Vous êtes sur la page 1sur 5

RESUME BAB 1 TEKNOLOGI DAN MEDIA : MEMUDAHKAN

PEMBELAJARAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Media Pembelajaran

Dosen:
Drs. H. Toto Fathoni, M. Pd.
Holin Sulistyo, S.Pd.
M. Ridwan Sutisna, M.Pd.

Oleh

Abid Khofif Amri Shidqi


NIM : 1704007

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
Smalldino, E. S., Lowther, D. L., & Russell, J. D. 2011. Instructional Technology
and Media for Learning : Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Edisi
ke 9. Diterjemahkan oleh : Arif Rahman. Jakarta : Kencana.

Sebagian besar orang – orang ketika mendengar kata teknologi yang


terlintas pertama kali dalam pikiran mereka adalah alat elektronik seperti gadget,
komputer, laptop, dan alat elektronik canggih lainnya. Ada sebagian lainnya yang
juga mengira bahwa teknologi adalah peralatan hebat yang ada di zaman modern.
Dalam bahasa yunani Techne (kemampuan) dan Logia (ungkapan) jika
digabungkan (Technologia) memiliki arti sebagai istilah luas yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkakas dan ketrampilan. Jika pemikiran
tersebut diluruskan maka yang dikenal sebagai teknologi adalah segala sesuatu
yang ada di dunia ini dan memiliki fungsi sebagai solusi atau pengetahuan dari
permasalahan mengenai sesuatu yang ada didunia ini.
Teknologi memiliki kaitan dengan media sebagai pembawa informasi dari
sumber kepada penerima. Media sendiri adalah bentuk jamak dari perantara
(medium) yang dalam bahasa yunani memiliki arti antara. Dari arti kata media
sendiri telah tergambar jelas bahwa media adalah jembatan informasi, jembatan
yang dilalui informasi dalam sebuah komunikasi antara sumber dan penerima.
Dalam bab ini dibahas bahwa ada enam kategori dasar media. Enam kategori dasar
tersebut adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulate)(benda – benda)
, dan orang – orang. Fungsi dari media sendiri adalah untuk mempermudah
komunikasi dalam belajar (khususnya) karena media mampu memperjelas
informasi. Dengan teks sebuah informasi dapat dikonversi kedalam alfanumerik
yang dicantumkan kedalam buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan
sebagainya. Dengan audio, informasi dapat ditransfer melalui suara atau segala
yang bisa didengar oleh indra pendengaran. Dengan visual seseorang akan lebih
mudah menerima informasi dan mengingat apa yang dilihatnya. Dengan video
seseorang dapat lebih memahami, dimana didalam media video terdapat audio dan
gambar bergerak yang dapat memudahkan pemahaman terutama dalam
pembelajaran. Kemudian perekayasa, dimana dengan media ini, siswa dapat
menyentuh dan memahami bentuk atau model sebenarnya dari benda yang
dipelajari dalam skala lebih kecil, sama, atau bahkan lebih besar. Kategori terakhir
adalah orang – orang, dimana dalam hal ini dapat berupa guru, siswa, atau ahli
bidang studi.
Semakin bertambahnya zaman, media secara langsung berkembang dengan
pesat. Dalam penyampaiannya, kini guru dapat menyusun materi dengan rapi
melalui media presentasi yang biasanya disediakan software penyusun presentasi
seperti powerpoint, adobe flash, dan lainnya. Dengan adanya kemajuan tersebut,
yang pasti hal ini mempermudah guru/pendidik dalam menyampaikan materi yang
diampunya. Ini merupakan salah satu bukti bahwa salah satu fungsi media adalah
mempermudah dalam komunikasi. Selain itu, informasi yang ditangkap oleh
penerima juga lebih jelas dan mudah dipahami.
Dengan adanya media penunjang, guru/pendidik tidak perlu membawa
wujud asli benda yang dijelaskan. Ketika dalam pembelajaran guru/pendidik tidak
perlu membawa gajah untuk diperlihatkan kepada peserta didiknya, cukup
memperlihatkan dan mencantumkan dalam media presentasi. Hal tersebut dianggap
cukup ampuh dalam penaganan proses belajar – mengajar tentunya yang utama di
sekolah – sekolah baik dasar, menengah, maupun di perkuliahan. Namun terkadang,
dalam proses belajar, diperlukan juga terjun secara langsung ke lapangan yang
gunannya untuk mencapai kekonkretan. Dengan terjun secara langsung, selain
dapat melihat bentuk aslinya, sang pebelajar akan lebih mengingat apa yang ia
pelajari dengan mudah. Hal tersebut menjadi PR tersendiri bagi pemelajar agar
tidak hanya cenderung kepada pembelajaran di dalam kelas. Terlebih lagi jika
pembelajaran didalam kelas tersebut hanya disampaikan melalui media audio saja
(ceramah).
Belajar (Driscoll, 2000 hlm. 11) didefinisikan sebagai perubahan terus
menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi
pemelajar dengan dunia. Banyak dari kita yang belajar dengan tanpa diberi tahu,
tapi dengan berbuat. Terkadang kita melihat sesuatu yang baru dalam sebuah
perjalanan, itu disebut proses belajar. Belajar bukan hanya secara formal saja di
dalam kelas, namun juga dalam kehidupan keseharian kita dapat belajar mengenai
sesuatu yang belum kita ketahui.
Lingkungan belajar sebisa mungkin diarahkan agar kondusif dan mencakup
fasilitas fisik, suasana akademik dan emosional, itu tentunya di lingkup sekolah
formal. Mengapa lingkungan saat penting dalam proses belajar? Betapa tidak,
ketika seorang anak yang dalam masa pertumbuhan hidup di lingkungan yang
dalam artian “kurang” baik dari segi tingkah laku, dan tata kramanya atau bahkan
bisa dibilang buruk karena pergaulan dan lain sebagainya yang sudah sangat
melewati batas, anak tersebut cenderung mengikuti apa yang ada di lingkungannya
karena dia meyakini bahwa itu adalah sesuatu yang benar dan orang – orang
disekitarnya melakukan itu.
Berkaitan dengan belajar, sebenarnya apa peran teknologi dan media dalam
proses pembelajaran? Aspek yang pertama adalah pemanfaatan teknologi dan
media oleh guru, karena pada umumnya guru menjadi pengguna teknologi dan
media dalam belajar secara umum sebagai dukungan tambahan selama pengajaran.
Seperti dibahas di awal tadi bahwa teknologi dan media bersifat mempermudah
dalam proses pengajaran, sehingga pengajar tidak perlu terjun langsung ke lapangan
untuk memperlihatkan apa yang sedang dipelajari.
Dalam pembelajaran dikenal model Assure dimana model ini menyediakan
proses sistematik untuk menciptakan pengalaman belajar. Ya, model Assure sendiri
memerlukan lingkungan belajar yang kondusif. Pengajar dituntut untuk mampu
menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi pebelajar.
Pemanfaatan teknologi dan media oleh siswa atau pebelajar dapat
memudahkan proses pembelajaran pula. Kendala yang terjadi disini adalah siswa
tidak bisa memanfaatkan teknologi dan media tersebut dengan baik, sehingga masih
butuh proses bmbingan oleh guru. Maka hal ini dikaitkan dengan bahasan
sebelumnya dimana pemanfaatan teknologi dan media tidak untuk siswa saja tetapi
juga guru, tujuannya agar terjadi keserasian presepsi antara siswa dan guru.
Belakangan ini sedang marak sekali sistem pembelajaran jarak jauh (online)
dimana pebelajar dan pemelajar berada di area yang tidak berdekatan. Disini
teknologi modern dimanfaatkan sebagai proses belajar melalui media gadget dan
sebagainya. Hal ini memang sangat membantu bagi pebelajar jarak jauh yang ingin
menimba ilmunya juga kepada pemelajar namun, kendala terbesar disini adalah
koneksi yang harus selalu stabil untuk mendapatkan kualitas yang maksimal. Tidak
jarang juga dalam pembelajaran jarak jauh pebelajar mengalami kesalah pahaman
dengan penjelasan yang disampaikan pemelajar.
Ada kesimpulan yang dapat ditarik disini, bahwa teknologi bukan semata –
mata hal – hal yang bersifat modern. Begitupun media, media tidak harus audio
visual tetapi banyak jenisnya dan memiliki fungsi sendiri – sendiri dalam
penggunannya. Peran utama teknologi dan media dalam proses pembelajaran
adalah sebagai jembatan yang fungsinya mempermudah pebelajar menangkap apa
yang ia pelajari. Dengan adanya teknologi dan media, proses penyampaian
informasi oleh guru akan lebih lancar, guru tidak perlu terjun ke lapangan untuk
menunjukan kepada siswa mengenai sesuatu atau hal yang dipelajari.

Vous aimerez peut-être aussi