Vous êtes sur la page 1sur 5

Abses Paru

Abses paru adalah infeksi lokasl pada parenkim paru yang menyebabkan kavitasi
akibat nekrosis. Kelainan ini jarang di jumpai dan terutama pada manula.

.Penyebab pneumonia spesifik tertentu lebih mungkin menyebabkan kavitasi.

.Aspirai isi lambung. Sering terjai pada penderita yang mengalami


penurunan kesadaran. Memiliki kelumpuhan bulbar. Atau maalah alcohol.
Infeksi sinus juga merupakan predisposisi infeksi anaerobic.

.Penyalaguna obat intravena dengan endokarditis jantung kanan mengalami


abss paru mutipel.

.Tuberkolosis(TB) juga menyebabkan kavitasi. Walaupun biasanya timbul


denagan keluhan utama yang tidak terlalu akut.

GAMBARAN KLINIS

Penyakit ini merupakan infeksi berat disrtai demam dan gejala sistemik.
Terdapat sputum dalam jumlah besar dan perulen serta tidak dapat
dikendalikan bila suartu abses memiliki jalan keluar kesaluran pernapasan.
Terdapat penrunan berat badan drastis. Sehingga penting dibedakan dari
karsinoma bronchial kavitasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sama seperti pada pneumonia. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk


menegakkan diagnosis pasti, menetukan penyebab dan beratnya penyakit.
Sesuai dengan definisinya pada foto toraks akan tampak tanda-tanda
kavitasi walaupun ini harus dibedakan dari kavitasi pada kanker.

PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS

Antibiotik jangka panjang (5minggu), biasanya cukup dengan amoksilin


atau sefuroksim jika keadaan sakit berat dan mitramidasol untuk membasmi
klabisella dan mikroorganisme anaerob. Drainase abses biasanya terjadi
melalui saluran pernapasan dan bisa di lakukan saat bronkoskopi yang juga
akan menyingkirkan lesi obsturtif sebagai penyakit yang mendasari,
drainase perkutan tidak dilakukan karna tertadapat resiko penyebarn
infeksi ke rongga pleura.
Dengan drainase yang agak kuat dan antibiotik yang tepat, prognosis
biasanya cukup baik.

.INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS

DEFINISI

Tidak ada definisi yang diterima secara umum. Asma tibul bila ada
kombinasi antara batuk, mengi (wheezing), atau sesak napas dengan
berbagai tingkatan obstruksi jalan napas.

EPIDEMIOLOGI

menyababkan 2000 kematiaan/tahun. Prevalensinya, sekitar 10-15%


,aemakin meningkat di masyarakatBarat. Insidensi tertinggi pada anak-
anak(satu dri tiga anak mengalami mengi dan satu dari tujuh anak sekolah
tendiagnosis asma ), asma diklompokan sebagai;

.Ekstrinsik; asma anak-anak,berhubungan dengan atopi atopi = diathesis


alergika familial, bermanefitasi sebagai eksema dan hay fever saat anak-anak.
Seringkali sembuh saat memasuki usia remaja, walaupun bisa timbul kembali saat
dewasa.

.Intrisik; berkembang dalam tahap kehidupan selanjutnya. Lebih jarang


disebabkan oleh alergi, bisa lebih progresif dan respons terhadap terapi tidak
begitu baik.

.Berhubungan dengan pekerjaan; bila berhubungan dengan allergen


industry/tempat kerja (misalnya bahan fotokopi,dan lain-lain).

ETIOLOGI
.Genetik; diturunkan dalam keluarga dan berhubungan dengan atopi.
Penelitian genetik menujukan adanya hubungan reseptor IgE afinitas tinggi
dan gen sitokin T-helper{Th2) (kromosom5).

.Faktor lingkungan; stimulus bronchial spesifik seperti debu rumah, serbuk sari,
dan bulu kucing 3% populasi sensitif terhadap aspirin.

.Paparan pekerjaan; paparan iritan atau sentizer adalah penyabab penting dari
asma yang berhubungan dengan pekerjaan.

.Stimulus nonspesifik; inveksi virus, udara dingin, olahraga, atau stress


emosional juga bisa memicu timbulnya mengi. Kadar ozon atmosfer yang tinggi
{seperti saat badai ) atau masalah khusus merupakan predisposisi terjadinya
aksarsebasi asma yang telah ada.

.Faktor lingkungan lain ; di antaranya faktor makanan (tinggi Na+,rendah


Mg2+), infeksi pada anak-anak (sebagian akibat imunissi) menyebabkan
peningkatan prevelensi.

Patologi

Remodelling (perbaikan struktur) saluran pernapasan terjadi dengan hipertrofi otot


polos dan fibrosis. Pemeriksaan histologi menujukkan infiltrasi sel radang
(khususnya eosinofil) pada dinding saluran pernapasan.

Gambaran klinis

Keluhan utama asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas yang bervariasi
seiring berjalanya waktu. menujukan adanya mengi saat ekspirasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes fungsi paru bisa menujukan obstruksi saluran pernapasan atau bisa normal,
Pengukuran aliran puncak serial bermanfat dalam menegakkan diagnosis dan
seringkali menujukan pola klasik penurunan di pagi hari. Pada penderita asma
yang telah diketahui, pengukuran aliran puncak bermanfaat dalam menentukan
berat penyakit.
Penatalaksanaan

Tujuan terapi adalah menghilangkan gejala dengan pemberian seminimal


mungkin obat.

.Penyuluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan, khususnya


penjelasan mengenai pemicu, penggunaan dan peran obat-obatan, dan bagaimana
mendeteksi dan beraeaksi terhadap perburukan.

.Menghindari pemicu lingkungan atau allergen penting, terutama menghindari


asap rokok.

.Asma kronis dianjurkan menggunakan pendekatan bertahap. Antagonis


leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma
walaupun peranya secara tepat belum jelas.

.Asma akut 02 kortikosteroid sistemik, inhalasi B-agnosis antikolinergik, dan


leolilin bila perlu.

Prognosis

Asma adalah penyakit kronis yang mebutuhkan terapi pemelihraan. Faktor resiko
kematian akibat asma adalah kepatuhan terhadap terapi yang buruk, perawatan
diunit terapi intrnsif (interfensive therapy unit[ITU]) dan perawatan dirumah sakit
walaupun diberi terapi steroid.

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

Vous aimerez peut-être aussi