Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
“ANEMIA”
2017
i
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sehingga kami bisa
menyusun makalah ini dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing
yang telah mengarahkan dalam mengerjakan makalah ini. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Anemia.
Penyusun
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep teori dan asuhan
keperawatan Anemia pada anak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal . Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Smeltzer,
2002).
Keparahan anemia pada anak dapat dilihat dari derajat:
Derajat anemia untuk menentukan seorang anak mengalami anemia atau tidak
dapat ditentukan oleh jumlah kadar Hb yang terdapat dalam tubuh. Klasifikasi
derajat anemia yang umum dipakai dalah sebagai berikut :
2
2.2 Etiologi
Menurut Price (2006) penyebab anemia dapat dikelompokan sebagai berikut :
2. Kehilangan darah :
b) Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit
misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan
obat acetosal.
Tanda gejala yang sering dijumpai pada anak selain dilihat dari beratnya anemia,
berbagai faktor yang mempengaruhi berat dan adanya gejala :
3
anemia (Smeltzer, 2002).
Sedangkan tanda gejala menurut Mansjoer (2006) dapat digolongkan menjadi tiga
jenis gejala yaitu :
2.3 Patofisiologis
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-
sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada
kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan
4
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1
mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system
fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk
dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan penyakit
kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan
oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya
lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).
5
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan
kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan
stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
2.5 Penatalaksanaan
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
Transplatasi sel darahmerah.
Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen .
Obati penyebab perdarahan abdomen bila ada.
Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayur hijau.
2.6 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek,
gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada
kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan
organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Hemoglobin (Hb) adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran
kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi dalam darah setelah anemia
berkembang. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
6
menggunakan alat sederhana seperti Hb Sachli. Biasanya penurunan Hb di
bawah 10 g%
2. Jumlah eritrosit bisa normal atau sedikit turun.
3. MCH : bisa normal atau sedikit menurun. Bila anemaia bertambah berat,
eritrosit akan mengecil (micrositer)
4. MCHC : menurun, akn tampak eritrosit yang pucat (hopokrom)
2.8 Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan
semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk
istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis,
palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah
4) Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5) Makana/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi
seksual.
7
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono,
1994).
C. Intervensi//Perencanaan
• Diagnosa 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen/nutrisi ke sel.
- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
- Beri posisi semi fowler
- Kaji nyeri dan adanya palpitasi
- Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
- Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Kolaborasi
- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah
merah
8
- Berikan sel darah merah darah lengkap
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
9
- Konsul ahli gizi untuk pemberian diet seimbang
- Beri laktasif
- Beri obat anti diare
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan : Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Klasifikasi derajat
anemia yang umum dipakai dalah sebagai berikut :
a. Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr / dl
b. Ringan Hb 8 gr / dl – 9,9 gr / dl
c. Sedang Hb 6 gr / dl – 7,9 gr / dl
d. Berat Hb < 6 gr / dl
Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia, timbul karena
iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh terhadap
penurunan kadar hemoglobin. Sindrom ini biasanya di ikuti dengan; lemah, letih ,
lesu. Pemeriksaan penunjang untuk anemia adalah pemeriksaan laboratorium
yaitu dengan memeriksa kadar hemoglobin (Hb). Penatalaksanaan anemia
diantaranya; Transplatasi sel darahmerah, antibiotik diberikan untuk mencegah
infeksi, suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah,
dan diet kaya besi yang mengandung daging dan sayur hijau.
11
Daftar Pustaka
12