Vous êtes sur la page 1sur 12

0

ANALISIS KRITIS ARTIKEL 1


PROJECT: RUMUSAN MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN
Nama : ACHMAD HAIRIL AFFAN
NIM/ OFF : 160342606258/H
Judul Penelitian : Keragaman Ikan Karang di Perairan Pulau Makian
Provinsi Maluku Utara

Bibliografi:

1. Tujuan Penulisan
Mengidentifikasi dan menganalisis struktur komunitas ikan karang di perairan
pantai Pulau Makian.
2. Fakta-Fakta Unik
Identifikasi dan analisis ikan karang yang berada di perairan Pulau Makian,
keberadaan ikan karang dipengaruhi oleh kondisi terumbu karang.
3. Pertanyaan yang dapat dimunculkan
Apakah, presentase total kerapatan karang berhubungan dengan tingkat
keanekaragaman ikan karang ?

4. Konsep yang dipelajari relevansinya dengan konsep pembelajaran biologi


Tingkat Keanekaragaman ikan karang dipengaruhi oleh keadaan
ekosistem dan tingkat kerapatan terumbu karang.
5. Refleksi

Alur Pikiran Peneliti


a. Motive
Mengetahui tingkat keanekaragaman ikan karang di Perairan Pulau
Makian, serta mengetahui hubungan antara kerapatan terumbu karang
dengan keanekaragaman ikan karang.
b. Objective
Mengidentifikasi dan menganalisis struktur komunitas ikan karang di
perairan pantai Pulau Makian.
1

c. Novelty
Penelitian di lakukan di pulau makian,
d. Main conclusion

e. Support
kelompok ikan major hidup dalam kelompok besar (scbooling fish)
dan banyak terdapat di daerah terumbu karang yang memiliki tiepe
terumbu karang bercabang ( Lieske and Myers, 2001).
f. Counterargument

g. Refutation
-
h. Implication
Dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
ikan karang secara berkelanjutan.
2

Judul : Keragaman ikan karang di perairan Pulau Makian Provinsi


Maluku Utara
Pengarang : Najamuddin, Samar Ishak dan Adityawan Ahmad
Jurnal : DEPIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan karang / biota lain terdiri dari berbagai jenis dan berbagai tingkat tropik,
dan terumbu karang merupakan salah satu ekosistem khas perairan tropik, dengan
keanekaragaman jenis biota yang tinggi., dimana masing-masing komponen dalam
komunitas ini saling tergantung satu sama lain, sehingga membentuk suatu
ekosistem yang lengkap. Salah satu jenis biota yang hidup di terumbu karang adalah
ikan karang, yang umumnya memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi
pada ekosistem tersebut (Odum, 1993). Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa keberadaan ikan karang dipengaruhi oleh kondisi terumbu karang, dimana
pada daerah yang terlindung (leeward) dan daerah terbuka (windward) biasanya
terdapat terumbu karang yang mempunyai struktur morfologi yang berbeda. Allen
et al. (2003) menyatakan bahwa dari perkiraan 12.000 spesies ikan laut dunia,
kurang lebih 7.000 spesies (58,3%) merupakan ikan yang hidup didaerah terumbu
karang. Selanjutnya dikatakan bahwa wilayah antara bagian utara dan selatan
Sulawesi hingga ujung barat Papua termasuk kepulaun Raja Ampat dan Halmahera
merupakan wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi, terutama untuk
karang dan ikan karang (Allen, 2005). Komunitas ikan karang ditemukan beragam
disetiap perairan dan kawasan. Terumbu karang yang jauh dari pemukiman
umumnya memiliki kondisi relatif baik dibandingkan dengan yang dekat
pemukiman akibat tekanan dari aktifitas masyarakat (Suharsono, 2007). Perairan
pantai Pulau Makian, yang secara administratif termasuk wilayah pemerintahan
Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara memiliki ekosistem terumbu
karang dengan berbagai jenis ikan yang berasosiasi dengannya, diharapkan potensi
ini dapat dimanfaatkan secara bijak guna mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat. Namun berapa besar potensi terumbu karang dan biota yang
berasosiasi di dalamnya khususnya komuntas ikan karang belum diketahui. Oleh
3

karena itu, penelitian ini penting dilakukan dengan harapan hasilnya dapat menjadi
dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan karang secara
berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimanakah komposisi dari jenis ikan karang pada ekosistem pulau
makian
 Apakah kelompok dari jenis ikan karang yang mendominasi dari
ekosistem pulau makian
 Bagaimanakah Pengaruh Terumbu karang terhadap tingkat keaneka
ragaman Ikan Karang

1.3 Tujuan
 Mengetahui Komposisi dari jenis ikan karang pada ekosistem pulau
makian
 Mengetahui kelompok ikan manakah yang paling dominan yang hidup
pada ekosistem pulau makian
 Mengetahui pengaruh terumbu karang terhadap tingkat
keanekaragaman ikan karang
4

BAB 2
ISI
2.1 Metode Penelitian

Penelitian keanekaragaman ikan karang pulau makian dilaksanakan pada


bulan Mei 2011 di perairan pantai Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan,
Provinsi Maluku Utara (Gambar 1). Pengambilan data dilakukan pada dua stasiun
yaitu pada posisi geografis 00.22’15.75” LU-127.25’12.00” BT (stasiun 1) dan
00.22’7.90” LU - 127.25’17.40” BT (stasiun 2) dengan dua variasi kedalaman
berbeda yaitu pada kedalaman 5 m dan 10 m. Penentuan dua stasiun didasarkan
pada keterwakilan kondisi perairan dimana stasiun 1 terletak dekat dengan
pemukiman sedang stasiun 2 jauh dari pemukiman. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan peralatan selam scuba. Data yang diambil yaitu karang
tutupan karang dan keragaman jenis ikan karang. Data karang diambil berdasarkan
bentuk tutupan karang (life form) dengan menggunakan metode transek garis (line
intercept transect) sedangkan data ikan karang diambil dengan menggunakan
sensus visual (underwater census visual) (English et al., 1997). Panjang garis
transek yang digunakan adalah 50 meter. Pengamatan dilakukan pada dua
kedalaman berbeda yaitu kedalaman 5 m dan 10 m. Metode penelitian yang
digunakan adalah termasuk metode penelitian kualitatif dan deskriptif.
2.2 Hasil dan Analisis Data

Pada pengamatan pada stasiun 1 dapat kita lihat ikan karang pada kedalaman 5
meter lebih banyak dibandingkan dengan yang hidup pada kedalaman 10 meter. Ini
5

dapat terjadi karena sumber makananan ikan pada stasiun 1 ini lebih banyak di
kedalaman 5 meter. Pada stasiun 1 dekat dengan pemukiman penduduk dan sering
dilalui oleh transportasi air warga makian. Selain itu perbedaan jumlah ikan yang
diketemukan dalam perbedaan kedalaman tersebut. Bisa saja diakibatkan oleh
rataan terumbu karang dimana terumbu karang di kedalaman 5 meter adalah reef
flat, dan kedalaman 10 meter adalah reef slope
6

Pada stasiun 2 jumlah ikan yang hidup lebih banyak yang berada pada kedalaman
10 meter. Pada stasiun 2 lebih jauh dari pemukiman penduduk dan tingkat tutupan
terumbu karangnya sangat tinggi. Selain itu perbedaan jumlah ini dapat terjadi
karena tingkat kestabilan ekosistem pada stasiun 2 ini sangat baik karena jauh dari
tempat penduduk.

Ditinjau dari indeks keanekaragaman nya stasiun 1 pada kedalaman 5 dan 10 meter
lebih beraneka ragam pada kedalaman 5 meter. Sedangkan pada stasiun 2 tingkat
keanekaragaman lebih tinggi pada kedalaman 10 meter
7

Pada pengamatan tutupan karang, tingkat tutupan karang yang paling tinggi adalah
pada kedalaman 10 meter pada stasiun 2.

Dan pada pengelompokkan keanekaragaman ikan karang ikan major, target dan
indikator ditemukan paling tinggi pada stasiun 2 kedalaman 10 meter. Pola
hubungan yang diperoleh bahwa keberadaan terumbu karang yang baik berperan
penting bagi keragaman dan kelimpahan ikan karang seperti spawning, nursery,
feeding, shelter. Wooton, 1992 mengemukakan bahwa sejumlah spesies ikan karang
akan memilih habitat terumbu karang yang baik yang mampu mendukung
kelangsungan hidupnya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Allen et al. (2003),
bahwa sejumlah besar spesies ikan karang yang ditemukan pada ekosistem terumbu
karang adalah refleksi langsung dari besarnya kesempatan yang diberikan oleh
habitat terumbu karang. Ikan karang akan memberikan respons terhadap struktur
habitat, yang akan mempengaruhi distribusi dan kelimpahannya. Interaksi spesisifk
spesies ikan karang untuk berlindung di terumbu karang telah menjadikan
komunitas ikan karang memiliki variasi yang tinggi. Walaupun beberapa spesies
ikan karang muncul pada sebaran bervariasi dari tipe dasar perairan.

2.3 Pembahasan
8

Terumbu karang merupakan adalah salah satu tempat berlindung atau


tinggalnya ikan. Yang mempengaruhi dari tingkat keragaman ikan karang Zonasi
terumbu terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
Windward reef (terumbu yang menghadap angin) danLeeward reef (terumbu yang
membelakangi angin)
Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini
diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di
reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan
umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter
sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang
keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur. Mengarah ke dataran
pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan
alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh
gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge.
Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat
dangkal

Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini
umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada
windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar.
Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal
untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air
yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar. Definisi Terumbu karang adalah
karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip
yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae.
Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini
terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang
sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya
tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C.
Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai
selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga
ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil.
9

Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut
Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber
makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.
Pembentukan terumbu karang merupakan proses yang lama dan kompleks.
Berkaitan dengan pembentukan terumbu, karang terbagi atas dua kelompok yaitu
karang yang membentuk terumbu (karang hermatipik) dan karang yang tidak dapat
membentuk terumbu (karang ahermatipik). Kelompok pertama dalam prosesnya
bersimbiosis dengan zooxanthellae dan membutuhkan sinar matahari untuk
membentuk bangunan dari kapur yang kemudian dikenal reef building corals,
sedangkan kelompok kedua tidak dapat membentuk bangunan kapur sehingga
dikenal dengan non–reef building corals yang secara normal hidupnya tidak
tergantung pada sinar matahari (Veron, 1986). Pembentukan terumbu karang
hermatipik dimulai adanya individu karang (polip) yang dapat hidup berkelompok
(koloni) ataupun menyendiri (soliter). Karang yang hidup berkoloni membangun
rangka kapur dengan berbagai bentuk, sedangkan karang yang hidup sendiri hanya
membangun satu bentuk rangka kapur. Gabungan beberapa bentuk rangka kapur
tersebut disebut terumbu. Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-
hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish,
belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput
laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber
makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang. Ada dua jenis terumbu
karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft
coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan
karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang
lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat
beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang
pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang
yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh
sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang
menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.
Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal
bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di
10

dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93
negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat
temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan
lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan
berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat
menyebabkan terumbu karang tersebut mati. Jika laju kerusakan terumbu karang
tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa dekade ke depan sekitar 70%
terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran. Kenaikan temperatur air laut
sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan terumbu karang menjadi stres dan
menghilangkan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae yang
merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient-nutrien dasar. Jika
zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati. Pada
pengamatan stasiun 1 pulau makian dapat kita lihat terjadi pengaruh terhadap
tingkat keanekaragaman ikan karang yang sedikit kemungkinan diakibatkan oleh
aktivitas penduduk pulau makian yang sangat padat seperti transportasi laut, dan
perahu nelayan yang mednorong ekosistem. sehingga ekosistem terganggu dan
akhirnya jumlah ikan yang ada disana sedikit. Selain itu tingkat tutupan karang yang
lebih sedikit dari pada stasiun 2 mengakibatkan indek keanekaragaman pada stasiun
1 ini lebih sedikit.pada statisun 2 terjadi beda tingkat keanekargaman sangat tinggi
kedalaman 5 meter lebih rendah daripada 10 meter ini diakibatkan oleh pengaruh
tingkat tutupan karang yang tinggi pada kedalaman 10 meter. Ditambah lagi stasiun
2 ini jauh terhadap pemukiman penduduk. Sehingga membuat tingkat
keanekaragaman yang tinggi yang disebabkan oleh kestabilan eksosistem dimana
terumbu karang dapat tumbuh dengan baik. Pada penglompokkan ikan major, ikan
major banyak ditemukan di stasiun 2 kedalaman 10 meter. Hal ini disebabkan oleh
banyakanya varietas karang bercabang disana. Ini sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh kelompok ikan major hidup dalam kelompok besar (scbooling
fish) dan banyak terdapat di daerah terumbu karang yang memiliki tiepe terumbu
karang bercabang ( Lieske and Myers, 2001).

BAB 3
PENUTUP
11

3.1 Kesimpulan
Komposisi spesies ikan karang yang teridentifikasi di perairan pantai Pulau
Makian terdiri dari 138 spesies, 47 genus dan 21 famili dengan tingkat keragaman
pada stasiun 1 tergolong sedang dan pada stasiun 2 di kedalaman 5 meter tergolong
sedang dan di kedalaman 10 meter tergolong keanekaragaman tinggi. Persentase
tutupan karang di stasiun 1 pada kedalaman 5 meter tergolong sedang dan
kedalaman 10 meter tergolong tinggi. Stasiun 2 pada kedalaman 5 meter dan 10
meter persentase tutupan karang sangat tinggi. Ikan yang dominan hidup pada
perairiran makian adalah kelompok ikan major. Tingkat keanekaragaman ikan
karang sangat dipengaruhi oleh zonasi terumbu karang, tingkat keanekaragaman
terumbu karang serta tingkat stabilitas dari ekosistem.
3.2 Temuan Penting
Komposisi spesies ikan karang yang teridentifikasi di perairan pantai Pulau
Makian terdiri dari 138 spesies, 47 genus dan 21 famili dengan tingkat keragaman
pada stasiun 1 tergolong sedang dan pada stasiun 2 di kedalaman 5 meter tergolong
sedang dan di kedalaman 10 meter tergolong keanekaragaman tinggi. Persentase
tutupan karang di stasiun 1 pada kedalaman 5 meter tergolong sedang dan
kedalaman 10 meter tergolong tinggi. Stasiun 2 pada kedalaman 5 meter dan 10
meter persentase tutupan karang sangat tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi