Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
“OSTEOARTRITIS GENU”
Disusun oleh:
G1A216019
Preseptor:
JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab
karena rahmat-Nya laporan kasus dengan judul “Osteoartritis” ini dapat diselesaikan.
Laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dalam menjalankan Kepaniteraan Klinis
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Olak Kemang Kota
Jambi.
Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Azwar
Djauhari, M.Sc yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran dalam
memberikan ilmu yan sangat berguna ketika diskusi selama di kepaniteraan klinik di
stase Ilmu Kesehatan Masyarakat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaa,
karena penulis masih dalam tahap belajar dan kurangnya pengalaman serta
pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar lebih baik
kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah informasi dan pengetahuan kita.
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. N/Perempuan/59 tahun
b. Pekerjaan/Pendidikan : Ibu Rumah Tangga
c. Alamat : RT.06 Ulu Gedong
II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak :4
c. Biaya Kesehatan : BPJS
d. Kondisi ekonomi : Menengah
e. Kondisi rumah : Pasien tinggal di sebuah rumah panggung,
berlantai kayu dan berdinding kayu. Rumah pasien terdiri dari 1 ruang
keluargan dan 4 buah kamar dengan ventilasi yang cukup. Kamar mandi
pasien terdiri 1 bak dengan WC jamban/jongkok. Sumber air bersih di rumah
pasien berasal dari PDAM dan sumur.
f. Kondisi lingkungan dan keluarga: Pasien tinggal bersama seorang suami dan
4 orang anak. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang
mengerjakan segala sesuatunya sendiri, dan terkadang membantu pekerjaan
suaminya. Pasien tinggal di daerah yang padat penduduk, dan pada bagian
bawah rumah banyak terdapat genangan air dan sampah pada bagian depan
rumah
Pasien tinggal di
sebuah rumah
panggung, berlantai
kayu dan berdinding
kayu. Rumah pasien
terdiri dari 1 ruang
keluargan dan 4 buah
kamar dengan ventilasi
yang cukup
Kondisi dapur pasien.
Memiliki ventilasi dan
pencahayaan yang
baik. Pasien memasak
menggunakan kompor
gas
IV. Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri lutut sebelah kanan sejak 5 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri lutut sebelah kanan sejak 3 bulan yang
memberat sejak 5 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul dan nyeri
terasa seperti berdenyut-denyut dan dan tajam seperti ditusuk. Nyeri dirasakan
timbul saat pasien berusaha mengubah posisi (dari duduk menjadi berdiri) atau
ketika melipat dan meluruskan lututnya serta jika sudah bekerja terlalu lama.
Nyeri tidak menjalar dan hanya pada bagian lutut. Nyeri berkurang jika pasien
beristirahat. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat, mendapat obat
penghilang nyeri (pasien lupa nama obatnya), hilang sebentar lalu nyeri muncul
kemabali. Bengkak di daerah lutut (-), merah di daerah lutut (-), terasa panas di
daerah lutut (-), nyeri saat ditekan (+). Riwayat trauma di bagian lutut (-),
riwayat asam urat (-).
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Melakukan aktivitas seperti biasa namun dengan prinsip mengurangi
beban pada lutut
Melakukan stretching pada area sekitar lutut dan paha
Mengompres dengan air hangat atau pun dingin untuk menghilangkan
nyeri di sekitar lutut, dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari.
Latihan duduk dan berdiri (chair-rise exercise) secara perlahan setiap
hari selama 15-20 menit untuk melatih otot agar tidak kaku.
Farmakologi
Meloxicam 1x1
Antasida 3x1
Vitamin B12 2x1
d. Rehabilitatif
Pasien disarankan untuk kontrol ulang ke puskesmas atau rumah sakit bila
keluhan timbul kembali, tidak berkurang atau memberat.
RESEP
2.1 Definisi.
Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai
kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti
pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut
osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat
mekanisme abnormal pada proses penuaan, trauma atau akibat kelainan lain yang
menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi.1
2.2 Etiologi.
Secara etiologi masih belum jelas penyebab dari osteoarthritis namun memiliki
Factor predisposisi yang dipengaruhi oleh :
Umur. Umumnya ditemukan pada usia lanjut (di atas 50 tahun), oleh karena
pada orang lanjut usia pembentukan kondroitin sulfat yang merupakan
substansi dasar tulang rawan berkurang dan dapat terjadi fibrosis tulang.
Jenis kelamin. Kelainan ini dapat ditemukan baik pada pria maupun pada
wanita dimana osteoarthritis primer lebih banyak ditemukan pada wanita
pasca menopause sedangkan osteoarthritis sekunder lebih banyak ditemukan
pada laki-laki.
Ras. Lebih sering pada orang asia khususnya Cina, Eropa, dan Amerika
daripada kulit hitam.
Faktor keturunan
Biomechanical dan Biochemical Insults. Penelitian Cooper C
memperlihatkan, aktifitas fisik yang berulang-ulang atau beberapa jenis
pekerjaan tertentu akan menimbulkan proses OA pada lutut. Secara garis
besar terdapat dua hal yang berperan dalam proses patogenesis OA, yaitu
biomechanical dan biochemical insults. Kedua proses tersebut mengakibatkan
terpicunya berbagai proses reaksi enzimatik seperti dikeluarkannya enzim
proteolitik atau kolagenolitik oleh khondrosit yang dapat menghancurkan
matriks rawan sendi. Dengan perkataan lain, etiopatogenesis OA masih belum
jelas apakah karena keausan sendi akibat proses penuaan ataupun proses
degeneratif, atau peran faktor lain seperti proses inflamasi kronik. Meski
berlainan proses kejadian OA pada sendi penumpu berat badan atau bukan,
nyatanya ada kesamaan akibat yang ditimbulkannya, yakni kerusakan rawan
sendi. Dasar utama konsep degenerasi pada patogenesis OA adalah proses
wear and tear, yaitu kerusakan sendi yang diikuti perbaikan sebagai respons
tulang subkhondral yang tampak berupa pembentukan osteofit atau spur.
Konsep ini umumnya dikaitkan dengan faktor risiko usia dan beban
biomekanik pada sendi tanpa mengabaikan proses inflamasi yang terjadi
secara bersamaan. Sedangkan efusi yang terjadi pada beberapa kasus OA
berkaitan dengan peran sinovium yang berfungsi dalam sintesis cairan sendi.
Faktor metabolic/endokrin. Pada obesitas, hipertensi, hiperurikemi dan
diabetes lebih rentan terhadap osteoatritis.
Trauma dan factor okupasi. Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikuler
atau dislokasi sendi merupakan predisposisi osteoartritis.
Cuaca/iklim. Gejala sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau
lembab.
Nutrisi
Fakta menunjukkan bahwa paparan terhadap oksidan bebas secara terus
menerus dalam jangka waktu lama berkontribusi terhadap berkembangnya
penyakit yang berkaitan dengan penuaan (penyakit degeneratif), termasuk
OA. Karena antioksidan dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan
jaringan, maka asupan tinggi dari antioksidan dipostulasikan dapat
melindungi pasien terhadap OA.4 Metabolisme normal dari tulang tergantung
pada adanya vitamin D. Kadar vitamin D yang rendah di jaringan dapat
mengganggu kemampuan tulang untuk merespons secara optimal proses
terjadinya OA dan akan mempengaruhi perkembangannya. Kemungkinan
Vitamin D mempunyai efek langsung terhadap kondrosit di kartilago yang
mengalami OA, yang terbukti membentukkembali reseptor vitamin D.3
Hormonal
Pada kartilago terdapat reseptor estrogen, dan estrogen mempengaruhi banyak
penyakit inflamasi dengan merubah pergantian sel, metabolisme, dan
pelepasan sitokin. Perempuan perimenopause rupanya lebih cenderung
menderita arthritis inflamatorik. Ini memberi kesan bahwa estrogen berperan
dalam osteoarthritis. Tampaknya perempuan yang mendapat estrogen
replacement therapy mempunyai kemungkinan menderita osteoarhtritis lebih
kecil daripada yang tidak, tetapi studi estrogen dan osteoarthritis pada
binatang memberikan hasil yang bertentangan.3
2.3 Patofisiologi
2. Perubahan Tulang.
Gambar 2: Predileksi OA
Beberapa tipe OA antara lain :3
- OA inflamatif; mempunyai manifestasi inflamasi yang sangat menonjol,
seringkali dijumpai efusi sendi.
- OA nodal; yaitu suatu bentuk OA yang disertai nodus-nodus.
- DISH (diffuse idiopathic skeletal hyperosthosis); varians dari OA.
- OA sekunder; yakni OA yang terkait penyakit lainnya.
Tabel 1: Klasifikasi OA
2.4 Gambaran Klinis
Osteoarthritis biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Gejala-gejala
klinis yang ditemukan berhubungan dengan fase inflamasi sinovial, penggunaan sendi
serta inflamasi dan degenerasi yang terjadi di sekitar sendi.1
2.5 Diagnosis
2.7 Penatalaksanaan
Pada penyakit osteoarthritis terutama pada stadium awal, pemberian
pengobatan bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, menambah luas
pergerakan/imobilisasi sendi dan mengurangi beban tubuh.1
Pengobatan terdiri atas :
1. Penanganan umum/ non farmakologi
a. Istirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban pada sendi
b. Mengurangi berat badan dengan diet
c. Latihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot-otot
d. Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan
menambah pergerakan sendi.
e. Pemasangan bidai apabila ada nyeri pada stadium akut, mengoreksi
deformitas serta mengurangi beban tubuh
f. Kompres air hangat atau dingin.
2. Pemberian obat-obatan/farmakologi
a. Pemberian obat-obatan analgetik dan antiinflamasi untuk mengurangi nyeri
dan pembengkakan
b. Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intra-artikuler) atau bila ada
nyeri pada ligament peri-artikuler.
3. Aspirasi bilamana ada cairan di dalam sendi
4. Tindakan operasi. Tindakan operasi dilakukan apabila :
a. Nyeri yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan local
b. Sendi yang tidak stabil oleh karena subluksasi atau deformitas sendi
c. Adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut
d. Untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata.
1. Nekrosis avaskuler baik yang bersifat idiopatik ataupun sekunder oleh karena
sebab lain misalnya pasca trauma atau obat-obatan.
2. arthritis rematoid. Pada stadium awal osteoarthritis poli-artikuler sering sulit
dibedakan dengan arthritis rheumatoid karena pada stadium ini ditemukan
pula nyeri dan inflamasi pada jari tangan. Pada stadium lanjut kelainan lebih
mudah dibedakan. Pada arthritis rheumatoid kelainan terutama pada bagian
distal interfalangeal dan metakarpofalangeal.
3. arthritis psoriatic. Arthritis psoriatic mengenai bagian distal jari tangan berupa
arthritis erosive yang menyebabkan destruksi tanpa adanya osteofit.
4. artriris gout. Pada arthritis gout biasanya bersifat poliartritis kronik disertai
dengan benjolan berupa topus dan pada pemeriksaan radiologist terlihat
adanya destruksi tulang periartikular.
5. arthritis tuberkulosa1,2,3
BAB III
ANALISA KASUS SECARA HOLISTIK
Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologi pada
pasien ini.
Menyarankan agar pasien mmengurangi aktivitas yang dapat memperberat
penyakit, misalnya mengurangi aktivitas naik turun tangga, mengangkat
beban berat, sehingga dapat memperberat beban pada lutut.
Menyarankan diit yang sehat dan bergizi, dengan porsi yang tidak berlebihan,
mengurangi makanan yang bersantan dan menurunkan berat badan
Mengompres dengan air hangat atau pun dingin untuk menghilangkan nyeri di
sekitar lutut, dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari.
Latihan duduk dan berdiri secara perlahan setiap hari selama 15-20 menit
untuk melatih otot agar tidak kaku.
Menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
Mengistirahatkan tubuh dari aktivitas yang berulang dalam waktu lama dan
memberikan beban berlebih pada lutut
1. Hilmy, CR. Kelainan Degenerative Dari Sendi Dan Jaringan Yang Berhubungan.
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2009.
2. Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip
and Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
3. Depkes. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan
Alat Kesehatan Departemen Kesehatan 2006. Jakarta: diakses 15 Nov 2012.
Diunduh dari: http://binfar.depkes.go.id/download/ARTRITIS.pdf