Vous êtes sur la page 1sur 5

MEMBACA AL-QUR’AN

Bulan Ramadhan diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk dan penjelasan-


penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan bathil
(Q.S.Al-Baqarah, 185).

Al-Quran ini adalah Pedoman bagi manusia, Petunjuk dan Rahmat bagi kaum
yang meyakini, (Q.S.Al-Jasiyah, 20).

ADAB MEMBACA AL-QUR’AN.

1. Mengikhlaskan Niat karena Allah semata.


Membaca Al-Quran adalah merupakan bagian dari bentuk ibadah yang agung maka
setiap amal ibadah hendak dengan niat yang benar karena Allah semata, bukan untuk
tujuan lain.

Tiap-tiap amal harus disertai niat. Balasan bagi setiap amal manusia ialah
pahala bagi apa yang diniatkannya (HB.1)
2. Membaca dengan Penghayatan.
Hendaknya dipahami bahwa Al-Qur’an itu adalah Perkataan Allah langsung dengan
teksnya (Qalamullah). Karena itu pada saat membaca ayat-ayat Al-Quran dirasakan
bahwa kita sedang berhapan dan bercakap langsung dengan Allah swt. Apalagi jika
kita membaca ayat-ayat yang mengajarkan tentan doa-doa. Tuhan menyuruh hamba-
hambanya berdoa kepadanya

Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepadaku niscaya kuperkenankan


bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka jahannam dalam
keadaan hina. (QS.Al-Mu,min 60)
Tidak saja sekedar disuruh bahkan diajarkan cara berdoa yang benar supaya doa itu
diterima :

2
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yag berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu
memenuhi perintah-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS.Al-
Baqarah 186)
Pada ayat ini disebutkan “Jika ia berdoa”. Jadi ada orang merasa berdoa tetapi Allah
swt mengatakan tidak berdoa. Mengapa ? Karena tidak memenuhi perintah-Ku.
Rasulullah saw menceritakan kepada kita :

Seorang laki-laki menengadakan tangannya ke langit, Ya Tuhanku!, Ya


Tuhanku!, padahal makanannya dari yang haram, minumannya dari yang
haram, pakaiannya dari yang haram, dia diasuh dari barang yang haram.
Maka bagaimana Allah memperkenankan doanya (HM.971)
Yang kotor menghadap kepada yang suci meminta kebaikan sedang yang dia lakukan
adalah kebathilan tentu tidak ketemu
3. Membaca dalam keadaan suci.
Terutama suci dari hadas besar, makanya orang junub dan wanita haid/nifas dilarang
menyentuh atau membaca Al-Qur’an hingga ia suci kembali setelah mandi janaba.

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang mulia. Pada kitab yang
terpelihara. Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (QS.
Al-Waqi’ah 77 sd 79)
4. Membaca ditempat-tempat yang patut/baik
Yaitu tempat yang suci. Dilarang membaca Al-Quran ditempat yang kotor atau
diperkumpulan yang tidak bisa diam mendengarkan (ribut). Karena jika dilakukan
ditempat/keadaan seperti ini merupakan penghinaan terhadap Al-Quran itu sendiri.

Apabila dibaca Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah


dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS.Al-A’raf 204)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila


disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, (bukan karena takut, melainkan
karena cintanya kepada Allah) dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-

3
ayat-Nya, bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal. (QS.Al-Anfal ayat 2)

5. Membaca Ta’awwudz
Yaitu memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan ketika hendak
membaca Al-Quran.

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan


kepada Allah dari syaitan yang terkutuk (QS.An-Nahl 98)
Jadi hendaknya terlebih dahulu membaca Audzubillahi minasysyaithanirrajim. Baru
kemudian membaca Bismillahirrahmanirrahim.
Berkenaan dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim ini, Syaikh Muhammad bin
Sholih Al-Utsaimin, seorang ulama besar dari Tanah Suci Makkah mengatakan bahwa
membaca Basmalah itu jika dalam membaca Al-Quran dimulai dari awal Surah
Kecuali S.At-Taubah. Tetapi jika dimulai dari tengah-tengah Surah maka tidak perlu
membaca Basmalah. Apalagi bacaan Surah di dalam Shalat. (Syaikh Muhammad
bin Sholih Al-Utsaimin, Kajian Romadhon, terjemahan dari Salafuddinj Abu Sayyid,
halaman 148)
6. Memperindah suara.
Membaca Al-Quran diusahakan dengan suara yang indah, enak didengar minimal
untuk diri sendiri, dan benar penyebutan lafalnya (tajwidnya). Kalau orang yang
bagus suaranya membaca Al-Quran sungguh sangat nikmat didengar. Dengarlah
Bacaan Al-Quran Syaikh Abdurrahman Assudais, Imam Masjidil Haram Makkah
yang sangat digemari oleh ummat Islam diseluruh dunia. Cassetenya bertebaran
diputar dimana-mana. Diputar di menara2 masjid, dimobil, dirumah di gedung2 dsb
bahkan di masjid kita ini juga selalu diperdengarkan menjelang masuk waktu shalat
dan itu sudah berlangsung berpuluh tahun didengar tanpa bosan. Bandingkanlah
dengan lagu2 pop, dangdut, kroncong bagimana pun topnya masanya terbatas, bosan.
Disinilah salah satu kehebatan Al-Quran sebagai mu’jizat yang tidak tertandingai oleh
kitab naskah manapun di dunia ini. Dan diakui orang termasuk non muslim. Makanya
dapat diperlombakan MTQ I 1998 di Makassar. Pernah akan ditiru PESPARANI.
Tetapi hanya mampu dilaksanakan beberapa kali, sesudah itu tidak ada lagi. Beda
dengan MTQ bisa diikuti oleh ummat Islam seluruh dunia karena Al-Qurannya sama,
bahasanya sama, cara membacanya sama. Sehingga bisa saja yang membaca itu orang
Arab, orang Inggris, tetapi hakimnya orang Indonesia
7. Membaca dengan tartil,
Artinya dibaca dengan cara pelan-pelan tidak buru-buru agar deresapi maknanya.
Jangan membaca seperti orang menghambur pasir. Tidak mengapa memang membaca
dengan cepat asal kan tidak mengurangi lafalnya dengan menggugurkan sebagian
huruf-hurufnya atau memasukkan sesuatu yang tidak semestinya misalnya
Alhamdu… dibaca Alahamdu sebab jika demikian itu berarti merubah Al-Quran dan
hukumnya haram artinya berdosa. Kecuali kalau masih sementara belajar.
Membaca dengan tartil ini dimaksudkan juga membaca secara sistimatis, artinya
berurutan menurut urut-urutan surah/ayatnya. Jangan dibalik Apalagi bacaan2
Surah dalam shalat.
4
8. Melakukan sujud Tilawah .
Apabila bertemu dengan ayat sajdah Rasullah saw menganjurkan sujud yang disebut
sujud tilawah.

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw. Telah bersabda, “Apabila manusia
membaca ayat sajdah, kemudian ia sujud, menghindarlah syaitan dan ia
menangis seraya berkata, Hai celaka ! Anak Adam disuruh sujud, lantas ia
sujud, maka baginya syurga, dan saya disuruh sujud juga, tetapi saya enggan
(tidak mau), maka bagi saya neraka”. (HR.Muslim)
Contoh ayat sajdah dalam Al-Quran

~ Akhir S.Al-A’raf

~ S.As-Sajdah 15

~ S.Maryam 58

~ Ada 15 ayat Sajdah dalam Al-Quran yang pada saat bertemu disunnatkan sujud

Bacaan dalam Sujud Tilawah :

Aku sujud kepada Tuhan yang menjadikan diriku, Tuhan yang membukakan
pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan (HR.Tirmidzi)

5
Makassar, 04 Ramadhan 1431 H
14 Agustus 2010 M

Vous aimerez peut-être aussi