Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara
lain:
- Perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf
pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.
- Mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
- Mempengaruhi konsentrasi ion K
- Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H
seperti nilai semula dengan cara:
- Mengaktifkan sistem bufer kimia
- Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernafasan
- Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan (pengaturan ginjal)
Keseimbangan Asam Basa
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain
(disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa
yang dapat menerima proton yang dilepaskan.Oleh karena itu, reaksi asam basa adalah suatu
reaksi pelepasan dan penerimaan proton.Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan
dimana konsentrasi ion hydrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen
yang dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat
molekular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada
tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah.Protein plasma, hemoglobin dan
fosfat juga berperan dala mempertahankan keseimbangan pH.Keseimbangan asam basa
adalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion
hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen dipertahankan pada
kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4. Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan
melalui koordinasi dari 3 sistem:
1. Sistem buffer
Menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi.
Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh
asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki
keterbatasan yaitu:
2. Bufer protein; merupakan sistem dapar yang paling melimpah di cairan intraselular dan
plasma darah. Contohnya, albumin adalah dapar protein utama dalam plasma darah.
Protein terdiri dari asam amino, molekul organik yang sedikitnya terdiri dari satu gugus
karboksil (─COOH) and sedikitnya satu gugus amina (─NH2). Protein hemoglobin
memiliki dua fungsi khusus, yaitu mentranspor oksigen ke jaringan dan juga menyangga
ion hidrogen yang transit dari sel ke paru.Gugus karboksil pada protein bersifat seperti
asam dengan melepaskan ion H+ ketika pH meningkat.
R R
│ │
NH2─ C─ COOH→ NH2─ C─ COO-+ H+
│ │
H H
Kemudian ion H+ dapat bereaksi dengan ion OH- yang berlebih dan membentuk H2O.
Gugus fungsi bebas pada akhir dari suatu protein bersifat sebagai basa dengan cara
berikatan dengan H+ ketika pH menurun.
R R
│ │
NH2─ C─ COOH + H+ → NH3+ ─ C ─ COOH
│ │
H H
3. Buffer hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat.Karbondioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di dalam sel,
karbondioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim kahrbonat anhidrase.
Asam karbonat akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat.
CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-
Karbondioksida air as.karbonat ion hidrogen ion bikarbonat
H+ + HbO2- ↔ HHb + O2
hidrogen hemoglobin hemoglobin tereduksi oksigen
4. Bufer fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika
dengan buferkimia tidHPak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan
pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar
ion H dalam darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian
mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut.
Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan
ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan
amonia.
Penambahan ion hidrogen→ H+ + HPO42- ↔ H2PO4- ← kehilangan ion hidrogen
Ion hidrogen ion monohidrogen ion dihidrogen
Fosfat (basa lemah) Fosfat (asam lemah)
5. Buffer Amonia
Amonia terbentuk dalam sel tubulus ginjal dari pemecahan asam amino. Amino akan
berdifusi ke dalam tubulus ginjal, menyangga ion hidrogen dalam filtrate ginjal dan
membentuk ion ammonium. Ion ammonium dieksresi di urin dan mencegah urin menjadi
terlalu asam.
NH3 + H+ → NH4+
Amonia ion hidrogen ion ammonium
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam
menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion
hydrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia).
Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru
sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system
buffer.Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35-
7,45.
2. Sistem Paru
Peranan sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa adalah mempertahankan agar
PCO2 selalu konstan walaupun terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolisme
tubuh. Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbanagan produksi dan
ekskresi CO2. Jumlah CO2 yang berada di dalam darah tergantung pada laju metabolism
sedangkan proses ekskresi CO2tergantung pada fungsi paru.Karbondioksida secara kuat
menstimulasi pusat pernapasan.Ketika karbondioksida dan asam bikarbonat dalam darah
meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga menjadi meningkat.Karbondioksida
dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun. Apabila bikarbonat berlabihan maka jumlah
pernapasan akan diturunkan. Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam
mempertahankan keseimbangan asam basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat, yang kemudian asam karbonat akan dipecah di ginjal menjadi
hidrogen dan bikarbonat.
Paru-Paru Ginjal
3. Sistem Ginjal
Terdapat sekitar 1,3 juta nefron pada setiap ginjal. Fungsi nefron adalah fitrasi, sekresi,
dan reabsorpsi.Ginjal meregulasi PH secara selektif dengan membuang atau mengembalikan
ion-ion dan produk lainnya ke darah. Ginjal memfiltrasi 1,2 L darah per menit. Pengaturan
keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih lama dibandingkan dengan pernapasan dan
sistem buffer yaitu beberapa jam atau beberapa hari setelah adanya ketidak-seimbangan
asam-basa. Ginjal bertanggung jawab membuang asam-asam tetap seperti asam laktat dan
asam fosfat yang terbentuk selama metabolisme.Penurunan pH karena akumulasi asam-asam
ini disebut juga asidosis metabolik. Regulasi ion bikarbonat memungkinkan pembaruan
sistem buffer. Akumulasi ion bikarbonat di darah akan menyebabkan alkalosis metabolic.
Selama asidosis metabolic, ginjal mempertahankan pH dengan mensekresi ion hidrogen dan
mereabsorpsi ion bikarbonat.Pada alkalosis metabolic, terjadi sebaliknya.Untuk
mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion asam non
volatile dan mengganti HCO3-.Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan
reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat.Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini
berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia.Ion
hydrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang
dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam
karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus
proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan negative pada
konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun, ion hydrogen
mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen berinteraksi dengan berbagai
molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan
ekstabilitas membran. Ion hidrogen sangat penting pada fungsi normal tubuh misalnya
sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di dalam
tubuh.Perolehan dan pengeluaran ion hydrogen sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas
dan status kesehatan. Ion hydrogen di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan
proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism
karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau ketogenesis.
KESIMPULAN
1. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total jumlah volume cairan tubuh (total body
water-TBW) kira-kira 60 % dari berat badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah
volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia.
2. Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu difusi, osmosis,
dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada
intraseluler dan ekstraseluler.Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan
cairan ekstraseluler 20 % dari BB.Pengeluaran cairan terjadi melalui organ tubuh yaitu ginjal,
kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada sembilan faktor
yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit, tindakan medis, pengobatan, dan
pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu kelebihan dan kekurangan cairan dan elektrolit.
4. Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar hidrogen (H+) pada cairan tubuh.
Asam adalah suatu subtansi yang mengandung satu atau lebih ion H+ yang dapat dilepaskan
dalam larutan (donor proton).Basa adalah subtansi yang dapat menangkap atau bersenyawa
dengan ion hidrogen sebuah larutan (akseptor proton).
5. Sistem penyangga asam basa kimiawi cairan tubuh, pusat pernafasan, dan ginjal merupakan
tiga sistem yang mengatur perubahan konsentrasi ion hidrogen. Terdapat empat sistem
penyangga dalam cairan tubuh yaitu, sistem penyangga bikarbonat-asam karbonat, sistem
penyangga fosfat, sistem protein, dan sistem penyangga hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4. EGC:
Jakarta
Mima, dkk. 1993. Keseimbangan cairan elektrolit dan Asam basa. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 200. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2004. Human Physiology: From cells to system5th ed. California:
Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
Corwin Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
MAKALAH
CAIRAN, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia II
Disusun oleh :
Meila Sumita 10060313138
Sri Wulandari 10060313139
Ratu Galuh CBP 10060313140
Anindytha Rahmah 10060313157
Indah Fairuz F 10060313159
Vivi Handayani 10060313160
Annisa Intan S 10060313162