Vous êtes sur la page 1sur 38

ABSTRAK

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (atau biasa disingkat TNI Angkatan
Darat atau TNI-AD) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian
dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi
pertahanan negara Republik Indonesia di darat. TNI Angkatan Darat dibentuk pada
tanggal 5 Oktober 1945 bersamaan dengan dibentuknya TNI yang pada awal
berdirinya bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). TNI Angkatan Darat dipimpin
oleh seorang Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang menjadi pemimpin
tertinggi di Markas Besar Angkatan Darat (MABESAD). KASAD saat ini dijabat
oleh Jenderal TNI Mulyono. Kekuatan TNI-AD saat ini terdiri dari 2 komando utama
(kotama) tempur yaitu Kostrad, dan Kopassus. Di wilayah TNI-AD memiliki
13 Komando Daerah Militer, 44 Komando Resort Militer yang masing-masing
wilayah memiliki satuan tempur tersendiri. Selain komando utama tempur, TNI-AD
juga memiliki komando utama pendidikan yang mendidik para perwira dan
calon perwira di Akademi Militer, Secapa, Seskoad dan komando utama
pengembangan dan doktrin yaitu Kodiklat. Cikal bakal lahirnya TNI pada awal
kemerdekaan Indonesia dimulai dari penggabungan kekuatan bersenjata yang berasal
dari para tokoh pejuang bersenjata, baik dari hasil
didikan Jepang (PETA), Belanda (KNIL), maupun mereka yang berasal dari laskar
rakyat. Hasil penggabungan ini menghasilkan sebuah lembaga yang bermana Badan
Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berturut-turut berganti nama
menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan
Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Tentara Nasional
Indonesia (TNI). Pada masa Orde Baru, Tentara Nasional Indonesia (TNI) digabung
dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Penggabungan ini membentuk
sebuah badan dengan nama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Berdasarkan Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 kembali menggunakan nama Tentara
Nasional Indonesia (TNI) setelah pemisahan peran antara TNI dan Polri. Sejak
kelahirannya, TNI menghadapi berbagai tugas dalam rangka menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun
1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Salah satu cara untuk
mencapai itu semua adalah dengan melengkapi dan menyempurnakan ALUTSISTA.

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Allah yang memiliki

segala keindahan dan kesempurnaan hakiki, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan ridha-Nya penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat beriring salam tak lupa penulis sanjungkan sajikan keharibaan

junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi penerang dimuka bumi

ini serta salam sejahtera kepada sahabat-sahabat Beliau beserta keluarga.

Dalam penulisan makalah ini dengan judul “ALUTSISTA TAHUN 2017”

dengan maksud tujuan sebagai karya guna memenuhi sebahagian dari tugas-tugas

yang diberikan oleh pembimbing penlis.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis terlebih dahulu

menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah

banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan tugas makalah ini

baik secara moril, doa maupun materil. Dan penulis menyadari bahwa tugas ini tidak

luput dari keasalahan sehinggan kritikan dan masukan sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan tugas ini.

DAFTAR ISI

2
Abstrak................................................................................................................. 1
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 4
A. Latar belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
D. Manfaat ..................................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................... 6
A. ALUTSISTA TNI...................................................................................... 6
B. ALUTSITA Tahun 2017............................................................................ 11

BAB III : PENUTUP........................................................................................... 35


A. Kesimpulan................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 36
DAFTAR TABEL................................................................................................. 38
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... 38

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar belakang
TNI bersama rakyat melaksanakan operasi dalam negeri seperti penumpasan
terhadap PKI di Madiun 1948 dan Gerakan 30 September 1965, terhadap
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, terhadap PRRI di
Sumatera Barat, Permesta di Menado, Kahar Muzakar di Sulawesi
Selatan, PGRS/Paraku di Kalimantan Barat, Republik Maluku Selatan di
Ambon, GPLHT di Aceh, Dewan Ganda di Sumatera Selatan, dan OPM di Irian Jaya.
Perjuangan ini dilaksanakan demi kepentingan menyelamatkan kehidupan berbangsa
dan bernegara serta berpegang teguh pada prinsip demi kepentingan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Operasi pengamanan dilaksanakan terhadap kegiatan
kenegaraan seperti Pemilu, Sidang Umum/Sidang Istimewa MPR, dan pengamanan
terhadap terjadinya konflik komunal. Operasi pengamanan ini didasarkan pada
kepentingan negara dan bangsa, penyelamatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai bagian dari TNI, sesuai dengan pasal 7 ayat (1) UU nomor 34 tahun
2004, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Salah satu cara untuk melindung segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara adalah
melalui penyempurnaan ALUTSISTA TNI

B. Rumusan masalah
1. Apa saja ALUTSISTA yang sudah dimiliki dan yang dibutuhkan untuk
kelengkapan ALUTSISTA TNI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ALUTSISTA yang sudah dimiliki dan yang dibutuhkan
untuk kelengkapan ALUTSISTA TNI.

D. Manfaat

4
1. Menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan TNI dalam upaya melengkapi
ALUTSISTA guna melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ALUTSISTA TNI
1. Persenjataan dan Perlengkapan Infanteri
a. Senjata ringan

5
Tabel 2.1. Senjata Ringan
Nama Asal Tipe Kaliber Keterangan
Versi lokal
dari Browning Hi-
Power, dengan
Indones Pistol lisensi dari FN
Pindad P1/P2[2] 9x19mm
ia semiotomatis Herstal. Sekitar
30.000 P1 dan
2.000 P2
diproduksi.
Pindad G2 Elite dan G2 Indones Pistol Senjata standar
9x19mm
Combat ia semiotomatis TNI AD.
Indones
Pindad PM2[2] Pistol mitraliur 9x19mm
ia
Digunakan oleh
MP5 series Jerman Pistol mitraliur 9x19mm
pasukan khusus.
Uni
AK-47[2] Senapan serbu 7.62x39mm
Soviet
Indones Didasarkan
Pindad SS1[2] Senapan serbu 5.56x45mm
ia pada FN FNC.
Indones
Pindad SS2[2] Senapan serbu 5.56x45mm Modenisasi SS1.
ia
Amerik
M16[2] Senapan serbu 5.56x45mm
a Serikat

M4 Carbine Amerika Senapan Serbu 5.56x45mm


Serikat
FAMAS Perancis Senapan Serbu 0.223
5.56x45mm
HK 416 German Senapan Serbu
NATO
Indones Senapan
Pindad SPR-1[2] 7.62x51mm
ia runduk
Indones Senapan
Pindad SPR-3[2] 7.62x51mm
ia runduk
Indones Senapan anti
Pindad SPR-2[2] 12.7x99mm
ia material
Indones Senapan mesin Versi lokal FN
Pindad SM3 5.56x45mm
ia ringan Minimi.

6
Indones Senapan mesin Versi lokal FN
Pindad SM2[2] 7.62x51mm
ia serbaguna MAG.
Indones Senapan mesin Versi lokal CIS
Pindad SMB-QCB 12.7x99mm
ia berat 50MG.

b. Granat dan Sistem Roket


Tabel 2.2. Granat dan Sistem Roket
Nama Asal Tipe Jumlah Keterangan
Pindad Pelontar granat yang pertama
Indonesia Pelontar granat senapan
SPG1 kali diproduksi local
Amerika Pelontar geranat
M79
Serikat tembakan tunggal
AT-13
Rusia Pelontar rudal anti-tank
Metis M
M80[3] Yugoslavia Rudal panggul
PF-89 China Roket Anti Tank

c. Tank
Tabel 2.3. Tank
Dalam
Model Asal Tipe Jumlah Keterangan
pesanan
Leopard Tank tempur Paket upgrade Leopard 2 dari Rheinmetall. Dipesan
Jerman 0 61
Revolution utama oleh Jenderal Pramono Edhie Wibowo [4][5]
Tank tempur Satu paket dengan Leopard Revolution. Telah tiba 26
Leopard 2A4 Jerman 26 42
utama unit[6][7]

AMX-13 Perancis Light Tank 325 Ditingkatkan kemampuannya Di PT Pindad[8]

FV101 Britania Light Tank 100 Sebagian Akan Dipindah ke Pulau Kalimantan[9]
Scorpion 90 Raya

d. Angkut Personel Ringan


Tabel 2.4. Angkut Personel Ringan
Dalam
Model Asal Tipe Jumlah Keterangan
pesanan
Pengangkut
AMX-VTT Perancis personel lapis 200
baja
Doosan
Tarantula Republik Kendaraan 22
ditempatkan pada dua batalyon, yakni di Yonkav 1
Korea tempur infanteri Tank/Kostrad dan Yonkav 9 Serbu/Kodam Jaya.[10]
6x6
Kendaraan Satu paket dengan Leopard Revolution. Telah tiba 30
Marder 1A3 Jerman 30 50 + 20
tempur infanteri unit[6][7][11]

7
Pengangkut
V-150 Amerika personel lapis 200
Commando Serikat baja
Pengangkut
Awalnya terdapat 14 disediakan. 32 lagi dibeli tahun
VAB Perancis personel lapis 46
2006 untuk misi perdamaian Indonesia di Lebanon.[12]
baja
Pengangkut Termasuk varian pengangkut personel lapis baja, mobil
Alvis Britania personel lapis ~70 komando, ambulans, derek, ranpur logistik, dan ranpur
Stormer Raya baja jembatan.[13]
Pemesanan Anoa pertama oleh TNI AD pada tahun 2008
Pindad Pengangkut
[14] sebanyak 154 unit untuk berbagai tipe. tahun 2011
APS-3 Indonesia personel lapis 340 2008–2012
memesan 11 unit tipe APC semua. Tahun 2012 memesan
ANOA baja
61 unit.[15] TNI AD memesan 82 unit.
Pengangkut Pendahulu Pindad APS-3. Dirancang berdasarkan rangka
Pindad
APR-1V Indonesia personel lapis 40 2004 truk komersil milik Isuzu. Pesanan lanjutan batal
baja akibat gempa bumi Samudra Hindia 2004.

e. Kendaraan Lapis Baja


Tabel 2.5. kendaran lapis baja
Dalam
Model Asal Tipe Jumlah Keterangan
pesanan

Britania Mobil lapis


FV601 Saladin 69 Secara bertahap akan diganti dengan Pindad Badak
Raya baja

Britania Mobil lapis


Ferret[16] 55
Raya baja

Cadillac Gage Amerika Mobil lapis


26 1983
Commando Scout Serikat baja
Dimodifikasi di Indonesia dari pengangkut
Mobil lapis
BTR-40[16] Uni Soviet baja 100-130 1963–1965 personel lapis baja menjadi varian intai lapis baja.
[17]

Mobil lapis
Pindad Badak 50 secara bertahap akan dibeli 50 Unit Dahulu[18]
Baja

f. Sarana pendukung dan logistic


Tabel 2.6. Sarana pendukung dan logistic
Model Asal Tipe Jumlah Dalam pesanan Keterangan
Kendaraan angkut
M151 MUTT Amerika Serikat ringan
Kendaraan angkut
Dodge M37 Amerika Serikat ringan
Kendaraan angkut Diumumkan pada Juli
Renault Sherpa 2 Perancis 30 Juli 2011
ringan 2011[19]
Kendaraan angkut
Land Rover LWB Britania Raya ringan
Steyr Puch Haflinger Kendaraan angkut
700 AP Austria ringan
Kendaraan angkut
Toyota Hilux Jepang
ringan

8
Kendaraan angkut
Isuzu D-Max Jepang
ringan
Kendaraan angkut
Ford Ranger Amerika Serikat
ringan

Nissan Q4W73 Jepang Truk ringan

DAF YA400 Belanda Truk angkut

Unimog Jerman Truk menengah

Steyr 680M Austria Truk menengah

Bedford MK Britania Raya Truk ringan

AM General M35 Amerika Serikat Truk menengah

Steyr 17M29 Austria Truk menengah

FAW CA150PL2 Republik Rakyat Truk menengah


Tiongkok
Kendaraan serang
XR311 FAV Amerika Serikat cepat
Kendaraan serang
Cakra FAV Indonesia cepat

g. Artileri, sistem pertahanan udara dan radar


Tabel 2.7. Artileri, sistem pertahanan udara dan radar
Dalam
Model Asal Tipe Jumlah Keterangan
pesanan
Peluncur roket
Astros II Brasil 36[20] Multikaliber
multilaras
Peluncur roket Kaliber 77 mm,
NDL-40 Indonesia 50
multilaras buatan PT DI
M48 Yugoslavia Meriam gunung 144
Artileri antipesawat
AZP S-60 Uni Soviet 256
kaliber 57mm
Artileri antipesawat
Oerlikon Skyshield[21] Swiss -
kaliber 35mm

M101 [22] Amerika Artileri tarik 180


Serikat

KH 178 Korea Selatan Artileri tarik 72

Artileri tarik kaliber


KH 179 Korea Selatan 155mm

FH-2000[22] Singapura Artileri tarik 8

Poprad (versi Tidak diketahui, namun


Rudal darat-ke-
rudal Grom dalam Polandia dipercaya lebih dari 70
udara jarak pendek
sishanud Kobra [23] ) unit [24]
ZU-23-2 ( Buatan Artileri Anti-Pesawat k
Polandia -
Polandia) aliber 23mm

9
Rapier Britania Raya Rudal darat-ke-udara 120 Akan diganti
[25]
RBS-70 Swedia Rudal darat-ke-udara 45

Mistral[26] Perancis Rudal darat-ke-udara -

QW-3[27] Republik Rudal darat-ke-udara -


Rakyat Tiongkok

AMX Mk 61 Perancis Artileri gerak sendiri 57

CAESAR Perancis Artileri gerak sendiri 36[28]

TAFLIR Perancis Radar 5

h. Pesawat
Tabel 2.8. Pesawat
Pesawat Asal Tipe Versi Beroperasi[29] Keterangan
Amerika Helikopter
Aero Commander 680 3
Serikat angkut
AH-64D
Amerika Helikopter 8 dalam
AH-64 Apache & AH- 0
Serikat serang pesanan[30]
64E
Amerika Helikopter
Bell 47 47G 10
Serikat multiperan
Bell UH-1 Amerika Helikopter Bell-
10
Iroquois Serikat multiperan 205A1
Amerika 412 14
Helikopter Dibuat dengan
Bell 412 Serikat/ In
transpor lisensi di PT DI
donesia 412SP 14
Britten-Norman Britania Transpor
BN-2A 1
Islander Raya multiperan
CASA C-212 Spanyol/ Transpor Transfer produksi
4
Aviocar Indonesia taktis pada PT DI
Amerika Transpor
Cessna 310 4
Serikat multiperan
Eurocopter Bo Jerman/ Helikopter Dibuat dengan
30
105 Indonesia multiperan lisensi di PT DI
untuk
Eurocopter EC120 Helikopter
Perancis menggantikan
Colibri Latih
Schweizer 300
Eurocopter Fenne Prancis/ Helikopter Dibuat dengan
AS550 1
c Indonesia multiperan lisensi di PT DI

10
Helikopter
Mil Mi-17 Hip-H Rusia serang ringan Mi-17V5 12
dan transpor
Helikopter Mi-35 [31]
Mil Mi-35 Hind Rusia 5
serang Hind-F
Amerika Helikopter
Schweizer 300 300C 6 Akan diganti
Serikat latih

B. ALUTSISTA TNI 2017


1. Helikopter AW-101
Pengadaan alutsista TNI dalam beberapa tahun terakhir cukup signifikan
untuk menambah kekuatan militer Indonesia. Hal ini ditandainya dengan banyaknya
alutssista baru yang diterima dan memperkuat alutsista Indonesia. Namun dari sekian
banyak alutsista baru tersebut, kedatangan helikopter AW-101 beberapa hari yang lalu
bisa disebut membuat polemik dan kontroversi hebat di Indonesia.
Kontroversi dan polemik ini terkait dengan proses pengadaan alutsista ini
yang dinilai memiliki banyak masalah. Pada awalnya pihak terkait berencana
membeli Helikopter canggih ini untuk menjadi helikopter VVIP alias helikopter yang
akan digunakan khusus untuk mendukung tugas negara Presiden Republik Indonesia.
Namun belakangan, Presiden Joko Widodo menolak pembelian Helikopter VVIP ini.
Namun proses pengadaan alutsista ini terus berjalan, dimana kegunaannya
diganti menjadi heli angkut kelas berat, bukan lagi untuk keperluan angkut VVIP.
Meski peruntukannya dirubah, penolakan pengadaan Helikopter ini terus saja
berjalan. Penolakan dari banyak pihak ini pada umumnya didasari klaim bahwa
pengadaan alutsista ini melanggar UU yang mewajibkan membeli produk dalam
negeri jika Indonesia sudah mampu membuat alutsista sejenis.

11
Gambar 2.1. Helikopter AW-101

Hal ini didasari dengan klaim bahwa PT Dirgantara Indonesia sudah mampu
membuat Helikopter yang tidak kalah canggih yaitu helikopter EC-725 Caracal.
Pembelian Helikopter AW-101 dari Inggris ini dianggap sebagai langkah yang tidak
mendukung industry pertahanan dalam negeri. Jika PT DI bisa membuat Helikopter
EC-725 Caracal, mengapa harus membeli Helikopter AW-101 dari luar negeri?
Mungkin itu pertanyaan pihak pihak yang menolak pengadaan helikopter AW-101 ini.
Namun pertanyaan kritisnya adalah benarkah PT Dirgantara Indonesia sudah
mampu membuat Helikopter EC-725 Caracal , sehingga bisa dijadikan alasan bahwa
pengadaan Helikopter AW-101 melanggar UU tentang Industri Pertahanan?

12
Helikopter EC-725 Caracal sendiri sejatinya bukanlah buatan PT DI tetapi buatan
Airbus Military di Prancis. Helikopter ini sejatinya diproduksi di Prancis, dan dikirim
ke Indonesia dalam bentuk terurai. Selanjutnya PT DI akan merakit ulang dan serta
melakukan serangkaian testing sebelum di serahkan kepada militer Indonesia.

Gambar 2.2. Helikopter EC-725 Caracal

Meski Helikopter EC-725 Caracal bukanlah buatan PT Dirgantara Indonesia,


penulis pribadi memandang bahwa Helikopter EC-725 Caracal ini lebih masuk akal
untuk dibeli Indonesia untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI dibandingkan
dengan membeli Helikopter AW-101 dari Inggris. Hal ini karena sebelumnya Militer
Indonesia juga membeli sebanyak 6 unit Helikopter EC-725 Caracal untuk digunakan
dalam misi CSAR (Combat, Search and Rescue). Jika membeli alutsista dengan jenis

13
yang sama tentunya akan memudahkan dalam segi perawatan dan pengoperasian
dalam jangka panjang.
Lalu mengapa Militer Indonesia sepertinya begitu bergairah mendatangkan
Helikopter AW-101 buatan Agusta Westland ini? Penulis sendiri belum tau apa alasan
pasti dibalik semua ini, apalagi dengan adanya perubahan peruntukan yang awalnya
untuk misi angkut VVIP menjadi misi angkut berat.
Polemik pengadaan helikopter ini semakin memuncak ketika pemerintah dan
militer Indonesia mengeluarkan pernyataan bahwa pengadaan alutsista ini dibatalkan.
Namun tidak lama berselang tersiar kabar bahwa Hikopter yang dikabarkan
dibatalkan pengadaannya ini justru dikirim dari Inggris ke Indonesia secara diam-
diam. Hal ini semakin menambah aroma tidak sedap dari pengadaan alutsista ini.
Tidak berhenti disitu saja, satu persatu pejabat pemerintah dan militer
Indonesia, seperti saling lempar tanggungjawab terkait pengadaan alutsista ini. Hal
ini menambah kecurigaan public bahwa ada sesuatu yang tidak benar dalam
pengadaan alutsista Helikopter AW-101 dari Inggris ini. Tidak mau kontroversi
semakin berlarut, pihak militer Indonesia memutuskan untuk melakukan penyelidikan
internal terkait proses pengadaan alutsista Helikopter AW-101 ini. Hal ini diharapkan
akan menjawab pertanyaan public mengenai ketidakberesan pengadaan alutsista ini.
Helikopter AW-101 yang dibeli Indonesia dengan harga sekitar $55 Juta/unit
ini sendiri adalah helikopter canggih buatan Agusta Westland dari Inggris. Sejatinya
Helikopter ini bukanlah Helikopter produksi baru, tetapi helikopter yang dulunya di
pesan oleh Militer India. Namun karena berbagai masalah, 9 unit Helikopter AW-101
pesanan India ini batal dibeli meski sudah selesai di produksi. 2 unit Helikopter AW-
101 pesanan India ini akhirnya dibeli oleh Nigeria.
Militer Indonesia sendiri sudah membeli 1 unit Helikopter AW-101 dari
pesanan yang dibatalkan India tersebut. Beberapa sumber menyebut Militer Indonesia
berencana membeli hingga sebanyak 6 unit Helikopter AW-101 ini. Namun ditengah
polemik dan kontroversi yang berkembang, akhirnya pihak Militer
Indonesia menyebutkan Indonesia tidak akan menambah pesanan helikopter ini.

14
2. Pesawat tempur MiG-35 pre-production Rusia
Pesawat tempur MiG-35 pre-production Rusia menjalani uji coba terbang
perdana pada tanggal 26 Januari 2017 yang lalu. Pesawat tempur produksi baru ini
sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi modern. Salah satunya adalah
penggunaan radar berteknologi AESA (Active Electronically Scanned Array)
Phazotron-NIIR Zhuk-ME atau Zhuk-AE. Ini membuat pesawat tempur ini menjadi
pesawat tempur dengan radar AESA pertama Rusia.

Teknology radar AESA sangat berkembang belakangan ini, negara negara


produsen pesawat tempur di dunia ini berlomba lomba mengembangkan teknologi
radar AESA. Pesawat tempur generasi terbaru pun sudah dilengkapi dengan radar-
radar AESA ini. Amerika disebut sebagai salah satu pionir yang menggunakan radar
AESA ini. Sebut saja radar APG-77 pada F-22 Raptor, APG-80 pada F-16 E/F Block
60, APG-63v3 pada F-15 Strike Eagle, dan APG-81 pada pesawat tempur F-35
Lightning II.

Sedangkan negara Eropa juga tidak mau tertinggal, sebut saja generasi terbaru
pesawat tempur Dassault Rafale dari Prancis dan EF Typhoon juga sudah
menggunakan radar AESA generasi terbaru. Salah satu pesawat tempur dengan radar
AESA yang masih dalam pengembangan adalah pesawat tempur SAAB Gripen E/F
dari Swedia.

15
Gambar 2.3. Pesawat tempur MiG-35 pre-production Rusia

Militer Rusia yang tidak mau tertinggal dari segi technology dari negara lain,
juga mencoba mengejar ketertinggalan. Rusia mengembangkan radar Phazotron-NIIR
Zhuk-ME/AE yang di rancang untuk menjadi radar AESA untuk pesawat tempur

16
MiG-35 Fulcrum F. selain itu, industry Rusia juga mengembangkan radar Tikhomirov
NIIP N036 AESA yang direncanakan akan menjadi radar andalan pesawat tempur T-
50 PAKFA yang masih dalam tahap prototype hingga saat ini. Pesawat tempur MiG-
35 Fulcrum F sendiri merupakan varian tercanggih dari keluarga pesawat tempur
MiG-29 Fulcrum. Pesawat tempur ini dikembangkan dari pesawat tempur MiG-
29M/M2 milik Rusia. Prototype pesawat tempur MiG-35 sendiri sudah ada sejak
tahun 2009 yang lalu, dimana satu unit pesawat tempur MiG-29M2 di modifikasi
dengan menggunakan system dan avionic pesawat tempur MiG-35. Dan selanjutnya
beberapa prototype pesawat tempur MiG-35 ini juga dibuat, dengan memodifikasi
pesawat tempur MiG-29. Beberapa sumber menyebutkan keseluruhan system yang
terdapat pesawat tempur produksi baru ini sudah di produksi sendiri oleh Rusia di
dalam negerinya. Pesawat tempur ini juga dirancang dengan teknologi yang jauh
lebih modern dibandingkan pendahulunya MiG-29 Fulcrum. Biaya operasional
pesawat tempur MiG-35 ini dikabarkan 2,5 kali lebih murah dibandingkan dengan
pesawat tempur MiG-29 Fulcrum.
Selain menggunakan technology radar AESA, pesawat tempur modern ini
juga dilengkapi dengan sederet peralatan canggih lainnya. Sebut saja targeting pod
internal OLS-KE yang mampu melihat target di permukaan dengan sangat baik.
Pesawat tempur ini juga memiliki jammer MSP-418KE yang berguna untuk
mendeteksi ancaman dari rudal serangan udara (SAM) maupun pesawat tempur lain.

17
Gambar 2.4. Avionic Pesawat tempur MiG-35 Rusia

Pesawat tempur MiG-35 Fulcrum F ini ditenagai oleh 2 unit mesin RD-33MK
yang lebih modern dan efisien dibandingkan dengan mesin RD-33 yang ada pada
pesawat tempur MiG-29 Fulcrum. Mesin RD-33MK ini juga dikabarkan dapat
ditambahkan teknologi TVC (thrust vectoring control) yang mampu membuat
pesawat semakin lincah dalam bermanufer.

Pesawat tempur MiG-35 Fulcrum F ini diharapkan Rusia menjadi penerus


kesuksesan penjualan pesawat tempur MiG-29 Fulcrum di seluruh dunia. Namun
tantangannya tampaknya tidak akan mulus mengingat banyak negara yang dulunya
pengguna pesawat tempur MiG-29 Fulcrum mulai beralih menggunakan pesawat
tempur buatan barat seperti F-16 Fighting Falcon, SAAB Gripen dan lainnya. Namun
harapan tetap ada pesawat tempur ini laku dipasaran, asalkan Rusia sebagai negara
produsen mau membeli terlebih dahulu. Militer Rusia sendiri dikabarkan sudah
tertarik memperlengkapi kekuatan alutsista militernya dengan rencana pembelian 30

18
unit pesawat tempur MiG-35 Fulcrum F ini. Pesanan Rusia ini tampaknya ditujukan
untuk mempertahankan lini produksi pabikran MiG sembari menunggu pesanan baru
dari negara lain. Namun pejabar militer Rusia menyebutkan akan menggantikan
semua pesawat tempur Mig-29 lawas dengan pesawat tempur MiG-35 Funcrum F
dimasa datang.

Beberapa negara lain juga dikabarkan tertarik membeli pesawat tempur ini.
Salah satunya adalah Mesir yang dikabarkan tertarik untuk membeli sekitar 50 unit
pesawat tempur MiG-35 Fulcrum ini. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa
Mesir tidak jadi membeli pesawat tempur MiG-35, tetapi lebih memilih pesawat
tempur MiG-29.

3. Pesawat Angkut A400M Buatan AIRBUS


Militer Indonesia dikabarkan telah memastikan untuk membeli 5 unit pesawat
angkut A400M buatan Airbus senilai $2 Miliar. Kabar ini diberitakan oleh portal
Janes.com yang merujuk pernyataan pejabat tinggi pemerintah Indonesia yang belum
diketahui identitasnya. Namun pertanyaan apakah militer Indonesia sudah benar-
benar memutuskan membeli pesawat angkut kelas berat ini?
Portal Janes.com menyebutkan bahwa akuisisi alutsista dengan nilai besar ini
telah mendapatkan persetujuan dari Komisi 1 DPR RI, dimana diharapkan 3 dari 5
unit pesawat angkut ini akan dirakit di PT Dirgantara Indonesia, di Bandung. Airbus
juga dikabarkan akan memberikan kesempatan tenaga ahli PT DI untuk belajar dan
terlibat dalam proses produksi pesawat angkut ini di Spanyol.
Namun hingga kini belum ada konfirmasi dari pejabat pemerintah dan militer
Indonesia terkait berita ini. Hal ini menimbulkan keraguan apakah berita tentang
pembelian 5 unit pesawat angkut canggih benar benar terjadi. Hal ini juga mengingat
sampai saat ini belum ada proses seleksi maupun tender dalam pengadaan pesawat
angkut kelas berat ini.
Memang benar Militer Indonesia sudah lama tertarik untuk mengadakan
pesawat angkut kelas berat untuk menambah kekuatan alutsista TNI. Beberapa

19
kandidat yang dikabarkan diminati militer Indonesia adalah pesawat angkut C-130J
Super Hercules Buatan Lockheed Martin, A400M Atlas buatan Airbus dan C-17 dari
Amerika. Namun tentunya sebelum memastikan pilihan, harus melalui berbagai tahap
pengadaan seperti proses seleksi ketat dan tender.

Gambar 2.5. Pesawat Angkut A400M buatan AIRBUS.

Sampai saat ini proses seleksi dan tender terkait pesawat angkut kelas berat ini
sama sekali belum ada. Dan juga nilai kontrak yang dikabarkan

20
portal Janes.com senilai $2 Miliar nilainya sangat besar ditengah kondisi ekonomi
Indonesia saat ini. Ditambah lagi kenyataan bahwa pengadaan pesawat angkut belum
menjadi prioritas utama militer Indonesia. Sehingga tentunya keraguan akan
kebenaran berita ini cukup beralasan.
Militer Indonesia sudah lama tertarik dengan pesawat angkut A400M ini dan
sudah didengungkan menjadi salah satu kandidat pesawat angkut kelas berat yang
memperkuat alutsista Indonesia di masa mendatang. Namun ketertarikan Indonesia
ini sempat mendapat ujian ketika salah satu pesawat angkut A400M buatan Airbus
yang dipesan Turki jatuh ketika sedang di ujicoba beberapa tahun lalu.
Kembali kepertanyaan awal, benarkan militer Indonesia sudah memutuskan
untuk membeli pesawat angkut kelas berat A400M dari Airbus? Penulis sendiri saat
ini belum bisa memastikan, namun besar keraguan keputusan ini sudah benar-benar
diambil Indonesia. Hal ini mengingat proses yang belum jelas dan juga ditengah
kondisi ekonomi yang kurang baik serta program pengadaan pesawat angkut kelas
berat saat ini belum menjadi prioritas utama TNI AU dalam waktu dekat ini.
Jika kita berkaca pada program pengadaan pesawat tempur pengganti F-5 TNI
AU yang merupakan program prioritas saja masih terkatung-katung hingga sekarang,
tentu menjadi sedikit aneh jika pengadaan pesawat angkut kelas berat lebih dulu di
putuskan. Ditambah lagi dengan kondisi Militer Indonesia juga sudah menambah 9
unit pesawat angkut kelas berat C-130H Hercules bekas Australia.

4. Panser Baru gantikan posisi Sarasen dan Saladin

21
Gambar 2.6. Panser Pengganti Sarasen dan Saladin

Sarasen dan Saladin merupakan panser tua milik TNI yang diproduksi oleh
pabrik Alvis di Inggris. Keduanya didatangkan dari Inggris pada awal tahun 60-an.
Meski sudah berusia sudah lanjut, hingga saat ini keduanya masih tetap digunakan
untuk keperluan latihan militer. Namun, menurut kabar yang beredar, kedua alusista
ini akan diganti dengan alusista TNI AD 2017 yang baru. Dimana Sarasen
direncanakan akan diganti posisinya oleh panser buatan Pindad, sedangkan Saladin
sudah dapat dipastikan akan digantikan dengan 24 unit panser badak asar Arsenal.

5. Prototype Medium Tank, hasil kerja sama Turki-Indonesia

22
Gambar 2.7. Prototype Medium Tank
Menurut jadwal, prototype ini akan selesai pada tahun 2017 mendatang, dan
telah dipersiapkan untuk melakukan serangkaian uji coba sebelum diproduksi secara
massal. Direncanakan alusista TNI AD 2017 ini akan dibangun sebanyak 2 unit yaitu
sejumlah 1 unit di PT Pindad Indonesia dan 1 unit di FNSS-Turki. Medium tank yang
dikembangkan ini dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan militer di Indonesia dan
turki. Medium tank ini dibuat dengan bobot yang lebih ringan dan dilengkapi dengan
senjata senapan mesin yang lebih canggih, sehingga dapat menggantikan tank AMX
tua milik TNI AD.

6. Helikopter serbu

23
Gambar 2.8. Helikopter Serbu

Angkatan militer Indonesia telah bersiap untuk melakukan pembangunan


skuadron serbu baru pada tahun 2017 mendatang yang berlokasi di Kalimantan barat.
Tempat ini dianggap sangat strategis, karena merupakan daerah perbatasan antara
Indonesia dan Malaysia. Alusista yang dipilih untuk menempati skuadron ini adalah
helicopter serbu milik TNI AD. Di harapkan alusista TNI AD 2017 serta semua
personil yang ditempatkan di skuadron baru ini dapat meningkatkan pengawasan di
daerah perbatasan.

7. Howitzer M109A4

24
Gambar 2.9. Howitzer M109A4

TNI AD tengah fokus untuk proses modernisasi dan memperkuat sejumlah


alusista. Dengan adanya pembaharuan meriam di Belgia baru-baru ini, Indonesia bisa
membeli sekitar 20 unit diantaranya.M109A4 ini merupakan sistem yang dibuat oleh
Amerika Serikat yang pertama kali keluar pada tahun 1963. Alusista ini memiliki
kecepatan maksimal sebesar 56 km/jam dan memiliki empat awak yaitu: komandan
seksi, juru tembak, asisten juru tembak, pengemudi, dan 2 pengisi. Meriam ini
memiliki jangkauan hingga 18 km dengan amunisi 155 mm konvesional atau 23,5 km
dengan menggunakan RAP. Sebentar lagi meriam M109A4 ini akan menjadi salah
satu alusista TNI AD 2017.
Alusista merupakan bagian penting dalam suatu operasi militer, sehingga
tidak heran jika adanya sistem-sistem baru serta teknologi-teknologi baru untuk
memperkuat dan memperbaharui alusista yang ada. Di atas adalah beberapa alusista
yang direncanakan akan menemani pasukan militer Indonesia pada tahun 2017
mendatang. Alusista TNI AD 2017 ini diharapkan dapat akan menjadi suatu sistem
pertahanan yang kuat bagi pasukan militer Indonesia dimasa yang akan datang, serta
mampu meningkatkan kualitas Tentara Nasional Indonesia,khususnya angkatan darat.

25
8. Kapal Selam Changbogo.

Gambar 2.10. Kapal Selam Changbogo

Setelah 13 tahun perundingan, penundaan dan akhirnya pembangunan


Indonesia telah meluncurkan yang pertama dari tiga kapal selam kelas Chang Bogo
yang dibangun Korea Selatan pada akhir Maret 2016 lalu. Kapal ini akan memasuki
layanan pada tahun 2017 diikuti oleh kedua pada 2018. Kapal selam ketiga akan
dibangun di Indonesia dengan bantuan Korea Selatan.
Chang Bogo adalah versi perbaikan dari Type 209 Jerman, tapi dibangun di
Korea Selatan di bawah lisensi. Angkatan Laut Korsel telah menempatkan sembilan
Chang Bogo ke dalam layanan antara tahun 1993 dan 2001. Ini adalah desain yang
telah terbukti dan menjadi titik jual utama. Chang Bogo memiliki bobot 1.200 ton

26
dengan panjang 55,9 meter, memiliki kecepatan tertinggi saat terendam pada 39
kilometer per jam, dan kecepatan permukaan 20 kilometer per jam. Kisaran adalah
20.900 kilometer pada kecepatan permukaan 7,4 kilometer per jam. Daya tahan kapal
selam 50 hari dan sangat otomatis hingga hanya memiliki 31 awak. Persenjataan 14
torpedo yang ditembakkan dari delapan tabung 533mm. Sejak tahun 2003, ketika
Indonesia mulai mencari cara untuk memperluas kekuatan kapal selam dan
mengganti dua kapal selam Jerman era 1980-an, Korea Selatan telah menjadi
kandidat utama untuk memasok kapal selam baru. Kendala pertama yang dihadapi
Indonesia adalah tingginya biaya untuk mendapatkan kapal selam pengganti. Kapal
selam baru masing-masing membutuhkan dana setengah miliar dolar.
Meski Rusia menawarkan harga yang lebih baik kala itu dengan kapal selam
Kelas Kilo, tetapi Indonesia memilih Korea Selatan. Ada kemungkinan karena
Indonesia masih trauma dengan poltik di tahun 1960-an.
Dua kapal jenis U209 Jerman yang mereka beli pada 1980-an telah terbukti kokoh,
efektif dan tahan lama. Tapi mereka sudah tua dan harus diganti.
Jadi Indonesia membuat kesepakatan dengan Korea Selatan, yang juga
mengoperasikan kapal selam Jerman, untuk meningkatkan dua kapal selam Angkatan
Laut Indonesia. Yang pertama butuh waktu dua tahun, tetapi di samping mengganti
komponen usang dan memeriksa kerusakan, banyak navigasi dan sistem senjata baru
dipasang sehingga akhirnya bisa tetap digunakan setidaknya sepuluh tahun. Kapal
selam kedua menyelesaikan perbaikan mereka pada tahun 2011 dan pada saat itu
Angkatan Laut Indonesia akhirnya telah memperoleh uang untuk membeli kapal
selam type 209 baru yang dibangun di Korea Selatan dan disebut sebagai Chang
Bogo. Korea Selatan sangat ingin mendapatkan bisnis, seperti galangan kapal Korea
Selatan sedang membangun lebih banyak kapal perang, termasuk kapal selam.
Melakukan refurbs Indonesia dengan harga yang menguntungkan membuat Korea
Selatan menjadi pesaing utama untuk memasok Indonesia dengan kapal baru.
9. Kapal Perang Jenis PKR Buatan Dalam Negeri.

27
Gambar. 2.11. Kapal Perang PKR 10514

Kapal perang PKR 10514 merupakan kapal perang produksi dalam negeri
bekerja sama dengan galangan kapal Damen Belanda. KRI RE Martadinata 331
merupakan light fregat pertama buatan dalam negeri yang akan dimiliki TNI AL
setelah sebelumnya menggunakan kapal kombatan dengan dimensi yang lebih kecil.
Kapal selam ini dibuat oleh galangan kapal DSME Korea Selatan yang juga bekerja
sama dengan PT PAL. Dengan jumlah kapal selam Indonesia saat ini, kehadiran
Chang Bogo sangat dinantikan oleh TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI.

28
10. Tank MBT Leopard 2RI.

Gambar 2.12. Tank MBT Leopard 2RI

Saat ini TNI telah kedatangan 40 dari 61 tank Leopard yang dipesan, dari
sosok luarnya, Leopard 2RI sudah nampak berbeda dibandingkan dengan Leopard
2A4 yang sudah terlebih dahulu datang. Jika Leopard 2A4 tampil mengotak dengan
garis-garis tegas, maka Leopard 2RI tampil dinamis dengan modul-modul AMAP
menghias hull dan kubah. Jika setelah sekian lama hanya bisa menduga-duga,
selubung misteri Leopard 2RI kini terbuka sudah, dari sosok penampilannya kita bisa
menduga opsi kit apa saja yang akhirnya dipilih TNI AD. Tidak semua paket upgrade
Leopard Revolution dipilih, hanya yang benar-benar diperlukan saja yang
dipasangkan ke tubuh Leopard 2A4 untuk mengubahnya menjadi Leopard 2RI.

29
Inti dari perlindungan Leopard 2RI adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced
Modular Armour Protection) buatan IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth.
Konsepnya adalah perlindungan 360 derajat, dimana Leopard 2 Revolution
harus bisa dilindungi dari segala sisi. Hal ini menyesuaikan dengan tren dimana tank
digunakan dalam situasi urban, ancaman senjata seperti roket dan rudal antitank jauh
lebih mengemuka. IBD Deisenroth membuat proteksi pasif alias proteksi balistik
sangat canggih. Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar
proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP
dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side
skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal
laras Leopard 2RI. Panel-panel ini didesain dengan fitur engsel untuk
memudahkannya dibuka, dilepas, dan dilakukan perawatan sekaligus penggantian
secara terbatas.

11. Pesawat Tempur Baru.

Gambar 2.13. Pesawat Tempur Baru

30
Pertahanan udara Indonesia bakal diperkuat dengan datangnya 10 pesawat
tempur, tahun depan. Tidak hanya itu, TNI AU juga berencana menambah kekuatan
tempur udara lainnya seperti penangkal serangan udara. Hal ini dikatakan Kepala
Staf Angkata Udara Marsekal Agus Supriatna ketika menutup latihan bersama Elang
Indopura ke-19 di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kamis
(1/1/2016). “Penambahan (pesawat) sudah ada. Sesuai rencana bakal datang tahun
depan ke Indonesia,” kata Agus, tanpa menyebut apa jenis pesawat yang dimaksud.
Dia menyatakan, 10 pesawat tersebut bakal datang ke Indonesia secara
bertahap, hampir sama dengan kedatangan pesawat-pesawat tempur sebelumnya.
“Sistemnya masih sama, yakni datang secara bergilir lima pesawat. 10 pesawat akan
datang,” jelasnya kepada wartawan di Pekanbaru.
Selain itu, dia juga menyebut rencana penambahan kekuatan baru yang telah
diajukan ke Kementerian Pertahanan, di antaranya penangkal serangan udara. “Sudah
masuk rencana strategis kita di Kementerian Pertahanan. Sekarang lagi dikaji dan
evaluasi oleh kementerian,” tegas Agus. Dia menjelaskan, pengembangan Alutsista
TNI harus diajukan kepada Kementerian Pertahanan. TNI hanya mengajukan setiap
alat tempur yang diinginkan. “Pengembangan alutsista dan lainnya itu semua di sana
(Kementerian Pertahanan). Kita hanya mengirimkan spectectnya. Mudah-mudahan
sesuai (keinginan),” kata dia.
Sebelumnya, Indonesia disebut berencana membeli 10 jet tempur jenis Su-35
buatan Rusia. Rencana ini bakal menambah jenis pesawat tempur Negeri Beruang di
Indonesia karena sudah dimiliki 11 Su-30 dan lima Su-27. Su-35 merupakan jet
tempur dengan teknologi terkini yang lebih unggul dari jet-jet tempur sekelasnya.
Pembelian ini menjadi suatu bagian rencana strategis. Jet-jet tempur canggih buatan
Rusia itu akan menggantikan skuadron jet tempur F-5 buatan Amerika.

31
12. Panser Baru

Gambar. 2.14. Panser Baru

Yang mendapat gelontoran adalah TNI AD. Dalam APBN 2017 dianggarkan
bahwa panser Sarasen dan Saladin akan diganti. Untuk saladin sudah dipastikan akan
diganti dengan Panser Badak, tahun 2017 dijadwalkan 24unit siap dikirim ke arsenal
TNI. Adapun untuk Sarasen, besar kemungkinan juga bakal diisi panser produk
Pindad.

13. Meriam Baru untuk Armed.

32
Gambar 2.15. Meriam ARMED

Yang menarik adanya alokasi dana untuk meriam bagi Artileri Medan/Armed.
besar kemungkinan akan diisi oleh Meriam Swa Gerak Howitzer Paladin.

14. Pesawat N219

Gambar 2.16. pesawat N219

Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ditargetkan masuk


pasaran internasional dan meramaikan persaingan kelompok pesawat kecil mulai
2017. "Saat ini rintisan pesawat N219 sudah dilakukan dan ditargetkan pada 2017
sudah diproduksi dan perizinannya keluar sehingga kami bisa masuk pasaran

33
internasional," kata Asisten Direktur Bidang Jaminan Mutu dan Humas PT DI Sony
Saleh Ibrahim di Bandung Pesawat N219 merupakan pesawat propeler atau baling-
baling ukuran kecil, tetapi dengan daya angkut maksimal.
Pesawat itu menurut dia akan cocok untuk penerbangan perintis. Indonesia
sendiri memiliki sejumlah perusahaan penerbangan perintis sehingga bisa menjadi
pasar bagi produk terbaru PT DI tersebut. "Pesawat itu masuk pesawat kecil. Namun,
N219 memiliki kapasitas penumpang lebih banyak dari pesawat sejenisnya yang ada
saat ini. Pesawat ini akan mampu mendarat di landasan pacu yang pendek dan juga di
daerah pegunungan," kata Sony. Lebih lanjut, Sony menyebutkan bahwa proyek
pesawat N219 tersebut sudah hampir dipastikan menjadi primadona bagi penerbangan
perintis dan jarak pendek.
Ia mengatakan, produsen pesawat sejenis itu di dunia tidak lebih dari lima
negara, yakni Twin Otter (Kanada), Cessna Caravan (AS), dan White Line (China).
"Kebutuhan pesawat kecil di dunia pada 2012 saja contohnya 800 pesawat, dan PT DI
berharap bisa memenuhi 20 persennya, sangat optimistis," katanya. Sony
menyebutkan, dari sisi teknologi, para insinyur PT DI sangat siap. Sistem produksi
dan jaminan mutu sudah tersertifikasi.
Di sisi lain, pasar pesawat sekelas N219 masih sangat terbuka. Hanya,
pihaknya menyasar pasar Asia dan Afrika. "N219 bisa bersaing dengan keunggulan
dari sisi kualitas dan juga harga yang jauh lebih ekonomis. Harganya di kisaran 4 juta
dollar AS hingga 4,5 juta dollar AS. Keunggulan lainnya, daya angkut lebih besar,"
katanya. PT DI juga menggenjot produksi dan pemasaran pesawat N295, CN235
MPA, helikopter NBell 412 EP, pesawat N212, baik versi sipil maupun militer.
"Sejumlah negara sudah menyampaikan minatnya, bahkan segera melakukan kontrak.
Salah satunya dengan Filipina untuk pesawat N212 dan N295.

34
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. ALUTSISTA yang sudah dimiliki TNI:
1) Senjata ringan
2) Granat dan Sistem Roket
3) Tank
4) Angkut Personel Ringan
5) Kendaraan Lapis Baja
6) Sarana pendukung dan logistic
7) Artileri, sistem pertahanan udara dan radar
8) Pesawat
2. Sedangkan ALUTSISTA TNI 2017 adalah sebagai berikut:
1) Helikopter AW-101
2) Pesawat tempur MiG-35 pre-production Rusia
3) Pesawat Angkut A400M Buatan AIRBUS
4) Panser Baru gantikan posisi Sarasen dan Saladin
5) Prototype Medium Tank, hasil kerja sama Turki-Indonesia
6) Helikopter serbu
7) Howitzer M109A4
8) Kapal Selam Changbogo.
9) Kapal Perang Jenis PKR Buatan Dalam Negeri.
10) Tank MBT Leopard 2RI.
11) Pesawat Tempur Baru.
12) Panser Baru
13) Meriam Baru untuk Armed.
14) Pesawat N219

35
DAFTAR PUSTAKA

TNI AD Takkan Tambah Personel Tahun Ini". Investor Daily Indonesia. 25 Januari
2012. Diakses tanggal 27 MeI 2017.

TNI Angkatan Darat - Situs Resmi TNI Angkatan Darat" (dalam Indonesian). 19
March 2011.

Minister of Economy and Regional Development Republic of Serbia (24 September


2010), Annual Report on the Transfers of Controlled Goods in 2008 (PDF),
Stockholm International Peace Research Institute, diakses tanggal 27 Mei
2017.

"TNI AD akan beli 100 tank Leopard dan 8 heli Apache dari Eropa". detiknews.com.
11 November 2011. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

"Segera, TNI Miliki 150 Tank Leopard". Yahoo.com. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

Indra Wijaya (23 September 2013). "Dua Tank Leopard Tiba di Tanah Air". Tempo.
Diakses tanggal 27 Mei 2017.

Wakhid Muqodam (6 September 2014). "Puluhan Tank Siap Meriahkan Peringatan


HUT TNI". suarasurabaya.net. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

"General Cache Information of Marder". Military Today. Diakses tanggal 27 Mei


2017.

"TNI defends purchase of 32 armored vehicles". The Jakarta Post. 18 September


2006. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

"Stormer - Light Armoured Vehicles - Jane's Land Forces". Jane's Information Group.
18 Januari 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Mei 2009.

Pindad (Agustus 2009). Pindad Delivers 40 Units of 6x6 Armoures Personnel


Carrier to Department of Defence. Siaran pers. Diakses pada 27 Mei 2017.

"Malaysia dan Irak Tunggu Kesepakatan PT Pindad Untuk Boyong Panser Anoa".
detikNews. 16 Oktober 2012. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

"Stockholm International Peace Research Institute-The Independent Resource on


Global Security". Sipri.org. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

36
"BTR-40 series of wheeled armoured vehicles". JEDsite. Diakses tanggal 27 Mei
2017.

"Renault Trucks Defense Receive New Orders form Indonesia". Renault Trucks
Defense. Juli 2011. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

"Компания «Авибрас» поставит СВ Индонезии РСЗО «Астрос-2»" (dalam


Russian). Arms Trade. 9 November 2012. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

"Air Force Orders anti-Aricraft Weapons". Embassy of the Republic of Indonesia for
Norway. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

http://pussenarmed.kodiklat-tniad.mil.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=46&Itemid=180

"Indo Defence 2010: 4th Indonesia Tri Service Dafence and Aerospace Exhibition".
Army Recognation. 10 November 2010. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

http://articles.janes.com/articles/Janes-Land-Based-Air-Defence/Indonesia-
Indonesia.html

Haryo Adjie Nogo Seno (10 Februari 2009). "RBS-70 : Rudal Pencegat Supersonik
Jarak Dekat". IndoMiliter. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

Saiful Munir (12 Oktober 2014). "Spesifikasi Alutsista Rudal Mistral Milik TNI AD".
SindoNews. Diakses tanggal 27 Mei 2017.

Hendri Firzani (3 Januari 2008). "Rudal Cina Warisan Jenderal Djoko". Gatra.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2008.

http://defense-studies.blogspot.com/2012/09/dua-howitzer-caesar-155-mm-tiba-
di.html

"World Military Aircraft Inventory", Aerospace Source Book 2007, Aviation Week &
Space Technology, January 15, 2007.

Palupi Annisa Auliani (6 Oktober 2011). "Sjafrie:Kalau PT DI Bisa Lebih Murah,


Kemenhan akan Beli Lebih Banyak". Republika.co.id. Diakses tanggal 27
Mei 2017.

http://www.milaviapress.com/orbat/indonesia/index.php
DAFTAR TABEL

37
1. Tabel 2.1. Senjata Ringan
2. Tabel 2.2. Granat dan Sistem Roket
3. Tabel 2.3. Tank
4. Tabel 2.4. Angkut Personel Ringan
5. Tabel 2.5. kendaran lapis baja
6. Tabel 2.6. Sarana pendukung dan logistic
7. Tabel 2.7. Artileri, sistem pertahanan udara dan radar
8. Tabel 2.8. pesawat

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Helikopter AW-101


2. Gambar 2.2. Helikopter EC-725 Caracal
3. Gambar 2.3. Pesawat tempur MiG-35 pre-production Rusia
4. Gambar 2.4. Avionic Pesawat tempur MiG-35 Rusia
5. Gambar 2.5. Pesawat Angkut A400M buatan AIRBUS.
6. Gambar 2.6. Panser Pengganti Sarasen dan Saladin
7. Gambar 2.7. Prototype Medium Tank
8. Gambar 2.8. Helikopter Serbu
9. Gambar 2.9. Howitzer M109A4
10. Gambar 2.10. Kapal Selam Changbogo
11. Gambar. 2.11. Kapal Perang PKR 10514
12. Gambar 2.12. Tank MBT Leopard 2RI
13. Gambar 2.13. Pesawat Tempur Baru
14. Gambar. 2.14. Panser Baru
15. Gambar 2.15. Meriam ARMED
16. Gambar 2.16. Pesawat N219

38

Vous aimerez peut-être aussi