Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMERINTAHAN JOKOWI-JK
Kondisi Makro
Kualitas infrastruktur
Tak hanya itu tantangan lain yang sangat mendesak dalam
pembangunan infrastruktur adalah masih rendahnya kualitas infrastruktur di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya indeks infrastruktur Indonesia
dibandingkan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data Logistic Performance
Index (LPI) tahun 2014, indeks infrastruktur Indonesia berada di peringkat 53
di bawah Singapura yang LPInya 5, Malaysia (25), Thailand (35), bahkan
lebih rendah dengan Vietnam yang berada di peringkat 48. Di ASEAN,
peringkat Indonesia hanya lebih tinggi dari negara Filipina (57), Kamboja
(83), Laos (131) dan Myanmar (145). Rendahnya indeks infrastruktur ini
berdampak pada tingginya biaya logistik yang bermuara pada ekonomi biaya
tinggi dan mahalnya biaya barang dan jasa. Realisasi anggaran pembangunan
infrastruktur beberapa tahun belakangan ini selalu naik dari tahun ke tahun.
Terutama semenjak pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama
pembangunan nasional melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada zaman pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika pada APBN tahun 2010 realisasi
anggaran infrastruktur masih sebesar Rp 86 triliun, di tahun 2015 sudah
mencapai angka Rp 189,7 triliun, naik sebesar Rp 103,7 triliun atau sekitar
120 persen. Anggaran pembangunan infrastruktur semakin digenjot naik pada
pemerintahan Jokowi-JK. Dalam Nota Keuangan 2016, anggaran
pembangunan infrastruktur pada APBN 2016 naik menjadi Rp 313,5 triliun
atau 8 persen dari APBN 2016. Jumlah ini lebih besar dari anggaran APBN-P
2015 yang sebesar Rp 290,3 triliun.
( ARTIKEL )
C1A1 15 041
KENDARI
2016