Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identifikasi
Nama : By. TT
Umur : 2 hari / 28 Maret 2016
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan Lahir : 2700 gram
Panjang Badan Lahir : 48 cm
Agama : Islam
Alamat : Jln. Pjlka no. 08 pasar tebing tinggi kabupaten empat
lawang
Suku Bangsa : Sumatera
No. Med Reg : 944983
MRS : 28 Maret 2016
2. Anamnesis
Keluhan Utama : Berat lahir rendah
Keluhan Tambahan :-
Riwayat Kehamilan
GPA : G1P0A0
HPHT : 28 Juli 2015
Periksa Hamil : 4 kali di Bidan
Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan
Minum alkohol : tidak pernah
Merokok : tidak pernah
Makan obat-obatan tertentu : tidak pernah
Penyakit atau komplikasi kehamilan ini : ada, ibu penderita menderita
hipertensi
Riwayat Persalinan
Presentasi : kepala
Cara persalinan : operasi sectio caesaria
KPSW : tidak ada
Riwayat demam saat persalinan : tidak ada
Riwayat ketuban kental, hijau, bau : tidak ada
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 1500 gram
Panjang badan : 42 cm
5
Lingkar kepala : 30 cm
Aktivitas : Aktif
Refleks hisap : Kuat
Tangis : Kuat
Anemis : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Dispnea : tidak ada
HR : 148 x/menit
Pernafasan : 52 x/menit
Suhu : 36,8oC
Keadaan Spesifik
Kepala
Lingkar kepala : 30 cm
Ubun- ubun besar : tegang, menonjol
Mata : nistagmus tidak ada, pupil bulat, isokor, reflex
cahaya (+/+), mata cekung (-), sclera ikterik (-),
konjuntiva anemis (-)
Telinga : bentuk normal, mikrotia (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), epistaksis (-), secret (-)
Mulut : labioskisis (-), hipersalivasi (-)
Trauma lahir : (-)
Genitalia
Jenis kelamin : perempuan
Labia minor : tertutup labia mayor
Hernia :-
Refleks Primitif
Oral :+
Moro :-
Tonic neck :-
Withdrawal :-
Plantar graps :-
Palmar graps :-
5. Diagnosis Kerja
Neonatus : Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan
Lahir : Operasi sectio caesaria atas indikasi ibu dengan PEB
+ partial HELLP syndrome + suspek PJT
Ibu : G1P0A0 hamil 36 minggu
Anak : Tidak asfiksia, tidak tersangka infeksi, tidak distres
napas
6. Penatalaksanaan
1. ASI on demand
2. Edukasi pada ibu
3. Observasi tanda vital dan kenaikan berat badan
4. Cegah hipotermi
7. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsional : bonam
7
8. Follow Up
Tanggal 30 Maret 2016
S : Demam (-), Sesak (-) BBL: 1500 gr
Aktifitas : aktif U: 2 hr
Tangis : Kuat
R. Hisap : kuat
HR : 128x/m
RR : 50 x/mnt
Suhu : 36,8oC
KS : Kepala : NCH (-), CA (-), SI (-)
Leher : t.a.k
Thorax : Cor : BJ I/II (+) N, m (-), g (-)
Pulmo : Vesikular (+) N, wh (-), rh(-)
Abdomen: Datar, lemas, BU (+) N
Extremitas: CRT <3’’
Penatalaksanaan
ASI on demand
Aktifitas : aktif U: 3 hr
Tangis : kuat
R. Hisap : kuat
HR : 122x/m
RR : 52 x/mnt
Suhu : 37,3oC
8
Penatalaksanaan
ASI on demand
Penatalaksanaan
ASI on demand
Rencana pulang jika berat badan bayi 1600
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab
utama kematian neonatus. BBLR dapat terjadi karena berbagai sebab sehingga
terkadang agak sulit dilakukan pencegahan. BBLR adalah bayi yang lahir dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir..4
a. Berat bayi lahir rendah, dengan berat kurang dari 2500 gram
b. Berat bayi lahir sangat rendah, dengan berat 1000-1500 gram
c. Berat bayi lahir amat sangat rendah, dengan berat kurang dari 1000
gram.14
Sejak tahun 1961, WHO mengganti istilah Premature dengan Low Birth
Weights Infants (bayi dengan berat badan lahir rendah). Hal ini dikarenakan tidak
semua bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram merupakan bayi
prematur.15 Untuk mendapatkan keseragaman, pada Kongres European Perinatal
Medicine ke II di London (1970) telah diusulkan definisi sebagai berikut :
a. Bayi kurang bulan atau preterm ialah bayi dengan kehamilan kurang dari 37
minggu (< 259 hari)
b. Bayi cukup bulan atau aterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37
minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari)
c. Bayi lebih bulan atau postterm ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih)5
Berdasarkan alasan di atas, maka bayi dengan BBLR dapat dikategorikan menjadi
dua yaitu prematuritas murni dan dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK).
10
1. Prematuritas Murni
Yaitu berat bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya
untuk masa gestasi, dengan batasan dibawah percentil ke 10 dilihat dari kurva
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat merupakan bayi preterm, aterm, atau
postterm. Istilah lain yang digunakan adalah Small for Gestational Age (SGA).
Penyebab dismaturitas ialah janin mengalami gangguan pertumbuhan didalam
uterus atau Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) sehingga pertumbuhan janin
mengalami hambatan. KMK dibagi atas :
a. Simetri, adalah janin yang menderita distres yang lama, dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum
lahir sehingga tampak pertumbuhan otak dan tulang rangka terganggu dan
seringkali berkaitan dengan hasil akhir perkembangan syaraf yang buruk.
b. Asimetri, terjadi akibat distres sub-akut. Gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pertumbuhan jantung,
otak dan tulang rangka tampak paling sedikit terpengaruh, sedangkan
ukuran hati, limpa, timus sangat berkurang dan berat tidak sesuai dengan
masa gestasi. 7
a. Paritas
Paritas merupakan jumlah persalinan yang pernah dialami ibu
sebelum kehamilan/persalinan tersebut. Pengelompokan paritas terdiri dari
4 kelompok, yaitu golongan nullipara (ibu dengan paritas 0), primipara
(ibu dengan paritas 1), multipara (ibu dengan paritas 2-3) dan
grandemultipara (ibu dengan paritas ≥ 4).2,5
Kejadian BBLR yang tinggi pada kelompok ibu dengan paritas
rendah dihubungkan dengan faktor umur ibu yang masih terlalu muda,
dimana organ-organ reproduksi ibu belum tumbuh secara sempurna dan
kondisi psikis ibu yang belum siap. Sementara pada paritas tinggi, hal
yang mungkin terjadi adalah gangguan kesehatan seperti anemia, kurang
gizi ataupun gangguan pada rahim. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin sehingga meningkatkan risiko terjadinya BBLR.3,6
b. Umur Kehamilan
Semakin pendek umur kehamilan maka pertumbuhan janin semakin
belum sempurna, baik itu organ reproduksi dan organ pernapasan oleh
karena itu mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Teori
Beck dan Roshental menyatakan bahwa berat badan bayi bertambah sesuai
dengan masa kehamilan. Apabila bayi lahir pada umur kehamilan yang
pendek, maka berat bayi belum mencapai berat badan normal dan
pertumbuhannya belum sempurna.7,8
c. Jarak Kehamilan
Ibu hamil dengan jarak kehamilan dari anak terkecil kurang dari 2
tahun akan meningkatkan risiko terjadinya BBLR. Jarak kehamilan
sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
menyebabkan ibu punya waktu yang singkat untuk memulihkan kondisi
rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya.2,6
12
2.3. Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya BBLR :
- Umur ibu
- Riwayat hari pertama haid terakir
- Riwayat persalinan sebelumnya
- Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
- Kenaikan berat badan selama hamil
- Aktivitas
- Penyakit yang diderita selama hamil
- Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan APGAR untuk menilai kondisi umum bayi
sesaat setelah kelahiran yang dilakukan pada menit pertama dan kelima
pasca kelahiran dan untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau
tidak. Hal yang dinilai pada skor APGAR adalah usaha napas, warna kulit,
denyut jantung, tonus otot dan reaksi terhadap rangsang. Setiap penilaian
diberi angka 0,1,2. Dari hasi penilaian dapat diketahui apakah bayi normal
(7-10), asfiksia ringan (4-6) atau asfiksia berat (0-3).
14
Pada pemeriksaan fisik, diketahui dari berat badan bayi < 2500
gram. Serta dijumpai tanda-tanda prematuritas seperti tulang rawan telinga
belum terbentuk, refleks lemah, jaringan lemak bawah kulit sedikit, kulit
tipis, merah dan transparan atau terdapatnya tandatanda bayi KMK seperti
tengkorak kepala keras, gerakan cukup aktif dan tangisan cukup kuat, daya
mengisap cukup kuat, kulit keriput, lemak bawah kulit tipis.
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan skor ballard untuk menentukan usia gestasi bayi baru
lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik.
15
- Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan untuk
melihat ada tidaknya sindrom gawat napas.
- Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
terjadi sindrom gawat napas.
- USG kepala terutama pada bayi dengan kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 2 hari unutk mengetahui adanya hidrosefalus
atau perdarahan intracranial.
Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama
yang prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut.
Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernapasan,
susunan syaraf pusat, kardiovaskuler, gastrointestinal, hematologi, penglihatan,
perkemihan.
a. Sistem Pernapasan
Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk
bernapas segera setelah lahir disebabkan oleh jumlah alveoli yang
16
2.5. Penatalaksanaan
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Pemberian makanan terbaik bagi bayi adalah ASI (Air Susu Ibu).
Pemberian makanan secara dini akan mengurangi risiko hipoglikemia,
dehidrasi dan hiperbilirubinemia. Pada bayi dengan masa gestasi 32
minggu atau kurang atau berat badan kurang dari 1500 gram terlalu lemah
untuk bisa mengisap secara efektif atau tidak mempunyai refleks menelan
yang memadai, ASI dapat diberikan dengan menggunakan sonde lambung.
3. Mencegah infeksi
Bayi BBLR mempunyai daya tahan tubuh yang rendah dan sistem
imun yang belum matang menyebabkan bayi BBLR sangat rentan dengan
infeksi. Hal ini dapat dicegah dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi pada bayi seperti mencuci tangan sebelum memegang
bayi, membersihkan tempat tidur bayi, membersihkan kulit dan tali pusat
bayi.
b. Tumbuh kembang
2.8. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif
adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
BAB IV
ANALISA KASUS
DAFTAR PUSTAKA