Vous êtes sur la page 1sur 17

ASKEP APENDISITIS APLIKASI NANDA NIC NOC

PENGKAJIAN
Adapun pemeriksaan yang dilakukan pada kasus apendisitis berdasarkan
Aplikasi NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), 2015:
a. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan


bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam
kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa
waktu lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus. Keluhan yang menyertai antara
lain rasa mual dan muntah, panas.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien merasa nyeri disekitar perut kanan bawah, nyeri ini dirasakan terus
menerus dan terkadang merasa mual dan muntah, peningkatan suhu tubuh,
peningkatan leukosit

3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Perlu dikaji apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama atau penyakit
organ pencernaan lainnya.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami yang sama
atau penyakit organ pencernaan lainnya.

5) Riwayat Psikososial

Mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah dan


bagaimana besarnya motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya.

c. Pola Fungsi Kesehatan

1) Aktivitas/ istirahat: Malaise


2) Sirkulasi : Tachikardi

3) Eliminasi

a) Konstipasi pada awitan awal

b) Diare (kadang-kadang)

c) Distensi abdomen

d) Nyeri tekan/lepas abdomen

e) Penurunan bising usus

4) Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah

5) Kenyamanan

Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk,
atau nafas dalam

6) Keamanan : demam

7) Pernapasan

a) Tachipne

b) Pernapasan dangkal

B. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi: Akan tampak adanya tanda pembengkakan (swelling), rongga perut dimana
dinding perut tampak mengencang (distensi).
Normal: Tidak tampak terjadinya distensi atau penegangan pada abdomen.
2) Palpasi: Dibagian perut kanan bawah akan terasa nyeri (Blumbeng Sign) yang mana
merupakan kunci dari diagnosis apendsitis akut.
Normal: Tidak teraba atau klien tidak memberikan respon nyeri.
3) Dengan tindakan tungkai dan paha kanan ditekuk kuat / tungkai di angkat tingi-
tinggi, maka rasa nyeri akan semakin parah (Psoas Sign).
Normal: Jika dilakukan pemeriksaan ini, klien tidak akan merasa nyeri.
4) Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin parah apabila pemeriksaan dubur
dan vagina terasa nyeri.
Normal: Jika dilakukan pemeriksaan ini, klien tidak akan merasa nyeri.
5) Suhu dubur atau rectal yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang lagi
adanya radang usus buntu.
Normal: Suhu ketiak lebih tinggi dibandng dengan suhu dubur ata vagina.

C. Pemeriksaan Laboratorium
Di lihat dari kenaikan leukosit 10.000-18.000/mm3, bila lebih maka sudah terjadi
perforasi.
Normal: Tidak terjadinya peningkatan leukosit melebihi batas normal.
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan USG
Normal: Tidak tampak ada peradangan pada bagian Mc. Burney.
2) Foto polos
Normal: Tidak tampak ada kelainan pada organ.

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN


APENDISITIS
Berdasarkan diagnosa Apendiktomi yang menggunakan pendekatan (NANDA,
2015):
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendiks/post apendiks.
b. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret.
c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma insisi.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Distensi abdomen.
f. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya ujung saraf.
g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya rasa nyeri post op.
h. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien terhadap tindakan/penyakit.
i. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman melalui luka insisi.
j. Risiko kekurangan cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
k. Risiko ketidakefektifan gastrointestinal berhubungan dengan adanya perforasi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDISITIS

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI BEDASARKAN NANDA, 2015)

a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada apendiks/post apendiks.

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri berhubungan dengan NOC: NIC


peradangan pada apendiks/post a. Pain level a. Pain management
apendiks. b. Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
c. Comfort level\ komperehensif termasuk lokasi,
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: karakteristtik, durasi, frekuensi, kualitas dan
a. Perubahan selera makan a. Mampu mengontrol nyeri faktor presipitasi
b. Perubhana tekanan darah (tahu penyebab nyeri, 2. Gunakan komunikasi terapeutik untuk
c. Perubahan frekuensi mampu menggunakan mengetahui pengalaman nyeri pasien,
jantung tekhnik nonfarmakologis, 3. Observasi reaksi nonverbal dari
d. Perubahan frekuensi mencari bantuan), ketidaknyamanan
pernapasan b. Melaporkan nyeri berkurang 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e. Diaforesis dengan menggunakan 5. Evaluasi respon nyeri masa lampau
f. Perilaku distraksi manajemen nyeri, 6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
g. Mengekspresikan perilaku c. Mampu mengenali nyeri dan menemukan dukungan
(merengek, menagis) (skala, intensitas, frekuensi 7. Kontrol lingkungan yang dapat
h. sikap tubuh melindungi dan tanda), mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
i. Gangguan tidur Menyatakan rasa nyaman pencahayaan, dan kebisingan,
j. Melaporkan nyeri secara setelah nyer berkurang 8. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
verbal menentukan intervensi
Perubahan posisi 9. Ajarkan tekhnik non farmakologis (relaksasi
genggam jari)
10. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
11. Tingkatkan istirahat
12. Evaluasi keefektifan control nyeri
13. Monitor penerimaan pasien tentang
mmanajemen nyeri.
b. Analgesik Admistration
1. Tentukan karakteristik, lokasi kualitas dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. Pilih analgesic yang diperlukan atau
kombinasi dari analgetik ketika pemberian
lebih dari satu
4. Tentukan pilihan anlgesik tergantung tipe
dan berat nyerinya
5. Tentukan anlgesik pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal,
6. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian anlgesik pertama kali
7. Berikan analgesic tepat waktu terutama
ketika nyeri.
Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan gejala.

Tabel 2.1
Diagnosa Nyeri Akut

b. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret.


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
2 Ketidakefektifan jalan nafas NOC NIC
berhubungan dengan a. Respiratory status: Ventilation a. Airway Suction
akumulasi secret. b. Respiratory status: Airway patency 1. Pastikan kebutuhan oral dan
Kriteria Hasil: trakeal suctioning
Batasan karakteristik: a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan 2. Auskultasi suara nafas
a. Tidak ada batuk suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan sebelum dan sesudah suction
b. Suara nafas tambahan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, 3. Informasikan ada pasien dan
c. Perubahan irama nafas mampu bernafas dengan mudah, tidak ada keluarga tentang suctioning
d. Sianosis pursed lips) 4. Minta klien untuk nafas
e. Kesulitan berbicara b. Menunjukan jalan nafas paten (klien dalam sebelum suctioning
f. Penurunan bunyi nafas tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi 5. Berikan O2 melalui nasal
g. Dispnea nafas dalam rentag normal, tidak ada suara untuk memfasilitasi suction
h. Sputum dalam jumlah nafas abnormal) nasotrakeal
yang berlebih c. Mampu mengidentifikasi dan mencegah 6. Gunakan alat yang steril
i. Batuk tidak efektif faktor yang dapat menghambatjala nafas. setiap melakukan tindakan
j. Ortopneu 7. Anjuran klien untuk
k. Gelisah istirahat dan nafas dalam setelah
Mata terbuka lebar kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
8. Monitor status oksigen
pasien
9. Ajarkan keluarga cara
melakukan suction
10. Hentikan suction dan
berikan oksigen bila pasien
mengalami bradikardi
b. Airway management
1. Buka jalan nafas, gunakan
tekhnik chin lift atau jaw trust
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien bila
perlunya menggunakan alat bantu
nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. lakukan fisioterapi dada bila
perlu
6. Keluarkan secret dengan
batuk atau suction
7. Auskultasi suara nafas
8. Lakukan suction pada mayo
bila perlu
9. Berikan bronkodiator bila
perlu
10. Berikan pelembab udara
menggunakan kassa basah NaCl
11. Monitor status respirasi dan
status O2.

Tabel 2.2
Diagnosa Ketidakefektifan Jalan Nafas

c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma insisi.


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
3 Hipertermi berhubungan NOC : NIC
dengan penyakit atau trauma Thermoregulation a. Fever Treattment
insisi. 1. Monitor suhu sesering
Kriteria Hasil : mungkin
Batasan karakteristik : a. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Monitor IWL
a. Konvulsi b. Nadi dan RR dalam rentang normal 3. Monitor warna dan suhu kulit
b. Kulit kemerahan Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada 4. Monitor tekanan darah, RR
c. Peningkatan suhu tubuh pusing dan nadi
diatas kisaran normal 5. Monitor penurunan tingkat
d. Kejang kesadaran
e. Takikardi 6. Monitor WBC, Hb, dan Hct
f. Takipnea 7. Monitor intake dan output
Kulit terasa hangat 8. Berikan anti piretik
9. Berikan pengobatan untuk
mengatasi demam
10. Selimuti pasien
11. Berikan tapid sponge
12. Kolaborasi dalam
pemberian cairan intravena
13. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
14. Tingkatkan sirkulasi udara
15. Berikan pengobatan untuk
terjadinya menggigil
b. Temperature regulation
1. Monitor suhu minimal 2 jam
2. Rencanakan monitor suhu
secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
6. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Ajarkan kepada pasien untuk
cara mencegah keletihan
akibat panas
9. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
11. Berikan anti piretik jika
perlu
c. Vital sign monitor
1. Monitor TD, nadi, RR dan
suhu
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Auskultasi TD pada kedua
lengan lalu bandingkan

Tabel 2.3
Diagnosa Hipertermi
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


4 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status a. Nutrition management
berhubungan dengan b. Nutritional status : food and 1. Kaji adanya alergi makanan
anoreksia. fluid intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
c. Nutritional status : nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : intake weight control. dibutuhkan pasien
a. Kram abdomen 3. Anjurkan pasien untuk
b. Nyeri abdomen Kriteria hasil : meningkatkanprotein dan vitamin C
c. Menghindari makanan a. Adanya peningkatan berat badan 4. Berikan substansi gula
d. Berat badan 20% atau sesuai dengan tujuan 5. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
lebih dibawah berat badan b. Berat badan sesuai dengan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
ideal tinggi badan 6. Berikan makanan yang terpilih (sudah
e. Kerapuhan kapiler c. Mampu mengidentifikasi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
f. Diare kebutuhan nutrisi 7. Ajarkan pasien bagaimana membuat
g. Kehilangan rambut d. Tidak ada tanda-tanda mal catatan makanan harian
berlebihan nutrisi 8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
h. Bising usus hiperaktif e. Menunjukkan peningkatan kalori
i. Kurang makanan fungsi pengecapan dari menelan 9. Kaji kemampuan pasien untuk
j. Kurang informasi Tidak terjadi penurunan berat mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
k. Kurang minat pada badan yang berarti b. Nutrition monitoring
makanan 1. BB pasien dalam batas normal
l. Penurunan berat badan 2. Monitor adanya penurunan berat badan
dengan asupan makanan 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
adekuat biasa dilakukan
m. Tonus otot menurun 4. Monitor turgor kulit
n. Cepat kenyang setelah 5. Monitor kulit kering dan perubahan
makan pigmentasi
Sariawan rongga mulut 6. Jadwalkan pengobatan dan dan tindakan
tidak dilakukan pada saat jam makan
7. Monitor mual dan muntah
8. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
9. Monitor kemerahan, pucat dan kekeringan
jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi

Tabel 2.4
Diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Distensi abdomen.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

5 Gangguan rasa nyaman NOC NIC


berhubungan dengan Distensi a. Sleep deprivation a. Anxiety reduction
abdomen. b. Comort, readlines or enchanced. 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : pelaku pasien
a. Ansietas a. Mampu mengontrol kecemasan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
b. Menangis b. Status lingkungan yang nyaman dirasakan selama prosedur
c. Gangguan pola tidur c. Mengontrol nyeri 4. Pahami perspektif pasien terhadap situasi
d. Takut d. Kualitas tidur dan istirahat stres
e. Ketidakmampuan untuk adekuat 5. Temani pasien untuk memberikan
rileks e. Agresi pengendalian diri keamanan dan mengurangi takut
f. Iritabilitas f. Respon terhadap pengobatan 6. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
g. Merintih g. Kontrol gejala
h. Melaporkan merasa dingin h. Status kenyamanan meningkat
i. Melaprkan merasa panas i. Support sosial
j. Melaporkan perasaan tidak j. Keinginan untuk hidup
nyaman
k. Melaporkan geja distress
l. Melaporkan rasa gatal

Tabel 2.5
Gangguan Rasa Nyaman
f. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya ujung saraf.

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

6 Kerusakan integritas NOC NIC


jaringan berhubungan a. Tissue integrity: skin and a. Pressure ulcer prevention wound care
dengan terputusnya ujung muccous 1. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian
saraf. b. Wound healing: Primary and longgar
secondary intention. 2. Jaga kulit agar tetap kering dan bersih
Batasan Karakteristik: 3. Mobilisasi pasien setap 2 jam sekali
a. Kerusakan jaringan Kriteria Hasil: 4. leskan lotion atau minyak/baby oil pada
(Misal: kornea, membrane a. Perfusi jaringan normal daerah yang tertekan
mukosa, integument, dan b. Tidak ada tanda-tanda infeksi 5. Monitor kulit adanya kemerahan atau tidak
subkutan) c. Ketebalan dan tekstur jaringan 6. Monitor status nutrisi pasien
b. Kerusakan jaringan normal 7. Observasi luka
d. Menunjukan pemahaman dalam 8. Ajarkan keluarga tentang luka dan
proses perbaikan kulit dan perawatan luka
mencegah terjadinya cedere 9. Cegah kontaminasi feses dan urin
e. Menunjukan proses 10. Lakukan tekhik perawatan luka dengan
penyembuhan luka prinsip steril
11. Berikan posisi yang mengurangi tekanan
pada luka
12. Hindari kerutan pada tempat
tidurMandikan pasien dengan air hangat.

Tabel 2.6
Diagnosa Kerusakan Integritas Jaringan
g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya rasa nyeri post op.
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteri Hasil Intervensi

7 Defisit perawatan diri NOC NIC


berhubungan dengan adanya a. Activity tolerenrancy a. Self Care Assistence: Bathing/Hygiene
rasa nyeri post op. b. mobility: physical impaired 1. Pertimbangkan budaya ketika
c. Self care deficit hygiene mempromosikan perawatan diri
Batasan Karakterisik: d. Sensory perception: auditory 2. Tempat handuk, deodorant dan kebutuhan
a. Ketidakmampuan dalam disturbed. mandi ditaruh disamping tempat tidur atau
mengakses kamar mandi Kriteria hasil kamar mandi.
b. Ketidakmampuan a. Perawatan diri ostomi: 3. Pertimbangkan usia pasien ketika
mengeringkan tubuh tindakan pribadi dalam memromisan perawatan diri
c. Ketidakmampuan dalam mempertahan ostomi untuk 4. Menyediakan lngkungan yang terapeutik
merasakan bagian tubuh eliminasi dengan memastikan hangat, santai, dan
d. Ketidakmampuan dalam b. Perawatan diri: aktivitas personal
merasakan hubungan perawatan fisik dan pribadi 5. Memfasilitasi alat untuk menyikat gigi klien
spasial secara mandiri 6. Memfasilitasi alat yang dibutuhkan untuk
e. Ketidakmampuan dalam c. Peawatan diri mandi: mampu mandi
menjangkau sumber air untuk membersihkan diri 7. Memfasilitasi pemeliharaan rutin yang biasa
f. Ketidakampuan dalam sendiri secara mandiri pasien tidur, isyarat sebelum tidur
mengatur air mandi d. Perawatan diri hygiene 8. Memberikan bantuan sampai pasien
g. Ketidkmampuan dalam e. Perawatan diri oral hygiene sepenuhnya dapat mengansumsikan
membasuh tubuh f. kebersihan. perawatan diri.

Tabel 2.7
Diagnosa Defisit Perawatan Diri
h.Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien terhadap tindakan/penyakit.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ansietas berhubungan dengan NOC NIC


ketidaktahuan pasien a. Ansiety self-control a. Anxiety Reduction
terhadap tindakan/penyakit. b. Coping. 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Batasan karalteristik : Kriteria hasil : pelaku pasien
a. Perilaku : a. Klien mampu 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
1. Penurunan mengidentifikasi dan dirasakan selama prosedur
produktivitas mengungkapkan gejala cemas 4. Temani pasien untuk memberikan
2. Gerakan yang ireleven b. Mengidentifikasi, ketenangan, keamanan dan mengurangi rasa
3. Gelisah mengungkapkan dan takut
4. Melihat sepintas menunjukkan teknik untuk Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
5. Insomnia mengontrol cemas
6. Kontak mata yang c. Vital sign dalam batas normal
buruk Postur tubuh, ekspresi wajah,
7. Mengekspresikan bahasa tubuh dan aktivitas
kekhawatir menunjukkan
8. Tampak waspada

b. Affektif :
1. Gelisah
2. Kesedihan yang
mendalam
3. Ketakutan
4. Perasaan tidak adekuat
5. Berfokus pada diri
sendiri
6. Peningkatan
kewaspadaan
7. Iritabilitas
8. Khawatir

c. Fisiologi :
1. Wajah tegang, tangan
tremor
2. Peningkatan keringat
3. Peningkatan
ketegangan
4. Gemetar, tremor
5. Suara bergetar

d. Simpatik
1. Anoreksia
2. Diare, mulut kering
3. Wajah merah
4. Jantung berdebar-debar
Peningkatan TD

Tabel 2.8
Diagnosa Ansietas

i. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman melalui luka insisi.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


9 Risiko infeksi berhubungan NOC NIC
dengan adanya jalan masuk a. Imune status a. Infection control(kontrol infeksi)
kuman melalui luka insisi. b. Knowledge : infection 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
control lain
Faktor-faktor resiko : c. Risk control. 2. Pertahankan teknik isolasi
1. Penyakit kronis 3. Batasi pengunjung bila perlu
2. Diabetes mellitus Kriteria hasil : 4. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
3. Obesitas a. Klien bebas dari tanda dan tangan
4. Pengetahuan yang tidak gejala infeksi 5. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
cukup untuk menghindari b. Mendeskripsikan proses tindakan keperawatan
pemanjanan patogen penularan penyakit, faktor 6. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
5. Pertahanan tubuh primer yang mempengaruhi pelindung
yang tidak adekuat penularan serta 7. Pertahankan lingkungan aseptik selama
6. Ketidakadekuatan penatalaksanaannya pemasangan alat.
pertahanan sekunder c. Menunjukkan kemampuan 8. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
7. Imunosepresi (imunitas untuk mencegah timbulnya dan lokal
yang didapat tidak infeksi 9. Monitor terhadap kerentanan infeksi
adekuat) d. Jumlah leukosit dalam batas 10. Batasi pengunjung
Penurunan haemoglobin normal 11. Dorong klien untuk mengonsumsi
Menunjukkan perilakku hidup antibiotic sesuai resep
sehat 12. Ajarkan pasein dan keluarga akan tanda
dan gejala infeksi
13. Ajarkan cara menghndari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi.

Tabel 2.9
Diagnosa Risiko Infeksi
j. Risiko kekurangan cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

10 Risiko kekurangan cairan NOC NIC


berhubungan dengan mual a. Fluid balance a. Fluid management
dan muntah. b. Hydration 1. Timbang popok atau pembalut jika memungki
Batasan Karakteristik: c. Nutritional status : food and 2. Pertahankan catatan intake atau output yang ak
a. Perubahan status mental fluid intake 3. Monitor status hidrasi (kelembaban, membra
b. Penurunan tekanan darah nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika di
c. Penurunan tekanan nadi Kriteria hasil : 4. Monitor vital sign
d. Penurunan volume nadi a. Mempertahankan urine output 5. Monitor masukan makanan/cairan dan hitu
e. Penurunan turgor kulit sesuai dengan usia dan BB, BJ kalori harian
f. Penurunan turgor lidah urine normal, HT normal 6. Kolaborasi cairan IV
g. Penurunan haluaran urin b. Tekanan darah, nadi, suhu 7. Monitor status nutrisi
h. Penurunan pengisian vena tubuh dalam batas normal 8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
i. Membran mukosa kering c. Tidak ada tanda-tanda 9. Dorong masukan oral
j. Kulit kering dehidrasi, elastisitas turgor kulit 10. Berikan penggantian nasogastrik sesuai outpu
k. Peningkatan hematokrit baik, membran mukosa lembab, b. Hypovolemia Management
tidak ada rasa haus yang 1. Monitor status cairan termasuk intake dan outp
berlebihan. 2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan hematokrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien terhadap penambahan c
6. Monitor berat badan

Tabel 2.10
Diagnosa Risiko Kekurangan Cairan
k. Risiko ketidakefektifan gastrointestinal berhubungan dengan adanya perforasi.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

11 Risiko ketidakefektifan NOC NIC


gastrointestinal a. Circulation status a. Tube care gastrointestinal
berhubungan dengan adanya b. Electrolite and acid base 1. Monitor TTV
perforasi. balance 2. Monitor cairan dan elektrolit
Faktor resiko : c. Fluid balance 3. Monitor bising usus
a. Anemia d. Hidration 4. Monitor irama jantung
b. Usia >60 tahun e. Tissue perfusion : abdominal 5. Catat intake dan output secara akurat
c. Diabetes melitus organs 6. Kaji tanda-tanda gangguan keseimbangan
d. Jenis kelamin wanita Kriteria hasil : cairan dan elektrolit sesuai instruksi dokter
Varises gastroesofagus. a. Jumlah, warna, konsistensi, dan 7. Monitor diare
bau feses dalam batas normal b. Bledding reduction gastrointestinal
b. Tidak ada nyeri perut 1. Pantau tanda-tanda shock
c. Bising usus normal 2. Ukur lngkar perut
d. Tekanan systole dan dyastole 3. Memantau status cairan, termasuk inpu dan
dalam rentang normal output
e. Gangguan mental, orientasi 4. Hindari pemberian antikoagulan
pengetahuan dan kekuatan otot 5. Memantau studi koagulan, termasuk waktu
normal protrombin
f. Na, K, Cl, Ca, Mg, dan biknat 6. Berikan obat (missal: vasopressin)
dalam batas normal 7. Menilai status gizi pasien
g. Tidak ada bunyi naas tambahan 8. Anjurkan pada keluarga atau klien
h. Intake output seimbang menghindari penggunaan obat anti inflamasi
Membran mukosa lembab (missal: aspirin, ibuprofen)
9. Mengkoordinasikan konseling untuk pasien
dan keluarga (pendetaa, pecandu alcohol)
c. Bowel irrigation
d. Medication administration

Tabel 2.11
Risiko Ketidakefektifan Gastrointestnal

3.5 EVALUASI
Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
(Tarwoto & Wartonah, 2011).
Untuk menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi atau muncul
masalah baru adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan, kriteria
hasil yang telah di tetapkan. Format evaluasi mengguanakan :
S : subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diperbaiki
O : objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran, yang dilakukan oleh perawat setelah dilakukan tindakan
A : analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan objektif dengan tujuan
dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah belum
teratasi, masalah teratasi sebagian, atau muncul masalah baru.
P : planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa, baik itu rencana diteruskan, dimodifikasi, dibatalkan ada masalah baru, selesai
(tujuan tercapai).

Intervensi Evaluasi
Resiko Infeksi Jam:
S: Pasien mengatakan tidak ada tanda infeksi
O: Menunjukan tidak ada tanda infeksi: Luka
sembuh tanpa tanda infeksi, Cairan yang keluar
dari luka tidak purulen
A: Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
Resiko Jam:
Kekurangan S: Pasien mengatakan tidak merasa haus lagi
Cairan O: Cairan tubuh seimbang: Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
HT normal, Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
batas normal, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Nutrisi kurang Jam:
dari kebutuhan S: Pasien mengatakan tidak merasa lapar
tubuh O: Nutrisi terpenuhi: Mempertahankan berat
badan, Toleransi terhadap diet yang dianjurkan,
Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi
dan Turgor kulit baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Nyri akut Jam:
S: Pasien mengatakan tidak nyeri lagi
O: Melaporkan berkurangnya nyeri: Melaporkan
nyeri hilang atau terkontrol dan Klien tampak
rileks, mampu tidur/istirahat
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Sumber:

Tarwoto & Wartonah. 2011, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan: Jakarta:
Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC: Jogja: Mediaction Publishing.
Buku NANDA, NIC & NOC 2015

Vous aimerez peut-être aussi