Vous êtes sur la page 1sur 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sepakbola merupakan permainan olahraga yang sangat populer di

lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Barat. Hampir di

setiap pelosok di Sumatera Barat ditemukan permainan ini, baik bersifat

kompetisi ataupun hanya sebatas permainan para anak muda untuk

mengisi waktu. Populernya olahraga sepakbola juga disebabkan karena

banyaknya kompetisi ataupun liga yang diadakan, baik yang bersifat antar

klub, sekolah dan nasional. Kompetisi atau liga tersebut tidak hanya

dilaksanakan oleh induk organisasi olahraga sepakbola, tetapi juga

organisasi-organisasi yang terdapat di masyarakat. Sejalan dengan itu

Undang-Undang Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden

Republik Indonesia (Menimbang:c) menjelaskan:


“Bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui instrumen
pembangunan nasional di bidang keolahragaan merupakan upaya
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah,
rohaniyah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang
maju,adil,makmur,sejahtera,dan demokratis berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945”.

Di sisi lain, dengan adanya kompetisi, Persatuan Sepakbola

Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai induk organisasi olahraga sepakbola di

Indonesia juga tidak lupa menetapkan pembinaan sepakbola yang

berjenjang sesuai dengan sasaran kompetisi yang ada dan juga menetapkan

pembinaan sepakbola dengan kerjasama melalui Departemen Pendidikan

Nasional (Diknas) untuk membuat program-program pembinaan sepakbola

1
1
yang ada di daerah serta diharapkan juga lahir pemain dari pembinaan

tersebut.
Bentuk pembinaan yang diharapkan adalah pembinaan yang akan

melahirkan pemain-pemain sepakbola atau pemain-pemain yang

berprestasi. Tidak hanya memiliki skill yang bagus akan tetapi juga

kondisi fisik yang baik. Pembinaan yang berjenjang dan terprogram akan

mencetak pemain-pemain sepakbola yang menghasilkan dan

mengembangkan berupa prestasi atau kemenangan pada setiap

pertandingan dan kompetisi yang diikuti.


Meskipun demikian, masih banyak ditemui di sekolah-sekolah

yang memiliki prestasi yang kurang membanggakan. Kegagalan prestasi

mencerminkan terdapatnya kekurangan dalam berbagai aspek pembinaan.

Menurut Hairy (1988:3), rendahnya prestasi sepakbola tersebut disebabkan

oleh empat aspek. Ke empat aspek tersebut memiliki peran dan fungsi

masing-masing dalam peningkatan kemampuan serta prestasi seseorang

dalam olahraga. Keempat aspek tersebut adalah : a) aspek medis, b) aspek

psikologis, c) aspek teknik, d) aspek fisik.


Dari kempat aspek tersebut, aspek fisik merupakan aspek yang

akan mempengaruhi prestasi olahraga seseorang. Berdasarkan pendapat

Sarjoto (1988: 8), “salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dan

merupakan keperluan dasar yang harus dipenuhi dalam setiap usaha

peningkatan prestasi seorang pemain adalah kondisi fisik.” Begitu juga

dalam meningkatkan prestasi cabang permainan sepakbola siswa SMA

Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


Walaupun unsur-unsur teknik dasar atau komponen kondisi fisik ini

secara keseluruhan bersifat menentukan dalam mencapai prestasi secara

2
optimal, namun tidak semua komponen kondisi fisik terlibat dalam

aktivitas gerak tertentu dengan intensitas yang sama. Mungkin satu atau

dua komponen secara dominan diperlukan atau dibutuhkan, misalnya saja

dalam melakukan teknik dribbling dalam permainan sepakbola dibutuhkan

yang dominan komponen kondisi fisik diantaranya adalah kelincahan dan

kecepatan.
Kelincahan adalah kegiatan seorang pemain sepakbola dalam

menggerakkan badan atau anggota badan untuk menyelesaikan gerakan

secara lengkap, dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dalam situasi

yang berbeda dan arah yang berubah-ubah. Kelincahan merupakan bagian

dari komponen fisik yang juga ikut memegang peran dalam usaha

meningkatkan prestasi pemain sepakbola. Kelincahan pemain perlu

ditingkatkan terutama dalam melakukan keterampilan dribbling. Sebab,

idealnya apabila seorang pemain memiliki kelincahan yang baik akan

memberikan keterampilan dribbling yang baik, apakah dribbling tersebut

dilakukan dengan kaki dalam, kaki atas dan kaki bagian luar. Disamping

itu, dengan kelincahan yang baik dalam melakukan dribbling dapat

berguna untuk melewati atau menipu lawan dengan gerakan badan yang

lincah.
Berdasarkan observasi dilapangan terhadap atlit sepakbola siswa

SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam,ditemui kemampuan

Dribbling atlit masih rendah dan menurun prestasinya. penyebab

menurunnya prestasi pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk

Basung Kabupaten Agam, diduga antara lain disebabkan oleh faktor

kelincahan dan kecepatan, sehingga pada saat pemain melakukan teknik

3
mengiring bola (dribbling) sering bola dapat dirampas oleh lawan, kalah

cepat menerima bola dari operan teman dan bola kurang terkontrol dengan

baik. Artinya keterampilan dribbling yang dimiliki pemain sepakbola

tersebut masih belum begitu baik, karena tidak didukung oleh kelincahan

dan kecepatan atau kurang gesit dalam mengamankan bola, sehingga bola

dengan mudah berpindah kepada lawan.


Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

apakah kelincahan dan kecepatan dapat mempengaruhi seorang pemain

dalam melakukan dribbling. Namun dalam latihan dribbling, banyak

pelatih dan pemain yang mengabaikan latihan kelincahan dan kecepatan

sehingga pemain kurang menguasai dribbling dengan baik dalam bermain

sepakbola. Hal ini disebabkan kurang mengertinya mereka akan peranan

kelincahan dan kecepatan dalam meningkatkan kemampuan dribbling

tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang konstribusi kelincahan dan kecepatan terhadap keterampilan

dribbling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Variabel-

Variabel yang mungkin berpengaruh terhadap:


1. Kelincahan
2. Kecepatan
3. Koordinasi gerakan
4. Penguasaan teknik
5. Control bola
6. Kelentukan tubuh
7. Daya tahan
8. Pandangan
9. Daya ledak otot tungkai

C. Pembatasan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan di atas dan keterbatasan waktu serta keterbatasan yang

peneliti miliki, maka penelitian ini dibatasi atas beberapa variabel yaitu:
1. Kelincahan
2. Kecepatan
3. Keterampilan dribbling.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka

perumusan masalah adalah sebagai berikut:


1. Apakah kelincahan memberikan kontribusi terhadap keterampilan

dribling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam.
2. Apakah kecepatan memberikan kontribusi terhadap keterampilan

dribling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam.
3. Apakah terdapat kontribusi kelincahan dan kecepatan terhadap

keterampilan dribling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk

Basung kabupaten Agam


E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh Kelincahan terhadap keterampilan Dribbling pemain

sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


2. Pengaruh Kecepatan terhadap keterampilan Dribbling pemain

sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


3. Konstribusi kelincahan dan kecepatan terhadap ketermpilan dribbling

pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten

Agam.

F. Kegunaan Penelitian

5
Adapun kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu persyaratan bagi penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir perkuliahan.
2. Sebagai salah satu khasanah ilmu pengetahuan dan bahan masukan bagi

penelitian berikutnya.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan pelatih sepakbola dalam

mengajar sepakbola.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus dan pelatih sepakbola di

SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupeten Agam.


5. Untuk pedoman bagi siswa.
6. Untuk bahan ajar bagi sekolah

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Permainan Sepakbola
Sepakbola merupakan suatu cabang olahraga permainan yang

terdiri dari dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang

pemain dan satu orang penjaga gawang. Sepakbola dimainkan di atas

lapangan yang berukuran panjang 100- 110 meter dan lebar 64- 75

meter, yang dibatasi oleh garis selebar 12 cm serta dilengkapi oleh

dua buah gawang yang tinggi nya 2,44 meter dan lebar 7,32 meter.

Permainan sepakbola bertujuan memasukkan bola ke gawang lawan

dan berusaha agar bola tidak masuk ke gawang sendiri.

6
Sepakbola merupakan perminan yang dalam waktu yang

relatife lama yaitu 2 x 45 menit. Dalam bermain sepakbola diperlukan

kemampuan kondisi fisik yang prima. Diantara unsur-unsur kondisi

fisik yang dibutuhkan adalah kelincahan dan kecepatan. Kelincahan

dan kecepatan sangat diperlukan dalam bermain sepakbola di samping

unsur-unsur lainnya.
Dalam bermain sepakbola terdapat dua jenis kemampuan

yang penting, yaitu kemampuan fisik dan kemampuan menguasai

bola. Djezed (1985)mengatakan bahwa kemampuan fisik terdiri dari

kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan. Sedangkan

kemampuan menguasai bola terdiri dari menendang bola, menerima

bola, mengiring bola, merampas bola, menundul bola, gerak tipu

dengan bola, melempar bola kedalam lapangan, teknik menangkap

dan menepis bola bagi penjaga gawang.


8
Menurut Dietrich dalam Djazed (1985), “barang siapa yang

ingin bermain sepakbola, maka pertama harus mampu menendang

bola dan menyundul bola, selain itu harus mampu menguasai dasar-

dasar mengiring bola dan juga menahannya.” Djawad dalam Romi

(2002) juga mengatakan bahwa teknik sepakbola yang harus dikuasai

adalah sebagai berikut: “a) menendang, b) menerima atau menyetop

bola, c) menyundul bola, d) melempar bola, e) mengiring bola, f)

menangkap bola bagi penjga gawang.”


Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan

sepakbola merupakan permainan yang menuntut agar kita menguasai

kondisi fisik yang baik dan teknik yang benar ditambah taktik dan

mental bertanding yang baik pula. Disamping itu bermain sepakbola

7
juga menuntut untuk mampu bekerjasama sesama pemain, sebab

tanpa kerjasama tidak akan memperoleh kemenangan dalam suatu

pertandingan.
2. Keterampilan Dribbling
Menurut Soekatamsi (1992:2) menyatakan bahwa:”dribbling

atau mengiring bola adalah gerakan lari menggunakan kaki

mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah.” Sementara

Lutan (1986:116), kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk

dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak

tanpa kehilangan keseimbangan. Kemudian Djezed (1985:59)

menambahkan bahwa:” mengiring bola atau membawa bola adalah

kelanjutan dari mengontrol bola, oleh sebab itu prinsip-prinsip

mengontrol bola harus diingat untuk dilaksanakan pada saat

mengiring bola, agar kedua kaki ikut aktif menyentuh bola dengan

tendangan pendek-pendek.” Tendangan atau sentuhan pendek-pendek

dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam, kaki bagian atas atau kaki

bagian luar.
Adapun menurut Sneyers (1988), “dribbling berguna untuk

mengadakan serangan balik, menarik perhatian lawan dan

memberikan kesempatan kepada teman untuk mencetak gol ke

gawang lawan dengan cara melewati penjaga gawang jika sudah

berhadapan langsung dengan penjaga gawang tersebut.” Sementara

Arsil (2006: 22) mengatakan mengiring bola berguna untuk:”1)

memindahkan daerah permainan, 2) melewati lawan, 3)

memperlambat tempo permainan, dan 4) memancing lawan untuk

mendekati bola hingga daerah penyerangan terbuka.”

8
Selanjutnya Sarumpaet (1992:24) menambahkan bahwa:

“dribbling merupakan suatu teknik dalam usaha memindahkan bola

dari suatu tempat ke tempat lain pada saat permainan sedang

berlangsung.” Mendukung pendapat di atas Depdikbud (1992)

mennyatakan bahwa: “dribbling merupakan teknik dalam usaha

memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat

permainan berlangsung.” Selanjutnya Darwis (1999) mengatakan

bahwa: “ mengiring bola merupakan teknik dalam usaha

memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain pada saat

permainan berlangsung.” Darwis (1999) menambahkan lagi bahwa:

“kemampuan mengiring bola sangat dibutuhkan dalam permainan,

sebab dengan teknik tersebut permainan akan menarik dan dapat

memuaskan untuk ditonton.”


Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa mengiring bola (dribbling) adalah suatu gerakan

dalam permainan sepakbola yang menggunakan kaki untuk

mendorong bola sehingga berpindah dari suatu tempat ke tempat lain

sesuai dengan yang diharapkan dan selalu tetap dalam penguasaan.

Dalam pelaksanaannya, dengan menggunakan kedua kaki atau salah

satunya sambil berlari dan boleh menggunakan kaki bagian luar, kaki

bagian dalam dan kaki bagian atas (kura-kura kaki).


Jadi dribbling merupakan suatu teknik yang sering digunakan

untuk mengadakan serangan balik, melewati lawan, memancing

lawan, mengatur tempo permainan, serta mencetak gol ke gawang

lawan. Dengan demikian jelas bahwa dribbling adalah merupakan

9
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk meraih prestasi yang

baik dalam permainan sepakbola.


3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Dribbling
Sajoto (1988) mengatakan: “ untuk dapat menguasai

keterampilan dribbling dengan baik banyak factor yang berpengaruh,

diantaranya adalah kecepatan, kelincahan, sarana dan prasarana serta

kekuatan otot tungkai.” Dalam permaianan sepakbola, pemain yang

memiliki kecepatan yang baik diduga akan mampu melakukan

dribbling dengan cepat. Disamping itu kelincahan dan kecepatan

merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dituntut harus

dimiliki oleh setiap pemain.


Dengan demikian kelincahan dan kecepatan diduga

memberikan konstribusi terhadap keterampilan dribbling. Selain

kelincahan dan kecepatan, factor sarana dan prasarana juga

menentukan keberhasilan pembinaan terhadap peningkatan prestasi

dan keterampilan pemain khususnya keterampilan dribbling.

Disamping itu, factor kekuatan otot tungkai juga memiliki peranan

dari pencapaian latihan dalam peningkatan keterampilan dribbling.


4. Kelincahan
a. Pengertian kelincahan
Menurut Sajoto (1988:55) menyatakan bahwa: “kelincahan

adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat selagi tubuh

bergerak dari suatu tempat ke tempat lain.” Harsono (1988:175),

mengatakan bahwa: “ kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk

merubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang

bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi

tubuhnya.”

10
Sementara Nurhasan (1999:33) menjelaskan “ kelincahan

yaitu suatu kemampuan bergerak ke segala arah dengan mudah dan

cepat”. Poerwadarminta (2000) menerangkan: “kelincahan berasal

dari kata lincah yang berarti gesit atau cekatan. Kelincahan dalam

penelitian ini adalah kegiatan gerakan yang dilakukan pemain

sepakbola dalam menyelesaikan rangkaian gerakan tersebut dengan

waktu yang sesingkat-singkatnya”.


Disisi lain Suhendro (2002:4) menyatakan kelincahan adalah

“kemampuan seseorang untuk merubah arah dalam keadaan

bergerak”. Orang yang lincah adalah orang yang mampu satu posisi

ke satu posisi yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan koordinasi

gerak yang baik. Kelincahan yang baik adalah modal utama bagi

seseorang dalam melakukan rangkaian gerakan seperti mendribel bola

dengan cepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di

lapangan. Oleh sebab itu kelincahan merupakan dasar dalam

mempelajari gerakan-gerakan yang baru dalam permaianan olahraga

sepakbola.
Pada hakekatnya hasil latihan kelincahan adalah kegiatan

atlet atau pemain sepakbola dalam menggerakkan badan atau anggota

badan untuk menyelesaikan gerakan secara lengkap dengan waktu

yang sesingkat-singkatnya, dalam situasi yang berbeda-beda dan arah

yang berubah-ubah dimana kegesitan tersebut diperoleh selama

mengikuti latihan kelincahan yang dimiliki anak adalah hasil latihan

rutin. Hirzt dalam Djezed (1985) memberikan pengertian: “kelincahan

merupakan satu kesatuan gerak dalam gerakan yang gesit dan cekatan

11
yang menyangkut koordinasi serta merangkaikan beberapa gerakan.

Gerakan yang gesit dan cekatan tersebut diawali dengan posisi arah

badan yang berbeda-beda, tergantung pada situasi datangnya bola”.

Artinya kelincahan dapat dikatakan erat hubungannya dengan

kegesitan atau kecekatanan seseorang bergerak dalam berbagai arah

sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi yang terjadi.


Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa pemain yang kelincahannya baik, maka

berkemungkinan dribblingnya akan baik pula, terutama pada saat

melewati lawan dalam permainan sepakbola. Hal ini dikarenakan

dalam permainan sepakbola dibutuhkan kelincahan seseorang dalam

merubah posisi badan dan arah secepat mungkin, mungkin saja karena

ada lawan atau menempatkan arah yang menguntungkan dalam

mengamankan bola.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya kelincahan seseorang

pemain sepakbola dapat dilakukan dengan pengukuran atau diukur

dengan waktu yang dipakai dalam menyelesaikan gerakan, misalnya

saja dengan tes lari bolak-balik atau dengan tes dodging-run test dan

sebagainya. Semakin sedikit waktu yang terpakai dalam melakukan

gerakan tersebut, maka semakin baik kelincahan yang dimilikinya.


b. Fungsi kelincahan
Yulifri dalam Antoni (2005: 15) menyatakan bahwa

“Dalam permainan sepakbola kondisi kelincahan diperlukan

untuk mengontrol bola, menggiring bola saat melewati lawan dan

berbalik dalam waktu yang singkat untuk mengatasi rampasan bola

dari lawan”.

12
Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa kelincahan

dibutuhkan dalam permainan sepakbola secara umum dan kelincahan

dibutuhkan dalam pelaksanaan dribbling secara khususnya.Semakin

baik tingkat kelincahan seseorang,akan semakin baik pula

keterampilan dribbling nya tersebut. Harsono (1988:172) menyatakan

kelincahan adalah “Orang yang mempunyai kemampuan untuk

merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu

sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan

posisi tubuhnya”. Kemudian Soejono (1984:6) berpendapat:

“Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan

posisinya yang dikehendaki dengan cepat dan tepat sesaat seadang

bergerak tanpa kehilangan kesadaran dan keseimbangan sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.


Hitz (1976:24) mengemukakan “ Kelincahan yang

dihasilkan dari latihan merupakan sekelompok otot untuk bergerak

dengan fungsi motorik tinggi yang sangat bergantung dari masing-

masing individu.Sedangkan dalam pelaksanaannya dibutuhkan juga

kekuatan otot tungkai kaki untuk berlari”. Pendapat ini

mengemukakan kelincahan yang dimliki merupakan hasil mengikuti

latihan. Latihan yang menghasilkan kelincahan merupakan modal

dalam bergerak dengan cepat sesuai dengan situasi dan kondisi dari

gerak yang akan dilakukan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelincahan


Suharno (1985:33) membagi kelincahan sebagai berikut:
“1) Ke;incahan umum (General Agility) artinya Kelincahan
seseorang untuk hidup dengan lingkungan tempat tinggalnya. 2)

13
Kelincahan khusus (Special Agility) berarti Kelincahan seseorang
untuk melakukan cabang olah raga lain tidak diperlukan.”

Kelincahan akan dipengaruhi oleh beberapa komponen

kondisi fisik lainnya seperti: keseimbangan, kelentukan,dan

koordinasi.Maksudnya adalah kombinasi dari komponen-komponen

kondisi fisik yang saling terkait. Suharno (1985:33), menyatakan

“Faktor-faktor penentu baik atau tidaknya kelincahan adalah:

kecepatan reaksi, kemampuan berorientasi terhadap masalah yang

dihadapi, kemampuan mengatur keseimbangan dan kemampuan

mengerem gerakan –gerakan motorik”. Pendapat ini mengemukakan

keberhasilan kelincahan yang dimiliki meliputi kecepatan

reaksi,masalah yang dihadapi dan kemampuan biomotorik yang

dimiliki.
Pada cabang olahraga permainan sepak bola, untuk

menghasilkan kelincahan yang baik yang dapat mempermudah

penguasaan teknik bermain ,efektif dan efesien di dalam pemberian

tenaga. Salah satunya dapat dilakukan dengan latihan dodging run.

Latihan lari dodging run dapat mempermudah orientasi lingkungan

dan gerakan teman seregu serta gerak bermain. Melakukan gerak tipu

dengan bola atau dribbling dodging run melewati lawan tidak dapat

dilakukan dengan pelan tetapi dengan gerakan yang tiba-tiba dan

cepat dalam merubah arah.


Apabila seorang pemain dapat melakukan dribbling dengan

baik, dapat membantu pergerakannya, sehingga lawan sulit untuk

membaca arah pergerakan serta kesulitan dalam merampas bola.

Namun sebaliknya,apabila seorang atlet tidak dapat dribbling dengan

14
baik, maka pergerakan bola yang dilakukan akan mudah ditebak

arahnya sehingga lawan akan mudah untuk merampas bola.


5. Kecepatan
a. Pengertian Kecepatan
Berbagai pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli

tentang pengertian kecepatan menimbulkan gaya tulisan yang

berbeda-beda, namun pada hakikatnya mengandung arti yang sama.

Dalam ilmu fisika kecepatan diartikan sebagai jarak persatuan waktu.

Sedangkan dalam keolahragaan, Robinson dalam Arsil (2000)

berpendapat bahwa, ”Kecepatan bergerak adalah kualitas yang

memungkinkan orang bergerak melaksanakan gerakan-gerakan yang

sama atau tidak sama secepat mungkin.” Di sisi lain, Corbin dalam

Arsil (2000) berpendapat, ”Kecepatan adalah kemampuan untuk

melangkah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu sesingkat

mungkin.”
Menurut Jonath dan Krempel dalam Syarifuddin (1999)

,kecepatan dalam fisiologis di artikan sebagai “kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu tertentu yang

ditentukan oleh fleksibelitas tubuh, proses sistem persyarafan dan

kemampuan otot.” Di lain pihak Arsil (2000), menyatakan kecepatan

berbagai “suatu kemampuan bersyarat untuk menghasilkan gerakan

tubuh dalam waktu sesingkat mungkin”.


Dari beberapa pendapat di atas, dapat dsimpulkan bahwa

kecepatan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan

yang sama atau tidak dalam satuan waktu tertentu yang ditentukan

oleh fleksibelitas tubuh, sistem persyarafan, dan kemampuan otot.


b. Jenis kecepatan

15
Pada dasarnya kecepatan itu dibedakan atas Kecepatan

Reaksi dan Kecepatan aksi (gerakan). Menurut Syarifuddin (1999),

“Kecepatan reaksi terdiri atas kecepatan reaksi sederhana dan

kecepatan reaksi kompleks, sedangkan kecepatan aksi (gerakan)

dapat dibedakan atas kecepatan aksi siklik dan kecepatan aksi

asiklik.”
1) Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab

rangsangan akustik,optic dan rangsangan taktil.”Syafruddin (1999).


2) Kecepatan Aksi (gerakan)
Kecepatan aksi diartikan sebagai, “kemampuan,dimana

dengan bantuan kelentukan, sistem syaraf pusat dan alat gerak otot

dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal.

“Syafruddin (1999).
Menurut Arsil (2000), kecepatan digolongkan dalam tiga bentuk yaitu:
a) Kecepatan Reaksi (Reaction speed)
Kecepatan Reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan

dengan cepat.
b) Kecepatan Bergerak (Speed of movement)
Kecepatan Bergerak adalah kecepatan mengubah arah dalam

gerakan yang utuh.


c) Kecepatan Sprint (Sprinting Speed)
Kecepatan Sprint merupakan kemampuan organis untuk bergerak

ke depan dengan cepat.


c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
Menurut Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1999),

“Kemampuan kecepatan dibatasi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) kekuatan otot, 2) tegangan otot, 3) kecepatan reaksi, 4) kecepatan

kontraksi, 5) koordinasi”.
Sementara Arsil (2000), kecepatan dipengaruhi oleh berbagai

faktor, sedangkan faktor tersebut tergantung dari jenis kecepatannya,

16
seperti : kecepatan reaksi dipengaruhi oleh susunan syaraf, daya

orientasi situasi dan ketajaman panca indera. Kecepatan gerak

ditentukan oleh faktor kekuatan otot, daya ledak, daya koordinasi

gerakan, kelincahan dan keseimbangan. Kecepatan sprint dipengaruhi

oleh kekuatan otot dan persendian.


Berdasarkan pengertian dan uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa pemain yang memiliki kecepatan yang tinggi akan memiliki

kemampuan dribbling yang tinggi pula. Kecepatan sangat dibutuhkan

saat mendribbling bola setelah melewati lawan sehingga pemain dapat

dengan cepat meninggalkan lawan. Dengan demikian kecepatan

diduga memberikan kontribusi yang berarti terhadap kemampuan

dribbling.
B. Kerangka Konseptual
Keterampilan dribbling merupakan salah satu teknik dasar

dalam permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh seorang pemain

sepakbola. Dribbling atau mengiring bola merupakan teknik dalam

usaha membawa bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat

permainan sedang berlangsung. Menurut Arsil (2006:22) mengiring bola

berguna untuk: “1) memindahkan daerah permainan, 2) melewati lawan,

3) memperlambat tempo permaianan, dan 4) memancing lawan untuk

mendekati bola hingga daerah penyerangan terbuka”.


Seseorang untuk dapat melakukan gerakan mendribel bola

dalam permainan sepakbola dengan baik, salah satunya dipengaruhi oleh

factor kelincahan. Harsono (1988:175) mengatakan bahwa: “kelincahan

adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah posisi tubuh dengan

cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan

17
keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.” Seorang pemain

sepakbola selalu lincah dan gesit saat bermain, karena kelincahan dapat

juga dikatakan salah satu upaya untuk dapat mengkompsisikan lapangan

pada saat lawan menghalangi atau berhadapan dengan lawan.


Dari uraian di atas seorang pemain sepakbola dalam melakukan

dribbling atau mengiring bola salah satu faktor pendukungnya adalah

kelincahan dan kecepatan. Artinya kelincahan dan kecepatan dapat

mempengaruhi keterampilan mendribbling bola. Hal ini karena

seseorang mampu menggerakkan tubuh ataupun berpindah satu gerakan

dengan gerakan tubuh yang lain, pada saat mengiring bola berada pada

seorang pemain atau dijaga lawan dapat bertindak membuat keputusan

yang tepat karena dia memiliki kelincahan yang baik. Begitu juga bagi

seorang pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam.
Untuk lebih jelasnya keterkaitan kedua variabel bebas yaitu

kelincahan dan kecepatan dengan variabel terikat adalah keterampilan

dribbling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam, dapat dilihat pada gambar (1) di bawah ini”

Kelincahan(X1)
Keterampilan
Dribbling (Y)
Gambar 1.
Kecepatan(X2)
Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

18
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas maka

dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai barikut:


1. Terdapat kontribusi kelincahan tehadap keterampilan dribbling pemain

sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


2. Terdapat kontribusi kecepatan terhadap keterampilan dribbling pemain

sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


3. Terdapat kontribusi secara bersama-sama antara kelincahan dan

kecepatan terhadap dribbling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2

Lubuk Basung Kabupaten Agam.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan

untuk mengetahui keeratan hubungan dan kontribusi variabel bebas

kelincahan dan kecepatan terhadap variabel terikat keterampilan

dribbling pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Stadion Bukik Bunian

Kabupaten Agam yang terletak di Lubuk Basung, sedangkan waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Sampai Bulan Juni Tahun 2011

19
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2002:57) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara Ridwan

(2005:10) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari

kerakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek

penelitian. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah pemain

sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


Pada penilitian ini populasi berjumlah sebanyak 20 orang
2. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan bagian dari populasi yang

menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian.

Menurut Arikunto (1992:34) “ populasi yang kurang dari 100 lebih

baik diambil semuanya menjadi sampel, sehingga dalam penelitian ini

semua populasi dijadikan sampel, apabila populasi lebih dari 100

maka bisa diambil sampel 10-35%”. Berdasarkan jumlah populasi

dalam penelitian ini relative sedikit jumlahnya, maka teknik

pengambilan sampel adalah dengan teknik total sampling. Dengan

demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20

orang pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung

Kabupaten Agam.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data

yang langsung dikumpulkan dan diperoleh dari sampel yang telah

ditetapkan melalui tes kelincahan dan kecepatan terhadap

20
keterampilan dribbling pemain sepakbola. Sedangkan data sekunder

dari dokumentasi tentang nama-nama pemain sepakbola siswa SMA

Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam..


2. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari

pemain sepakbola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten

Agam. Sumber data diambil dari hasil tes dan pengukuran secara

langsung terhadap semua sampel yang ditetapkan yaitu anggota

pemain sepak bola siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten

Agam berupa hasil tes kelincahan dan hasil tes kecepatan terhadap

keterampilan dribbling dalam bermain sepakbola.


E. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini dikemukakan defenisi operasional yaitu:


1. Dribbling adalah salah satu gerakan dalam permainan sepakbola yang

menggunakan kaki untuk mendorong bola sehingga berpindah dari

suatu tempat ke tempat lain sesuai dengan yang diinginkan dan selalu

tetap dalam penguasaannya yang dilakukan oleh pemain sepak bola

siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam.


2. Kelincahan adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau

anggota badan untuk menyelesaikan gerak secara lengkap, dengan

waktu sesingkatnya dalam situasi yang berbeda dan arah yang

berubah-ubah (Nurhasan: 1999). Dalam penelitian ini yang dimaksud

kelincahan disini adalah kemampuan yang dimiliki pemain sepakbola

siswa SMA Negeri 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam dalam

menggerakkan badannya pada saat mengiring bola dalam waktu yang

cepat atau sesingkat-singkatnya dengan berubah-ubah arah.

21
3. Kecepatan yang dimaksud dalam masalah ini adalah kecepatan

bergerak yaitu kualitas yang memungkinkan orang bergerak

melaksanakan gerakan-gerakan yang sama atau tidak sama secepat

mungkin. Secara fisiologis kecepatan merupakan kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu tertentu yang

ditentukan oleh fleksibelitas tubuh, proses sistem persyarafan dan

kemampuan otot.
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan tes pada

sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian, yang satu kali pengambilan

tes (tes kelincahan ,kecepatan dan tes dribbling). Tes tersebut bertujuan

untuk melihat apakah terdapat kontribusi kelincahan dan kecepatan

terhadap hasil dribbling.


1. Tes Kelincahan
Untuk mengukur kelincahan dari L.Jhonson Jack K. Nelson

(1980) menggunakan dodging run test.


1) Alat yang digunakan dalam pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
a. Stopwatch
b. Patok/ tanda pembatas
c. Diagram lapanngan
d. Alat tulis
e. Kapur bubuk
2) Pelaksanaan
Subjek berdiri di belakang garis start, bila aba-aba “Ya” ia

berdiri mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai batas

finish. Subjek diberikan kesempatan sebanyak 2 kali kesempatan.

Gagal bila menggerakkan dan salah melewati patok atau tanda

batas lari, tidak sesuai dengan arah panah pada diagram tes

tersebut.
Untuk lebih jelasnya tes pelaksanaan kelincahan dengan

menggunakan tes dodging run dapat dilihat pada gambar 1.

22
5 yard 2 yard 2 yard

Gambar lintasan Dodging run untuk tes lintasan kelincahan


Sumber: Drs. Arsil M.Pd
Tes Pengukuran (hal 126)

2. Tes Kecepatan
Untuk tes kecepatan, diukur melalui tes lari cepat 50 meter

menurut Paste (1984: 286).


1) Pelaksanaan
a. Testee berdiri di belakang garis start, dengan salah satu kaki

diletakkan di depan.
b. Pada aba-aba “Ya” pemain dengan segera dan secepat mungkin

lari ke garis finish.


c. Penilaian yaitu skor waktu yang berhasil dicapai peserta tes

selama menempuh jarak 50 meter. Pencatatan waktu dilakukan

sejak aba-aba “Ya” hingga peserta melewati garis finish.


d.Tes dilakukan dua kali kesempatan dan diambil waktu terbaik.
2) Fasilitas dan Alat
a. Lapangan sepakbola/lintasan lari
b. Stopwatch
c. Meteran
d. Cones
e. Pena dan Kertas

50 Meter

23
Gambar 2. Pelaksanaan tes kecepatan lari 50 Meter
Sumber : pate (1984:286) dalam Arsil (1999:97)
3. Tes Keterampilan Dribbling
Tes dalam bentuk permainan diikuti dengan teknik sepakbola

salah satunya yaitu dribbling bola.

1) Alat
Bola, patok, alat tulis, meteran dan formulir tes.
2) Pelaksanaan
Pada saat bola mennyentuh garis start, stopwatch dihidupkan,

subjek secepat mungkin mengiring bola sesuai arah panah yang

telah dibuat di diagram lapangan sampai patok rintangan terakhir.

Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes keterampilan dribbling

dapat dilihat pada gambar 3.

Keterangan :
1. Permulaan mengiring bola tanpa aba-aba.
2. Pada saat bola menyentuh garis start yang

terdapat pada rintangan pertama, stopwatch

dihidupkan.
3. Selanjutnya mengiring bola sesuai arah panah.
4. Pada rintangan keiga bola diharuskan lewat

sebelah kiri rintangan selanjutnya mengikuti arah

panah.
5. Pada rintangan keenam bola harus lewat sebelah

kanan dan pemain harus lewat sebelah kiri

rintangan, selanjutnya mengikuti arah panah.

24
6. Garis finish terletak pada rintangan terakhir

bersamaan dengan itu stopwatch dimatikan.


7. Salah jalan selama melakukan dribbling harus

diperbaiki dimana terjadi pelanggaran dan selama

itu stopwatch hidup terus.


G. Teknik Analisis Data
Berdasarkan dari hipotesis yang diajukan, analisis data yang

dilakukan dengan menggunakan staistik analisis korelasi Product momen

dari person guna melihat kontribusi kelincahan dengan kecepatan

dribbling. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dengan lilieforte pada tarah signifikan 0,05. Analisis korelasi

yang digunakan untuk membuktikan penilaian yang diajukan, adapun

rumus korelasi tersebut menggunakan rumus Product momen pearson

dalam Sudjana (1992:382) dengan rumus sebagai barikut :

rxy =
 N ( XY )  ( X )( Y )
[ N  X ( X ) ][ N  Y ( Y )
2 2 2 2
]
Keterangan:
rxy = korelasi antara X dan Y
N = jumlah sampel
∑X = jumlah skor X
∑Y = jumlah skor Y
∑X2 = jumlah skor X2
∑Y2 = jumlah skor Y2
∑XY = jumlah skor X dikalikan Y
Uji signifikan korelasi, untuk mengetahui apakah yang telah

dihitung melalui koefisien itu signifikan atau tidak, maka perlu

dilakukan langkah mencari uji signifikan korelasi dengan rumus :


n2
t =
1 r2
Untuk mengetahui kontribusi kelincahan dan kecepatan terhadap

keterampilan dribbling sepakbola, maka digunakan rumus koefisien

determinan sebagai berikut:


K = r2 x 100%
25
DAFTAR PUSTAKA
Antoni. 2005. Kontribusi Kondisi Fisik terhadap Keterampilan Dasar

Sepakbola SSB Curup. Padang: FIK UNP


Arikunto, Suharsimi. 1992. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara
Arsil. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP
Darwis, Ratinus. 1999. Sepakbola Universitas Negeri Padang
Depdikbud. 1992. PaSket Penelitian Kesegaran dan Kesehatan Rekreasi.

Jakarta: Pusdiklat Olahraga Pelajar


Djezed, Zulfar. 1985. Buku Pelajaran Sepakbola. Padang: FPOK IKIP
Hairy, Junusual. 1998. Fisiologi Olahraga. Jakarta: Deldikbud Dirjen Dikti
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Leaching

Dekdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi. P2(PTK Jakarta)


Hirtz. P. 1976 Zur Bewegungseiggescht bewandtheit”. Theorie and Praxis

der Korperkultur, 1964, dikutip oleh: Vladimir Krejci &

Peter Koch, Muschle and Tenden Injuries in Athletis:

Stuttgart: University Book Publishing Company


Nelson and Johnson. (1980). Practical Measurement for Evaluation in

Physical Education. California. Burgess Publishing CO


Nurhasan. 1988. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK IKIP

Bandung
PSSI. 1991. Pola Pembinaan Sepakbola Nasional. Jakarta
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula. Jakarta: Alfabeta


Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Besar. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Direktorat Jendral DIKTI


Satajo, M. 1998. Peningkatan dan Pembinaan Kndisi Fisik dalam

Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti


Sneyer, Jef. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta

26
Soekatamsi. 1992. Permainan Besar (Sepakbola). Dirjen Dikti, Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan. Padang


Sugiono. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suhendro, Andi. 2002. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas

Terbuka
Syafrudin. 1999. Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: FIK UNP

27

Vous aimerez peut-être aussi