Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Leachate is one of the inevitable consequences of the practice of solid waste disposal in open dumping
that can cause environmental problem, especially water pollution. The biological methods have been proved as
an efficient alternative for the treatment. Designing the best operational system for leachate treatment would
require the determination of the biological kinetics that are valid only for a certain practiced process. Two types
of open dumping leachates, which were taken from drought and rainy season, were used to determine the
kinetics, Yg, Ks and b. The acclimated activated sludge was used in three batch reactors with different initial
MLVSS concentration (1700, 500 and 400 g/l for 1st, 2nd, and 3rd reactors). The parameters observed on this
research were COD (Chemical Oxygen Demand), MLSS (Mixed Liquor Suspended Solids) and MLVSS (Mixed
Liquor Volatile Suspended Solids). The research shown that value ranges from 0.058 to 0.372 (dˉ1), Yg value
ranges from 0.6166 to 0.9114 (mg MLVSS/mg COD), Ks value ranges from 353.4 to 3362.1 (mg/l), and b value
ranges from 0.1248 to 0.132 (dˉ1), for the dissolved oxygen of 2.7-4.6 mg/l and pH value around 7-9. The
parameters of bioreactor design were calculated based on the 3 rd reactor kinetic values for the influent flow rate
(Q) of 20 m3/d, the mean cell-residence time (c) of 10 days and the MLVSS concentration of 3200 mg/l, with
COD and BOD5 of 10 000 mg/l and 3800 mg/l, and COD and BOD 5 effluent of 50 mg/l and 38 mg/l. The result
of bioreactor design were as follows: reactor volume of 171 m3, the sludge production of 54.6 kg/d, the oxygen
requirement of 96.1 kg/d, the power requirements for blower of 5.1 kW, and the reactor dimension of 4x7.125x6
m for depth, length and wide.
seperti ultrafiltrasi), dan panas (insinerasi, penguap- e. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
an) (Biehler dan Hägele, 1995). adalah seperangkat reaktor (Gambar 1) dan alat-
Metode biologis telah terbukti efisien untuk alat untuk analisis. Peralatan analisis yang di-
penanganan air lindi sampah. Penanganan secara gunakan adalah alat-alat gelas, spektrofoto-
aerobik dan anerobik telah diaplikasikan untuk meter, timbangan analitik, oven, tanur dan
menghilangkan bahan organik, nitrogen dan/atau reaktor COD.
logam (Kettunen et al., 1997). Lumpur aktif
merupakan salah satu metode penanganan limbah Metode Penelitian
cair secara biologis yang cukup potensial untuk
menurunkan BOD. Karakterisasi Air Lindi
Untuk menghasilkan efluen yang aman bagi
lingkungan, diperlukan perancangan proses bio- Parameter untuk karakterisasi meliputi para-
reaktor agar proses pengolahan air lindi dapat ber- meter pH, warna, kekeruhan, TSS (Total Suspended
jalan optimal. Oleh sebab itu, perlu diketahui ter- Solids), VSS (Volatile Suspended Solids), COD
lebih dahulu nilai beberapa parameter kinetika (Chemical Oxygen Demand), BOD5 (Biochemical
karena nilai parameter kinetika berlaku spesifik bagi Oxygen Demand), TKN (Total Kjeldahl Nitrogen),
jenis limbah cair dan proses yang diterapkan. NH3-N (nitrogen-amonia), NO3-N (nitrogen-nitrat),
Penentuan nilai parameter kinetika dapat NO2-N (nitrogen-nitrit), PO4- (fosfat), fenol dan
dilakukan secara curah maupun sinambung, sesuai logam (Zn, Cu, Mn, Cr, Pb dan Fe).
dengan metode kultivasi lumpur aktif. Kelebihan
metode curah adalah mudah dan waktu proses yang Aklimatisasi Lumpur Aktif
diperlukan relatif singkat dibandingkan cara
sinambung (Cech et al., 1984). Aklimatisasi lumpur aktif bertujuan untuk
mengadaptasikan mikroorganisme dengan kondisi
Tujuan lingkungan yang baru, termasuk sumber makanan-
nya. Lumpur aktif yang telah dicampur dengan air
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: lindi di dalam reaktor, diaerasi pada suhu ruang (25-
31oC) dan pH alami air lindi.
1. Penentuan parameter kinetika meliputi koefisien Pertumbuhan bakteri ditandai dengan peru-
hasil maksimum (Yg), konstanta laju pertum- bahan warna suspensi menjadi coklat kehitaman dan
buhan spesifik (), konstanta paruh (Ks), dan terjadi peningkatan nilai MLVSS. Aklimatisasi
konstanta laju kematian (b) untuk lumpur aktif lumpur aktif berlangsung selama tiga hari. Skema
secara curah, dan reaktor aerobik yang digunakan ditunjukkan pada
2. Penentuan nilai parameter perancangan bio- Gambar 1.
reaktor air lindi meliputi volume reaktor (Vr),
produksi sludge (Px), kebutuhan oksigen,
kebutuhan tenaga dan dimensi reaktor.
dalam suatu reaktor curah, dimana udara diberikan substrat dengan laju pertumbuhan adalah sebagai
secara berlebih (excess air) sehingga terjadi penga- berikut :
dukan di dalam reaktor. Nilai pH reaktor sesuai dX dS
dengan pH alami air lindi. Nilai parameter kinetika Yg ….. (3)
yang diperoleh digunakan untuk mendesain ukuran dt dt
bioreaktor.
Penelitian utama dilakukan pada dua kondisi dimana, Yg adalah koefisien yield. Untuk perubahan
operasi, yaitu volume reaktor 15 liter dan 10 liter. konsentrasi biomass dan substrat yang kecil pada
Pada volume operasional reaktor 15 liter dilakukan fase pertumbuhan, persamaan (3) dapat
dengan kadar MLVSS awal 1500-2000 g/l (disebut diintegrasikan untuk menghasilkan persamaan
sebagai air lindi 1) dan 500-600 mg/L (disebut berikut :
sebagai air lindi 2). X = Xo + Yg (So-S)
….. (4)
Pada volume operasional 10 liter, sebanyak
dua liter lumpur aktif dimasukkan ke dalam reaktor. Dalam suatu kultur curah, jika keberadaan
Kemudian, ditambahkan air lindi hingga volume salah satu dari kebutuhan essensial (substrat dan
reaktor 10 liter (disebut sebagai air lindi 3). Kadar nutrien) untuk pertumbuhan terbatas, maka zat
MLVSS awal yang dihasilkan ± 400 mg/l. Proses essensial tersebut akan habis dan pertumbuhan akan
untuk kedua kondisi operasi berlangsung secara berhenti. Efek dari keterbatasan substrat atau
aerobik dan curah pada suhu ruang. nutrien dapat didefinisikan menggunakan persamaan
Pengamatan untuk air lindi 1 dilakukan setiap yang diajukan Monod (Metcalf dan Eddy, 1991) :
24 jam selama 10 hari, dengan parameter yang S
diukur adalah MLSS, MLVSS, COD, TKN, dan m ….. (5)
NH3-N. Pengamatan untuk air lindi 2 dilakukan Ks S
sebanyak tiga kali sehari selama tiga hari, dengan
parameter yang diukur adalah MLSS, MLVSS, dan Dengan S = konsentrasi substrat pembatas
COD. Pengamatan untuk air lindi 3 dilakukan setiap pertumbuhan (massa/unit volume) dan K = konstanta
enam jam selama tiga hari, kemudian menjadi satu kecepatan setengah (konsentrasi substrat pada 0.5
kali sehari pada dua hari selanjutnya. Parameter laju pertumbuhan maksimum) (massa/unit volume)
yang diamati adalah MLSS, MLVSS, COD dan pH. dan m = laju pertumbuhan spesifik maksimum
Titik pengambilan sampel untuk setiap air (waktu-1).
lindi adalah dari kran yang paling bawah. Pengukur- Kinetika Monod untuk penggunaan substrat
an pH, suhu dan oksigen terlarut dilakukan untuk dan pertumbuhan biologis juga dapat direpresentasi-
mengetahui kondisi pengoperasian reaktor. kan sebagai berikut (Pirbazari et al., 1996) :
Dalam sistem kultur curah, laju pertumbuhan
sel bakteri pada fase pertumbuhan eksponensial dS m X S
dapat didefinisikan sebagai berikut (Metcalf dan ….. (6)
Eddy, 1991) : dt Yg Ks S
dX
X ….. (1) Modifikasi dari persamaan (6) menghasilkan
dt persamaan (7) yang dapat digunakan untuk menen-
dengan = laju pertumbuhan spesifik (waktu-1) dan tukan koefisien Monod Ks dan m.
X=konsentrasi mikroorganisme, massa/unit volume
X Yg Yg Ks 1 ….. (7)
Jika konstan, integrasi dari persamaan di
atas menghasilkan persamaan berikut :
dS
dt
m
m S
ln X = t + ln Xo ….. (2)
Plot –X/(dS/dt) terhadap 1/S adalah linear
pada fase pertumbuhan dengan kemiringan dan
Xo merupakan konsentrasi biomass pada t = 0. Plot perpotongan ordinat sebagai Yg.Ks/m dan Yg/m,
ln X terhadap waktu (t) akan menghasilkan garis dimana koefisien Monod dapat diperkirakan dengan
dengan kemiringan . regresi linear (Pirbazari et al., 1996).
Dalam sistem bakteri yang digunakan untuk
Pada proses pengolahan biologis, sebagian penanganan air limbah, tidak semua distribusi umur
dari substrat dikonversi menjadi sel-sel baru dan sel berada pada fase pertumbuhan logaritmik. Oleh
sebagian dioksidasi menjadi produk akhir inorganik sebab itu, persamaan untuk laju pertumbuhan perlu
dan organik (Metcalf dan Eddy, 1991). Jumlah sel- dikoreksi untuk menghitung kebutuhan energi untuk
sel baru berkaitan dengan penggunaan substrat perawatan sel. Faktor lain, seperti kematian dan
tertentu, sehingga relasi antara laju penggunaan predasi, juga harus dipertimbangkan. Biasanya,
b
ln X 2
X1
….. (12)
dari konsentrasi BOD5 dan jumlah organisme yang
dibuang dari sistem setiap hari. Jika semua BOD5
dikonversi menjadi produk-produk akhir, maka total
t 2 t1
kebutuhan oksigen dihitung dengan mengkonversi
Laju kematian mikroorganisme, b, dapat BOD5 menjadi BODL, menggunakan faktor konversi
ditentukan dari kemiringan plot linear ln X terhadap yang sesuai. Salah satu dari produk akhir tersebut
waktu dalam fase endogenous. adalah pembentukan sel baru. Jika BOD L sel yang
dibuang dikurangi dari total oksigen dalam sistem,
Perancangan Bioreaktor maka sisanya adalah jumlah oksigen yang harus
disuplai ke dalam sistem. Berdasarkan persamaan
Perancangan bioreaktor aerobik harus oksidasi mikroorganisme yang menghasilkan
memperhatikan tiga hal, yaitu volume reaktor, oksigen dan air serta amonia, menunjukkan bahwa
kebutuhan oksigen, dan kebutuhan tenaga minimal satu mol sel setara dengan 1.42 mol BODL (Metcalf
untuk pengadukan yang memadai. Pada dan Eddy, 1991).
perancangan bioreaktor aerobik, suatu persamaan Oleh sebab itu, kebutuhan oksigen teoritis
perancangan dikombinasikan dengan kesetimbangan untuk menghilangkan bahan karbon organik dalam
massa dari komponen-komponen pereaksi dalam air limbah untuk sistem lumpur aktif dapat dihitung
reaktor (Grady dan Lim, 1980). dengan persamaan:
Menurut Metcalf dan Eddy (1991), dalam
Q( S0 S)
sistem lumpur aktif yang teraduk sempurna dengan kg O2
1.42 Px ... (17)
f 1000 g
pengembalian lumpur aktif, volume reaktor dapat hari
dihitung dengan persamaan berikut : kg
YQ c S o S
dimana, f adalah faktor konversi BOD5 menjadi
Vr ….. (13) BODL.
X 1 k d c Menurut Metcalf dan Eddy (1991), jika
efisiensi transfer oksigen pada sistem aerasi
Vr = volume reactor (m3) diketahui, maka kebutuhan oksigen aktual dapat
c = waktu tinggal sel rata-rata, hari-1 ditentukan. Suplai udara harus mencukupi untuk (1)
kd = koefisien laju kematian (hari-1) kebutuhan BOD untuk oksidasi limbah, (2)
Q = laju alir (m3/hari) kebutuhan respirasi endogenous mikroorganisme, (3)
kebutuhan pengadukan, dan (4) mempertahankan Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Karakterisasi dil-
konsentrasi minimum oksigen terlarut pada reaktor, akukan pada musim kemarau dan hujan. Hasil
yaitu sekitar 1-2 mg/l. karakterisasi air lindi tersebut disajikan pada Tabel
Kebutuhan teoritis udara dapat dihitung dengan 1.
mengasumsikan bahwa udara mengandung 23.2%
oksigen berdasarkan berat. Jika berat spesifik udara
standar adalah 1.20 kg/m3, maka kebutuhan udara
teoritis adalah sebagai berikut:
kg O2
m 3 udara d …(18)
hari 1.20 0.232
Penggunaan peralatan aerasi dapat menghambat
transfer oksigen, sehingga diasumsikan efisiensi
transfer oksigen dalam peralatan aerasi adalah 8
persen. Kebutuhan udara aktual dengan tingkat
transfer oksigen 8 persen adalah : Gambar 2. Lokasi pengambilan sample leachate
satu TPA akan memiliki kualitas polutan yang menjadi 3256 mg/l. Adanya peningkatan nilai
berbeda. MLVSS menunjukkan mikroorganisme mengalami
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa air lindi pertumbuhan, meskipun pertumbuhannya rendah.
memiliki kisaran nilai COD yang cukup tinggi, yaitu Hal ini disebabkan tingkat biodegradabilitas air lindi
1 325–2 027 mg/l. Berdasarkan tabel tersebut, air yang rendah.
lindi yang dianalisis termasuk dalam kategori air
lindi dengan kekuatan organik menengah (Pohland Hasil Pengolahan Air Lindi
dan Harper, 1985).
Nilai TKN dan NH3-N pada air lindi cukup Pada penelitian ini, ada tiga kondisi pengolah-
tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh jenis an air lindi secara curah, yang selanjutnya disebut
sampah di TPA Galuga, yang didominasi oleh sebagai air lindi 1, air lindi 2, dan air lindi 3. Air
sampah domestik dan pasar. Pada air lindi juga lindi 1 dan 2 diambil pada waktu musim kemarau,
terdeteksi adanya beberapa logam berat seperti sedangkan air lindi 3 diambil pada waktu musim
timbal (Pb), krom (Cr) dan nikel (Ni), meskipun hujan. Parameter yang diamati meliputi nilai pH,
dalam konsentrasi kecil. NH3-N, TKN, COD, MLSS, dan MLVSS.
Rasio nilai BOD5/COD air lindi yang
dianalisis cukup rendah, yaitu 0.22 untuk air lindi Nilai pH
pada musim kemarau dan 0.38 untuk air lindi pada
musim hujan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa air Menurut Sawyer dan McCarty (1986) seperti
lindi termasuk dalam limbah yang sulit didegradasi. dikutip oleh Nurcahyo (1993), perubahan nilai pH
Menurut Pohland dan Harper (1985), air lindi selama proses pengolahan lumpur aktif secara
dengan tingkat biodegradabilitas tinggi memiliki aerobik merupakan akibat perubahan kandungan
rasio nilai BOD5/COD antara 0.4–0.8. nitrogen, alkalinitas dan terutama proses nitrifikasi.
Kurva perubahan nilai pH disajikan pada Gambar 4.
Aklimatisasi Lumpur Aktif Nilai pH mengalami peningkatan pada awal proses
pengolahan, kemudian terjadi penurunan yang
Kegiatan ini dilakukan dengan cara signifikan setelah jam ke-36.
memberikan aerasi pada lumpur aktif yang telah
diberikan air lindi. Suhu yang digunakan adalah
9
suhu ruang (25–31oC) dengan pH alami dari air lindi
(7–8). Pembentukan bakteri ditandai dengan 8.5
perubahan warna suspensi dari coklat menjadi coklat 8
kehitaman (lebih pekat) dan terjadi peningkatan nilai
pH
6600 3500
Gambar 4. Kurva perubahan nilai pH air lindi 3
6400 3300
Pada proses nitrifikasi, nitrogen organik di-
6200 3100 ubah menjadi nitrit yang selanjutnya diubah menjadi
nitrat, dengan melibatkan mikroorganisme dalam
6000 2900 kondisi aerobik. Pembentukan nitrit berlangsung
0 13 23 38 49 pada pH optimal 8–9, sedangkan pembentukan nitrat
berlangsung pada pH optimal 7.0–8.3. Menurut
Waktu (jam)
Sawyer dan McCarty (1986) seperti dikutip oleh
MLSS MLVSS Nurcahyo (1993), pembentukan nitrat dapat
menurunkan nilai pH.
Gambar 3. MLSS dan MLVSS selama aklimatisasi
Kadar NH3-N dan TKN
Kurva MLSS dan MLVSS pada Gambar 3
menunjukkan adanya peningkatan MLSS dari 6176 Dalam limbah cair, nitrogen larut sebagai
menjadi 6680 mg/l dan MLVSS dari 2952 mg/l amonia, nitrit, nitrat, atau sebagai molekul organik.
Pada proses aerobik, terjadi oksidasi amonia menjadi dalam kurun waktu empat hari. Demikian pula pada
nitrit dan nitrat. Selain itu, sebagian nitrogen reaktor air lindi 3 yang dioperasikan dengan kadar
digunakan untuk pembentukan sel. Total kandungan MLVSS rendah, yaitu 402 mg/l, hanya mampu
nitrogen yang terdapat dalam limbah diukur sebagai menguraikan 37% COD dalam kurun waktu empat
TKN dalam bentuk NH3-N. Berikut ini kurva hari.
perubahan NH3-N dan TKN pada air lindi 1.
Konsentrasi COD
800
400 120
(mg/l)
350
100
300 400
80
250 200
TKN
200 60
NH3-N 0
150
40
100
0 2 4 6 8 10 12
20
50 Waktu (hari)
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (hari) (a)
1700
Nilai COD menunjukkan jumlah kebutuhan Konsentrasi COD untuk air lindi 2 dan air
oksigen yang ekuivalen dengan kandungan bahan lindi 3 berada pada kisaran 1000-1200 mg/l. Hal ini
organik pada air limbah yang dapat dioksidasi oleh menunjukkan bahwa untuk konsentrasi kadar COD
oksidan kimia yang kuat (APHA, 1992). Oksidasi sulit terdegradasi yang tinggi (62–78%) dapat
bahan organik menghasilkan CO2 dan H2O. Nilai dirombak (didegradasi) menggunakan reaktor
COD akan semakin menurun akibat proses oksidasi dengan konsentrasi biomassa (MLVSS) yang tinggi.
dan sebagian bahan organik dikonversi menjadi sel-
sel baru. Gambar 6 menunjukkan perubahan COD Kadar MLSS dan MLVSS
pada ketiga air lindi. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa konsentrasi COD menurun secara Pada proses lumpur aktif, mikroorganisme
drastis pada awal proses pengolahan. Pada air lindi yang tersuspensi digunakan untuk menangani limbah
1, laju degradasi COD mulai terlihat menurun dan cair. Pengukuran nilai MLVSS merupakan suatu
cenderung mendekati nol setelah proses pengolahan pendekatan untuk menyatakan jumlah populasi
berjalan selama empat hari. Akan tetapi, penurunan bakteri. Perubahan konsentrasi MLVSS dan MLSS
laju degradasi COD lebih cepat pada air lindi 2 dan dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.
air lindi 3, yaitu setelah proses pengolahan berjalan Meskipun perubahan nilai COD terlihat jelas,
selama 60 jam. Persentase kesalahan analisa COD penambahan konsentrasi MLVSS sangat sulit
adalah 11–15%. ditentukan dengan baik, terutama pada air lindi 1
Reaktor air lindi 1 yang dioperasikan dengan yang memiliki kadar MLVSS awal tinggi. Hal ini
kadar MLVSS tinggi (1736 mg/l) dapat menguraikan dipengaruhi oleh tiga sebab utama, yaitu konsentrasi
lebih dari 50% COD dalam kurun waktu empat MLVSS yang tidak seragam dalam reaktor, kecilnya
hari. Sebaliknya, pada reaktor air lindi 2 yang perubahan konsentrasi MLVSS dibandingkan kadar
dioperasikan dengan kadar MLVSS rendah, yaitu MLVSS awal, dan selang waktu pengamatan yang
549 mg/l, hanya 25% COD yang dapat terdegradasi lama (hari) sehingga perubahan konsentrasi MLVSS
tidak teramati dengan baik. Perubahan konsentrasi padatan tersuspensi tetap (FSS). Nilai VSS
MLVSS terlihat lebih baik pada air lindi 2 dan air menunjukkan besarnya bahan organik, sedangkan
lindi 3, dimana kadar MLVSS awal lebih rendah dan nilai FSS (Fixed Suspended Solids) menunjukkan
selang waktu pengamatan yang diperpendek. Per- besarnya bahan anorganik.
sentase kesalahan analisa MLVSS adalah 10%.
4000
Konsentrasi MLSS
3700
Konsentrasi MLVSS
2600
(mg/l)
3400
2200
3100
(mg/l)
1800 2800
1400 2500
0 2 4 6 8 10 12
1000
Waktu (hari)
0 3 6 9 12
Waktu (hari) (a)
(a) 2000
Konsentrasi MLSS
1800
900 1600
(mg/l)
Konsentrasi MLVSS
800 1400
700 1200
(mg/l)
600 1000
500 800
400 0 20 40 60 80 100 120
300 Waktu (jam)
0 20 40 60 80 100 120
Air lindi 2 Air lindi 3
Waktu (jam)
Air lindi 2 Air lindi 3 (b)
(b)
Gambar 8. Kurva perubahan konsentrasi MLSS:
Gambar 7. Kurva perubahan konsentrasi MLVSS: air lindi 1 (a); air lindi 2 dan 3 (b)
air lindi 1 (a); air lindi 2 dan 3 (b)
Gambar 8 menunjukkan perubahan nilai
Nilai MLVSS akan meningkat selama proses MLSS ketiga air lindi. Pada ketiga air lindi, kurva
aerobik, yang disebabkan oleh pertumbuhan dan MLSS memperlihatkan kecenderungan yang hampir
perkembangbiakan. Pada air lindi 1, terjadi sama dengan kurva MLVSS, meskipun perubahan-
perubahan konsentrasi MLVSS sebesar 27%, yaitu nya lebih fluktuatif. Nisbah rata-rata MLVSS ter-
dari 1736 mg/l menjadi 2208 mg/l pada hari ke hadap MLSS adalah 0.53 untuk air lindi 1, 0.45
delapan. Pada air lindi 2, perubahan konsentrasi untuk air lindi 2 dan 0.48 untuk air lindi 3.
MLVSS sebesar 41%, yaitu dari 549 mg/l menjadi
774 pada jam ke-24. Pada kedua air lindi ini, hanya Parameter Kinetika
fase pertumbuhan logaritmik dan penurunan
pertumbuhan yang terlihat baik dalam kurva Koefisien Yield
MLVSS, meskipun pada akhir proses terjadi
fluktuasi nilai MLVSS. Akan tetapi, kurva MLVSS Nilai Yg menunjukkan banyaknya bahan
air lindi 3 memperlihatkan keempat fase organik yang dikonversi menjadi sel-sel baru. Nilai
pertumbuhan mikroorganisme, dengan kadar awal Yg yang tinggi menunjukkan kandungan bahan
MLVSS sebesar 402 mg/l menjadi 653 mg/l pada organik yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme
jam ke-36. juga tinggi. Regresi linear dari plot hubungan antara
Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi konsentrasi MLVSS (X) terhadap selisih penurunan
oleh nilai pH, suhu dan oksigen terlarut. Suhu COD atau substrat (So–S) menghasilkan koefisien Yg
reaktor berkisar antara 25–31oC dan oksigen terlarut = 1.005 mg MLVSS/mg COD untuk air lindi 1, Yg =
antara 2.7-4.6 mg/l. 0.9114 mg MLVSS/mg COD untuk air lindi 2, dan
Nilai MLSS menunjukkan padatan tersuspensi Yg = 0.6166 mg MLVSS/mg COD untuk air lindi 3.
yang tidak dapat melalui kertas saring Whatman Variasi nilai Yg dari ketiga air lindi
disebabkan oleh perbedaan karakteristik air lindi
dengan ukuran pori 0.45 m. Total padatan
yang digunakan. Pada air lindi 1, nilai Yg yang
tersuspensi dalam reaktor (TSS) merupakan
tinggi dibarengi dengan efisiensi penghilangan COD
gabungan dari padatan tersuspensi volatil (VSS) dan
(>50%) yang lebih baik dibandingkan kedua air lindi
lainnya. Meskipun demikian, hal ini tidak berlaku kan kedua air lindi lainnya. Kisaran koefisien Ks
pada air lindi 2. Menurut Pirbazari et al. (1996), pada proses lumpur aktif untuk pengolahan air lindi
nilai Yg yang tinggi tidak selalu mengindikasikan dari berbagai penelitian yang dirangkum oleh
tingkat degradabilitas yang lebih baik karena ada Pohland dan Harper (1985) adalah 175–1800 mmg/l.
faktor lain yang mengontrol kinetika biodegradasi,
antara lain aktivitas enzim dan konsentrasi awal Koefisien Laju Kematian (b)
substrat.
Untuk menghitung nilai koefisien laju
Koefisien Laju Pertumbuhan Spesifik () kematian (b), data yang digunakan adalah data pada
fase endogenous decay. Dari ketiga air lindi, hanya
Nilai koefisien menunjukkan kecepatan air lindi 2 dan 3 yang menunjukkan fase endogenous
pertumbuhan mikroorganisme. Regresi linear dari decay dengan baik. Oleh sebab itu, nilai koefisien b
plot hubungan antara ln X terhadap waktu (t) dihitung berdasarkan data air lindi 2 dan 3.
menghasilkan koefisien = 0.058 (hariˉ1) untuk air Plot hubungan antara ln X terhadap waktu (t)
lindi 1, = 0.3072 (hariˉ1) untuk air lindi 2, dan = dari regresi linear menghasilkan koefisien b = 0.132
0.372 (hariˉ1) untuk air lindi 3. (hariˉ1) untuk air lindi 2 dan b = 0.1248 (hariˉ1)
Koefisien untuk air lindi 1 lebih kecil untuk air lindi 3. Kisaran koefisien b pada proses
lumpur aktif untuk pengolahan air lindi dari berbagai
dibandingkan dengan koefisien kedua air lindi
lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbeda- penelitian yang dirangkum oleh Pohland dan Harper
an waktu pengamatan, dimana pengamatan air lindi (1985) adalah 0.084–0.56 (hariˉ1). Hasil rekapitulasi
penentuan parameter kinetika dari ketiga percobaan
1 dilakukan per hari sehingga perubahan konsentrasi
MLVSS tidak teramati dengan baik. Kisaran air lindi disajikan pada Tabel 3.
koefisien m pada proses lumpur aktif untuk pengo-
Perancangan Bioreaktor
lahan air lindi dari berbagai penelitian yang dirang-
kum oleh Pohland dan Harper (1985) adalah 0.28–
Perancangan bioreaktor untuk air lindi
1.06 (hariˉ1).
meliputi volume reaktor (Vr), produksi sludge (Px),
Nilai yang rendah menunjukkan pertumbuh- kebutuhan oksigen, kebutuhan tena ga dan dimensi
an mikroorganisme yang lambat. Menurut Pirbazari reaktor. Model perancangan reaktor dibuat berdasar-
et al. (1996), nilai merupakan salah satu indikator kan data kinetika dari sampel air lindi 3. Untuk
tingkat biodegradabilitas proses pengolahan air melakukan perhitungan perancangan bioreaktor,
limbah. Nilai ketiga air lindi yang rendah menun- sebelumnya perlu dibuat beberapa asumsi yang
jukkan tingkat biodegradabilitas yang rendah pula. meliputi konsentrasi biomassa dalam reaktor (X),
Hal ini dapat disebabkan tingginya konsentrasi waktu tinggal sel rata-rata (c), konsentrasi COD
bahan organik yang sulit didegradasi, yang ditunjuk- efluen (S), laju alir influen (Q), dan faktor konversi
kan oleh nilai rasio BOD5/COD yang rendah (<0.4). BOD5 menjadi BODL.
Menurut Metcalf dan Eddy (1991), nilai
Koefisien Konstanta Paruh (Ks) MLSS untuk desain parameter proses lumpur aktif
berkisar antara 2500-4000 mg/l. Nisbah MLVSS
Variabel biokinetik Ks menunjukkan kepeka- terhadap MLSS adalah 0.8. Pada perancangan bio-
an konsentrasi substrat yang peka terhadap pertum- reaktor diasumsikan bahwa nilai MLSS adalah 4000
buhan biomassa. Apabila nilai Ks besar berarti mg/l sehingga nilai MLVSS adalah 3200 mg/l.
rentang konsentrasi substrat yang peka terhadap Waktu tinggal sel (c) dapat dihitung meng-
pertumbuhannya besar. Konsentrasi di atas Ks gunakan rumus (21). Hasil perhitungan dari nilai
menunjukkan kecenderungan yang kurang peka parameter kinetika menunjukkan bahwa waktu
terhadap pertumbuhan biomassa (Grady dan Lim,
tinggal sel rata-rata (c) adalah 4 hari.
1980).
Hasil regresi linear plot hubungan antara X/-
Tabel 3. Rekapitulasi nilai parameter kinetika
(dS/dt) terhadap 1/S menghasilkan koefisien Ks =
353.4 (mg/l) untuk air lindi 1, Ks = 1570.8 (mg/l)
Yg
untuk air lindi 2, dan Ks = 3362.1 (mg/l) untuk air Sampel
(mg VSS/
Ks B
lindi 3. Air lindi (hariˉ1) (mg/l) (hariˉ1)
mg COD)
Perbedaan nilai koefisien Ks air lindi 2
1 1.005 0.058 353 -
hampir setengahnya dari nilai Ks air lindi 3. Nilai
Ks yang tinggi menjadi salah satu indikator tingkat 2 0.9114 0.3072 1570 0.132
biodegradabilitas yang tinggi pula (Pirbazari et al., 3 0.6166 0.372 3362 0.125
1996). Hal ini menunjukkan air lindi 3 memiliki
tingkat biodegradabilitas yang lebih baik dibanding-
O2 (kg/d) 96.1
Pw (kW) 5.1