Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
praktek adopsi anak yang selama ini terjadi di Indonesia. Angeline barangkali merupakan satu dari
sekian anak yang diadopsi secara ilegal dengan latar belakang keluarga biologis yang kurang mampu.
Dari berita yang beredar di media massa, diindikasikan Angeline mengalami perlakuan yang tidak
menyenangkan dari keluarganya setelah ayah angkatnya meninggal dunia, berdasarkan penuturan
tetangga korban yang kerap mendengar Angeline menangis di malam hari. Di luar kekerasan yang
dapat menimbulkan dampak fisik maupun psikologis pada Angeline, ternyata menjadi seorang anak
angkat sudah memiliki beban dan masalah tersendiri. Masalah-masalah psikis kerap menghantui
anak-anak yang diadopsi menurut Child Welfare Information Gateway (2013), yaitu:
Angeline merupakan anak angkat yang tidak beruntung mengalami kekerasan yang
berujung pada kematiannya. Anak adopsi, terutama yang diadopsi secara ilegal, lebih berpotensi
mengalami kekerasan dibandingkan anak kandung, seperti yang disebutkan Prof Dadang Hawari
kepada republika.co.id pada Juni 2015. Kekerasan pada anak dapat menjadi faktor risiko dari
depresi, gangguan cemas, adiksi, gangguan kepribadian, gangguan makan, gangguan seksual, dan
kecenderungan melakukan bunuh diri di masa depan (Draper et al, 2007). Penelitian yang dilakukan
Palmer et al pada 2001 menyebutkan bahwa 384 survivor kekerasan pada anak cenderung
mengalami depresi, memiliki self esteem yang rendah, dan memiliki masalah dengan institusi
keluarga. Dampak dari kekerasan pada anak tidak berhenti seketika saat kekersan dihentikan,
namun memiliki dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi fungsi sehari-hari dari koban.
Efek negatif yang dapat terjadi pada korban:
Depresi
Gangguan cemas
Merasa harga dirinya rendah
Perilaku agresif
Percobaan bunuh diri
Gangguan makan
Adiksi
Konsumsi alkohol
PTSD
Disosiasi
Gangguan seksual
Perilaku menyakiti diri sendiri
Gangguan perilaku
Berdasarkan keterangan beberapa saksi, yaitu guru dan tetangga sekitar, Angeline
mengalami perubahan perilaku sejak satu tahun terakhir. Perubahan yang dialami antara lain
Angeline menjadi lebih pemurung, tertutup, dan sering menangis. Selain itu, kemampuan rawat
dirinya pun menurun dan terkesan kumuh, berat badannya juga turun secara drastis. Gejala-gejala
ini merupakan beberapa gejala yang menjurus ke arah depresi.
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang ditandai dengan mood depresif, kehilangan
minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau nafsu makan,
dan hilang konsentrasi. Masalah ini dapat terjadi berulang atau menjadi kronis dan dapat
mengganggu peran seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Episode depresi biasanya
berlangsung selama 6 hingga 9 bulan, namun pada beberapa kasus bisa berlangsung selama 2
tahun atau lebih.
Pada penderita depresi dapat ditemukan berapa tanda dan gejala umum sesuai Diagnostic
Manual Statistic IV (DSM IV):
Perubahan fisik, berupa penurunan nafsu makan, gangguan tidur, kelelahan atau kurangnya
energi, agitasi, nyeri, sakit kepala, kram otot, dan nyeri tanpa penyebab fisik.
Perubahan pikiran, berupa perasaan bingung, lambat berpikir, sulit membuat keputusan,
kurang percaya diri, merasa bersalah, tidak mau dikritik, serta adanya pikiran untuk bunuh
diri.
Perubahan perasaan, berupa penurunan ketertarikan dengan lawan jenis, merasa sedih,
sering menangis tanpa alasan yang jelas, irritabilitas, mudah marah, dan terkadang agresif.
Perubahan pada kebiasaan sehari-hari , berupa menjauhkan diri dari lingkungan social,
penurunan aktivitas fisik, dan menunda-nunda pekerjaan.
Dasar penyebab depresi belum diketahui secara pasti. Menurut Kaplan, terdapat 3 faktor utama
yang dapat dihubungkan dengan penyebab depresi, yaitu faktor biologi, faktor genetik dan
faktor psikososial. Ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Faktor Biologi
Norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam
patofisiologi gangguan mood. Peran norepinefrin dalam terjadinya depresi dinyatakan dengan
adanya penurunan regulasi reseptor β-adrenergik pada pemberian antidepresan. Serotonin dan
dopamin juga berhubungan dengan patofisiologi depresi. Jumlah serotonin yang dilepaskan
diatur oleh reseptor presipnatik adrenergik yang berlokasi di neuron serotonergik. Pada aktivasi
reseptor presinaptik adrenergik, akan terjadi penurunan jumlah norepinefrin yang
dilepaskan.
Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa genetik merupakan faktor yang dapat memengaruhi
perkembangan mood secara signifikan. Menurut penelitian Hickie et al., depresi terjadi
karena adanya mutasi pada gene late methylene tetrahydrofolate reductase yang merupakan
kofaktor penting dalam biosintesis monoamin.
Faktor Psikososial
Sementara itu penelitian Bibring menyatakan bahwa depresi merupakan manifestasi agresi
yang diarahkan kedalam dirinya. Pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup
sesuai dengan keinginannya sehingga mengakibatkan mereka putus asa. Pada teori kognitif,
Beck menunjukkan adanya gangguan kognitif pada pasien depresi. Terdapat 3 pola kognitif
utama pada pasien depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu
pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu,
bodoh, pemalas, dan tidak berharga
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan telah terjadi perubahan psikis pada Angeline yang
kemungkinan besar disebabkan oleh faktor psikososial. Hal ini terkait dengan sikap ibu angkat
Angeline yang kurang memberi perhatian dan afeksi sehingga dapat menjadi suatu stressor
terhadap kehidupan Angeline sehari-hari. Stressor ini selanjutnya dapat mencetuskan gangguan
mood yang berlanjut menjadi depresi. Namun, barangkali ciri-ciri depresi berupa
ketidakmampuan merawat diri yang ditunjukkan dapat merupakan bentuk langsung dari
penelantaran yang dilakukan oleh orang tua angkat korban. Kekerasan yang terjadi
menimbulkan trauma psikis tersendiri bagi Angeline apabila masih hidup, dan ia juga berpotensi
mengalami PTSD serta gangguan psikis lain di masa depan. Dengan posisinya sebagai anak
angkat yang secara psikis rentan mengalami gangguan, hidup dalam keluarga yang cenderung
melakukan kekerasan baik fisik, emosional, serta penelantaran, akan memperburuk kondisi dari
Angeline apabila masih hidup.
Draper B1, Pfaff JJ, Pirkis J, Snowdon J, Lautenschlager NT, Wilson I, Almeida OP; Depression
and Early Prevention of Suicide in General Practice Study Group.2007, Long-term effects of
childhood abuse on the quality of life and health of older people: results from the
Depression and Early Prevention of Suicide in General Practice Project. J Am Geriatr
Soc. 2008 Feb;56(2):262-71
Survivors of childhood abuse: their reported experiences with professional help. 2001.
Palmer SE1, Brown RA, Rae-Grant NI, Loughlin MJ. Soc Work. 2001 Apr;46(2):136-45.