Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
penting dan menggembirakan. Mereka juga ingin supaya kabar gembira ini bisa dialami oleh
setiap orang yang membacanya, sehingga meskipun mereka tidak melihat /menyaksikan,
tetapi kalau percaya dia diselamatkan.
Gereja yaitu perkumpulan orang beriman pada Kristus. Mereka menghidupi tradisi lesan
maupun tulisan ( Kitab Suci ). Dengan kesaksian hidup menggereja, ternyata banyak orang
yang tertarik dan bergabung. Bandingkan Kisah Para Rasul 2 : 41 – 47 tentang Cara Hidup
jemaat Perdana.
C. Pembawanya
Yesus adalah pokok. Dia sebagai Injil yaitu kabar gembira karena telah menjadi perwujudan
Allah yang menyelamatkan manusia.
Para Rasul dan para murid. Mereka dengan giat dan semangat mewartakan apa yang mereka
lihat , dengar , saksikan dan alami dalam diri Yesus . Kesaksian para Rasul dan para murid
adalah sebagai perwujudan iman , rasa syukur serta bangga atas kehadiran Yesus.
Gereja yang diawali oleh para Rasul dan dengan setia melanjutkan karya keselamatan Yesus .
Para misionaris. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil dan diutus untuk mewartakan
Injil ke manapun mereka pergi. Tugas tersebut mereka yakini sebagai tugas perutusan dari
Tuhan Yesus sendiri agar karya keselamatannya tetap diwartakan bagi semua orang di segala
bangsa.
Ad 1. Dikatakan aku bukan saya, bukan kami, bukan kita karena menunjuk pada diriku sendiri.
Percaya kepada Allah artinya mengakui sebagai yang benar, mendasarkan diri kepada Nya.
Menerima Allah sebagai dasar dan tujuan hidup, menyerahkan diri sepenuhnya secara bebas
kepada kehendakNya. Dalam Allah aku merasa aman, dan terjamin. iman, aman, amin.
Yang aku percayai adalah Allah Tritunggah Mahakudus, yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Dia adalah Allah yang Esa satu kodrat, tetapi tiga diri adalah misteri. Dia tidak dapat
dijelaskan secara sempurna oleh akal budi manusia, sebab jika manusia bisa menangkap dan
menjelaskan secara sempurna mengenai pribadi Allah, maka Allah bukanlah Allah lagi.
Sebab dengan demikian berarti manusia dapat mengatasi kemahakuasaan dan
kemahasempurnaan Allah sendiri. Tritunggal Mahakudus tidak menyatakan dan mengacu
pada jumlah Allah, tetapi lebih mengacu pada kemuliaan , keagungan , dan relasi yang
sempurna yaitu dalam kasih. Teks yang mengacu Tritunggal : Markus 1 : 10-11; Yoh 14: 16,
Matius 28: 19, Kis 7;55, 2 Kor 13 :13.
Menyebut Allah adalah Bapa, bukan karena Dia laki-laki, sebab Allah itu Roh. Tetapi karena
meneladan Yesus yang menyebut Allah itu Bapa.( Mat 5 : 48,Mrk 14;36 Yoh 5, 18 ). Yesus
juga mengajarkan kepada kita untuk berdoa kepada Bapa di surga ( Mat 6,9 ).Hanya dalam
iman Yesus Kristus, kita berani menyebut Allah itu Bapa.
3
Dengan menyebut Allah itu Bapa yang ada di surga, semakin jelas transedensi Allah dan
sema kin jelas keagungan Allah bahwa Ia ada di surga mengatasi segala ciptaan-Nya. Bapa
inilah keistimewaan dan kekhasan sebutan Allah bagi orang Kristen. Allah transenden
sekaligus imanen, agung sekaligus dekat dan memperhatikan manusia.
Gelar Allah sebagai Bapa ( Mat 6;9 ), Mahakuasa ( Ayub 37; 23, Mat 26; 64). Pencipta
( Kej.14; 19, Ayub 4;17, Rom 1;25 ).
Gelar Mahakuasa sangat eksplisit sekali disebutkan kekuasaan Allah melebihi segala
kekuasaan apa saja yang ada di bumi, sebab Ia Mahakuasa. Pencipta berarti Allah pencipta
berkuasa atas segala ciptaanNya, dengan segala isi yang ada di langit dan bumi, dan semua
bergantung kepada-Nya.
Ad 2. Nama Yesus diberikan Yusuf sesuai pesan malaekat Gabriel. Yesus artinya :” Allah
menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka”. ( Mat 1;21).
Yesus adalah Allah Putera yang menjelma menjadi manusia ( Yoh 1; 2. 14 ). Ia menjadi
manusia untuk menyelamatkan/ menebus dosa manusia. Dosa jadi penghalang manusia
berelasi dengan Allah. Dengan ditebus oleh Yesus, hubungan manusia dengan Allah
dipulihkan. Yesus sebagai Anak/ Putera tentu ini tidak bersifat biologis. Sebab Allah adalah
Roh. Ada macam-macam sebutan anak. Tetapi hanya ada satu Putra Tunggal ( Yoh 1 : 14,
18:3, 16. 18 ). Hubungan dekat antara Yesus sebagai Allah dengan Bapanya bisa kita lihat
dalam kata-kata Yesus sendiri : ” Aku dan Bapa adalah satu ” Sebab apa yang dikerjakan
Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak ( Yoh 5:19). Barang siapa melihat Aku, ia melihat
Bapa ( Yoh 14 :9 ). Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku ( Yoh 14:10).
Yesus sungguh Allah. Yoh 1: 1, Yoh 20: 28, Tit 2: 13; 2 Ptr 1 : 1, 1 Yoh 5 : 20. Walaupun
Yesus Allah, ia tidak sama dengan Allah Bapa. ” Bapa lebih besar daripada Aku”. Yoh 14 :
28. Yesus menjadi Tuhah karena Dia bangkit dari mati.
Ad 3. Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Yang dikandung dari Roh Kudus.
( Mat 1 : 18 – 20 , Lk 1 : 35 ) Ini artinya Yesus berasal dari Allah dan Yesus sungguh Allah.
Ke –Allah-an itu nampak dalam sabda dan karya-Nya. ” Sebelum Abraham ada , Aku telah
ada” ( Yoh 8:58). Dalam karya-karyaNya Yesus banyak membuat mujizat. Mujizat itu
adalah menampakkan karya Allah dalam diri Yesus.
Yesus dilahirkan oleh perawan Maria, ini berarti bahwa Yesus sungguh-sungguh manusia.
Sebagai manusia, Yesus merasakan kelemahan-kelemahan yang pernah dialami oleh
manusia, hanya Ia tidak pernah berbuat dosa. Di bawah salib Yesus menyerahkan ibu-Nya
kepada Yohanes, dan bukan kepada saudara-saudara-Nya.
Ad 4. Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan wafat dan
dimakamkan. Derita Yesus adalah :
Dikhianati oleh Yudas, demi 30 keping perak.
Ditinggal sendirian ketika mengalami sakrat maut di kebun Zaitun.
Didera, dicambuk, diludahi, dimahkotai duri, memikul salib.
disalib dan pada ke dua tangan serta kaki dipaku. Lambungnya di tombak.
Ponsius Pitalus adalah seorang bangsa Romawi, yang menjadi gubernur di Yerusalem saat
itu. Dia yang menuliskan kata INRI di atas kayu salib Yesus. INRI artinya Yesus Nasareth
Rex Iudeorum atau Yesus dari Nasaret Raja orang Yahudi. Yesus disalibkan disaksikan oleh
Yohanse ( Yoh 19:39, 21:24).Juga para Rasul berkat karya Roh Kudus mereka memberi
kesaksian tentang kematian Yesus di dalib. Kis 3 : 12 – 15. Kis 5 : 29 – 32.
Yesus dimakamkan karena Dia sungguh sudah mati. Makamnya saja dijaga oleh para
serdadu bukan para murit-Nya. Mt 27 : 62-66. Ia dimakamkan sesuai dengan adat Yahudi,
tetapi karena hari Sabat maka mayat Yesus tidak dimandikan sebagaimana mestinya, hanya
diberi rempah-rempah harum dan minyak wangi ( Lk 23 : 54 ). Setelah itu mayat Yesus
dibungkus dengan kain lenan dan dimasukkan ke dalam gua dan ditutup dengan batu besar.
Untuk tim pangruktilaya : Yohanes, Maria, Maria Magdalena, Yusuf dari Arimatea dan
Nikodemus.
Ad 5. Yang turun ke tempat penantian pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati.
Menurut pandangan orang Yahudi, alam terbagi menjadi 3: Bumi, surga, dan bawah bumi.
Semua orang mati pasti mampir dulu ke bawah bumi ( berkumpulnya orang mati / tempat
4
penantian ), baik orang yang baik maupun orang yang jahat. Disanalah mereka menantikan
kebangkitan dari Allah.
Yesus turun ke tempat penantian berarti Dia membawa kabar gembira karena keselamatan
yang IA berikan kepada orang-orang yang hidupnya berkenan kepada Allah. Yesus tidak
tiggal di tempat itu, IA hanya turun untuk mengadili.
Yesus bangkit dari mati pada hari yang ketiga. Ia wafat pada hari Jum’at dan bangkit pada
hari Minggu pagi ( Mat 28: 1 ) Kebangkitan Yesus sesuai dengan sabdanya sendiri ( Mk 9 :
31 } dan Kitab Suci ( Lk 23:27). Dengan bangkit dari mati berarti Yesus telah mengalahkan
maut. Karena maut berasal dari dosa, maka dengan mengalahkan maut Yesus telah
mengalahkan dosa. Berarti Dia sungguh Tuhan dan Juruselamat manusia. Bukti Yesus
bangkit dari mati : Yoh 20:9, Mat 27: 5-6, Tyoh 20: 10 – 23, Lk 24 :3 , Yoh 2:5.
Ad 6. Yang naik ke surga. Duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.
Menurut pengertian Yahudi, surga itu di atas, dipisahkan dengan bumi. Di surga adalah
tempat tahta Allah. Dengan Yesus naik ke surga berarti Ia telah selesai menunaikan tugas-
Nya di dunia, lalu kembali ke asal mula : hidup bersama Allah Bapa dalam kemuliaan.
Yesus naik ke surga setelah 40 hari dari kebangkitan-Nya dari mati. Selama 40 hari itu
Yesus sering menampakkan diri kepada murid-muridNya. KenaikanNya ke surga terjadi di
Yerusalem dengan disaksikan oleh para murid-Nya ( Kis 1: 13 ). Yesus naik ke surga untuk
mengutus Roh Kudus ( Yoh 18 : 7 ) dan menyediakan tempat bagi kita di surga ( Yoh 14 : 2-
3 ).
Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, berarti Yesus mengambil bagian dalam kekuasaan
Allah Bapa. Yesus menjadi penguasa / Raja.
Ad 7. Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati.
Yesus akan datang mengadili orang hidup dan mati. Maksudnya ialah Yesus menjadi hakim
atas semua orang dari segala zaman dan tempat. Kuasa ini diberikan oleh Allah ( bdk Mat.
28 : 18 ). Allah sendiri yang menentukan Yesus menjadi hakim atas orang hidup dan mati
( Kis 10 : 42 ), menjadi hakim yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan ( Yak 4:12
).
Kiamat dan kematian tidak dapat diketahui kapan, dimana, dan bagaimana. Kapan
datangnya kiamat Yesus sendiri juga tidak tahu (markus 13 : 32 ). Tetapi setiap orang pasti
akan menghadapi tahta pengadilan Allah. Setiap orang harus memberikan
pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah, sesuai dengan apa yang telah
dilakukannya dalam hidup ini. ( Rom 14: 10-12; 2 Kor 5 : 10 ).
Ad 8. Aku percaya akan Roh Kudus.
Roh Kudus adalah Pribadi Allah ketiga. Ia adalah Roh Penghibur yang berasal dari Allah
Bapa dan Putera, namun yang berbeda dengan Allah Bapa dan Putera dalam tugasNya.
Tugasnya mengajarkan sesuatu dan mengingatkan kita akan semua ajaran Kristus. ( Yoh 14 :
26 ).
Roh Kudus turun atas para Rasul pada hari Minggu Pentakosta di Yerusalem. Sepuluh hari
setelah Yesus naik ke surga, atau 50 hari setelah Kristus bangkit dari mati ( Paskah ).
Kita percaya akan Roh Kudus, maka akibatnya kita percaya akan Allah Tritunggal, percaya
akan penyelenggaraan ilahi dalam hidup ini. Percaya bahwa Gereja dibimbing oleh Roh
Kudus sehingga iman, pengharapan dan kasih di dalam Gereja tidak padam dan musnah.
Roh Kudus memberikan 7 karunia ; Kebijaksanaa,, Pengertian, Pengetahuan, Nasehat,
Kekuatan, Kesalehan, dan Takut akan Allah.
Ad 9. Gereja Katolik yang kudus, Persekutuan para Kudus.
Istilah Gereja berasal dari bahasa Portugis igreja, Latin ecclesia, Yunani eklesia, yang artinya
kumpulan . Gereja adalah kumpulan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus, yang
dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus dan meneruskan karya keselamatan Allah
dalam dunia. Atau umat Allah yang sedang berziarah ke rumah Bapa. Dalam peziarahan ini
membutuhkan bangunan/gedung untuk berkumpul dan beribadat bersama, bangunan
tersebut disebut gereja. Jadi Gereja adalah umat Allah sedangkan gereja adalah bangunan
tempat ibadat.
5
Gereja didirikan oleh Yesus. Melalui Sabda, Karya dan Pribadinya terbentuklah suatu
Umat Allah yang baru, yang menggantikan yang lama ( Israel ) . Secara resmi Gereja
terbentuk sejak hari Pentakosta di Yerusalem. Para murid berani mewartakan Kristus.
Yang memimpin Gereja secara tidak kelihatan adalah Kristus sendiri. Tetapi secara duniawi /
kelihatan yaitu Paus dengan bantuan Roh Kudus. Paus bertindak sebagai wakil Kristus di
dunia, sebagai pemimpin umat Katolik se dunia.
Petrus sebagai Paus pertama kali. :” Dan Akupun berkata kepadamu:Engkau adalah
Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak
akan menguasainya. Kepadamu Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di
dunia akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia akan terlepas di surga.”
( Mat 16 : 18 – 19 ). Jadi dasar Gereja adalah Petrus dan para Rasul lainnya.
Adapun sifat-sifat Gereja yang dikehendaki Kristus ialah : Satu ( Yoh 17 : 20-21), Kudus
( Yoh 17 : 17 ), Katolik ( Mat 28 :19 ) dan Apostolik ( Mat 28 : 20 ). Satu karena kesatuan
iman, pengajaran, sakramen, kepemimpinan. Kudus karena bersumber pada Tuhan sendiri
yang hakekatnya adalah Kudus. Katolik karena Gereja Tuhan harus universal . Apostolik
karena berasal dari para Rasul yang telah diberi mandat suci oleh Yesus. Keempat sifat
inilah yang membedakan antara Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus dengan gereja-
gereja yang lain.
Persekutuan para Kudus berarti semua orang beriman kepada Kristus dipersatukan oleh Roh
Kudus menjadi umat Allah yang Kudus. Persatuan ini mencakup hidup di dunia dan akherat,
orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Oleh karena itulah kita berdoa kepada
Bapa di surga dengan perantara para Kudus ( Santo/a) dan kita mendoakan orang-orang
yang sudah meninggal dunia.
Ad 10. Pengampunan dosa.
Dosa adalah perbuatan yang melawan cinta kasih Allah, yang dilakukan secara bebas ( tidak
terpaksa ), sadar , dan tahu ( mengerti bahwa perbuatannya itu jahat).
Pengampunan dosa berarti dengan pengantaraan Yesus Kristus, Allah membaharui hidup
manusia yang lemah, yang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Dengan
pengampunan dosa, hidup berahmat dipulihkan kembali dan hubungan dengan Allah dan
sesama yang renggang/ putus karena dosa berat, juga bisa dipulihkan kembali.
Pengampunan dosa sangat diperlukan karena dengan pengampunan dosa, hidup berahmat
dan persatuan dengan Allah dan sesama kita dipulihkan kembali. Selama belum ada
pengampunan dosa, hubungan kita dengan Allah dan sesama tetap renggang, bahkan putus.
Dalam Mateus 12 : 31 disebut dosa melawan Roh Kudus. Jenisnya :
1. Sengaja berbuat dosa karena tahu Allah itu Maha Pengampun.
2. Putus asa karena tidak percaya bahwa Allah akan mengampuni dosa.
3. Melawan kebenaran yang sudah diketahui
4. Iri hati akan kebaikan orang lain
5. Kemauan keras untuk hidup dalam dosa
6. Menolah rahmat Allah.
Ad 11. Kebangkitan Badan
Artinya bahwa manusia yang percaya kepada Yesus Kristus akan bangkit bersama-Nyadan
hidup hidup bersama-Nya dalam kemuliaan Bapa. Pada saat dibaptis kita bersatu dengan
Yesus yang telah wafat dan pada saat mati kita akan ikut bersama Kristus yang telah bangkit.
( Kol 2:12; 2 Kor 4 : 14).
Pada saat kebangkitan badan, yang dibangkitkan bukan jasad / mayat yang dulu, tetapi
seluruh pribadi manusia, jiwa dan raganya yang baru. Seluruh pribadi manusia diangkat ke
dalam bentuk ilahi ( 1 Kor 15 : 51 – 52; Rom 8 : 11 ). Kristus sendiri telah bangkit dengan
jiwa dan raga-Nya.
Ad 12. Kehidupan Kekal. Amin.
Hidup kekal artinya hidup bersatu dengan Allah dalam kebahagiaan dan kesempurnaan
selama-lamanya. Kehidupan itu terlepas dari ruang, waktu dan unsur. Tidak perlu tempat
untuk berada, tidak ada jangka waktu, dan tidak perlu gerak tenaga untuk hidup.
6
e. Sumber-sumber hukumnya
Adapun sebagai sumber hukum yang bisa dipertangungjawabkan adalah :
1. Kitab Suci ( merupakan sumber otentik )
1. Tradisi yaitu suatu kebiasaan yang dihidupi secara turun termurun.
2. Ajaran resmi Gereja. Misalnya konstitusi, ensiklik , aturan-aturan resmi, dsb.
f. Cara-cara Beribadat
Sebagaimana setiap agama perlu mengungkapkan imannya khususnya dalam relasinya dengan
Yang Mahakuasa, demikian juga agama Katolik mempunyai cara untuk mengungkapkan iman
nya lewat peribadatan, a.l :
1. Liturgi resmi dalam penerimaan sakramen-sakramen. Liturgi artinya ibadat resmi gereja.
Sakramen adalah tanda dan sarana kehadiran Allah dalam Yesus yang menyelamatkan
manusia. Dalam gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu : sakramen Baptis,
sakramen Krisma, sakramen Ekaristi, sakramen Tobat, sakramen Pernikahan, sakramen
Imamat dan sakramen Perminyakan. Dalam peribadatan yang resmi, urut-urutannyapun
sudah ditentukan dan pakem. Dalam liturgi resmi ini peribadatan selalu dilakukan secara
bersama, dipimpin oleh Imam atau Uskup.
2. Liturgi tidak resmi. Dalam peribadatan ini bisa dilakukan secara pribadi, bisa dalam
kelompok. Macamnyapun berbeda-beda. Yang dilakukan secara kelompok misalnya :
pemberkatan rumah, pemberkatan jenazah, doa peringatan arwah dari 7 – 1000 hari dsb.
Sedang yang dilakukan sendiri misalnya doa-doa pribadi seperti doa pagi, sebelum dan
sesudah makan, sebelum dan sesudah tidur, doa rosario, ziarah dsb.
yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. ( surat 1 Yuhanes,
2;20 ). Lihat juga pada Injil Mateus 25; 40 dan 45. Manusia adalah sesama yang sangat
berharga, bernilai apalagi sama-sama sebagai citra Allah.
Manusia sebagai pusat dan puncak ciptaan diberi kepercayaan dan tanggungjawab untuk
menguasai seluruh ciptaaan. Tentu saja menguasai berarti menggunakan/ memanfaatkan,
sekaligus juga bertanggungjawab untuk mengatur, memelihara serta melestarikan demi
kelangsungan dan perkembangannya. Maka dibutuhkan kesadaran manusia akan tanggung
jawab dalam hal ini. Sebab sekarang manusia banyak yang tidak bertanggungajawab dalam
hal ”menguasai alam”. Alam dirusak akibatnya alam juga tidak bersahabat dengan
manusia.
II. Kaidah dan Etika Agama Katolik yang Berhubungan dengan Kesehatan.
Kaidah = peraturan, yaitu apa yang seharusnya terjadi sesuai dengan keyakinan manusia
akan hal-hal yang benar dan baik. Sedangkan etika adalah penilaian kelakuan manusia dari
sudut ke susilaan, dimana seseorang mampu untuk membedakan baik dan buruk, serta
berakibat lang- sung dalam tindakan.
Dalam kaidah dan etika pada agama Katolik khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan, maka menyangkut :
Hidup adalah anugerah Allah yang paling berharga. Untuk itu manusia selalu berusaha
agar hidupnya selalu dapat dialami dengan menggembirakan, tidak sekedar asal hidup.
Bahkan banyak cara orang berusaha mempertahankan hidup. Semua kegiatan dan aktifitas
mengarah pada ke langsungan hidup. Maka bila orang mengalami gangguan dalam hidup,
ia senantiasa berupaya untuk mengatasinya.
Bagi orang beriman hidup suatu yang bernilai dan indah, sebagai anugerah Tuhan
sekaligus me rupakan misteri. Misteri karena manusia tidak berkuasa atasnya. Sebab hidup
yang sungguh ada ini bagi manusia sekaligus tidak ada di dalam tangan manusia.
Meskipun manusia berjuang deng an segenap tenaga dan akal budi, manusia tetap tidak
bisa mempertahankan untuk selamanya. Jika bisa, paling hanya bersifat sementara atau
memperpanjang usia saja. Oleh karena itulah manusia mau mengisi kehidupan ini menjadi
suatu yang indah dan bernilai / bermakna.
Hidup itu sangat berharga bagi setiap manusia, sehingga manusia perlu menjaganya. Namun
dalam menjaga hidup manusia, manusia perlu memperhatikan norma-norma. Manusia tidak
saja dituntut menghormati hidupnya sendiri, tetapi juga hidup orang lain. Sebab dihadapan
Tuhan semua manusia sederajad dan sama-sama dicintai secara istimewa. Maka tidak
dibenarkan jika ada ma nusia yang dikorbankan demi kehidupan manusia yang lain. Tuhan
tidak menghendaki manusia membunuh manusia, sebab hidup dan mati ada di tangan Tuhan
Allah. Sebaliknya sebagai manusia ciptaan Allah yang luhur, justru mengupayakan supaya
setiap manusia itu bisa mengalami hidup yang bahagia, yang bermakna, lewat kasih,
kesetiaan , kepedulian dsb.
8
Kita tahu apa artinya sehat. Bahwa sehat berarti tidak sakit, semua organ tubuh kita
berfungsi secara normal. Sehat adalah anugerah. Tetapi anugerah inipun perlu disambut
dengan cara ma nusia mengupayakan untuk menjaga agar tetap dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani. Sebab manusia terdiri atas jasmani dan rohani.
Untuk menjaga kesehatan jasmani, memang banyak cara yang bisa ditempuh, antara lain :
menjaga lingkungan, makanan, dan olah raga.
Sedang untuk sehat rohani atau psikis, dibutuhkan suasana hati. Kita perlu bisa menata
hidup agar ada keseimbangan antara yang jasmani dan rohani. Kalau dulu ada pepatah :
dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Sekarang hal ini bisa terbalik, yaitu dalam
jiwa yang sehat terdapat badan yang sehat. Sekarang banyak penyakit yang ketika di cek
tidak ditemukan penyakitnya tetapi orang tersebut merasa sakit. Ternyata adanya tekanan-
tekanan / stres yang dialami oleh jiwa / kerohanian, bisa memunculkan gejala-gejala
penyakit fisik. Oleh karena itu perlu memelihara hidup kerohanian kita lewat doa, bacaan
rohani, refleksi, rekreasi, dsb. Kalau kita bisa menerima kenya taan, bisa menata emosi, kita
akan terbantu dalam mengalami hidup yang sehat.
Sebagai orang beriman sangat perlu meningkatkan hidup rohani sekaligus pasti akan
memerhatikan hidup yang jasmani, agar terdapat keselarasan hidup, sehingga hidup sungguh
membahagiakan dan penuh syukur.
&&&&&&&&&
Memang hidup sangat berharga tetapi ternyata manusia tidak kuasa atasnya. Lihat saja
kenyataan bahwa setiap orang pasti akan mengalami akhir hidup yang berarti mengalami
kematian. Peristiwa kematian ini tidak dapat dicegah. Sepandai apapun manusia tidak
pernah akan dapat menahannya jika Tuhan Allah menghendaki kematian.
Oleh karena hidup itu misteri, manusia selalu mencari makna hidup. Dalam usaha mencari
makna hidup itu manusia bercita-cita , berencana, dan menentukan arah mau kemana hidup
ini dibawa, meskipun kadang-kadang apa yang dialami sering tidak sesuai atau sejalan
dengan cita-cita. Memang manusia juga telah menyadari hal tersebut.
Mencari makna hidup ternyata tidak mudah meskipun orang sudah punya banyak
pengalaman, tetapi itu bukan suatu jaminan. Banyak yang mengira makna hidup akan
didapat jika telah mendapat pekerjaan mapan, sukses dalam berbisnis, atau berkeluarga,
tetapi ternyata masih ada yang merasa belum menemukan makna. Apa lagi sekarang ini
banyak sekali tawaran-tawaran yang menyodorkan berbagai macam jawaban. Dalam bidang
kehidupn misalnya : pekerjaan, keluarga, rekreasi, polotik, ilmu, bahkan juga dalam agama
sepertinya mampu memberikan jawaban . Tetapi itu semua belum pasti karena masih
tergantung bagaimana seseorang tersebut dapat mengolahnya.
Makna hidup tidak dapat ditemukan di dalam masa lampau, tidak juga di dalam rumusan-
rumusan. Ternyata hidup mendapat maknanya dalam penghayatan hidup itu sendiri. Ada
orang yang meng alami penderitaan bisa menemukan arti atau makna dari penderitaan
sehingga dia bahagia. Seorang ibu yang merawat anaknya yang sedang sakit kendati penuh
9
pengorbanan ia melakukan de ngan kasih dan kesetiaan yang tulus, ibu itu menemukan
makna dari hidup lewat penderitaannya sehingga tidakmerasa berat dalam hidupnya.
Manusia dapat menemukan makna hidup atau tidak, bukan tergantung pada keberhasilan
atau kegagalan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan, tetapi tergantung dari bagaimana
seseorang bisa menghayatinya di dalam kehidupannya. Penghayatan itu dengan hati. Dengan
hati berarti orang melakukan secara sadar dan ketulusan.
setiap orang. Tetapi manusia tidak dapat menolaknya. Kita juga tidak tahu apa yang
akan terjadi sesudah mati. Dunia dan masyarakat akan terus berjalan meskipun kita
tidak ada.
Bagi orang Katolik, kematian merupakan hidup baru di akherat, yang tidak lagi dibatasi
oleh waktu. Tetapi iman memberi harapan bahwa dengan mati, akan ikut dibangkitkan
bersama Yesus, serta diterima dalam Kerajaan sorga. Maka kematian bagi orang Katolik
menjadikan seseorang diikut sertakan dalam kebahagiaan yang abadi. Sebab ketika
masih di dunia Tuhan Yesus pernah bersabda kepada para muridnya : “ Jangan gelisah
hatimu, percayalah kepada Allah , dan percayalah juga kepada-Ku. Di rumah BapaKu
banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab
Aku pergi ke situ untuk menyiapkan tempat bagimu. ( Yoh 14 : 1 – 3 )
Dengan iman dan pengertian bahwa mati berarti manusia menghadap Allah Sang
Khalik, atau “ sowan Gusti”’ maka rohnya tetap hidup karena yang mati hanya tubuhnya
saja. Maka jenazahnya dirawat dengan sebaik-baiknya. Dalam merawat jenazah, kadang
masih disapa, diajak berbicara, karena percaya dia tahu. Banyak pengalaman ketika
memandikan atau mau memakaikan baju yang badannya tadinya kaku, ternyata dengan
disapa dia badannya lemas dan mudah dipakaikan baju /menurut.
e. Cara merawat jenazah:
- Mempersiapkan peralatan yang mau dipakai : pakaian bersih, handuk, waslap, sabun,
sampo, sisir, alcohol, gunting kuku, alat pencukut untuk pria, bedak, kapas dsb. Air
bersih yang cukup. Segala perhiasan dilepas.
- Memandikan jenazah diawali dan diakhiri dengan doa.
- Usahakan jenazah dalam keadaan kering, bersih dan rapi.
- Bila jenazah akibat kecelakaan, tutup luka-lukanya atau bagian yang mengeluarkan
darah dengan kasa dan dibalut dengan kasa gulung .
- Bila diformalin, pakaian dikenakan setelah diberi formalin.
Mendoakan arwah pada :
- Saat di rumah dengan ibadat pemberkatan jenazah.
- Saat dimakam dengan ibadat penguburan jenazah.
- Sesudah pemakaman, ada ibadat mendoakan arwah selama 7 hari berturut-turut, atau
pada hari ke 3, ke 7, ke 40, le 100, 1 th, 2 th dan 1000 hari.
- Setiap tgl 2 Nopember Gereja mendoakan arwah semua orang beriman. Dan dalam
setiap ekaristipun selalu ada doa untuk armah umat beriman.
Perkembangan jaman sekarang menuntut peran orangtua untuk melahirkan dan membesar
kan anak berkualitas tinggi, bukan lagi berkuantitas banyak. Oleh karena itu melaksanakan
KB boleh dikatakan sudah menjadi tuntutan jaman yang tidak bisa dielakkan. Maka
hendaknya para pasangan suami-isteri mempertimbangkan keadaan secara bijaksana.
Misalnya : kesehat an ibu dan anak, kemampuan ekonomi, pendidikan, masa depan, ajaran
Gereja, kebijakan pe merintah, situasi social dsb yang semuanya bisa
dipertanggungjawabkan bersama.
Persoalannya ialah : cara ber KB. Gereja Katolik dengan tegas menolak setiap KB yang
bersifat abortif, dan pada umumnya tidak mendukung kontrasepsi buatan.
Gereja Katolik menyetujui apa yang dirimuskan dalam GBHN , yaitu cara-cara ber KB
harus sesuai dengan pilihan hati nurani suami-isteri, tidak ada paksaan, sesuai ajaran agama
yang dianut, kebudayaan dan keyakinan.
Yang ditentang oleh Gereja adalah pola berpikir “ anti hamil “ dan “ kontra – sepsi “ yang
kerap dilandasi padangan serta sikap bertantangan dengan ajaran agama tentang martabat
dan kedudukan isteri, serta nilai-nilai kehidupan. Bila anak dipandang sebagai “ kegagalan “
“bahaya” atau bahkan “ musuh “ yang harus dihindari, maka dengan mudah “ dihilangkan”
saja. Jika wanita hanya dipandang sebagai “ alat pemuas kebutuhan seks suami” yang harus
selalu “ siap pakai..” dengan syarat “ asal jangan hamil”, itu tidak mendukung penghargaan
terhadap kehidupan dan martabat wanita.
Pedomannya : “ Bila demi keutuhan kehidupan keluarga dan demi kesejahteraan keluarga
yang sudah ada itu tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk menambah jumlah anak,
maka suami-isteri bertindak secara bertanggungjawab, dan oleh karena itu tidak perlu
merasa berdosa bila mereka ber-KB. Asal cara itu tidak merendahkan martabat isteri atau
suami, tidak berlawanan dengan hidup manusiawi ( misalnya pengguguran dan
pemandulan tetap ), dan dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Masalah konkret yang dihadapi pasangan suami-isteri adalah memilih cara ber-KB yang
paling baik.
Pada dasarnya ada dua pola ber-KB : KB alamiah ( Natural Family Planing) dan KB Buatan
atau Kontrasepsi ( Srtificial Birth Control).
Masalah memilih cara KB yang baik itu tidak asal yang gampang dan efektif untuk
mencegah kehamilan. Tetapi harus mempertimbangkan segi moralitas/ norma agama,
kesehatan ibu dan anak, ekonomi dsb. Maka Gereja memberikan bimbingan dengan
menganjurkan KB alamiah.
Cara-cara Keluarga Berencana
1. Dianjurkan kepada semua : KB alamiah dengan metode Ovulasi Billings
( MOB )
2. Cara-cara lain yang boleh : Pil, kondom, suntik, susuk.
3. Tidak diterima : Abortus, MR ( Menstrual Regulation), morning after pil
obat melancarkan haid kalau hamil.
4. Dipersoalkan boleh-tidaknya : IUD/ spiral, strerilisasi, vaksin ( yang
mencegah implantasi/ ni dasi)
5. Kurangdapat diandalkan : sanggama terputus, walik kandungan, KB alamiah dengan
metode kalender, menyusui lama.
6. Hati-hati : Cara-cara/ obat-obatan tradisional yang mungkin mempunyai efek samping
meng gugurkan kandungan.
7. Perlu diperjuangkan: monogamy ( satu isteri-satu suami), umur kawin,
emansipasi dan pen didikan kaum perempuan.
13
1. Manusia yang terdiri dari jiwa dan raga , menyadari bahwa raga itu rapuh. Maka perlu
dijaga demi keutuhan seluruh pribadi. Bahkan bila perlu manusia rela berkorban oragan
tubuhnya demi nilai tersebut.
2. Kewajiban untuk mempertahankan hidup. Karena fungsi organ tubuh ini tidak hanya
untuk diri nya, tetapi juga untuk sesama, sebab dasarnya adalah hukum cinta.
3. Karena cinta sesama, si pendonor tentunya tidak merasa terpaksa karena tahu yang
menjadi tujuan tindakannya. Pengorbanan menjadi nilai cinta yang berharga demi orang
yang dicintai bisa hidup.
4. Lewat donor darah maupun transplantasis organ tubuh, manusia bertindak dalam
kesatuan ji wa dan raga yang bertujuan untuk kesempurnaan sebagai pribadi.
Kesempurnaan adalah tuju an hidup bagi setiap orang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika pendonor adalah orang yang masih hidup :
Tidak menimbulkan bahaya pendonor terhadap hidup dan kesehatan.
Penerima memang untuk keselamatan hidup.
Catatan :
Bila organ yang diambil dari orang yang sudah mati maka :
Harus ada kepastian bahwa orang tersebut sungguh sudah meninggal sehingga tidak ada
masalah moral.
Kerelaan dari pihak keluarga yang bertanggungjawab atas “ pangrukti “ jenazah
tersebut, mengingat masih adanya rasa hormat terhadap jenazah.