Vous êtes sur la page 1sur 21

ANTENATAL CARE (ANC)

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
MUSI RAWAS
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil
2. Tujuan 1. Mendeteksi komplikasi – komplikasi yang
terjadi dan merencanakan asuhan khusus
yang dibutuhkan.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawat
daruratan
3. Kebijakan
4. Reverensi
A. Persiapan alat
1. Timbangan
2. Tensi meter
3. Alat pengukur badan
4. Metlin
5. Selimut
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberi tahu tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannnya
C. Pelaksanaan
1. Anamesa
a. Nama dan usia ibu
b. Riwayat kehamilan sekarang,
meliputi :
 HPHT
 Gerakan janin
5. Prosedur  Masalah atau tanda bahaya
 Keluhan
 Penggunaan obat- obatan
2. Riwayat kebidanan yang lalu
 Berapa kali hamil, anak lahir
hidup, aterm, premature,
keguguran, persalinan dengan
tindakan
 Masalah yang pernah dialami
3. Riwayat kesehatan
 Hipertensi, diabetes, malaria,
PMS dll.
4. Riwayat kebidanan yang lalu
 Berapa kali hamil, anak lahir
hidup, aterm, premature,
keguguran, persalinan dengan
tindakan
 Masalah yang pernah dialami

5. Riwayat kesehatan
 Hipertensi, diabetes, malaria,
PMS dll.

6. Riwayat sosial ekonomi


 Status perkawinan
 Riwayat KB
 Kebiasaan makan dan izin yang
dikonsumsi, kebiasaan hidup
sehat misalnya merokok, minum
alkohol.
7. Tempat melahirkan dan menolong
persalainan Pemeriksaan fisik secara
umum
 Tinggi badan, berat badan TTV
(TD, Nadi)
a. Kepala dan leher
 Edema di wajah
 Mata berwarna kuning
 Mulut pucat
 Leher meliputi pembengkakan
saluran limfa atau
pembengkakan kelenjar teroit
b. Tangan dan kaki
 Edema dijari tangan
 Kuku jari pucat
 Parises pada urat nadi
 Releks nadi
c. Payudara
 Ukuran, simetris
 Puting payudara keluar
 Keluarnya kolestrum atau
cairan lain
 Refleks
d. Abdomen
 Luka bekas operasi
 TFU
 Letak, presentasi, posisi,
penurunan kepala
 DJJ
e. Genetalia luar
 Varises
 Perdarahan
 Cairan yang keluar
 Kelenjar bartholin:
bengkak, cairan yang
keluar
f. Genetalia dalam
 Serviks meliputi : cairan yang keluar,
kelunakan, posisi, pembukaan, vagina
meliputi cairan yang keluar, darah
6. Unit
Bidan
Terkait
MANUAL PLASENTA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Tindakan untuk melepas plasenta secara manual dari
tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya
keluar dari
Kavum uteri
2. tujuan Melepaskan plasenta agar tidak terjadi
pendarahansssssss
3. kebijakan
4. reverensi
5. prosedur A. Persiapan
1. pasang set dan cairan infuse
2. jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan
tindakan
3. lakukan anastesi verbal atau analgesi
perektal
4. siapakan dan jalankan prosedur
pencegahan inveksi
B. pelaksanaan
1. pasang sarung tangan DTT
2. jepit talipusat dengan koher dan
sejajarkan dengan lantai
3. masukan tangan secara obstetrik
dengan menelusuri bangian bawah tali
pusat
4. tangan sebelah menyelusuri talipusat
masuk kedalam kavum uteri, sementara
itu tangan yang sebelah lagi menahan
fundus uteri, sekaligus untuk mencegah
iversion uteri
5. buka tangan seperti salam
6. tentukan inplantasi plasenta
7. gerakan tangan kanan kekiri dan kanan
sambil bergeser ke kranial sehingga
semua permukaan maternal plasenta
dapat dilepas.
8. Pegang plasenta dan keluarkan tangan
bersama plasenta
9. Beri oksitosin 10 unit dalam 500 cairan
I.V( RL)

6. Diagram alur
7. Unit Terkait Perawat,bidan di ruang nifas,kamar bersalin
PEMASANGAN AKDR
No. Dokumen
No. Revisi
SOP
Tgl Terbit
Halaman
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. pengertian Pemasangan alat kontasepsi yang dimasukkan dalam
uterus unttuk mencegah terjadinya kehamilan
2. tujuan 1. Mencegah sperma dan ovum bertemu
Memperngaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri
2. kebijakan
3. reverensi
4. A. Persiapan Alat
1. Bivaalve speculum
2. Tenakulum
3. Sounde uterus
4. Korentang
5. Gunting
6. Cucing
7. Sarung tangan
8. Cairan anti septic
9. Kain kassa
10. Lampu
11. Copper T380 IUD
B. Pemasangan
1. Cuci tangan
2. Pakai sepasang sarung tangan DTT
3. Lakukan Vulva Hygine
4. Masukan speculum untuk menjepit
servik, usapkan larutan antiseptic pada
servik
5. Masukan sonde uterus
6. Pasang AKDR
7. Buang Bahan-bahan yang terkontaminasi
8. Seger lakukan dekontaminasi peralatan
dan bahan-bahan pakian ulang dalam
larutan 0,5%

5. Unit Ruang kebidanan( dokter SPOG, Bidan)


terkait
PENCABUTAN AKDR
No. Dokumen :
No.revisi :
SOP
Tangal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Pencabutan alat kontrasepsi AKDR yang
terdapat dalam uterus
2. Tujuan Mencegah terjadinya infeksi apabila alat
kontrasepsi tidak dicabut
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan alat
1. Bivalve speculum
2. Korentang
3. Cucing
4. Sarung tangan
5. Cairan anti septic
6. Kain kasa
7. Lampu
8. Coper T380 IUD
B. Pencabutan
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan DTT
3. Lakukan Vulva Hygine
4. Masukan Speculum dan
memeriksa servik, usapkan larutan
antiiseptic paa serviks
5. Jepit benang di dekat serviks
dengan menggunakan klem dan
tarik pelan-pelan
6. Buang bahan-bahan
terkontaminasi
Segera lakukan dekontaminasi
peralatan dan bahan pakaian ulang
dalam larutan klori 0,5%
6. Diagram alur
7. Unit terkait Ruang kebidanan( dokter SPOG, Bidan)
PEMASANGAN IMPLAN
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Alat kontrasepsi yang di pasang di bawah
kulit untuk mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
2. Tujuan Mencegah terjadinya implantasi salah satunya
membuat lendir serviks menjadi kental
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan alat
1. Kain penitup steril
2. Bantang impalant dalam kantong
3. Kasa pembalut, plaster
4. Sarung tangan
5. Cairan antiseptic
6. Kain kasa
7. Semprit (5-10ml) jarum suntik
8. Trokar 10 dan mandrarin
9. Skalpel 11 atau 15
10. Klem penjepit
11. Lidokain
B. Pemasangan
1. Cuci tangan
2. Pakai sepasang sarung tangan
DTT
3. Bersihkan lengan dengan
menggunakan cairan antiseptic
4. Tutup lengan yang akan dipasang
implant dengan doek
5. Suntikan obat anastesi
6. Pegang skapel, buat insisi dangkal
7. Masukkan ujung trokar melalui
luka inisi, masukkan trokar tepat
dibawah kulit
8. Saat trokar sampai tanda, cabut
pendorong, masukkan kapsul
kedalam trokar
9. Dorong kapsul sampai seluruhnya
masuk kedalam trokar dan
masukkan kembali penorong
10. Gunakan pendorong untuk
mendorong kapsul kearah ujung
trokar sampai terasa ada tahanaan,
dan raba ujung kapsul untuk
memastikan kapsul sudah keluar
dari trokar.
Titup luka insisi denga plaster
6. diagram alur
7. unit terkait Ruang kebidanan (Dokter
SPOG,Bidan)
SENAM NIFAS
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan pada ibu
post partum
2. Tujuan 1.memperkuat tonus otot jalan lahir
2.mempercepat proses pengembalian uterus
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan alat :
1. Matras
2. Bantal
3. Radio
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
C. Pelaksanaan
1. Dengan tidur telentang dan lengan
disamping, tarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu
kedada, tahan mulai hitungan 1-5. Rilex
dan ulangi sebanyak 10 kali
2. Berdiri dengan tungkai dirapatkan
kencangkan otot bokaong dan pinggul,
tahan sampai lima hitungan. Relaksasi
otot dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
3. Mulai mengerjkan lima kali latihan untuk
setiap gerakan. Setiap minggu naikan
jumlah latihan lima kali lebih banyak,
pada minggu keenam setelah persalinan
ibu haru mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali
6. Bagan alur
7. Unit terkait Perawat,bidan diruang nifas,kamar bersalin
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI dan ANAK
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Menimbang berat badan dengan menggunakan
timbangan badan
2. Tujuan 1.mengetahui berat badan dan perkembangan berat
badan pasien.
2.membantu menentukan program
pengobatan,diet,dll
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat :
a. Timbangan bayi/anak
b. Buku catata
2. Persiapan pasien :
a. Pendekatan anak/keluarga
b. Pakaian bayi dibuka
B. Kriteria pelaksanaan
1. Perawat atau bidan memakai pakaian
khusus dan masker
2. Pintu dan jendela ditutup
3. Perawat mencuci tangan
4. Timbangan distel dengan menunjuk
angka nol
5. Timbangan diberi kain pengalas
6. Selimut dan pakaian bayi dilepas,
bayi letakkan diatas timbangan
7. Hasil berat badan dicatat
8. Bayi dirapikan dan dibaringkan
kembali ketempat tidur
9. Alat-alat dibereskan
10. Petugas mencuci tangan
6. Diagram alur
7. Unit terkait Perawat,bidan diruang nifas,kamar bersalin
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan alat
1. Meja khusus bayi
2. Handuk mandi 1 buah
3. Washlap 2 buah
4. Sabun mandi dan temapatnya
5. Kapas mata, mulut, kapas cebok dalm
tempatnya
6. Baby oil dalm tempatnya
7. Kapas kering, kasa dalam tempatnya
8. Perlengkapan pakaian bayi (popok gurita,
dll) sisir
9. Waskom berisi air hangat
10. Ember tertutup untuk pakaian kotor
11. Korentang dalam tempat, bengkok
12. Pakaian khusus perawat yang memandikan
dan masker
13. Alat perawatan tali pusat steril dalam
tempatnya
B. Pelaksanaan
1. Perawat atau bidan memakai pakaian
khusus dan masker
2. Perawat mencuci tangan
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi dimandikan mulai dari mata, telinga,
muka, leher. Dan kepala dibersihkan.
5. Jika menggunakan sabun bayi disabun
diatas meja, kemudian dibersihkan dengan
washlap basah
6. Badan bayi dibersihakan dengan
menggunakan washlap
7. Bayi dikeringkan dengan handuk
8. Talipusat bayi dirawat
9. Kulit bayi diolesi baby oil
10. Pakaian bayi dikenakan
6. Unit Terkait Perawat, bidan diruang nifas, kamar bersalin
7. Unit terkait
Musi Rawas
1. Pengertian Pelayanan antenatal komprehensip dan
berkualitas yang diberikan kepada semua
bumil.
2. Tujuan Untuk mengetahui tentang kehamilan dn
tanda gejala kehamilan serta pemeriksaan
yang perlu dilakukan oleh ibu hamil
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur 1. Timbang berat badan dan ukur
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin
6. Skrining status imunisasi tetanus dan
berikan imunisasi TT bila perlu
7. Beri tablet Fe
8. Periksa laboratorium (golongan darah
Hb, protein dalam urine, pemeriksaan
gula darah, pemeriksaan darah
maalariaa, pemeriksaan HIV,
pemeriksaan BTA)
9. Tata laksana atau penangan kasus
10. Temuwicara
6. Bagan alur
7. Unit terkait KIA, Laboratorium, PTM, penyakit
1. Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi selama
jam pertama setelah kelahiran
2. Tujuan 1. Mencapai dan mempertahankan
jalan nafas dan mendukung
pernafasan
2. Mempertahankan kehangatan dan
mencegah hipotermi
3. Memastikan keamanan dan
mencegah hipotermi
4. Mengidentiikasi masalah-masalah
aktual dan potensial yang
memerlukan perhatian
3. Kebijaksanaan
4. Reverensi Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial. 2010
5. Prosedur A. Persiapan
Sebelum bayi lahir :
1. Apakah kehamilan cukup
bulan?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak
bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir :
3. Apakah bayi menangis atau
bernapas/tidak megap-megap?
4. Apakah tonus otot bayi
baik/bayi bergerak aktif?
B. Menajemen Bayi baru lahir normal
1. Bayi cukup bulab
2. Ketuban jernih
3. Bayi menangis atau bernafas
4. Tonus otot bayi baik atau bayi
bergerak aktif
C. Menejemen Bayi baru lahir dengan
asfiksia
1. Bayi tidak cukup bulan
2. Air ketuban bercampur
mekonium
3. Bayi tidak bernafas
4. Tonus otot bayi tidak baik atau
bayi lemas
6. Bagan alur
Bagan Alur manajemen bayi baru lahir
normal
Penilaian :

Sebelum bayi lahir :

1. Apakah kehamilan cukup bulan


2. Apakah air ketuban jernih, tidak
bercampur mekonium

Segera setelah bayi lahir :

3. Apakah bayi menangis atau


bernafas atau tidak megap-megap
4. Apakah tonus otot bayi baik, atau
bayi bergerak aktif

 Bayi cukup bulan


 Ketuban jernih
 Bayi menangis atau bernafas
 Tonus otot bayi baik atau bayi
bergerak aktif.

Asuhan bayi baru lahir

1. Jaga bayi tetap hangat


2. Isap lendir dari mulut dan hidung
(hanya jika perlu)
3. Keringkan
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat
tanpa membubuhi apapun
6. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg
intramuskular setelah IMD
8. Beri salep mata antibiotika pada
kedua mata
9. Pemeriksaan fisiik
10. Beri imunisasi Hepatitis B

7. Unit terkait KIA, Laboratorium, PTM, penyakit


STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
KUNJUNGAN NEONATUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari.
Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh
karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi diluar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
2. Tujuan Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupannya sehingga jika bayi lahir di fasilitas
kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.
3. Kebijakan
4. Referensi Panduan layanan kesehatan bayi baru lahir berbasis
perlindungan anak. 2010
5. Prosedur 1. Petugas bidan datang kerumah bayi baru lahir
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah
sebagai berikut :
a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam
kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
 Jaga kehangatan tubuh bayi
 Berikan Asi Eksklusif
 Cegah infeksi
 Rawat tali pusat
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada
kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
 Jaga kehangatan tubuh bayi
 Berikan Asi Eksklusif
 Cegah infeksi
 Rawat tali pusat
c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada
kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke-28
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
 Periksa ada/tidak tanda bahaya dan gejala
sakit
 Lakukan :
 Jaga kehangatan tubuh
 Beri ASI Eksklusif
 Rawat tali pusat
d. Pemeriksaan Fisik
3. Apabila ditemukan komplikasi pada bayi baru lahir
segera rujuk ke puskesmas/rumah sakit
4. Setelah melakukan pemeriksaan petugas pulang
6. Bagan Alur
Petugas Kunjungan
mempersiapkan neonatus
peralatan

Pemeriksaan fisik

Apabila ditemukan
Petugas pulang
komplikasi segera
rujuk ke puskesmas

7. Unit Terkait Bidan desa, pustu, poskesdes


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan sendiri untuk melihat


dan meraba payudara.
Tujuan Deteksi dini adanya kelainan pada payudara
Kebijakan Bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan
standar prosedur kerja yang berlaku.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Bantal kecil
2. Baby oil
3. Cermin
B. Persiapan Diri
Mencuci tangan dengan air yang mengaliir
C. Pelaksanaan
1. Berdiri di depan cermin buka pakaian bagian atas
2. Perhatikan dengan teliti payudara dimuka cermin dengan
kedua tangan lurus kebawah. Perhatikan bila ada penebalan
kulit, pengerutan kulit, penarikkan putting susu, benjolan
atau perubahan bentuk dan ukuran pada payudara (payudara
kanan dan kiri secara normal tidak persis sama).
3. Angkatlah kedua lengan keatas sampai kedua tangan berada
dibelakang kepala. Perhatikan apakah ada benjolan atau
perubahan bentuk payudara.
4. Kemudian tekan kedua tangan kuat-kuat pada panggul dan
gerakan kedua lengan dan siku kedepan sambil mengangkat
bahu. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan
perubahan seperti cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih
kelihatan.
5. Angkat lengan kiri, rabalah payudara kiri dengan telapak
tangan kanan dengan jari-jari yang dirapatkan yang sudah
memakai pelumas.
6. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi
mantap dimulai dari pinggir atas (posisi jam 12) dengan
mengikuti arah jarum jam bergerak ketengah kearah putting
susu. Ulangi gerakan ini paling sedikit 3 kali, payudara
bagian bawah yang terasa agak kencang adalah normal.
7. Angkat lengan kanan, rabalah payudara kanan dengan
telapak tangan kiri dengan jari-jari yang dirapatkan yang
sudah memakai pelumas.
8. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan (posisi jam 12)
dengan mengikuti arah jarum jam bergerak ketengah kearah
putting susu. Ulangi gerakan ini paling sedikit 3 kali.
Payudara bagian bawah yang terasa agak kencang adalah
normal.
9. Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting pada kedua
payudara dan amatilah apakah keluar cairan yang tidak
normal/tidak biasa.
10. Berbaringlah dan letakkan bantal kecil dibawah bahu.
11. Letakkan tangan kiri dibawah kepala.
12. Rabalah seluruh permukaan payudara kiri dengan gerakan
memutar mulai dari pinggir atas bergerak ketengah kearah
putting susu.
13. Letakkan tangan kanan dibawah kepala.
14. Raba seluruh permukaaan payudara kanan dengan gerakan
memutar mulai dari pimggir atas bergerak ketengah kearah
putting susu. Perhatikan bila ada benjolan yang
mencurigakan.
15. Berilah perhatian khusus pada seperempat bagian payudara
sebelah luar atas karena daerah tersebut banyak ditemukan
tumor payudara.
D. Hal-Hal yang Harus diperhatikan
1. Teraba benjolan
2. Penebalan kulit
3. Perubahan ukuran dan bentuk pada payudara
4. Pengerutan kulit
5. Keluar cairan dari putting susu
6. Penarikan putting susu
7. Nyeri
8. Pembengkakan lengan atas
9. Teraba benjolan pada ketiak atau di leher
Kelas ibu hamil
SOP No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
1. Pengertian Kelas ibu hamil merupakan saranp muka untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam
kelompokyang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan
persalinan perawatan nifas perawatan bayi baru lahir mitos penyakit
menular dan akte kelahiran
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan merubah sikap dan prilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan perawatan kehamilan persalinan perawatan nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir mitos/ kepercayaan/ adat
istiadat setempat penyakit menular dan akte kelahiran
3. Prosedur A. SASARAN
a. Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan 4 sampai 36 minggu, untuk mendapatkan materi
kelas ibu hamil. Untuk penatalaksanaan senam ibu hamil,
sebaiknya peserta umur kehamilan lebih dari 20 minggu,
karena pada umur kehamilaan ini kondisi ibu sudah kuat,
tidak takut keguguran, efektif untuk melakukan senam
hamil
b. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap
kelas, suami atau keluarga ikut serta minimal 1 kali
pertemuan, sehingga dapat mengikuti berbagai informasi
penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau
materi yang lainnya.
B. SARANA
a. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta, kira-kira
ukuran 4x5 meter, dengan ventilasi dan pencahayaan yang
cukup.
b. Alat tulis menulis ( Papan tulis, kertas, spidol, bolpoin )
jika ada
c. Buku KIA
d. Lembar balik kelas ibu hamil
e. Buku pegangan fasilitator
f. Alat peraga ( KB Kit, food model, boneka, metode
kanguru, dll ) jika ada
g. Tikar / Karpet ( Matras )
h. Bantal, Kursi jika ada
i. Buku senam hamil
C. KEGIATAN
a. Pretest
b. Pemberian materi yang berhubungan dengan ibu hamil dan
persalinan
c. Sesi tanya jawab
d. Post test
4. Unit terkait Bidan
KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL

No. Dokumen
No. Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman

1. Pengertian Kunjungan ke rumah ibu hamil sejak kehamilan muda dan terutama
sejak umur kehamilannya 34-36 minggu bagi ibu hamil tidak pernah
memeriksakan kehamilan karena beberapa alasan.
2. Tujuan Deteksi oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi sehingga
dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat
dan memperoleh kesehatan yang optimal.
3. Kebijakan Kepmenkes 828/MENKES/SK/IX/2008 SK Ka Pusk
4. Referensi PWS KIA Depkes RI tahun 2009
Buku KIA Kab Purworejo 2014
Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu Kemenkes RI 2014
5. Prosedur
a. Alat dan Bahan 1. Alat tulis
2. Buku kohort ibu
3. Buku kohort bayi
4. Leanec / Doppler
5. Meteran kain pengukur Tinggi Fundus Uteri
6. Meteran pengukur LILA
7. Tensimeter
8. Stetoskop
b. Langkah-langkah
PERSIAPAN : Petugas
1) Petugas
mempersiapkan
alat dan bahan
2) Merinci ibu Persiapan
hamil yang tidak
datang periksa
Pelaksanaan

PELAKSANAAN :
1) Kunjungn ke Konseling
rumah ibu hamil
2) Anamnesis
3) Pemeriksaan
fisik Pencatatan
4) Pemberian
pelayanan sesuai
dengan
kebutuhan
5) Pencatatan hasil
pelayanan
Antenatal Care
6) Memberikan
pelayanan tindak
lanjut

KONSELING

PENCATATAN
c. Hal-hal yang perlu Faktor Resiko Ibu Hamil
diperhatikan
d. Dokumen Terkait Register kohort ibu hamil, Register KIA, Status ibu, Buku KIA
6. Unit Terkait Sie imunisasi, Posyandu, Kader kesehatan

Vous aimerez peut-être aussi