Vous êtes sur la page 1sur 15

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

“ANEMIA”

Disusun Oleh : Kelompok 11

Garinda Galang H.F.E. (201510300511071)

Lailatus Syamsiyah (20151030051108)

Siti Khumairoh (201510300511084)

DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

i
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sehingga kami bisa
menyusun makalah ini dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing
yang telah mengarahkan dalam mengerjakan makalah ini. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Anemia.

Kami menyadari akan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena


itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang
membaca.

Malang, 21 Oktober 2017

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................ i


Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan ....................................................................................... 2


2.1 Definisi ............................................................................................................ 2
2.2 Etilogi .............................................................................................................. 3
2.3 Patofisiologi .................................................................................................... 4
2.4 Manifestasi klinis ............................................................................................. 5
2.5 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................. 6
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................................. 6
2.7 Komplikasi ...................................................................................................... 6
2.8 Asuhan Keperawatan ...................................................................................... 7

BAB III Pentup ............................................................................................... 11


Datar Pustaka .................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah suatu kondisi yang dihasilkan dari pengurangan
konsentrasi hemoglobin atau berkurangnya jumlah sel darah merah atau keduanya
menghasilkan kemampuan yang lebih rendah oksigen waktu melahirkan ery untuk
mendukung kegiatan tubuh . Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di
negara-negara berkembang di kalangan anak usia sekolah.

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah


merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal . Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Smeltzer,
2002).
Serta pengertian tentang anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi
akibat kekurangan zat besi dalam darah , artinya konsentrasi hemoglobin dalam
darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel – sel darah merah akibat
kurangnya kadar besi dalam darah . Semakin berat kekurangan zat besi yang
terjadi akan semakin berat pula anemia yang diderita (Gibney, 2008 ).
1.2 Tujuan Penulian
1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis Anemia
2. Untuk mengetahui pengkajian pada anak dengan Anemia
3. Untuk mengetahui dignosa keperawatan pada anak dengan Anemia

1.2 Manfaat
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep teori dan asuhan
keperawatan Anemia pada anak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal . Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Smeltzer,
2002).
Keparahan anemia pada anak dapat dilihat dari derajat:
Derajat anemia untuk menentukan seorang anak mengalami anemia atau tidak
dapat ditentukan oleh jumlah kadar Hb yang terdapat dalam tubuh. Klasifikasi
derajat anemia yang umum dipakai dalah sebagai berikut :

a. Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr / dl


b. Ringan Hb 8 gr / dl – 9,9 gr / dl
c. Sedang Hb 6 gr / dl – 7,9 gr / dl
d. Berat Hb < 6 gr / dl
(Sumber : WHO, 2002,. dalam Wiwik , 2008).
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling
luas, terutama di negara-negara berkembang dengan risiko yang lebih besar pada
anak-anak usia sekolah. Anemia pada anak-anak usia sekolah mengakibatkan
resistensi menurunkan penyakit, peningkatan tibility suscep- infeksi,
perkembangan kognitif yang buruk, gangguan perkembangan fisik, prestasi
sekolah yang buruk dan kapasitas kerja berkurang dengan gangguan
perkembangan nomic sosial dan eko negara.

2
2.2 Etiologi
Menurut Price (2006) penyebab anemia dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena :

a) Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe,


Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.

b) Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat


menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.

c) Fungsi sel induk ( stem sel ) terganggu , sehingga dapat menimbulkan


anemi aplastik dan leukemia.

d) Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.

2. Kehilangan darah :

a) Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang terjadi secara


mendadak.

b) Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.

3. Meningkatnya pemecahan eritrosit ( hemolisis). Hemolisis dapat terjadi


karena :

a) Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD ( untuk mencegah


kerusakan eritrosit.

b) Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit
misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan
obat acetosal.

Tanda gejala yang sering dijumpai pada anak selain dilihat dari beratnya anemia,
berbagai faktor yang mempengaruhi berat dan adanya gejala :

1) kecepatan kejadian anemia,

2) durasinya misalnya kronisitas,

3) kebutuhan metabolisme pasien yang bersangkutan,

4) adanya kelainan lain atau kecacatan dan

5) komplikasi tertentu atau keadaan penyerta kondisi yang mengakibatkan

3
anemia (Smeltzer, 2002).

Sedangkan tanda gejala menurut Mansjoer (2006) dapat digolongkan menjadi tiga
jenis gejala yaitu :

1. Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia, timbul


karena iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh
terhadap penurunan kadar hemoglobin. Sindrom ini biasanya di ikuti
dengan; lemah, letih , lesu, lunglai.

2. Gejalah yang lebih spesifik pada anemia, sebgai berikut:

a) anemia defisiensi besi gejalanya antara lain disfagia, atrofi papil


lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok ( koilonychia ).

b) anemia megaloblastik antara lain glositis, gangguan neurologik


pada defisiensi vitamin B12.

c) anemia aplastik antara lain seperti perdarahan, dan tanda – tanda


infeksi.

3. Anemia juga dapat disebabkan karena infeksi cacing tambang, seperti


mengalami perut sakit, pembengkakan parotis dan warna kuning pada
telapak tangan.

2.3 Patofisiologis
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-
sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada
kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan

4
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1
mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system
fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk
dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan penyakit
kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan
oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya
lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).

2.4 Manifestasi klinis


Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan
neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku,
anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif
yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan,
gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara
mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai.
Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia.
Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak
mata bawah).

5
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan
kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan
stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

2.5 Penatalaksanaan
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
Transplatasi sel darahmerah.
Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen .
Obati penyebab perdarahan abdomen bila ada.
Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayur hijau.

2.6 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek,
gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada
kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan
organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Hemoglobin (Hb) adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran
kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi dalam darah setelah anemia
berkembang. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan

6
menggunakan alat sederhana seperti Hb Sachli. Biasanya penurunan Hb di
bawah 10 g%
2. Jumlah eritrosit bisa normal atau sedikit turun.
3. MCH : bisa normal atau sedikit menurun. Bila anemaia bertambah berat,
eritrosit akan mengecil (micrositer)
4. MCHC : menurun, akn tampak eritrosit yang pucat (hopokrom)
2.8 Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan
semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk
istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis,
palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah
4) Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5) Makana/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi
seksual.

7
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono,
1994).

• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai


oksigen/nutrisi ke sel.
Ditandai dengan :Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan
rambut rapuh, perubahan tekanan darah
• Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen
Ditandai dengan : kelemahan dan kelelahan, Mengeluh penurunan
aktifitas/latihan,lebih banyak memerlukan istirahat/ tidur
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan kegagalan untuk
mencerna, absorbsi makanan
Ditandai dengan : Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,
perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual, kehilangan tonus otot
• Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan,
perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat
Ditandai dengan : Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah
feses, mual, muntah, penurunan nafsu makan

C. Intervensi//Perencanaan
• Diagnosa 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen/nutrisi ke sel.
- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
- Beri posisi semi fowler
- Kaji nyeri dan adanya palpitasi
- Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
- Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Kolaborasi
- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah
merah

8
- Berikan sel darah merah darah lengkap
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi

• Diagnosa 2 Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai


oksigen
- Kaji kemampuan aktifitas pasien
- Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas
- Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan
- Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi
- Gunakan teknik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.

• Diagnosa 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


penurunan jumlah makanan, perubahan proses pencernaan, efek samping
penggunaan obat
- Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
- Observasi dan catat masukan makanan pasien
- Timbang berat badan tiap hari
- Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
- Observasi mual, muntah
- Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik
Kolaborasi
- Konsul pada ahli gizi
- Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya vitamin dan mineral suplemen
- Berikan suplemen nutrisi

• Diagnosa 4 Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah


makanan, perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat
- Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah
- Kaji bunyi usus 7
- Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung
- Hindari makan berbentuk gas
Kolaborasi

9
- Konsul ahli gizi untuk pemberian diet seimbang
- Beri laktasif
- Beri obat anti diare
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :


1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan : Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Klasifikasi derajat
anemia yang umum dipakai dalah sebagai berikut :
a. Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr / dl
b. Ringan Hb 8 gr / dl – 9,9 gr / dl
c. Sedang Hb 6 gr / dl – 7,9 gr / dl
d. Berat Hb < 6 gr / dl
Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia, timbul karena
iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh terhadap
penurunan kadar hemoglobin. Sindrom ini biasanya di ikuti dengan; lemah, letih ,
lesu. Pemeriksaan penunjang untuk anemia adalah pemeriksaan laboratorium
yaitu dengan memeriksa kadar hemoglobin (Hb). Penatalaksanaan anemia
diantaranya; Transplatasi sel darahmerah, antibiotik diberikan untuk mencegah
infeksi, suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah,
dan diet kaya besi yang mengandung daging dan sayur hijau.

11
Daftar Pustaka

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.


Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara :
Jakarta
Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7.
EGC : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta

12

Vous aimerez peut-être aussi