada penambahan alokasi
ADD (Anggaran Dana Desa) termasuk stimulan untuk kader desa. Kepala
Bappeda dalam pertemuan ini menyebutkan angka kenai-kan tersebut. Jika
selama ini alokasi Kese hatan hanya sebesar Rp 6 Milyar, maka pada Tahun
2014 dinaikkan menjadi Rp 25 Milyar.
Selain itu, alokasi anggaran pendidikan yang selama ini hanya 65 Milyar
akan dinaikan menjadi 100 milyar. Alokasi ADD yang sebelumnya sebesar
Rp 75 juta pertahun akan dinaikan menjadi Rp 100 juta pertahun di Tahun
2014. Terkait bantuan stimulan dana sehat (komponen BRI) untuk 22 desa
yang dialokasikan masing-masing sebesar Rp 2 juta per desa. Proses ini juga
akan direplikasi oleh BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa) pada
tahun-tahun berikutnya. Dukungan pendanaan juga diberikan oleh proyek
lain yaitu PNPM. Tahun 2013 PNPM memberikan duku ngan anggaran
sebesar Rp 80 juta yang dialokasikan masing-masing sebesar Rp 5 juta ke
16 desa yang ada di Kecamatan Buke.
46
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
D. Pembelajaran
47
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
E. Pembiayaan
Pembiayaan untuk Program Mandara Mendidoha ini adalah sebesar Rp. 101.445
juta yang dialokasikan pendataan, pengelolaan kegiatan di desa percontohan
dan penyusunan peraturan daerah.
F. Testimoni
“Perda Mandara Mendidoha ini semakin mengukuhkan desa sebagai garda terdepan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan dan
kesehatan.”
(kutipan sambutan Bupati Konawe Selatan pada kegiatan Sosialisasi Perda Mandara Mendidoha
di Desa Tumbu-Tumbu Jaya, Kecamatan Kolono, 12 Maret 2014).
“Perda Mandara Mendidoha ni merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Konawe Selatan yang menyadari bahwa sebagian besar masyarakat Konawe Selatan
tinggal di desa, sehingga perlu penguatan dan penjaminan aspek-aspek pelayanan dasar yaitu
kesehatan dan pendidikan. Bappeda Kabupaten Konawe Selatan akan selalu memprioritaskan
perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa.”
Kontak Detail
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan
Jl. Poros Andooto (depan RSUD Konawe Selatan)
Ket. Potoro, Kec. Andooto, 93384
Sulawesi Tenggara
48
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
49
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Beberapa indikator pencapaian SPM di Bener Meriah pada Tahun 2012 adalah
Cakupan Kunjungan ibu hamil (K4) 89%, Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di
tangani 58%, Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 9%, Cakupan
Kunjungan Bayi 87%, Cakupan Pelayanan Anak Balita 66%. Kondisi pencapaian
ini belum tergambarkan dalam perencanaan dan penganggaran Dinkes
baik untuk mempertahankan SPM yang sudah tercapai maupun penyebab
kesenjangan tidak tercapainya indicator SPM tersebut. Pada sisi lain, anggaran
Dinas kesehatan pada Tahun 2012 lebih dominan dialokasikan untuk kegiatan
aparatur yaitu 73% dari 43 milyar untuk alokasi anggaran Kesehatan.
B. Strategi Implementasi
50
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
51
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
4. Pelatihan Costing/Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM.
Pelatihan ini diikuti oleh Bidang Sosial Budaya BAPPEDA, Bidang YANKES,
Bidang KESGA, Bidang P2PL Dinas Kesehatan. Pelatihan costing/perhitungan
pembiayaan SPM ini merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 317/MENKES/SK/V/2009 tentang Petunjuk Teknis
Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sebagai tindaklanjut dari pelatihan ini masing-masing peserta menghitung
kebutuhan pembiayaan SPM sesuai dengan bidangnya (YANKES, KESGA
dan P2PL) selanjutnya dilakukan review dan evaluasi bersama dibawah
koordinasi BAPPEDA terhadap proses costing/perhitungan perencanaan
pembiayaan SPM.
5. Lokakarya seminasi hasil.
Lokakarya costing/perhitungan perencanaan pembiayaan SPM Kesehatan
dimaksudkan sebagai bagian dari strategi advokasi kepada pemerintah
daerah (eksekutif dan legislative) BAPPEDA, Bagian Organisasi, Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Komisi D dan Badan
Anggaran DPRK serta dinas tehnis terkait lainnya, sehingga menghasilkan
komitmen bersama untuk dukungan kebijakan perencanaan dan anggaran
pelaksanaan SPM oleh pengambil kebijakan
6. Asistensi Penyusunan RKA Dinas Kesehatan Berbasis Perencanaan
Pembiayaan SPM.
Kinerja memberikan Asistensi untuk memastikan penyusunan RKA berbasis
SPM merujuk pada dokumen costing/perhitungan pembiayaan SPM untuk
Tahun I yakni Tahun 2014.
52
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
53
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
D. Pembelajaran
E. Rekomendasi
54
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
F. Pembiayaan
G. Testimoni
H. Binakir, SKM
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah
“Dengan adanya SPM ini, akan membuat layanan (kesehatan) lebih efektif dan
efisien. Harapannya adalah masyarakat yang dilayani lebih puas.”
Risnawati
Kepala Puskesmas Simpang Tiga Bukit, Bener Meriah, Aceh
“Untuk program Kinerja yang dilakukan di puskesmas simpang tiga itu banyak,
terutama membantu dalam hal pembentukan pelayanan yaitu tentang SOP standar
pelayanan operasional, kemudian SPM. Itu banyak sekali manfaat yang diberikan
kepada kita. Dengan adanya Kinerja, masukan, arahan dari mereka itu, sehingga
kita bisa memaksimalkan membuat SOP alur, SPM seperti apa sehingga bisa kita
laksanakan sesuai dengan yang diharapkan oleh dinas itu sendiri.”
Kontak Detail
Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah
Jl. Serule Kayu Komplek Perkantoran SETDAKAB Bener Meriah, Telpon : 0643-
7426250; Fax : 0643 – 7426037 Email : dinkes_benermeriah@yahoo.com;
Contact Person : Iswahyudi, Kabid YANKES; HP : 0813 6266 9690
55
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sejak Tahun 2013, Dinas Kesehatan kabupaten Jember bermitra dengan Kinerja
USAID untuk menganalisa capaian SPM mereka dan menghitung anggaran
yang diperlukan. Seluruh proses ini dilakukan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan. Menggunakan hasil
evaluasi SPM, masyarakat dan dinas kesehatan melakukan advokasi anggaran
kepada pemerintah kabupaten. Melalui kemitraan yang kuat antara dinas dan
masyarakat, pemerintah Kabupaten mengganggarkan 14 milyar rupiah untuk
pemenuhan SPM kerjasama di APBD Tahun 2014.
56
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Strategi Implementasi
Sejak Tahun 2013, Kinerja USAID bermitra dengan Dinas Kesehatan Jember dan
empat puskesmas mitra. Kinerja USAID telah melakukan serangkaian kegiatan
untuk memahami, membuat strategi dan menerapkan pelayanan kesehatan
yang berbasis standar pelayanan minimal. Pada saat yang sama, Kinerja
juga membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap hak dasar
kesehatannya terutama dalam peningkatan tata kelola persalinan aman, inisiasi
menyusu dini dan ASI Eksklusif. Selain itu, Kinerja meningkatkan kapasitas
masyarakat untuk ikut mengawasi penyediaan layanan kesehatan sebagai
bagian dari upaya untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
57
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
kesehatan melalui kegiatan training of trainer. Pada tahap awal ini, Kinerja
USAID memfasilitasi pemerintah kabupaten untuk membentuk trainer SPM
yang terdiri dari perwakilan FMS, dinas kesehatan dan puskesmas. Tim
trainer tersebut bertugas untuk membantu puskesmas dan dinas kesehatan
dalam setiap kegiatan SPM.
2. Analisa capaian SPM.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi aktual tentang
perkembangan pemenuhan SPM kesehatan di kabupaten dan
mengidentifikasi tantangan yang menghambat pencapaian SPM.
Menggunakan pengetahuan yang didapat dari training of trainer, tim trainer
kemudian membantu puskesmas dan dinas kesehatan untuk menganalisa
perkembangan pencapaian SPM dan mencari solusi untuk mengatasi faktor
penghambat.
58
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
5. Advokasi anggaran.
Langkah ini diawali dengan presentasi hasil costing SPM oleh tim perumus
kepada pejabat yang berwenang dalam perencanaan dan penganggaran
pemerintah kabupaten, seperti Bappeda, BPKA dan tim anggaran. Selain
itu, jurnalisme warga juga dilibatkan dalam setiap pertemuan dengan para
penentu kebijakan. Melalui tulisan mereka di berbagai media, jurnalis
warga diharapkan mampu menyadarkan masyarakat tentang penggunaan
SPM sebagai alat pengawas kebijakan publik dan mendorong pemerintah
untuk segera memenuhi SPM.
59
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
60
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
D. Pembelajaran
61
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
E. Rekomendasi
F. Pembiayaan
Anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh program ini, mulai
dari analisa kesenjangan hingga advokasi anggaran sebesar Rp. 78. 376. 500,-
Anggaran ini digunakan untuk membiayai operasional lokakarya dan pertemuan
yang berkaitan dengan SPM.
G. Testimoni
Muhammad Ichsan, Ketua Forum Peduli Kesehatan (Forum Multi-stakeholder)
Kontak Detail
62
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sebelum inisiatif ini mulai dilaksanakan, banyak bayi dilahirkan dengan bantuan
dukun di Aceh Singkil, khususnya di desa-desa daerah aliran sungai. Laporan
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 38,28 persen kelahiran di kabupaten
ini ditangani oleh dukun pada Tahun 2010. Sementara target standar pelayanan
minimum cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
Singkil memiliki 122 dukun aktif.
63
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sebaliknya, bidan yang sudah terlatih secara medis dipandang terlalu muda dan
kurang berpengalaman oleh banyak warga masyarakat untuk menangani proses
persalinan secara benar, dan karena mereka tidak dapat berbicara dengan logat
lokal maka sulit bagi mereka untuk dapat berhubungan dengan masyarakat
yang harus mereka layani.
B. Strategi Implementasi
64
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Pelaksanaan kemitraan bidan dan dukun bayi membawa dampak dan perubahan
positif di kabupaten Aceh Singkil, baik dari sehi kontribusi pada peningkatan
cakupan SPM kesehatan, akses kepada pelayanan kesehatan, maupun dampak
terhadap publik atau masyarakat secara umum.
65
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
bahwa dua persalinan yang dibantu oleh dukun pada Tahun 2013 terjadi
di desa di luar wilayah program percontohan. Dari Januari 2012 sampai
Oktober 2013, sebanyak 214 persalinan telah dibantu melalui kemitraan
baru bidan dan dukun. Puskesmas Singkil sudah melampaui target SPM
dalam persalinan oleh tenaga terlatih.
1. Dukun terbukti sangat penting dalam mendorong ibu hamil untuk menjalani
pemeriksaan kehamilan di sarana kesehatan yang tepat. Sebagai hasilnya,
113 ibu hamil melakukan pemeriksaan triwulan pertama kehamilan mereka
pada Tahun 2012 dan 109 ibu lagi sampai Oktober 2013.
66
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
D. Pembelajaran
Inisiatif ini berhasil berkat adanya komitmen dari pemerintah lokal dan tokoh
masyarakat. Tanpa kerjasama dari mereka, inisiatif dinas kesehatan ini tidak
akan diterima oleh masyarakat atau perubahan perilaku tidak akan terjadi begitu
cepat. Pendekatan yang menekankan partisipasi publik untuk meningkatkan
rasa memiliki dan akuntabilitas atas hasil terbukti sangat diperlukan.
67
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
E. Rekomendasi
1. Dukungan secara hukum atau legal sangat penting. Di Aceh Singkil, sudah
ada berperapa surat keputusan kepala desa/ kampung .
2. Pembuatan MOU di antara bidan dan dukun harus tranparan dan melibatkan
pemangku kepentingan.
3. Dukungan anggaran yang memadai adalah kunci sukses juga. Untuk
memastikan bahwa inisiatif ini terus lanjut, Dinas Kesehatan Aceh Singkil
sudah mengalokasikan Rp 938.6 juta untuk replikasi inisiatif ini, ditambah
dengan Rp 6 juta untuk evaluasi inisiatif yang sudah dilaksanakan.
4. Partisipasi para pihak penting untuk membangun percaya diantara
pemerintah dan masyarakat serta kesepahaman bersama antar sektor.
68
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
F. Pembiayaan
G. Testimoni
Rahma Efrida Pohon
Bidan Desa Rantau Gedang, Aceh Singkil
“Setelah adanya kemitraan ini, saya merasa lebih terbantu karena setiap ada pasien
persalinan saya ditelpon lebih cepat dan tidak ada kata terlambat. Dan saya terbantu
dengan hubungan dengan masyarakat. Harapan saya ke depannya dengan keadaan-
nya kemitraan ini saya harapkan persalinan di desa Rantau Gedang ini adalah di-
tolong oleh tenaga kesehatan atau bidan. Dan kepada aparat desa atau toko-toko
masyarakat agar dapat mendukung saya sepenuhnya dalam melakukan kerjasama
ini dengan dukung kampung.”
Kontak Detail
Bapak Eddy Widodo
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil
Jl. Bahari No. 55, Aceh Singkil
Email: edywidodo1967@gmail.com
69
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Tren anggaran untuk sektor kesehatan di Kab Jayapura menurun dari Tahun
2009 (11%) hingga Tahun 2013 yang hanya tertinggal sebesar 5% dari total
belanja daerah semakin memprihatinkan. Komitmen pemerintah daerah untuk
pembangunan di bidang kesehatan tidak tercermin dalam anggaran urusan
kesehatan. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Jayapura
pada Tahun 2012 sebanyak 118.046 jiwa, maka anggaran kesehatan untuk setiap
penduduk Kabupaten Jayapura hanya 249 ribu rupiah pertahun atau hanya 24
ribu rupiah perbulan.
70
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Selain itu, masyarakat masih belum dilihat sebagai mitra yang strategis
untuk pembangunan sektor kesehatan di daerah dalam proses ini. Partisipasi
masyarakat dalam menentukan kebutuhan kesehatan untuk pemenuhan hak
dasarnya belum banyak didorong dan disaat yang sama ketidak pahaman
mengeni standar pelayanan kesehatan yang menjadi hak-nya belum banyak
dipahami dengan baik
B. Strategi Implementasi
71
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
dalam memenuhi SPM serta intervensi kebijakan, program dan kegiatan yang
diperlukan untuk memenuhi kesenjangan yang ada .
72
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Selain itu, konsultasi publik ini menjadi ajang untuk memberikan ruang
yang lebih luas pada masyarakat sipil dan forum multi-pihak baik ditingkat
kabupaten dan juga distrik untuk memberikan masukan sebelum hasil
costing SPM ini diintegrasikan lebih lanjut ke dalam perencanaan dan
penganggaran daerah. Masyarakat melalui forum multi-pihak memberikan
masukan dan diharapkan kedepannya juga mendukung Dinas Kesehatan
dalam implementasi rencana. Forum multi-pihak juga akan terus mengawal
dan mengawasi pencapaian SPM kesehatan.
73
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
74
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Sebagai contoh untuk menjamin pencapaian salah satu indicator SPM Kesehatan
dalam penanggulangan penyakit menular TB di Kabupaten Jayapura: Kampung
Yoboi di Distrik Sentani telah mengalokasikan dana untuk menyiapkan insentif
bagi empat kader TB (Tuberculosis) setempat menggunakan anggaran Kampung.
Selain itu, Forum Dobonsolo (Multi stakeholder forum Distrik Sentani) dalam
proses musrenbang distrik berhasil mengadvokasi pemerintah distrik untuk
merencanakan Pos TB kampong untuk tujuh kampung di distrik Sentani yang
nantinya akan dianggarkan lewat dana Prospek. Selama ini kader TB dan Pos
TB yang melakukan tugas selalu dibiayai oleh puskesmas dengan anggaran yang
minim.
Saat ini MSF ditingkat Kabupaten juga memiliki komitmen yang tinggi untuk
mengawal dan mengawasi pelaksanaan pencapaian SPM dan penganggarannya
di Kab Jayapura. Pendampingan yang intensif atas perencanaan dan perhitungan
SPM kesehatan, telah mendorong pemerintah daerah untuk mencoba
mereplikasi melalui pendampingan pengembangan SPM untuk pelayanan
publik lainnya di daerah.
D. Pembelajaran
75
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
4. Pentingnya data riil dalam perencanaan kegiatan yang dibuat juga disadari
oleh para pembuat kebijakan. Kemudian dilakukan analisa penyebab
kesenjangannya sebgai dasar membuat skala prioritas. Data menjadi
sangat penting dalam menentukan capaian dan target SPM.
E. Rekomendasi
76
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
F. Pembiayaan
G. Testimoni
Detail Kontak
77
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
78
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Kebijakan pusat ini belum menjadi rujukan daerah baik dalam upaya pemenuhan
hak pelayanan kesehatan dasar rakyat maupun untuk mengukur kinerja
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh daerah. Pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh daerah sesungguhnya adalah pelayanan yang sama
dengan SPM. Namun banyak daerah terutama Kota Makassar belum pernah
melakukan perhitungan pencapaian indicator SPM sebagai wujud akuntabilitas
pelayanan daerah. Sehingga sulit menentukan pencapaian target SPM dan
gap yang ada. Akibatnya anggaran kesehatan juga masih belum terfokus
pada pencapaian target atau peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada
indicator yang sudah tercapai target SPM.
79
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Strategi implementasi
80
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
81
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
D. Pembelajaran
1. Partisipasi aktif dari semua unsur dinas kesehatan, puskesmas dan MSF
Kesehatan sangat penting untuk menyusun regulasi daerah (peraturan
wali kota). Partisipasi ini sudah mendorong dengan kuat sehingga lahirnya
kebijakan yang sesuai dengan peningkatan pelayanan public terutama
dalam pemenuhan SPM Kesehatan. Partisipasi ini kuat antara para
pemerintah dan masyarakat memunculkan sikap saling mengawasi dalam
upaya pemenuhan SPM dan mendapatkan alternatif solusi dan dukungan
untuk masalah tersebut.
2. Peraturan Walikota tersebut telah menjadi dasar dinas kesehatan untuk
perencanaan dan penganggaran SPM Kesehatan. Namun, hal yang paling
penting terhadap peningkatan anggaran SPM adalah Keterlibatan dinas
teknis/kesehatan dengan tim anggaran/ Bappeda dalam pembahasan
kebijakan SPM. Keterlibatan ini telah menciptakan pemahaman yang
mendalam terhadap perencanaan dinas kesehatan secara detil sehingga
memudahkan dalam advokasi anggaran sesuai dengan pemenuhan target
SPM.
3. Hasil analisa kesenjangan capaian SPM dan anggaran yang diperlukan
merupakan dokumen akuntabilitas tinggi dalam penyusunan kebijakan
82
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
E. Rekomendasi
F. Pembiayaan
Untuk melaksanakan program ini diperlukan dana sekitar 100 juta rupiah untuk
pembiayaan lokakarya dan advokasi anggaran.
G. Testimoni
Samsiah Desni
Kepala Puskesmas Batua, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
“Di puskesmas ini jumlah petugas kesehatan hanya kurang lebih 50 orang. Dengan jumlah
penduduk 66.204 orang. Tidak mungkin kami mampu untuk menghandle semua kesehatan
masyarakat kalau tidak ada mitra dari kami. Maka dengan adanya partisipasi dari masyarakat,
khususnya kader-kader posyandu maka program-program kesehatan itu kita bisa jalan
bersama”.
Detail Kontak
Dinas Kesehatan Kota Makasar
Jl. Teduh Bersinar No. 1 Makassar, Telp. 0411 - 881549 Fax. 0411 - 887710
e-mail :perencanaandinkesmakassar@yahoo.co.id Website: dinkeskotamakassar.net
Nama Pimpinan Unit :dr. Hj. A. Naisyah T. Azikin, M.Kes, HP. 0816276706
83
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
84
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
B. Strategi Implementasi
Faktor utama dalam keberhasilan SPM menjadi bagian dari rencana strategis
di Singkawang adalah kemitraan dinas kesehatan dan antara bermitra
dengan dengan forum multi-stakeholder (FMS) yang beranggotakan
staf pemerintah, tokoh masyarakat, pekerja sosial dan aktivis. Forum ini
dimaksudkan untuk mempertemukan penyedia dan pengguna layanan
kesehatan untuk berdiskusi tentang isu-isu kesehatan, terutama kesehatan
ibu dan anak di Kota Singkawang.
85
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
1. Peningkatan kapasitas
sumber daya manusia. Tahap
awal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa staff
dinas kesehatan, puskesmas,
dan MSF Kabupaten
memiliki pemahaman yang
sama tentang konsep SPM
dan kegunaan SPM untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Pada
tahap ini, tim perumus
SPM juga dibentuk untuk
membantu puskesmas dan dinas kesehatan mengidentifikasi capaian SPM
mereka, analisa kesenjangan dan mencari solusi.
2. Identifikasi dan analisa capaian SPM. Dengan bantuan tim perumus, Dinas
Kesehatan Kota Singkawang dan puskesmas mengidentifikasi indicator
SPM yang telah mereka capai, analisa kesenjangan dan penyebabnya serta
menghitung anggaran yang diperlukan untuk mencapai indicator tersebut.
Berdasarkan analisa tersebut, tingkat capaian SPM kesehatan Kota Singkawang
tahun 2012, terutama untuk indicator kesehatan ibu dan anak sangat beragam,
berkisar 8% - 58% di bawah target nasional.
86
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Satu tahun setelah program ini dijalankan, beberapa dampak terkait dengan
perencanaan program kesehatan yang lebih baik, kerjasama lintas-sektoral dan
partisipasi masyarakat mulai terlihat:
3. Dinas kesehatan sudah merujuk dokumen ini sebagai rencana kerja tahunan
yang memastikan bahwa indicator SPM akan dicapai secara bertahap dalam
lima tahun kedepan.
5. Sikap dinas kesehatan dan puskesmas yang telah membuka diri telah
meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
D. Pembelajaran
87
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
E. Rekomendasi
F. Anggaran
88
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
G. Testimoni
Akhmad Kismed
Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang, Kalimantan Barat
“Beberapa kegiatan yang difasilitasi oleh USAID-Kinerja yang pernah kita ikuti yang pertama
itu adalah pendampingan SPM, Standar Pelayanan Minimal. Jadi ini merupakan sesuatu yang
sangat bermanfaat sekali yang saya rasakan di dinas kesehatan karena terus terang saja
sebelum itu kita belum pernah mendapatkan masukan tentang bagaimana membuat costing
pada SPM. Jadi itu sangat membantu sekali sehingga teman-teman sudah kita arahkan untuk
perencanaan ke depan, itu tetap mengacu kepada SPM yang ada. Karena kita sudah dilatih,
diberikan masukan-masukan oleh dengan difasilitasi oleh USAID-Kinerja.”
Detail Kontak
Bapak Akhmad Kismed
Kepala DInas Kesehatan Kota Singkawang, Hp. 0811579044
Dinas Kesehatan Kota Singkawang
Jl. Alianyang No. 7, Kota Singkawang
Telp. 0562.631393
89
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
Bab 5
Kesimpulan dan
Rekomendasi
5.1 Kesimpulan
90
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
5. Validasi dan pemutahiran data menjadi salah satu kendala cukup serius
baik di internal instansi maupun antar instansi yang pada gilirannya akan
sangat menyulitkan dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Hal lain yang cukup menarik selain beberapa tantangan dan hambatan diatas
dan berkontribusi terhadap terjadinya Praktik Cerdas, adalah:
• Adanya ruang terbuka bagi masyarakat sipil untuk dapat berperan serta
dalam mengatasi masalah penyelenggaraan kesehatan menjadi salah satu
kunci keberhasilan pada setiap pelaksanaan program.
• Komitmen para pemangku kepentingan (baik eksekutif maupun legislatif,
dan stakeholder lainya) terbukti cukup efektif untuk mengatasi masalah
pemenuhan hak dasar masyarakat khususnya bidang kesehatan di wilayah
kepulauan dan desa terpencil
91
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
5.2 Rekomendasi
92
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
93
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
94
“Alih Pengalaman Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan”
96