Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nim : 170300014
Ruangan : Merak
A. Pengertian
B. Etiologi
typhosa juga dapat memperoleh plasmid faktor R yang berkaitan dengan resistensi
terhdap multipel antibiotic.
Ada tiga spesies utama yaitu :
a. Salmonella typhosa (satu serotipe).
b. Salmonella choleresius (satu serotipe).
c. Salmonella entereditis (lebih dari 1500).
C. Manifestasi Klinis
a. Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan
kurang.
febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus
berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu ketiga.
d. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor
dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma (kecuali
f. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-
bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan
D. Patofisiologi
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap diusus halus melalui
pembuluh limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai diorgan-organ lain,
terutama hati dan limfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam
hati dan limfe sehingga organ-organ tersebut akan membesar (hipertropi) disertai
nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (bakteremia)
dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus,
sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak peyeri.
Tukak tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam
disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pada usus. (Ngastiyah, 2005).
E. Komplikasi
a. Komplikasi Intestinal
1. Pendarahan usus
2. Perforasi usus
3. Ileus paralitik
b. Komplikasi ektra-intestinal
1. Komplikasi kardiovaskuler
tromboflebitis.
2. Komplikasi darah
c. Komplikasi paru
e. Komplikasi ginjal
f. Komplikasi neuropsikiatrik
F. Penatalaksanaan
a. Perawatan
Isolasi pasien.
Desinfeksi pakaian.
b. Diet
lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan
makanan biasa.
5
c. Obat
Cloramphenicol
thypoid.
Kotrimaksasol
dalam 4 dosis
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
minggu pertama sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces
Pemeriksaan widal
Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan
diagnosa medik.
2) Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
dalam tubuh.
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah
saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama
sekali.
b) Pola eliminasi
peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak
penyakitanaknya.
umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pad
klien.
7) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Tingkat kesadaran
c) Sistem respirasi
d) Sistem kardiovaskuler
e) Sistem integumen
Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut agak
kusam
f) Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual,
muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak,
g) Sistem muskuloskeletal
h) Sistem abdomen
lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut
a. Kebutuhan nutrisi atau cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare dan masukan yang tidak
adekuat.
kurangnya informasi.
J. Intervensi
konsumsi makanan.
Intervensi: Kolaborasi dengan tim gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan
klien
klien.
Intervensi: Kolaborasi dalam pemberian obat antiematik sesuai indikasi.
kembali membaik.
Intervensi: Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan line tempat tidur sesuai
indikasi.
Rasional : suhu ruangan atau jumlah selimut harus di ubah untuk
mengeringkan kulit.
tubuh.
hipothalamus.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan proses infllamasi pada
usus.
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dan dapat meningkatkan nafsu makan.
Intervensi: Ajarkan anak dan keluarga untuk tentang proses penyakit dan alasan
untuk terapi.
Rasional : mempertahan kerja sama dengan team kesehatan lain untuk mencegah
komplikasi.
Intervensi: Kaji abdomen untuk adanya distensi, nyeri tekan dan adanya bising
usus.
kurangnya informasi.
Tujuan : pengetahuan klien dan orang tua klien bertambah dengan adanya
informasi.
Intervensi: Beri penjelasan pada orang tua klien tentang penyakit anaknya.
13
anaknya.
anaknya.
Rasional : Keterlibatan orang tua dalam perawatan anaknya dapat mengurangi
kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro & Hendra Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
I. Edisi ke Tiga. FKUI. Jakarta. 1997.
Behrman Richard. Ilmu Kesehatan Anak. Alih bahasa: Moelia Radja Siregar &
Manulang. Editor: Peter Anugrah. EGC. Jakarta. 1992.
Joss, Vanda dan Rose, Stephan. Penyajian Kasus pada Pediatri. Alih bahasa
Agnes Kartini. Hipokrates. Jakarta. 1997.
Samsuridjal Djauzi dan Heru Sundaru. Imunisasi Dewasa. FKUI. Jakarta. 2003.
Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. EGC. Jakarta. 1998.
14
Suriadi & Rita Yuliani. Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan
pada Anak. Edisi I. CV Sagung Seto. Jakarta. 2001..