Vous êtes sur la page 1sur 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam typhoid merupakan permasalahan kesehatan penting dibanyak
negara berkembang. Secara global, diperkirakan 17 juta orang mengidap
penyakit ini tiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan insiden demam typhoid
adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk pertahun, dengan angka kematian
2%. Demam typhoid merupakan salah satu dari penyakit infeksi terpenting.
Penyakit ini di seluruh daerah di provinsi ini merupakan penyakit infeksi
terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh 24 kabupaten. Di Sulawesi
Selatan melaporkan demam typhoid melebihi 2500/100.000 penduduk (Sudono,
2006).
Demam tifoid atau typhus abdominalls adalah suatu infeksi akut yang
terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Typhi
dengan masa tunas 6-14 hari. Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak
tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber
dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik. Di Indonesia
penderita Demam Tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per
tahun dan tersebar di mana-mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi
terutama pada musim panas. Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur,
tetapi yang paling sering pada anak besar, umur 5- 9 tahun dan laki-laki lebih
banyak dari perempuan dengan perbandingan 2-3 : 1.12 Penularan dapat terjadi
dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai dapat mengkonsumsi
makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurang
bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid bila terdapat demam terus-
menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan
diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit perut, tidak buang
air besar atau diare beberapa hari (Bahtiar Latif, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui seluk beluk tentang demam thypoid pada para pembaca
sehingga dapat menjadi referensi untuk pembelajaran atau upaya preventif
mencegah penyakit demam thypoid.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keperawatan ini adalah untuk: Untuk mengetahui
secara lebih mendalam mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan
penyakit demam thypoid untuk diusahakan mencari data-data beserta
pemecahanya kemudian mencocokan berdasarkan teori yang telah di peroleh
dari kuliah maupun literature.

C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
a. Memberi tambahan referensi bagi tenaga medis atau petugas kesehatan
untuk memberikan informasi tentang demam thypoid bila ada yang
membutuhkan informasi.
b. Memberi masukan pada tenaga medis atau petugas kesehatan untuk
memperbaiki intervensi bila ada klien dengan demam thypoid sesuai
dengan standar operasional prosedur.
2. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan untuk para pembaca yang memiliki keluarga denan
demam thypoid maupun yang berkemauan untuk mencegah keluarga dan
orang terdekat dari demam thypoid.
3. Bagi Institusi
Mengembangkan ilmu Keperawatan Keluarga dan menambah literature
tentang demam thypoid.
4. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang demam thypoid yang dapat
dijadikan tambahan referensi untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Typoid
1. Definisi

Demam typhoid adalah penyakit menular dan infeksi akut yang


disebabkan oleh kuman bakteri Salmonella typhosa, yang ditandai dengan
bakteremia, perubahan pada system retikuloendotelia yang bersifat difus,
pembentukan mikroabses dan ulserasi nodus peyer di distal ileum, biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pencernaan, dan gangguan kesadaran. (nyeri perut, diare,
delirium, bercak rose, dan splenomegali serta kadang-kadang disertai
komplikasi perdarahan dan perforasi usus.

2. Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Samonella Thposa/Eberthela


Thyposa yang merupakan kuman negatif, motil dan tidak menghasilkan spora,
hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah
sedikit serta mati pada suhu 700C dan antiseptik. Salmonella mempunyai tiga
macam antigen, yaitu Antigen O=Ohne Hauch=somatik antigen (tidak
menyebar) ada dalam dinding sel kuman, Antigen H=Hauch (menyebar),
terdapat pada flagella dan bersifat termolabil dan Antigen V1=kapsul ;
merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O antigen
terhadap fagositosis. Ketiga jenis antigen ini di manusia akan menimbulkan
tiga macam antibodi yang lazim disebut aglutinin. Gangguan pemenuhan
kebutuhan Dasar ( dikaitkan dengan patofisiologis insiden, dan prognosis
penyakit)

3. Patofisiologi

Kuman Salmonella Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan


makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnakan oleh asam
lambung. Sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid
plaque peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini
komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman
Salmonella Typi kemudian menembud ke lamina propia, masuk aliran limfe
dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi.
Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini salmonella typi masuk ke aliran
darah melalui duktus thoracicus. Kuman salmonella typi lain mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typi bersarang di plaque peyeri,
limpa, hati dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Semula disangka
demam dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian ekperimental
disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam
dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid. Endotoksin salmonella typi
berperan pada patogenesis demam tifoid, karena membantu terjadinya proses
inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typi berkembang biak.
Demam pada tifoid disebabkan karena salmonella typi dan endotoksinnya
merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh zat leukosit pada
jaringan yang meradang.

Masa tunas demam tifoid berlangsung 10-14 hari. Gejala-gejala yang


timbul amat bervariasi. Perbedaaan ini tidak saja antara berbagai bagian
dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari waktu ke waktu. Selain itu
gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis,
sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian hal ini
menyebabkan bahwa seorang ahli yang sudah sangat berpengalamanpun dapat
mengalami kesulitan membuat diagnosis klinis demam tifoid.

Dalam minggu pertama penyakit keluhan gejala serupa dengan penyakit


infeksi akut pada umumnya , yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut,
batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan
meningkat . dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas dengan
demam, bradikardia relatif, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi daan ujung
merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan
mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis, roseolae jarang
ditemukan pada orang Indonesia.

4. Tanda dan Gejala

a. Pada pasien
1) Pola persepsi dan metabolisme
Nafsu makan klien meurun yang disertai dengan mual dan muntah.
2) Pola eliminasi
Klien tyfoid biasanya mengalami konstipasi bahkan diare.

3) Pola aktivitas dan latihan


Klien demam tyfoid haruslah tirah baring total untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang berakibat aktivitas klien terganggu.
Semua keperluan klien dibantu dengan tujuan mengurangi kegiatan
atau aktivitas klien. Tirah baring totalnya yang dapat menyebabkan
terjadinya dekubitus dan kontraktur sendi.

4) Pola tidur dan istirahat


Terganngu karena klien biasanya gelisah akibat peningkatan suhu
tubuh. Selain itu juga klien belum terbiasa dirawat di rumah sakit.

5) Pola penanggulangan stress


Pada pola ini terjadi gangguan dalam menyelesaikan permasalahan
dari dalam diri klien sehubungan penyakit yang dideritanya.

b. Pada keluarga
1) Adanya beban mental sebagai akiabt dari salah satu anggota
keluarganya dirawat di rumah sakit karena sakit yang di deritanya
sehingga menimbulkan kecemasan.
2) Biaya merupakan masalah yang dapat menimbulkan beban keluarga.
Bila perawatan yang diperlukan memerlukan perawatan yang
konservatif yang lama di rumah sakit, akan memerlukan biaya yang
cukup banyak, sehingga dapat menimbulkan beban keluarga.
3) Akibat klien di rawat di rumah sakit maka akan menambah kesibukan
keluarga yang harus menunggu anggota keluarga yang sakit.

5. Prognosis

Prognosis demam thypoid pada anak adalah baik, asalkan pasien cepat
berobat. Mortalitas pada pasien yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadi
tidak baik bila terdapat gambaran klinis yang berat seperti: demam tinggi
(hiperpireksia/febris kontinua, kesadaran sangat
menurun(sopor,koma/delirium), terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis serta perforasi.
6. Masalah pemenuhan kebutuhan dasar (pohon masalah).

Makanan/minuman tercemar : S. thyposa Informasi kurang

Mual, muntah, diare Usus halus dan kolon

Bakteremia primer

RES : hati dan limpa


Nutrisi kurang dari Volume cairan
kebutuhan tubuh tubuh menurun

Bakteremia sekunder Pirogen endogen

Hipertermi
Splenomegali
Usus

Hepatomegal
i
Perdarahan dan perforasi
Feses

Aktivitas intolerans

Infeksi : pasien kontak


7. Masalah Keperawatan

1) Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi kuman


Salmonella typhi
2) Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) sehubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
3) Gangguan rasa nyaman (kebutuhan tidur dan istirahat) sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.
4) Kecemasan sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
5) Potensial terjadinya gangguan intregitas kulit sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.
6) Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan pemasangan infus.

8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil

a) Pemeriksaan darah tepi


Didapatkan adanya anemi oleh karena intake makanan yang terbatas,
terjadi gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum
dan penghancuran sel darah merah dalam peredaran darah. Leukopenia
dengan jumlah lekosit antara 3000 – 4000 /mm3 ditemukan pada fase
demam. Hal ini diakibatkan oleh penghancuran lekosit oleh endotoksin.
Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombositopenia
terjadi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama. Limfositosis
umumnya jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin. Laju
endap darah meningkat.

b) Pemeriksaan urine
Didaparkan proteinuria ringan ( < 2 gr/liter) juga didapatkan peningkatan
lekosit dalam urine.

c) Pemeriksaan tinja
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan
usus dan perforasi.

d) Pemeriksaan bakteriologis
Diagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella dan
biakan darah tinja, urine, cairan empedu atau sumsum tulang.
e) Pemeriksaan serologis
Yaitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin ). Adapun
antibodi yang dihasilkan tubuh akibat infeksi kuman salmonella adalah
antobodi O dan H. Apabila titer antibodi O adalah 1 : 20 atau lebih pada
minggu pertama atau terjadi peningkatan titer antibodi yang progresif
(lebih dari 4 kali). Pada pemeriksaan ulangan 1 atau 2 minggu kemudian
menunjukkan diagnosa positif dari infeksi Salmonella typhi.

f) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi
akibat demam tifoid

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Faktor Presipitasi dan Predisposisi

Faktor presipitasi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh


makanan yang tercemar oleh salmonella typhoid dan salmonella paratyphoid
A, B dan C yang ditularkan melalui makanan, jari tangan, lalat dan feses, serta
muntah diperberat bila klien makan tidak teratur. Faktor predisposisinya
adalah minum air mentah, makan makanan yang tidak bersih dan pedas, tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dari wc dan menyiapkan
makanan.

Diperoleh pula data pengkajian berupa:

1. Demam yang dialami pasien lebih dari 7 hari, dan peningkatan suhu
cenderung terjadi di malam atau sore hari
2. Pasien mengeluh nyeri perut, kembung, mual, muntah, diare ataupun
konstipasi
3. Pasien tampak dengan jelas dalam keadaaan sakit dan kondisi serius tanpa
sebab yang jelas
4. Penurunan kesadaran
2. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
a. Diagnosa keperawatan I
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi

1) Intervensi
a) Bina hubungan baik dengan klien dan keluarga
b) Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es atau
handuk pada tubu, khususnya pada aksila atau lipatan paha.
c) Peningkatan kalori dan beri banyak minuman (cairan)
d) Anjurkan memakai baju tipis yang menyerap keringat.
e) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu dan denyut nadi
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
terutama anti piretik.
2) Tujuan : suhu tubuh turun sampai batas normal
3) Kriteria hasil:
a) Suhu tubuh dalam batas normal 36 – 37 0 C
b) Klien bebas demam
c) typhi sehingga mempercepat proses penyembuhan sedangkan
antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh.
b. Diagnosa keperawatan II
Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) sehubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.

1) Intervensi
a) Monitor intake atau output tiap 6 jam
b) Beri cairan (minum banyak 2 – 3 liter perhari) dan elektrolit setiap
hari.
c) Masukan cairan diregulasi pertama kali karena adanya rasa haus.
d) Hindarkan sebagian besar gula alkohol, kafein.
e) Timbang berat badan secara efektif.
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan secara
intravena.
2) Tujuan : kekurangan
3) Kriteria hasil :
a) Mukosa mulut dan bibir tetap basah, turgor kulit normal.
b) Tanda-tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan) dalam
batas normal.
c. Diagnosa keperawatan III
Gangguan rasa nyaman (kebutuhan istirahat dan tidur) sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.

1) Intervensi
a) Pertahankan tempat tidur yang hangat dan bersih dan nyaman.
b) Kebersihan diri (cuci mulut, gosok gig, mandi sebagian)
c) Mengkaji rutinitas istirahat dan tidur klien sebelum dan sesudah
masuk rumah sakit.
d) Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan atau kebisingan.
e) Batasi pengunjung selama peroide istirahat dan tidur.
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi (antipiretik).
2) Tujuan : kebutuhan rasa nyaman (istirahat dan tidur) terpenuhi
3) Kriteria hasil :
a) Klien dapat/mampu mengekspresikan kemampuan untuk istirahat
dan tidur.
b) Kebutuhan istirahat dan tidur tidak terganggu.
c) istirahat dan tidur.
d) Dapat memantau gangguan pola tidur dan istirahat yang dirasakan.
e) Lingkungan yang tidak tenang, bagi klien akan cepat menambah
beban atau penderitaannya.
f) Pengunjung yang banyak akan mengganggu istirahat dan tidur
klien.
g) Antipiretik dapat menurunkan suhu yang tinggi sehingga
kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi atau gangguan yang
selama ini dialami akan berkurang.
d. Diagnosa keperawatan IV
Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya.

1) Intervensi
2) Tujuan : cemas berkurang atau hilang
3) Kriteria hasil :
a) Klien mengerti tentang penyakitnya, kecemasan hilang atau
berkurang.
b) Klien menerima akan keadaan penyakit yang dideritanya.
e. Diagnosa keperawatan VI
Potensial terjadi gangguan integritas kulit sehubungan dengan peningkatan
suhu tubuh

1) Intervensi
a) Tingkatkan latihan rentang gerak dan mengangkat berat badan jika
mungkin.
b) Ubah posisi tubuh tiap 2 jam sekali.
c) Anjurkan menjaga kulit tetap bersih dan kering.
d) Jaga suhu dan kelembaban lingkungan yang berlebihan.
2) Tujuan : tidak terjadi gangguan intregitas kulit.
3) Kriteria hasil :
a) Tidak terdapat tanda-tanda gangguan integritas kulit (kemerahan,
lecet).
b) Tidak terjadi luka lecet.

C. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua
orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Pengertian keluarga yang lain sebagaimana dinyatakan oleh
Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Sementara itu Effendi (1998:30) mendefinisikan keluarga sebagai
perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan


(Suprajitno, 2004:14) bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang tinggal disuatu tempat atau rumah
dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya masing-masing-masing-
masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. Maka untuk itu indonesia
merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang
menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti
yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa
keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah.

2. Tipe – tipe keluarga menurut suprajinto (2004:2)


a. Keluarga inti ( Nuclear family )
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar ( Exstended family )
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, atau bibi.
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah bercerai
atau kehilangan pasangannya
d. Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage
mother)
f. Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosecual cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
and lesbian family).
i. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut
Suprajitno (1004:3)
3. Tahap–tahap perkembangan itu antara lain:
a. Tahap perkembangan keluarga baru menikah
1) Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan
pasangannya
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan keluarga sosial.
3) Membina rencana memiliki anak
b. Keluarga dengan anak baru lahir
1) Dimulai dengan mempersiapkan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan
3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar
keluarga
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah.
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja.
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi
2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua,hindarkan terjadinya perdebatan kecurigaan dan permusuhan
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan keluarga
besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
4) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.
g. Keluarga dengan usia pertengahan.
1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
2) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebaya
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia tua.
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangan
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
4) Melakukan life review masa lalu.
4. Struktur Keluarga menurut Suprajino (2004:7)
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat, antara lain:

a. Struktur peran keluarga


Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga
sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan
informal

b. Nilai dan norma keluarga


Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh
keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan

c. Pola komunikasi keluarga


Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang
tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota keluarga lain dengan
keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.

5. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)


Secara umum fungsi keluarga (friedman, 1998) adalah:

a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi


Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah

c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

e. Fungsi pemerliharaan kesehatan


Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

6. Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga yang berfungsi sehat juga
harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu antara lain :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan suasana lingkungan rumah yang sehat.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
7. Peranan Keluarga Terhadap Penderita Pasca stroke
Health care activities, health beliefs, dan health values merupakan bagian
yang dipelajari dari keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari
kehidupan dan dapat dipelajari individu dari keluarga. Friendman (1992)
mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang
terpusat pada keluarga (family centered nursing care), yaitu :
a. Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama
lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah
satu sakit maka anggota keluarga lain juga merupakan bagian yang sakit.
b. Adanya hubungan yang kuat antara keluarga dengan status kesehatan
anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam
setiap pelayanan keperawatan.
c. Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikan dengan aktivitas di
dalam promosi kesehatannya.
d. Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi
masalah yang sama pada anggota yang lain. (Awie, 2008)
8. Pentingnya peran keluarga dalam perawatan penderita pasca stroke dapat
dipandang dari berbagai segi yaitu :
a. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal dengan lingkungannya.
b. Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem, maka gangguan yang terjadi
pada salah satu anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya
disfungsi keluarga dapat pula merupakan salah satu penyebab terjadinya
gangguan pada anggota.
c. Berbagai pelayanan kesehatan bukan tempat penderita seumur hidup tetapi
hanya fasilitas yang membantu pasien dan keluarga mengembangkan
kemampuan dalam mencegah terjadinya masalah, menanggulangi
berbagai masalah dan mempertahankan keadaan adaptif.
d. Salah satu faktor penyebab terjadinya stroke berulang adalah keluarga
tidak tahu cara menangani perilaku penderita di rumah (Irdawati, 2009).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga berperan
penting dalam proses pemulihan dan penyesuaian kembali setiap penderita
stroke. Oleh karena itu, peran serta keluarga dalam proses pemeliharaan dan
pencegahan terjadinya serangan ulang sangat diperlukan. Keluarga merupakan
sistem pendukung utama memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan
(sehat-sakit) anggota keluarga. Oleh karena itu, asupan pelayanan/perawatan
yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan pasien, tetapi
juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut
(Effendy, 1998).
Dari uraian diatas maka peranan keluarga terhadap penderita stroke
adalah :
a. Berperan Sebagai Perawat
Ketika anggota keluarga mengalami sakit yang menimbulkan kecacatan,
maka ada peran yang menjadi primer yaitu perawat. Memberikan
perawatan kepada penderita karena tidak dapat mengurus dirinya sendiri
dalam membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya seperti makan,
minum, berpakaian, berpindah, berjalan.
b. Berperan sebagai Pendukung
Keluarga memberi dorongan/dukungan agar penderita mempunyai
motivasi yang kuat untuk dapat segera memperoleh pemulihan kesehatan
dengan sebaik-baiknya. Memberi dorongan pada saat mulai latihan fisik
yang merupakan hal yang cukup menyiksa penderita, namun demikian
penderita harus selalu didorong untuk berani berlatih. Kemudian memberi
dorongan untuk tetap aktif dalam kegiatan sehari-hari ditengah-tengah
keluarga dan masyarakat.
c. Berperan Sebagai Penghubung/Komunikasi
Keluarga mengadakan komunikasi efektif dengan penderita, petugas
kesehatan, sehingga terjalin hubungan kerja sama yang baik sehingga
tercipta suasana saling percaya dan keterbukaan antara pasien dengan
keluarga dan petugas kesehatan (dokter, perawat, fisioterapist, terapi
wicara, dll). Hubungan yang saling percaya antara pasien, keluarga
dengan petugas kesehatan merupakan dasar utama untuk membantu
mengungkapkan dan mengenal perasaannya, mengidentifikasi kebutuhan
dan masalahnya, mencari alternatif pemecahan masalah serta
mengevaluasi hasilnya. Proses ini harus dilalui oleh pasien dan keluarga
sehingga keluarga dapat membantu pasien dengan cara yang sama pada
saat dirumah.
d. Berperan Sebagai Pendidik
Dalam upaya belajar untuk hidup dengan kecacatan permanen, pasien
diajarkan program Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) agar penderita
dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri atau tanpa
bantuan orang lain, misalnya : tata cara makan, berpakaian, mandi, tidur,
juga melatih penderita dalam mobilisasi, berkomunikasi, melakukan
latihan anggota gerak atas dan bawah secara pasif sampai penderita
mempu menggerakkan sendiri.
e. Berperan Sebagai Pengubah Lingkungan/Terapi Lingkungan
Menipulasi lingkungan, terdiri dari merubah lingkungan, pengaturan tata
ruangan agar penderita mudah melakukan aktivitas secara efisien.
Ciptakan ruangan yang memberi ketenangan dan menyenangkan, suara
tidak ribut/berisik, cahaya yang terang benderang, banyak orang, kegiatan
dan kesibukan yang berlebihan dan menjauhkan fasilitas yang
menimbulkan bahaya. Usahakan mengurangi stimulus lingkungan yang
mengakibatkan gangguan. Usahakan agar ciptakan waktu untuk istirahat
sehingga pasien rileks dan tenang.
f. Berperan Sebagai Pengambil Keputusan
Dalam peran ini keluarga menentukan pencarian sumber-sumber yang
penting. Keluarga mempunyai kontrol substansial terhadap keputusan
apakah keluarga yang sakit akan mendapatkan layanan kuratif atau
preventif. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai pasien,
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggotanya.
g. Berperan Sebagai Pencari Sumber Dana
Keluarga berperan mencari sumber dana untuk biaya pengobatan
penderita dan untuk menghindari ketiadaan dana untuk biaya pengobatan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. S DENGAN MASALAH


PENYAKIT TYPOID DI DESA METESEH RT 01 RW 04 KECAMATAN
KALIORI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIORI

A. INDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S Pendidikan : SMA
Umur : 32 thn Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Alamat : Desa Meteseh RT 01 RW 04 Kecamatan Kaliori
Suku : Jawa
Komposisi anggota
Imunisasi
L
N Hub. B DPT Polio Cam Hepati
Nama / Umur Pend. KB
o Kel C pak tis
P
G I 2 3 1 2 3 4 1 2 3
1. Ny. A P Istri 29 th SMA - - - - - - - - - - - - Pil
2. An. U P Anak 7 th - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
3. Tn. P L Bapak 65 th SD - - - - - - - - - - - - -

2. Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal Serumah

: Penderita Typoid
3. Tipe keluarga : extended family (keluarga besar), yaitu keluarga yang terdiri
dari kakek, ayah, ibu, dan anak.
4. Suku bangsa : keduanya merupakan suku bangsa jawa asli .
5. Agama : Islam, kedua orangtua rajin beribadah dan terkadang sholat
berjamaah dirumah.
6. Status sosial ekonomi keluarga : Tn. S mengatakan penghasilan cukup. Tn. S
menggunakan gaji dengan sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Dengan hasil Rp 900.000,00 per bulan. Ny. A membantu
mencukupi kebutuhan keluarga dengan berjualan di rumah dengan hasil yang
tidak tetap pula, tetapi mereka selalu bersyukur setiap hari masih ada yang
bisa dimakan.
7. Aktivitas rekreasi keluarga : keluarga mengatakan jarang sekali melakukan
rekreasi ketempat hiburan. Rekreasi hanya berkumpul dengan keluarga. An.
U hanya menonton televisi di rumah dan bermain dengan teman-teman
sebaya. An. U selalu mengajak orangtua untuk rekreasi tetapi orangtua tidak
menghiraukannya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah :
Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. Hal tersebut sudah
dipenuhi keluarga, yaitu dengan memberi kesempatan anak belajar dengan
teman sekolahnya. Namun, anak belum mengikuti les tambahan karena
belum tersedia sarana tersebut di dekat rumah.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan : Tidak ada
masalah dalam intensitas pertemuan dengan anggota keluarga yang lain.
Biasanya, Tn. S pulang sore hari, lalu mandi dan istirahat. Kemudian
kumpul dengan keluarga di rumah.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga : Keluarga
berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila ada yang sakit,
biasanya mereka membeli obat di toko dan berobat di puskesmas terdekat.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Semua tahap
perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal memenuhi kebutuhan
perkembangan individu sesuai kebutuhannya.
C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI
1. Riwayat perkembangan keluarga inti : Tn. S adalah penduduk asli Desa
Meteseh Kecamatan Kaliori, Ny. A juga penduduk asli Desa Meteseh
Kecamatan Kaliori. Mereka bertemu dikenalkan oleh keluarga, lalu
berpacaran tidak begitu lama menikah. Anak merupakan anggota keluarga
yang direncanakan dan mereka menyayanginya.
2. Riwayat keluarga saat ini : Sebelumnya Ny. S sudah pernah menderita
penyakit seperti ini dan pernah dirawat di Puskesmas 6 bulan yang lalu. Dan
bulan 28 Oktober 2017 kemarin Ny. S sakit seperti ini lagi. Dengan data yang
diperoleh:
- Hemoglobin : 12,6 gr/dl
- Hematokrit : 38 vol %
- Leukosit : 18.000/mm³ darah
- Trombosit : 282.000/mm³ darah
- Widal
- TyO : 1/160
- TyH : 1/320
3. Riwayat perkembangan keluarga sebelumnya : Ny. A merupakan anak ke dua
dari tujuh bersaudara, sedangkan Tn. S anak tunggal. Setelah menikah Tn. S
menganjurkan istrinya untuk mengikuti program KB, supaya tidak
mempunyai banyak anak. Dan sekarang keluarga Tn. S sudah dikaruniai satu
perempuan.

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah : Rumah yang di tempati adalah milik sendiri. Rumah itu
berukuran 4X7. Yang terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, satu dapur,
satu kamar mandi, satu WC, dan satu warung. Lantai rumah terbuat dari
plester, lantai rumah tidak begitu bersih, di depan rumah ada banyak tanaman.
Keluarga mengatakan senang menanam hal ini timbul bermula dari coba-coba
menjadi hobi. Ny. A mengatakan ide tersebut muncul dari suami yang
mempunyai jiwa romantis saat ditanya perawat. Tembok rumah belum di
plester, masih murni dari bata dan semen. Rumah menghadap ke timur,
pencahayaan masih kurang hanya dari ventilasi dekat ruang tamu. Saluran
pembuangan air sudah dialirkan, pembuangan sampah masih belum tertata
dengan baik karena keluarga klien suka membakar kotoran sampah di depan
rumah dan mengakibatkan polusi, di depan rumah ada banyak pohon, keluarga
klien menggunakan air PAM untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk minum,
mencuci, dan mandi. Keluarga klien mengatakan air minum yang dikonsumsi
merebus sendiri, kondisi air minum bening, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak berwarna.
2. Denah rumah :

2 1 3 4 6 7

8
5

Keterangan :
1. Ruang tamu 5. Ruang tengah
2. Warung 6. Dapur
3. Kamar tidur 7. Kamar mandi
4. Kamar tidur 8. WC

3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Keluarga Tn. S tinggal di


lingkungan yang cukup padat penduduknya tetapi letak rumahnya tidak begitu
ramai karena di belakang. Interaksi keluarga dengan tetangga terjalin dengan
akrab, saling tolong menolong masih menjadi kebiasaan di wilayah / antar
anggota.
4. Mobilitas geografis keluarga : Tn. S mengatakan tidak pernah berpindah-
pindah rumah, keluarga klien menempati rumahnya sudah 10 tahun. Setelah
menikah mereka mempunyai tekad untuk membangun rumah sendiri, karena
tidak mau merepotkan orangtuanya. Ny. A juga mengatakan bahwa bapak
dan ibu dari Tn. S ikut tinggal bersamanya.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tn. S mengatakan
selalu mengikuti kegiatan yang diadakan masyarakat / kampung. Sedangkan
Ny. A sekarang hanya mengikuti kegiatan PKK dan pengajian
6. Sistem pendukung keluarga (masyarakat) : Tn. S mengatakan kalau ada
masalah selalu dibicarakan dengan istri, untuk menyelesaikan masalahnya.
Karena beliau menganggap keluarga paling penting dalam kehidupannya.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga : Komunikasi yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan bahasa jawa. Komunikasi
keluarga sifatnya terbuka satu dengan yang lainnya, dan bersifat satu arah.
Sehingga apabila ada masalah dalam keluarga dapat terselesaikan dengan
cepat dan adanya partisipasi dari keluarga yang lain.
2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam keluarga ini baik pihak istri maupun
suami, keduanya saling menghargai dan mendukung. Pengambilan keputusan
tidak tentu kadang si istri kadang juga suami tetapi sebelum mengambil
keputusan biasanya mereka saling berembuk dulu.
3. Struktur peran : Dalam struktur peran keluarga, setiap anggota keluarga
menempatkan diri sesuai dengan perannya masing-masing, dimana Ny. A
berperan sebagai ibu dari anaknya, dan Tn. S berperan sebagai ayah.
4. Nilai dan norma keluarga : Tn. S mengatakan tidak ada masalah dalam nilai
dan norma keluarga, mereka menganut satu agama yang dijadikan
kepercayaan dalam kepercayaan keluarga menghargai dan mendukung.
Pengambilan keputusan tidak tentu kadang si istri.

F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif : Tn. S mengatakan dalam kehidupan berkeluarga Tn. S selalu
mengajarkan untuk saling menghormati satu sama lain dan saling pengertian.
2. Fungsi social : Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu
dengan yang lainnya, begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakat
sekitarnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan : Keluarga
mengatakan bahwa ada anggota keluarga yang menderita penyakit.
Keluarga juga mengatakan tidak begitu mengetahui tentang penyakit
yang diderita Ny. A sekarang ini, baik dari pengertian, etiologi, tanda dan
gejala serta makanan yang harus dimakan saat ada yang sakit typhoid.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan : Untuk mengatasi masalah
kesehatan biasanya dibicarakan dengan keluarga terlebih dahulu. Jika
suami tidak di rumah biasanya Ny. A mengambil keputusan sendiri hal
ini terbukti saat dirinya sakit kemarin. Untuk meminta mertuanya
langsung membawa dirinya kepuskesmas untuk berobat.
c. Kemampuan keluarga merawat : Keluarga mengatakan kurang mengerti
cara merawat anggota keluarga yang sakit, serta jenis makanan yang
dikonsumsi saat Ny. A sakit.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan : Sudah lumayan baik,
karena sudah mampu memberikan lingkungan yang nyaman bagi Ny. A
saat sakit.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan :
Keluarga mengatakan sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada dengan membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat di
puskesmas.
4. Fungsi reproduksi :. Ny. A mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
5. Fungsi ekonomi : Tn. S mengatakan pendapatan yang diterima dari hasil
kerjanya dirasa masih kurang, karena menghidupi keluarganya. Tetapi dia
masih bersyukur karena masih bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek : Penyakit yang diderita Ny. A merupakan masalah
yang harus segera ditangani. Biasanya jika ada sakit Ny. A mengobati dengan
membelikan obat dari toko dahulu jika dirasa tidak ada perubahan keluarga
membawa untuk berobat kepuskesmas.
2. Stressor jangka panjang : Menurut keluarga, stressor jangka panjang tidak
ada. Keluarga juga mengatakan, bila ada masalah mereka menyelesaikannya
dengan pelan-pelan, tidak usah dibuat stress.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Jika ada masalah, keluarga
menghadapinya dengan tenang, mencari alternatif penyelesaiannya, dan
meyakini setiap masalah ada jalan keluarnya. Menurut keluarga, masalah yang
sangat penting diatasi adalah bila ada anggota yang sedang sakit.
4. Strategi koping yang digunakan : Koping yang digunakan adalah dengan
memecahkan masalah secara bersama-sama. Apabila tidak menemukan
pemecahannya atau mengalami kebuntuan, keluarga akan meminta pendapat
orangtua dari Tn. S untuk meminta bantuan.
5. Strategi adaptasi disfungsional : Tidak terlihat adaptasi yang disfungsional.
H. PEMERIKSAAN FISIK
Table pemeriksaan fisik anggota keluarga Tn. S :
Pemeriksaan
No. Tn. S Ny. A Tn. P An. U
Fisik
1. TD 130/80 120/90 110/70 90/70
mmHg mmHg mmHg mmHg

Kepala Rambut Rambut Rambut Rambut


ikal hitam, tidak hitam, pirang,
pendek, begitu pendek keriting,
hitam panjang, bersih, dan
bersih, kerontokan tidak bondingan.
tidak ada jarang, tidak ada
kelainan. ada bekas kelainan.
luka pada
kepala.

Mata Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak


ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak tidak tidak anemis,
anemis, anemis. anemis. tidak ada
tidak ada peradangan.
peradangan,
visus
normal.

Telinga Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,


tidak tidak ada tidak ada tidak ada
ada serumen, serumen, serumen,
serumen, tidak ada tidak ada tidak ada
tidak ada tanda-tanda tanda luka. luka pada
luka. luka pada liang
liang telinga.
telinga.

Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,


Hidung tidak tidak ada tidak ada tidak ada
ada secret, secret, tidak secret. secret, tidak
tidak ada menggunak terdapat
kelainan. an nafas, luka pada
cuping hidung.
hidung.

Stomatitis Stomatitis Stomatitis Stomatitis


Mulut
tidak ada, tidak ada, tidak ada, tidak ada,
terdapat gigi tidak gigi gigi depan
karang gigi. ada yang geraham dan
lubang. kanan geraham
bawah geripis.
berlubang.
Lidah Lembab, Lidah kotor Lembab, Lembab,
berwarna berwarna berwarna
merah merah merah
jambu, jambu, jambu,
ditutupi ditutupi ditutupi
papil-papil. papil-papil. papil-papil

Nyeri tekan Nyeri tekan Nyeri tekan Nyeri tekan


Leher dan
(-), tidak ada, (-), tidak ada,
tenggorokan
Pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
limfe limfe dan limfe dan limfe dan
dan tiroid tiroid tidak tiroid tidak tiroid tidak
tidak ada, ada, ada, ada,
kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
menelan menelan menelan menelan
tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada.

Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan


Dada dan
dada dada dada dada
paru
simetris, simetris, simetris, simetris,
tidak ada tidak tidak ada tidak
penggunaan menggunak penggunaan menggunak
otot bantu an otot otot bantu an otot
pernafasan. bantu pernafasan. bantu
pernafasan. pernafasan.

BU : 12 BU : 12 BU : 12 BU : 16
Abdomen x/mnt, x/mnt, x/mnt, x/mnt,
datar, datar, tidak datar, tidak datar, tidak
tidak ada ada nyeri ada nyeri ada nyeri
nyeri tekan, tekan, tekan, tekan, tumor
tumor (-), tumor (-), tumor (-), (-),
P : (-) P : saat P : (-) P : (-)
Q : (-) awal sakit Q : (-) Q : (-)
R : (-) typhoid. R : (-) R : (-)
S : (-) Q : perut S : (-) S : (-)
T : (-). mual. T : (-). T : (-).
R : bagian
perut
kadangkadang
terasa sakit.
S : skala
nyeri
ringan,
yaitu 2.
T : 1-2
menit,
gejala yang
dirasakan
secara
tibatiba.
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan, kelainan, kelainan, kelainan,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
bebas, tidak bebas, tidak bebas, tidak bebas, tidak
ada cidera. ada cidera. ada cidera. ada cidera.

Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,


Kulit
warna warna kulit warna kulit warna kulit
kulit sawo sawo sawo hitam
matang, matang, matang, manis, tidak
tidak tidak ada tidak ada ada infeksi,
ada tanda infeksi, infeksi, tidak ada
infeksi, tiurgor kulit tidak ada luka pada
turgor kulit lembab. jamur, kulit, tidak
baik. turgor kulit ada jamur,
kering. turgor kulit
lembab.

Pendek, Pendek, Panjang, Pendek,


Kuku
bersih. bersih Hitam kotor.
hitam,
dan
kotor.

59 kg. 57 kg. 65 kg. 22kg.


BB
Saat dikaji, Saat dikaji, Saat dikaji, Saat dikaji,
Kesimpulan
Tn. S Ny. A dalam Aksa dalam An. U dalam
dalam keadaan keadaan keadaan
keadaan sakit sehat tidak sakit.s
sehat.

I. HARAPAN KELUARGA
1. Harapan keluarga terhadap perawat atau petugas kesehatan : Keluarga
berharap dengan datangnya petugas kesehatan di rumahnya ini memberikan
informasi yang berkaitan dengan penyakit yang diderita Ny. A saat ini.
Sehingga keluarga mampu mengenal dan mengerti dan memberikan
perawatan yang benar pada Ny. A sehingga dapat sembuh dengan cepat. Dan
tidak terjadi kekambuhan lagi pada Ny. A. Dari 8 tugas perkembangan
keluarga yang sudah terpenuhi adalah:
a. Pembagian masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
b. Sosialisasi antar anggota keluarga.
c. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
Data yang difokuskan pada keluarga Tn. S yang berkaitan dengan Typhoid
pada Ny. A dengan usia (27 tahun), jenis kelamin (perempuan), lingkungan
yang masih kurang mendukung, higiene yang kurang baik. Dari hasil
pengkajian yang dilakukan, Ny. A masih menderita Typhoid. Sebelumnya
Ny. A juga pernah menderita Typhoid dan pernah diopnam di Puskesmas dan
sudah sembuh, tetapi tidak lama kemudian penyakit ini kambuh lagi, dan
orang tuanya baru memeriksakannya di Puskesmas. Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular atau penyakit resiko tinggi.

J. ANALISA DATA
No. Tgl Data Fokus Masalah Etiologi
Keperawatan
1. 8/11/2017 DS : Hipertermi pada Ny. Ketidakmampuan
1. Tn. S mengatakan Ny. A di keluarga Tn. S keluarga merawat
A Selama 7 hari anggota keluarga
demam. Oleh keluarga yang menderita
dibawa ke puskesmas typhoid.
dan diperiksa lab. Ny.
A menderita penyakit
typhoid.
2. Keluarga Tn. S
mengatakan suhu Ny.
A belum biasa
mencapai batas
normal masih demam.
DO :
1. Saat dikaji wajah
klien cemas, S:38,9˚C,
N:88x/menit,
RR:24x/menit,
Diperoleh hasil lab
tanggal 28 Oktober
2017 Widal TyO :
1/160 TyH : 1/320

2. 8/11/2017 DS : Gangguan Ketidakmampuan


1. Klien mengatakan pemenuhan keluarga merawat
tidak nafsu makan, kebutuhan nutrisi anggota keluarga
kadang makan dengan pada Ny. A di yang mengalami
porsi sedikit saja tidak keluarga Tn. S anoreksia.
habis. Klien juga
mengatakan selama
sakit selalu muntah
dengan frekuensi 3x
dalam sehari. Klien
juga mengatakan
badannya lemas.
DO :
1. TB:159 cm, BB:
Sebelum sakit (65 kg)
Selama sakit (60,5
kg)

K. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH


1. Hipertermi pada Ny. A di keluarga Tn. S.
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Masalah ke-1 3/3 1 1 Masalah sudah
Sifat masalah terjadi, perlu
Aktual : 3 penanganan
segera agar tidak
menimbulkan
berbagai
komplikasi dari
Typhoid.
Kemungkinan 2/2 2 2 Kemungkinan
masalah dapat masalah dapat
diubah diubah pada
Mudah : 2 Ny. A yaitu
mengusahakan
agar adanya
perawatan
dirumah dengan
pemberian
kompres untuk
menurunkan suhu
tubuh.
Potensial 3/3 1 1 Potensial masalah
masalah untuk dapat diubah
dicegah tinggi karena
Tinggi : 3 pendidikan
keluarga,
keluarga juga
mendukung
dengan hadirnya
perawat dalam
keluarga, dalam
menangani
masalah pada
istrinya.
Menonjolnya 2/2 1 1 Keluarga
masalah menyadari
mempunyai
Masalah harus masalah
Segera kesehatan yang
ditangani: 2 harus segera
ditangani
karenakeluarga
beranggapan
bahwa kesehatan
itu sangat mahal.
Jumlah 5

2. Gangguan pemenuhan nutrisi pada Ny. A di keluarga Tn. S


Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Masalah ke-2 3/3 1 1 Masalah sudah
Sifat masalah terjadi tetapi
Aktual : 3 perlu
penanganan agar
tidak
menimbulkan
komplikasi.
Kemungkinan 1/2 2 1 Mengatasi
masalah dapat masalah Ny. A
diubah mengupayakan
Sebagian : 1 agar selalu
istirahat dan makan
yang
teratur.
Potensial 2/3 1 2/3 Masalah pada
masalah untuk Ny. A dapat
dicegah ditangani
Cukup : 2 dengan
memberikan
makanan sedikit
tetapi sering dan
memberikan
makanan yang
bergizi.
Menonjolnya 2/2 1 1 Supaya tidak
masalah terjadi
Masalah harus komplikasi lebih
segera lanjut dan BB
ditangani pulih kembali.

Jumlah 3 2/3
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUAARGA BERDASARKAN
PERIORITAS MASALAH
1. Hipertermi pada Ny. A di keluarga Tn. S berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita Typhoid.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi pada Ny. A di keluarga Tn. S berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang mengalami
anoreksia.
M. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. S
Tgl & Diagnosa Evaluasi
TUM TUK Intervensi
jam Keperawatan Kriteria Standar
10/11/ Hipertermi Setelah 1. Keluarga
17 pada Ny. A diberikan mampu
di keluarga pendidikan mendeskripsi
Tn. S kesehatan kan
berhubungan selama 3 masalah
dengan hari kesehatan
ketidakmamp masalah pada Ny. A
uan keluarga pada yaitu
merawat Ny. A di Typhoid.
anggota keluarga
keluarga Tn. S 1.1 Keluarga Verbal 1.Typhoid 1. Kaji kembali
yang dapat dapat adalah pengetahuan
menderita menjelaskan penyakit keluarga tentang
teratasi.
Typhoid. tentang yang materi yang telah
pengertian menyerang disampaikan.
Typhoid pada
sesuai saluran
dengan pencernaan
pendidikan yaitu di
dan usus.
pengetahuan
keluarga.

1.2 Keluarga Verbal 2. Penyebab 2.Simpulkan


mampu typhoid bersama
menyebutkan adalah keluarga tentang
penyebab kuman penyakit typhoid.
typhoid. salmonella,
yang
dibawa
lewat
makanan,
feses,
muntahan,jar
i yang kotor
atau
kuku yang
kotor, dan
kebersihan
lingkungan
serta
makanan
yang
kurang
bersih.
1.3 Keluarga Verbal 3. Tanda dan 3. Berikan
mampu gejala pendidikan
menyebutkan typhoid kesehatan
tanda dan adalah badan tentang typhoid
gejala panas, nafsu dengan
typhoid. makan menggunakan
menurun, media lembar
dan balik dalam
gangguan mengidentifikas
kesadaran. i tanda dan
gejala typhoid.

1.4 Keluarga 4. Adanya 4. Berikan pujian


mampu Afektif ungkapan atas jawaban
mengidentifi keluarga yang telah
kasi tanda dalam diberikan
dan gejala mengidentifi keluarga.
typhoid kasi
yang dialami tanda dan
Ny. A. gejala
typhoid pada
Ny. A.
2. Keluarga
mampu
Mengambil
keputusan
yang
tepat apabila
penyakit Ny.
A
kambuh.

2.1 Mengiden Verbal 1. Akibat 1. Bersama


tifikasi dari keluarga
akibat dari Typhoid menjelaskan
typhoid. adalah tentang akibat
bisa terjadi lanjut dari
gangguan typhoid dengan
kesadaran media lembar
dan balik.
perdarahan
pada
usus.

2.2 Keluarga Afektif 2. Adanya 2. Anjurkan


dapat upaya keluarga untuk
mengambil keluarga tepat dalam
keputusan dalam mengambil
dengan tepat mengambil keputusan saat
jika kambuh. keputusan istrinya sakit
dalam
mengatasi
typhoid atau
sakit pada
anggota
keluarga
3. Keluarga
mampu
melakukan
perawatan
pada
anggota
keluarga
yang
mengalami
masalah
kesehatan.

3.1 Keluarga Verbal 1. Dengan 1. Anjurkan


tahucara menjaga keluarga supaya
pencegahan kebersihan selalu menjaga
untuk diri lingkungan dan
menghindari pada selalu
kekambuhan anggota memperhatikan
typhoid. keluarga dan dengan
lingkungan memotong kuku
rumah, serta jika
menghidang panjang dan
kan perhatian
makanan makanan.
dengan
benar
dan bersih.

3.2 Keluarga Verbal 2. Merawat 2. Motivasi


dapat dan typhoid, saat keluarga untuk
merawat Psikomo tubuh panas memberikan
anggota torik dengan perawatan
keluarga memberikan mandiri dirumah
yang kompres. saat panas.
sakit typhoid. Makanan
yang
diberikan
harus
lunak, tidak
pedas, dan
asam.
4. Keluarga
mampu
memodifikasi
linkungan.

4.1Menganju Verbal 1. Lingku 1. Kaji keluarga


rkan dan ngan dalam menjaga
kepada Psikomo yang bersih kebersihan
keluarga torik bebas dari lingkungan
untuk lalat rumah dalam
senantiasa dan kotoran kehidupan
menjaga sampah dan sehari-hari.
lingkungan pemban
supaya tetap gunan
bersih, dan sampah yang
pentingnya teratur pula.
menjaga
lingkungan.
5. Keluarga
mampu
Memanfaat
kan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang tepat
dan illegal.

5.1 Keluarga Verbal 1. Keluarga 1. Tanyakan pada


dapat mampu keluarga jenis
menyebutkan menyebut pelayanan
macam- kan kesehatan yang
macam jenis layanan digunakan
layanan kesehatan untuk berobat.
kesehatan yang
yang ada
ada di dimasyara
masyarakat. kat yaitu
puskesmas,
poli
klinik,
rumah
sakit, dan
lain lainnya.

5.2Menjelask Verbal 2. Memberi 2. Motivasi


an kan keluarga untuk
manfaat pelayanan segera
layanan kesehatan membawa
kesehatan. pada anggota yang
anggota sakit untuk
yang berobat ke
sakit untuk pelayanan
mendapat terdekat.
kan
pengobatan.

5.3 Keluarga Psikomo 3. Kunjung 3. Jelaskan pada


dapat tor an keluarga tentang
Memanfaat keluarga ke pentingnya
kan puskesmas. memanfaatkan
pelayanan pelayanan
kesehatan. kesehatan atau
puskesmas.
10/11/ Gangguan Setelah 1. Keluarga
17 pemenuhan dilakukan mampu
nutrisi tindakan mengenal
kurang keperawa masalah
dari tan kesehatan
kebutuhan selama 3 gangguan
tubuh pada hari nutrisi
Ny. A diharapkan kurang dari
dikeluarga agar berat kebutuhan.
Tn. S badan Ny.
berhubungan A 1.1 Keluarga Verbal 1. Anoreksia 1. Diskusikan
dengan dikeluarga mampu adalah tidak bersama
ketidakmamp Tn. S menjelaskan nafsu keluarga tentang
uan keluarga dapat pengertian makan. anoreksia.
merawat kembali aneroksia.
anggota normal.
keluarga 1.2 Penyebab Verbal 2. Perasaan 2. Menjelaskan
dengan anoreksia. tidak pada keluarga
anoreksia enak diperut. tentang
penyebab
anoreksia.

1.3 Tanda Verbal 3. Perut 3. Mengkaji


dan terasa pengetahuan
gejala dari tidak enak. keluarga tentang
anoreksia. Mulut terasa tanda dan gejala
pahit. anoreksia.
2. Keluarga
mampu
menjelaskan
akibat
lanjut dari
gangguan
anoreksia.
2.1 Keluarga Verbal 1. Kekurang 1. Kaji kembali
mampu an pengetahuan
menyebutkan nutrisi, berat keluarga
kembali badan tentangakibat
akibat menurunbau anoreksia
dari mulut. yang telah
anoreksia disampaikan.
3. Keluarga Psikomo 1. Memberi Tanyakan pada
mampu tor kan keluarga apakah
melakukan makanan sudah
perawatan yang memberikan
secara bergizi, perawatan untuk
mandiri pada seperti memenuhi
klien. buah buahan pemenuhan
3.1 Keluarga dan sayur nutrisi
mampu sayuran serta yang baik jika
memenuhi lauk dan sakit.
nutrisi pada pauk.
anggota
keluarga
dengan
anoreksia.

4.Menciptaka
n suasana
yang
nyaman saat
klien
makan.

4.1 Keluarga Verbal 1. Dengan 1. Bersama


dapat Dan menyajikan keluarga
menyajikan Psikomo makanan menyimpulkan
makanan tor sayur cara penyajian
dengan hijau dan makanan yang
menarik wortel bersih dan
untuk dan lainnya menarik.
meningkat untuk
kan meningkat
nafsu makan kan
pada anggota nafsu
keluarga makan.
yang sakit.

5. Keluarga
mampu
Memanfaat
kan
fasilitas
pelayanan
kesehatan.

5.1 Keluarga Verbal 1. Pelayanan 1. Memotivasi


mampu kesehatan keluarga untuk
menyebutkan yang menyebutkan
macam dapat kembali jenis,
layanan digunakan jenis pelayanan
kesehatan adalah yang dapat
untuk puskesmas digunakan
yang dan untuk membawa
mengalami rumah sakit. jika sakit.
aneroksia
.
5.2 Keluarga Verbal 2. Manfaat 2. Diskusikan
dapat puskesmas kembali dengan
menyebutkan adalah untuk keluarga
manfaat berobat dan manfaat
pelayanan mendapat pelayanan
kesehatan kan kesehatan.
pengobatan
jika
sakit.

5.3 keluarga Psikomo 3. Dengan 3. Jelaskan


dapat tor Mengguna kembali bersama
Memanfaat kan keluarga tentang
kan puskesmas pentingnya
layanan untukberkon memanfaatkan
kesehatan sultasi pelayanan
yangdipilih mengenai kesehatan
unuk masalah
atasi masalah anoreksia.
dengan
anoreksia.
N. IMPLEMENTASI

Tgl/ja No. Tujuan Khusus Implementasi Respon


m Dx
12/11/ I Setelah dilakukan Menyampaikan
17 tindakan maksud
keperawatan selama serta tujuan
08.00 3 hari diharapkan pertemuan
keluarga mampu: sesuai dengan
1. Mampu mengenal kontrak
masalah yang waktu.
berkaitan dengan 1. Mengkaji S : Klien mengatakan
typhoid pengetahuan typhoid adalah
keluarga dan penyakit yang
menjelaskan tentang menyerang saluran
pengertian, pencernaaan dan di
penyebab, sebabkan oleh kuman
tanda dan gejala, salmonella typhosa.
serta Tanda dan gejalanya
cara penularan dan lidah kotor, baadan
pencegahan serta panas, dan nafas tidak
akibat berbau sedap.
dari penyakit dan O : Klien terlihat
pengobatan. menjelaskan dan
antusias untuk
mendengarkan
meskipun masih
kurang benar.
12/11/ I 2. Memberikan S : Keluarga mengatakan
17 kesempatan penyakit ini menular
pada keluarga untuk karena makan
09.00 mengungkapkan makanan yang
kembali dihinggapi lalat, jari
apa yang telah kuku yang kotor dan
disampaikan oleh kebiasaan tidak cuci
perawat. tangan sebelum
makan serta makan
sembarangan yang
pedas dan asam serta
feses dan muntahan
O : Ny. Amendengarkan
penjelasan perawat.
13/11/ I 2. Mampu 1. Menjelaskan pada S : Keluarga mengatakan
17 mengambil keluarga tentang badannya panas
keputusan yang tepat komplikasi yang O : Ny. A belum mampu
08.00 berkaitan dengan muncul menjelaskan
akibat dari penyakit komplikasi dari
lanjut dari penyakit typhoid typhoid.
typhoid
13/11/ I 2. Motivasi keluarga S : Ny. A mengatakan
17 untuk komplikasi dari
menyebutkan penyakit ini adalah
09.00 kembali dapat terjadi
akibat dari typhoid perdarahan pada usus.
Dan gangguan
kesadaran.
O : Keluarga sudah
mampu
menyebutkannya
berikan pujian atas
jawaban yang telah
disampaikan.
13/11/ I 3. Menganjurkan S : Biasanya saya makan
17 kepada bubur mbak kalau
untuk mengambil saya sakit tapi kadang
10.00 keputusan yang tepat tidak mau.
O : Mendengarkan
penjelasan perawat.
4. Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
13/11/ I 3. Mampu merawat 1. Mengkaji dan S : Saya biasanya
17 anggota memberikan mengompres dahi
yang sakit. penjelasan pada dengan air hangat
11.00 keluarga cara O : Ny. A sudah mampu
perawatan yang menjawab pertanyaan
biasa perawat.
dilakukan untuk
penderita typhoid.
13/11/ I 2. Motivasi keluarga S : Keluarga mengatakan
17 untuk ya mbak nanti saya
melakukan cara akan melakukan
12.00 perawatan yang kompres jika saya
sudah panas dengan
dijelaskan. mengompresnya pada
dahi, ketiak dan
selangkangan.
O : Berikan pujian atas
jawaban yang telah
disampaikan.
3. Berikan
reinforcement
yang positif.
14/11/ I 4. Mampu 1. Mengkaji dan S : Keluarga mengatakan
17 memodifikasi memberikan selama ini sudah
lingkungan yang penjelasan berusaha untuk
08.00 tepat. untuk memodifikasi menjaga lingkungan
lingkungan pada rumah agar selalu
penderita typhoid bersih, tetapi anaknya
yang kecil ini selalu
membuat kondisi
berantakan.
O : Keluarga
mendengarkan
penjelasan perawat
dan mau bertanya.
14/11/ I 2. Motivasi keluarga S : Keluarga mengatakan
17 untuk dengan cara menjaga
melaksanakan cara- lingkungan tetap
09.00 cara bersih dapat
memodifikasi meminimalkan
lingkungan terjadinya penyakit
yangdiajarkan untuk yaitu dengancara
selalu menyapu lantai dua
menjaga rumah tetap kali sehari dan
bersih bebas dari mengatur
kotoran pembuangan sampah
dan lalat. dengan cara menutup
dan membakar
sampah supaya tidak
banyak lalat.
O : Rumah Tn. S tampak
rapi dan bersih.
3. Berikan
reinforcement
yang positif.
14/11/ I 5. Mampu 1. Memberikan S : Keluarga mengatakan
17 memanfaatkan penjelasan selama ini sudah
pelayanan kesehatan tentang manfaat memanfaatkan
10.00 dengan baik yang puskesmas untuk
didapat jika keluarga berobat jika ada
dapat memanfaatkan keluarga yang sakit.
pelayanan kesehatan O : Keluarga mampu
dengan baik mengungkapkan
pendapatnya.
14/11/ I 2. Motivasi keluarga S : Ny. A mengatakan
17 untuk akan segera
memanfaatkan memeriksakan
11.00 pelayanan kesehatan anggota keluarganya
yang sakit supaya
tidak terjadi
komplikasi yang lebih
lanjut.
O : Ny. A antusias untuk
bertanya dan
menjawab.
3. Berikan
reinforcement
yang positif atas
jawaban
yang telah diberikan
14/11/ 2 Setelah dilakukan Mengucapkan salam S : Keluarga mengatakan
17 tindakan dan anoreksia adalah tidak
keperawatan selama menyampaikan nafsu makan, selain
08.00 3 hari diharapkan maksud serta tujuan itu mual dan mutah.
agar berat badan pertemuan O : Keluarga terlihat
Ny. A di keluarga sesuai dengan semangat dalam
Tn. A dapat kontrak menjelaskan.
kembali normal. waktu.
1. Keluarga mampu 1. Mengkaji
mengenal masalah pengetahuan
kesehatan gangguan keluarga tentang
nutrisi kurang dari pengertian, tanda,
kebutuhan. dan
gejala anoreksia.
14/11/ II 2. Memberikan S : Keluarga berkata
17 kesempatan anoreksia yang
pada keluarga untuk dirasakan oleh dirinya
09.00 mengungkapkan dapat menyebabkan
kembali berat badan menurun.
apa yang telah O : Keluarga antusias
disampaikan oleh membicarakan
perawat tentang anoreksia.
3. Berikan
reinfocement
yang positif atas
jawaban
yang diberikan
14/11/ II 2. Mampu 1. Menjelaskan S : Keluarga berkata nafsu
17 mengambil kepada makan Ny. A
keputusan yang tepat keluarga tentang bertambah.
10.00 berkaitan dengan komplikasi yang O : Ny. A belum mampu
akibat muncul menjelaskan
lanjut dari anoreksia dari anoreksia komplikasi dari
anoreksia.
14/11/ II 2. Motivasi keluarga S : Ny. Amengatakan
17 untuk komplikasi dari
menyebutkan anoreksia adalah
11.00 kembali menurunnya berat
akibat dari anoreksia badan.
O : Keluarga mampu
menjawab pertanyaan
dari perawat
14/11/ II 3. Menganjurkan S : Keluarga mengatakan
17 kepada keluarga selalumemperhatikan
untuk mengambil diit Ny. A
12.00 keputusan yang O : Menyebutkan diit Ny.
tepat. A
4. Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
15/11/ 3. Mampu merawat 1. Memberikan S : Ny. Amengatakan
17 anggota penjelasan sudah berusaha
keluarga yang sakit. pada keluarga memberikan
08.00 tentang suplemen penambah
mengatasi anoreksia nafsu makan.
O : Ny. A menunjukkan
suplemen
15/11/ II 2. Motivasi keluarga S : Keluarga berkata akan
17 untuk menjaga pola nutrisi
melakukan cara Ny. A.
09.00 perawatan O : Berikan pujian atas
anoreksia jawaban yang telah
disimpulkan.
3. Berikan
reinforcement
yang positif.
15/11/ II 4. Mampu 1. Mengkaji dan S : Ny. Amengatakan
17 memodifikasi memberikan selama ini sudah
lingkungan yang penjelasan berusaha menjaga
10.00 tepat untuk memodifikasi lingkungan rumah.
lingkungan pada O : Ny. A mendengarkan
penderita penjelasan perawat
anoreksia
15/11/ II 2. Motivasi keluarga S : Keluarga mengatakan
17 untuk dengan cara menjaga
melakukan cara-cara lingkungan tetap
11.00 memodifikasi bersih dapat
lingkungan meminimalkan
yang diajarkan. terjadinya penyakit.
O : Keluarga antusias
menjelaskan
3. Berikan
reinforcement
yang positif.
15/11/ 5. Mampu 1. Memberikan S : Ny. Amengatakan
17 memanfaatkan penjelasantentang selama ini sudah
pelayanan manfaat yang di memanfaatkan
11.30 kesehatan yang dapat jika keluarga puskesmas untuk
baik. dapat berobat jika ada
memanfaatkan keluarga yang sakit.
pelayanan O : Ny. A mampu
kesehatan dengan mengungkapkan
baik. pendapatnya
15/11/ 2. Motivasi keluarga S : Keluarga mengatakan
17 untuk akan memeriksakan
memanfaatkan anggota keluarganya
12.00 pelayanan yang sakit supaya
kesehatan. tidak terjadi
komplikasi yang lebih
lanjut.
O : Keluarga antusias
untuk bertanya dan
menjawab.
3. Berikan
reinforcement
yang positif atas
jawaban
yang telah diberikan.
O. EVALUASI

Tgl / Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf


waktu
16/11/ Hipertermi pada Ny. A S : Keluarga mengatakan sudah
17 dikeluarga Tn. S mengetahui pengertian typhoid,
berhubungan penyebab, tanda, dan gejala serta
08.00 dengan ketidak penyebaran penyakit dan dampak
mampuan dari penyakit jika tidak segera di
keluarga merawat tangani. Cara perawatan dengan
anggota mengompres dan istirahat dan
keluarga yang menderita makan makanan yang bergizi. Dan
typhoid. keluarga juga mengatakan
pentingnya dengan segera
membawa berobat kepusat
pelayanan kesehatan.
O : Keluarga sudah mampu
menjelaskan meskipun tidak urut
dan berusaha untuk mengulang
kembali dan bertanya jika lupa.
Keluarga antusias untuk
mendengarkan dan bertanya
tentang penjelasan yang belum
diketahui.
A : Masalah teratasi sebagian, karena
keluarga sudah tahu tentang
typhoid, keluarga mampu
mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi masalah jika
anggota keluarga sakit, keluarga
mampu merawat anggota keluarga
yang sakit typhoid dengan
memberikan kompres pada dahi
dan ketiak serta selangkangan,
untuk menurunkan suhu tubuh.
P : Motivasi keluarga untuk bisa
menjaga anggota keluarga supaya
tidak makan sembarangan dan
selalu mencuci tangan sebelum
makan dan aktif bertanya pada
petugas pelayanan kesehatan,
supaya dapat merawat yang sakit
dengan baik.

.
17/11/ Gangguan pemenuhan S: Keluarga mengatakan sudah
17 nutrisi mengetahui tentang cara
pada Ny. A dikeluarga pemenuhan nutrisi pada anggota
08.00 Bpk.Ardyansah keluarga yang sakit typhoid, jenis
berhubungan dengan makanan yang diberikan dengan
ketidak cara konsul dan aktif bertanya pada
mampuan keluarga pelayanan kesehatan
merawat O : Keluarga sudah mampu
yang anoreksia menjelaskan dari apa yang telah
ditargetkan perawat tentang
gangguan pemenuhan nutrisi
meliputi pengertian tanda dan
gejala akibat lanjut serta
komplikasi.
A : masalah teratasi sebagian karena
keluarga sudah mampu mengenal
masalah pada anggota keluarga
yang berkaitan dengan nutrisi.
P : Motivasi keluarga untuk dapat
memenuhi nutrisi yang baik jika
ada yang sakit.

Rencana Tindak Lanjut

Nama Alamat Masalah Rencana Tindak Lanjut


KK Kesehatan
Tn. S Desa Grawan RT Kurangnya 1. Motivasi petugas kesehatan untuk
03 RW 01 pengetahuan tanggap dalam memperhatikan
Kecamatan Sumber warga kesehatan warganya yang sakit
Kabupaten tentang supaya tidak terjadi kekambuhan
Rembang penyakit dan motivasi juga untuk
Demam mendatangkan petugas kesehatan
Typoid untuk memberikan penyuluhan
kesehatan supaya penyebaran
penyakit yang ada didaerah itu bisa
diminimalkan
2. Ingatkan kepada keluarga untuk
selalu memperhatikan jenis
makanan yang dikonsumsi serta
kebersihannya untuk menghindari
kekambuhan dan anjurkan keluarga
untuk mengingatkan anggota
keluarga untuk cuci tangan dengan
sabun sebelum makan.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn. E. 2005. Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC

Dorland, W.A Newman. 2009. Kamus saku Kedokteran DORLAND.Edisi


28. Jakarta:EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan. Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika

Nurarif, A.H, Hardi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi. Yogyakarta: Media Action
Publishing

Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2006. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.


Jakarta: EGC

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Vous aimerez peut-être aussi