Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Faktor Fisik
Menurut Permenaker No 13 tahun 2011 tentang NAB faktor fisika dan faktor
bersifat fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja,kebisingan,
a. Suara Bising
1) Jenis-jenis kebisingan :
wide band noise). Misalnya suara kipas angin, dapur pijar dll.
pesawat terbang.
perusahaan.
3) Pengukuran kebisingan
sound level meter. Alat ini mengukur kebisingan antara 30-130dB dan
(i) Telingah bagian luar. Terdiri dari; daun telingah dan liang telingah,
(ii) Telingah bagian tengah. Terdiri dari, gendang telingah, dan susunan tulang-
(iii) Telingah bagian dalam Suara yang keras mempunyai potensi mengganggu
tengah, yaitu : ossicular, tympanic membrane, oval window, dan cochlear (bila rusak
(i) Suara yang keras mempunyai potensi merusak bagian - bagian tepi dan pusat
tengah dan telinga dalam seperti ossicular, tymphanic membrane, oval window dan
cochlear.
(ii)Cochlear apabila rusak tidak dapat sembuh kembali. Kerusakan cochlear ini dapat
juga disebabkan oleh kebisingan level lemah yang kontinyu yang memberikan
(iii) Akibatnya kemampuan sel - sel sensor penerima suara jadi berkurang dan
akhirnya terjadi perubahan pada pada syaraf dengar. Adanya perubahan pada
pendengaran (the loss hearing thershold), (iv) Hilang ambang pendengaran yang
hearing loss atau disederhanakan menjadi noice induced hearing loss disingkat
NIHL, (v) Kebisingan yang relatif hebat dihubungkan dengan acoustic trauma. Hal ini
dapat terjadi apabila puncak kebisingan lebih dari 160 dB, (vi) Orang yang terpapar
kebisingan ini akan menderita rasa sakit pada gendang telinga (tymphanic
berkurang, (viii) Kebisingan lebih dari 120 dB sudah dapat menyebabkan rasa gatal -
gatal di dalam telinga, pendengaran mulai berkurang dan juga akan terjadi
yang masih baik / normal suara – suara dapat di dengar pada level yang paling
lemah yaitu antara 0 s/d 10 dB pada berbagai frequensi, terutama pada 4.000 Hz
karena pendengaran manusia paling peka pada frequensi tersebut Efek Kebisingan
Terhadap Daya Kerja Dan Pekerjaan Efek pemaaran bising terdaya kerja tenaga
kerja, meliputi ; (i) Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dimana pada suatu
lokasi kerja konsentrasi ini diutamakan terutama untuk pekerjaan - pekerjaan yang
dalam suasana bising akan memerlukan energi yang lebih banyak karena harus
kepala pusing, dilatasi pupil mata, susah tidur,gangguan tubuh lainya : Kosentrasi
pembuluh darah, prifer, t.u tungkai bawah, penigkatan kadar adremail darah,
dengan bergagai devisi atau unit didalam suatu industry proses, yaitu antara devisi
National Instiatute of Occupational Safety and Health (adalah bagian dari pusat
maksimum untuk tiap paparan kebisingan tertenu, dan di Indonesia sendiri waktu
NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja Kebutuhan
Hearing Loss Prevention Program (HLPP), akibat kerugian dari terpaparnya bising di
tempat kerja, antara lain , untuk perkerja dan pihak perusahaan Pekerja : Kehilangan
terjadinya kecelakaan, dan, (iv) Kelelahan dan stress Perusahaaan : Dari klaim
kompensasi, kerugian dari perushaan akibat bising tidaklah seberapa karena biaya
konpensasi jauh lebih rendah dari pada biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
Hearing Loss Prevention Program (HLPP), (1) Klaim kompensasi Ketika seorang
dan bising akan menjadi ancaman untuk keselamatan Keuntungan dari Hearing
Hearing Loss Prevention Program (HLPP) dengan efektif, semua pihak baik pekerha
dengan baik.
b. Pencahayaan
Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara
kegairahan kerja. Telah kita ketahui hampir semua pelaksanaan pekerjaan
melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui jenis pekerjaan yang
memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas
mengamati obyek yang sedang dikerjakan. Intensitas penerangan yang sesuai
dengan jenis pekerjaannnya jelas akan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Armstrong (1992) menyatakan bahwa intensitas penerangan yang kurang dapat
menyebabkan gangguan visibilitas dan eyestrain. Sebaliknya intensitas
penerangan yang berlebihan juga dapat menyebabkan glare, reflections, excessive
shadows, visibility dan eyestrain. Semakin halus pekerjaan dan menyangkut
inspeksi serta pengendalian kualitas, atau halus detailnya dan kurang kontras,
makin tinggi illuminasi yang diperlukan, yaitu antara 500 lux sampai dengan
1000 lux (Suma’mur, 1996).
Tenaga kerja disamping harus dengan jelas dapat melihat obyek-obyek yang
sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula benda atau alat dan
tempat disekitarnya yang mungkin mengakibatkan kecelakaan. Maka penerangan
umum harus memadai. Pekerjaan yang berbahaya harus dapat diamati dengan
jelas dan cepat, karena banyak kecelakaan terjadi akibat penerangan kurang
memadai.
Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu
penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan alamiah (dan sinar
matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi disarankan untuk mengunakan
penerangan alamiah, akan tetapi setiap tempat kerja harus pula disediakan
penerangan buatan yang memadai. Hal ini untuk menanggulangi jika dalam
keadaan mendung atau kerja di malam hari. Perlu diingat bahwa penggunaan
penerangan buatan harus selalu diadakan perawatan yang baik oleh karena lampu
yang kotor akan menurunkan intensitas penerangan sampai dengan 30%. Tingkat
penerangan pada-tiap tiap pekerjaan berbeda tergantung sifat dan jenis
pekerjaannya.
1. Kehilangan produktivitas
2. Kualitas kerja rendah
3. Banyak terjadi kesalahan
4. Kecelakan kerja meningkat
Iklim kerja adalah kombinasi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerak
udara dan suhu radiasi pada suatu lingkungan kerja. Iklim kerja yang tidak
nyaman dan tidak sesuai dengan sifat pekerjaan akan sangat menggangu
penurunan. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan iklim kerja. Untuk
iklim kerjanya, jika iklim kerja tidak sesuai sebaiknya dilakukan penyesuaian.
pada kelembaban 85% - 95% dan suhu basah antara 22 - 30º C, suhu tersebut
yang terjadi tidak lebih dari 20% untuk suhu panas dan 35% untuk suhu dingin,
semuanya dari keadaan normal tubuh. Sedangkan batas toleransi untuk suhu
udara 40%-50% dan perbedaan suhu permukaan 40ºC. Sehingga suhu optimal
pekerja maka semakin rendah suhu yang diperlukan supaya ideal. Tenaga
Faktor Fisika di Tempat Kerja ditetapkan bahwa nilai ISBB tempat kerja tersaji
dan efek terhadap seseorang perlu diperhatikan seluruh faktor yang meliputi
antara tubuh dan lingkungan melalui kontak udata dengan tubuh. c. Setiap
dapat terjadi melalui keringat yang dikeluarkan oleh tubuh pada saat
Kerja Panas Kelainan atau gangguan yang tampak secara klinis akibat
gangguan tekanan panas, dibagi atas 4 yaitu: a. Millaria Rubra (Heat Rash)
Sering dijumpai dikalangan militer atau pekerja fisik lainnya yang tinggal di
daerah iklim panas. Tampak adanya bintik papulovesikal kemerahan pada kulit
yang terasa nyeri bila kepanasan. Hal ini terjadi sebagai akibat sumbatan
predisposisi untuk terjadinya faktor yang lebih serius. Adanya kelainan kulit
(Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan,
yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat
natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering
terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Heat cramps sering terjadi
pada pekerja manual, seperti pekerja di ruang mesin, pekerja pengolah baja
timbul di tangan, betis atau kaki, terasa sangat nyeri. Otot menjadi keras,
tegang dan sulit untuk dikendurkan. Heat cramps bisa dicegah atau diobati
keringat, terutama selama melakukan kerja fisik atau olah raga berat.
gangguan sirkulasi darah dan fungsi otak. Gejala utama adalah kelelahan,
kelemahan dan kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena
Sengatan Panas (Heat Stroke) Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat
medik dengan angka kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme
sengatan panas, mekanisme pengatur suhu tubuh sudah tidak berfungsi lagi
jarang ditemukan pada tenaga kerja Indonesia. Sampai saat ini tidak ada kasus
kejang panas melainkan diare kronis pada tenaga yang berada dalam cuaca
panas yang tinggi. Namun begitu, terdapat kesan bahwa suhu ditempat kerja
misalnya kerja jantung menjadi bertambah Tekanan panas yang berlebih juga
pada tubuh manusia serta dapat mengakibatkan rasa letih dan kantuk,
terhadap panas supaya tidak menimbulkan gangguan pada tubuh meliputi: air
unsur pendingin tubuh yang penting dalam lingkungan panas. Air diperlukan
urine. 2) Garam (NaCl) Pada keluaran keringat yang banyak, perlu menambah
darah mengalir kedaerah usus untuk menyerap hasil pencernaan. 4) Tidur atau
istirahat Untuk menghindari efek kelelahan setelah aktivitas fisik yang berat
yang dilakukan pada lingkungan kerja yang panas, tubuh memerlukan istirahat
yang cukup dan tidur sekitar 7 jam sehari. 5) Pakaian 21 Pakaian melindungi
mendapatkan efek yang menguntungkan, baju yang pakai harus cukup longgar
panas, dan lainnya sehingga dapat mengurangi aliran panas yang timbul. 2)
gangguan kesehatan akibat terpapar suhu udara yang tinggi. Lamanya kerja
dan istirahat harus disesuaikan dengan tingkat tekanan panas yang dihadapi
tekanan heat stress dan heat strain dilaksanakan dalam rangka perlindungan
secara umum yang dapat digunakan untuk semua panas yang ada
yang ada di lingkungan tempat kerja dan panas metabolisme yang dihasilkan
oleh aktivitas tubuh. Selain itu terdapat pula pengendalian khusus yang harus
dievaluasi.
d. Getaran
“Getaran adalah gerakan yang teratur dari suatu benda atau media
emkanis yang berosilasi disekitar titik yang tetap .Getaran adalah bentuk
Getaran mekanis dapat dirasakan dan terjadi pada seluruh tubuh pada
waktu lama .
ujung kaki sampai kepala .Getaran ini berasal dari tempat duduk
tubuh adalah getaran yang bisa melalui kaki (tempat berdiri) atau melalui
tempat duduk. Getaran ini terjadi biasa pada alat pengangkut seperti
terjadi melalui lengan dan tangan, misalnya pada gerinda, bor tangan,
Level(m/dr2)
Frekuensi (Hz)
Efek getaran :
gangguan penglihatan
Pengukuran getaran :
acceleration meter.
e. Radiasi
Pengertian dan Defenisi Radiasi Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses
di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap
oleh benda lain. Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi memancarkan
(yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber.
geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang
sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Radiasi adalah fenomena / peristiwa
dapat merambat walau tidak ada medium, yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata
Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang
Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan
radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa.
Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik Radiasi partikel adalah radiasi
berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta (β), partikel alfa (α),
sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron Jika ditinjau dari "muatan listrik"nya,
radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi nonpengion. Radiasi
pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan
muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini
disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada
bahan, termasuk benda hidup. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X,
partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), partikel neutron, Partikel beta
(β), partikel alfa (α), dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung.
Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar
kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi
secara tidak langsung. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat
dilihat dari jenis radiasi terdiri dari ; radiasi elektromagnetik, radiasi pengion, radiasi
thermal, radiasi Cerenkov, radiasi sel hidup, radiasi matahari, radiasi nuklir, radiasi
benda hitam, radiasi non-ionisasi,radiasi cosmic Beberapa bahan kimia yang terdiri
dari unsur-unsur kimia inti yang tidak stabil. Sebagai akibat dari ketidakstabilan ini,
atom memancarkan partikel subatomik dan aleatoria. Tanpa kita sadari, sebenarnya
kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi. Radiasi telah menjadi
bagian dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak
ditemukan tenaga nuklir setengah abad yang lalu,yang mana terdapat lebih dari 60
radionuklida . Berdasarkan asalnya radiasi yang dapat dibedakan pada dua garis
biologis efek radiasi dapat dibedakan atas : a. Berdasarkan jenis sel yang terkena
paparan radiasi Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel
genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan
sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka
efek radiasi dapat dibedakan atas : – Efek Genetik (non-somatik) atau efek
pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena
paparan radiasi.
Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.
Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas : o Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik
sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut
luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam
waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. o Efek tertunda merupakan efek radiasi
yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar
radiasi, seperti katarak dan kanker. b. Berdasarkan dosis radiasi Bila ditinjau dari
dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek
stokastik dan efek deterministic (non-stokastik). Efek Stokastik adalah efek yang
mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis
yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu
pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak
membunuh sel tetapi mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang
berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang
berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau
transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik
terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama.
Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik,
sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima.
Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifatsifat sel yang baru
tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau
pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka
waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat
toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.
Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik a.l : – Tidak mengenal dosis
ambang – Timbul setelah melalui masa tenang yang lama – Keparahannya tidak
bergantung pada dosis radiasi – Tidak ada penyembuhan spontan – Efek ini meliputi
: kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit keturunan (efek genetik). Efek
menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi karena
adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan
yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada
seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di
atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis
yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis
efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya
efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang,
peluang terjadinya efek ini menjadi 100%. Adapun ciri-ciri efek non-stokastik, antara
lain ; – Mempunyai dosis ambang – Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi –
Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan) – Tingkat keparahan
tergantung terhadap dosis radiasi – Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas /
Efek Genetik merupakan efek stokastik, sedangkan Efek Somatik dapat berupa
- Pembatasan waktu kerja → (bekerja sesingkat mungkin: Dosis = laju dosis x waktu)
sedapat mungkin diupayakan utk tdk terlalu lama berada didekat sumber radiasi utk
mencegah terjadinya paparan radiasi yang besar, utk itu pekerja radiasi diberlakukan
- Pengendalian jarak kerja → (bekerja sejauh mungkin, laju dosis x jarak2 = konstan)
dari sumber radiasi,utk mencegah terjadi paparan tersebut maka harus menjaga
jarak yang jauh dari tingkat yang aman dari sumber radiasi. Penggunaan penahan
radiasi (sehelai kertas untuk radiasi alfa, aluminium atau plexiglass untuk radiasi
DAFTAR PUSTAKA
2006.